You are on page 1of 8

KAJIAN SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH PADA TANAH BERPASIR DI DESA

NOONGAN KECAMATAN LANGOWAN BARAT


(STUDY OF SOIL PHYSICAL AND CHEMICAL PROPERTIES ON THE SANDY SOIL OF
THE VILLAGE NOONGAN DISTRICT LANGOWAN WEST)
Randy W.G. Tewu, Karamoy Lientje Theffie, Diane D. Pioh
Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Sam Ratulangi
Agroekoteknologi, Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian, Universitas Sam Ratulangi
Email : randytewu23@gmail.com

ABSTRACT
The nature of soil is crucial in supporting the growth and development of plants, both the
physical, chemical and biological soil. The physical properties of the soil, among others, the
texture, structure and soil permeability. Soil chemical properties include soil pH and nutrient
content. Nutrient content, consisting of the content of nitrogen, phosphorus, potassium and organic
matter. Among other biological properties of soil microorganisms decomposing organic matter in
the soil. The need for analysis of the nature of the soil to support plant productivity and prosperity.
This study aims to determine the physical and chemical properties of soil on sandy soil in the
village of Noongan District Langowan West. The method used is survey method with direct
observations in the field and determining the location of the soil sampling. Sampling was done by
making minipit with a size of 50cm x 50cm x 50cm in the field, to determine the physical and
chemical properties of soil on sandy soil in the Village of Noongan District Langowan West. The
study lasted for two months from February to March 2016 and held in the village as the center
Noongan seasonal crops in the District of West Langowan. Further analysis of the soil at the
Laboratory of Physics and Soil Conservation and Soil Fertility Laboratory of Chemistry and the
Faculty of Agriculture, University of Sam Ratulangi to determine the physical and chemical
properties of land on sandy soil.
Keywords : sandy soil, physical and chemical properties of soil

ABSTRAK
Sifat tanah sangat menentukan dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman,
baik sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Sifat fisik tanah antara lain tekstur, struktur, konsistensi
dan permeabilitas tanah. Sifat kimia tanah antara lain pH tanah dan kandungan unsur hara.
Kandungan hara, terdiri dari kandungan nitrogen, fospor, kalium dan bahan organik. Sifat biologi
tanah antara lain mikroorganisme pengurai bahan organik di dalam tanah. Perlu adanya analisis
sifat tanah guna menunjang produktifitas tanaman dan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dan kimia tanah pada tanah berpasir di desa Noongan
Kecamatan Langowan Barat. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan pengamatan
langsung di lapangan dan penentuan lokasi pengambilan sampel tanah. Pengambilan sampel
dilakukan dengan cara pembuatan minipit dengan ukuran 50cm x 50cm x 50cm di lapang, untuk
mengetahui sifat fisik dan kimia tanah pada tanah berpasir di Desa Noongan Kecamatan Langowan
Barat. Penelitian ini berlangsung selama dua bulan sejak bulan Febuari sampai bulan Maret 2016
dan dilaksanakan di Desa Noongan yang merupakan sentra tanaman semusim di Kecamatan
Langowan Barat. Selanjutnya analisis tanah di Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah dan di
Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi Manado
untuk mengetahui sifat fisik dan kimia tanah pada tanah berpasir.
Kata Kunci : Tanah berpasir, Sifat Fisik dan Kimia Tanah
I. PENDAHULUAN Desa Noongan Kecamatan Langowan
Tanah adalah benda alami Barat lebih dominan tamaman semusim
heterogen yang terdiri atas komponen- seperti tomat, cabai, jagung, daun
komponen padat, cair, dan gas yang bawang, labu, singkong dan beberapa
mempunyai sifat dan perilaku yang jenis sayuran. Tanaman tahunan yang
dinamik. Tanah dan air merupakan ada seperti kelapa, cengkeh dan
sumber alam yang menyokong beberapa jenis buah-buahan. Menurut
kehidupan berbagai makluk hidup di Hardjowigeno (2007) tanah-tanah
bumi, sebagai media tanam bagi berpasir mempunyai masalah antara
tanaman, dan tempat berpijak makluk lain; 1). strukturnya jelek, 2). berbutir
hidup di atasnya, termasuk manusia tunggal lepas, 3). mempunyai berat
(Arsyad, 2010). volume tinggi, 4). kemampuan
Tanah sebagai tubuh alam menyerap dan menyimpan air yang
menduduki sebagian besar permukaan rendah sehingga kurang memadai untuk
planet bumi. Tanah merupakan media mendukung usaha bercocok tanam,
tumbuh tanaman yang memiliki terutama di musim kemarau, dan 5).
karakteristik tersendiri sebagai akibat Peka terhadap pencucian unsur-unsur
dari pengaruh iklim dan jasad hidup hara, serta sangat peka terhadap erosi.
terhadap bahan induk dalam jangka Darmawijaya (1990)
waktu tertentu (Darmawijaya, 1990). mengemukakan budidaya pertanian
Berdasarkan pengertian tersebut, maka pada tanah berpasir akan menjumpai
dapat diartikan tanah terbentuk akibat kendala yang berkaitan dengan sifat
interaksi dari faktor iklim, jasad hidup, fisik, kimia dan biologi tanah serta
bahan induk, relief, dan waktu. iklim yang kurang sesuai untuk
Darmawijaya (1990) menjelaskan pertumbuhan tanaman, lebih khusus lagi
bahwa sifat tanah sangat menentukan tanah tersebut mempunyai sifat mudah
dalam menunjang pertumbuhan dan meloloskan air, kandungan bahan
perkembangan tanaman, baik sifat fisik, organik rendah serta suhu tanah yang
biologi dan kimia tanah. Sifat fisik tinggi, sehingga keadaan demikian tidak
tanah antara lain tekstur, struktur dan menguntungkan bagi pertumbuhan
permeabilitas tanah. Sifat kimia tanah tanaman. Memperhatikan kendala-
antara lain pH tanah dan kandungan kendala yang ada khususnya pada tanah
unsur hara. Kandungan hara, terdiri berpasir, maka perlu dilakukan kajian
dari kandungan nitrogen, fospor, kalium lebih dalam mengenai sifat fisik dan
dan bahan organik. Sifat biologi tanah kimia tanah pada tanah berpasir di
antara lain mikroorganisme pengurai lokasi penelitian di Desa Noongan
bahan organik di dalam tanah. Perlu Kecamatan Langowan Barat.
adanya analisis sifat tanah guna
menunjang produktifitas tanaman dan
kesejahteraan masyarakat. II. METODOLOGI PENELITIAN
Sulawesi Utara merupakan daerah
yang bervariasi jenis tanahnya. Di Penelitian ini dilakukan di lapangan
beberapa tempat adanya kecenderungan dan di laboratorium. Penelitian di lapangan di
memiliki sifat tanah berpasir, lakukan di Desa Noongan Kecamatan
diantaranya Desa Noongan Kecamatan Langowan barat untuk pengambilan contoh
Langowan Barat yang tanahnya tanah. Analisis contoh tanah dilakukan di
terbentuk dari abu vulkanik dan Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah
sebagian besar berukuran pasir. serta Laboratorium Kimia dan Kesuburan
Keadaan topografi yang pada umumnya Tanah Jurusan Tanah Fakultas Pertanian
rata dengan kemiringan lereng 0-15 %, Universitas Sam Ratulangi Manado.
sangat potensi dalam pengembangan Penelitian ini dilakukan selama dua bulan
usaha pertanian. Penggunaan tanah di sejak bulan Febuari hingga Maret 2016.
Bahan dan alat yang digunakan di minipit dengan ukuran 50 cm x 50 cm x 50
lapangan yaitu, cangkul, sekop, kantong cm. Contoh tanah diambil pada lapisan atas
plastik, meteran, kertas label dan alat tulis dan lapisan bawah didasarkan pada pengaruh
menulis. Bahan dan alat yang digunakan di bahan organik terhadap lapisan tanah (horison
laboratorium tercantum dalam metode A dan horison B).
analisis. Penetapan Tesktur (Metode pipet
Kang Biaw Tjwan & Putu Djapa Winaya),
Permeabilitas (Tinggi Tetap) pH (pH Meter), III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Nitrogen (Metode Kjedhal), Fosfor (Metode
Bray I), Kalium (Metode Bray I) dan C- A. Hasil Analisis Sifat Fisik Tanah di Desa
organik (Metode Walkley and Black). Noongan
Penelitian ini dilakukan dengan
metode survei. Contoh tanah diambil pada Hasil analisis sifat fisik tanah di Desa
lokasi yang ditumbuhi tanaman semusim. Noongan Kecamatan Langowan Barat dapat
Cara pengambilan contoh tanah berdasarkan dilihat pada tabel 2 dan tabel 3 di bawah ini.
Tabel 2. Hasil Analisis Sifat Fisik Tanah (R1)

Horison Kedalaman % Kelas Struktur Konsistensi Permeabilitas


(cm) Pasir Debu Liat Tekstur (cm/jam)
Ap 0-12/13 87,77 12,22 5,01 Pasir Remah- Sangat Cepat
Berlempung gumpal gembur 89,82
(Bw) 12/13-41/43 82,78 12,01 5,21 Pasir Remah- Sangat Cepat
Berlempung gumpal gembur- 49,89
gembur
C >55 Pengamatan di lapang Pasir Remah Lepas- -
berlempung sangat
berkerikil gembur
Ket. R1 : Contoh tanah dari Desa Noongan

Tabel 3. Hasil Analisis Sifat Fisik Tanah (R2)


Horison Kedalaman % Kelas Struktur Konsistensi Permeabilitas
(cm) Pasir Debu Liat Tekstur (cm/
jam)
Ap 0-13/15 86,49 10,51 3,0 Pasir Remah- Sangat Cepat
Berlempung gumpal gembur 89,82
(Bw) 13/15-47/50 78,96 15,03 6,01 Pasir Remah- Sangat Cepat
Berlempung gumpal gembur- 49,89
gembur
C >55 Pengamatan di lapang Pasir Remah Lepas- -
berlempung sangat
berkerikil gembur

Ket. R2 : Contoh tanah dari Desa Noongan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada menunjukkan bahwa terbentuknya struktur


lokasi R1 horison B ketambahan liat sebesar tanah dapat menahan laju kehilangan air
0,20 % sedangkan pada R2 ketambahan liat secara vertikal. Akibat terakumulasinya liat
sebesar 3,01% , (liat tabel 2 dan 3) hal ini di horison B maka terjadi peningkatan
menunjukan bahwa terjadi akumulasi liat di kemampuan tanah menahan air. Hal ini dapat
lapisan bawah yang mengakibatkan terlihat dari nilai permeabilitas tanah pada R1
terbentuknya horison B. Hasil analisis dengan nilai 60,87 cm/jam lapisan atas,
sedangkan di lapisan bawah sebesar Konsistensi tanah di lokasi penelitian
59,88cm/jam. Pada R2 nilai permeabilitas tergolong sangat gembur sampai gembur.
pada lapisan atas 89,82cm/jam, sedangkan Hardjowigeno, (2007) mengemukakan bahwa
lapisan bawah sebesar 49,89cm/jam. konsistensi tanah menunjukkan integrasi
antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah
1. Tekstur Tanah dengan daya adhesi butir- butir tanah dengan
benda lain. Kondisi konsistensi tanah yang
Berdasarkan tabel 2 dan 3 tekstur tanah di gembur memudahkan untuk melakukan
lokasi penelitian pada lapisan atas (0 - 30 cm) pengolahan tanah baik secara mekanik
semuanya berada pada kelas tekstur pasir maupun tradisional. Konsistensi tanah
berlempung. Tanah lapisan atas pasir, merupakan salah satu sifat fisika tanah yang
sehingga perbandingan fraksi pasir, debu, menggambarkan ketahanan tanah pada saat
dan liat tidak berimbang karna didominasi memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang
pasir. Tekstur tanah merupakan faktor menggambarkan bekerjanya gaya kohesi
penting yang berpengaruh pada sifat fisik, (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik
kimia dan biologi tanah. Hal ini didukung menarik antar partikel dan air) dengan
oleh Skaggs et al. (2001) dalam Karamoy L. berbagai kelembaban tanah sebagaimana
Th (2013) yang menyatakan bahwa distribusi dikemukakan Anonim (2010).
ukuran partikel merupakan faktor fisik utama
yang berpengaruh pada sifat fisik, kimia dan 4. Permeabilitas Tanah
biologi tanah.
Dari hasil analisis di laboratorium dapat di
2. Struktur Tanah kategorikan laju permeabilitas pada tanah
berpasir di Desa Noongan Kecamatan
Struktur tanah di lokasi penelitian Langowan Barat tergolong cepat. Hal ini
tergolong remah sampai gumpal, baik pada menunjukkan bahwa tanah di dominasi oleh
lapisan atas maupun pada lapisan bawah. fraksi pasir. Tanah yang di dominasi oleh
Hardjowigeno, (2003) mengemukakan bahwa fraksi pasir mempunyai pori-pori makro lebih
struktur tanah merupakan sifat fisik tanah banyak dari pori-pori mikro. Rohmat, (2009)
yang menggambarkan susunan ruangan dalam Karamoy, L. Th (2013)
partikel-partikel tanah yang bergabung satu mengemukakan bahwa permeabilitas tanah
dengan yang lain membentuk agregat dari merupakan kemampuan tanah untuk
hasil proses pedogenesis. Struktur tanah meloloskan air atau melewatkan air. Laju
merupakan gumpalan kecil dari butir-butir permeabilitas yang dinyatakan dalam cm/jam
tanah. Gumpalan struktur tanah ini terjadi merupakan fungsi dari berbagai sifat fisik
karena butir-butir pasir, debu, liat terikat satu tanah, antara lain : Tekstur tanah, struktur
sama lain oleh suatu perekat seperti liat dan tanah, konsistensi tanah, drainase serta
faktor perekat lainnya adalah bahan organik. kandungan air tersedia dalam tanah.
Gumpalan-gumpalan kecil (struktur tanah)
mempunyai bentuk, ukuran dan kemantapan B. Hasil Analisis Sifat Kimia Tanah di
yang berbeda-beda sebagaimana Laboratorium
dikemukakan oleh oleh Foth (1994).
Hasil analisis sifat kimia tanah di Desa
3. Konsistensi Tanah Noongan Kecamatan Langowan Barat dapat
dilihat pada tabel 4 dan tabel 5
Tabel 4. Hasil Analisis Sifat Kimia Tanah di Laboratorium (R1)

Horison Kedalaman pH C-organik Nitrogen Phospor Kalium


(cm) H2 O (Kriteria) Total P2O5 K2O
1:2,5 (%) (Kriteria) Tersedia Tersedia
(Kriteria) (%) (Kriteria) (Kriteria)
(%) (%)
6.38 2.32 0.18 14.33 13.28
Ap 0-12/13 (Agak (Sedang) (Rendah) (Rendah) (Rendah)
Masam)
6.32 2.14 0.15 13.74 12.50
(Bw) 12/13-41/43 (Agak (Sedang) (Rendah) (Rendah) (Rendah)
masam
C >55 - - - - -
Ket. R1 : Contoh tanah dari Desa Noongan

Tabel 5. Hasil Analisis Sifat Kimia Tanah di Laboratorium (R2)

pH C-organik Nitrogen Phospor Kalium


Horison Kedalaman H2 O (Kriteria) Total P2O5 K2O
(cm) 1:2,5 (%) (Kriteria) Tersedia Tersedia
(Kriteria) (%) (Kriteria) (Kriteria)
(%) (%) (%)
6.40 2.26 0.17 11,48 15,49
Ap 0-13/15 (Agak (Sedang) (Rendah) (Rendah) (Rendah)
masam)
6.34 2.07 0.14 14,02 12,20
(Bw) 13/15-47/50 (Agak (Sedang) (Rendah) (Rendah) (Rendah)
masam)
C >55 - - - - -
Ket. R2 : Contoh tanah dari Desa Noongan

1. Tingkat Keasaman PH Berdasarkan hasil analisis laboratorium


menunjukkan bahwa kandungan C-organik
Berdasarkan hasil analisis laboratorium tanah di Desa Noongan berkisar antara 2,07
menunjukkan bahwa keadaan pH tanah di % - 2,32 % tergolong berada pada kriteria
Desa Noongan berkisar antara 6.32 – 6.40 sedang. Hal ini menunjukkan kandungan C-
(tergolong berada pada kriteria agak masam) organik yang ada dalam tanah cukup untuk
sangat cocok untuk pengembangan tanaman menunjang proses yang berlangsung di dalam
semusim seperti Tomat, Daun bawang, tanah. Kandungan C-organik yang demikian
Jagung, Labu, Cabai dan Kacang tanah, tidak memiliki masalah yang kompleks pada
karena tanaman-tanaman tersebut tumbuh proses kimia yang terjadi dalam tanah
baik pada kisaran pH netral 6.0 sampai 6,5 Hardjowigeno (2003). Bahan organik
karena bereaksi netral (Handayanto dkk., tersebut merupakan timbunan sisa-sisa
2011) dan Djaenudin dkk., (2003) pH tanah tanaman yang berperan penting untuk
penting karena organisme tanah dan tanaman meningkatkan pH tanah, kapasitas tukar
sangat responsif terhadap sifat kimia dan kation tanah dan unsur hara tanah Hanafiah
lingkungannya. (2007).

2. C-Organik 3. Nitrogen Total


C-organik, menunjukkan jumlah bahan Unsur N atau nitrogen di dalam tanah
organik yang ada di dalam tanah. sering dijadikan pembatas dalam kesuburan
tanah, karena unsur N sangat dibutuhkan menunjukan pH tanah agak masam, C-organik
tanaman dalam jumlah yang besar. sedang, Nitrogen, Fosfor dan Kalium masuk
Berdasarkan hasil analisis laboratorium pada kriteria rendah.
menunjukkan bahwa kandungan N-Total
tanah di Desa Noongan berkisar antara 0,14 2. Saran
% - 0,18 % (tergolong berada pada kriteria
Perlu diadakan penelitian lebih lanjut
rendah). Syekhfani (2010) menyatakan
untuk mendapatkan data produksi tanaman.
bahwa unsur N menjadi masalah pada semua
Pada penelitian selanjutnya perlu diadakan
jenis tanah terutama bertekstur kasar dan
penambahan pupuk dan pengujian dosis
berkadar bahan organik rendah.
pupuk.
4. Fosfor
DAFTAR PUSTAKA
Hasil analisis laboratorium menunjukkan Arsyad. S. 2010. Konservasi Tanah dan Air.
kandungan P-tersedia tanah di lokasi IPB Press. Bogor.
penelitian berkisar antara 11,48 ppm - 14,33
ppm tergolong berada pada kriteria rendah. Anonim. 1991. Kimia Tanah. Direktorat
Hal ini dapat menyebabkan pengembangan Jendral Pendidikan. Departemen
tanaman semusim seperti Tomat, Daun Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
bawang, Jagung, Labu, Cabai dan Kacang
tanah dengan status unsur P yang rendah Darmawijaya, I . 1990. Klasifikasi Tanah:
sehingga pertumbuhan tanaman menjadi tidak Dasar Teori bagi Peneliti Tanah dan
sempurna. Pelaksana Pertanian di Indonesia.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
5. Kalium Press.
Unsur kalium (K) diperlukan oleh Djaenudin D., H.Marwan., H.. Subagyo., A.
tanaman dengan jumlah yang hampir sama Mulyani dan N. Suharta. 2003. Kriteria
dengan Nitrogen. Kalium sangat esensial Kesesuaian Lahan Untuk Komoditas
untuk pembentukan dan tranfer karbohidrat Pertanian . Balai Penelitian Tanah.
dalam tanaman dan untuk fotosintesis serta Pusat Penelitian Dan Pengembangan
sintesis protein Hardjowigeno (2003). Pertanian. Departemen Pertanian.
Berdasarkan hasil analisis laboratorium Bogor.
menunjukkan bahwa kandungan P-tersedia
tanah di lokasi penelitian berkisar antara Dwijoseputro, D. 1980. Pengantar Fisiologi
12,20 ppm – 15,49 ppm tergolong berada Tumbuhan. PT. Gramedia. Jakarta.
pada kriteria rendah. Dalam hubungan
dengan pengembangan tanaman Tomat, Daun Foth, H. D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah,
bawang, Jagung, Cabai, dan Kacang tanah, Edisi 6. Adisoemarto S. Jakarta:
unsur Kalium masih tersedia untuk menopang Erlangga. Terjemahan dari:
pertumbuhan dan perkembangan bahkan Fundamental of Soil Science.
produksi tanaman-tanaman tersebut sambil
ada upaya penambahan pemupukan kalium. Gardner F.P., Pearce R.B., Mitcell R.L. 1991.
Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta:
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Penerbit Universitas Indonesia (UI-
Press).
1. Kesimpulan
Hakim N., Yusuf N., Am Lubis, Sutopo G.N.,
Sifat fisik tanah di Desa Noongan antara
M. Amin D., Go B.H., H.H. Bailley.
lain tekstur tanah pasir berlempung, struktur
1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
tanah pada lapisan atas remah sampai gumpal
Lampung: Universitas Lampung.
dan pada lapisan bawah remah sampai
gumpal, konsistensi tanah sangat gembur
sampai gembur. Sifat kimia tanah
Hanafiah, K. A. 2007. Dasar-dasar Ilmu Olsen, S. and F.S. Watanabe. 1957. A Method
Tanah. Jakarta : PT. Raja Grafindo to Determine a Phosphorus
Persada. Absorption Maximum of Soils as
Measured by the Langmuir Isotherm.
Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah Soil Sci. Soc. Am. Proc. 21: 144-
dan Pedogenesis. Jakarta: Akademika 149.
Pressindo.
[RAM] Redaksi Agro Media. 2007. Petunjuk
Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Pemupukan. Jakarta: Agro Media
Akademika Pressindo. Jakarta. Cetakan Pustaka.
ke 6.
Soepardi G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah.
Hasibuan, B. A. 2006. Ilmu Tanah. Bogor: IPB Press.
Universitas Sumatra Utara, Fakultas
Pertanian. Medan Syekhfani. 2010. Hubungan Hara Tanah Air
dan Tanaman. Dasar-Dasar
Ismunadji, M., S. Partohardjono, Satsijati. Pengelolaan Tanah Subur
1976. Peranan Kalium dalam Berkelanjutan. PMN its Press, Malang.
Peningkatan Produksi Tanaman
Pangan. Buletin Lembaga Pusat Utami, H. 2009. Kajian Sifat Fisik, Sifat
Penelitian Pertanian. Edisi Kimia dan Sifat Biologi Tanah Paska
Khusus No 2, Th. 1976:1-9. Tambang Galian C Pada Tiga
Penuupan Lahan (skripsi). Bogor:
Karamoy, L. T., 2013. Analisis Potensi Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian
Sumberdaya Lahan untuk Arahan Bogor.
Pengembangan Agropolitan di Pulau
Lembeh Kota Bitung. Disertasi.
Universitas Brawijaya Malang

Kohnke, H. 1968, Soil Physic. Mc. Graw –


Hill Book Company. New York.

Leiwakabessy, F. M. 1988. Kesuburan Tanah.


Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian.
Institut Pertanian Bogor.

Leiwakabessy, F. M, U. M. Wahjudin,
Suwarno. 2003. Diktat Kesuburan
Tanah. Fakultas Pertanian. Bogor:
IPB.

Mustofa, A. 2007. Perubahan Sifat Fisik,


Kimia dan Biologi Tanah Pada Hutan
Alam yang Diubah Menjadi Lahan
Pertanian di Kawasan Taman Nasional
Gunung Leuser. [Skripsi]. Bogor.
Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian
Bogor.

Novizan, 2002. Petunjuk Pemupukan yang


Efektif. Agromedia Pustaka.Jakarta

You might also like