Professional Documents
Culture Documents
Tempe PDF
Tempe PDF
ABSTRACT
This research was designed to obtain high quality dried tempeh inoculum (powder)
and to know the best level of inoculum for small medium industrial scale. Also it was
designed to know the preference of consumers. Experimental design employed in this
research was completely randomized design comprosed of one factor i.e. the level of R.
oryzae concentration consisted of 0.9% w/w; 0.7% w/w; 0.5% w/w; 0.3% w/w; and
0.1% w/w. The initial R. oryzae spore of the starter was 1,3x107 cfu/g. The best
treatment was determided by multiple atribute method. The application test of the best
inoculum was done at 3 tempeh small industries and the produced tempeh was
analyzed by sensory test.
The best level of R. oryzae pure culture addition was 0.5% based on substrate
weight, and the total microbial of dried inoculum was 8.02 x 107 cfu/g (7.90 log cfu/g)
with the percentage of viable mold after I month was 89,52%. The total number of mold
after mixing with rice flour was 3.04 x 107 cfu/g (6.893 log cfu/g), the percentage of
viable mold was 90.92%, and the percentage of contaminating bacterium was 41.75%.
The end piece of cassava could be used as substrate for tempeh inoculum production
from pure culture of R. oryzae and it had yield of 41.70% and moisture content of 6.57%.
The best addition of R. oryzae inoculum in producing tempeh was 0.15%, and the
consumers preference of texture was 8,07 (like very much), the appearance was 7,67
(like), color was 7.47 (like), the aroma was 7.47 (like), and taste was 8 (like very much).
207
Uji Coba Penggunaan Inokulum Tempe (Sukardi dkk)
209
Uji Coba Penggunaan Inokulum Tempe (Sukardi dkk)
8,800
total kapang (log cfu/g)
30
8,200
25 8,000
20 7,800
15 7,600
10 7,400
5
7,200
0
0,1 0,3 0,5 0,7 0,9
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
211
Uji Coba Penggunaan Inokulum Tempe (Sukardi dkk)
dan jumlah karbohidrat produk pangan tempe dengan tekstur terbaik yang
(Fellows, 1992). disebabkan tempe tersebut memiliki
jumlah miselium yang banyak dan
Kenampakan Tempe miselium akan meningkatkan kerapatan
Hasil uji Friedman menunjukkan massa tempe satu sama lain sehingga
adanya beda nyata pada uji fisik membentuk suatu massa yang kompak.
kenampakan tempe dari masing-masing Menurut Oktafiani (2001), salah satu
perlaku-an. Skor nilai panelis terhadap faktor yang dapat mempengaruhi
kenampak-an tempe berkisar antara 4 kekerasan tempe adalah kekompakan
(agak tidak menyukai) sampai dengan 9 dari kedelai, dan kekompakan kedelai
(amat sangat menyukai). Kenampakan disebabkan oleh banyak atau tidaknya
yang dimaksud adalah kekompakan miselium kapang yang tumbuh.
kedelainya. Daya terima panelis terhadap
kenampakan tempe, dapat dilihat pada Aroma Tempe
rerata hasil uji tersaji pada Tabel 3. Pengujian kesukaan terhadap aroma
Dari Tabel 3 diketahui bahwa nilai yang dilakukan dengan membau tempe
rerata skor panelis terhadap kenampakan yang baru jadi. Menurut Soekarto
tempe diperoleh hasil berbeda, untuk (1995), aroma merupakan gabungan
nilai rerata terendah yaitu pada tempe antara rasa dan bau (flavour). Hasil uji
dengan perlakuan penambahan proporsi Friedman menunjukkan tidak adanya
inokulum 0,25% nilai rerata sebesar 5,8 beda nyata untuk uji organoleptik aroma
(netral), dan yang tertinggi pada proporsi tempe dari ma-sing-masing perlakuan.
inokulum 0,15% sebesar 7,67 (menyukai). Adapun rerata skor panelis terhadap
Dari hasil rerata skor tersebut diketahui aroma tempe dapat dilihat pada Tabel 4.
bahwa kebanyakan panelis lebih Hasil uji organoleptik aroma tempe
menyukai perlakuan 3 (0,15%). pada Tabel 4 menunjukkan bahwa tingkat
kesukaan panelis pada masing-masing
Tabel 3. Nilai rerata kesukaan terhadap perlakuan hampir sama, yakni untuk nilai
kenampakan tempe rerata terendah pada tempe dengan
Penambahan Rerata perlakuan penambahan inokulum 0,10%
Notasi
Inokulum (% b/b) kesukaan sebesar 6,2 (agak menyukai), dan yang
0,05 6,4 b tertinggi pada proporsi inokulum 0,15%
0,10 6,13 b sebesar 7,47 (menyukai).
0,15 7,67 a
0,20 6,6 b Tabel 4. Rerata kesukaan terhadap
0,25 5,8 b aroma tempe
0,30 7,2 a Penambahan Rerata
Inokulum (% b/b) kesukaan
Adanya perbedaan penilaian panelis 0,05 7,13
terhadap kenampakan tempe dapat 0,10 6,2
disebabkan karena miselium kapang yang 0,15 7,47
tum-buh pada tempe untuk masing- 0,20 6,4
masing perlakuan berbeda. Pada tempe 0,25 6,47
dengan proporsi inokulum 0,15% memiliki 0,30 6,8
jumlah miselium yang lebih banyak
daripada tempe dengan proporsi Untuk kriteria aroma, kebanyakan
inokulum 0,25%, sehingga susunan panelis cenderung memilih perlakuan
kedelainya tampak lebih kompak dari penambahan 0,15% karena kapangnya
yang lainnya. Hal ini juga didukung oleh tumbuh dengan lebih baik dengan
hasil uji tekstur tempe bahwa pada miselium yang banyak sehingga
perlakuan penambahan 0,15% dihasilkan menghasilkan aroma tempe yang khas
213
Uji Coba Penggunaan Inokulum Tempe (Sukardi dkk)
dan disukai oleh panelis. Aroma tempe warna tempe yang dihasilkan dengan
yang khas terutama ditentukan oleh perlakuan yang lain.
pertumbuhan kapang dan pemecahan
komponen-komponen dalam kedelai Rasa Temp
Tempe e
menjadi senyawa yang lebih sederhana Uji rasa dilakukan dengan mencicipi
yang bersifat volatil seperti amonia, tempe matang yang telah digoreng tanpa
aldehid, dan keton (Shurtleff dan Aoyagi, bumbu. Hasil uji Friedman pada
1979). menunjukkan adanya beda nyata pada
rasa tempe dari masing-masing
Warna Tempe perlakuan. Adapun skor rerata panelis
Hasil Uji Friedman menunjuk kan terhadap rasa tempe dapat dilihat pada
bahwa terdapat beda nyata untuk uji Tabel 6.
organoleptik warna tempe dari masing-
masing perlakuan. Skor panelis terhadap Tabel 6. Rerata kesukaan terhadap rasa
warna berkisar antara 4 (agak tidak tempe
menyukai) sampai dengan 9 (amat sangat Penambahan Rerata
menyukai). Rerata skor panelis terhadap Inokulum (% b/b) kesukaan Notasi
warna tempe terlihat di Tabel 5. 0,05 7,13 a
Hasil uji organoleptik warna tempe 0,10 6,87 a
pada Tabel 5 menunjukkan bahwa tingkat 0,15 8 a
kesukaan panelis pada masing-masing 0,20 5,8 b
perlakuan berbeda, yakni untuk nilai 0,25 6,67 b
rerata terendah pada tempe dengan 0,30 6,53 b
perlakuan proporsi inokulum 0,10%
sebesar 6 (agak menyukai), dan yang Hasil uji organoleptik rasa tempe
tertinggi pada proporsi inokulum 0,05% pada Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat
yaitu sebesar 7,73 (menyukai). Untuk kesukaan panelis pada masing-masing
kriteria warna ini, kebanyakan panelis perlakuan hampir sama, nilai terendah
lebih menyukai tempe pada perlakuan pada proporsi inokulum 0,20% sebesar
1(0,05%) karena warna putihnya lebih 5,8 (netral-agak menyukai), dan tertinggi
seragam secara keseluruhan. pada proporsi inokulum 0,15% sebesar 8
(sangat menyukai). Dari hasil tersebut
Tabel 5. Nilai rerata kesukaan terhadap untuk kriteria rasa, kebanyakan panelis
warna tempe cenderung memilih perlakuan 3 (0,15%).
Penambahan Rerata Adanya perbedaan ini disebabkan
Notasi
Inokulum (% b/b) kesukaan pada tempe dengan proporsi inokulum
0,05 7,73 a 0,15% memiliki kapang yang tumbuh
0,10 6 b lebih baik dengan miselium yang banyak
0,15 7,47 a sehingga menghasilkan tekstur yang baik
0,20 6,6 a serta massa yang kompak. Tempe
0,25 6,87 a dengan tekstur dan massa yang kompak
0,30 6,93 a pada saat digoreng tidak akan menyerap
minyak goreng yang banyak, sehingga
Adanya perbedaan penilaian panelis rasa yang dihasilkannya lebih gurih. Rasa
terhadap masing-masing perlakuan dapat tempe diperoleh dari hasil proses
disebabkan sifat dari kapang pada fermentasi karbohidrat, protein, dan
penambahan proporsi inokulum R. orizae lemak dalam bahan yang digunakan
0,05% tersebut memproduksi miselium sehingga menghasilkan rasa yang khas
dengan lebih merata, sehingga warna (Oktafiani, 2001).
tempenya lebih disukai panelis daripada
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 9 No. 3 (Desember 2008) 207 - 215
215