Professional Documents
Culture Documents
Department
Veterinary Medicine Faculty Airlangga University
ABSTRACT
The purpose of this study was to know crude fiber and crude protein content
of pineapple peel which fermented by cellulolytic bacteria (Actinobacillus sp.
ML-08). The experimental design using Complete Random Design (CRD)
with five treatments and four replications. Five treatment groups consisted of
P0 50 g pineapple peel added 0% Actinobacillus sp. ML-08 and 2% molasses;
P1 50 g pineapple peel added 5% Actinobacillus sp. ML-08 and 2% molasses;
P2 50 g pineapple peel added 10% Actinobacillus sp. ML-08 and 2% molasses;
P3 50 g pineapple peel added 15% Actinobacillus sp. ML-08 and 2% molasses;
P4 50 g pineapple peel added 20% Actinobacillus sp. ML-08 and 2% molasses.
Proximate analysis were done after pineapple peel were fermented for seven
days. The data were analyzed with Analysis of Variance followed by
Duncan’s Multiple Range Test. The result showed that the used of
Actinobacillus sp. ML-08 up to the level of 10% was able to decrease the crude
fiber content of pineapple peel significantly from 4.74% (P0) to 4.61% (P2).
The used of Actinobacillus sp. ML-08 up to the level of 20% (P4) has not been
able to increase the crude protein content of pineapple peel significantly.
PENDAHULUAN
dan China. Periode tahun 2001 – 2006 763 Ha menghasilkan 72.265 ton
produksi rata – rata nanas di nanas, Lampung 484 Ha
Indonesia meningkat sebesar 16,83 % menghasilkan 45.896 ton, Jawa Barat
per tahun. Tingkat produksi nanas 1.767 Ha menghasilkan 167.439 ton,
yang cukup besar karena potensi dan Jawa Timur 3.013 Ha
wilayah Indonesia yang cocok untuk menghasilkan 285.504 ton. Walaupun
pertumbuhan nanas (Direktorat tidak seluruh produksi nanas
Jendral Bina Produksi Hortikultura, digunakan untuk memenuhi
2006). kebutuhan pabrik pengolahan yang
Buah nanas banyak ada, secara potensi terdapat 596 ribu
dimanfaatkan oleh sebagian besar ton pertahun limbah segar nanas yang
masyarakat Indonesia untuk dapat dimanfaatkan. Bila
kebutuhan konsumsi. Selain dikonversikan kedalam bahan kering
dikonsumsi dalam kondisi segar, dengan kadar air 24% maka terdapat
nanas juga banyak digunakan sebagai potensi sebesar 143 ribu ton pertahun
bahan baku industri pertanian dengan limbah nanas kering (Poerwanto,
berbagai hasil produk macam olahan 2005). Komposisi limbah nanas rata –
nanas antara lain seperti selai, rata mencapai 40 %, dimana sebesar 5
manisan, sirup, dodol, keripik, buah % adalah bagian kulit (Noto, 2010).
kaleng,yang merupaka produk ekspor Limbah tersebut saat ini belum
unggulan Indonesia. dimanfaatkan dan hanya dibuang
Produksi buah nanas secara begitu saja sehingga perlu dicari solusi
nasional mencapai 702 ton per-tahun untuk mengatasi hal tersebut.
dan sebagian besar disumbang oleh Kulit nanas merupakan bahan
lima daerah utama penghasil nanas, organik dengan kadar serat cukup
yaitu Sumatra Utara yang memiliki tinggi. Salah satu pemanfaatan yang
luas lahan perkebunan nanas 340 Ha sangat potensial adalah sebagai bahan
menghasilkan produksi nanas baku pakan ternak. Namun hal
sebanyak 32.175 ton, Sumatra Selatan tersebut terkendala dengan