You are on page 1of 23

PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJATERHADAP

SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA KANTOR PT. MARGA


MANDALASAKTI

Oleh
Tb Miftah Farid
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Banten
Miftaharta93@gmail.com

ABSTRACT
The results of this study indicate that motivation and work environment
have a positive and significant effect on employee morale at the PT. Marga
Mandalasakti. This can be seen from multiple linear regression, the coefficient of
the motivation variable is 0.517 and the coefficient of the work environment
variable is 0.489. While the multiple correlation analysis value is 0.689, which
means that the magnitude of the correlation between motivation and work
environment towards employee morale of PT. The Mandalasakti clan is strong,
and the coefficient of determination (R2) of 0.475 or 47.5% shows that the
magnitude of the influence of the contribution of motivational variables and the
work environment on the morale of PT. Marga Mandalasakti is 47.5% while the
remaining 52.5% is influenced by other variables outside the research. Based on
the results of the t test for the motivation variable obtained the value of tcount> t
table (5.412> 2,000) indicates that motivation partially influences the employee
morale at the PT. The Marga Mandalasakti, and for the work environment
variable, the value of tcount> t table (5,029> 2,000) indicates that the work
environment partially influences the employee morale at the PT. Marga
Mandalasakti. And based on the results of the F test, the value of Fcount> Ftable
(48,561> 3,15) shows that motivation and work environment simultaneously
influence the employee morale at the PT. Marga Mandalasakti.

Keyword: Motivation, Work Environment, and Work Spirit.

ABSTRAK
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi dan lingkungan kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja karyawan pada Kantor
PT. Marga Mandala sakti. Halini dapat dilihat dari regresi linear berganda
didapatkan nilai koefisien variabel motivasi sebesar 0,517 dan nilai koefisien
variabel lingkungan kerja sebesar 0,489.Sedangkan nilai analisis korelasi
berganda sebesar 0,689 yang berarti bahwa besarnya korelasi antara motivasi dan
lingkungan kerja terhadap semangat kerja karyawan PT. Marga Mandala saktia
dalah kuat,dan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar0,475 atau 47,5%
menunjukkan bahwa besarnya pengaruh kontribusi variabel motivasi dan
lingkungan kerja terhadap semangat kerja karyawanPT. Marga Mandala sakti
sebesar 47,5% sedangkan sisanya sebesar 52,5% dipengaruhi oleh variabel lain di
luar penelitian. Berdasarkan hasil uji t untuk variabel motivasi diperoleh nilai
thitung>ttabel (5,412>2,000) menunjukkan bahwa motivasi secara parsial
berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan pada Kantor PT. Marga
Mandalasakti, dan untuk variabel lingkungan kerja diperoleh nilai thitung>ttabel
(5,029>2,000) menunjukkan bahwa lingkungan kerja secara parsial berpengaruh
terhadap semangat kerja karyawan pada Kantor PT. Marga Mandala sakti. Serta
berdasarkan hasil uji F didapatkan nilai Fhitung>Ftabel (48,561 >3,15) menunjukkan
bahwa motivasi dan lingkungan kerja secara simultan berpengaruh terhadap
semangat kerja karyawan pada Kantor PT. Marga Mandalasakti.

Kata Kunci: Motivasi, Lingkungan Kerja, dan Semangat Kerja.

Pendahuluan

Kemajuan suatu perusahaan atau organisasi tidak terlepas dari peran


manusia sebagai pengerak organisasi. untuk mencapai suatu keberhasilan dan
kemajuan organisasi tersebut faktor yang sangat penting untuk diperhatikan
terletak pada faktor manusianya. Manusia mempunyai kemampuan yang dapat
digunakan untuk mengelola organisasi tersebut. Sehingga arah dan tujuan
organisasi dapat ditentukan oleh sumber daya manusia yang dimiliki oleh suatu
organisasi.Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan
organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya
tujuan organisasi. Oleh karena itu tenaga kerja yang bekerja sesuai dengan
fungsinya akan menunjang tercapainya keberhasilan tujuan perusahaan.

Karyawan dalam melaksanakan kegiatan kerja tidak akan terlepas dari


semangat kerja. Sehingga dengan demikian karyawan tersebut akan selalu mampu
melaksanakan pekerjaan dengan baik. Semangat yang ada pada diri karyawan,
diharapkan akan berdampak pada peningkatan kinerja karyawan pada perusahaan
tempatnya bekerja. Jika semangat kerja rendah, kemungkinan partisipasi hanya
akan terbatas pada apa yang diperintahkan. Sebaliknya, adanya semangat tinggi
mencerminkan bahwa individu akan berpartisipasi dengan antusias dengan penuh
komitmen. Semangat kerja karyawan ditunjukkan melalui pola kerja karyawan
dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Hal tersebut merupakan hasil
penelitian dari Charistio (2016;527).

Pemberian motivasi yang tepat, dapat mendorong karyawan meningkatkan


hasil kerja yang diharapkan demi kemajuan perusahaan. Adanya motivasi yang
tepat, para karyawanakan terdorong untuk berbuat semaksimal mungkin dalam
melaksanakan tugasnya. Sebaliknya, apabila pemberian motivasi kurang
diperhatikan, maka tidak akan ada semangat dan gairah bekerja. Sehingga hal ini
akan berpengaruh pula pada hasil kerja karyawan. Setiap pekerjaan dalam bidang
apapun selain membutuhkan kemampuan dan kecakapan pribadi, juga
membutuhkan motivasi yang cukup pada diri seseorang, sehingga pekerjaan yang
dilakukan dapat berhasil dengan sebaik-baiknya. Dengan adanya pemberian
motivasi kepada karyawan, bertujuan untuk memunculkan dan meningkatkan
semangat kerja sehingga kualitas kerjanya meningkat yang pada akhirnya dapat
mencapai tujuan perusahaan itu sendiri.Hal tersebut merupakan hasil penelitian
dari Charistio (2016;528).

Karyawan mengharapkan adanya lingkungan kerja yang nyaman yang bisa


memanjakan karyawan dalam bekerja. Lingkungan kerja yang tidak sehat dan
nyaman akan menurukan tingkat kinerja karyawan maupun moral karyawan
sehingga akan memepengaruhi tujuan perusahaan. Kondisi lingkungan kerja yang
tidak sehat dapat menyebabkan para karyawan mudah stres, tidak semangat untuk
bekerja, datang terlambat, demikian juga sebaliknya apabila lingkungan kerja itu
sehat maka para karyawan tentunya akan semangat dalam bekerja, tidak mudah
sakit, mudah untuk konsentrasi sehingga pekerjaan menjadi cepat selesai sesuai
dengan target.Hal tersebut merupakan hasil penelitian dari Pasaribu (2017;3).

Lingkungan kerja yang baik dan memuaskan para karyawan tentu akan
meningkatkan kualitas kerja karyawan. Sebaliknya suasana kerja yang tidak baik
akan menurunkan kualitas kerja karyawan dan secara tidak langsung juga
menurunkan semangat kerja karyawan.Lingkungan kerja sangatpenting untuk
diperhatikan oleh pihak perusahaan. Pekerja tidak akandapat bekerja dengan
efektif apabila tidak didukung oleh lingkungankerja yang memuaskan. Meskipun
lingkungankerja ini tidak secara langsung melaksanakan proses kegiatan, namun
lingkungankerja akan mempunyai pengaruh langsung terhadap karyawan yang
bekerja dalam suatu perusahaan. Hal tersebut merupakan hasil penelitian dari
Agusti dkk (2017;2).

Lingkungan kerja dapat menciptakan hubungan kerja yang mengikat


antara orang-orang yang ada didalam perusahaan. Oleh karena itu, hendaknya
diusahakan agar lingkungan kerja harus baik dan kondusif karena lingkungankerja
yang baik dan kondusif menjadikan karyawan merasa betah berada diruangan dan
merasa senang untuk melaksanakan tugas-tugasnya sehingga kepuasan kerja akan
terbentuk dan dari kepuasan kerja karyawan tersebut maka semangat kerja
karyawan juga akan meningkat.Hal tersebut merupakan hasil penelitian dari
Srizalmi dkk (2017;2).

PT. Marga Mandalasakti (MMS) bergerak dibidang Pengelolaan,


Pemeliharaan dan Pengadaan jaringan tol sebagai Badan Usaha Jalan Tol(BUJT)
khususnya untuk ruas tol Tangerang – Merak. Perusahaan mengoperasikan ruas
Jalan Tol Tangerang – Merak sepanjang 72,45 Km yang menghubungkan
Tangerang Barat sampai Merak, ujung barat Pulau Jawa. Jalan tol ini melalui 3
wilayah yaitu Tangerang, Serang, dan Cilegon. Jalan Tol Tangerang – Merak
memiliki 10 Gerbang Tol, yaitu Gerbang Tol Cikupa, Balaraja Timur, Balaraja
Barat, Cikande, Ciujung, Serang Timur, Serang Barat, Cilegon Timur, Cilegon
Barat, dan Merak. Pada 10 gerbang ini terdapat 89 lajur transaksi, dimana 21 di
antaranya merupakan Gardu Tol Otomatis (GTO).

Perusahaan senantiasa berusaha memberikan yang terbaik kepada seluruh


pemangku kepentingan, khususnya layanan terbaik kepada pengguna Jalan Tol
Tangerang – Merak. Dengan demikian diharapkan keberadaan jalan tol ini dapat
bermanfaat dan mendukung pengembangan perekonomian Indonesia khususnya
Provinsi Banten dan sekitarnya baik pada sektor industri, perdagangan maupun
pariwisata. Perusahaan ini juga berusaha untuk dapat merekrut sumber daya
manusia yang berkompeten agar mampu memberikan pelayanan memuaskan
kepada pengguna Jalan Tol Tangerang – Merak.Untuk dapat meningkatkan
kualitas kerja karyawan dalam melayani pengguna Jalan Tol Tangerang – Merak,
perusahaan memberikan motivasi kepada karyawan agar tetap semangat dalam
bekerja dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung peningkatan kualitas
kerja.

Selain faktor motivasi, lingkungan kerja dapat pula meningkatkan


semangat kerja karyawan, karena dengan menciptakan lingkungan kerja yang
nyaman dan kondusif akan mampu memancing para karyawan untuk bekerja
dengan produktif dan bersemangat. Adapun kondisi lingkungan kerja yang terjadi
pada PT. Marga Mandalasakti dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Kondisi lingkungan kerja PT Marga Mandalasakti secara umum belum


dapat dikatakan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari faktor suhu dan kebisingan
dirasa belum optimal. Penyebaran suhu ruangan yang tidak merata berkaitan
dengan pendingin ruangan yang jumlah masih sedikit membuat karyawan kurang
nyaman dalam bekerja. Kebisingan di dalam kantor yang terjadi karena ruang
kerja yang berdekatan turut pula membuat karyawan kurang merasa nyaman
dalam bekerja.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka penelitian ini
dilakukanuntuk megetahui apakah motivasi dan lingkungan kerja mempunyai
pengaruh terhadap semangat kerja karyawan pada PT. Marga
Mandalasakti.Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
perusahaan yang terkait dalam membuat keputusan dalam perencanaan dan
pengembangan SDM yang efektif, serta diharapkan dengan adanya
peningkatanmotivasi kerjasertalingkungan kerja yang nyaman dan kondusif,
semangat kerja karyawan dapat meningkatsehingga pada akhirnya
perusahaandapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan hal tersebut,
maka peneliti mengambil judul penelitian: “PengaruhMotivasi dan Lingkungan
KerjaTerhadap Semangat Kerja Karyawan Pada Kantor PT. Marga
Mandalasakti”.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka tujuan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran motivasi kerja karyawan pada kantor PT. Marga
Mandala sakti.
2. Untuk mengetahui gambaran lingkungan kerja pada kantor PT. Marga Mandala
sakti.
3. Untuk mengetahui gambaran semangat kerja karyawan pada kantor PT. Marga
Mandala sakti.
4. Untuk mengetahui pengaruh motivasi dan lingkungan kerja secara parsial dan
simultan terhadap semangat kerja karyawan pada kantor PT. Marga Mandala
sakti.

Landasan Teori

Motivasi
Menurut Hasibuan (2012;95) bahwa motivasi kerja adalah pemberian
daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau
bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk
mencapai kepuasan. Sedangkan menurut Siagian (2012;138) bahwa motivasi
kerja adalahdaya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau
dan rela waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi
tanggungjawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam angka pencapaian tujuan
dan berbagai sasaran organisasi yang ditentukan sebelumnya
Lingkungan kerja
Menurut Basuki dan Susilowati (2013;40) lingkungan kerja adalah segala
sesuatu yang berada di lingkungan yang dapat mempengaruhi baik secara
langsung maupun tidak langsung seseorang atau sekelompok orang di dalam
melaksanakan aktivitasnya. Sedangkan menurut Mangkunegara (2012;17)
lingkungan kerja yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, target kerja
yang menantang, pola komunikasi kerja yang efektif, iklim kerja dan fasilitas
kerja yang relatif memadai.

Semangat kerja
Semangat kerja sebagai setiap kesediaan perasaan yang memungkinkan
seseorang bekerja untuk menghasilkan kerja lebih banyak dan lebih baik
(Hariyanti, 2013;155). Sedangkan menurut Hasibuan (2014;94) semangat kerja
adalah keinginan dan kesungguhan seseorang mengerjakan pekerjaannya dengan
baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal. Lain halnya
dengan yang disampaikan oleh Halsay (2014;305) yang mengatakan bahwa
semangat kerja adalah kesediaan perasaan yang memungkinkan seseorang pekerja
untuk menghasilkan kerja yang lebih banyak dan lebih baik tanpa menambah
keletihan.

Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Motivasi dengan semangat kerja
Karyawan dalam melakukan kegiatan umumnya didorong oleh adanya
motivasi untuk menunjukkan kinerja terbaik. Karyawan memerlukan motivasi
untuk bekerja lebih rajin dan menghasilkan suatu yang bermanfaat bagi
perusahaan. Melihat pentingnya karyawan dalam perusahaan, maka karyawan
diperlukan perhatian lebih serius terhadap tugas yang dikerjakan sehingga tujuan
perusahaan tercapai. Dengan motivasi kerja yang tinggi, karyawan akan bekerja
lebih semangat dalam melaksanakan pekerjaaannya. Sebaliknya dengan motivasi
kerja yang rendah, karyawan tidak mempunyai semangat kerja, mudah menyerah
dan kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan (Luthans, 2013;125).

Pengaruh Lingkungan kerja dengan semangat kerja


Menciptakan lingkungan kerja secara nyaman akan mampu memberikan
kepuasan kepada karyawan terhadap pekerjaan yang dilakukan dan memberikan
kesan yang mendalam bagi karyawan yang pada akhirnya karyawan akan
meningkatkan kinerjanya.Karyawan mengharapkan adanya lingkungan kerja yang
nyaman yang bisa memanjakan karyawan dalam bekerja. Lingkungan kerja yang
tidak sehat dan nyaman akan menurukan tingkat kinerja karyawan maupun moral
karyawan sehingga akan memepengaruhi tujuan perusahaan. Kondisi lingkungan
kerja yang tidak sehat dapat menyebabkan para karyawan mudah stres, tidak
semangat untuk bekerja, datang terlambat, demikian juga sebaliknya apabila
lingkungan kerja itu sehat maka para karyawan tentunya akan semangat dalam
bekerja(Ekaningsih, 2013;184).

Hipotesis

Menurut Sugiyono (2012;57) hipotesis adalah pernyataan yang masih


lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kenyataannya. Berdasarkan dari
perumusan masalah, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga terdapat
pengaruh motivasi dan lingkungan kerjasecara parsial dan simultan terhadap
semangat kerja karyawan pada Kantor PT. Marga Mandalasakti.

Metode Penelitian

Objek penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah di lingkungan PT Marga mandala sakti ruas
tanggerang – merak Dengan mengambil variabel berupa Motivation, Work
Environment, and Work Spirit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
metode deskriptif dan metode kausal. Metode deskriptif ditujukan untuk
menyelidiki secara terperinci peranan dan pekerjaan manusiadan hasil penelitian
tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang
akan datang(Arikunto, 2010;7). Sedangan metode kausal yaitu metode yang
berguna untukhubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel
lainnya,atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya(Umar,
2015;7).

Hasil Pengujian
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi,
variabel X1 (motivasi), variabel X2 (lingkungan kerja), dan variabel Y (semangat
kerja) atau ketiganya mempunyai distribusi normal ataukahtidak mempunyai
distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal
atau mendekati normal. Metode mengetahui normalitas adalah dengan
menggunakanmetode analaisis grafik, baik dengan melihat grafik secara
histogram ataupun dengan melihat secara Normal Probability Plot.
Normalitas data dapat dilihat daripenyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal pada grafik Normal P-Plot atau dengan melihat histogram dari
residualnya.Uji normalitas dengan grafik Normal P-Plot akan membentuk satu
garis lurusdiagonal, kemudian plotting data akan dibandingkan dengan garis
diagonal. Jikadistribusi normal maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akanmengikuti garis diagonalnya. Berikut ini adalah gambar grafik
histogram dan grafik Normal P-Plot dari hasil pengolahan SPSS.

Sumber:Hasil Pengolahan SPSS (2019)

Gambar 4.1
Grafik Histogram

Dari tampilan gambar grafik histogram dapat disimpulkan bahwa residual


tampak terdistribusi secara normal dan berbentuk simetris tidak menceng ke
kanan atau ke kiri, memperlihatkan bahwa kurva berbentuk lonceng yang kedua
sisinya melebar.
Sumber:Hasil Pengolahan SPSS (2019)

Gambar 4.2
Grafik Normal P-P Plot

Berdasarkan dari gambar grafik P-P Plot terlihat bahwa data mengumpul
disekitar garis diagonal. Hal tersebut berarti uji normalitas sudah terpenuhi atau
model telah terdistribusi normal. Dapat disimpulkan kedua grafik tersebut
menunjukan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Metode lain untuk mengetahui normalitas adalah dengan menggunakan Uji
Kolmogorov Smirnov. Uji Kolmogorov Smirnov digunakan untuk uji statistik
apakah data terdistribusi normal ataukah tidak terdistribusi normal. Uji
Kolmogorov Smirnov dengan ketentuan yaitu jika nilai signifikansi Kolmogorov
Smirnov lebih besar dari nilai signifikansi yang telah ditetapkan maka data
terdistribusi secara normal, dengan nilai signifikansi 5% atau 0,05. Berikut ini
adalah hasil Uji Kolmogorov Smirnov yang dihasilkan dari pengolahan SPSS.

Tabel 4.39
Hasil Uji Kolmogorov Smirnov
Standardized
Residual
N 62
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .98346994
Most Extreme Differences Absolute .116
Positive .090
Negative -.116
Kolmogorov-Smirnov Z .910
Asymp. Sig. (2-tailed) .380
a. Test distribution is Normal.
Sumber:Hasil Pengolahan SPSS (2019)

Berdasarkan tabel 4.39 dapat diketahui nilai signifikansi uji kolmogorov smirnov
sebesar 0,380 atau 38% yang berarti nilai signifikansi uji kolmogorov smirnov
lebih besar daripada nilai signifikansi 5% atau 0,05. Sehingga dapat dikatakan
terdistribusi secara normal karena memiliki tingkat signifikansi diatas

Uji Multikolonieritas
Uji multikolinearitas berguna untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Cara mengetahui ada
tidaknya penyimpangan uji multikolinearitas adalah dengan melihat nilai
Tolerance dan VIF masing-masing variabel independen, jika nilai Tolerance>
0,10 dan nilai VIF < 10 maka data bebasdari gejala multikolinearitas. Perhitungan
uji multikolinearitas ini menggunakan bantuan aplikasi software IBM SPSS
Statisticsts agar pengukuran data yang dihasilkan lebih akurat. Adapun hasil uji
multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.40
Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Motivasi .211 4.750
Lingkungan_Kerja .211 4.750
a. Dependent Variable: Semangat_Kerja
Sumber:Hasil Pengolahan SPSS (2019)

Berdasarkan pada tabel 4.40 menunjukkan bahwa hasil nilai Tolerancetidak


ada variabel independen (motivasi dan lingkungan kerja) yang memiliki nilai
Tolerance kurang dari 0,10 dengan nilai Tolerance masing-masing variabel
independen (motivasi dan lingkungan kerja) sebesar 0,211. Sedangkan hasil
perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal serupa
yaitu tidak adanya nilai VIF dari variabel independen yang memiliki nilai VIF
lebih dari 10 dengan nilai VIF masing-masing variabel independen (motivasi dan
lingkungan kerja) sebesar 4,750. Dapat disimpulkan dari perhitungan nilai
Tolerance dan VIF bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen
dalam model regresi.
Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual pengamatan satu ke
pengamatan yang lain berbeda. Sedangkan bila terjadi ketidaknyamanan variance
dari residual pengamatan satu ke pengamatan yang lain tetap maka disebut
homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas.
Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam
suatu model regresi linier sederhana adalah dengan melihat grafik scatterplot
antara nilai prediksi variabel terikat yaitu SRESIDdengan residual error yaitu
ZPRED.Jika tidak ada pola tertentu dan titik menyebar diatas dan dibawah angka
0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini adalah gambar
hasil uji heteroskedastisitas dari hasil pengolahan SPSS.

Sumber:Hasil Pengolahan SPSS (2019)

Gambar 4.3
Grafik Scatterplot

Berdasarkan dari gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak
baik di atas maupun di bawah nol (0) pada sumbu Y dan tidak membentuk suatu
pola tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heterokedastisitas pada model regresi, oleh karena itu model regresi dalam
penelitian ini layak dipakai untuk memprediksi semangat kerja berdasarkan
masukan variabel independen yang meliputi motivasi dan lingkungan kerja.
Uji Autokolerasi
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan
pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi
yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Pengujian ini menggunakan
DurbinWatson (DW-test). Ketentuan uji DW dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.41
Kriteria Nilai Uji Durbin Watson
No Nilai DW Kesimpulan
1 < 1,10 Ada autokorelasi
2 1,10 – 1,54
Tidak dapat disimpulkan
3 2,64 – 2,90
4 > 2,91 Ada autokorelasi
5 1,55 – 2,46 Tidak ada autokorelasi
Sumber: Wijaya (2010;123)

Berdasarkan hasil dari pengolahan SPSS didapatkan hasil uji autokorelasi


yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.42
Hasil Uji Autokorelasi
Adjusted R Std. Error of
Model Square the Estimate Durbin-Watson
1 .409 1.13803 1.593
a. Predictors: (Constant), Lingkungan_Kerja, Motivasi
b. Dependent Variable: Semangat_Kerja
Sumber:Hasil Pengolahan SPSS (2019)

Berdasarkan tabel 4.42 menunjukkan bahwa nilai DW (Durbin Watson)


sebesar 1,593. Apabila dibandingkan dengan tabel range nilai DW untuk
ketentuan autokorelasi, hasil pengolahan SPSS yaitu sebesar 1,593 berada pada
interval 1,55 – 2,46, yang berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada (bebas)
autokorelasi pada model regresi yang digunakan.

Analisis Regresi Linier Berganda


Untuk menjawab permasalahan yang ada dan menguji hipotesis yang telah
ditentukan maka teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis regresi
linier berganda. Teknik analisis regresi linier berganda dipilih untuk mengetahui
hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel dependen dengan satu variabel
independen (Sugiyono, 2012;134). Dimana variabel X1 yaitu motivasi, variabel
X2 yaitu lingkungan kerja, sedangkan variabel Y yaitu semangat kerja, dengan
menggunakan bantuan aplikasi software IBM SPSS Statisticsts didapatkan hasil
sebagai berikut:

Tabel 4.43
Hasil Regresi Linear Berganda
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.494 1.248
Motivasi .517 .096 .944
Lingkungan_Kerja .489 .086 .880
a. Dependent Variable: Semangat_Kerja
Sumber:Hasil Pengolahan SPSS (2019)

Berdasarkan pada tabel 4.43 didapatkan bentuk persamaan model regresi


linear berganda sebagai berikut:

Y = 4,494+ 0,517 X1 + 0,489 X2 + e

Sesuai dengan persamaan garis regresi yang diperoleh, maka model regresi
tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Nilai konstanta (a) sebesar 4,494artinya, apabila motivasi dan lingkungan
kerjaadalah nol (0) maka semangat kerja karyawanPT. Marga
Mandalasaktihanya sebesar 4,494.
2. Nilai koefisien untuk variabel X1 (motivasi) sebesar 0,517 dan bertanda
positif, ini menunjukkan bahwa motivasi mempunyai hubungan yang searah
dengan semangat kerja. Hal ini mengandung arti bahwa setiap peningkatan
satu satuan motivasimaka tingkat semangat kerja karyawanPT. Marga
Mandalasaktiakan naik sebesar 0,517dengan asumsi bahwa variabel bebas
yang lain dari model regresi adalah tetap atau konstan.
3. Nilai koefisien untuk variabel X2 (lingkungan kerja) sebesar 0,489 dan
bertanda positif, ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja mempunyai
hubungan yang searah dengan semangat kerja. Hal ini mengandung arti
bahwa setiap peningkatan satu satuan lingkungan kerjamaka tingkat semangat
kerja karyawanPT. Marga Mandalasaktiakan naik sebesar 0,489 dengan
asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap atau
konstan.

Pengujian Hipotesis
Pengujian Secara Parsial (Uji t)
Pengujian secara parsial (uji t) dimaksudkan untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh secaraparsial (individu) dari variabel XI (motivasi) dan variabel
X2 (lingkungan kerja) terhadap variabel Y (semangat kerja). Pengaruh variabel XI
dan X2 terhadap variabel Y dapat dilihat dari arah tanda dantingkat signifikansi
(probabilitas).Adapun tahapandalam melakukan uji t adalah sebagai berikut:

Berdasarkan hasil dari pengolahan SPSS, didapatkan hasil uji t yang


ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.47
Hasil Uji t
Collinearity
Statistics
Model t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 4.197 .012
Motivasi 5.412 .000 .211 4.750
Lingkungan_Kerja 5.029 .000 .211 4.750
a. Dependent Variable: Kinerja_Anggota
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2019)

Berdasarkan hasil tabel 4.47 dapat diketahui nilai thitung dari variabel X1 dan
X2 terhadap variabel Y adalah sebagai berikut:
1. Nilai thitunguntuk variabel X1. Nilai thitung untuk variabel motivasi adalah
sebesar 5,412 dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel, maka
didapatkan nilai thitung >ttabel (5,412>2,000), hal ini berarti
motivasiberpengaruh dan positif terhadap semangat kerja dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 yang berarti angka ini lebih kecil dari tingkat
signifikansi 5% (0,000< 0,05) berarti motivasisignifikan terhadap semangat
kerja. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa motivasisecara parsial
berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan pada Kantor PT. Marga
Mandalasaktidapat diterima. Adapun pengujian hipotesis dua pihak dalam
pengujian secara parsial (uji t) dapat dilihat pada gambar kurva distribusi uji t
berikut ini.
2. Nilai thitunguntuk variabel X2. Nilai thitung untuk variabel lingkungan
kerjaadalah sebesar 5,029 dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel,
maka didapatkan nilai thitung >ttabel (5,029>2,000), hal ini berarti lingkungan
kerja berpengaruh dan positif terhadap semangat kerja dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 yang berarti angka ini lebih kecil dari tingkat
signifikansi 5% (0,000< 0,05) berarti lingkungan kerjasignifikan terhadap
semangat kerja. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa lingkungan
kerjasecara parsial berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan pada
Kantor PT. Marga Mandalasaktidapat diterima. Adapun pengujian hipotesis
dua pihak dalam pengujian secara parsial (uji t) dapat dilihat pada gambar
kurva distribusi uji t berikut ini.

Pengujian Secara Simultan (Uji F)


Pengujian secara simultan (uji F) pada dasarnya menunjukkan apakah
semua variabel independen (motivasi dan lingkungan kerja)yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen (semangat kerja).Adapun tahapan dalam melakukan uji Fadalah sebagai
berikut:
Tabel 4.48
Hasil Uji F
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 125.782 2 62.891 48.561 .000a
Residual 76.411 59 1.295
Total 202.194 61
a. Predictors: (Constant), Lingkungan_Kerja, Motivasi
b. Dependent Variable: Semangat_Kerja
Sumber:Hasil Pengolahan SPSS (2019)

Berdasarkan hasil tabel 4.48 dapat diketahuinilai Fhitung dari variabel


kepemimpinan dan motivasi kerja adalah sebesar 48,561 dengan membandingkan
nilai Fhitung dengan Ftabel, maka didapatkan nilai Fhitung>Ftabel (48,561>3,15), hal ini
berarti motivasi dan lingkungan kerja berpengaruh dan positif terhadap semangat
kerjadengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti angka ini lebih kecil dari
tingkat signifikansi 5% (0,000 < 0,05) berarti motivasi dan lingkungan kerja
signifikan terhadap semangat kerja. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa
motivasi dan lingkungan kerjasecara simultan berpengaruh terhadap semangat
kerja karyawan pada Kantor PT. Marga Mandalasakti dapat diterima.

Uji Koefisien Determinasi (R2)


Uji koefisien determinasi (R2) adalah mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependennya. Nilai Koefisien
determinasi (R2) yang mendekati satu berarti variabel-variabel independennya
menjelaskan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variabel dependen (Ghozali, 2011;311). Uji koefisien determinasi (R2) digunakan
untuk mengukur besarnya kontribusi perubahan variabel X1 atau motivasi dan
variabel X2 atau lingkungan kerja terhadap variabel Y atau semangat
kerja.Sedangkan sisanya atau selebihnya perubahan variabel Y disebabkan oleh
faktor lain yang tidak termasuk dalam variabel penelitian ini.
Berdasarkan hasil dari pengolahan SPSS, didapatkan hasil analisis
determinasi yang ditunjukkan pada tabel 4.46 berikut ini.

Tabel 4.46
Hasil Analisis Determinasi (R2)
Adjusted R
Model R R Square Square
1 .689a .475 .409
a. Predictors: (Constant), Lingkungan_Kerja, Motivasi
b. Dependent Variable: Semangat_Kerja
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2019)

Berdasarkan pada tabel 4.46 menunjukkan bahwa nilai koefisien


determinasi (R2) adalah sebesar 0,475 atau 47,5% dapat disimpulkan bahwa
besarnya pengaruh kontribusi variabel motivasi dan lingkungan kerjaterhadap
semangat kerja karyawanPT. Marga Mandalasaktisebesar 47,5% sedangkan
sisanya sebesar 52,5% (100% – R2) dipengaruhi oleh variabel lain di luar
penelitian, seperti: disiplin kerja, penghargaan, promosi jabatan, dan tunjangan
kinerja.
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependennya. Nilai R 2 yang mendekati
satu berarti variabel-variabel independennya memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghazali: 2012).
Hasil pengujian uji R2 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 8
Hasil Uji R2
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate

1 .490a .240 .184 .80945


a. Predictors: (Constant), Likuiditas, Profitabilitas
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Hasil pengujian dari tabel diatas menghasilkan nilaiR Square sebesar 0,240. Nilai
R Square ini menunjukkan besarnya kontribusi variabel independen terhadap
variabel dependen adalah sebesar 24%, sedangkan sisanya sebesar 76%
ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam model.

Pembahasan

1. Pengaruh MotivasiTerhadap Semangat Kerja Karyawan Pada Kantor PT.


Marga Mandala sakti
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda didapatkan nilai koefisien
untuk variabel motivasi sebesar 0,517 dan bertanda positif, hal ini mengandung
arti bahwa setiap peningkatan satu satuan motivasimaka tingkat semangat kerja
karyawanPT. Marga Mandalasaktiakan naik sebesar 0,517.Serta hasil pengujian
parsial (uji t) didapatkan nilai thitung >ttabel (5,412>2,000)dengan nilai signifikansi
sebesar 0,000 yang berarti angka ini lebih kecil dari tingkat signifikansi 5%
(0,000< 0,05) menunjukkan bahwa motivasisecara parsial berpengaruh terhadap
semangat kerja karyawan pada Kantor PT. Marga Mandalasakti.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Agusti dkk (201) dan
Charistio (2016) yang menunjukkan hasil yang sama yaitu motivasiberpengaruh
signifikan terhadap semangat kerja karyawan pada perusahaan.Karyawan dalam
melakukan kegiatan umumnya didorong oleh adanya motivasi untuk
menunjukkan kinerja terbaik. Karyawan memerlukan motivasi untuk bekerja lebih
rajin dan menghasilkan suatu yang bermanfaat bagi perusahaan. Melihat
pentingnya karyawan dalam perusahaan, maka karyawan diperlukan perhatian
lebih serius terhadap tugas yang dikerjakan sehingga tujuan perusahaan tercapai.
Dengan motivasi kerja yang tinggi, karyawan akan bekerja lebih semangat dalam
melaksanakan pekerjaaannya. Sebaliknya dengan motivasi kerja yang rendah,
karyawan tidak mempunyai semangat kerja, mudah menyerah dan kesulitan dalam
menyelesaikan pekerjaan.

2. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada Kantor


PT. Marga Mandalasakti
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda didapatkan nilai koefisien
untuk variabel lingkungan kerjasebesar 0,489 dan bertanda positif, hal ini
mengandung arti bahwa setiap peningkatan satu satuan lingkungan kerjamaka
tingkat semangat kerja karyawanPT. Marga Mandalasaktiakan naik
sebesar0,489.Serta hasil pengujian parsial (uji t) didapatkan nilai thitung>ttabel
(5,029>2,000) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti angka ini lebih
kecil dari tingkat signifikansi 5% (0,000< 0,05)menunjukkan bahwa lingkungan
kerjasecara parsial berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan pada Kantor
PT. Marga Mandalasakti.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Pasaribu(2017)sertaSyamsudin dan Bachtiar (2018) yang menunjukkan hasil yang
sama yaitu lingkungan kerjaberpengaruh signifikan terhadap semangat
kerjakaryawan pada perusahaan.Menciptakan lingkungan kerja secara nyaman
akan mampu memberikan kepuasan kepada karyawan terhadap pekerjaan yang
dilakukan dan memberikan kesan yang mendalam bagi karyawan yang pada
akhirnya karyawan akan meningkatkan kinerjanya.
Karyawan mengharapkan adanya lingkungan kerja yang nyaman yang bisa
memanjakan karyawan dalam bekerja. Lingkungan kerja yang tidak sehat dan
nyaman akan menurukan tingkat kinerja karyawan maupun moral karyawan
sehingga akan memepengaruhi tujuan perusahaan. Kondisi lingkungan kerja yang
tidak sehat dapat menyebabkan para karyawan mudah stres, tidak semangat untuk
bekerja, datang terlambat, demikian juga sebaliknya apabila lingkungan kerja itu
sehat maka para karyawan tentunya akan semangat dalam bekerja.

3. Pengaruh Motivasidan Lingkungan Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan


Pada Kantor PT. Marga Mandalasakti
Berdasarkan hasil analisis korelasi berganda didapatkan nilai korelasi (R)
berganda sebesar 0,689yang berarti bahwa besarnya korelasi antara motivasi dan
lingkungan kerjaterhadap semangat kerja karyawanPT. Marga
2
Mandalasaktiadalah kuat. Sedangkan nilai koefisien determinasi (R ) sebesar
0,475 atau 47,5% dapat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh kontribusi variabel
motivasi dan lingkungan kerjaterhadap semangat kerja karyawanPT. Marga
Mandalasaktisebesar 47,5% sedangkan sisanya sebesar 52,5%dipengaruhi oleh
variabel lain di luar penelitian. Serta hasil pengujian simultan (uji F) didapatkan
nilai Fhitung>Ftabel(48,561>3,15), hal ini berarti motivasi dan lingkungan kerja
berpengaruh dan positif terhadap semangat kerjadengan nilai signifikansi sebesar
0,000 yang berarti angka ini lebih kecil dari tingkat signifikansi 5% (0,000 < 0,05)
yang menunjukkan bahwa motivasi dan lingkungan kerjasecara simultan
berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan pada Kantor PT. Marga
Mandalasakti.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Utamajaya dan Sriathi
(2015) sertaYahyo dkk (2013) yang menunjukkan hasil yang sama yaitu motivasi
dan lingkungan kerjaberpengaruh signifikan terhadap semangat kerjakaryawan
pada perusahaan. Motivasi merupakan sebuah energi untuk membangkitkan
dorongan dalam diri guna mencapai semangat kerja. Pemberian motivasi
diperlukan untuk mendorong karyawan dalam semangat kerja yang pada akhirnya
akan memperlancar tugas-tugasnyadidalam perusahaan. Selain motivasi,
Lingkungan kerja tidak kalah penting untuk diperhatikan oleh setiap perusahaan,
karena lingkungan kerja yang kondusif dan nyaman dapat membuat para
karyawan merasa bergairah untuk bekerja yang nantinya akan berimbas pada
semangat kerja.

Kesimpulan
Hasil ini mengindikasikan bahwa tingginya tingkat likuiditas menunjukkan bahwa
perusahaan berada pada kondisi yang baik sehingga permintaan akan saham
bertambah dan tentunya harga saham akan ikut naik namun jika current ratio
terlalu tinggi juga dianggap tidak baik.Penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian Siregar (2010) dan Rustam (2013) bahwa likuiditas yang diukur dengan
carrent ratio berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan dan diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengolahan data dari penyebaran kuesioner variabel
motivasidapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata keseluruhan pernyataan yaitu
3,36 yang berada pada interval 2,60 – 3,39 dengan keterangan interval “Kurang
Baik”. Hasil tanggapan responden secara keseluruhan terhadap motivasi kerja
karyawan kantorPT. Marga Mandala sakti menunjukkan bahwa motivasi kerja
karyawan kurang maksimal dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab
terhadap pekerjaannya.
2. Berdasarkan hasil pengolahan data dari penyebaran kuesioner variabel
lingkungan kerja dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata keseluruhan
pernyataan yaitu 3,35 yang berada pada interval 2,60 – 3,39 dengan keterangan
interval “Kurang Baik”. Hasil tanggapan responden secara keseluruhan
terhadap lingkungan kerja kantor PT. Marga Mandala sakti menunjukkan
bahwa kondisi lingkungan kerja PT Marga Mandala sakti secara umum belum
dapat dikatakan dengan baik dalam menunjang aktivitas perusahaan.
3. Hasil pengujian parsial (uji t) untuk variabel motivasi didapatkan nilai
thitung>ttabel (5,412>2,000) menunjukkan bahwa motivasi secara parsial
berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan pada Kantor PT. Marga
Mandalasakti. Sedangkan hasil pengujian parsial untuk variable lingkungan
kerja didapatkan nilai thitung>ttabel (5,029>2,000) menunjukkan bahwa
lingkungankerjasecara parsial berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan
pada Kantor PT. Marga Mandalasakti. Selainitu, hasil pengujian simultan (uji
F) didapatkan nilai Fhitung>Ftabel (48,561>3,15) menunjukkan bahwa motivasi
dan lingkungan kerja secara simultan berpengaruh terhadap semangat kerja
karyawan pada Kantor PT. Marga Mandala sakti.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang diperoleh
mengenai pengaruh motivasi dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja
karyawan pada Kantor PT. Marga Mandala sakti, maka saran yang dikemukakan
adalah sebagai berikut:
1. Motivasi kerja karyawan kantor PT. Marga Mandala sakti secara umum
dapat dikatakan kurang maksimal dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawab terhadap pekerjaannya. Untuk itu diperlukan adanya peningkatan
motivasi kerja melalui:
a. Komunikasi yang baik antara pimpinan dan pegawai, pengakuan diri
pegawai berupa imbalan finansial, maupun penghargaan non finansial
serta pelatihan dan pengembangan diri.
b. Baik pegawai maupun pimpinan sama-sama berusaha untuk menyisihkan
waktu luang menjaga hubungan dengan orang lain, dan diperlukan
character Building, family gathering, guna membangun kerjasama.
c. Perlu melakukan pelatihan/workshop tentang penyelesaian target
pekerjaan.
2. Kondisi lingkungan kerja PT Marga Mandalasakti secara umum belum
dapat dikatakan dengan baik dalam menunjang aktivitas perusahaan.
Untuk itu diperlukan adanya peningkatan fasilitas dan kondisi lingkungan
kerja yang masih kurang. Dalam bekerja karyawan membutuhkan
lingkungan kerja yang nyaman agar karyawan dapat melakukan
pekerjaannya dengan baik. Perusahaan harus menyediakan tempat dan
fasilitas penunjang kerja agar proses pekerjaan dapat dijalankan sesuai
dengan prosedur atau metode yang yang telah ditetapkan.
3. Semangat kerja karyawan kantor PT. Marga Mandala sakti secara umum
belum dapat dikatakan optimal. Untuk itu diperlukan adanya peningkatan
semangat kerja melalui:
a. Melakukan pemberian motivasi kepada karyawan sehingga karyawan
mampu meningkatkan semangat kerjanya, serta menerapkan tindakan
disiplin kerja sehingga karyawan dapat berperilaku disiplin dan dapat
menurunkan tingkat absensi karyawan.
b. Menerapkan insentif yang sesuai berdasarkan posisi jabatan,
produktivitas kerja, tingkat pendidikan, dan pengalaman kerja dari
masing-masing karyawan.
c. Menerapkan promosi jabatan secara objektif sehingga karyawan
mendapatkan kesempatan hak yang sama untuk dipromosikan.
d. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif sehingga
karyawan merasakan adanya kepuasan dalam bekerja.
4. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa motivasi
dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
semangat kerja karyawan pada Kantor PT. Marga Mandalasakti. Hal ini
mempertegas bahwa motivasi dan lingkungan kerja merupakan dua faktor
yang dapat mempengaruhi tingkat semangat kerja karyawan pada suatu
perusahaan. Dikarenakan denganadanya motivasi kerja yang tinggi,
karyawanakan bekerja lebih semangat dalam melaksanakan
pekerjaaannya. Demikian juga apabila lingkungan kerja itu nyaman dan
dapat menunjang pekerjaan, maka para karyawan tentunya akan semangat
dalam bekerja.
5. Saran bagi peneliti lain dan pihak akademis selanjutnya, adalah sebagai
berikut:
a. Sebaiknya peneliti lain diharapkan untuk melakukan penelitian lebih
lanjut pada perusahaan yang lain dengan menggunakan variabel yang
sama pada penelitian ini.
b. Untuk menguji kehandalan penelitian ini, peneliti lain sebaiknya dapat
menambahkan variabel-variabel lain yang berhubungan dengan
motivasi dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja karyawan
untuk penelitian selanjutnya, seperti: disiplin kerja, penghargaan,
promosi jabatan, dan tunjangan kinerja.

Daftar Pustaka
Algifari. 2010. Analisis Regresi, Teori, Kasus & Solusi. Yogyakarta: BPFE UGM.

Anyim dan Chidi. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia.Yogyakarta: Penerbit Andi.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2013.Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Basuki dan Susilowati. 2013. Manajemen Kinerja Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia.

Bungin, Burhan. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan


Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Carlaw dan Freiedman. 2013. Organizations: Behavior Structure Processes. Eleventh


Edition. NewYork: McGraw-Hill Irwin.

Danim, Sudarwan. 2013. Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta: Pradnya Paramita.

Ekaningsih. 2013. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana


Indonesia.

Ghozali. 2010. Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit
UNDIP.

Haslay. 2014. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Bandung: Penerbit
Alfabeta.

Hariyanti. 2013. ManajemenSumber Daya Manusia. Jakarta:Prenanda Media Group.

Hasibuan, Malayu S. P. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jilid 3. Jakarta: Bumi
Aksara.

----------. 2014. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Luthans, Fred. 2013. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini:

1. Nama lengkap : Tb Miftah Farid


2. Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 04 April 1994
3. Jenis kelamin : Laki - Laki
4. Ayah : Tb Soleh Fayumi Ishak. SE
5. Ibu : RT Elida Sari
6. Agama : Islam
7. Kewarganegaraan : Indonesia
8. Alamat : Perum Bukit Permai Blok P Serang-Banten
9. No.Telp : 085921591183
10. Pendidikan
1999 – 2005 : SDN Penancangan 2 Serang
2005 – 2008 : SMP 7 Serang
2008 – 2011 : SMAN 3 Kota Serang
2015 – 2019 : STIE BANTEN
11. Pengalaman Organisasi
2015 – 2019 : HAMAS

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya


untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan skripsi di STE
BANTEN.

Serang, 31 Agustus 2019

TB Miftah Farid

You might also like