You are on page 1of 10

Moch Afif Rosdianto, Mokh Suef, Endah Angreni, Analisis Peristiwa Penyebab pada Keterlambatan Proyek Apartemen

ANALISIS PERISTIWA PENYEBAB PADA KETERLAMBATAN PROYEK


APARTEMEN

Moch Afif Rosdianto, Mokh Suef, Endah Angreni


Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya
e-mail: afifrosdianto@gmail.com

Abstract: A Project could be told success if it had a capability to fulfill a project’s goal, which was
project could be done either in time or do not have a major lateness. Many things were affecting
project buildings processing. This research purpose was to analyze whose causing lateness for
apartment buildings project event in Surabaya. To analyze so many cause lateness event would be
needed a systematic method approach. This research’s method was used a Fault Tree Analysis (FTA)
Method which was used to seek cause event and the probability of lateness. Not only two of those
methods, but also expert judgment technique was conducted by using questionnaire to seek prob-
ability and to analyze variable cause event. As a result of FTA method was obtained a very high
probability of lateness with the main cause event was classified into 4 groups, were caused by
owner, caused by supervising consultants, caused by contractor, and caused by environment cir-
cumstances. From four of those main causes was obtained some results, first of all from owner’s
perspective were a lot of assignment alteration and late payment installment to contractor, second
of all from supervising consultants’ perspective was a checklist survey result in certain area, the
contractor’s work could not be continued because of such a certain things, third of all from
contractor’s perspective was caused by inaccurate work method, and the last of all from environ-
ment circumstances was the local people felt so agitated because of the project location to close to
them.

Keywords: cause lateness event, fault tree analysis, probability

PENDAHULUAN Dalam pembangunan Apartemen sering kali ba-


nyak faktor yang memengaruhi penyelesaian
Keterlambatan dalam menyelesaikan suatu
pembangunan. Pada pembangunan apartemen di
proyek dapat menghambat bahkan dapat me-
Surabaya, di mana banyak pembangunan proyek
nyebabkan terhentinya kegiatan proyek tersebut.
yang ditargetkan selesai dengan masa pemba-
Untuk itu, sebelum melaksanakan proyek kon-
ngunan, akan tetapi proyek tersebut tidak dapat
struksi perlu perencanaan yang matang agar
selesai sesuai target dan mengalami kemoloran
proyek tersebut dapat berjalan dengan lancar.
waktu pembangunan. Banyak sekali peristiwa
Keterlambatan konstruksi dapat didefinisikan
yang terjadi di lapangan yang menghambat ber-
sebagai penyelesaian pembangunan dalam meme-
jalannya pembangunan proyek apartemen di
nuhi target waktu pengerjaan melebihi tanggal
Surabaya.
yang telah disepakati oleh seluruh pihak (Assaf
Dengan adanya berbagai peristiwa peng-
dan Al-Hejji 2006). Haseeb et al. (2011) juga
hambat pembangunan proyek yang mengakibat-
menjelaskan bahwa keterlambatan dalam penger-
kan keterlambatan ini, maka perlu dilakukan
jaan proyek konstruksi merujuk pada meningkat-
evaluasi dan analisis mendalam yang berdasar-
nya biaya yang terjadi karena waktu pengerjaan
kan analisis dan ilmiah terkait keterlambatan
menjadi lebih lama, peningkatan biaya tenaga
proyek pada pembangunan apartemen taman
kerja serta peningkatan biaya bahan bangunan.

29 29
Accounting and Management Journal, Vol. 2, No. 1, July 2018

melati surabaya. Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Pemilik atau wakilnya (delay caused by
menganalisis besar probabilitas dan peristiwa owner).
penyebab keterlambatan pembangunan proyek Bila pemilik atau wakilnya menyebabkan sua-
apartemen di Surabaya, dengan cara mengidenti- tu keterlambatan, misalkan karena terlambat
fikasi peristiwa penyebab menggunakan metode pemberian gambar kerja atau keterlambatan
Fault Tree Analysis (FTA). dalam memberikan persetujuan terhadap gam-
bar, maka umumnya kontraktor akan diperke-
nankan untuk mendapatkan tuntutan yang
TINJAUAN PUSTAKA sah untuk mendapatkan kompensasi ekstra-
Menurut Popescu dan Charoengam (1995), nya.
apabila dilihat berdasarkan tanggung jawabnya, 2. Keterlambatan yang disebabkan oleh kontrak-
keterlambatan dapat diklasifikasikan menjadi tor (contractor caused delay).
excusable delay, non-excusable delay, dan con- Keterlambatan semacam ini umumnya akan
current delay. berakibat tidak diberikannya perpanjangan
1. Keterlambatan yang tidak dapat dimaafkan waktu dan tidak ada pemberian suatu kom-
(non-excusable delays). Non-excusable de- pensasi tambahan. Sesungguhnya pada situasi
lays adalah keterlambatan yang diakibatkan yang ekstrem maka hal-hal ini akan menye-
oleh tindakan, kelalaian, atau kesalahan kon- babkan terputusnya ikatan kontrak.
traktor. 3. Keterlambatan oleh pihak ketiga yang diper-
2. Keterlambatan yang dapat dimaafkan (excus- kenankan (excusable tried party delay.
able delays). Excusable delays adalah keter- Sering terjadi keterlambatan yang disebabkan
lambatan yang disebabkan oleh kejadian- oleh kekuatan yang berbeda di luar jangkauan
kejadian di luar kendali baik pemilik maupun pengendalian pihak pemilik atau kontraktor.
kontraktor. Pada kejadian ini, kontraktor men- Contohnya yang tidak dipersoalkan lagi di
dapatkan kompensasi berupa perpanjangan antaranya adalah kebakaran, banjir, gempa
waktu saja. bumi dan hal yang lain disebut sebagai “tin-
3. Keterlambatan yang layak mendapat ganti dakan Tuhan Yang Maha Kuasa”. Hal-hal
rugi (compensable delays). Compensable de- lainnya yang sering kali menjadi masalah
lays adalah keterlambatan yang diakibatkan perselisihan meliputi pemogokan, embargo
tindakan, kelalaian atau kesalahan pemilik. untuk pengangkutan, kecelakaan dan keter-
Pada kejadian ini, kontraktor biasanya men- lambatan dalam menyerahkan yang bisa dime-
dapatkan kompensasi berupa perpanjangan ngerti. Termasuk pula yang tidak dimasukkan
waktu dan tambahan biaya operasional yang dalam kondisi yang telah ada pada saat pena-
perlu selama keterlambatan pelaksanaan ter- waran dilakukan dan keadaan cuaca buruk.
sebut.

Fault Tree Analysis (FTA)


Penyebab Keterlambatan Konstruksi Menurut Rosyid (2007), fault tree analysis
Menurut Barie (1984), keterlambatan dise- adalah sebuah metode untuk mengidentifikasi
babkan oleh pihak-pihak berbeda seperti berikut. semua sebab yang mungkin (kegagalan kompo-

30
Moch Afif Rosdianto, Mokh Suef, Endah Angreni, Analisis Peristiwa Penyebab pada Keterlambatan Proyek Apartemen

nen atau kejadian kegagalan lainnya yang terjadi Namun bukan kombinasi peristiwa terkecil
sendiri atau bersama-sama) menyebabkan kega- yang menyebabkan peristiwa puncak. Untuk me-
galan sistem dan memberi pijakan perhitungan ngetahuinya diperlukan minimal cut set. Mini-
peluang kejadian kegagalan tersebut. FTA dapat mal cut set ini adalah kombinasi peristiwa yang
dipakai untuk kasus dengan kombinasi kegagalan paling kecil yang membawa peristiwa yang tidak
komponen, sehingga FTA cocok dipakai untuk diinginkan (Billinton et al., 1992). Jika satu dari
sistem dengan redundansi. peristiwa-peristiwa dalam minimal cut set tidak
Menurut (Kocecioglu, 1991 Analisis fault terjadi, maka peristiwa puncak atau peristiwa
tree memiliki nilai penting dalam penyelesaian yang tidak/diinginkan tidak akan terjadi. Dengan
sebagai berikut. kata lain minimal cut set merupakan akar
1. Menganalisis kegagalan sistem. penyebab yang paling terkecil yang berpotensi
2. Mencari aspek-aspek dari sistem yang terlibat menyebabkan kecacatan (peristiwa puncak).
dalam kegagalan utama. Evaluasi kuantitatif fault tree yang dilakukan
3. Membantu pihak manajemen mengetahui per- dengan menggunakan pendekatan perhitungan
ubahan dalam sistem. langsung (direct numerical approach) yang ber-
4. Membantu mengalokasikan penganalisis un- sifat bottom-up approach. Pendekatan numerik
tuk berkonsentrasi pada bagian kegagalan ini berawal dari level hierarki yang paling rendah
dalam sistem. dan mengombinasikan semua probabilitas dari
5. Membantu memberikan pilihan kualitatif, event yang ada pada level ini dengan mengguna-
yang sama baiknya dengan kuantitatif, pada kan logic gate yang tepat di mana event-event
analisis sistem keandalan. ini dikaitkan. Kombinasi probabilitas ini akan
6. Membantu penganalisis menggunakan pe- memberikan nilai probabilitas dari intermediate
ngetahuannya untuk masuk dalam perilaku event pada level hierarki di atasnya sampai top
sistem. event dicapai.
Logic Gate pada fault tree analysis terdapat
Untuk menentukan minimal cut set yang Gerbang OR dan AND. Di mana gerbang OR
digunakan untuk memberikan jawaban terhadap adalah gerbang yang menggambarkan gabungan
masalah FTA dengan menggunakan MOCUS dari kejadian-kejadian. Gerbang OR ekuivalen
(method obtain cut set). MOCUS (method for pada simbol “+”. Untuk n kejadian-kejadian
obtaining cut set) yaitu merupakan sebuah masukan yang digambarkan pada gerbang OR
algoritma yang dipakai untuk mendapatkan mini- ekuivalen dengan rumus T = C1 + C2 +..+ Cn
mal cut set. Menurut Clemens (2002) cut set untuk T adalah kejadian output (Probabilitas)
adalah kombinasi pembentuk pohon kesalahan dan C1, C2, ..., Cn merupakan kejadian-kejadian
yang mana bila semua terjadi akan menyebabkan masukan (Vesely dkk.2009). Sedangkan gerbang
peristiwa puncak terjadi. Cut set digunakan AND adalah gerbang yang menggambarkan irisan
untuk mengevaluasi diagram pohon kesalahan dari kejadian-kejadian. Gerbang AND ekuivalen
dan diperoleh dengan menggambarkan garis dengan simbol “.” Untuk n kejadian-kejadian
melalui blok dalam sistem untuk menunjukkan masukan pada gerbang AND ekuivalen dengan
jumlah minimum blok gagal yang menyebabkan rumus T = C1xC2x.xCn untuk T merupakan
seluruh system gagal. kejadian output (Probabilitas) dan C1, C2, ..., Cn
merupakan kejadian-kejadian masukan.

31
Accounting and Management Journal, Vol. 2, No. 1, July 2018

Pada fault tree “0” diartikan sebagai kejadian sangat tepat digunakan untuk analisis data kue-
gagal yang tidak terjadi dan “1” diartikan sebagai sioner pada penelitian ini. Penelitian ini difokus-
kejadian gagal yang terjadi. Dan penilaian kan pada identifikasi peristiwa penyebab keter-
probabilitas pad setiap basic event berdasarkan lambatan pada proses pembangunan proyek apar-
dari kriteria rating probabilitas yang dimiliki temen dengan metode fault tree analysis. Berikut
oleh (Heldman, 2005) seperti pada Tabel 1 merupakan langkah-langkah dalam penerapan
berikut. FTA (Fault Tree Analysis) ini adalah sebagai
berikut.
Tabel 1 Kriteria Rating Probabilitas
1. Mengidentifikasi masalah yang akan diana-
Skor Deskripsi Definisi
lisis (problem definition).
0,8 Very critical Selalu terjadi
0,6 Critical Sering terjadi Penentuan masalah digunakan untuk mencari
0,4 Significant Kadang-kadang terjadi top event (peristiwa puncak), situasi atau
0,2 Negligible Kemungkinan kecil dapat terjadi
0,05 Very negligible Tidak pernah terjadi keadaan penuh risiko yang teridentifikasi se-
Sumber: Heldman,2005 cara spesifik yang didapatkan potensi kawas-
an tersebut. Adapun syaratnya adalah sebagai
berikut.
METODE PENELITIAN a. Pada FTA masalah adalah particular acci-
Metode yang digunakan dalam survei ini dents atau main system failure yang
menggunakan kuesioner dan wawancara terha- digambarkan sebagai top event.
dap para ahli/expert yang terkait dalam suatu b. Top event jangan terlalu umum.
proyek. Survei dilakukan kepada pemilik, mana- c. Top event jangan terlalu sempit.
jemen konstruksi/konsultan pengawas, serta d. Top event harus spesifik untuk masalah
Kontraktor yang berada objek penelitian yaitu yang akan dianalisis, sebisa mungkin me-
pada proyek pembangunan apartemen di Sura- ngandung 3W, yaitu what, where, dan
baya. Penetapan sampelnya menggunakan pur- when.
posive sampling/judgment sampling yang merupa- 2. Membuat gambar konstruksi fault tree.
kan non-probability sampling, sampel pada pene- Penggambaran FTA dimaksudkan untuk
litian ini ditetapkan oleh peneliti dengan pertim- mengetahui hubungan yang logis antara basic
bangan bahwa sampel tersebut dapat memberi- event dan top event yang telah ditentukan
kan informasi yang akurat. Dalam mengumpulkan sebelumnya. Cara pembuatan FTA dimulai
data penelitian maka perlu dilakukan dua pende- dari top event, kemudian ke event berikutnya
katan yaitu studi literatur dan studi langsung ke sampai akhirnya ke basic event. Langkah-
lapangan. langkah pembuatan FTA (Gambar 3.2.) ada-
Data yang telah diperoleh kemudian di lah sebagai berikut.
identifikasi dan di terjemahkan agar dapat di- a. Menetapkan kejadian puncak (top event)
olah, untuk pengelolaan data kuesioner yang yang telah ditentukan sebelumnya.
bersifat skala ordinal karena angka yang tercipta b. Menentukan intermediate event tingkat
bersifat relatif subjektif maka untuk analisis pertama terhadap kejadian puncak.
data akan dilakukan analisis modus karena data c. Menentukan hubungan intermediate event
yang diolah adalah data frekuensi maka modus tingkat pertama terhadap kejadian pun-
cak.

32
Moch Afif Rosdianto, Mokh Suef, Endah Angreni, Analisis Peristiwa Penyebab pada Keterlambatan Proyek Apartemen

d. Menentukan hubungan intermediate event penyebab keterlambatan yang disebabkan oleh


tingkat pertama ke top event dengan owner, kontraktor, manajemen konstruksi hingga
menggunakan gerbang logika (logic gate). disebabkan oleh faktor kondisi lingkungan ter-
e. Menentukan hubungan intermediate event hadap proyek pembangunan apartemen taman
tingkat kedua ke intermediate event ting- melati surabaya. Semua proses tersebut akan
kat pertama dengan menggunakan ger- dijabarkan dalam bentuk akar diagram pohon
bang logika. kesalahan FTA sehingga nantinya dapat diketahui
f. Melanjutkannya sampai ke basic event. penyebab dasar permasalahannya dan probabili-
3. Setelah melakukan proses penyusunan dia- tas masing-masing akar permasalahan tersebut.
gram pohon kegagalan (fault tree analysis) Keterlambatan proyek pembangunan apar-
dari faktor-faktor penyebab keterlambatan temen terbagi menjadi 4 peristiwa kejadian utama
proyek, kemudian menentukan perhitungan yaitu terlambatnya pengambilan tindakan oleh
kombinasi minimal cut set. Di dalam mela- owner, kurangnya pengawasan yang dilakukan
kukan perhitungan minimal cut set menggu- oleh manajemen konstruksi, pelaksanaan peker-
nakan Notasi operator dalam logic gate, OR jaan oleh kontraktor tidak berjalan lancar, dan
Gate gerbang yang menggambarkan gabungan terhambatnya pekerjaan oleh kondisi lingkungan
dari kejadian-kejadian merupakan penjum- dan sekitarnya (Gambar 1). Peristiwa-peristiwa
lahan probabilitas dan AND gate yang meng-
gambarkan irisan dari kejadian-kejadian me-
rupakan perkalian probabilitas menurut hu-
kum probabilitas. Data probabilitas yang telah
diberikan oleh responden ke dalam masing-
masing basic event, kemudian dikalkulasi pada
seluruh FTA. Adapun hasil perhitungan pro-
babilitas dan konsekuensi dari kombinasi mi-
nimal cut set-nya adalah sebagai berikut.
Gambar 1 FTA Top Event Keterlambatan Proyek
T = C1 +C2 +...+Cn Apartemen
P(T) = ( 1 ∪ 2 … ∪ )
= ( ( 1) + ( 2) + ⋯ + ( ) − ( 1 ∩ 2 ∩… )
Kombinasi Cut Set pada AND Gate:
T = C1 x C2 x...x Cn
P(T) = ( 1 ∩ 2 ∩ … )
= ( ( 1) ∗ ( 2) ∗ … ∗ ( )

dimana: T = Hasil minimal cut set


P(Cn) = probabilitas untuk event Cn

HASIL DAN PEMBAHASAN


Identifikasi Peristiwa Penyebab Keterlambatan
Di sini akan dijelaskan secara menyeluruh
mengenai penyebab gagalnya keterlambatan Gambar 2 FTA Terlambatnya Pengambilan Tindakan
pembangunan apartemen mulai dari peristiwa oleh Owner

33
Accounting and Management Journal, Vol. 2, No. 1, July 2018

tersebut didapat berdasarkan studi literatur dan


wawancara kuesioner kepada expert judgment
sesuai kriteria responden yang ada pada proyek.
Setelah menentukan intermediate event uta-
ma kemudian mencari basic event/peristiwa pe-
nyebab utama dari keterlambatan Pada Gambar
2 merupakan diagram FTA terlambatnya peng-
ambilan tindakan oleh owner. Gambar 3 FTA Kurangnya Pengawasan
Dari Gambar 2 didapat perhitungan kom- yang Dilakukan oleh Manajemen Konstruksi
binasi minimal cut set dengan persamaan sebagai
Dari Gambar 3 didapat perhitungan kombi-
berikut:
A = A1+A2+A3+A4
nasi minimal cut set dengan persamaan sebagai
= (A1.1+A1.2+A1.3+A1.4)+(A2.1+A2.2)+ berikut:
(A3.1+A3.2)+A4 B = B1+B2
= (A1.1+A1.2+(A1.3.1*A1.3.2)+A1.4)+(A2.1+ = (B1.1+B1.2+B1.3) + (B2.1+B2.2+B2.3)
A2.2)+(A3.1+A3.2)+A4 = (B1.1+B1.2+B1.3) + ((B2.1.1+B2.1.2) +
(B2.2.1+B2.2.2) + (B2.3.1+B2.3.2)
Berdasarkan dari persamaan di atas, kemu-
dian dilakukan perhitungan kombinasi minimal Berdasarkan dari persamaan di atas, kemu-
cut set berdasarkan nilai probabilitas pada Tabel dian dilakukan perhitungan kombinasi minimal
2. Hasil probabilitas kombinasi minimal cut set cut set berdasarkan nilai probabilitas pada Tabel
pada peristiwa terlambatnya pengambilan tin- 3. Hasil probabilitas minimal cut set pada peris-
dakan oleh owner adalah 0,6878. tiwa terlambatnya pengambilan tindakan oleh
owner adalah 0,8558.
Tabel 2 Minimal Cut Set Peristiwa Terlambatnya
Pengambilan Tindakan oleh Owner Tabel 3 Minimal Cut Set Peristiwa Kurangnya
Pengawasan yang Dilakukan oleh Manajemen
Kode Konstruksi
Basic Basic Event Probabilitas
Event Kode
Basic Basic Event Probabilitas
A1.1 Terlambatnya merevisi dan menyetujui 0,2 Event
perubahan desain
A1.2 Terlambatnya menyetujui approval 0,4 B1.1 Terlambatnya menyetujui perubahan 0,2
material besar dari desain
A1.3.1 Penambahan atau pengurangan 0,2 B1.2 terhambatnya pekerjaan karena 0,2
pekerjaan kurangnya pengawalan desain
A1.3.2 Penggantian pekerjaan 0,4 B1.3 terlambatnya menyetujui shop drawing 0,2
A1.4 Penerapan standard yang terlalu tinggi 0,4 B2.1.1 Seringnya penagihan persetujuan shop 0,4
pada setiap pekerjaan drawing dan spektek oleh kontraktor
A2.1 Terlambatnya angsuran pembayaran 0,4 B2.1.2 Terlambatnya penanganan administrasi 0,4
kontraktor secara prosedural oleh staff manajemen
A2.2 Kesalahan dalam pengelolaan 0,2 konstruksi
keuangan proyek B2.2.1 Hasil meeting/koordinasi tidak 0,4
A3.1 Kurang koordinasi dan komunikasi 0,2 dilaksanakan atau salah melaksanakan
oleh owner kepada manajemen B2.2.2 Seringnya miss-komunikasi manajemen 0,2
konstruksi dan Kontraktor konstruksi kepada owner dan
A3.2 Terlambat pemilik memberikan 0,2 kontraktor
instruksi B2.3.1 Terlambatnya peninjauan pekerjaan 0,2
A4 Pekerjaan yang terhambat akibat 0,2 oleh manajemen konstruksi
kurangnya kesiapan lahan B2.3.1 Hasil evaluasi/checklist pekerjaan 0,6
belum bisa dikerjakan
Minimal Cut Set 0,6878
Minimal Cut Set 0,8558

34
Moch Afif Rosdianto, Mokh Suef, Endah Angreni, Analisis Peristiwa Penyebab pada Keterlambatan Proyek Apartemen

Dari Gambar 3 merupakan diagram FTA C2.1.3 Terlambatnya penyampaian perubahan 0,4
desain terbaru ke lapangan
pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor tidak C2.2.1.1 Terlambatnya pekerja memasuki lahan 0,2
berjalan lancar. Pada Gambar 4, Gambar 5, dan kerjanya
C2.2.1.2 Banyaknya pekerja usia kurang 0,05
Gambar 6 merupakan pencarian basic event produktif dalam proyek
C2.2.1.3 Terjadinya pekerjaan rework dan repair 0,2
pada peristiwa penyebab oleh kontraktor.
C2.2.2 Ketersediaan tenaga kerja yang kurang 0,2
memadai terhadap lahan
C2.2.3.1 Terlambatnya pembayaran kepada 0,2
mandor
C2.2.3.2 Pekerja menginginkan kenaikan upah 0,2
kerja
C2.3.1.1 Terlambatnya kedatangan material 0,4
C2.3.1.2 Tidak adanya supplier terhadap spek 0,4
material
C2.3.1.3 jumlah material yang dikirim tidak tepat 0,2
C2.3.2 Adanya perubahan spesifikasi dan tipe 0,2
material
Gambar 4 FTA Pelaksanaan Pekerjaan C2.3.3 banyaknya kualitas material yg tidak 0,2
oleh Kontraktor Tidak Berjalan Lancar sesuai standar
C2.4.1.1 Terlambatnya pengadaan alat kerja 0,2
C2.4.1.2 Bergantiannya pemakaian alat kerja 0,2
Di bawah ini merupakan tabel probabilitas C2.4.1.3 Mudah rusaknya peralatan yang 0,2
dan hasil kombinasi minimal cut set dari peris- digunakan
C2.4.2.1 Penggunaan alat pada pekerja yang 0,05
tiwa pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor bukan ahlinya
tidak berjalan lancar. C2.4.2.2 Kurang produktif dan efisien dalam 0,4
penggunaan alat
C2.5.1.1 Banyaknya keluhan mandor atau subkon 0,2
Tabel 4 Minimal Cut Set Peristiwa Pelaksanaan terhadap tempat penyimpanan material
Pekerjaan oleh Kontraktor Tidak Berjalan Lancar C2.5.1.2 Banyaknya keluhan terhadap ruang kerja 0,4
dan kesiapan lahan di lapangan
C2.5.2.1 Seringnya komplain dan demo oleh 0,2
Kode
Basic Basic Event Probabilitas
warga sekitar proyek
Event C2.5.2.2 Banyaknya keluhan vendor material 0,4
terhadap akses keluar masuk material
C1.1.1 Tidak lengkapnya identifikasi 0,2 C3.1.1 Kurangnya koordinasi antar staf di 0,2
permasalahan pada setiap pekerjaan lapangan
C1.1.2 Rencana kerja yang tidak tersusun 0,2 C3.1.2 Kurangnya komunikasi kontraktor 0,2
dengan baik dengan konsultan dan owner
C1.1.3 Penentuan durasi waktu yang tidak 0,2 C3.2 Kesalahan pengarahan staff teknik 0,05
sesuai dalam pekerjaan
C1.1.4 Metode pelaksanaan pekerjaan yang 0,6
C3.3 seringnya perubahan job description 0,2
tidak tepat
pada pelaksana di lapangan
C1.1.5 Action plan mingguan yang tidak 0,4
Minimal Cut Set 0,9997
berjalan
C1.2.1.1 Kontrol target pekerjaan tidak sesuai 0,2
dari rencana
C1.2.1.2 kurangnya kontrol terhadap kualitas 0,2
pekerjaan
C1.2.1.3 Kurangnya kontrol terhadap desain dan 0,2
perubahannya
C1.2.1.4 kurangnya kontrol perhitungan material 0,2
C1.2.1.5 Buruknya pengarahan kepada tenaga 0,2
kerja
C1.2.2 Perbedaan jadwal main kontraktor 0,4
dengan vendor lain dalam penyelesaian
pekerjaan
C1.2.3 Monitoring dan evaluasi tidak berjalan 0,2
C2.1.1 kurang memadai dan jelasnya penjelasan 0,2
gambar detail pada desain
C2.1.2 Timbulnya perbedaan gambar dalam 0,2
Gambar 5 FTA Kurang Matangnya Perencanaan
dokumen desain dan Pengontrolan oleh Kontraktor

35
Accounting and Management Journal, Vol. 2, No. 1, July 2018

Berdasarkan Gambar 5 didapat perhitungan


kombinasi minimal cut set dengan persamaan
sebagai berikut:
C1 = C1.1+C1.2
= (C1.1.1+C1.1.2+C1.1.3+C1.1.4+C1.1.5)+
(C1.2.1+ C1.2.2+C1.2.3)
= (C1.1.1+C1.1.2+C1.1.3+C1.1.4+C1.1.5)+
((C1.2.1.1+C1.2.1.2+C1.2.1.3+C1.2.1.4+ Gambar 7 FTA Buruknya Sistem Manajemen
C1.2.1.5)+C1.2.2+ C1.2.3) Kontraktor

Berdasarkan dari persamaan di atas, kemu- Dari Gambar 7 peristiwa buruknya manaje-
dian dilakukan perhitungan kombinasi minimal men pada kontraktor bisa didapat perhitungan
cut set berdasarkan nilai probabilitas pada Tabel kombinasi minimal cut set dengan persamaan
4. Hasil probabilitas kombinasi minimal cut set sebagai berikut:
pada peristiwa kurang matangnya perencanaan C3 = C3.1+C3.2+C3.3
dan pengontrolan oleh kontraktor adalah 0,9850. = (C3.1.1+C3.1.2+C3.1.3)+C3.2+C3.3

Berdasarkan dari persamaan di atas, kemu-


dian dilakukan perhitungan kombinasi minimal
cut set berdasarkan nilai probabilitas pada Tabel
4. Hasil probabilitas kombinasi minimal cut set
pada peristiwa buruknya manajemen pada kon-
traktor adalah 0,5136.
Gambar 6 FTA Sistem Produksi Tidak Berjalan
Setelah dilakukan perhitungan kombinasi
Lancar
minimal cut set pada C1, C2, dan C3. Selanjut-
Dari Gambar 6 peristiwa sistem produksi nya melakukan perhitungan kombinasi minimal
yang tidak berjalan lancar bisa didapat perhi- cut set pada kode C (Peristiwa pelaksanaan
tungan kombinasi minimal cut set dengan persa- pekerjaan kontraktor tidak berjalan baik) dengan
maan sebagai berikut: persamaan C = C1+C2+C3. Berdasarkan hasil
C2 = C2.1+C2.2+C2.3+C2.4+C2.5 perhitungan probabilitas kombinasi minimal cut
= (C2.1.1+C2.1.2+C2.1.3)+(C2.2.1+C2.2.2+
set pada C1 = 0,9850, C2 = 0,9595, dan C3 =
C2.2.3)+(C2.3.1+C2.3.2+C2.3.3)+(C2.4.1+
C2.4.2)+(C2.5.1+C2.5.2) 0,5136. Maka diperoleh probabilitas kombinasi
= (C2.1.1+C2.1.2+C2.1.3)+((C2.2.1.1+ minimal cut set pada peristiwa pelaksanaan
C2.2.1.2+ C2.2.1.3)+C2.2.2+(C2.2.3.1+
pekerjaan kontraktor tidak berjalan baik sebesar
C2.2.3.2))+((C2.3.1.1+C2.3.1.2+ C2.3.1.3)+
C2.3.2+C2.3.3)+(C2.4.1.1+C2.4.1.2+ 0,9997.
C2.4.1.3)+(C2.4.2.1+C2.4.2.2))+((C2.5.1.1*
C2.5.1.2)+(C2.5.2.1+C2.5.2.2))

Berdasarkan dari persamaan di atas, kemu-


dian dilakukan perhitungan kombinasi minimal
cut set berdasarkan nilai probabilitas pada Tabel
4. Hasil probabilitas kombinasi minimal cut set
pada peristiwa sistem produksi yang tidak ber- Gambar 8 FTA Terhambatnya Pekerjaan oleh Kondisi
Lingkungan Sekitar
jalan lancar adalah 0,9595.

36
Moch Afif Rosdianto, Mokh Suef, Endah Angreni, Analisis Peristiwa Penyebab pada Keterlambatan Proyek Apartemen

Dari Gambar 8 didapat perhitungan kombi- KESIMPULAN


nasi minimal cut set dengan persamaan sebagai
Kesimpulan
berikut:
D = D1+D2 Dari penelitian yang sudah dilakukan, me-
= D1 + (D2.1+D2.2+D2.3) tode fault tree analysis bertujuan untuk mencari
peristiwa penyebab utama pada keterlambatan
Berdasarkan dari persamaan di atas, kemu- proyek apartemen di Surabaya. Berdasarkan ana-
dian dilakukan perhitungan kombinasi minimal lisis FTA didapat 62 variabel peristiwa penyebab
cut set berdasarkan nilai probabilitas pada Tabel utama. Dari 62 variable penyebab tersebut di-
5. Hasil probabilitas kombinasi minimal cut set dapat peristiwa penyebab keterlambatan yang
pada peristiwa terlambatnya pengambilan tindak- paling dominan pada owner adalah banyaknya
an oleh owner adalah 0,8272. penggantian pekerjaan, terlambatnya angsuran
pembayaran ke kontraktor. Penyebab dari kon-
Tabel 5 Minimal Cut Set Peristiwa Terhambatnya
Pekerjaan oleh Kondisi Lingkungan dan Sekitarnya sultan pengawas adalah hasil cek pekerjaan be-
lum bisa di lanjutkan. Penyebab dari kontraktor
Kode metode pelaksanaan yang tidak tepat. Untuk
Basic Basic Event Probabilitas
Event penyebab dari kondisi lingkungan adalah tergang-
D1 Intensitas cuaca atau tingginya 0,4
gunya warga sekitar karena proyek terlalu berde-
curah hujan/panas katan. Untuk hasil probabilitas keseluruhan pe-
D2.1 Kesulitan sosialisasi dan negosiasi 0,2
amdal terhadap warga ristiwa penyebab “Keterlambatan pembangunan
D2.2 Terganggunya warga karena 0,4 proyek Apartemen di Surabaya berdasarkan ana-
proyek terlalu berdekatan
D2.3 Banyaknya kerusakan pada 0,4
lisis FTA adalah sebesar 0.7342.
bangunan warga sekitar
Minimal Cut Set 0,8272
DAFTAR PUSTAKA
Setelah diketahui masing-masing kombinasi Assaf, S.A. dan Al-Hejji, S. 2006. “Causes of
minimal cut set dari intermediate event utama Delay in Large Construction Projects”.
FTA. Untuk peristiwa “terlambatnya pengam- International Journal of Project Manage-
bilan tindakan oleh owner” probabilitasnya ada- ment, 24(4), 349–57.
lah 0,6878, kemudian untuk “Kurangnya peng- Barrie, D.S., Paulson Jr., dan Boyd C. 1984.
awasan yang dilakukan oleh Manajemen Kon- Professional Construction Management.
struksi” adalah 0,8558, untuk “pelaksanaan pe- New York: McGraw-Hill, Inc.
kerjaan oleh kontraktor tidak berjalan lancar” Billinton, R., dan Allan R.N. 1992. Reliability
yaitu 0,9997, dan untuk “terhambatnya peker- Evaluation of Engineering System Con-
jaan oleh kondisi lingkungan dan sekitar” adalah cepts and Techniques. New York dan Lon-
0,8272. Jadi jumlah total probabilitas kombinasi don: Plenum Press, Edisi 2.
minimal cut set untuk top event adalah: Haseeb, M. Lu, X. dan Bibi, A. 2011. “Prob-
T = C1 + C2 + … + Cn
T = A +B + C- +D- lems of Projects and Effects of Delays in
= 0,6878 + 0,8558+ 0,9997+ 0,8272 the Construction Industry of Pakistan”.
= 0,7342 Australian Journal of Business and Man-

37
Accounting and Management Journal, Vol. 2, No. 1, July 2018

agement Research, Vol.1, No.5, [41–50]| Popescu, C.M. dan Charoengam, C. 1995.
September 2011. Project Planning, Scheduling, and Control
Heldman, K. 2005. Project Manager’s Spotlight in Construction, p.188. Canada: John
on Risk Management. Alameda: Harbor Willey & Son.
Light Press. Rosyid, D.M. 2007. Pengantar Rekayasa Kean-
Kocecioglu, D. 1991. Reliability Engineering dalan. Surabaya: Airlangga University Press.
Handbook, Volume 2. Englewood Cliffs: Vesely, W.E. 1981. “Fault Tree Handbook”.
Prentice-Hall. Washington, D.C.: U.S. Nuclear Regula-
tory Commission.

38

You might also like