You are on page 1of 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/309810141

KORELASI KECEMASAN DENGAN TENSION TYPE HEADACHE PADA


MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

Article · September 2016

CITATIONS READS

0 1,273

3 authors, including:

I Putu Eka Widyadharma I Made Oka Adnyana


Udayana University Udayana University
129 PUBLICATIONS   34 CITATIONS    36 PUBLICATIONS   20 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Neurology and Surgery View project

Purple Sweet Potato Extract Lowers Levels of Malondialdehyde, Prostaglandin E2, Expression of Microglial P2X4R and Decrease Neuropathic Pain Behavior in Wistar Rat
with Peripheral Nerve Injury View project

All content following this page was uploaded by I Putu Eka Widyadharma on 11 November 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Artikel Penelitian

KORELASI KECEMASAN DENGAN TENSION TYPE


HEADACHE PADA MAHASISWA FAKULTAS
KEDOKTERAN
ANXIETY CORRELATED WITH TENSION TYPE HEADACHE IN MEDICAL
STUDENT
I Made Mahardika Yasa,* I Putu Eka Widyadharma,* I Made Oka Adnyana*

ABSTRACT
Introduction: Known to its high academic load, medical collage tends to put students in a
high stress levels. This condition is often reported as the reason for the high prevalence of anxiety
and tension type headache (TTH) among medical students.
Aims: To determine the correlation between anxiety and TTH in medical students.
Methods: A cross sectional design with simple random sampling method in sixth-
semester medical student of Udayana University. Anxiety was diagnosed by using the Hamilton
Rating Scale for Anxiety (HARS) while TTH was diagnosed using diagnostic criteria according to
the 4th National Consensus of headache study group of Indonesian Neurological Association
2013. Lambda test was used to determine the correlation between the Anxiety and TTH among
medical students.
Results: There were 73 subjects with mean age of 19,36±0.674 years, 52.1% were
women. TTH proportion was 57.5% subjects and anxiety was found in 61.6% subjects. TTH occurs
more frequently in subjects with anxiety (80%) significantly (p=0.001) with moderate-positive
correlation (r=0.516).
Discussion: Anxiety was positively correlated with TTH among medical students.
Keywords: Anxiety, medical student, tension type headache
ABSTRAK
Pendahuluan: Pendidikan kedokteran dikenal dengan beban akademik yang berat
dengan tingkat stres yang tinggi. Kondisi ini seringkali dilaporkan sebagai alasan cukup tingginya
prevalensi kecemasan dan kejadian tension type headache (TTH) di kalangan mahasiswa
kedokteran.
Tujuan: Mengetahui korelasi antara kecemasan dan TTH pada mahasiswa kedokteran.
Metode: Penelitian menggunakan rancangan potong lintang. Pengambilan sampel dengan
metode simple random sampling terhadap mahasiswa semester 6 Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana, Denpasar, pada bulan Mei-Juni 2015. Diagnosis TTH ditegakkan berdasarkan
Konsensus Nasional IV Kelompok Studi Nyeri Kepala PERDOSSI tahun 2013, sedangkan
kecemasan dinilai menggunakan Hamilton Rating Scale for Anxiety (HARS). Digunakan uji
Lambda untuk menentukan korelasi antara kecemasan dengan TTH.
Hasil: Terdapat 73 subyek dengan rerata usia 19,36±0,67 tahun dan mayoritas perempuan
52,1%. Didapatkan proporsi subyek yang mengalami TTH adalah 57,5% dan yang mengalami
kecemasan adalah 61,6%. Didapatkan TTH lebih banyak terjadi pada subyek yang mengalami
kecemasan (80%) yang bermakna secara statistik (p=0,001) dengan korelasi positif sedang
(r=0,516).
Diskusi: Kecemasan berkorelasi positif sedang dengan TTH pada mahasiswa kedokteran.
Kata Kunci: Kecemasan, mahasiswa kedokteran, tension type headache

*Bagian Neurologi FK Universitas Udayana/RSUP Sanglah, Denpasar.


Korespondensi: dicciodika@gmail.com

PENDAHULUAN
Kecemasan dan tension type headache (TTH) dilaporkan memiliki asosiasi yang
signifikan.1 Kecemasan menggambarkan kondisi psikis berupa rasa khawatir berlebihan
yang sering muncul pada kondisi penuh tekanan sedangkan TTH sering dialami pada
kondisi kelelahan dan ketegangan fisik berlebih.1,2
Secara epidemiologi, data prevalensi TTH pada populasi cukup beragam. Hal ini
dikarenakan studi serta desain penelitian yang berbeda sesuai dengan demografi tertentu.
Secara garis besar, hampir 80% populasi pernah mengalami TTH dan migren.3 Sementara
data lain menyebutkan bahwa 15-20% populasi pernah mengalami kejadian TTH.
Penelitian Ferrante dkk menunjukkan secara global rata-rata prevalensi TTH adalah 42%
populasi dan berkaitan erat dengan disabilitas serta komorbid psikiatrik.4
Kecemasan dan TTH sebagai suatu komorbiditas sering dikaitkan dan ditemukan
pada kondisi atau situasi lingkungan yang hampir mirip. Hal ini diduga dipengaruhi oleh
faktor-faktor pencetus dari kecemasan dan TTH hampir sama. Hubungan antara TTH dan
kecemasan juga tidak lepas dari karakteristik individu yang mengalaminya. Usia, jenis
kelamin, domain pekerjaan atau pendidikan adalah beberapa dari sekian banyak faktor
yang turut memengaruhi kejadian kecemasan dan TTH.5,6,7
Salah satu domain pekerjaan atau pendidikan dengan tingkat kecemasan
sekaligus prevalensi nyeri kepala termasuk TTH yang cukup tinggi adalah pendidikan
kedokteran. Pendidikan kedokteran dikenal dengan beban akademik yang berat dengan
tingkat stres yang tinggi. Kondisi ini seringkali dilaporkan sebagai alasan cukup tingginya
prevalensi TTH dan kecemasan di kalangan mahasiswa kedokteran. Keadaan ini secara
konsisten ditemukan di sebagian besar sentra pendidikan dokter di dunia.8,9,10
Di Indonesia, belum banyak penelitian yang sudah terpublikasi secara luas yang
menitikberatkan pada tingkat kecemasan dan TTH, khususnya pada mahasiswa
kedokteran. Oleh karena itu, penelitian akan dilakukan untuk mengetahui korelasi antara
kecemasan dan TTH pada mahasiswa fakultas kedokteran.
TUJUAN
Untuk mengetahui proporsi TTH dan kecemasan pada TTH, serta korelasi antara
kecemasan dengan TTH pada mahasiswa kedokteran.
METODE
Penelitian potong lintang terhadap mahasiswa semester 6 Fakultas Kedokteran
(FK) Universitas Udayana, Denpasar. Subyek penelitian ini diambil secara simple
random sampling dalam periode waktu bulan Mei-Juni 2015. Subyek diminta
menandatangani surat persetujuan (informed consent). Kriteria eksklusi meliputi nyeri
kepala tipe lain, seperti migren, klaster, dan nyeri kepala sekunder.
Diagnosis TTH menggunakan kriteria diagnosis menurut Konsensus Nasional IV
kelompok studi nyeri kepala PERDOSSI meliputi: 1) paling tidak terdapat 10 episode
serangan dengan rerata <1 hari/bulan (<12 hari/tahun), 2) nyeri kepala berlangsung dari
30 menit sampai 7 hari, 3) nyeri kepala paling tidak terdapat 2 dari 4 gejala khas, yaitu
lokasi bilateral, menekan/mengikat (kualitas tidak berdenyut), intensitas ringan atau
sedang, dan tidak diperberat oleh aktivitas fisik. 4) tidak didapatkan mual atau muntah,
atau fotobia atau fonofobia. 5) tidak berkaitan dengan kelainan yang lain.12 Penilaian
kecemasan menggunakan Hamilton Rating Scale for Anxiety dengan rentang nilai 0
hingga 56. Nilai <18 dikategorikan kecemasan ringan, 18-24 dikategorikan kecemasan
sedang, dan nilai >24 dikategorikan kecemasan berat.11
Analisis statistik dengan bantuan program komputer SPSS 16.0 for Windows.
Analisis deskriptif dilakukan untuk menentukan proporsi dan karakteristik kecemasan

dan TTH pada subyek. Untuk menentukan korelasi antara karakteristik kecemasan TTH
digunakan uji korelasi Lambda dengan variabel kecemasan berskala nominal dan TTH
berskala nominal.
HASIL
Didapatkan 73 subyek dengan rerata usia 19,36±0,674 dan mayoritas perempuan
(52,1%). Kecemasan didapatkan pada sebagian besar (61,6%) subyek, terutama
kecemasan ringan (48,9%). Proporsi TTH didapatkan (57,5%) dengan karakteristik pada
Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik Subyek Penelitian (n=73)
Variabel n %
Usia (rerata±SD) 19,36±0,674
Jenis Kelamin
• Lelaki 35 47,9
• Perempuan 38 52,1
Kecemasan
• Ya 45 61,6
• Tidak 28 38,4
TTH
• Ya 42 57,5
• Tidak 31 42,5
Sebagian besar subyek yang mengalami kecemasan juga mengalami TTH yaitu
sebanyak 36 (80%) subyek. Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan uji korelasi
Lambda, didapatkan nilai kemaknaan p=0,001 dan nilai r=0,516. Nilai ini menunjukkan
hubungan searah, makin tinggi kecemasan maka makin tinggi pula TTH, serta korelasi ini
berkekuatan sedang (Tabel 2).
Tabel 2. Korelasi Kecemasan dengan TTH (n=73)
TTH
Variabel Ya Tidak r p*
n (%) n (%)
Cemas 36 (80,0) 9 (20,0) 0,516 0,001
Tidak Cemas 6 (21,4) 22 (78,6)
* bermakna (p<0,05)

PEMBAHASAN
Penelitian tentang nyeri kepala di lingkup pendidikan kedokteran telah banyak
dilakukan walaupun secara spesifik tidak selalu mengacu pada salah satu jenis nyeri
kepala tertentu seperti TTH. Pendidikan kedokteran dianggap berkontribusi terhadap
cukup tingginya prevalensi nyeri kepala yang dialami mahasiswa yang sedang menjalani
pendidikan. Prevalensi kecemasan juga ditemukan tinggi pada kalangan mahasiswa ini.
Keadaan ini hampir selalu ditemukan di sebagian besar sentra pendidikan dokter di dunia.
Lamanya masa studi, kurikulum, kompetisi, dan transisi dari lingkungan pendidikan
sebelumnya serta penyesuaian setelah menjalani pendidikan kedokteran diduga berperan
dalam meningkatkan kemungkinan hal-hal tersebut diatas terjadi.4,13
Nyeri kepala termasuk TTH, berkaitan dengan terangsangnya susunan peka nyeri.
Nyeri kemudian timbul setelah melewati proses modulasi sebelum akhirnya dipersepsi
sebagai nyeri baik melalui mekanisme perifer atau sensitisasi sentral.5,6 Proses tersebut
tidak lepas dari peran neurotransmiter yang berperan di dalamnya. Pada kondisi cemas,
kadar salah satu neurotransmitter yaitu serotonin diduga mengalami penurunan. Serotonin

yang berkurang ini dikaitkan sebagai salah satu mekanisme dalam proses timbulnya nyeri
pada TTH disamping beberapa mekanisme lainnya yang melibatkan mediator-mediator
inflamasi.7
Di sisi lain, dari data penelitian didapatkan TTH justru memicu atau
memperburuk kondisi cemas yang sebelumnya sudah ada. Hubungan sebab akibat antara
keduanya memang tidak selalu konsisten bisa dibuktikan sebagai hubungan satu arah
pada beberapa penelitian. Secara sederhana dihipotesiskan bahwa kecemasan dapat
menimbulkan TTH atau sebaliknya. Pada satu penelitian berbasis populasi skala besar
hanya mendapati bahwa prevalensi dari kecemasan ditemukan lebih tinggi pada penderita
TTH atau nyeri kepala secara umum. Penelitian lainnya juga menghasilkan kesimpulan
serupa bahwa jika dibandingkan dengan kelompok kontrol orang sehat, penderita nyeri
kepala khususnya TTH secara konsisten dan signifikan menunjukkan skor penilaian
kecemasan yang lebih tinggi.8,9
Penelitian sebelumnya pada mahasiswa kedokteran di Turki pada tahun 2012
menemukan bahwa 12,6% mahasiswa kedokteran di Turki mengalami episode nyeri
kepala primer seperti migrain dan TTH. Disebutkan bahwa selain dikaitkan dengan
kejadian depresi, nyeri kepala, terutama migren, juga memiliki hubungan dengan klinis
psikiatrik lainnya seperti kecemasan, post-traumatic stress disorders, dan alexithymia.13
Hasil yang senada dengan hasil penelitian-penelitian tersebut juga didapatkan pada
penelitian ini. Pada penelitian ini didapatkan 57,5% subyek mengalami TTH dan 61,6%
subyek juga mengalami kondisi kecemasan. Prevalensi kecemasan dan TTH yang cukup
tinggi ini mendukung dan sesuai dengan hasil-hasil penelitian serupa sebelumnya.
Sebuah meta-analisis yang menelaah 41 penelitian dengan keterlibatan 5.908
orang tentang hubungan antara tingkat kecemasan dan nyeri menyimpulkan bahwa
tingkat kecemasan memiliki korelasi yang kuat dengan gangguan toleransi terhadap nyeri
dan disabilitas yang berkaitan dengan nyeri.14 Penelitian lain yang meneliti hubungan
stres dan intensitas TTH kronis menduga hal ini berkaitan dengan sensitivitas terhadap
nyeri serta, secara lebih spesifik, berkaitan dengan proses perifer dan sentral.13 Pada
penelitian ini didapatkan adanya korelasi positif antara kecemasan dan TTH. Didapatkan
80% mahasiswa yang memiliki kecemasan juga mengalami TTH (r=0,516, p=0,001).
Pada kondisi cemas dan dalam tekanan tertentu (stres) terjadi ketegangan yang memicu
proses mekanik dari otot-otot dan susunan peka nyeri dan aktifnya mediator-mediator
inflamasi yang berakibat munculnya nyeri. Hal ini didukung oleh penjabaran tentang
peran otot dalam proses perifer dan sensitisasi sentral. Proses sensitisasi sentral
mempengaruhi sensitifitas nyeri sentral yang meningkat, terutama pada TTH kronik.5,6,7
Keterbatasan penelitian ini meliputi rancang penelitian yang tidak bisa
menyimpulkan adanya hubungan sebab akibat antara kecemasan dan TTH. Perlu
penelitian dengan rancang prospektif untuk menyempurnakan penelitian ini.
KESIMPULAN
Kecemasan berkorelasi positif dengan TTH pada mahasiswa kedokteran, bahwa
semakin tinggi tingkat kecemasan maka semakin tinggi pula tingkat kejadian TTH.

DAFTAR PUSTAKA
1. Blaauw BA, Dyb G, Hagen K, Holmen TL, Linde M, Wentzel-Larsen T, dkk. Anxiety,
depression and behavioral problems among adolescents with recurrent headache: The young-
HUNT study. J Headiche Pain. 2015;1:1-9.
2. Waldie KE, Buckley J, Bull PN, Poulton R. Tension-type headache: a life-course review. J
Headache Pain. 2015 [diunduh 5 Agustus 2016];1:2. Tersedia dari: J Headache Pain.

3. Schramm SH, Obermann M, Katsarava Z, Diener HC, Moebus S, Yoon MS. Epidemiological
profiles of patients with chronic migraine and chronic tension-type headache. J Headache
Pain [serial online]. 2013 [diunduh 5 Agustus 2014];14:40. Tersedia dari: J Headache Pain.
4. Ferrante T, Manzoni GC, Russo M, Camarda C, Taga A, Veronesi L, dkk. Prevalence of
tension-type headache in adult general population: the PACE study and review of the
literature. Neurol Sci. [serial online]. 2013 [diunduh 5 Agustus 2014];34:137-8. Tersedia
dari: Springer.
5. Bendtsen L, Fernandez-de-la-Penas C. The role of muscle in tension type headache. Curr
Pain Headache Rep. 2011 [diunduh 6 Agustus 2014];15:451-8. Tersedia dari: Springer.
6. Millea PJ, Brodie JJ. Tension-type headache. Am Fam Physician. [serial online]. 2002
[diunduh 8 agustus 2014];66:797-804. Tersedia dari: AAFP.
7. Lucchetti G, Peres MF, Lucchetti AL, Mercante JP, Guendler VZ, Zukerman E. Generalized
anxiety disorder, subthreshold anxiety and anxiety symptoms in primary headache.
Psychiatry Clin Neurosci. 2013;67:41-9.
8. Mullin K, Buse DC, Sollars CM, Lipton RB. Epidemiology of the psychiatric comorbidities
of headache. Dalam: Green WM, Muskin RP, editor. The neuropsychiatry of headache. Nw
York: Cambridge University Press; 2013. hlm. 1-8.
9. Pooja M, Meha J. Personality and psychiatric co-morbidities associated with tension type
headache (TTH) and migraine: A review. Indian Journal of Health and Wellbeing.
2015;6:1135-7.
10. Niemi PM, Vainiomäki PT. Medical students’ distress–quality, continuity and gender
differences during a six-year medical programme. Med Teach. 2006;28:136-41.
11. Kummer A, Cardoso F, Teixeira AL. Generalized anxiety disorder and the hamilton anxiety
rating scale in parkinson’s disease. Arq Neuropsiquiatr. 2010;68:495-501.
12. Kelompok Studi Nyeri Kepala PERDOSSI, Sjahrir H. Konsensus nasional IV diagnostik dan
penatalaksanaan nyeri kepala. Surabaya: Airlangga University Press; 2013.
13. Balaban H, Semiz M, Ahmet SI, Kavakci O, Cinar Z, Dikici A, dkk. Migraine prevalence,
alexithymia, and post-traumatic stress disorder among medical students in Turkey. J
Headache Pain. 2012;13:459–67.
14. Ocanez KL, McHugh K, Otto MW. A meta-analytic review of the association between
anxiety sensitivity and pain. Depress Anxiety. 2010;27:760-7.

View publication stats

You might also like