Professional Documents
Culture Documents
Review Literatur Analisis Pengaruh Faktor Risiko Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak Balita
Review Literatur Analisis Pengaruh Faktor Risiko Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak Balita
Review Literatur Analisis Pengaruh Faktor Risiko Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak Balita
1 Mei 2017
REVIEW LITERATUR
ANALISIS PENGARUH FAKTOR RISIKO TERHADAP
KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA
Budi Kristanto
Abstract
PENDAHULUAN
Pada usia di bawah 1 tahun balita mengidentifikasikan bahwa nutrisi
belum memiliki aktivitas motorik tidak cukup untuk digunakan untuk
yang berlebihan. Menginjak usia 2 pertumbuhan saja. Tetapi juga untuk
th, motorik anak meningkat pesat. fungsi tubuh kritis lainnya seperti
Pertumbuhan bayi cenderung otak atau system imun tubuh.
ditandai dengan pertumbuhan cepat Karena perkembangan kritis fisik
(growth spurt) yang dimulai pada dan mental terjadi diantara masa
usia 3 bulan hingga usia 2 tahun. konsepsi sampai dengan 24 bulan
Jika tidak diimbangi dengan asupan pertama kehidupan, perkembangan
gizi, maka anak dapat mengalami selama fase ini menentukan potensi
stunting. Kejadian stunting kurang kehidupan individu dalam hal resiko
disadari kejadiannya oleh terhadap kesakitan dan kematian,
masyarakat terutama ibu dan prestasi sekolah, kekuatan fisik, dan
keluarga balita (Rosha, 2012). resiko penyakit kronis. Fase ini
Stunting adalah hasil dari tidak dikenal sebagai jendela 1000 hari
terpenuhinya nutrisi sesuai syarat (Bloem, dkk., 2013).
gizi pada pertumbuhan antara masa Konsekuensi dari mengalami dan
konsepsi sampai usia anak 24 tetap menjadi stunting adalah
bulan. Diketahui kejadian stunting meningkatnya resiko angka
71
“KOSALA” JIK. Vol. 5 No. 1 Mei 2017
72
“KOSALA” JIK. Vol. 5 No. 1 Mei 2017
73
“KOSALA” JIK. Vol. 5 No. 1 Mei 2017
74
“KOSALA” JIK. Vol. 5 No. 1 Mei 2017
75
“KOSALA” JIK. Vol. 5 No. 1 Mei 2017
76
“KOSALA” JIK. Vol. 5 No. 1 Mei 2017
77
“KOSALA” JIK. Vol. 5 No. 1 Mei 2017
berulang. Selain itu, juga dapat Pemberan ASI dan MP-ASI yang
menghindarkan anak mengalami tepat cegah gangguan
stunted. Oleh karena selain pertumbuhan (pendek/stunting).
kekurang gizi kronis, stunting Stunting pada 12 bulan pertama
juga dapat disebabkan oleh kehidupan balita dapat
kejadian penyakit infeksi diturunkan dengan pemberian
berulang pada anak. ASI dan MP-ASI yang tepat. Oleh
Dua artikel yang membahas karena, pemberian ASI secara
mengenai pengaruh kecukupan eksklusif dapat menjamin
ASI dengan kejadian stunting kebutuhan gizi bayi terpenuhi,
aalah di Philipina dan Nigeria. Di apalagi ASI merupakan makan
Pilipina, hasil penelitian terbaik. Selain itu, ASI juga
menunjukkan tidak ada pengaruh merupakan makanan terbaik bagi
secara bermakna antara anak sampai usia 2 tahun
kecukupan ASI dengan kejadian (Ahmad, 2010).
stunting pada anak (Rohner, ASI merupakan satu-satunya
dkk., 2013). Hasil penelitian di makanan terbaik bagi bayi
Nigeria menunjukkan bahwa ada sampai berumur 6 bulan karena
pengaruh secara bermakna mempunyai komposisi gizi yang
antara kecukupan ASI dengan paling lengkap dan ideal untuk
kejadian stunting pada anak. pertumbuhan dan perkembangan
Lama menyusui anak 6-12 bulan bayi yang dapat memenuhi
memiliki risiko mengalami kebutuhan gizi bayi selama 6
stunting sebanyak 2.13 kali, bulan pertama. Rekomendasi
sedangkan kejadian pada anak pemberian ASI saja yang dikenal
usia 13–24 bulan sebanyak 2.66 dengan ASI eksklusif sampai 6
kali, dan usia > 24 bulan bulan didasarkan pada bukti
sebanyak 3.74 kali. Pemberian ilmiah tercukupinya kebutuhan
ASI Eksklusif dari 7.322 anak bayi dan lebih baiknya
yang mengalami stunting pertumbuhan bayi yang
terdapat 357 anak yang mendapat ASI eksklusif serta
mendapatkan ASI Eksklusif < 6 menurunnya morbiditas bayi
bulan dan 1.217 anak diberikan (Kramer, 2002).
ASI sampai usia 6-12 bulan 5. Pengaruh status ekonomi
(Adekanmbi, Kayode, et al., terhadap kejadian stunting pada
2013). Selain itu, di India dari anak
12.176 responden, terdapat Kemampuan ekonomi sangat
prevalensi balita yang berperan dalam pemenuhan
mendapatkan ASI esklusif kebutuhan gizi anak. Semakin
dengan stunting (z-score ≤ -2) tinggi status ekonomi sebuah
sebanyak 4.481 orang. keluarga maka semakin beragam
Sedangkan anak dengan stunting dan berbobot nilai gizi yang
sangat pendek (z-score ≤3) diberikan untuk anak. Sebaliknya
sebanyak 2.082 orang. Hal ini rendahnya status ekonomi
berarti bahwa ada memaksa keluarga untuk
kecenderungan anak yang memberikan asupan gizi yang
mendapatkan ASI ekslusif tidak adekuat untuk anak.
kemungkinan menderita stunting Dari 6 artikel terkait, ada 3 artikel
lebih kecil dibandingkan anak yang membahas mengenai
yang tidak diberi ASI ekslusif. pengaruh status ekonomi dengan
Pemberian ASI yang tepat dapat kejadian stunting. Di Pilipina,
mencegah gangguan anak dengan sosial ekonomi
pertumbuhan (stunting). kelas C memiliki risiko
78
“KOSALA” JIK. Vol. 5 No. 1 Mei 2017
79
“KOSALA” JIK. Vol. 5 No. 1 Mei 2017
usia anak dengan usia 12-23 bulan Bloem, M. W., Pee, S. De, Hop, L.
memiliki pengaruh secara bermakna T., Khan, N. C., Laillou, A.,
terhadap kejadian stunting pada Moench-pfanner, R., Asia, S.
anak dan memiliki risiko mengalami (2013). Key strategies to further
stunting sebanyak 2.24 kali. reduce stunting in Southeast
Faktor sosial ekonomi untuk kelas C Asia : Lessons from the ASEAN
(poorest) memiliki pengaruh secara countries workshop, 34(2), 8–
bermakna terhadap kejadian 17.
stunting pada anak dan memiliki Bunga Ch Rosha1, H. dan Y. F. B.
risiko mengalami stunting sebanyak (2012). Analisis Determinan
4.8 kali. Faktor pendidikan ibu Stunting Anak 0-23 Bulan Pada
dengan pendidikan menengah dan Daerah Miskin Di Jawa Tengah
tinggi memiliki pengaruh secara Dan Jawa Timur (Determinant
bermakna terhadap kejadian Analysis Of Stunting Children
stunting pada anak, namun bukan Aged 0-23 Months In Poor
merupakan faktor risiko kejadian Areas In Central And East
stunting terhadap anak (OR = 0.83 Java), 35(1), 34–41. Retrieved
dan 0.73). Faktor sosial ekonomi from
merupakan faktor dominan terhadap http://webcache.googleusercon
risiko anak mengalami stunting. tent.com/search?q=cache:Swh
_Cemp1dYJ:ejournal.litbang.de
SARAN pkes.go.id/index.php/pgm/articl
Pada penelitian selanjutnya e/download/3081/3049+dancd=
diperlukan analisis lebih dalam 4danhl=iddanct=clnkdanclient=f
mengenai pengaruh berat badan irefox-beta
lahir pada anak, sosial ekonomi dan Chang, S. M., Walker, S. P., dan
pengaruh tinggi badan orang tua. Christine, S. G. (2010). Early
Sedangkan pada masyarakat, perlu childhood stunting and later
ditingkatkan pemberian informasi fine motor abilities.
berupa penyuluhan kepada orang doi:10.1111/j.1469-
tua balita mengenai faktor risiko 8749.2010.03640.x
kejadian stunting apada anak Fenske, N., Burns, J., Hothorn, T.,
termasuk pentingnya mengkonsumsi dan Rehfuess, E. A. (2013).
bahan makanan sumber zat energi Understanding Child Stunting in
dan protein sehingga dapat India : A Comprehensive
mencegah stunting pada anak Analysis of Socio-Economic ,
balita. Nutritional and Environmental
Determinants Using Additive
DAFTAR PUSTAKA Quantile Regression, 8(11).
Adekanmbi, V. T., Kayode, G. A., doi:10.1371/journal.pone.00786
dan Uthman, O. A. (2013). 92
Original Article Individual and Gordon, N. H., dan Halileh, S.
contextual factors associated (2013). An analysis of cross
with childhood stunting in sectional survey data of
Nigeria : a multilevel analysis, stunting among Palestinian
244–259. doi:10.1111/j.1740- children less than five years of
8709.2011.00361.x age. Maternal and Child Health
Adekanmbi, V. T., Uthman, O. A., Journal, 17(7), 1288–96.
dan Mudasiru, O. M. (2013). doi:10.1007/s10995-012-1126-
Exploring variations in 4
childhood stunting in Nigeria
using league table , control
chart and spatial analysis.
80
“KOSALA” JIK. Vol. 5 No. 1 Mei 2017
81