You are on page 1of 10

Pemberian Abu Vulkanik dan Lama Inkubasi Tanah Terhadap Sifat Kimia dan Populasi

Mikroorganisme Tanah serta Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) pada Tanah
Gambut Dataran Tinggi Toba

Application of Volcanic Ash and Soil Incubation Period on Chemical Properties and Soil
Microorganism Population and on Maize (Zea mays L.) Growth in Peat Soil at Toba Highland

Devi Anjelina*, Sarifuddin*, Asmarlaili Sahar


Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan 20155
*Corresponding author: sarif2000@yahoo.com

ABSTRACT

Toba highland peat soil has limitations in terms of chemical and biological aspects, so
that to maximize its productivity, volcanic ash ameliorant is needed. This study aimed to determine
the influence of giving volcanic ash on several chemical and biological properties and on maize
(Zea mays L.) growth in peat soil at Toba highland. This research was conducted in the
greenhouse of the Faculty of Agriculture, soil biology Laboratorium Research and Technology
Laboratory University of North Sumatra, and Socfin Indonesia Laboratory, Medan, North
Sumatra. This study used a factorial randomized block design (RAK) with 2 treatment factors and
4 replications. The first factor is volcanic ash with 2 levels, namely A0 (control) dan A1 (volcanic
ash 40 tons/ha). The second factor is incubation period with 3 levels, namely D0 (0 day), D1 (15
days) and D3 (30 days). Parameters measured were soil pH H2O, C-Organic, N-total, CEC
(Cation Exchange Capacity), Bases Saturation, C/N, plant height, stem diameter, plant dry weight
and soil microorganism populations.
The results showed that the application of volcanic ash did not significantly affect some of
the chemical properties and population of soil microorganisms and the growth of maize (Zea mays
L.) on peat soil of the Toba highlands. The application of volcanic ash 23.6 tons/ha can increase
the total N, Na-exchange, Mg-exchange, soil Ca-exchange, and plant height. Incubation duration
treatment significantly increased C-organic, N-total, Mg-exchanged, Ca-exchanged and C/N on
Toba highland peat soil. The interaction between the application of volcanic ash and incubation
time did not significantly increase some of the chemical properties and population of soil
microorganisms and the growth of maize (Zea mays L.) on peat soil of the Toba highlands.
Keywords : peat soil, Toba highland, volcanic ash, incubation period

ABSTRAK

Tanah gambut dataran tinggi Toba memiliki keterbatasan dari aspek kimia maupun aspek
biologi sehingga untuk memaksimalkan produktivitasnya perlu diberikan amelioran abu vulkanik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons pemberian abu vulkanik terhadap beberapa
sifat kimia dan sifat biologi serta pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.) pada tanah gambut
dataran tinggi Toba. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Laboratorium
Biologi Tanah, Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Medan, dan Laboratorium Socfin Indonesia Medan Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan
rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan dengan 2 faktor perlakuan dan 4 ulangan.
Faktor pertama adalah faktor abu vulkanik dengan 2 taraf yaitu A0 (Kontrol) dan A1 (Abu
Vulkanik 40 ton/ha). Faktor kedua adalah lama waktu inkubasi dengan 3 taraf yaitu D0 (0 hari),
D1 (15 hari) dan D3 (30 hari). Parameter yang diukur adalah pH H2O tanah, C-organik, N-total,
Kapasitas Tukar Kation (KTK), Kejenuhan basa (KB), C/N tanah, tinggi tanaman, diameter
batang tanaman, bobot kering tanaman, dan populasi mikroorganisme tanah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian abu vulkanik tidak berpengaruh nyata
terhadap beberapa sifat kimia dan populasi mikroorganisme tanah serta pertumbuhan tanaman
jagung (Zea mays L.) pada tanah gambut dataran tinggi Toba. Pemberian abu vulkanik 23,6 ton/ha
dapat meningkatkan N-total, Na-tukar, Mg-tukar, Ca-tukar tanah, dan tinggi tanaman. Perlakuan
lama inkubasi berpengaruh nyata meningkatkan C-organik, N-total, Mg-tukar, Ca-tukar dan C/N
pada tanah gambut dataran tinggi Toba. Interaksi antara pemberian debu vulkanik dan lama
inkubasi tidak berpengaruh nyata meningkatkan beberapa sifat kimia dan populasi
mikroorganisme tanah serta pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.) pada tanah gambut
dataran tinggi Toba.
Kata Kunci : tanah gambut, dataran tinggi Toba, abu vulkanik, lama inkubasi

PENDAHULUAN merupakan alat penting untuk mineralisasi


Pengalihfungsian lahan pertanian nutrisi yang berperan positif terhadap
menjadi lahan pemukiman untuk memenuhi lingkungan dan ekosistem (Pratiwi et al.
kebutuhan penduduk, menyebabkan 2018).
ketersediaan lahan pertanian semakin Dalam pemanfaatan lahan gambut
terbatas. Sehingga untuk memaksimalkan perlu dilakukan intensifikasi berupa
produksi pertanian, maka diarahkan ke perbaikan karakteristik tanah guna
pemanfaatan wilayah lahan marjinal, salah meningkatkan efisiensi penggunaan lahan.
satunya adalah lahan gambut. Tanah Salah satu bahan amandemen yang
organosol atau tanah histosol, yang sekarang diharapkan dapat memperbaiki kesuburan
lebih dikenal sebagai tanah gambut, meliputi tanah dan dapat menyumbang mineral pada
area seluas kurang lebih 14,9 juta hektar tanah gambut adalah abu vulkanik.
(7,8%) dari total luas Indonesia (Sitohang, Berdasarkan penelitian Rostaman et al.
2021). Selain lahan gambut dataran rendah (2011), setelah inkubasi selama 7 hari pada
ada juga lahan gambut dataran tinggi yang tanah pada berbagai dosis abu vulkanik, nilai
dapat di temukan di Sumatera Utara yaitu di pH terus mengalami kenaikan dengan
Kabupaten Humbang Hasundutan Sumatera semakin tinggi dosis abu vulkanik yang
Utara. Gambut dataran tinggi Toba ini ditambahkan. Pemberian abu vulkanik pada
dimanfaatkan masyarakat sebagai lahan tanah gambut meningkatkan pH
untuk bercocok tanam tanaman hortikultura dibandingkan kondisi awal. Dalam penelitian
dan tanaman pangan. SM HR et al. (2018), pemberian amelioran
Tanah gambut memiliki keterbatasan abu vulkanik mampu meningkatkan tinggi
untuk mencapai produktivitas, seperti tanaman padi pada tanah gambut.
keasaman tanah dan kapasitas tukar kation Berdasarkan hal tersebut, maka
(KTK) yang tinggi namun kejenuhan basa penulis memutuskan untuk meneliti
rendah serta unsur hara makro dan mikro pengaruh pemberian abu vulkanik dan lama
yang sangat rendah karena tidak berasal dari inkubasi tanah yang dilakukan terhadap sifat
bahan mineral dan jika ada, terikat kuat kimia dan populasi mikroorganisme tanah
dengan bahan organik sehingga tidak serta pengaruh yang di berikan terhadap
tersedia untuk tanaman (Purba et al. 2017). pertumbuhan tanaman indikator jagung (Zea
Tanah gambut juga memiliki rasio C/N yang mays L.) pada tanah gambut dataran tinggi
tinggi dan kandungan unsur hara yang relatif Toba.
rendah, sehingga produktivitas gambut
menjadi rendah. (Zuraida, 1999). METODOLOGI PENELITIAN
Rendahnya produktivitas tanah
gambut ditinjau dari sifat kimianya juga Penelitian ini dilaksanakan di Rumah
terlihat pada sifat biologisnya. Salah satu Kaca Fakultas Pertanian Universitas
parameter yang dapat digunakan adalah Sumatera Utara selanjutnya dilaksanakan
menghitung populasi mikroorganisme tanah. analisis kimia di Laboratorium Socfin
Indonesia Medan Sumatera Utara dan
Hal ini karena mikroorganisme di lahan
perhitungan populasi mikroorganisme tanah
gambut tidak hanya berfungsi dalam proses
gambut dataran tinggi Toba dilakukan di
penguraian bahan organik, tetapi juga Laboratorium Biologi Tanah, Program Studi
Agroteknologi, Fakultas Pertanian dan A1 (23,6 ton/ha). Faktor kedua ialah
Universitas Sumatera Utara, Medan dan lama inkubasi dengan 3 taraf perlakuan yaitu
dilaksanakan dari bulan Oktober 2021 D0 (0 hari), D1 (15 hari) dan D2 (30 hari).
sampai dengan Januari 2022 pada ketinggian Diperoleh kombinasi perlakuan sebanyak 6
tempat ± 32 m diatas permukaan laut. perlakuan. Setiap perlakuan diulang
Bahan yang di gunakan dalam sebanyak 3 kali. Dilakukan analisis sidik
penelitian ini adalah debu vulkanik dari ragam, dimana jika dari hasil analisis
wilayah kaki gunung Sinabung Kabupaten menunjukkan pengaruh yang nyata, maka
Karo 3.1870870 LU 98.4178670 BT sebagai dilanjutkan dengan uji beda rataan
bahan amandemen, tanah gambut dari desa menggunakan Uji Jarak Duncan (Duncan’s
Matiti II kecamatan Doloksanggul kabupaten Multiple Range Test) pada taraf 5 %.
Humbang Hasundutan 2.236720 LU Pelaksanaan penelitian terdiri dari
98.6989820 BT sebagai media tanam, benih pengambilan contoh tanah, analisis awal
jagung (Zea mays L.) sebagai tanaman tanah, persiapan media, pengambilan abu
indikator, aquades, nutrient agar (NA) vulkanik, aplikasi perlakuan, penanaman,
sebagai media tumbuhnya mikroorganisme pemupukan dasar, pemeliharaan tanaman,
tanah, pupuk Urea, SP-36 dan KCl dan pemanenan. Parameter yang diamati
digunakan untuk pemupukan dasar, polybag meliputi parameter sifat kimia tanah (pH,
sebagai wadah tanah serta bahan pendukung KTK, Kejenuhan basa, C-organik, N-total,
lain yang digunakan pada penelitian ini. Alat basa-basa tukar, dan rasio C/N), parameter
yang digunakan dalam penelitian ini adalah perhitungan populasi mikroorganisme tanah
cangkul untuk membersihkan gulma pada dan parameter tanaman (tinggi tanaman,
tempat pengambilan sampel dan untuk diameter batang, dan bobot kering tanaman).
mengambil sampel tanah, pH meter
digunakan untuk mengukur kemasaman HASIL DAN PEMBAHASAN
larutan tanah, Atomic Absorbtion
Spectrophotometer (AAS) untuk mengukur Analisis Awal Tanah dan Abu Vulkanik
basa – basa tukar, timbangan digital untuk Analisis awal tanah dilakukan untuk
menimbang berat tanah, ayakan, penggaris, menilai keadaan tanah di lapangan.
colony counter, GPS (Global Position Parameter yang diamati meliputi parameter
System) untuk menandai lokasi pengambilan sifat kimia tanah (pH, KTK, Kejenuhan basa,
bahan contoh tanah, alat-alat laboratorium C-organik, N-total, basa-basa tukar, dan rasio
lainnya untuk keperluan analisis, serta alat C/N), parameter perhitungan populasi
lain yang digunakan untuk penelitian ini. mikroorganisme tanah. Analisis Abu
Rancangan penelitian ini Vulkanik di lakukakan untuk mengetahui
menggunakan Rancangan Acak Kelompok sifat kimia yang terkandung di dalamnya.
(RAK) Faktorial terdiri dari 2 faktor, yaitu Data hasil analisis awal tanah dan abu
faktor pertama ialah pemberian abu vulkanik vulkanik dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel
dengan 2 taraf perlakuan yaitu A0 (0 ton/ha) 2 berikut.

Tabel 1. Data Hasil Analisis Awal Tanah


Parameter Satuan Nilai Kriteria
pH (H2O) - 5,00 Masam
C-Organik % 6,95 Sangat Tinggi
N-Total % 0,16 Rendah
KTK me/100g 28,54 Tinggi
Ca-Tukar me/100g 0,19 Sangat Rendah
Mg-Tukar me/100g 0,47 Rendah
K-Tukar me/100g 0,38 Sedang
Na-Tukar me/100g 1,03 Sangat Tinggi
Kejenuhan Basa % 7,22 Sangat Rendah
C/N - 43,43 Sangat Tinggi
8
Populasi mikroba tanah 10 (CFU/mL) 204,05 -
Tabel 2. Data Hasil Analisis Awal Tanah dengan pernyataan Yuniarti, et al (2017)
Parameter Satuan Nilai yang menyatakan bahwa selama proses
pH (H2O) - 4,19 dekomposisi, transformasi karbon berasal
C-Organik % 0,84 dari aktivitas mikroba dimana oksida karbon
N-Total % 0,04 menjadi karbondioksida yang selanjutnya
KTK me/100g 9,56 dikembalikan ke atmosfer.
Tabel 3. Pengaruh pemberian abu vulkanik dan lama inkubasi terhadap C-organik
Ca-Tukar me/100g 3,06 tanah
Mg-Tukar me/100g 0,45 Perlakuan
Abu Vulkanik
Rataan
A0 = 0 ton/ha A1 = 23,6 ton/ha
K-Tukar me/100g 0,30 Lama Inkubasi %
Na-Tukar me/100g 1,20 D0 = 0 Hari 6,36 5,91 6,13b
Kejenuhan Basa % 52,37 D1 =15 Hari 7,92 8,34 8,13a
D2 = 30 Hari 8,38 7,87 8,13a
C/N - 21 Rataan 7,55 7,37
Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan
berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%
Sifat Kimia Tanah
C-organik N-total
Berdasarkan hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian abu menunjukkan bahwa pemberian abu
vulkanik tidak berpengaruh nyata terhadap vulkanik tidak berpengaruh nyata terhadap
C-organik tanah. Namun pada perlakuan N-total tanah. Namun pada perlakuan
pemberian abu vulkanik A1 (23,6 ton/ha) pemberian abu vulkanik A1 (23,6 ton/ha)
terjadi penurunan C-organik menjadi 7,37 terjadi peningkatan N-total menjadi 0,23 dari
dari 7,55. Hal ini disebabkan karena sebagai 0,22 yang termasuk krietria sedang. Hal ini
bahan amandemen abu vulkanik belum di karenakan kandungan C dan N dari abu
mampu menyumbangkan C-organik ke tanah vulkanik yang sangat rendah yaitu 0,84% dan
gambut Hal ini sesuai dengan Nurlaeny et al. 0,04% yang tergolong sangat rendah dengan
(2012) yang menyatakan bahwa material nisbah C/N tergolong tinggi yaitu 21. Hal ini
vulkanik yg ialah bahan baru (recent sesuai dengan pernyataan Simanjuntak et al.
material) dipastikan belum bisa (2016) yang menyatakan bahwa abu
menyumbangkan unsur hara bagi tanaman vulkanik dengan kedalaman 0-5 cm dan
sebab belum mengalami pelapukan yang tanah campur abu dengan kedalaman 5-20
sempurna. Pada pengukuran C-organik tanah cm memiliki nilai N yang berkisar antara
terlihat bahwa lama inkubasi meningkatkan sangat rendah hingga rendah.
C-organik tanah dengan nyata. Pada perlakuan A1D1 (23,6 ton/ha
Perlakuan A0D2 (0 ton/ha dengan dan lama inkubasi 15 hari) mengalami
lama inkubasi 30 hari) meningkatkan penurunan N-total tanah dari perlakuan
kandungan C-organik tanah dari hasil A1D0 (23,6 ton/ha dan lama inkubasi 0 hari).
analisis awal tanah. Namun secara Hal ini dikarenakan terjadinya penguraian
keseluruhan kandungan C-organik tergolong dengan adanya aktivitas mikroorganisme
sangat tinggi. Hal ini diduga karena proses yang memanfaatkan N total tanah. Hal ini
dekomposisi tanah yang belum sempurna sesuai dengan pernyataan Amir et al, (2012)
pada lama inkubasi D2 (30 hari). Hal ini yang menyatakan bahwa hilangnya N dari
sesuai dengan Nurhayati (2008) yang tanah dapat terjadi karena beberapa hal
menyatakan bahwa meningkatnya diantaranya yaitu digunakan oleh tanaman
kandungan C-organik menunjukkan bahwa itu sendiri atau mikroorganisme. Kemudian
perombakan belum sempurna karena proses pada perlakuan A1D2 (23,6 ton/ha)
dekomposisinya sangat rendah sehingga mengalami peningkatan dari perlakuan
terjadi immobilisasi N yang meningkatkan A1D1 hal ini di duga karena pada inkubasi
kandungan C-organik. Pada perlakuan A1D2 30 hari bahan organik yang mengalami
(23,6 ton/ha dan 30 hari) mengalami dekomposisi yang menhasilkan senyawa
penurunan C-organik dari perlakuan kontrol. yang mengandung N. Hal ini sesuai dengan
Hal ini dikarenakan semakin lamanya pernyataan Hayadi et al, (2012) yang
inkubasi, C-organik mengalami penguraian menyatakan bahwa peningkatan N-total
menjadi CO2 ke atmosfer. Hal ini sesuai tanah di peroleh langsung dari hasil
dekomposisi bahan organik yang akan
menghasilkan ammonium (NH4+) dan nitrat pernyataan SM HR (2018) yang menyatakan
(NO3+). bahwa penurunan nilai basa-basa tukar (Na,
Pada pengukuran N-total tanah K, Ca, Mg) tanah gambut disebabkan karena
terlihat bahwa lama inkubasi meningkatkan sumbangan hara-hara yang diakumulasi dari
N-total tanah dengan nyata. Perlakuan A0D2 pemberian debu vulkanik sangat rendah
(0 ton/ha dengan lama inkubasi 30 hari) dan (0,03 – 0,89) dan kemungkinan terikat
perlakuan A1D2 (23,6 ton/ha dengan lama dengan gugus karboksil pada tanah gambut
inkubasi 30 hari) meningkatkan kandungan membentuk ikatan yang tidak mudah lepas.
N-total tanah dari hasil analisis awal tanah. Tabel 6. Pengaruh pemberian abu vulkanik dan lama inkubasi terhadap K-Tukar
tanah
Hal ini di duga karena jenis gambut dataran Abu Vulkanik
Perlakuan Rataan
tinggi Toba ialah saprist yang mengandung A0 = 0 ton/ha A1 = 23,6 ton/ha
Lama Inkubasi me/100g
bahan organik yang mengalami penguraian D0 = 0 Hari 0,31 0,26 0,28b
selama masa inkubasi, kemudian kadar N D1 =15 Hari 0,36 0,34 0,35a
D2 = 30 Hari 0,28 0,25 0,26b
dalam abu vulkanik yang merupakan salah Rataan 0,32 0,28
satu penyusun utama dari abu vulkanik itu Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan
berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%
sendiri. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Manurung et al. (2020) yang menyatakan Perlakuan lama inkubasi
bahwa bahan organik mengalami berpengaruh nyata meningkatkan basa-basa
dekomposisi dan menghasilkan asam-asam tukar tanah (Mg tukar dan Ca tukar) dari hasil
amino yang kemudia terhidrolisis menjadi analisis awal tanah. Secara keseluruhan nilai
ammonium (NH4+) dan nitrat (NO3+), rataan basa basa tukar (Na-tukar, K-tukar,
sehingga dengan penambahan bahan organik Mg-tukar, Ca-tukar) tergolong rendah-
berarti menambah kadar N-total juga. sedang. Hal tersebut diduga karena unsur
Tabel 4. Pengaruh pemberian abu vulkanik dan lama inkubasi terhadap N-Total
tanah hara yang tersedia selama masa inkubasi
Perlakuan
Abu Vulkanik
Rataan
tergolong rendah. Hal ini sesuai dengan
A0 = 0 ton/ha A1 = 23,6 ton/ha
Lama Inkubasi %
Aristio et al. (2017) yang menyatakan bahwa
D0 = 0 Hari 0,22 0,23 0,23b tanah gambut itu sendiri memiliki
D1 =15 Hari 0,18 0,18 0,18c karakteristik unsur hara makro terutama
D2 = 30 Hari 0,28 0,26 0,27a
Rataan 0,22 0,23
kation basa yang rendah. Kandungan basa-
Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan basa yang rendah disertai dengan nilai KTK
berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%
yang tinggi menyebabkan ketesediaan basa-
Basa-basa Tukar (Na-tukar, K-tukar, Mg- basa menjadi rendah.
tukar, dan Ca-tukar) Tabel 7. Pengaruh pemberian abu vulkanik dan lama inkubasi terhadap Mg-Tukar
tanah
Berdasarkan hasil penelitian tidak Abu Vulkanik
Perlakuan Rataan
berpengaruh nyata terhadap basa basa tukar A0 = 0 ton/ha A1 = 23,6 ton/ha
tanah. Namun pada perlakuan pemberian abu Lama Inkubasi me/100g
D0 = 0 Hari 0,82 0,69 0,76
vulkanik A1 (23,6 ton/ha) terjadi D1 =15 Hari 0,57 0,51 0,54
peningkatan pada basa-basa tukar (Na-tukar, D2 = 30 Hari 0,68 0,56 0,62
Mg-tukar dan Ca-tukar) kecuali K-tukar Rataan 0,69 0,59
yang mengalami penurunan K-tukar dari Perlakuan lama inkubasi
hasil analisis awal tanah. berpengaruh nyata meningkatkan basa-basa
Tabel 5. Pengaruh pemberian abu vulkanik dan lama inkubasi terhadap Na-Tukar
tanah tukar tanah (Mg-tukar dan Ca-tukar) dari
Perlakuan
Abu Vulkanik
Rataan hasil analisis awal tanah. Secara keseluruhan
A0 = 0 ton/ha A1 = 23,6 ton/ha
Lama Inkubasi me/100g
nilai rataan basa basa tukar (Na-tukar, K-
D0 = 0 Hari 1,74 2,11 1,92a tukar, Mg-tukar, Ca-tukar) tergolong rendah-
D1 =15 Hari 0,56 0,38 0,47c sedang. Hal tersebut diduga karena unsur
D2 = 30 Hari 0,52 0,72 0,62b
Rataan 0,94 1,07 hara yang tersedia selama masa inkubasi
Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan
berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%
tergolong rendah. Hal ini sesuai dengan
Aristio et al. (2017) yang menyatakan bahwa
Pemberian abu vulkanik malah tanah gambut itu sendiri memiliki
menurunkan basa- basa tukar tanah dalam hal karakteristik unsur hara makro terutama
ini K-tukar. Hal ini dikarenakan kandungan kation basa yang rendah. Kandungan basa-
unsur hara dari abu vulkanik yang diberikan basa yang rendah disertai dengan nilai KTK
terikat menjadi tidak tersedia. Sesuai dengan
yang tinggi menyebabkan ketesediaan basa- yaitu semakin tinggi KTK maka semakin
basa menjadi rendah. tinggi kation kation basa yang di tahan oleh
Tabel 8. Pengaruh pemberian abu vulkanik dan lama inkubasi terhadap Ca-Tukar
tanah
tanah sehingga tingkat kesuburannya lebih
Perlakuan
Abu Vulkanik
Rataan
tinggi. KTK tanah gambut berbanding lurus
A0 = 0 ton/ha A1 = 23,6 ton/ha
dengan pH dimana KTK akan turun bila pH
Lama Inkubasi me/100g
D0 = 0 Hari 1,17 1,13 1,15a gambut turun dan sebaliknya. Agus dan
D1 =15 Hari 0,65 0,60 0,63b Subiksa (2008) menyatakan bahwa muatan
D2 = 30 Hari 0,44 0,43 0,43c
Rataan 0,75 0,72 negatif yang menentukan KTK pada tanah
Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan
berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%
gambut seluruhnya adalah muatan
tergantung pH (pH dependent charge).
Interaksi abu vulkanik dan lama Perlakuan lama inkubasi
inkubasi tidak berpengaruh nyata terhadap berpengaruh nyata terhadap KTK dalam
basa-basa tukar tanah. Nilai basa-basa tukar tanah. Rataan KTK tanah inkubasi D1 (15
tanah dapat di ketahui bahwa Mg-tukar dan hari) dan D2 (30 hari) mengalami penurunan
Ca-tukar tanah dengan perlakuan A1D2 (abu dari inkubasi D0 (0 hari) yang mana masih
vulkanik 23,6 ton/ha dengan lama inkubasi tergolong tinggi. Tingginya nilai KTK tanah
30 hari) meningkat dari hasil analisis awal gambut dataran Tinggi di duga karena
tanah. Sementara nilai Na-tukar dan K-tukar kandungan bahan organik yang tinggi. Hal
tanah dengan perlakuan A1D2 (abu vulkanik ini sesuai dengan Aristio et al. (2017) yang
23,6 ton/ha dengan lama inkubasi 30 hari) menyatakan bahwa semakin tinggi bahan
menurun dari hasil analisis awal tanah. organik maka semakin meningkatkan KTK
Namun secara keseluruhan kandungan basa- tanah. Pada masa inkubasi D1 (15 hari) dan
basa tukar masih termasuk kriteria sangat D2 (30 hari), KTK tanah mengalami
rendah. Hal ini sesuai dengan Agus dan penurunan dimana di duga karena bahan
Subiksa (2008) yang menyatakan bahwa organik pada tanah sudah mengalami
keberadaan kation pada tanah gambut mudah dekomposisi meskipun belum sempurna
digantikan oleh kation lain karena kompleks sehingga KTK tanah masih kategori tinggi.
jerapan pada koloid organik sangat lemah Tabel 9. Pengaruh pemberian abu vulkanik dan lama inkubasi terhadap KTK tanah
Perlakuan Abu Vulkanik Rataan
dan menyebabkan kation kation mudah A0 = 0 ton/ha A1 = 23,6 ton/ha
tercuci. Lama Inkubasi me/100g
D0 = 0 Hari 65,94 51,07 58,50a
Kapasitas Tukar Kation (KTK) D1 =15 Hari 27,50 27,52 27,51b
Berdasarkan hasil penelitian D2 = 30 Hari 29,75 27,38 28,56b
Rataan 41,06 35,32
menunjukkan bahwa pemberian abu Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan
vulkanik dan interaksi pemberian abu berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

vulkanik dan lama inkubasi tidak C/N


berpengaruh nyata terhadap KTK tanah. Berdasarkan hasil penelitian
Namun pada perlakuan pemberian abu menunjukkan bahwa pemberian abu
vulkanik A1D2 (23,6 ton/ha dengan lama vulkanik dan interaksi pemberian abu
inkubasi 30 hari) terjadi penurunan KTK dari vulkanik dan lama inkubasi tidak
hasil analisis awal tanah. Hal ini di duga berpengaruh nyata terhadap rasio C/N tanah.
karena dipengaruhi oleh beberapa faktor Namun pada perlakuan A1D1 (23,6 ton/ha
seperti pH, tingkat dekomposisi dan dengan lama inkubasi 15 hari) mengalami
perubahan gugus fungsional di lahan gambut peningkatan rasio C/N dari analisis awal
akibat adanya reaksi dengan bahan amelioran tanah dan pada perlakuan A1D2 (23.6 ton/ha
yang diberikan. Hal ini di duga adanya dengan lama inkubasi 30 hari) mengalami
tingkat dekomposisi gambut yang berubah penurunan rasio C/N tanah gambut.
sehingga nilai KTK mengalami perubahan Terjadinya peningkatan tersebut diduga
juga pengaruh dari abu vulkanik yang di karena masih tingginya bahan organik dari
berikan terhadap penurunan pH dan muatan gambut didukung juga dengan masih
negatif pada koloid tanah. Hal ini sesuai tingginya nilai C/N dari abu vulkanik yang di
dengan pernyataan Safrizal et al. (2016) yang berikan sehingga pada masa inkubasi 15 hari
menyatakan bahwa perubahan nilai KTK proses pendekomposisian masih belum
diakibatkan oleh kenaikan pH dan menjadi cukup. Hal ini sesuai dengan pernyataan
faktor kesuburan dan produktivitas tanah Fitroh et al. (2017) yang menyatakan bahwa
nilai C/N mempengaruhi waktu yang tinggi dan pH abu vulkanik yang di berikan
dibutuhkan dalam proses pada tanah bersifat masam mengakibatkan
pengomposan/dekomposisi, dimana nilai tanah bereaksi masam. Hal ini sesuai dengan
C/N yang tinggi membutuhkan waktu yang pernyataan Simanjuntak et al. (2016) yang
cukup lama dalam proses pengomposan. menyatakan bahwa bahan abu vulkanik yang
Kemudian rasio C/N mengalami penurunan bersifat masam akan menghasilkan tanah
pada perlakuan A1D2 yang di sebabkan yang bereaksi masam dan faktor lainnya
karena pada masa inkubasi 30 hari, tanah yang berpengaruh pada pH tanah adalah
gambut terus mangalami proses pelapukan kandungan sulfur (S) yang tinggi pada abu
yang mana bahan organik dan abu vulkanik vulkanik sehingga menghasilkan pH tanah
diuraikan oleh aktivitas mikroba. Hal ini yang sangat masam hingga masam.
sesuai dengan pernyataan Yandi et al. (2016) Perlakuan lama inkubasi
yang menyatakan bahwa semakin lama berpengaruh menurunkan pH tanah secara
waktu proses inkubasi maka semakin banyak nyata dari hasil analisis awal tanah. Hal ini di
kesempatan bagi mikroba untuk duga karena belum sempurnanya proses
menguraikan bahan organik. dekomposisi dari bahan organik tanah. Hal
Pada perlakuan A1D1 (23,6 ton/ha ini sesuai dengan pernyataan Pasaribu (2018)
dan lama inkubasi 15 hari) mengalami yang menyatakan bahwa semakin lama
peningkatan C/N tanah dari A1D0 (23,6 inkubasi tidak menentukan semakin tinggi
ton/ha dan lama inkubasi 0 hari). Hal ini pH tanah, pH akan meningkat apabila bahan
diduga karena bahan organik yang belum organik telah terdekomposisi sempurna.
Tabel 11. Pengaruh pemberian abu vulkanik dan lama inkubasi terhadap pH tanah
terurai secara sempurna yang dapat di Abu Vulkanik
ketahui dengan meningkatnya C-organik dan Perlakuan
A0 = 0 ton/ha A1 = 23,6 ton/ha
Rataan

menurunnya N-total tanah gambut. Lama Inkubasi


Kemudian pada perlakuan A1D2 (23,6 D0 = 0 Hari 5,50 5,01 5,25
D1 =15 Hari 4,89 5,06 4,97
ton/ha dan lama inkubasi 30 hari) mengalami
D2 = 30 Hari 4,82 4,82 4,82
penurunan C/N tanah dari perlakuan A1D1. Rataan 5,07 4,96
Hal ini di karenakan dengan pemberian abu
Kejenuhan Basa (KB)
vulkanik 23,6 ton/ha dengan lama waktu
inkubasi 30 hari proses dekomposisi yang Berdasarkan hasil penelitian
terus belanjut sehingga C/N menurun yang menunjukkan bahwa pemberian abu
dapat di ketahui dengan menurunnya C- vulkanik dan interaksi pemberian abu
organik dan meningkatnya N-total tanah vulkanik dan lama inkubasi tidak
gambut. berpengaruh nyata terhadap kejenuhan basa
Tabel 10. Pengaruh pemberian abu vulkanik dan lama inkubasi terhadap C/N tanah tanah gambut. Namun pada perlakuan A1D1
Abu Vulkanik
Perlakuan
A0 = 0 ton/ha A1 = 23,6 ton/ha
Rataan (23,6 ton/ha dengan lama inkubasi 15 hari)
Lama Inkubasi dan perlakuan A1D2 (23.6 ton/ha dengan
D0 = 0 Hari 31,80 26,28 29,04b
D1 =15 Hari 45,24 46,45 45,85a
lama inkubasi 30 hari) mengalami penurunan
D2 = 30 Hari 29,93 30,09 30,01b kejenuhan basa tanah gambut dari hasil
Rataan 35,66 34,27
Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan
analisis awal tanah. Kejenuhan basa
berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%
berkaitan erat dengan pH tanah yang mana
pH Tanah tanah dengan pH yang rendah mempunyai
Berdasarkan hasil penelitian kejenuhan basa yang rendah dan sebaliknya.
menunjukkan bahwa pemberian abu Hal ini sesuai dengan pernyataan
vulkanik dan interaksi pemberian abu Simanjuntak et al. (2016) yang menyatakan
vulkanik dan lama inkubasi tidak bahwa rendahnya pH pada tanah Sinabung
berpengaruh nyata terhadap pH tanah. menyebabkan kejenuhan basa menjadi
Namun pada perlakuan A1D1 (23,6 ton/ha rendah juga. Adapun kejenuhan basa
dengan lama inkubasi 15 hari) mengalami merupakan perbandingan jumlah kation basa
peningkatan pH tanah dari analisis awal dengan jumlah seluruh kation dalam satuan
tanah dan pada perlakuan A1D2 (23,6 ton/ha persen. Ketika pH rendah, maka kation basa
dengan lama inkubasi 30 hari) mengalami seperti Ca, K, Mg digantikan oleh H dan Al.
penurunan pH tanah gambut. Hal ini Perlakuan lama inkubasi berpengaruh
dikarenakan adanya kandungan sulfur yang menurunkan kejenuhan basa tanah secara
nyata pada masa inkubasi 30 hari dari hasil tersedianya unsur hara yang cukup, pH tanah
analisis awal tanah. Hal ini di duga karena sesuai serta sumber energi (bahan organik
belum sempurnanya proses dekomposisi dari yang cukup).
Tabel 13. Pengaruh pemberian abu vulkanik dan lama inkubasi terhadap populasi
bahan organik tanah. Hal ini sesuai dengan mikroorganisme tanah
pernyataan Pasaribu (2018) yang Perlakuan
A0 = 0 ton/ha
Abu Vulkanik
A1 = 23,6 ton/ha
Rataan

menyatakan bahwa semakin lama inkubasi Lama Inkubasi 108 (CFU/mL)


D0 = 0 Hari 201,50 186,50 194,00a
tidak menentukan semakin tinggi pH tanah, D1 =15 Hari 164,00 149,75 156,88b
pH akan meningkat apabila bahan organik D2 = 30 Hari 137,50 105,25 121,38c
Rataan 167,67 147,17
telah terdekomposisi sempurna. Dimana Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan
berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%
hubungan antara pH dan kejenuhan basa
sangat erat dan berbanding lurus. Pertumbuhan Tanaman Jagung
Tabel 12. Pengaruh pemberian abu vulkanik dan lama inkubasi terhadap KB tanah Berdasarkan hasil penelitian
Perlakuan Abu Vulkanik Rataan
A0 = 0 ton/ha A1 = 23,6 ton/ha
menunjukkan bahwa pemberian abu
Lama Inkubasi % vulkanik dan interaksi abu vukanik dan lama
D0 = 0 Hari 6,28 8,93 7,61 inkubasi tidak berpengaruh nyata terhadap
D1 =15 Hari 7,77 6,76 7,27
D2 = 30 Hari 7,19 6,48 6,83
tinggi tanaman, diameter batang dan bobot
Rataan 7,08 7,39 kering tanaman.
Tabel 14. Pengaruh pemberian abu vulkanik dan lama inkubasi terhadap tinggi
tanaman jagung.
Populasi Mikroorganisme Tanah Perlakuan Abu Vulkanik Rataan
Berdasarkan hasil penelitian A0 = 0 ton/ha A1 = 23,6 ton/ha
Lama Inkubasi cm
menunjukkan bahwa pemberian abu D0 = 0 Hari 115,58 105,83 110,70
vulkanik dan interaksi abu vulkanik dan lama D1 =15 Hari 95,73 112,80 104,26
D2 = 30 Hari 87,15 92,98 90,06
inkubasi tidak berpengaruh nyata terhadap Rataan 99,48 103,87
populasi mikroorganisme tanah gambut.
Namun pada perlakuan pemberian
Namun perlakuan pemberian abu vulkanik
abu vulkanik A1 (23,6 ton/ha) terjadi
A1 (23,6 ton/ha) terjadi penurunan populasi
peningkatan tinggi tanaman menjadi 103,87
mikroorganisme 147,17 108 CFU/mL dari A0
cm dari 99,48 cm, diameter batang tanaman
(0 ton/ha) yaitu 167,67 108 CFU/mL. Hal ini
7,27 mm dari 7,08 mm serta bobot kering
di duga disebabkan tanah yang tidak terkena
tanaman 15,10 g dari 13,99 g. Hal ini
abu vulkanik memiliki pH yang lebih tinggi
dikarenakan kandungan mineral dari abu
yaitu 5,07 jika dibandingkan dengan tanah
vulkanik cukup baik dan adanya asupan
yang terkena abu vulkanik yaitu 4,96 karena
hara-hara tambahan baik unsur hara makro
mikroorganisme umumnya hidup pada pH
(N, P, K, Ca, Mg) maupun unsur hara mikro
netral. Hal ini sesuai dengan pernyataan
(Fe, Mn, Zn, Cu) yang terdapat dalam tanah
Sarah et al. (2016) yang menyatakan bahwa
gambut walaupun dalam jumlah yang rendah
populasi mikroorganisme akan bertambah
untuk pertumbuhan tanaman jagung. Hal ini
seiring dengan semakin tinggimya pH,
sesuai dengan pernyataan Rostaman et al.
pertumbuhan kelompok bakteri optimum
(2011) yang menyatakan bahwa debu
pada pH sekitar netral dan meningkat seiring
vulkanik merupakan mineral yang memiliki
dengan meningkatnya pH tanah.
potensi sebagai penambah sekaligus
Pada pengukuran populasi
berfungsi memperkaya tanah dan
mikroorganisme tanah terlihat bahwa lama
memperbaiki sifat fisik tanah.
inkubasi menurunkan populasi Tabel 15. Pengaruh pemberian abu vulkanik dan lama inkubasi terhadap diameter
batang tanaman jagung
mikroorganisme tanah dengan nyata. Hal ini Perlakuan Abu Vulkanik Rataan
di duga karena terjadinya kompetisi unsur A0 = 0 ton/ha A1 = 23,6 ton/ha
Lama Inkubasi mm
hara antara mikroorganisme dan tanaman D0 = 0 Hari 8,71 8,19 8,45
dengan semakin lamanya waktu inkubasi D1 =15 Hari 5,88 6,49 6,18
D2 = 30 Hari 6,66 7,14 6,90
dengan perombakan semakin lanjut sehingga Rataan 7,08 7,27
kurang tersedianya unsur hara bagi
Pada pengukuran tinggi tanaman terlihat
mikroorganisme dan rendahnya pH tanah.
bahwa lama inkubasi menurunkan tinggi
Hal ini sesuai dengan pernyataan Hermanto
tanaman, diameter batang tanaman dan bobot
dan Wawan (2017) yang menyatakan bahwa
kering tanaman dengan nyata. Hal ini di duga
mikroba tanah dapat tumbuh dan
penyediaan unsur-unsur hara bagi tanaman
berkembang dengan baik dikarenakan
yang rendah disebabkan karena bahan
organik belum melapuk sempurna juga pH tinggi Toba. Serta perlu dikembangkan
dan kejenuhan basa tanah yang rendah. Hal penelitian sumber amelioran lain sebagai
ini sesuai dengan Suastika (2006) yang sumber mineral terhadap tanah gambut,
menyatakan bahwa nilai kejenuhan basa sebagai contoh: mineral kapur, batuan/
yang rendah akan menghambat pertumbuhan tepung batuan, abu cangkang hewani atau
tanaman karna penyediaan hara bagi nabati.
tanaman menjadi rendah. Hal ini didukung
juga dengan pernyataan Yandi et al. (2016) DAFTAR PUSTAKA
yang menyatakan bahwa karena selama
proses penguraian sampai proses peguraian Agus, F dan I. G. M. Subiksa. 2008. Lahan
sempurna, tanaman akan bersaing dengan Gambut: Potensi untuk Pertanian dan
mikroorganisme tanah untuk Aspek Lingkungan. Bogor. Balai
memperebutkan unsur hara. Penelitian Tanah dan World
Tabel 16. Pengaruh pemberian abu vulkanik dan lama inkubasi terhadap bobot
kering tanaman jagung Agroforestry Centre (ICRAF).
Perlakuan
A0 = 0 ton/ha
Abu Vulkanik
A1 = 23,6 ton/ha
Rataan Amir, L., A P Sari., S F Hiola., O Jumadi.
Lama Inkubasi g 2012. Ketersediaan Nitrogen Tanah
D0 = 0 Hari 19,05 16,95 18,00
D1 =15 Hari 11,73 12,40 12,06 dan Pertumbuhan Tanaman Bayam
D2 = 30 Hari 11,20 15,95 13,58 (Amaranthus tricolor L.) yang
Rataan 13,99 15,10
Diperlakukan dengan Pemberian
Pupuk Kompos Azolla. Makassar.
KESIMPULAN DAN SARAN Jurnal Sainsmat
Aristio, A., Wardati., Wawan. 2017. Sifat
Kesimpulan Kimia Tanah Dan Pertumbuhan
1. Pemberian abu vulkanik tidak Tanaman Karet (Havea brasiliensis
berpengaruh nyata terhadap beberapa Muell. Arg) Pada Tanah Gambut
sifat kimia dan populasi Yang Ditumbuhi Dan Tidak
mikroorganisme tanah serta Ditumbuhi Mucuna bracteate. Riau.
pertumbuhan tanaman jagung (Zea Jurnal Online Mahasiswa Fakultas
mays L.) pada tanah gambut dataran Pertanian Universitas Riau.
tinggi Toba. Fitroh, M. A. E., A Nugroho., T Islami. 2017.
2. Pemberian abu vulkanik 23,6 ton/ha Kajian Abu Vulkanik Gunung Kelud
dapat meningkatkan N-total, Na- Dan Ampas Tebu Dalam Berbagai
tukar, Mg-tukar, Ca-tukar tanah, dan Komposisi Media Tanam Terhadap
tinggi tanaman. Tanaman Jagung Manis (Zea mays L.
3. Perlakuan lama inkubasi berpengaruh saccharate Sturt.). Malang. Jurnal
nyata meningkatkan C-organik, N- Produksi Tanaman.
total, Mg-tukar, Ca-tukar dan C/N Hayadi, D., Wawan., A I Amri. 2012. Sifat
pada tanah gambut dataran tinggi Kimia Ultisol Di Bawah Tegakan
Toba. Berbagai Umur Tanaman Kelapa
4. Interaksi antara pemberian debu Sawit (Elaeis guineensis Jacq.).
vulkanik dan lama inkubasi tidak Riau. Jurusan Agroteknologi,
berpengaruh nyata meningkatkan Fakultas Pertanian Universitas Riau
beberapa sifat kimia dan populasi Nurhayati. 2008. Tanggapan Tanaman
mikroorganisme tanah serta Kedelai di Lahan Gambut Terhadap
pertumbuhan tanaman jagung (Zea Pemberian Beberapa Jenis Bahan
mays L.) pada tanah gambut dataran Perbaikan Tanah. [Tesis]. Fakultas
tinggi Toba. Pertanian Universitas Sumatera
Utara.
Saran Nurlaeny, N., Saribun, D.S. dan Hudaya, R.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah 2012. Pengaruh Kombinasi Abu
diperoleh, maka disarankan perlu dilakukan Vulkanik Merapi, Pupuk Organik
penelitian lanjutan untuk mendapatkan dosis Dan Tanah Mineral Terhadap Sifat
yang paling sesuai untuk pemberian abu Fisiko-Kimia Media Tanam Serta
vulkanik terhadap tanah gambut dataran Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea
mays L.). Bandung. Bionatura-Jurnal Dataran Rendah di Sumatera Utara
Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik. [Tesis]. Medan. Universitas Sumatera
Pasaribu N R., Fauzia., Hanafiah A S. 2018. Utara
Aplikasi Beberapa Bahan Organik SM HR A P., Sarifuddin., Fauzi. 2018.
dan Lamanya Inkubasi Dalam Pengaruh Pemberian Debu Vulkanik
Meningkatkan P-Tersedia Tanah Sinabung Terhadap Pertumbuhan dan
Ultisol. Medan. ANR Conference Produksi Tanaman Padi Varietas
Series 01. Dendang pada Tanah Gambut.
Pasaribu, B. 2019. Kajian Pengaruh Medan. JurnalAgroekoteknologi FP
Pemberian Pupuk Hayati Agrimeth USU E-ISSN No. 2337- 6597 Vol.6.
dan Kotoran Ayam Terhadap No.1, Januari 2018 (5): 30- 36
Pertumbuhan Jagung Manis (Zea Yandi, A., Neni M., Rosmiah. 2016.
mays saccharata L.) pada Tanah Pengaruh Waktu Inkubasi Dan
Ultisol. [Skripsi]. Medan. Program Takaran Kompos Kotoran Ayam
Studi Agroekoteknologi Fakultas Terhadap Pertumbuhan Gulma Dan
Pertanian Universitas Sumatera Produksi Tanaman Jagung Hibrida
Utara. (Zea Mays L.) Di Lahan Lebak.
Pratiwi, E., T. D. Satwika., F. Agus. 2018. Palembang. KLOROFIL XI - 1: 41 –
Keanekaragaman Mikroba Tanah 50, Juni 2016
Gambut di Bawah Hutan dan di Yuniarti, A., A Suriadikusumah., J U
Bawah Perkebunan Sawit di Provinsi Gultom. 2017. Pengaruh Pupuk
Jambi. Bogor. Jurnal Tanah dan Anorganik dan Pupuk Organik Cair
Iklim. Terhadap pH, N-total, C-organik dan
Purba, J. 2015. Pengaruh Kombinasi Pasir Hasil Pakcoy pada Inceptisols.
Vulkan, Zeolit dan Air Laut Terhadap Prosiding Seminar Nasional 2017
Sifat Kimia Tanah dan Produksi Padi Fakultas Pertanian UMJ
Varietas Lokal di Lahan Gambut Zuraida. 2011. Pengaruh Pemberian
Dataran Tinggi Toba. [Skripsi]. Berbagai Jenis Bahan Amandemen
Medan. Program Studi Agroteknlogi Terhadap Beberapa Sifat Kimia
Fakultas Pertanian Universitas Bahan Tanah Gambut Hemik. J.
Sumatera Utara Floratek. Vol.8
Purba, D K T, Mukhlis, Supriadi. 2017.
Klasifikasi Tanah Gambut di Dataran
Tinggi Toba. Medan. Jurnal
Agroekoteknologi FP USU. Vol.5.
No. 1
Rostaman. T., A. Kasno., L. Anggria., 2011.
Perbaikan Sifat Tanah dengan Dosis
Abu Vulkanik Pada Tanah Oxisols.
Bogor. Peneliti Badan Litbang
Pertanian di Balai Penelitian Tanah
Sarah, P., D. Elfiati., Delvian., 2016.
Aktivitas Mikroorganisme Pada
Tanah Bekas Erupsi Gunung
Sinabung Di Kabupaten Karo.
Fakultas Kehutanan Universitas
Sumatera Utara. Medan
Simanjuntak, C. M., D. Elviati., Delvian.
2016. Dampak Erupsi Gunung
Sinabung Terhadap Sifat Kimia
Tanah Di Kabupaten Karo. Medan.
Universitas Sumatera Utara
Sitohang, E. J. 2021. Kajian Karakteristik
Gambut Dataran Tinggi Dan Gambut

You might also like