You are on page 1of 8

Berita Kedokteran Masyarakat

halaman 24 - 31
Vol. 27, No. 1, Maret 2011

Pemanfaatan Pertolongan Persalinan Tenaga Kesehatan Oleh Peserta


Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin
The Utilization of Childbirth Assistance Provided By Health Professionals
By Participants of Health Care Insurance Program for Poor Community

Nuzliati T. Djama1, Ova Emilia2, Mubasysyir Hasanbasri3


1
Politeknik Kesehatan, Ternate
2
Bagian Obstetri dan Ginekologi, FK UGM, Yogyakarta
3
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, FK UGM, Yogyakarta

Abstract
Background: The proportion of childbirth assisted by skilled health professionals is still 68.4%. Monetary crisis
which happened in 1997 still has influence in the increasing health cost which limits access of poor community
to health services. Major problems of health service for poor community are cost and transportation.
Objective: To find out the increase of the utilization of childbirth assistance provided by health professionals by
participants of health care insurance program for poor community and assesses factors affecting the utilization
of childbirth assistance provided by health professionals.
Methods: The study was a cross sectional observation which used both qualitative and quantitative approaches.
Participation in the health insurance for poor community as independent variable and childbirth attended by
health professionals as dependent variable were simultaneously observed. Samples of the study were 104
mothers who gave birth in 2006. Quantitative analysis used univariate analysis with frequency distribution,
bivariate with chi square and multivariate with logistic regression test. Qualitative analysis used in-depth
interview.
Results: There was significant relationship between perception in health insurance for poor community and
childbirth attended by health professionals (OR=4.23, 95%CI=1.43-12.47, p=0.00). Variables of transportation
and availability of midwives had significant relationship with childbirth attended by health professionals (OR=4.5,
95%CI=1.45-13.96, p=0.00) and OR=4.43, 95%CI=1.56-12.57, p=0.00). Length of time to reach health service
facility for childbirth had no significant relationship with the utilization of childbirth attended health professionals.
Conclusion: Participants of health care insurance for poor community utilized childbirth assistance provided by
health professionals more than those who were not participants. Other factors affecting the utilization of
childbirth attended by health professionals were distance, transportation and availability of midwives at the
service point. Transportation and availability of midwives at the service point were confounding variables of
participation in health care insurance for poor community and childbirth provided by health professionals.

Keywords: childbirth attended by health professionals, program of health insurance for poor community

Pendahuluan (naik sekitar 400%) pada tahun 1998 ketika krisis


Risiko kematian ibu karena melahirkan di ekonomi melanda Indonesia.²
Indonesia adalah 1 dari 65, sedangkan di Thailand 1 Krisis moneter terjadi sekitar tahun 1997
dari 1.100. Malaysia, tahun 2000 mempunyai angka memberikan andil meningkatkan biaya kesehatan
kematian ibu (AKI) sebesar 35 per 100.000 kelahiran berlipat ganda, sehingga menekan akses penduduk
hidup hampir sama dengan Thailand, dan Srilanka miskin terhadap pelayanan kesehatan. Hambatan
sebesar 40 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun utama pelayanan kesehatan masyarakat miskin
yang sama.¹ adalah masalah pembiayaan kesehatan dan
Indonesia sebagai salah satu negara yang transportasi.³ Indonesia menghadapi masalah yang
sedang berkembang dan secara konsisten telah cukup pelik dalam mengatasi masalah biaya
melakukan pembangunan nasional mulai Orde Baru pelayanan kesehatan. Biaya ini meningkat tajam dari
(tahun 1966 sampai dengan 1998) dan dilanjutkan waktu ke waktu. Dalam kurun waktu 10 tahun
dengan Orde Reformasi (1998 sampai sekarang) sebelum krisis ekonomi biaya kesehatan di
tidak lepas dari permasalahan kemiskinan. Jumlah Indonesia meningkat hampir empat kali lipat,
penduduk miskin di tahun 1970 berjumlah 70 juta tentunya pada saat krisis ekonomi ini biaya
jiwa (60%) turun menjadi 22 juta jiwa (11%) pada kesehatan di Indonesia meningkat lebih tinggi.4
tahun 1997, meningkat pesat menjadi 80 juta jiwa

24 z Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 27, No. 1, Maret 2011


Pemanfaatan Pertolongan Persalinan Tenaga Kesehatan, Nuzliati T. Djama, dkk.

Penelitian Morbiditas Maternal dan Besar sampel menggunakan rumus perhitungan


Pemanfaatan Upaya Kesehatan Ibu di Kabupaten besar sampel.8 Besar sampel adalah 104 orang. Cara
Purworejo ditemukan 91,7% ibu hamil telah pengambilan sampel menggunakan systematic
memanfaatkan tempat dan tenaga pelayanan sampling. Instrumen penelitian adalah kuesioner
kesehatan. Sekitar 74,5% ibu memilih tempat yang dirancang sendiri oleh peneliti berdasarkan teori
bersalin di rumah, 35,8% penolong persalinan oleh dan definisi operasional. Analisis data dilakukan
tenaga kesehatan, dan 51,1% oleh dukun.5 secara bertahap yaitu analisis univariabel, bivariabel
Pertolongan persalinan tenaga kesehatan dengan uji chi square (p<0,05) dan perhitungan RP
terlatih merupakan salah satu cara efektif untuk serta analisis multivariabel dengan uji regresi logistik.
menurunkan kematian ibu. Indonesia memiliki
proporsi persalinan yang ditolong tenaga kesehatan Hasil Penelitian dan Pembahasan
terlatih terus meningkat dari 40,7% tahun 1992 Subjek penelitian ini berjumlah 104 orang. Tabel
menjadi 68,4% tahun 2002. Proporsi ini bervariasi 1 menunjukkan 59 responden (81,9%) yang
antar provinsi, dengan Sulawesi Tenggara sebagai merupakan peserta program Askeskin, menggunakan
yang terendah (35%), dan DKI Jakarta yang tertinggi tenaga kesehatan untuk pertolongan persalinan.
(95%) pada tahun 2002.6 Adapun responden yang bukan peserta Askeskin
sebagian besar (19 orang atau 59,4%) tidak
Bahan dan Cara Penelitian menggunakan tenaga kesehatan untuk pertolongan
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif persalinan. Sebanyak 53 orang (77,9%) responden
dan kualitatif. Metode kuantitatif yang dipakai adalah menempuh waktu kurang dari 2 jam untuk mencari
penelitian observasional dengan rancangan cross pertolongan persalinan. Responden yang ditolong oleh
sectional. Metode kualitatif dengan teknik wawancara bidan sebesar 46 orang (83,6%), sedangkan yang
mendalam (in-depth interview). Penelitian ini ditolong bukan tenaga kesehatan karena tidak adanya
dilaksanakan di Kabupaten Halmahera Selatan. bidan sebanyak 23 orang (46,9%).
Sasaran adalah ibu melahirkan pada tahun 2006. Tabel 2 menunjukkan pada variabel kepesertaan
Populasi penelitian adalah seluruh ibu melahirkan Askeskin secara statistik ada hubungan yang
yang berada di wilayah Kabupaten Halmahera bermakna antara kepesertaan Askeskin dengan
Selatan sebanyak 1.265 yang telah menjadi peserta pertolongan persalinan dengan nilai RP=3,28 dengan
Askeskin. Pemilihan sampel puskesmas 95%CI=1,86-5,81. Artinya proporsi responden yang
menggunakan rancangan multistage random bukan peserta program lebih berisiko 3,28 kali
sampling.7 memanfaatkan pertolongan persalinan pada non
tenaga kesehatan dibanding responden peserta
program.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pertolongan Persalinan


Pertolongan P ersalinan
Variabel Tenaga Kesehatan Non Tenaga Kesehatan
n % n %
Kepesertaan askeskin
Peserta program 59 81,9 13 18,1
Non Peserta 13 40,6 19 59,4
Waktu tempuh
≤ 2 jam 53 77,9 15 22,1
> 2 jam 19 52,8 17 47,2
Transportasi
Sepeda motor/motor tempel 63 80,8 15 19,2
Sepeda/sampan/jalan kaki 9 34,6 17 65,4
Keberadaan bidan
Ada 46 83,6 9 16,4
Tidak ada 26 53,1 23 46,9

Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 27, No. 1, Maret 2011 z 25


Berita Kedokteran Masyarakat
halaman 24 - 31
Vol. 27, No. 1, Maret 2011

Tabel 2. Hubungan antara Pertolongan Persalinan dengan Kepesertaan Askeskin


Pertolongan Persalinan
Non Tenaga Tenaga 2
Variabel x RP 95% CI P
Kesehatan Kesehatan
n % n %
Kepesertaan Askeskin
Non Peserta program 19 59,4 13 40,6
Peserta program 13 18,1 59 81,9 17,76 3,28 1,86-5,81 0,00
Keterangan: ** = Signifikansi p<0,00

Tabel 3. Hubungan antara Pertolongan Persalinan


dengan Waktu Tempuh, Transportasi, dan Keberadaan Bidan
Pertolongan Persalinan
Non Tenaga Tenaga
Variabel x2 RP 95%CI P
Kesehatan Kesehatan
n % n %
Waktu tempuh
> 2 jam 17 47,2 19 52,8 7,00 2,14 1,21-3,76 0,00
≤ 2 jam 15 22,1 53 77,9
Transportasi
Sepeda/sampan/
Jalan kaki 17 65,4 9 34,6 19,50 3,4 1,99-5,79 0,00
Sepeda motor/
motor tempel 15 19,2 63 80,8
Keberadaan bidan
Tidak Ada 23 46, 9 26 53,1 11,37 2,86 1,47-5,59 0,00
Ada 9 16,4 46 83,6
Keterangan: * = Signifikansi p<0,05

Hasil analisis Tabel 3 menunjukkan ada transportasi sampan/sepeda/jalan kaki jika


hubungan bermakna secara statistik antara waktu dibandingkan dengan sepeda motor/motor tempel
tempuh dengan pertolongan persalinan. Nilai RP kemungkinan 3,4 kali persalinannya ditolong oleh
adalah 2,14 (95% CI=1,21-3,76) yang berarti pasien non tenaga kesehatan. Keberadaan bidan dengan
yang tinggal dengan waktu tempuh lebih dari 2 jam pertolongan persalinan menunjukkan adanya
kemungkinan 2,14 kali lebih banyak melakukan hubungan bermakna secara statistik. Nilai RP yang
persalinan pada non tenaga kesehatan. Ada diperoleh adalah 2,86 (95% CI=1,47-5,59), hal ini
hubungan bermakna secara statistik antara berarti tidak adanya bidan kemungkinan 2,86 kali
transportasi dengan pertolongan persalinan dengan persalinan ditolong oleh non tenaga kesehatan.
nilai RP 3,4 (95%CI=1,99-5,79). Hal ini menunjukkan

Tabel 4. Model Regresi Logistik Pemanfaatan Pertolongan Persalinan Tenaga Kesehatan


Model 1 Model 2
Variabel OR (95% CI) OR (95% CI)
Kepesertaan askeskin
Peserta program 1 1
Non Peserta program 4,08 (1,37-12,15)* 4,23 (1,43-12,47)*
Waktu tempuh
≤ 2 jam 1
> 2 jam 0,70 (0,16-2,98)
Transportasi
Sepeda motor/motor tempel 1 1
Sepeda/sampan/jalan kaki 4,89 (1,50-15,91)* 4,5 (1,45-13,96)*
Keberadaan bidan
Ada 1 1
Tidak ada 5,6 (1,34-23,69)* 4,43 (1,56-12,57)*
X Tabel 9,49 7,81
X (perubahan) -0,11
(-2) Log likelihood 47,02 47,12
2
R 0,2676 0,2659
Df 4 3
N 104 104
Keterangan : 1 = Reference
* = Signifikansi p<0,05

26 z Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 27, No. 1, Maret 2011


Pemanfaatan Pertolongan Persalinan Tenaga Kesehatan, Nuzliati T. Djama, dkk.

Model 1 pada Tabel 4 setelah mengendalikan Variabel transportasi menunjukkan nilai RP1,
keseluruhan variabel yang diteliti menunjukkan non RP2 yang berbeda. Nilai crude = 3,4 tidak sama
peserta program mempunyai peluang untuk dengan RP M-H = 1,83. Selisih nilai antara RP crude
memanfaatkan pertolongan persalinan non tenaga dan RP M-H sebesar = 0,46 (46%). Hal ini berarti
kesehatan 4,08 kali dibanding responden yang transportasi merupakan variabel pengganggu
menjadi peserta program dan menunjukkan terhadap kepesertaan program dan pemanfaatan
perbedaan nilai OR sebesar (35%) dan peserta non pertolongan persalinan tenaga kesehatan.
program bisa memprediksi terjadinya pemanfaatan Variabel keberadaan bidan menunjukkan nilai
pertolongan persalinan non tenaga kesehatan (R2) RP1, RP2 yang berbeda. Nilai crude = 2,86 tidak
sebesar 26%. sama dengan RP M-H = 2,09. Selisih nilai antara
Model 2 dengan mengendalikan variabel RP crude dan RP M-H sebesar = 0,26 (26%). Hal ini
transportasi dan keberadaan bidan menunjukkan non berarti keberadaan bidan merupakan variabel
peserta program mempunyai peluang untuk pengganggu terhadap kepesertaan program dan
memanfaatkan pertolongan persalinan non tenaga pemanfaatan pertolongan persalinan tenaga
kesehatan 4,23 kali dibanding responden yang kesehatan.
menjadi peserta program dan diprediksi terjadinya
pemanfaatan pertolongan persalinan non tenaga Analisis Kualitatif
kesehatan (R2) sebesar 26%. Pendapat responden tentang program Askeskin
Stratifikasi dilakukan untuk mengetahui RP (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
pada setiap stratum dan menduga apakah waktu Miskin) secara garis besar dapat meringankan beban
tempuh, transportasi dan keberadaan bidan dan sangat bermanfaat bagi masyarakat; mampu
merupakan variabel pengganggu terhadap memperoleh pelayanan pemeriksaan kehamilan dan
pemanfaatan pertolongan persalinan tenaga persalinan tanpa dipungut biaya; serta juga
kesehatan. Stratifikasi menggunakan analisis Mantel- bermanfaat untuk mengobati sakit yang lain.
Haenszel, seperti pada Tabel 5.

Tabel 5. Stratifikasi Kepesertaan Askeskin dan Pemanfaatan Pertolongan Persalinan


Tenaga Kesehatan
Variabel Pemanfaatan Pertolongan
Persalinan
Kepesertaan Tenaga Non Tenaga RP RP Crude RP M-H %
Program kesehatan kesehatan (CI 95%) (CI 95%) (CI 95%) Perubahan
Transportasi n n
% %
Sepeda Motor/ Motor tempel
Askeskin 53 10 1,26
(84,1) (66,7) (0,87-1,83)
Non Askeskin 10 5 3,4 1,83 46
(15,9) (33,3) (1,99-5,79) (1,26-2,66)
Sepeda/Sampan/Jalan kaki
Askeskin 8 1 15,11
(88,9) (5,9) (2,23-102,61)
Non Askseskin 1 16
(11,1) (94,1)
Keberadaan Bidan

Ada Bidan
Askeskin 38 3 1,62
(82,6) (33,3) (1,02-2,57)
Non Askeskin 8 6 2.86 2,09 26
(17,4) (66,7) (1,47-5,59) (1,35-3,25)
Tidak Ada Bidan
Askeskin 22 9 3,19
(64,6) (39,1) (1,31-7,80)
Non Askseskin 4 14
(15,4) (60,9)

Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 27, No. 1, Maret 2011 z 27


Berita Kedokteran Masyarakat
halaman 24 - 31
Vol. 27, No. 1, Maret 2011

Hal ini dapat dilihat dalam petikan wawancara bagus karena selesai melahirkan disuntik,
dapat obat dan setiap hari ibu bidan selalu
sebagai berikut: datang kontrol.......(Responden 4)
” Program Askeskin ini dapat meringankan
masyarakat......ini untuk berobat tidak bayar Pendapat yang berbeda disampaikan oleh yang
.... kase ringan biaya bersalin......waktu bukan peserta Askeskin yang persalinannya ditolong
bersalin tidak bayar....suntik tidak bayar....
ambil obat tidak bayar....dan anak-anak dukun karena melahirkan di dukun sudah menjadi
kalau sakit berobat juga tidak bayar.... kebiasaan turun temurun.
(Responden 1)
”Saya melahirkan anak pertama sampai
anak keenam.....semuanya dukun yang
Pendapat yang sama juga disampaikan oleh menolong ......karena sudah turun temurun....
responden 2 yang pertolongan persalinannya oleh dukun. kebiasaan dari orangtua....dan saya
melahirkan anak pertama sampai ke enam
”Yang saya tahu program Askeskin itu.. tidak ada gangguan..... (Responden 3)
bantuan pemerintah untuk pelayanan
kesehatan gratis bagi orang miskin ….jadi
pergi ke puskesmas berobat tidak bayar.... Responden yang diwawancarai mengatakan
karena itu sudah gratis ..…jadi baguslah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pelayanan
kalau program itu ada, jadi walaupun tidak kesehatan lebih dari 2 jam dan kurang atau sama
punya uang kalau anak kita sakit..... lari
cepat-cepat.. bawa ke sana… sudah dapat dengan 2 jam, seperti yang diungkapkan di bawah ini.
pertolongan itu….gratis, Askeskin itu
begitu….jadi saya sangat bersyukur ada “Kalau pergi ke puskesmas harus lewat
program itu..… (Responden 2) dua kampung dan harus lewat laut..... 2 jam
sampai 3 jam baru sampai....(Responden 2)

Alasan mengapa mereka memilih pertolongan


persalinannya ke bidan karena waktu itu bidan ”Biasanya.....kalau ibu tidak ada di desa....
kita mau ke puskesmas harus lewat jalan
berada di tempat dan gratis. Hal ini dapat dilihat darat atau laut…..butuh waktu kira-kira
dalam petikan wawancara sebagai berikut: setengah jam…..baru bisa sampai ke
puskesmas……(Responden 1)
“Saya melahirkan di bidan karena waktu itu
ibu bidan ada di Polindes, jadi kalau mau
Responden miskin yang tidak mampu
melahirkan kami jalan kaki pergi panggil ibu
bidan, selanjutnya ibu bidan datang di rumah menjangkau pelayanan kesehatan pada umumnya
menolong persalinan di rumah … waktu tinggalnya jauh, tidak punya kendaraan dan kondisi
melahirkan tidak bayar, suntik juga tidak geografis yang sulit (transportasi air). Mahalnya biaya
bayar….(Responden 1)
transportasi ke pelayanan kesehatan membuat orang
Pendapat yang berbeda disampaikan oleh miskin tidak dapat mengakses atau memanfaatkan
peserta Askeskin yang melahirkan di dukun karena pelayanan kesehatan, seperti hasil wawancara
bidan tidak berada di tempat. seperti di bawah ini:
“Kalau mau ke puskesmas….kita harus
”Betul ada Askeskin, cuma bidan itu di desa
naik motor tempel……kita harus siap biaya
tidak ada di tempat, dia sering ke kota, jadi
dua ratus sampai tiga ratus ribu rupiah …..
bagaimana, terpaksa mau melahirkan ....
baru bisa melahirkan di sana yang ada
kita panggil biang kampung/dukun ....
tenaga kesehatannya….belum lagi di sana
(Responden 2)
harus ada biaya makan….belum lagi kita
harus menunggu petugas datang……kalau
Pendapat dari bukan peserta Askeskin yang sudah begini….lebih baik melahirkan di
persalinannya ditolong oleh bidan karena dukun kampung……dukun kampung kasih
berapa saja mau……bisa hutang…. dibayar
persalinannya yang pertama mengalami perdarahan. dengan barang….kita sudah kartu Askeskin
yang dibilang gratis…..padahal sama saja….
”Melahirkan di ibu bidan itu bagus....saya biaya transportasi/perjalanan sangat
melahirkan anak pertama di tolong bidan.... mahal….. (Responden 2)
karena saya melahirkan anak pertama
mengalami perdarahan....jadi ibu bidan
bilang melahirkan anak kedua harus bidan
Pendapat yang sama juga disampaikan oleh
yang tolong....kalau tidak risiko ibu yang
tanggung......melahirkan ditolong bidan responden peserta Askeskin yang ditolong bidan:

28 z Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 27, No. 1, Maret 2011


Pemanfaatan Pertolongan Persalinan Tenaga Kesehatan, Nuzliati T. Djama, dkk.

“Biasanya kalau ibu bidan ada di sini...... kita sangat membantu masyarakat sebesar 81%4 dan
hanya jalan kaki saja ke polindes kalau mau
berobat.... tapi kalau ibu bidan tidak ada kita
program ini sangat membantu meningkatkan akses
harus pergi ke puskesmas naik motor pelayanan kesehatan.11,12 Hal ini didukung dari
tempel kira-kira 30 menit baru sampai, wawancara mendalam bahwa mereka merasa
itu…kita harus bayar dua puluh lima ribu
senang dengan adanya program Askeskin ini dan
kalau pergi pulang sudah lima puluh
ribu…ya kalau kita orang miskin begini.... sangat membantu meringankan biaya pelayanan
uang/biaya begitu terlalu banyak…. kesehatan bagi masyarakat miskin.
(Responden 1)
2. Hubungan Waktu Tempuh dengan
Pembahasan Pemanfaatan Pertolongan Persalinan
1. Hubungan Peserta Program dengan Tenaga Kesehatan
Pemanfaatan Pertolongan Persalinan Waktu tempuh merupakan salah satu faktor
Tenaga Kesehatan
penting dalam menentukan pemilihan pemanfaatan
Kepesertaan Askeskin sebagai variabel bebas
pertolongan persalinan, waktu tempuh ke pelayanan
dalam penelitian ini dianalisis untuk mengetahui
kesehatan mempunyai hubungan dengan persalinan
apakah merupakan faktor yang berhubungan dengan
tenaga kesehatan, di mana ibu yang mempunyai
pemanfaatan pertolongan persalinan tenaga
waktu tempuh kurang atau sama dengan 2 jam akan
kesehatan. Hasil analisis univariabel didapatkan
cenderung memanfaatkan pertolongan persalinan
sebagian besar responden peserta program
tenaga kesehatan. Hasil penelitian lain menyatakan
memanfaatkan pertolongan persalinan pada tenaga
jarak dan waktu tempuh ke pelayanan kesehatan
kesehatan. Analisis bivariabel didapatkan hubungan
memiliki dampak signifikan dengan pemanfaatan
yang bermakna (p=0,000) artinya ada perbedaan
kesehatan. 13 Demikian juga halnya dengan
antara responden dengan peserta program dan non
penelitian yang menyatakan tentang adanya
peserta program untuk memanfaatkan pertolongan
perbedaan bahasa, budaya, kepercayaan,
persalinan ke tenaga kesehatan, dengan RP= 3,28
kemiskinan, kesulitan transportasi serta waktu
artinya responden non peserta program berisiko 3,28
tempuh dan waktu tunggu yang lama merupakan
kali lebih besar memanfaatkan pertolongan
hambatan keluarga dalam memanfaatkan pelayanan
persalinan non tenaga kesehatan dibanding pada
kesehatan yang paling banyak ditemui.14 Hal ini
responden peserta program.
didukung dari hasil wawancara dengan responden
Penelitian Ariasih8 di Kabupaten Purworejo
peserta program bahwa waktu tempuh yang jauh
menunjukkan bahwa kesertaan Program JPS-BK
serta biaya transportasi yang mahal dan waktu
meningkatkan pemilihan penolong persalinan pada
tunggu yang lama sehingga ibu tidak memanfaatkan
tenaga kesehatan sebesar OR=2,78 kali. Hal ini
pelayanan kesehatan.
didukung oleh penelitian Musril9 di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur menunjukkan bahwa 91,8% peserta
3. Hubungan Transportasi dengan
Askeskin telah memanfaatkan pelayanan kesehatan Pemanfaatan Pertolongan Persalinan
dan (70%) memakai kartu Askeskin. Hasil penelitian Tenaga Kesehatan
ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang Akses terhadap pertolongan persalinan tenaga
mengatakan bahwa penurunan pertolongan kesehatan oleh ibu melahirkan masih tergantung
persalinan oleh dukun selama periode 1997-1999 pada kondisi geografis dan transportasi. Dari hasil
berkisar 70% sampai 30% dan peningkatan analisis bivariabel ada hubungan yang bermakna
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan secara statistik antara transportasi dengan
berkisar 15% menjadi 40% disebabkan pengetahuan pemanfaatan pertolongan tenaga kesehatan dengan
dan peran masyarakat yang meningkat karena nilai RP 3,4 (95%CI=1.99-5,79). Hal ini menunjukkan
adanya program untuk kesehatan reproduksi, bahwa transportasi sampan/sepeda/jalan kaki jika
termasuk bidan di desa dan program JPS-BK.10 dibandingkan dengan sepeda motor/motor tempel
Penelitian lain menemukan program JPS-BK sangat kemungkinan 3,4 kali persalinannya ditolong oleh
membantu meningkatkan akses pelayanan non tenaga kesehatan. Penelitian lain menyatakan
kesehatan karena secara umum program JPS-BK jauh dari pusat pelayanan kesehatan membuat
telah mengenai sasaran. Secara umum program penduduk desa dan miskin mengeluarkan biaya

Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 27, No. 1, Maret 2011 z 29


Berita Kedokteran Masyarakat
halaman 24 - 31
Vol. 27, No. 1, Maret 2011

transportasi yang lebih besar daripada biaya kembali ke kota. Apalagi mereka mendapat tugas
pelayanan.15 Hal ini didukung dari hasil wawancara di wilayah terpencil yang justru tenaga mereka
responden peserta program yang persalinannya sangat dibutuhkan. Mereka lebih tertarik tinggal di
ditolong tenaga kesehatan dan non tenaga kota dan bekerja di rumah sakit swasta. Hal ini
kesehatan. Peserta program yang ditolong tenaga menyangkut perilaku dan budaya yang berbeda yang
kesehatan mengatakan transportasi yang digunakan menyebabkan benturan-benturan kepentingan antara
ke pelayanan kesehatan menggunakan motor bidan dengan masyarakat, bidan dengan dukun bayi,
tempel dengan biaya pergi pulang yaitu lima puluh bidan dengan bidan senior ataupun dengan tokoh
ribu rupiah. Peserta program yang di tolong non masyarakat.17
tenaga kesehatan mengatakan ke pelayanan Penelitian menemukan bahwa keberadaan
kesehatan menggunakan motor tempel dengan bidan di desa akan memberikan kemudahan bagi
biaya pulang pergi dua ratus sampai tiga ratus ribu ibu hamil untuk mendekatkan diri dengan sumber
rupiah, ini sudah termasuk biaya makan. Program penolong persalinan yang profesional. Data dari studi
Askeskin merupakan cara untuk menghilangkan di Matlab Bangladesh menunjukkan bahwa
batas bagi orang miskin untuk memanfaatkan penempatan bidan di desa menyebabkan
pelayanan kesehatan, tetapi di daerah pedesaan, peningkatan penggunaan pelayanan kesehatan oleh
terisolir dan kepulauan, sarana transportasi ibu-ibu setempat dan peningkatan penanganan
merupakan hambatan bagi mereka untuk komplikasi kebidanan di desa tersebut.18 Data yang
memanfaatkan pelayanan kesehatan gratis, ini berskala nasional menemukan bahwa penolong
disebabkan mahalnya biaya transportasi. persalinan oleh bidan sangat baik dampaknya untuk
kelahiran hidup sebagai alternatif perawatan ibu di
4. Hubungan Keberadaan Bidan dengan Amerika, juga untuk mengurangi risiko pada
Pertolongan Persalinan Tenaga Kesehatan perempuan.19
Hasil analisis bivariabel keberadaan bidan
dengan pemanfaatan pertolongan persalinan tenaga Kesimpulan dan Saran
kesehatan menunjukkan hubungan yang bermakna Kesimpulan
secara statistik dengan nilai RP 2,86 (95% CI=1,47- Peserta Askeskin lebih banyak memanfaatkan
5,59). Hal ini berarti tidak adanya bidan di tempat pertolongan persalinan tenaga kesehatan dari yang
kemungkinan 2,86 kali persalinan ditolong oleh non tidak peserta program dan secara statistik ada
tenaga kesehatan. Keberadaan bidan di desa akan hubungan yang bermakna. Faktor lain yang
memberikan kontribusi pemanfaatan tenaga mempengaruhi pemanfaatan pertolongan persalinan
kesehatan karena persalinan bisa setiap saat terjadi tenaga kesehatan adalah: transportasi dan
baik siang maupun malam, sehingga keberadaan keberadaan bidan di tempat pelayanan serta variabel
bidan di tempat memudahkan untuk meminta yang dianggap mengganggu terhadap kepesertaan
pertolongan yang cepat dan terjangkau. Hal tersebut program dan pemanfaatan pertolongan persalinan
sependapat dengan pernyataan bahwa idealnya tenaga kesehatan adalah variabel transportasi dan
tenaga kesehatan terlatih tinggal dan merupakan keberadaan bidan di tempat pelayanan kesehatan.
bagian dari masyarakat yang dilayaninya.16 Akan
lebih mendukung lagi apabila di setiap desa terdapat Saran
satu bidan, kenyataannya masih ada satu orang Pemerintah daerah menyediakan dan
bidan melayani beberapa desa. Hal ini di dukung memperluas jaminan pelayanan kesehatan untuk
dari hasil wawancara dengan responden peserta semua lapisan masyarakat sehingga akses pada
program yang persalinannya ditolong non tenaga persalinan tenaga kesehatan dapat lebih baik.
kesehatan bahwa bidan adanya di desa 1 bulan sekali Melalui upaya pemerintah atau pemberdayaan
karena dia bekerja di desa sebelah, jadi kalau mau masyarakat desa perlu meningkatkan akses
melahirkan harus ke desa sebelah. transportasi penduduk sehingga memudahkan
Hal ini belum sesuai dengan target pemerintah mencapai fasilitas pelayanan kesehatan atau
bahwa seorang bidan untuk satu desa, tidak sedikit menambah bentuk jaminan dengan penggantian
para bidan yang telah melaksanakan tugas di desa biaya transportasi.

30 z Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 27, No. 1, Maret 2011


Pemanfaatan Pertolongan Persalinan Tenaga Kesehatan, Nuzliati T. Djama, dkk.

Kepustakaan wilayah kerja Puskesmas Bayat Kabupaten


1. Bernis LD, Sherrat DR, AbouZahr C, and Klaten, Jurnal Kedokteran Yarsi. 2000;9(3):38-49.
Lerberghe WV. Skilled Attendants for 12. Kusnanto H. Ketepatan Sasaran Keluarga
Pregnancy, Childbirth and Postnatal Care, Miskin dalam JPS-BK, Survey di Jawa Tengah,
British Medical Buletin. 2003;67:39-57. Jawa Timur Bagian Selatan Daerah Istimewa
2. Suryawati C. Memahami Kemiskinan secara Yogyakarta. Medika, Edisi Khusus.1999;24.
Multidimensional”, Jurnal Manajemen Pelayanan 13. Claeson M, Wagstaff A. The Millennium
Kesehatan, Magister Ilmu Kesehatan Development Goals for Health: Raising the
Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang. Challenges, the International Bank for
2005;08(03). Reconstruction and Development, the World
3. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Bank, Washington, DC.2004.
Pelaksanaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 14. Flores G, Abreu M, Olivar MA, Kastner B,
Masyarakat Miskin (Askeskin), Jakarta.2006. Access Barriers to Care For Latino Children,
4. Mukti AG. Berbagai Model Alternatif Sistem Pediatrics and Adolecent Medicine
Penyelenggaraan Asuransi Kesehatan di Article,1998;152(11):11-9.
Indonesia, Jurnal Manajemen Pelayanan 15. Thabrany H, Gani A, Pujianto, Mayanda L,
Kesehatan. Yogyakarta.2000;03(01): Mahlil, Budi BS. Social Health Insurance in
5. Nurdiati D, Dasuki D, Hakimi M, Morbiditas Indonesia: Current Status and the Plan for
Maternal dan Pemanfaatan Upaya Kesehatan National Health Insurance, Center for Health
Ibu di Kabupaten Purworejo. Laboratorium Economic Studies, University of Indonesia,
Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Presented in Social Health Insurance
Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta.1997. Workshop, WHO SEARO, New Delhi March 13-
6. Biro Pusat Statistik. BKKBN. Depkes. ORC 15 2003.2003.
Macro. Survei Demografi dan Kesehatan 16. Alkaff Z. Paradigma Baru Pelayanan Kesehatan
Indonesia, BPS, Jakarta.2002. Reproduksi Bagi Ibu. Makalah, Disampaikan
7. Aswin S. Metodologi Penelitian Kedokteran, FK Pada Seminar Kompetensi Bidan Profesional,
UGM, Yogyakarta.1997. FK-UGM, Yogyakarta. 2001.
8. Ariasih IN. Pemilihan Penolong Persalinan oleh 17. Bustami D. Melonggok Fungsi dan Peran BDD
Peserta Program Jaring Pengaman Sosial dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Hasil
Bidang Kesehatan (JPS-BK) di Kabupaten Studi di Wilayah Proyek Safe Motherhood di Jawa
Purworejo, Tesis, Program Pascasarjana, Tengah dan Jawa Timur, Warta Demografi,
Universitas Gadjah, Yogyakarta.2003. Fakultas Ekonomi, UI, Jakarta. 2000;30(4):11-6.
9. Musril. Utilisasi Pelayanan Kesehatan oleh 18. Cicih LHM, Laily H, Kurnia S. Pemanfaatan
Masyarakat Miskin di Puskesmas Simpang Pelayanan Kesehatan Dalam Rangka
Jabung Timur Propinsi Jambi, Tesis, Meningkatkan Kesehatan Maternal, Warta
Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Demografi, Lembaga Demografi Fakultas
Yogyakarta.2007. Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta,2000;
10. Sastrowijoto S. Laporan Akhir Bidang 30(4):25-39.
Kesehatan dan Gizi Masyarakat (Third 19. Dorman MFM, Singh GK. Midwifery Care:
Community Health and Nutrition Project) Tahun Social and Medical Risk Factors, and Birth
Anggaran 1999, FK-UGM, Yogyakarta.1999. Outcomes in the USA, Epidemiol Community
11. Julius S, Mukti AG, Qomarudin. Perilaku Health. 1998: 52:310-317.
Penggunaan Kartu Sehat Program JPS-BK di

Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 27, No. 1, Maret 2011 z 31

You might also like