You are on page 1of 9

Penurunan persamaan St. Venant untuk Dasar…. (N.

Widiasmadi)

PENURUNAN PERSAMAAN ST. VENANT UNTUK DASAR


BERBAGAI KASUS DINAMIKA FLUIDA
N. Widiasmadi *)

Abstract

The shallow water wave’s equation represents rapid unsteady flow frequently
attended by shock waves. For shock phenomena, the influence of bottom friction may be assumed
marginal, as the bottom width where shock arises is relatively very thin compared to the scale of the
flow domain. However, the energy loss across the shock is significant. This energy loss is attributed
to the internal stresses within the very thin infinitesimal shock interface. For practical computation,
the contribution of the internal friction may be incorporated in the wall friction, in other words the
internal stresses can be represented as Manning frictional resistance. Frictions either wall friction,
surface friction, or internal friction between fluid particles are the sources or sinks of momentum.
Strong simplification of modeling of the free surface shallow flows is necessary for
the computer simulation. The material on the basis of shallow water models is essential, even
considering a numerical method of any kind, similar to most of the shock-capturing numerical
methods on the utilisation of local Riemann problem solution, both for the exact or approximate.
However the role of the Riemann problem is wider. The Riemann problem can be useful in theoretical
studies of simple shalow water models; it can also be used in conjunction with other numerical
solution. This research deals with shock-capturing, finite volume numerical methods, particular
devoted to the details of numerical methods of the shock-capturing type. Some hypothetical tests are
modeled as a shallow water wave equation, which therefore can be cast as Riemann Problem, solved
by utilizing the Godunov’s type solution. Finite volume methods of the Godunov type are used for
the purpose of solving numerically the time-dependent, non-linear shallow water equations.
Key words : shallow water, homogeneous, shock, sources, sinks, Riemann problem, finite volume,
shock-capturing, Godunov’s type.

PENDAHULUAN (expansion) turunan kisaran dengan deret Taylor


Persamaan pengaturan dari model untuk nilai pada titik kisi (i+l ) dengan mengacu
fisika aliran tak mampat, dengan permukaan pada nilai pada titik kisi i. Titik -titik ini dibentuk
terbuka dan aliran mulus (smooth flow) adalah St. oleh kisi-kisi di dalam ruang fisik aliran.
Venant, dimana percepatan vertikal diabaikan Hampiran CSH telah merupakan unggulan dalam
yang menyirat agihan tekanan hidrostatik komputasi hidrodinamika.
sepanjang kedalaman aliran dan permukaan yang Hampiran dengan cara unsur hingga
datar dan mulus (tanpa kejut). Dari segi (finite element method) dimana tatar-aliran (flow
matematika, persamaan ini termasuk dalam domain) dikepingkan menjadi unsur-unsur
kelompok persamaan diferensial terpilah harkat hingga (finite element) yang tumpang tindih dan
satu, hiperbolik nir lempang. Teknik rapat (tidak bercelah) dan persamaan St. Venant
penyelesaian kiwari (contemporary) adalah diberlakukan untuk setiap unsur hingga. Unsur-
dengan cara numerik selisih hingga, unsur hingga unsur hingga terdiri dari titik-titik unsur yang
dan volume hingga. Perbedaan dari ketiga disebut simpul (nodes). Kisar-kisar hidrodinamik
pendekatan numerik akan dirangkum di bawah dan parameter aliran (kemiringan dasar saluran,
ini. kekerasan, dst) yang dikandung oleh persamaan
Pendekatan numerik selisih hingga diferensial diinterpolasikan untuk setiap titik
(CSH), seluruh turunan-turunan kisaran-kisaran dalam unsur dengan polynomial. Hasil interpolasi
hidrodinamik (derivatives of the hydrodynamic lempang atau kuadratik disebut fungsi rupa
variabel) dihampiri oleh selisih hingga antara dua (shape function), fungsi coba (trial function),
titik yang berdekatan dalam medan aliran. atau fungsi basis (basis function). Untuk aliran
Hampiran ini dilakukan dengan memekarkan tiga matra, maka tatar aliran dikepingkan menjadi

*)
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 7
Jl Menoreh Tengah X/22 Semarang
Momentum, Vol. 2, No. 2, Oktober 2006 : 7 - 15

unsur volume; untuk aliran dua-matra menjadi tidak mulus! Dengan mengubah seluruh soal
keping dua matra, dan untuk tatar aliran satu- menjadi soal Riemann, maka kita perlu lagi
matra. Kelebihan utama dari CUH adalah memerlukan suku sumber yang mengandung
kemampuan untuk menangani batas yang tidak gaya gravitasi dan gesekan, karena kita bekerja
teratur (aliran dua matra) dan pemurnian kisi dengan rumusan ketakubahan Riemann (Riemann
(grid refinement). Cara volume hingga, pada invariants). Semua model matematika yang
awalnya dikembangkan sebagai perluasan dari tersedia hanya untuk alur prismatik. Alur sungai
CSH, dimana volume hingga merupakan volume pada umumnya tidak prismatik, karena itu
integrasi dari kemalaran dan momentum. CVH terlebih dahulu perlu direkayasa menjadi alur
berbeda dengan cara-cara numerik lainnya, prismatik. Dari segi model matematika, alur
dimana dapat disimak dengan jelas azas prismatik dapat lebih mudah dimodelkan
kekekalan fisika dengan algoritma, dan karena itu ketimbang yang tidak. Pengalaman membuktikan
mudah dipahami . bahwa pemodelan alur prismatik cukup cermat.
Bangunan-bangunan air yang merupakan syarat-
METODOLOGI batas-dalam (internal boundary condition), dari
Fokus dari penilitian ini ada dua : jaringan saluran yang bercabang-cabang atau
pertama adalah pada penyertaan sumber, dan melingkar, semua kerumitan geometri dan
pengendalian algoritma di mana sumber dianggap topologi sekarang dapat disederhanakan menjadi
kecil pengaruhnya dibandingkan dengan suku- persoalan antar-muka yang dijabarkan menjadi
suku lainnya dalam persamaan St. Venant yang soal Riemann satu matra.
dituangkan dalam bentuk konservatif, atau Sehingga dalam penelitian ini akan
Riemann takubah semu. Suku sumber dihasilkan berbagai pola aliran dengan hampiran
mengakibatkan persamaan pengatur tidak Riemann yang sebelumnya diuji dengan bagan
serbasama (homogeneous). Karena itu kehadiran Upwind Gudonov untuk :
sumber mengakibatkan bentuk persamaan  Aliran tunak dan tak tunak dalam
divergen, tidak murni bentuk konservartif. Untuk suatu alur sungai dengan
menggunakan penyelesaian Riemann, maka kondisi hidrograp yang
persamaan yang tak serbasama ini terlebih dahulu diberikan.
harus dilintasbentuk menjadi serbasama, a.l.  Aliran gelombang banjir mulus
dengan memisalkan suku sumber tetap, yang dan bandang
nilainya diperoleh dari penyelesaian waktu yang
barulalu. Tetapi karena matrix Jacobi A tidak ANALISIS
simitri , maka pelintasbentukan ini merupakan Dengan berdasarkan hukum kekekalan
suatu soal yang menarik yang belum ada yang momentum, untuk aliran laminar, Navier-Stokes
mencobanya. membuat persamaan umum tiga dimensi yang
Selanjutnya untuk geometri yang tidak dikenal dengan nama persamaan Navier-Stokes
teratur, program pembangkitan kisi (grid yang terdiri dari 3 persamaan momentum.
generation) yang merupakan sub-program dalam Persamaan Navier-Stokes mempunyai 4 anu yaitu
cara dalam unsur hingga dapat digunakan bila kecepatan, kearah sumbu x,y,z dan tekanan P.
hitungan berbaris volume hingga. Karena Dengan adanya tambahan persamaan kontinuitas
penyelasaian Riemann dengan teknik Godunov maka di dapat 4 persamaan dan 4 anu. Secara
menjelaskan bahwa ketidakmulusan terjadi pada matematis, persamaan Navier-Stokes dapat
antarmuka dua unsur yang berdampingan, maka diselesaikan.
persamaan hiperbolik nir-serbasama A. Hukum Kekekalan Massa
(inhomogeneous) di mana sumber harus Bila laju perubahan massa fluida dalam suatu
diperhitungkan dihilangkan dengan pelempangan volume tilik persatuan waktu adalah sama
lengkung karakteristik, maka simulasi menjadi dengan laju bersih dari fluida yang masuk
perkiraan arus (flux estimation) melelui bidang melalui permukaan tilik A dimana :
antar muka sel yang pada gilirannya merupakan V = volume tilik
soal Riemann satu-matra. A = permukaan tilik atau batas dari
Jadi seluruh penyelesaian x1 & x2 = batas permukaan tilik
hidrodinamika disederhanakan menjadi soal arus x2
vector U melalui antarmuka sel-sel, mulus atau dV
Adx a
dt t x1

8
Penurunan persamaan St. Venant untuk Dasar…. (N. Widiasmadi)

gaya berat fluida W, gaya tekan P dan gaya


geser F .
Persamaan 2.1 a merupakan perubahan Gaya berat fluida (W) :
massa fluida di dalam volume tiliik . Laju x2 x2
bersih aliran fluida yang masuk ke dalam dz
g A dx sin g A dx g
volume tilik melalui A adalah Qmasuk – x1 x1
dx
Qkeluar atau dapat ditulis
Gaya tekan (P) :
x2 Dapat dicari dengan asumsi bahwa distribusi
Q tekanan hidrostatik dan percepatan vertikal
Qmasuk Qkeluar dx b
x1 x diabaikan serta bentuk penampang persegi
panjang dengan lebar B. Sehingga gaya
Sehingga persamaan untuk tekan F akan didapat :
kekekalan massa adalah
Gaya geser
x2
(F ) :
x2 x2
Q F o pdx i
Adx dx atau x
t x dimana : 1
x1 x1
o = tegangan geser pada dasar sungai
A Q p = penampang basah sungai
c
t x Untuk kecepatan geser yang timbul maka :

Bentuk menerus dari persamaan hukum u2 o


g R Sf
konservasi massa (persamaan kontinuitas
adalah) dimana :
u* = kecepatan geser
A Q
0 2.1.d R = jari-jari hidrolik = A/p
t x A = luas penampang melintang saluran
B. Hukum Kekekalan Momentum p = penampang basah saluran
Bila laju perubahan momentum dalam Sf = kemiringan geser
volume tilik persatuan waktu sama dengan Sehingga gaya geser sepanjang penampang basah
laju bersih dari aliran yang masuk ditambah sebagai x 2
gaya-gaya yang bekerja di dalam volume F g A S f dx k
tilik dan pada permukaan tilik. x1
Momentum adalah aliran suatu massa atau
mv (= .v). Sedangkan aliran momentum Berdasarkan hukum kekekalan momentum maka
dapat ditulis sebagai mv.v atau mv2 ( .v2). dapat ditulis :
Hukum kekekalan momentum dijelaskan x2 x2 Qv x2 dz
sebagai laju perubahan momentum persatuan x1 Qdx - x1 dx x1 gAdx
t x dx
waktu
x2 x2 x2 1 y2B
m v dx dA v dx Q dx e
x2 2
dx x2 gAS f dx (l )
x1 x1
t x1
t x1
t x1 x
selanjutnya persaman tersebut disederhanakan
Aliran yang masuk menjadi :
Mx masuk Mx keluar Q v1 Q v2 Q Qv B dy 2
x2
gA So g - g A Sf m
v t x 2 dx
Q dx f
x1
x atau persamaan kekekalan momentum ditulis :
Q Qv dy
Gaya-gaya yang bekerja di dalam volume gBy gA So Sf 0 n
t x dx
tilik dan pada permukaan tilik ada tiga, yaitu

9
Momentum, Vol. 2, No. 2, Oktober 2006 : 7 - 15

Penggabungan Persamaan momentum dengan A vA v v y


Persamaan kontinuitas merupakan persamaan v A vA gA gA(S o Sf ) 0 (t )
dasar untuk saluran terbuka, dikenal dengan
t
 x
 
 t x x
kontinuiti 0
nama Persamaan Saint Venant, yang mana
dapat menjadi suatu persamaan pengatur dalam Persamaan momentum menjadi
analisa hidrodinamika aliran permukaan. v v y
A Av gA gA(S o Sf ) 0 (u )
Persamaan pengatur ini adalah persamaan klasik t x x
St. Venant, yaitu suatu persamaan diferensial
terpilah derajat satu hiperbolik nir-lempang (first v v y
order non-linear hyperbolic partial differential v g g(So Sf ) 0 (v )
equation). t x x
Penyederhanaan persamaan kontinyuitas Persamaan diatas merupakan penyederhanaan
dengan h sebagai elevasi air adalah : Persamaan Saint Venant, yaitu dengan asumsi
bahwa lebar penampang saluran adalah tetap.
F1 F2 1 y12 B 1 y 22 B Yang mana merupakan dua persamaan dengan
2 2
dua anu (v dan y), sehingga kedua persamaan
x2 1 y2 B diatas dapat diselesaikan.
2 dx h
x1
x
PEMBAHASAN
h vh Penyelesaian Riemann dengan teknik
0 Godunov menjelaskan bahwa ketidakmulusan
t x sentuh (contact discontinuity) terjadi pada antar
Penyederhanan persamaan momentum juga muka dua unsur yang berdampingan, maka
didapat : persamaan hiperbolik nir-serbasama
Av Avv dh (inhomogeneous) di mana sumber harus
gA gA So Sf 0 (o)
t x dx diperhitungkan dihilangkan dengan pelempangan
lengkung karakteristik, maka simulasi menjadi
atau perkiraan arus (flux estimation) melelui bidang
antar muka sel yang merupakan soal Riemann
v A v2 A h
A v A v2 gA gA So Ssatu-matra.
f 0 ( p) hidrodinamika
seluruh penyelesaian
t t x x x disederhanakan menjadi soal arus vector U
melalui antar muka sel-sel, mulus atau tidak
atau mulus. Dengan mengubah seluruh soal menjadi
v A v A h soal Riemann, maka kita tidak perlu lagi
A v 2vA v 2 gA gA So Sf 0 (q)
t t x x x memerlukan suku sumber yang mengandung
Selanjutnya persamaan ini dapat diatur lagi gaya gravitasi dan gesekan, karena kita bekerja
menjadi dengan rumusan ketakubahan Riemann
(Riemann invariants). Dan kedua hasil baik
A 2 A v v v y dengan sumber ataupun tidak dapat kita lihat
v v vA A vA gA gA So Sf 0 (r ) dengan perbedaan yang kecil dari setiap aplikasi
t x x t x x model.

A A v v v y
v v A A vA gA gA So Sf 0 ( s)
t x x t x x

6.1. UJI NUMERIK


Tabel 1 Data Awal Uji Numerik
Letak
Uji hki vki hka vka Pintu Waktu
(X=0)
(m) (m/det) (m) (m/det) (m) (detik)
1 1,20 2,60 0,20 0,00 10,00 7,00
2 1,20 -6,00 1,20 6,00 25,00 3,00

10
Penurunan persamaan St. Venant untuk Dasar…. (N. Widiasmadi)

Letak
Uji hki vki hka vka Pintu Waktu
(X=0)
3 1,20 0,00 1x10-7 0,00 20,00 3,00
4 1x10-7 0,00 1,20 0,00 30,00 3,00

Tabel 6.2. Hasil Perhitungan


Uji h* v* V x=0 a x=0
(m) (m/det) (m/det) (m/det2)
1 0,86300000 3,6422000 3,1529000 3,1529000
2 0,01880000 0,0000000 0,0000000 0,0000000
3 0,00095225 6,6654000 2,2862000 2,2862000
4 0,00095225 -6,6654000 -2,2862000 2,2862000

Panjang saluran untuk uji numerik besarnya kecepatan (V x=0) dan percepatan (ax=0 )
adalah 50 meter dengan bentuk penampang pada x =0 adalah 3,1529000 , hal ini berarti besar
prismatik , untuk keperluan pengepingan dibuat dan arah kecepatan partikel air sama dengan
50 ruang tilik (sel) dengan percepatan gravitasi percepatannya.
sebesar 9,8 m/det2. Untuk penyelesaian cara
eksak ditetapkan batas toleransi (TOL) adalah 10- 6.1.2. Uji Kedua
6
, proses iterasi dilakukan dengan jumlah Dalam Gambar uji kedua dihasilkan profil
maksimum adalah 50. kedalaman dan kecepatan air . Perhitungan cara
Pintu bendung sebagai sekat pemisah eksak menghasilkan kedalaman dan kecepatan
antara bagian hulu (kiri) pintu dan bagian hilir pada bidang peralihan yang ditandai dengan
(kanan) pintu. Variasi Kedalaman hulu (Hki) notasi bintang (*), untuk kedalaman bintang (h*)
dibuat pada dua kondiisi yaitu pada saat berair adalah 0,01880000 sedangakan kecepatan
dengan kedalaman 1 meter dan tak berair (kering) bintang (v*) adalah nol. Dari hasil perhitungan
dengan kedalaman 0 meter demikian juga pada cara eksak muncul perambatan gelombang mulus
kedalaman hilirnya (Hka ), data kedalaman yang cukup kuat dengan arah yang berlawanan.
selengkapnya dapat dilihat pada tebel 6.1. Kedalaman pada daerah bintang (h*) sangat tipis
6.1.1. Uji Pertama yaitu 0,040564.
Dalam Gambar uji pertama dihasilkan profil Seperti halnya pada uji pertama diatas
kedalaman dan kecepatan air . Perhitungan cara maka untuk perhitungan numerik ditinjau dengan
eksak menghasilkan kedalaman dan kecepatan dua kondisi, dimana tinjauan pertama faktor
pada bidang peralihan yang ditandai dengan sumber disertakan sedangkan pada tinjauan
notasi bintang (*) , untuk kedalaman bintang (h*) kedua faktor sumber tidak disertakan. Faktor
adalah 0,86300000 sedangakan kecepatan sumber dalam hal ini adalah gesekan air dengan
bintang (v*) adalah 3,6422000. menggunakan angka manning (Cn) yang
Dari hasil perhitungan cara eksak terdapat pada dasar saluran, dimana nilai tersebut
muncul perambatan kejut yang cukup kuat terjadi (Cn) juga diambil sebesar 0,003. Sedangkan
pada sisi kanan dan perambatan mulus dengan kemiringan dasar saluran dibuat datar baik
kecepatan sonik (aliran kritik) pada sisi kiri . dengan dan tanpa melibatkan sumber. Untuk uji
Peristiwa ini cukup penting dan menyiratkan pertama dapat dilihat pada tabel hasil Uji
bahwa nilai eigen 1=u-a akan berubah dari nilai numerik di lembar lampiran, secara umum akan
negatif ke nilai positif yang ditandai dengan arah didapat nilai uji numerik dengan dan tanpa
gerak perambatan gelombang dari sisi kiri sumber. Besar perbedaan rata-rata bagan numerik
melalui daerah peralihan (x=0) menuju ke sisi dengan dan tanpa melibatkan faktor sumber
kanan, sehingga secara jelas perubahan ini akan untuk uji pertama adalah 3x10-12, dimana
membawa nilai eigen 1 melalui nilai nol pada perbedaan tersebut bervariasi dari hulu sebesar
posisi pintu bendung atau pada posisi peralihan 7,71x10-12 menurun ketengah (X=0) pada posisi
dimana x=0 atau 1=u–a=0 yang dapat ditulis pintu bendung dengan perbedaan sebesar 1,7x10-
13
u=a, nilai tersebut pada tabel 3.2. dapat dilihat dan naik lagi kehilir dengan perbedaan yaitu
7,49x1012 (lihat tabel pada lembar lampiran ).

11
Momentum, Vol. 2, No. 2, Oktober 2006 : 7 - 15

6.1.4. Uji Keempat


6.1.3. Uji Ketiga Uji ini pada prinsipnya sama dengan Uji Ketiga ,
Dalam Gambar uji ketiga dihasilkan profil hanya posisi pintu dipindah ke lebih hilir lagi.
kedalaman dan kecepatan air . Pada uji ketiga Pada uji keempat pintu bendung sebagai pemisah
merupakan uji pada kondisi saluran kering pada kedalaman air diletakkan 30 meter dari hulu,
sisi kanannya, yang mana penyelesaiannya terdiri untuk kondisi kedalaman air hulu (Hki) adalah
dari gelombang mulus tunggal sisi kiri yang 0,0000001 (tidak multak kering) dan dengan
ditunjukkan oleh oleh nilai eigen 1=u–a. Dalam kecepatan aliran hulu (Vki) adalah nol (diam) dan
penyelesaian eksak gelombang yang mucul akan untuk kondisi kedalaman hilir (Hka) 1,2 meter
terlihat betul-betul mulus, namun dalam sedangkan kecepatan di hilir (Vka)adalah nol atau
penyelesaian numerik agar model dapat dihitung pada kondisi nol pada saat ketika pintu bendung
maka dihindarkan kondisi kering mutlak (nol) akan dibuka. Waktu pengamatan dilakukan pada
atau paling tidak mempunyai nilai kedalaman saat 4 detik setelah pintu bendung dibuka secara
walaupun sangat tipis sekali (0,0000001), mendadak.
sehingga secara teknis dalam perhitungan Dalam Gambar uji keempat dihasilkan profil
numeric akan muncul kejut walapun kecil sekali kedalaman dan kecepatan air. Pada uji keempat
atau tidak semata-mata mulus dan ini sesuai merupakan uji pada kondisi saluran kering pada
dengan kondisi di alam bahwa kenyataannya sisi kanannya, yang mana penyelesaiannya terdiri
tidak pernah ada aliran yang betul-betul mulus, dari gelombang mulus tunggal sisi kanan yang
sehingga akan muncul kejut walaupun nilainya ditunjukkan oleh nilai eigen 1=u–a. Dalam
sangat kecil. penyelesaian eksak gelombang yang mucul akan
Dalam Gambar uji ketiga dihasilkan profil terlihat betul-betul mulus, namun dalam
kedalaman dan kecepatan air. Perhitungan cara penyelesaian numerik agar model dapat dihitung
eksak menghasilkan kedalaman dan kecepatan maka dihindarkan kondisi kering mutlak (nol)
pada bidang peralihan yang ditandai dengan atau paling tidak mempunyai nilai kedalaman
notasi bintang (*), untuk kedalaman bintang (h*) walaupun sangat tipis sekali (0,0000001),
adalah 0,00095225 sedangakan kecepatan sehingga secara teknis dalam perhitungan
bintang (v*) adalah 6,6654000. Pada uji ini numerik akan muncul kejut walaupun kecil sekali
saluran tidak kering mutlak sehingga tetap akan atau tidak semata-mata mulus dan ini sesuai
mempunyai kedalaman pada daerah bintang dengan kondisi di alam bahwa kenyataannya
walau cukup kecil sekali hal ini membuktikan tidak pernah ada aliran yang betul-betul mulus,
bahwa dalam kondisi saluran kering walaupun sehingga akan muncul kejut walaupun nilainya
tidak mutlak tetap ada kejut walau kecil sekali. sangat kecil.

Gambar 1 a : Profil Muka Air (Uji 1)

12
Penurunan persamaan St. Venant untuk Dasar…. (N. Widiasmadi)

Gambar 1 b : Grafik Kecepatan Permukaan (Uji 1)

Gambar 2 a : Profil Muka Air (Uji 2)

Gambar 2 b : Grafik Kecepatan Permukaan (Uji 2)

13
Momentum, Vol. 2, No. 2, Oktober 2006 : 7 - 15

Gambar 3 a : Profil Muka Air (Uji 3)

Gambar 3 b : Grafik Kecepatan Permukaan (Uji 3)

Gambar 4 a : Profil Muka Air (Uji 4)

14
Penurunan persamaan St. Venant untuk Dasar…. (N. Widiasmadi)

Gambar 4 b : Grafik Kecepatan Permukaan (Uji 4)

KESIMPULAN secara utuh yaitu dengan melibatkan


Dari hasil uji numerik dan uji hipotetik pada berbagai sumber atau tanpa sumber.
bagian depan maka didapat suatu grafik dari 3. Bagan explicit dapat ditafsirkan sebagai
representasi hitungan yang muncul berdasarkan pembelah (splitting) dari suatu
analisis model baik pada hasil model satu matra persamaan implisit menjadi persamaan
ataupun dari hasil model dua matra. Beberapa eksplisit, dan dengan itu hitungannya
kesimpulan hasil uji numerik dan hipotetik diatas lebih mudah. Karena hukum fisika aliran
maka dapat ditulis sebagai berikut : khas (unique), baik cara eksplisit maupun
1. Ganjalan masalah kepada penyelesaian cara implisit harus menghasilkan
numerik Godunov adalah goncangan jawaban yang setara. Namun akibat dari
numerik terjadi pada perubahan gradient pembelahan ini, maka keping waktu
kisar kejut yang tinggi. Karena itu, suatu tidak lagi bebas, melainkan ditentukan
bagan numerik dari soal gelombang oleh ruas x yang harus tunduk pada
sederhana di mana penyelesian analitik kemantapan CLF (Courant, Levy,
eksaknya diketahui, dijadikan batu ujian Friedrich). Sebaliknya, tanpa bukti,
keabsahan bagan numerik yang diajukan bagan eksplisit tidak terikat kaidah
2. Penyusunan model dua matra kemantapan CFL.
berdasarkan pengembangan dari model
satu matra dengan hampiran Riemann

15

You might also like