You are on page 1of 24

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP

KINERJA PEGAWAI DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI


VARIABEL INTERVENING
(Studi Kasus Pada Kantor Kecamatan Pandih Batu Kabupaten
Pulang Pisau)

Yap Androni
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjarmasin
Jl. A. Yani Km. 5,5 Banjarmasin, Kalimantan Selatan
e-mail: roniyapso_234@gmail.com

ABSTRACT
The Influence of Work Discipline and Work Environment on Employee Performance With Job Satisfaction as an
Intervening Variable (Case Study at the Pandih Batu District Office, Pulang Pisau Regency) Thesis of the Master of
Management program STIE Pancasetia Banjarmasin Supervised by Nurus Sjamsi and Ihil Baron
This study aims at this study to determine whether the influence of work discipline and work environment on
employee performance with job satisfaction as an intervening variable (Case Study at the Pandih Batu District Office,
Pulang Pisau Regency
type of research is quantitative causality research. Causality approach. The sample was selected using the
saturated sample method with a total of 32 research samples. Employees. The data analysis technique used was PLS
(Partial Least Square) with the help of SmartPLS Ver 3 For Windows.
Based on the results of the analysis show that work discipline has a direct effect on job satisfaction, work
discipline has a direct effect on employee performance, the work environment does not directly affect employee
performance. Job satisfaction has a direct effect on employee performance. job satisfaction The absence of intervening
between the work environment on employee performance through job satisfaction.

Keywords: Discipline, Work Environment, Job Satisfaction and performance

ABSTRAK
Pengaruh Disiplin Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Kepuasan Kerja Sebagai
Variabel Intervening (Studi Kasus Pada Kantor Kecamatan Pandih Batu Kabupaten Pulang Pisau) Tesis program Magister
Manajemen STIE Pancasetia Banjarmasin Dibimbing Oleh Nurus Sjamsi dan Ihil Baron
Penelitian ini bertujuan pada penelitian ini Untuk mengetahui apakah Pengaruh Disiplin Kerja Dan Lingkungan
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada Kantor
Kecamatan Pandih Batu Kabupaten Pulang Pisau
Jenis Penelitian ini adalah penelitian kausalitas kuantitatif Pendekatan kausalitas Sample dipilih dengan metode
sampel jenuh dengan jumlah pengamatan sebanyak 32 sampel penelitian Karyawan Teknik analisis data yang digunakan
adalah menggunakan PLS (Partial Least Square) dengan bantuan SmartPLS Ver 3 For Windows.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa Disiplin kerja berpengaruh secara langsung terhadap kepuasan
kerja, Disiplin kerja berpengaruh secara langsung terhadap kinerja pegawai, Lingkungan kerja tidak berpengaruh secara
langsung terhadap kinerja pegawai.Kepuasan kerja berpengaruh secara langsung terhadap kinerja pegawai Adanya
intervening antara disiplin kerja terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja Tidak adanya intervening antara
lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja,

Kata kunci: Disiplin, Lingkungan Kerja, Kepuasan Kerja dan kinerja

LATAR BELAKANG mempengaruhi pendapatan kemampuan terdiri dari


Organisasi merupakan satu kesatuan yang banyak aspek, diantaranya ialah disiplin kerja, lingkungan
kompleks yang berusaha mengalokasikan sumber daya kerja serta keahlian individu.
manusia secara maksimal demi tercapai tujuan. Apabila Kinerja merupakan hasil aktivitas mutu serta
suatu organisasi mampu mencapai tujuan yang ditetapkan jumlah yang diraih oleh seseorang pegawai dalam
maka dapat dikatakan bahwa organisasi tersebut efektif. melakukan tugasnya. Dalam kondisi yang begitu Sumber
Kesuksesan organisasi sangat dipengaruhi oleh Daya Manusia (Aparatur Sipil Negeri) wajib dapat
prestasi pegawainya. Tiap organisasi hendak senantiasa menciptakan jaringan hubungan sosial (Sosial
berupaya untuk meningkatkan kemampuan pegawainya Networking) positif dengan sesama pegawai dalam
dengan tujuan apa yang menjadi tujuan lembaga berhasil. organisasi ataupun dengan pihak stakeholder supaya
Untuk mencapai hal itu diperlukan aspek yang akumulasi wawasan (Knowledge Kuilding) bisa
memberikan nilai tambah guna peningkatan mutu kerja menunjukkan bahwa kepuasan kerja dapat memediasi
serta mutu pelayanan yang baik. pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada
Selaku pegawai sebaiknya dapat menghindarkan Kantor Kecamatan Tatah Makmur Kabupaten Banjar.
diri dari budaya birokrasi yang kurang cakap, maka Kepuasaan kerja adalah dipenuhinya keinginan dan
penilaian pegawai yang bersih serta berkarisma bisa kebutuhannya melalui kegiatan bekerja.
ditemui dimasyarakat. Untuk mempertahankan penilaian Kepuasan kerja pegawai memiliki intervaning
pegawai yang cakap, seyogianya setiap pegawai bisa terhadap kinerja pegawai. Lund (2003) dalam
membuktikan kemampuan yang lebih bagus serta perihal penelitiannya menunjukkan bahwa kepuasan kerja yang
itu bisa diekspresikan dalam wujud aktivitas pelayanan digambarkan pada kepuasan gaji, promosi, kenaikan
warga yang bagus serta melegakan. Apalagi kepuasan jabatan, kinerja atasan, lingkungan kerja dan kerja sama
masyarakat atas layanan yang diberikan, justru bisa antar pekerja sangat besar pengaruhnya dalam
dijadikan selaku tolok ukur serta berimplikasi pada meningkatkan kinerjanya.
kesuksesan suatu organisasi atau instansi. Penelitian yang dilakukan Ostroff (1992)
Sebagaimana yang dikemukakan oleh menunjukkan hubungan positif antara kepuasan kerja
Mustopadidjaja (2001:7) bahwa kinerja aparatur yang baik dengan kinerja pegawai. Pegawai yang tidak puas dalam
merupakan indikator keberhasilan sebuah organisasi bekerja akan terlihat tidak bersemangat dalam
(Negara). Dengan demikian cukup beralasan, jika menyelesaikan tugasnya, yang akhirnya mempengaruhi
pemerintah menekankan pada lingkungan kerja organisasi kinerja pegawai Rendahnya kepuasan kerja pegawai
publik agar kinerja aparatur lebih ditingkatkan. merupakan salah satu gejala yang dapat merusak kondisi
Peningkatkan kinerja aparatur merupakan langkah positif dalam suatu instansi
dalam rangka terciptanya tata pemerintahan yang baik Rendahnya kepuasan pegawai ini biasanya terlihat
(Good Governance). dari berbagai aspek, salah satunya yaitu kurangnya
Penelitian Yan Sandra (2018) mengemukakan hasil kemampuan pegawai dalam menyelesaikan tugas
penelitiannya terhadap beberapa variabel yang dapat pekerjaan yang diberikan sehingga terjadi keterlambatan
mempengaruhi kinerja pegawai diantaranya disiplin kerja, dalam mengerjakan laporan, serta menurunnya efektifitas
lingkungan kerja yang kondusif serta pengelolaan dan efisiensi kerja
terhadap kepuasan kerja. Kepuasan kerja tidak bisa dilepaskan dari
Selain itu lingkungan kerja juga berpengaruh kenyataan bahwa kepuasan kerja pegawai dapat dicapai
terhadap kinerja pegawai. Menurut (Mardiana, 2005) apabila semua harapannya dapat dipenuhi dalam
Lingkungan kerja adalah suatu lingkungan dimana melaksanakan tugas pekerjaannya. Kepuasan kerja
pegawai bekerja. Lingkungan kerja bisa menghasilkan merupakan refleksi dari perasaan dan sikap individu
hubungan kerja yang mencontohi diantara sebagian orang terhadap pekerjaannya, yang merupakan interaksi antara
yang terdapat didalam lingkungannya. Oleh sebab itu, yang bersangkutan dengan lingkungan kerjanya.
seharusnya diusahakan supaya lingkungan kerja wajib Kesempatan mendapatkan promosi jabatan memiliki efek
baik serta kondusif karena menghasilkan pegawai merasa terhadap kepuasan kerja.
betah berada diruangan serta merasa suka dan bergairah Rekan kerja mereka lebih memilih untuk
untuk melakukan tugas- tugasnya akibatnya kepuasan menyelesaikan pekerjaan masing- masing dari menolong
kerja bakal tercipta serta dari kepuasan kerja pegawai itu pekerjaan pegawai lain. Tidak hanya itu, pegawai Kantor
sehingga kinerja pegawai pula akan bertambah. Kecamatan Pandih Batu Kabupaten Pulang Pisau merasa
Pegawai yang tidak memperoleh kepuasan kerja menemukan perlakuan tidak seimbang dari kawan
tidak bakal meraih tingkatan kepuasan kerja serta bakal kerjanya paling utama bila mereka mesti melakukan
berakibat keluarnya tindakan ataupun perangai negatif, pekerjaan dengan cara tim. Contoh saja sesuatu tim terdiri
seperti malas- malasan dalam menuntaskan pekerjaannya. dari 5 orang pegawai, tetapi cuma 3-4 karyawan saja yang
Kebalikannya seseorang pegawai yang merasakan melakukan pekerjaan tim itu sebaliknya pekerjaan tim
kepuasan dalam bertugas mereka bakal berusaha ialah tanggung jawab bersama. Perihal yang lain ada
semaksimal mungkin dengan sepenuh keterampilan yang kompetisi antar karyawan semacam kompetisi guna
dipunyanya guna menuntaskan pekerjaannya akibatnya mencapai sesuatu kedudukan atau untuk mencapai posisi
sanggup menambah kemampuan yang bagus. Penelitian khusus dengan teknik yang kurang baik.
ini menggunakan kepuasan kerja sebagai variabel Berkenaan dengan paparan diatas maka peneliti
intervening. Kepuasan kerja akan terasa oleh pegawai tertarik dengan mengajukan judul penelitian berikut ini
apabila semua keperluan dan harapan mereka telah “Pengaruh Disiplin Kerja Dan Lingkungan Kerja
terpenuhi. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Kepuasan Kerja
seseorang terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada Kantor
dihadapi dilingkungan kerjanya (Sutrisno, 2021). Kecamatan Pandih Batu Kabupaten Pulang Pisau”.
Tidak hanya kepuasan kerja serta kinerja yang
pengaruhi tingkatan daya produksi dalam organisasi, lokus
kontrol( locus of control) intern serta eksternal yang
terdapat dalam tiap- tiap pegawai pula pengaruhi daya STUDI LITERATUR.
produksi yang diperoleh. Singkatnya, locus of control Kinerja
ialah anggapan yang mencuat serta dipengaruhi dari Kinerja adalah hasil yang dicapai melalui
dalam( diri sendiri) ataupun eksternal( aspek luar, serangkaian kegiatan dan tata cara tertentu dengan
semacam; keberhasilan, kodrat serta orang lain). menggunakan sumber daya perusahaan untuk mencapai
Penelitian terdahulu yang dilaksanakan oleh sasaran perusahaan yang ditetapkan (Mangkunegara
Erliana, Misransyah dan Singgih Purnomo (2017)
2005). Kinerja juga dikenal dengan istilah karya, dimana Manajemen merupakan sesuatu seni serta ilmu
pengertiannya yang dikemukakan oleh Cantika (2005): dalam cara pengorganisasian semacam perencanaan,
“Hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik bersifat fisik pengorganisasian, pergerakan serta pengaturan ataupun
ataupun material dan non fisik atau non material”. Kinerja pengawasan. Pengertian manajemen selaku seni karna seni
sumber daya manusia merupakan istilah yang berasal dari berperan dalam memaksudkan tujuan yang jelas dengan
kata job performance atau aktual performance (prestasi hasil ataupun faedah sementara itu manajemen selaku ilmu
kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang). yang berperan menerangkan fenomena- fenomena,
Definisi kinerja karyawan adalah hasil kerja kualitas dan peristiwa akibatnya memberikan uraian yang
kuantitas yang dicapai seorang karyawan dalam sesungguhnya. Adanya manajemen diharapkan daya guna
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab serta hasil untuk unsur- unsur manajemen akan bisa
yang diberikan kepadanya”. Oleh karena itu maka dapat ditingkatkan. Berikut ini dikemukakan hal pernyataan
disimpulkan bahwa kinerja SDM adalah prestasi kerja sebagian pakar mengenai manajemen.
atau hasil kerja (output) yang dicapai SDM per satuan Menurut Richard L. Daft (2011:8) manajemen
periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai merupakan perolehan sasaran- target organisasi dengan
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya metode yang efisien serta efektif melalui perencanaan
(Mangkunegara, 2000). pengorganisasian, kepemimpinan serta pengawasan
Dalam gagasan yang mendasari penelitian ini sumberdaya organisasi. Bersumber pada sebagian
merupakan untuk melihat faktor- faktor yang pengaruhi pengertian di atas, peneliti sampai pada uraian jika
kinerja pegawai. Anggapan dasarnya merupakan jika manajamen ialah suatu cara perencanaan,
kedudukan Kepuasan Kerja, lingkungan kerja serta pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan,
disiplin kerja mempunyai dampak yang berarti terhadap pengaturan serta pengawasan yang diselesaikan dengan
kinerja pegawai. banyak orang dilakukan dengan cara efisien serta berdaya
Teori utama (Grand Theory) yang dijadikan dasar guna untuk menggapai tujuan organisasi yang sudah
dalam penelitian ini merupakan teori perspektif ditetapkan sebelumnya.
psikologis. Teori ini menggambarkan campuran dari a.
bermacam pemikiran objektif yang berhubungan dengan b. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
psikologi tingkah laku serta psikologi kognitif. Menurut Manajemen Sumber Daya Manusia ialah salah satu
Luthans lewat kajiannya tentang perilaku organisasi, aspek dari manajemen biasa yang mencakup perencanaan,
menyatakan jika pedoman guna menekuni sikap di dalam pengorganisasian, penerapan serta pengaturan. sistem ini
organisasi merupakan dengan memakai pendekatan ada dalam peranan ataupun aspek produksi, penjualan,
stimulus- response. Model ini dikembang Luthans sebagai finansial, ataupun kepegawaian. Dalam Manajemen
S-O-B-C (Stimulus-Organism-Behavior-Consequences) sumber daya manusia, pegawai merupakan aset
dengan perkiraan yang serupa dengan model S-O-B-C (kekayaan) penting lembaga, maka wajib dipelihara
yakni adanya consequences yang membuktikan orientasi dengan bagus. Aspek yang jadi perhatian dalam sumber
yang hendak diraih lewat sikap kerja, setiap sikap daya manusia itu sendiri.
ditunjukan pada peningkatan. c.
d. Fungsi-Fungsi Pokok Manajemen Sumber Daya Manusia
Grand Teori Atribusi Manajemen sumber daya manusia ialah ilmu
Teori ini merujuk pada gimana seorang terapan dari ilmu manajemen, sehingga manajemen
menarangkan pemicu prilaku orang lain ataupun diri sumber daya manusia mempunyai fungsi- fungsi utama
sendiri yang ditentukan apakah dari dalam ataupun yang serupa dengan peranan manajemen serta peranan
eksternal serta pengaruhnya hendak nampak dalam sikap operasional dengan implementasi di aspek sumber daya
orang Luthan, (1998) dalam dispositional attributions serta manusia, selanjutnya ini merupakan fungsi- fungsi
situasional attributions ataupun pemicu dalam serta manajemen sumber daya manusia. Fungsi manajemen
eksternal Robbins, (1996) dalam Ardiansah, (2003). sumber daya manusia menurut Hasibuan (2010:21) Fungsi
Dispositional attributions sesuatu perihal merujuk pada manajerial seperti: perencanaan (planning),
dalam diri seorang. Sedangkan situasioanal attributions pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing),
ialah sesuatu perihal merujuk pada area yang pengaruhi pengendalian (controlling) adalah sebagai berikut:
sikap atribusi pemicu apakah perseorangan ataupun 1. Perencanaan SDM (human recources planing)
suasana dipengaruhi oleh 3 aspek Kelly, (1972) dalam merupakan perencanaan tenaga kerja dengan cara
Ghibson, et al., (1994) dalam Ardiansah, (2003): efisien dan efektif supaya serupa dengan keinginan
1. Konsensus (consensus) adalah sikap yang perseroan dalam menopang terwujudnya tujuan.
ditunjukkan bila seluruh orang mengalami Program kepegawaian yang bagus bakal menunjang
tercapainya tujuan organisasi, pegawai serta publik.
suasana yang seragam merespon dengan 2. Pengorganisasian merupakan aktivitas guna
metode yang serupa. mengorganisasi seluruh pegawai dengan menentukan
2. Kekhususan (distinctiveness) adalah sikap pemberian operasi, jalinan kegiatan, pelimpahan
yang ditunjukkan pribadi berbeda dalam wewenang, integrasi serta koordinasi dalam bagian
suasana yang berbeda. organisasi (organization chart). Dengan organisasi
yang cakap akan menunjang terwujudnya tujuan
3. Konsitensi (consistency) adalah sikap yang dengan cara efisien.
serupa dalam aksi seorang dari masa ke masa. 3. Pengarahan (directing) merupakan aktivitas
menunjukan seluruh pegawai, supaya ingin bergerak
Manajemen selaras serta bertindak dengan cara efisien serta
berdaya guna dalam menunjang tercapainya tujuan Keberhasilan penerapan disiplin preventif terletak pada
orgaisasi serta pegawai. Pengarahan dilakukan disiplin pribadi anggota organisasi.
pimpinan dengan membebankan bawahan supaya 2. Pendisiplinan Korektif, yaitu jika ada personel yang
melakukan seluruh tugasnya dengan bagus. telah melakukan pelanggaran atas ketentuan yang
Pengendalian (controlling) merupakan aktivitas berlaku atau gagal memenuhi standar yang berlaku
pengaturan seluruh pegawai mentaati peraturan perseroan akan dikenakan sangsi indisipliner.
serta bertugas mempunyai fungsi- fungsi utama yang Indikator Disiplin Kerja
serupa dengan peranan manajemen serta peranan 1. Kehadiran. Hal ini menjadi indikator yang mendasar
operasional dengan implementasi di aspek sumber daya untuk mengukur kedisiplinan, dan biasanya karyawan
manusia, selanjutnya ini merupakan fungsi- fungsi yang memiliki disiplin kerja rendah terbiasa untuk
manajemen sumber daya manusia. terlambat dalam bekerja.
Fungsi manajemen sumber daya manusia menurut 2. Ketaatan pada peraturan kerja. Karyawan yang taat
Hasibuan (2010:21) Fungsi manajerial seperti: pada peraturan kerja tidak akan melalaikan prosedur
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kerja dan akan selalu mengikuti pedoman kerja yang
pengarahan (directing), pengendalian (controlling) adalah ditetapkan oleh perusahaan
sebagai beriku : 3. Ketaatan pada standar kerja. Hal ini dapat dilihat
1. Perencanaan SDM (human recources planing) melalui besarnya tanggung jawab karyawan terhadap
merupakan perencanaan tenaga kerja dengan cara tugas yang diamanahkan kepadanya.
efisien dan efektif supaya serupa dengan keinginan 4. Tingkat kewaspadaan tinggi. Karyawan memiliki
perseroan dalam menopang terwujudnya tujuan. kewaspadaan tinggi akan selalu berhati-hati, penuh
Program kepegawaian yang bagus bakal menunjang perhitungan dan ketelitian dalam bekerja, serta selalu
tercapainya tujuan organisasi, pegawai serta publik. menggunakan sesuatu secara efektif dan efisien.
2. Pengorganisasian merupakan aktivitas guna 5. Bekerja etis. Beberapa karyawan mungkin melakukan
mengorganisasi seluruh pegawai dengan menentukan tindakan yang tidak sopan ke pelanggan atau terlibat
pemberian operasi, jalinan kegiatan, pelimpahan dalam tindakan yang tidak pantas. Hal ini merupakan
wewenang, integrasi serta koordinasi dalam bagian salah satu bentuk tindakan indisipliner, sehingga
organisasi (organization chart). Dengan organisasi bekerja etis sebagai salah satu wujud dari disiplin kerja
yang cakap akan menunjang terwujudnya tujuan karyawan.
dengan cara efisien. Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja
3. Pengarahan (directing) merupakan aktivitas 1. Faktor kepribadian
menunjukan seluruh pegawai, supaya ingin bergerak Faktor yang penting dalam kepribadian seseorang
selaras serta bertindak dengan cara efisien serta adalah sistem nilai yang dianut. Sistem nilai yang
berdaya guna dalam menunjang tercapainya tujuan dianut ini berkaitan langsung dengan disiplin. Sistem
orgaisasi serta pegawai. Pengarahan dilakukan nilai akan terlihat dari sikap seseorang, dimana sikap
pimpinan dengan membebankan bawahan supaya ini diharapkan akan tercermin dalam perilaku.
melakukan seluruh tugasnya dengan bagus. 2. Faktor lingkungan
4. Pengendalian (controlling) merupakan aktivitas Disiplin seseorang merupakan produk sosialisasi hasil
pengaturan seluruh pegawai mentaati peraturan interaksi dengan lingkungan, terutama lingkungan
perseroan serta pelaksanaan. sosial. Oleh karena itu pembentukan disiplin tunduk
pada kaidah-kaidah proses belajar. Disiplin kerja yang
Disiplin tinggi tidak muncul begitu saja tapi merupakan suatu
Disiplin adalah salah satu metode untuk proses belajar terus-menerus.
memelihara keteraturan tersebut. Disiplin merupakan Faktor yang Dipengaruhi oleh Disiplin Kerja
suatu keadaan tertentu dimana orang-orang yang Tu’u (2004) mengemukakan beberapa hal yang
tergabung dalam organisasi tunduk pada peraturan- dapat dipengaruhi oleh disiplin antara lain:
peraturan yang ada dengan rasa senang hati. Dalam 1. Penataan kehidupan bersama
kehidupan suatu organisasi sangat dibutuhkan ketaatan 2. Pembangunan kepribadian
anggotanya agar tujuan perusahaan dapat dicapai. 3. Melatih kepribadian
Menurut Prijodarminto (2014:23) berpendapat 4. Fungsi pemaksaan
bahwa disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan 5. Fungsi hukuman
terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang 6. Fungsi menciptakan
menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, Kemudian Sutrisno (dalam Nimpuno, 2015)
keteraturan dan atau ketertiban. menyebutkan bahwa disiplin kerja merupakan salah satu
Kedisiplinan kerja merupakan masalah yang sangat faktor yang dapat memengaruhi kinerja karyawan. Disiplin
berpengaruh besar terhadap kemajuan suatu organisasi. kerja merupakan bentuk sikap mental dari dalam diri
Tanpa adanya disiplin kerja akan menyebabkan seorang karyawan yang menjadi salah satu faktor yang
pelaksanaan kerja terhambat atau tidak dapat diselesaikan memengaruhi produktivitas kerja (Sedarmayanti, 2001).
dengan baik, sehingga tujuan organisasi akan terhambat
dan sulit tercapaI. Lingkungan Kerja
Jenis-jenis disiplin: Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di
1. Pendisiplinan Preventif, yaitu tindakan yang sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya
mendorong personel untuk taat kepada peraturan yang dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan,
berlaku dan memenuhi standar yang ditetapkan. misalnya kebersihan, musik, penerangan dan lain-lain
(Sunyoto, 2013). Sutrisno (2010) menyatakan bahwa
lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana dan prasarana matahari. Dalam melaksanakan tugas karyawan
kerja yang ada di sekitar karyawan yang sedang membutuhkan penerangan yang cukup, apabila
melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pekerjaan yang dilakukan tersebut menuntut ketelitian.
pelaksanaan pekerjaan, lingkungan kerja ini meliputi 4. Pertukaran udara yang cukup dari ventilasi udara yang
tempat bekerja, fasilitas, dan alat bantu pekerjaan, tersedia akan meningkatkan kesegaran fisik para
kebersihan, pencayahaan, ketenangan, termasuk juga karyawan. Selain ventilasi, konstruksi gedung dapat
hubungan kerja antar karyawan. Menurut Sedarmayanti berpengaruh pula pada pertukaran udara. Misalnya
(2007), lingkungan kerja secara garis besar dapat dibagi gedung yang mempunyai atap tinggi akan
dua jenis antara lain lingkungan kerja fisik dan non fisik. menimbulkan pertukaran udara yang lebih baik dari
Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada di sekitar para pada gedung yang mempunyai atap rendah. Hal lain
pekerja dan yang memengaruhi dirinya dalam yang perlu menjadi perhatian adalah volume ruangan
menjalankan tugas tugas yang dibebankan (Nitisemito, harus sebanding dengan jumlah karyawan yang ada
1992). Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan agar pertukaran udara yang berlangsung lebih baik.
bahwa lingkungan kerja merupakan lingkungan yang ada 5. Jaminan terhadap keamanan menimbulkan ketenangan.
pada polri yang menunjukkan tempat dan aktivitas Keamanan akan keselamatan diri sendiri sering
karyawan dalam bekerja, baik sarana maupun prasarana ditafsirkan terbatas pada keselamatan kerja, padahal
dalam bekerja lebih luas dari itu termasuk di sini keamanan milik
Indikator Lingkungan Kerja pribadi karyawan dan juga konstruksi gedung tempat
Nitisemito (1992) mengemukakan indikator mereka bekerja.
lingkungan kerja sebagai berikut: 6. Kebisingan Merupakan suatu gangguan terhadap
1. Suasana kerja seseorang karena adanya kebisingan, maka konsentrasi
Suasana kerja adalah kondisi yang ada disekitar dalam bekerja akan terganggu. Dengan terganggunya
karyawan yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat konsentrasi ini maka pekerjaan yang dilakukan akan
memengaruhi pelaksanaan pekerjaan itu sendiri. Suasana banyak menimbulkan kesalahan atau kerusakan. Hal
kerja ini akan meliputi tempat kerja, fasilitas dan alat ini jelas akan menimbulkan kerugian.
bantu pekerjaan, kebersihan, pencahayaan, ketenangan 7. Tata ruang merupakan penataan yang ada di dalam
termasuk juga hubungan kerja antara orang-orang yang ruang kerja yang biasa memengaruhi kenyamanan
ada ditempat tersebut (Saydam, 1996). karyawan dalam bekerja.
2. Hubungan dengan rekan kerja Faktor yang Dipengaruhi oleh Lingkungan Kerja
Hubungan dengan rekan kerja yaitu hubungan Menurut Soetjipto (2014) beberapa pengaruh atau
dengan rekan kerja harmonis dan tanpa ada saling intrik dampak dari lingkungan kerja antara lain:
diantara sesama rekan sekerja. Salah satu faktor yang 1. Kenyamanan karyawan
dapat memengaruhi karyawan tetap tinggal dalam satu Kenyamanan dalam bekerja biasanya akan
organisasi adalah adanya hubungan yang harmonis berdampak pada kualitas kerja seseorang. Oleh karena itu,
diantara rekan kerja. kenyamanan karyawan diterima dengan baik dalam artia
3. Hubungan antara bawahan dengan pimpinan lingkungan kerja mendukung, maka karyawan akan
Hubungan antara karyawan dengan pimpinan maksimal dalam bekerja.
yaitu hubungan dengan karyawan yang baik dan harmonis 2. Perilaku karyawan
dengan pimpinan tempat kerja. Hubungan yang baik dan Perilaku kerja adalah dimana orang-orang di
harmonis dengan pimpinan tempat kerja merupakan faktor tempat kerja dapat mengaktualisasikan dirinya melalui
penting yang dapat memengaruhi kinerja karyawan. sikap dalam bekerja. Sikap yang diambil oleh karyawan
4. Tersedianya fasilitas kerja untuk menentukan apa yang akan mereka lakukan di
Hal ini dimaksudkan bahwa peralatan yang lingkungan tempat kerja mereka. Lingkungan kerja yang
digunakan untuk mendukung kelancaran kerja aman, nyaman, bersih, dan memiliki tingkat gangguan
lengkap/mutakhir. Tersedianya fasilitas kerja yang yang minimum sangat disukai oleh karyawan. Ketika
lengkap, walaupun tidak baru merupakan salah satu karyawan mendapati tempat kerja yang kurang
penunjang proses dalam bekerja. mendukung, perilaku karyawan saat di tempat kerja juga
Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja cenderung berubah. Misalnya dengan menurunnya
Nitisemito (1992) juga menguraikan bahwa faktor- kedisiplinan, tanggungjawab yang rendah, dan
faktor yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja adalah meningkatnya absensi.
sebagai berikut: 3. Kinerja karyawan
1. Warna merupakan faktor yang penting untuk Jika kondisi tempat kerja terjamin maka akan
memperbesar efisiensi kerja para karyawan. berdampak pada naiknya kinerja karyawan secara
Khususnya warna akan memengaruhi keadaan jiwa berkelanjutan. Kinerja karyawan menurun ketika
mereka. Dengan memakai warna yang tepat pada perusahaan tidak memperhatikan fasilitas pendukung
dinding ruangan dan alat-alat lainnya, kegembiraan karyawannya dalam bekerja. Ketersediaan fasilitas dapat
dan ketenangan bekerja para karyawan akan menyokong kinerja karyawan agar lebih baik.
terpelihara. 4. Tingkat stres karyawan
2. Kebersihan lingkungan kerja secara tidak langsung Lingkungan kerja yang tidak kondusif akan
dapat memengaruhi seseorang dalam bekerja, karena berpengaruh terhadap tingkat stres kerja karyawan. Ketika
apabila lingkungan kerja bersih maka karyawan akan karyawan tidak dapat mengatasi stresnya dengan baik, bisa
merasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya. berakibat pada buruknya pelayanan karyawan.
3. Penerangan dalam hal ini bukan terbatas pada
penerangan listrik saja, tetapi juga penerangan sinar Kepuasan Kerja
Menurut Locke (As’ad, 1995) menerangkan bahwa 2) Faktor sosial ialah aspek yang berkaitan dengan
kepuasan kerja seseorang tergantung kepada discrepancy interaksi sosial antar pegawai ataupun pegawai dengan
antara should be(expectation, need, atau value) dengan apa pimpinan.
yang menurut perasaannya telah diperoleh atau dicapai 3) Faktor fisik ialah aspek yang berkaitan dengan situasi
melalui pekerjaan. Kepuasan kerja merupakan sikap fisik pegawain, mencakup kategori pekerjaan,
umum seorang karyawan terhadap pekerjaannya (Robbins, pengaturan waktu serta waktu jeda, perabot kerja,
2009). Kepuasan kerja menunjukkan adanya kesesuaian situasi kesehatan pegawai, usia, serta semacamnya.
antara harapan seseorang yang timbul dengan imbalan 4) Faktor Finansial ialah aspek yang berkaitan dengan
yang disediakan oleh pekerjaan. pertanggungan dan keselamatan pegawai, yang
Davis (dalam Husnawati, 2006) mendefinisikan mencakup sistem serta besarnya pendapatan,
kepuasan kerja sebagai sekumpulan perasaan pertanggungan sosial, subsidi, fasilitas yang
menyenangkan dan tidak menyenangkan terhadap diserahkan, advertensi kedudukan serta semacamnya.
pekerjaan mereka. Kepuasan kerja dipandang sebagai Indicator kepuasan kerja
perasaan senang atau tidak senang yang relatif, yang Menurut Supriyanto & Machfudz (2010)
berbeda dari pemikiran objektif dan keinginan perilaku. mengujarkan ada beberapa perihal yang bisa dijadikan
Karena perasaan terkait dengan sikap seseorang, maka selaku penanda dalam mengukur kebahagiaan kegiatan
kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai sikap umum 22 antara lain sebagai berikut:
seseorang terhadap pekerjaan dan harapannya pada 1) Kepuasan finansial merupakan aspek yang mempunyai
organisasi tempat ia bekerja. Kebanyakan studi ikatan dengan pertanggungan dan keselamatan
menunjukkan suatu hubungan yang positif antara pegawai yang mencakup sistem serta besarnya
kepuasan kerja dengan umur, sekurangnya sampai umur pendapatan atau imbalan, bermacam berbagai subsidi,
60 tahun (Robbins dan Judge, 2008). Perbedaan jenis pertanggungan sosial, advertensi, fasilitas yang
kelamin berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kepuasan diserahkan, serta lain serupanya.
kerja. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Glenn, Taylor, 2) Kepuasan fisik ialah penanda yang berhubungan
dan Wlaver (1997) yang menyatakan bahwa ada dengan situasi fisik pegawai. Perihal ini melingkupi
perbedaan tingkat kepuasan kerja antara pria dengan kategori pekerjaan yang dijalani, pengaturan waktu
wanita, dimana kebutuhan wanita untuk merasa puas antara bertugas serta rehat, kondisi temperatur ruangan,
dalam bekerja ternyata lebih rendah dibandingkan pria perputaran udara, pencerahan, perabot kerja, situasi
(As’ad, 1995). Bukti menunjukkan bahwa masa jabatan kesehatan serta usia pegawai.
(masa kerja) dan kepuasan kerja memiliki korelasi yang 3) Kepuasan sosial merupakan penanda yang
positif (Robbins dan Judge, 2008). berhubungan dengan interaksi sosial yang terikat
Teori Kepuasan Kerja antara sesama pegawai, dengan pimpinan ataupun
Menurut Sunyoto (2012) terdapat 3 berbagai antar pegawai yang berlainan (tipe pekerjaan ataupun
filosofi kepuasan kerja yang umum diketahui, adalah: jenjang posisi), serta dengan lingkungan dekat
1. Discrepancy theory, teori ini mula- mula kali perusahaan. Ikatan antar pegawai jadi pandangan
dipelopori oleh Porter (1961). Beliau mengukur berarti dalam penuhi keinginan spiritualnya. Pegawai
kepuasan kerja seorang dengan mempertimbangkan bakal terdorong serta termotivasi buat bekerja dengan
perbedaan antara apa yang sepatutnya dengan realitas cara maksimal bila kepentingan psikis ini bisa
yang dialami. Setelah itu Locke (1969) menerangkan terwujud.
kalau kepuasan kerja seorang terkait pada discrepancy 4) Kepuasan psikologi Merupakan indikator yang
antara should be( expectation needs or value) dengan berhubungan dengan kondisi jiwa pegawai. Perihal ini
apa yang bagi perasaannya ataupun persepsinya sudah melingkupi ketentraman atau ketenangan dalam
didapat lewat pekerjaan. bekerja, tindakan pada kerja, tingkatan stress kerja dan
2. Equity theory dikembangkan oleh Adams tahun 1963. keahlian serta kemampuan.
Pelopor dari teori ini merupakan Locke (1969). Prinsip
teori ini merupakan kalau orang hendak merasa puas Kinerja
serta tidak puas, terpaut apakah beliau merasakan Kinerja berasal dari kata job perfomance atau
terdapatnya kesamarataan (equity). Perasaan equity actual perfomance (prestasi kerja atau prestasi
serta inequity atas suasana, didapat orang dengan sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).
metode menyamakan dirinya dengan orang lain yang Mangkunegara (2015:67) pengertian kinerja (prestasi
setingkat, sekantor serta penguasa dipengaruhi oleh kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
motivas. dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
3. Two Factor Theory, prinsip teori ini jika kepuasan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kerja serta ketidakpuasan kerja ialah 2 perihal yang kepadanya. Menurut Wirawan dalam Abdullah (2014:3)
berlainan, maksudnya kepuasan serta ketidakpuasan kinerja merupakan singkatan dari kinetika energi kerja
kepada pekerjaan tidak ialah variabel yang kontiniu. yang padanannya dalam bahasa inggris adalah
Dimensi Kepuasan Kerja perfomance, kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh
Dimensi yang mempengaruhi kepuasan kerja fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau
menurut Sutrisno (2011) sebagai berikut : suatu profesi dalam waktu tertentu.
1) Faktor psikologis ialah aspek yang berkaitan dengan
psikologis pegawai, yang mencakup hasrat, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja.
ketentraman dalam bekerja, tindakan kepada kerja, Menurut Simanjutak dalam Widodo (2015:133)
kemampuan, serta keahlian kinerja dipengaruhi oleh:
1. Kualitas dan kemampuan pegawai, hal-hal yang b. Type pilihan.
berhubungan dengan pendidikan/pelatihan, etos kerja, Dalam type pilihan ini responden diharuskan memilih
motivasi kerja, sikap mental, dan kondisi fisik beberapa alternatif jawaban yang sesuai dengan yang
pegawai. dialaminya atau dirasakannya.
2. Sarana pendukung, yaitu hal yang berhubungan dengan 2. Observasi
lingkungan kerja (keselamatan kerja, kesehatan kerja, Metode pengumpulan data dengan melakukan
sarana produksi, teknologi) dan hal yang berhubungan pengamatan langsung pada objek yang akan diteliti
dengan kesejahteraan pegawai (upah/gaji, jaminan dengan mencatat sesuatu yang berkaitan dengan
sosial, keamanan kerja) penelitian ini.
3. Supra sarana, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan 3. Dokumentasi
kebijaksanaan pemerintah dan hubungan industrial Mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
manajemen. berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah
Indikator Kinerja prasasti, notulen rapat, agenda, data visual atau foto
Menurut Mangkunegara (2011:75) menyebutkan dokumentasi, berupa gambaran umum wilayah
indikator dari kinerja karyawan adalah sebagai berikut: penelitian yang sesuai dengan relevansi penelitian.
1. Kualitas Kerja, seberapa baik seorang karyawan 4. Study Kepustakaan
mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan Agar penelitian dapat berjalan dengan baik, maka
4. Kuantitas Kerja, seberapa lama seseorang pegawai terlebih dahulu peneliti mempelajari kepustakaan, yaitu
bekerja dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini dapat pengumpulan data dilakukan dengan membaca buku-
dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai itu masing- buku, literatur-literatur, dengan maksud untuk
masing mendapatkan teori-teori dan bahan-bahan yang ada
5. Pelaksanaan Tugas, seberapa jauh karyawan mampu kaitannya dengan penelitian ini, menurut (Irawan,
melakukan pekerjaannya dengan akurat atau tidak ada 2000,175) menyebutkan bahwa metode kepustakaan
kesalahan biasanya lebih obyektif sebagai data yang telah
6. Tanggung Jawab, kesadaran akan kewajiban tersimpan dalam berbagai dokumen baku.
melakukan pekerjaan dengan akurat atau tidak ada Uji Frekuensi
kesalahan Analisis frekuensi merupakan analisis yang
mencakup gambaran frekuensi data secara umum seperti
mean, media, modus, deviasi, standar, varian, minimum,
METODOLOGI maksimum dan sebagainya. Analisi ini juga masuk pada
Penelitian ini memanfaatkan pendekatan kuantitatif jenis analisis deskriptif. Data yang dipakai untuk statistik
dengan memakai metode ini diharapkan hasil pengukuran deskriptif bisa kualitatif dan kuantatif.
tentang respon yang ditunjukkan oleh para responden
bakal lebih teliti sehingga data yang berupa angka-angka Uji Strtistik Deskriptif
kemudiannya hendak diolah dengan mengenakan prosedur Statistik Deskriptif berperan selaku sesuatu penilai
statistika. data dengan menjabarkan sampel data yang sudah diatur.
Menurut Ibnu Hajar (1996:30) Pendekatan Hasil uji statistik deskriptif setidaknya berisi nama
kuantitatif adalah pendekatan yang mana hasil variabel yang diobservasi, nilai rata-rata, deviasi standar
penelitiannya disajikan dalam bentuk deskriptif yang (Standard Deviation), minimum dan maksimum, yang
menggunakan angka-angka statistik. kemudian diikuti penjelasan berupa narasi yang
Jenis atau desain penelitian ini menggunakan menjelaskan interpretasi hasil uji statistik deskriptif
penelitian kausalitas kuantitatif Pendekatan kausalitas tersebut.
ialah mempelajari ikatan kausalitas antara 2 variabel
ataupun lebih. Penelitian kausal menguraikan akibat Partial Least Square (PLS)
pergantian alterasi nilai dalam suatu variabel kepada Penelitian ini memanfaatkan metode analisa data
alterasi nilai variabel lain. Dalam penelitian kausal, yaitu Partial Least Square (PLS). Partial Least Square
variabel bebas selaku variabel sebab serta variabel terikat (PLS) adalah sesuatu metode prediktif yang
selaku variabel akibat (Silalahi, 2009). menggambarkan alternative untuk regresi kuadrat terkecil
Pengumpulan data ini ditujukan untuk memperoleh lazim (Ordinary Least Square atau PLS) hubungan
skor yang berfungsi sebagai arah hubungan antara variable kanonik, ataupun permodelan persamaan Structural
tidak Terikat dan variabel terikat Teknik pengumpulan Equatuion Modeling Sarowno & Narimawati (2015:1-2).
data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Alasan penentuan memakai prosedur Partial Least
dengan menggunakan beberapa cara yaitu: Square (PLS) ini yakni diselaraskan dengan tujuan
1. Daftar Pertanyaan (Kuesioner) penelitian ini ialah selain guna mengukur akibat variabel
Adalah daftar sejumlah pertanyaan yang tertulis yang independen atau eksogen kepada variable dependen atau
berguna untuk memperoleh informasi dari pegawai endogen pula terdapat pengujian peran perantaraan sesuatu
BUMDes Kecematan Tamban Catur Kabupaten variabel intervening yang pengujian- pengujian itu bisa
Kapuas yang berkaitan dengan penelitian ini. dicoba dengan memakai tata cara Partial Least Square
a. Type isian. (PLS). pemeriksaan model struktural dalam PLS dilakukan
Digunakan untuk memperoleh data tentang pribadi dengan dukungan aplikasi SmartPLS ver 3 for windows.
responden, yang meliputi nama, pendidikan, lama Langkah- langkah yang wajib dilakukan dalam
bekerja dan status responden serta informasi tambahan Partial Least Square( PLS) yakni meliputi:
lainnya. 1. Merancang Model Struktural (Inner Model)
Struktural model adalah model yang menspesifikasikan (GoF) (Hussein, 2015). Kalkulasi angka R2
hubungan antar variabel laten. Model ini membuktikan memanfaatkan aplikasi SmartPLS 3, sebaliknya buat
hubungan antar variabel laten bersumber pada teori- nilai Q2 serta GoF dicoba dengan cara manual
teori nomina ataupun penelitian empiris (Ghozali,
2006) Pengujian Hipotesis (Resampling Bootstraping)
2. Merancang Model Pengukuran (outer model) Pengujian hipotesis dilakukan dengan memakai
Outer model adalah model yang menspesifikasikan nilai T- Statistik dibanding dengan nilai t- value, untuk
hubungan antara variabel laten dengan indikator- tingkatan keyakinan 95 persen (alpha 0,05), dengan
indikator, ataupun dapat diujarkan jika outer model determinasi bila T- Statistik lebih besar dibanding nilai T-
mendeskripsikan bagaimana tiap indikator sama- sama Value t- test; p- value ≤ 0,05( alpha 5%) hingga hipotesis
berkaitan dengan variabel latennya terdukung ataupun diterima serta kebalikannya.
3. Mengkonstruksi Diagram Jalur
Prosedur ini lebih mudah untuk dipahami, dimana hasil
penyusunan inner model serta outer model tersebut HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Estimasi, Koefisien Jalur, Loading serta Weight. Kecamatan Pandih Batu merupakan salah satu
4. Metode Pendugaan Parameter (Estimasi) didalam kecamatan yang terletak di daerah Kabupaten Pulang
prosedur PLS yaitu prosedur kuadrat terkecil (ordinary Pisau dengan ibukotanya Pangkoh. Kecamatan Pandih
least square). Cara kalkulasi dicoba dengan teknik Batu memiliki luas kawasan 56.001,11 Ha, secara
interaksi, dimana interaksi bakal berhenti bila sudah administratif dibagi menjadi 16 Desa yaitu Desa Dandang,
meraih situasi konvergen. Desa Talio, Desa Talio Muara, Desa Talio Hulu, Desa
5. Evaluasi Goodness Of Fit Mulyasari, Desa Kantan Atas, Desa Kantan Dalam, Desa
a. Goodness Of Fit (Outer Modal) Kantan Muara, Desa Pangkoh Sari, Desa Pangkoh Hilir,
Evaluasi outer model dilakukan untuk membenarkan Desa Pangkoh Hulu, Desa Sanggang, Desa Pantik, Desa
kalau measurement yang dipakai pantas buat dijadikan Belanti Siam, Desa Gadabung dan Desa Karya Bersama.
pengukuran (valid serta reliabel), hingga evaluasi outer SOPD Kantor Kecamatan Pandih Batu sebagai
bentuk menspesifikasi ikatan antar variabel laten perpanjangan tangan dari Pemerintah Kabupaten yang
dengan indikator- indikatornya ataupun bisa dibilang bertuiuan untuk memberikan pelayanan pada masyarakat
kalau outer model mendeskripsikan bagaimana tiap khususnya rnasyarakat desa yang berada di wilayah
indikator selalu berkaitan dengan variabel latennya Kecamatan Pandih Batu sebagai bagian SOPD pada
(Hussein, 2015). lingkungan Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau memiliki
b. Goodness Of Fit (inner model) tugas dan fungsi sebagai penyelenggaraan dibidang
Evaluasi inner model dicoba guna menentukan kalau pelayanan publik.
bentuk struktur yang dibentuk robust serta cermat. Kantor Kecamatan Pandih Batu memiliki Struktur
Evaluasi inner model bisa diamati dari sebagian Organisasi, sesuai dengan Peraturan Bupati Pulang Pisau
indikator yang mencakup koefisien determinasi (R2), Nomor 60 Tahun 2016 yang terdiri dari :
predictive relevance (Q2), Goodness of Fit Index
Gambar-1. Struktur Organisasi

Pada penelitian ini yang menjadi responden adalah


seluruh ASN (PNS dan TKHL) di lingkungan Kantor No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Kecamatan Pandih Batu Kabupaten Pulang Pisau. Hasil
1 Laki-laki 23 74
Pengamatan dilapangan responden mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda terutama dalam umur, 2 Perempuan 8 26
jenis kelamin, pangkat/golongan, pendidikan terakhir dan Jumlah 31 100
masa kerja.
Dari kuesioner yang disampaikan kepada pegawai
diperoleh data umum tentang data karakteristik responden Tabel-2 menunjukkan karakteristik responden
sebagai berikut: berdasarkan Jenis Kelamin yaitu dari jumlah 31 responden
terdiri dari 23 responden (74%) berjenis kelamin laki-laki
Tabel-1. Persentase Reponden Berdasarkan Umur dan 8 responden (26%) berjenis kelamin perempuan.
Persentase Tabel-3. Tanggapan Responden Pelatihan (X1)
No Umur Jumlah
(%)
Pangkat/
1 20 – 30 Tahun 3 10 No Jumlah Persentase (%)
Golongan
2 31 – 40 Tahun 5 16 1 IV 5 16
3 41 – 50 Tahun 6 19 2 III 9 29
4 51 > Tahun 17 55 3 II 6 20
Jumlah 31 100 4 I 2 6
5 Non Golongan 9 29
Tabel-1 menunjukkan bahwa karakteristik
responden berdasarkan Umur yaitu dari jumlah 31 Jumlah 31 100
responden terdiri dari 3 responden (10%) berumur 20-30
Tahun, 5 responden (16%) berumur 31-40 Tahun, 6 Tabel-3 menunjukkan karakteristik responden
responden (19%) berumur 31-40 Tahun, 17 responden berdasarkan Pangkat/ Golongan yaitu dari jumlah 31
(55%) berumur lebih dari 51 Tahun. Responden yang responden terdiri dari 5 responden (16%) bergolongan IV,
berusia diatas 20 Tahun, dalam penelitian ini dirasa sudah 9 responden (29%) bergolongan III, 6 responden (20%)
cukup dewasa dalam memahami dan menentukan pilihan bergolongan II, 2 responden (6%) bergolongan I, dan 9
jawaban kuesioner sesuai dengan apa yang mereka alami, responden (29%) bergolongan non golongan.
rasakan serta mampu memahami setiap pertanyaan yang
ada dalam kuesioner.
Tabel-4. Tanggapan Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel-2. Persentase Jenis Kelamin Reponden Terakhir
Pendidikan an/ Mean
No Jumlah Persentase (%) F % F % F % F % F %
Terakhir Indikator
1 SD/ Sederajat 0 0 X1.1 0 0.0 0 0.0 0 0.0 21 67.7 10 32.3 3.3438
X1.2 0 0.0 0 0.0 1 3.2 20 64.5 10 32.3 3.3438
2 SLTP/ Sederajat 4 13
X1.3 0 0.0 0 0.0 0 0.0 16 51.6 15 48.4 3.4531
3 SMA/ Sederajat 15 49 X1.4 0 0.0 0 0.0 1 3.2 18 58.1 12 38.7 3.4063
4 D. I/ D. II/ D.III 0 0 X1.5 0 0.0 0 0.0 1 3.2 18 58.1 12 38.7 3.4531
5 S.1/ D. IV 10 32 X1.6 0 0.0 0 0.0 2 6.5 18 58.1 11 35.5 3.4063
X1.7 0 0.0 0 0.0 2 6.5 21 67.7 8 25.8 3.4844
6 S.2 2 6
X1.8 0 0.0 1 3.2 2 6.5 20 64.5 8 25.8 3.4844
Jumlah 31 100 X1.9 0 0.0 0 0.0 4 12.9 20 64.5 7 22.6 3.3906
X1.10 0 0.0 0 0.0 9 29.0 22 71.0 0 0.0 3.3906
Tabel-4 menunjukkan bahwa karakteristik responden 3,41
berdasarkan Pendidikan Terakhir yaitu dari jumlah 31
responden terdiri dari 0 responden (0,00%) berpendidikan
Disiplin kerja dalam penelitian ini merupakan
SD/Sederajat 4 responden (13%) berpendidikan
variabel Independen atau bebas (X). kedisiplinan
SLTP/Sederajat, 15 responden (49%) berpendidikan
merupakan pemahaman serta kerelaan seorang mentaati
SMA/Sederajat, 0 responden (0%) berpendidikan D.I/
seluruh peraturan perusahaan serta norma- norma sosial
D.II/ D.III, 10 responden (32%) berpendidikan S.1/ D.IV
yang legal. Disiplin yang baik menggambarkan besarnya
dan 2 responden (6%) berpendidikan S.2. Responden yang
tanggung jawab seorang kepada tugas- tugas yang
berpendidikan minimal SLTP/ Sederajat dalam
diserahkan kepadanya. Berdasarkan tabel 5.6 di atas, rata-
penelitianan ini dirasa sudah cukup mampu dalam
rata dari pertanyaan mengenai disiplin adalah sebesar 3,41
menentukan pilihan tanggapan dengan pemahaman
dengan jawaban Setuju. Untuk mengetahui intensitas
masing- masing sesuai tingkatan pendidikan.
variabel penelitian digunakan rentang skala yang kategori
Tabel-5. Karakterisitk Responden Berdasarkan Masa penilaian responden terhadap variabel penelitian dapat
Kerja dijelaskan sebagai berikut:
1,00 – 1,80 : Sangat Tidak Setuju
Persentase 1,81 – 2,60 : Tidak Setuju
No Masa Kerja Jumlah
(%) 2,61 – 3,40 : Netral
1 0 – 5 Tahun 3 10 3,41 – 4,20 : Setuju
2 6 – 10 Tahun 0 0 4,21 – 5,00 : Sangat Setuju
4,21 – 5,00 : Sangat Setuju
3 11 – 15 Tahun 14 45 Tabel-6 menunjukkan bahwa dari jumlah 31
4 16 – 20 Tahun 2 6 responden memberikan tanggapan sebagai berikut:
1. Tanggapan Pernyataan “Saya Selalu Datang Tepat
5 21 > Tahun 12 39 Waktu Dalam Bekerja”, sebanyak 10 responden
Jumlah 31 100 (32.3%) menyatakan sangat setuju selalu datang tepat
waktu dalam bekerja dan 21 responden (67.7%)
menyatakan setuju selalu datang tepat waktu dalam
Tabel-5 menunjukkan karakteristik responden
bekerja dan tak satupun responden yang menyatakan
berdasarkan Masa Kerja yaitu dari jumlah 31 responden
netral/ tidak berpendapat, tidak setuju serta sangat
terdiri dari 3 responden (910%) memiliki masa kerja 0-5
tidak setuju. Hal ini menunjukkan pada umumnya
Tahun, 0 responden (0%) memiliki masa kerja 6-10
responden menyatakan setuju selalu datang tepat waktu
Tahun, 14 responden (45%) memiliki masa kerja 11-15
dalam bekerja.
Tahun, 2 responden (6%) memiliki masa kerja 16-20
2. Tanggapan Pernyataan “Saya Tidak Pernah Tidak
Tahun dan 12 responden (39%) memiliki masa kerja lebih
Masuk Kerja Tanpa Keterangan”, sebanyak 10
dari 21 Tahun. Responden sesuai masa kerja dalam
responden (32.3%) menyatakan sangat setuju tidak
penelitianan ini dirasa sudah cukup berpengalaman dalam
pernah tidak masuk kerja tanpa keterangan, 20
menentukan pilihan jawaban dengan pengalaman kerja
responden (64.5%) menyatakan setuju tidak pernah
yang mereka miliki sehingga dapat merespon setiap
tidak masuk kerja tanpa keterangan, 1 responden
pertanyaan dalam kuesioner ini sesuai dengan pengalaman
(3.2%) menyatakan netral/ tidak bependapat tidak
dibidang pekerjaan mereka masing-masing.
pernah tidak masuk kerja tanpa keterangan, dan tak
satupun responden yang menyatakan bahwa tidak
Rekapitulasi Tanggapan Responden
setuju serta sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan
Disiplin Kerja
bahwa pada umumnya responden menyatakan setuju
Untuk mengetahui frekuensi tanggapan responden
tidak pernah tidak masuk kerja tanpa keterangan.
terhadap variabel Disiplin Kerja dapat dilihat pada tabel-
3. Tanggapan Pernyataan “Saya Selalu Bekerja Sesuai
tabel sebagai berikut:
Dengan SOP Yang Telah Ditetapkan”, sebanyak 15
responden (48.4%) menyatakan sangat setuju selalu
Tabel-6. Tanggapan Responden Disiplin Kerja (X1) bekerja sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan, 16
responden (51.6%) menyatakan setuju selalu bekerja
No Pertanya STS TS N S SS
sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan, dan tak
satupun responden yang menyatakan netral/ tidak responden (25.8%) menyatakan sangat setuju menjaga
berpendapat, tidak setuju serta sangat tidak setuju. Hal hubungan baik dengan pegawai dan pimpinan, 20
ini pada umumnya responden menyatakan bahwa responden (64.5%) menyatakan setuju menjaga
setuju selalu datang tepat waktu dalam bekerja. Hal ini hubungan baik dengan pegawai dan pimpinan, 2
menunjukkan bahwa pada umumnya responden responden (6.5%) menyatakan netral/ tidak bependapat
menyatakan setuju bekerja sesuai dengan SOP yang menjaga hubungan baik dengan pegawai dan
telah ditetapkan. pimpinan, 1 responden (3.2%) menyatakan tidak setuju
4. Tanggapan Pernyataan “Saya Selalu Menggunakan menjaga hubungan baik dengan pegawai dan pimpinan
Seragam dan Atribut Lengkap Sesuai Dengan dan tak satupun responden yang menyatakan sangat
Peraturan”, sebanyak 12 responden (38.7%) tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pada
menyatakan sangat setuju selalu menggunakan umumnya responden menyatakan setuju menjaga
seragam dan atribut lengkap sesuai dengan peraturan, hubungan baik dengan pegawai dan pimpinan.
18 responden (58.1%) menyatakan selalu setuju 9. Tanggapan Pernyataan “Saya Selalu Menjalankan
menggunakan seragam dan atribut lengkap sesuai Tugas Dengan Sungguh-sungguh”, sebanyak 7
dengan peraturan, 1 responden (3.2%) menyatakan responden (22.6%) menyatakan sangat setuju selalu
netral/ tidak bependapat selalu menggunakan seragam menjalankan tugas dengan bersungguh-sungguh, 20
dan atribut lengkap sesuai dengan peraturan, dan tak responden (64.5%) menyatakan setuju selalu
satupun responden yang menyatakan bahwa tidak menjalankan tugas dengan bersungguh-sungguh, 4
setuju serta sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan responden (12.9%) menyatakan netral/ tidak
bahwa pada umumnya responden menyatakan setuju bependapat selalu menjalankan tugas dengan
selalu menggunakan seragam dan atribut lengkap bersungguh-sungguh, dan tak satupun responden yang
sesuai dengan peraturan yang berlaku. menyatakan bahwa tidak setuju serta sangat tidak
5. Tanggapan Pernyataan “Setiap Diberikan Target setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya
Pekerjaan Dapat Saya Selesaikan Dengan Baik”, responden menyatakan setuju selalu menjalankan tugas
sebanyak 12 responden (38.7%) menyatakan sangat dengan bersungguh-sungguh.
setuju setiap diberikan target pekerjaan dapat saya 10. Tanggapan Pernyataan “Saya Bertanggung Jawab
selesaikan dengan baik, 18 responden (58.1%) Terhadap Pekerjaan Yang Diberikan”, sebanyak 22
menyatakan setuju setiap diberikan target pekerjaan responden (71.0%) menyatakan setuju
dapat saya selesaikan dengan baik, 1 responden (3.2%) bertanggungjawab terhadap pekerjaan yang diberikan,
menyatakan netral/ tidak bependapat setiap diberikan 9 responden (29.0%) menyatakan netral/ tidak
target pekerjaan dapat saya selesaikan dengan baik, berpendapat bertanggungjawab terhadap pekerjaan
dan tak satupun responden yang menyatakan bahwa yang diberikan, dan tak satupun responden yang
tidak setuju serta sangat tidak setuju. Hal ini menyatakan tidak setuju serta sangat tidak setuju. Hal
menunjukkan bahwa pada umumnya responden ini menunjukkan bahwa pada umumnya responden
menyatakan setuju setiap diberikan target pekerjaan menyatakan setuju bertanggungjawab terhadap
dapat diselesaikan dengan baik. pekerjaan yang diberikan
6. Tanggapan Pernyataan “Saya Tidak Pernah Menunda-
nunda Pekerjaan Yang Telah Diberikan”, sebanyak 11 Lingkungan Kerja
responden (35.5%) menyatakan bahwa sangat setuju Untuk mengetahui frekuensi tanggapan responden
tidak pernah menunda-nunda pekerjaan yang telah terhadap variabel Lingkungan Kerja dapat dilihat pada
diberikan, 18 responden (58.1%) menyatakan setuju tabel-tabel sebagai berikut:
tidak pernah menunda-nunda pekerjaan yang telah
Tabel-7. Tanggapan Respondne Terhadap Variabel
diberikan, 2 responden (6.5%) menyatakan netral/
Lingkungan Kerja (X2)
tidak bependapat tidak pernah menunda-nunda
pekerjaan yang telah diberikan, dan tak satupun Pertany STS TS N S SS
responden yang menyatakan tidak setuju serta sangat aan/ Mean
tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pada Indikat F % F % F % F % F %
umumnya responden menyatakan bahwa setuju tidak or
pernah menunda-nunda pekerjaan yang telah diberikan. X2.1 0 0.0 0 0.0 9 29.0 22 71.0 0 0.00 3.2656
7. Tanggapan Pernyataan “Saya Memiliki Perilaku Yang X2.2 0 0.0 0 0.0 4 12.9 22 71.0 5 16.1 3.1406
Baik, Rajin dan Terbuka Dalam Bekerja”, sebanyak 8 X2.3 0 0.0 0 0.0 1 3.2 19 61.3 11 35.5 2.9375
responden (25.8%) menyatakan sangat setuju memiliki X2.4 0 0.0 0 0.0 10 32.3 20 64.5 1 3.2 3.2031
perilaku yang baik, rajin dan terbuka dalam pekerjaan, X2.5 0 0.0 0 0.0 7 22.6 22 71.0 2 6.5 3.2344
21 responden (67.7%) menyatakan setuju memiliki
X2.6 0 0.0 0 0.0 6 19.4 23 74.2 2 6.5 3.2969
perilaku yang baik, rajin dan terbuka dalam pekerjaan,
3,42
2 responden (6.5%) menyatakan netral/ tidak
bependapat memiliki perilaku yang baik, rajin dan
terbuka dalam pekerjaan, dan tak satupun responden Lingkungan kerja dalam penelitian ini merupakan
yang menyatakan bahwa tidak setuju serta sangat tidak variabel Independen atau bebas (X). Lingkungan kerja
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya terdiri dari sistem kerja, konsep pekerjaan, situasi kerja,
responden menyatakan setuju memiliki perilaku yang serta cara- cara di mana orang diperlakukan di tempat
baik, rajin dan terbuka dalam pekerjaan. kerja dengan administrator serta teman kerja mereka.
8. Tanggapan Pernyataan “Saya Menjaga Hubungan Baik Berdasarkan tabel 5.7 di atas, rata-rata dari
Dengan Pegawai Dan Pimpinan”, sebanyak 8 pertanyaan mengenai Lingkungan Kerja adalah sebesar
3,42 dengan jawaban Setuju. Untuk mengetahui intensitas responden menyatakan setuju tidak mempunyai konflik
variabel penelitian digunakan rentang skala yang kategori dengan sesama pegawai.
penilaian responden terhadap variabel penelitian dapat 4) Tanggapan Pernyataan “Fasilitas Yang Disediakan
dijelaskan sebagai berikut: Dapat Mendukung Pekerjaan Yang Saya Lakukan”,
1,00 – 1,80 : Sangat Tidak Setuju sebanyak 2 responden (6.5%) menyatakan sangat
1,81 – 2,60 : Tidak Setuju setuju fasilitas yang disediakan dapat mendukung
2,61 – 3,40 : Netral pekerjaan yang saya lakukan, 22 responden (71.0%)
3,41 – 4,20 : Setuju menyatakan setuju fasilitas yang disediakan dapat
4,21 – 5,00 : Sangat Setuju mendukung pekerjaan yang saya lakukan, 7 responden
4,21 – 5,00 : Sangat Setuju (22.6%) menyatakan netral/ tidak bependapat fasilitas
Tabel-7 menunjukkan bahwa dari jumlah 31 yang disediakan dapat mendukung pekerjaan yang saya
responden memberikan tanggapan sebagai berikut: lakukan, dan tak satupun responden yang menyatakan
1) Tanggapan Pernyataan “Keamanan Ditempat Kerja bahwa tidak setuju serta sangat tidak setuju. Hal ini
Sudah Mampu Membuat Saya Bekerja Dengan menunjukkan bahwa pada umumnya responden
Nyaman”, sebanyak 22 responden (71.0%) menyatakan setuju fasilitas yang disediakan dapat
menyatakan setuju keamanan ditempat kerja sudah mendukung pekerjaan yang dilakukan.
mampu membuat saya bekerja dengan nyaman, 9 5) Tanggapan Pernyataan “Ketersediaan Toilet Yang
responden (29.0%) menyatakan bahwa netral/ tidak Bersih Dan Tempat Istirahat Dapat Menambah
berpendapat keamanan ditempat kerja sudah mampu Kenyamanan Saya Dalam Bekerja”, sebanyak 2
membuat saya bekerja dengan nyaman, dan tak responden (6.5%) menyatakan sangat setuju
satupun responden yang menyatakan sangat setuju, ketersediaan toilet yang bersih dan tempat istirahat
tidak setuju serta sangat tidak setuju. Hal ini dapat menambah kenyamanan saya dalam bekerja, 23
menunjukkan bahwa pada umumnya responden responden (74.2%) menyatakan setuju ketersediaan
menyatakan setuju keamanan ditempat kerja sudah toilet yang bersih dan tempat istirahat dapat menambah
mampu membuat bekerja dengan nyaman. kenyamanan saya dalam bekerja, 6 responden (19.4%)
2) Tanggapan Pernyataan “Perlengkapan Penerangan menyatakan netral/ tidak berpendapat ketersediaan
Lampu Dalam Ruangan Kerja Sudah Baik Dan toilet yang bersih dan tempat istirahat dapat menambah
Memadai”, sebanyak 5 responden (16.1%) menyatakan kenyamanan saya dalam bekerja, dan tak satupun
bahwa sangat setuju perlengkapan penerangan lampu responden yang menyatakan bahwa tidak setuju serta
dalam ruangan kerja sudah baik dan memadai, 22 sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pada
responden (71.0%) menyatakan bahwa setuju umumnya responden menyatakan setuju ketersediaan
perlengkapan penerangan lampu dalam ruangan kerja toilet yang bersih dan tempat istirahat dapat menambah
sudah baik dan memadai, 4 responden (12.9%) kenyamanan dalam bekerja.
menyatakan bahwa netral/ tidak berpendapat
perlengkapan penerangan lampu dalam ruangan kerja Kepuasan Kerja
sudah baik dan memadai, dan tak satupun responden Untuk mengetahui frekuensi tanggapan responden
yang menyatakan tidak setuju serta sangat tidak setuju. terhadap variabel Kepuasan Kerja dapat dilihat pada tabel-
Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya responden tabel sebagai berikut:
menyatakan setuju perlengkapan penerangan lampu
Tabel-8. Tanggapan Responden Terhadap Variabel
dalam ruangan kerja sudah baik dan memadai
Kepuasan Kerja (Z)
Tanggapan Pernyataan “Saya Menjalin Hubungan Baik
Dengan Pegawai Lain”, sebanyak 11 responden Pernyat STS TS N S SS
(35.5%) menyatakan sangat setuju saya menjalin N aan/
o Indikat Mean
hubungan baik dengan pegawai lain, 19 responden F % F % F % F % F %
or
(61.3%) menyatakan setuju saya menjalin hubungan 1. Z1 0 0.0 0 0.0 7 22.6 15 48.4 9 29.0 3.2188
baik dengan pegawai lain, 1 responden (3.2%) 3.2344
2. Z2 0 0.0 0 0.0 1 3.2 23 74.2 7 22.6
menyatakan netral/ tidak bependapat saya menjalin
3. Z3 0 0.0 0 0.0 1 3.2 25 80.6 5 16.1 3.2031
hubungan baik dengan pegawai lain, dan tak satupun
4. Z4 0 0.0 0 0.0 1 3.2 25 80.6 5 16.1 3.1406
responden yang menyatakan bahwa tidak setuju serta
sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pada 5. Z5 0 0.0 0 0.0 2 6.5 23 74.2 6 19.4 4.0469
umumnya responden menyatakan setuju menjalin 6. Z6 0 0.0 0 0.0 3 9.7 21 67.7 7 22.6 3.9375
hubungan baik dengan pegawai lain. 7. Z7 0 0.0 0 0.0 4 12.9 20 64.5 7 22.6 4.2344
3) Tanggapan Pernyataan “Saya Tidak Mempunyai 8. Z8 0 0.0 0 0.0 5 16.1 20 64.5 6 19.4 4.3281
Konflik Dengan Sesama Pegawai”, sebanyak 1 4.2500
9. Z9 0 0.0 0 0.0 1 3.2 24 77.4 6 19.4
responden (3.2%) menyatakan sangat setuju saya tidak
1 4.4375
mempunyai konflik dengan sesama pegawai, 20 0.
Z10 0 0.0 0 0.0 3 9.7 22 71.0 6 19.4
responden (64.5%) menyatakan setuju saya tidak 3,43
mempunyai konflik dengan sesama pegawai, 10
responden (32.3%) menyatakan netral/ tidak
Kepuasan Kerja dalam penelitian ini merupakan
bependapat saya saya tidak mempunyai konflik dengan
variabel dependen atau terikat (Y). Kepuasan kerja
sesama pegawai, dan tak satupun responden yang
menunjukkan adanya kesesuaian antara harapan seseorang
menyatakan bahwa tidak setuju serta sangat tidak
yang timbul dengan imbalan yang disediakan oleh
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya
pekerjaan. Pendapat lain mengatakan bahwa kepuasan
kerja adalah perbedaan antara seberapa banyak sesuatu 5) Tanggapan Pernyataan “Jumlah Tugas Yang
yang seharusnya diterima dengan seberapa banyak sesuatu Dibebankan Kepada Saya Selalu Terselesaikan Dengan
yang sebenarnya dia terima. Cepat”, sebanyak 2 responden (6.5%) menyatakan
Berdasarkan tabel 5.7 di atas, rata-rata dari sangat setuju jumlah tugas yang dibebankan kepada
pertanyaan mengenai Lingkungan Kerja adalah sebesar saya selalu dapat diselesaikan dengan cepat, 23
3,42 dengan jawaban Setuju. Untuk mengetahui intensitas responden (74.2%) menyatakan setuju jumlah tugas
variabel penelitian digunakan rentang skala yang kategori yang dibebankan kepada saya selalu terselesaikan
penilaian responden terhadap variabel penelitian dapat dengan cepat, 6 responden (19.4%) menyatakan netral/
dijelaskan sebagai berikut: tidak berpendapat jumlah tugas yang dibebankan
1,00 – 1,80 : Sangat Tidak Setuju kepada saya selalu terselesaikan dengan cepat dan tak
1,81 – 2,60 : Tidak Setuju satupun responden yang menyatakan bahwa tidak
2,61 – 3,40 : Netral setuju serta sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan
3,41 – 4,20 : Setuju bahwa pada umumnya responden menyatakan setuju
4,21 – 5,00 : Sangat Setuju jumlah tugas yang dibebankan selalu terselesaikan
4,21 – 5,00 : Sangat Setuju dengan cepat.
Tabel-8 menunjukkan bahwa dari jumlah 31 6) Tanggapan Pernyataan “Saya Selalu Menyelesaikan
responden memberikan tanggapan sebagai berikut: Pekerjaan Tepat Waktu”, sebanyak 5 responden
1) Tanggapan Pernyataan “Standart Kualitas Kerja Yang (16.1%) menyatakan sangat setuju saya selalu
telah Ditetapkan”, sebanyak 3 responden (9.7%) menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, 24 responden
menyatakan sangat setuju standart kualitas kerja yang (77.4%) menyatakan setuju saya selalu menyelesaikan
telah ditetapkan oleh organisasi selama ini dapat saya pekerjaan tepat waktu, 1 responden (3.2%) menyatakan
capai dengan baik, 25 responden (80.6%) menyatakan netral/ tidak berpendapat saya selalu menyelesaikan
setuju standart kualitas kerja yang telah ditetapkan oleh pekerjaan tepat waktu, 1 responden (3.2%) menyatakan
organisasi selama ini dapat saya capai dengan baik, 2 tidak setuju saya selalu menyelesaikan pekerjaan tepat
responden (6.5%) menyatakan netral/ tidak waktu dan tak satupun responden yang menyatakan
berpendapat standart kualitas kerja yang telah sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pada
ditetapkan oleh organisasi selama ini dapat saya capai umumnya responden menyatakan setuju selalu
dengan baik, 1 responden (3.2%) menyatakan tidak menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
setuju standart kualitas kerja yang telah ditetapkan oleh 7) Tanggapan Pernyataan “Tugas Yang Diberikan Selalu
organisasi selama ini dapat saya capai dengan baik dan Saya Selesaikan Dengan Cepat”, sebanyak 3 responden
tak satupun responden yang menyatakan sangat tidak (9.7%) menyatakan bahwa sangat setuju tugas yang
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya diberikan selalu saya selesaikan dengan cepat, 22
responden menyatakan setuju standart kualitas kerja responden (71.0%) menyatakan setuju tugas yang
yang telah ditetapkan oleh organisasi selama ini dapat diberikan selalu saya selesaikan dengan cepat, 4
dicapai dengan baik. responden (12.9%) menyatakan netral/ tidak
2) Tanggapan Pernyataan “Saya Mempunyai Kemampuan berpendapat tugas yang diberikan selalu saya
Menyelesaikan Tugas Dengan Teliti”, sebanyak 6 selesaikan dengan cepat, 1 responden (3.2%)
responden (19.4%) menyatakan sangat setuju saya menyatakan tidak setuju tugas yang diberikan selalu
mempunyai kemampuan menyelesaikan tugas dengan saya selesaikan dengan cepat dan 1 responden (3.2%)
teliti, 23 responden (74.2%) menyatakan setuju saya menyatakan sangat tidak setuju tugas yang diberikan
mempunyai kemampuan menyelesaikan tugas dengan selalu saya selesaikan dengan cepat. Hal ini
teliti, 2 responden (6.5%) menyatakan netral/ tidak menunjukkan bahwa pada umumnya responden
berpendapat saya mempunyai kemampuan menyatakan setuju tugas yang diberikan selalu
menyelesaikan tugas dengan teliti dan tak satupun diselesaikan dengan cepat.
responden yang menyatakan bahwa tidak setuju serta 8) Tanggapan Pernyataan “Saya Tidak Pernah Terlambat
sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pada Masuk Kerja”, sebanyak 5 responden (16.1%)
umumnya responden menyatakan setuju mempunyai menyatakan sangat setuju saya tidak pernah terlambat
kemampuan menyelesaikan tugas dengan teliti dan masuk kerja, 17 responden (54.8%) menyatakan setuju
rapi. saya tidak pernah terlambat masuk kerja, 7 responden
3) Tanggapan Pernyataan “Saya Dapat Menyelesaikan (22.6%) menyatakan netral/ tidak berpendapat saya
Pekerjaan Dalam Jumlah Sesuai Target”, sebanyak 7 tidak pernah terlambat masuk kerja, 2 responden
responden (22.6%) menyatakan sangat setuju saya (6.5%) menyatakan tidak setuju saya tidak pernah
dapat menyelesaikan pekerjaan dalam jumlah yang terlambat masuk kerja dan tak satupun responden yang
sesuai target, 22 responden (71.0%) menyatakan setuju menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan
saya dapat menyelesaikan pekerjaan dalam jumlah bahwa pada umumnya responden menyatakan setuju
yang sesuai target, 2 responden (6.5%) menyatakan tidak pernah terlambat masuk kerja.
netral/ tidak berpendapat saya dapat menyelesaikan 9) Tanggapan Pernyataan “Saya Tidak Pernah Pulang
pekerjaan dalam jumlah yang sesuai target dan tak Lebih Awal Dari Waktu Yang Ditentukan”, sebanyak
satupun responden yang menyatakan bahwa tidak 10 responden (32.3%) menyatakan sangat setuju saya
setuju serta sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan tidak pernah pulang lebih awal dari waktu yang
bahwa pada ditentukan, 20 responden (64.5%) menyatakan setuju
4) umumnya responden menyatakan setuju dapat saya tidak pernah pulang lebih awal dari waktu yang
menyelesaikan pekerjaan dalam jumlah yang sesuai ditentukan, 1 responden (3.2%) menyatakan netral/
target. tidak berpendapat saya tidak pernah pulang lebih awal
dari waktu yang ditentukan dan tak satupun responden penelitian ini yang telah diolah dengan menggunakan
yang menyatakan tidak setuju serta sangat tidak setuju. SEM PLS, selanjutnya akan dianalisis berdasarkan nilai
Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya responden loading factor dalam indikator-indikator yang ada pada
menyatakan setuju tidak pernah pulang lebih awal dari setiap variabel.
waktu yang ditentukan.
10) Tanggapan Pernyataan “Saya Memiliki
Kemampuan Yang Baik Sesuai Dengan Kompetensi”,
sebanyak 9 responden (29.0%) menyatakan sangat
setuju saya memiliki kemampuan yang baik sesuai
dengan kompetensi, 20 responden (64.5%) menyatakan
setuju memiliki kemampuan yang baik sesuai dengan
kompetensi, 2 responden (6.5%) menyatakan netral/
tidak berpendapat memiliki kemampuan yang baik
sesuai dengan kompetensi dan tak satupun responden
yang menyatakan tidak setuju serta sangat tidak setuju.
Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya responden
menyatakan setuju memiliki kemampuan yang baik
sesuai dengan kompetensi.
11) Tanggapan Pernyataan “Saya Mempunyai
Inisiatif Membantu Rekan Kerja Dalam Menyelesaikan
Suata Pekerjaan Bila Dibutuhkan”, sebanyak 7
responden (22.6%) menyatakan sangat setuju saya
mempunyai inisiatif membantu rekan kerja dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan bila dibutuhkan, 23
responden (74.2%) menyatakan setuju saya
mempunyai inisiatif membantu rekan kerja dalam Gambar-2 Model Konstruk
menyelesaikan suatu pekerjaan bila dibutuhkan, 1 Gambar diatas menunjukan hasil perhitungan loading
responden (3.2%) menyatakan netral/ tidak factor dan hasil yang didapatkan menunjukan bahwa nilai
berpendapat saya mempunyai inisiatif membantu rekan loading factor instrument X1.9, X1.10 dan X2.1, X2.2,
kerja dalam menyelesaikan pekerjaan bila dibutuhkan X2.4, X2.5, X2.6 serta Y4, Y6, Y7 dibawah 0,7, maka di
dan tak satupun responden yang menyatakan bahwa lakukan eliminasi pada instrument tersebut.
tidak setuju serta sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa pada umumnya responden
menyatakan setuju mempunyai inisiatif membantu
rekan kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan bila
dibutuhkan.

Analisis Hasil Penelitian


Analisis Model Pengukuran (Outer Model)
Model penelitian ini akan dianalisis menggunakan
metode Partial Least Square (PLS) dan dibantu dengan
software SmartPLS 3.0. PLS merupakan salah satu metode
alternatif Structural Equation Modeling (SEM) yang dapat
dilakukan untuk mengatasi permasalahan pada hubungan
diantara variabel yang sangat kompleks tetapi ukuran
sampel data kecil antara 30-100 sampel.
Uji Validitas Instrumen
Uji validitas adalah untuk mengukur valid tidaknya
suatu kuesioner. seperti yang telah dijelaskan pada
metodologi penelitian bahwa untuk menguji valid atau
tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara
statistika, yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor butir
pernyataan dengan skor totalnya. Suatu kuesioner
dikatakan sahih atau valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut serta memiliki nilai koefisien validitas
yang lebih besar dari nilai kritis yang telah ditentukan.
1) Validitas Konvergen (Convergent Validity)
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan
evaluasi measurement (outer) model yaitu dengan
menggunakan convergent validity besarnya loading factor
untuk masing – masing >0.7 terhadap variabel yang dituju.
Gambar di bawah ini, merupakan model konstruk dari
Gambar-3 Model Konstruk

Gambar diatas menunjukan hasil perhitungan loading


factor dan hasil yang didapatkan menunjukan bahwa nilai
loading factor sudah diatas 0,70, sehingga indikator telah
memenuhi syarat validitas konvergen dan memiliki
validitas yang dipersyaratkan berdasarkan rule of thumb
yang digunakan sesuai dengan yang sudah diuji cobakan
sebelumnya. Untuk lebih jelas nya dapat dilihat pada
Tabel berikut:
Tabel-9. Nilai Outer Loading Konstruk

Indikato Loading
Variabel Ket.
r Factor
X1.1 0,779 Valid
X1.2 0,865 Valid
X1.3 0,731 Valid

Disiplin X1.4 0,892 Valid


Kerja X1.5 0,878 Valid
X1.6 0,900 Valid
X1.7 0,894 Valid
X1.8 0,883 Valid
Lingkunga
X2.3 1,000 Valid
n Kerja
Z1 0,738 Valid

Berikut hasil model yang sudah dilakukan eliminasi Z2 0,909 Valid


instrument X1.9, X1.10 dan X2.1, X2.2, X2.4, X2.5, X2.6
serta Y4, Y6, Y7, adapun model sebagai berikut: Z3 0,930 Valid

Kepuasan Z4 0,875 Valid


Kerja Z5 0,934 Valid
Z6 0,825 Valid
Z7 0,859 Valid
Z8 0,876 Valid
Z9 0,905 Valid Composite
Variabel Keterangan
Reliability
Z10 0,905 Valid
Disiplin Kerja 0,957 Realibel
Y1 0,757 Valid
Lingkungan Kerja 1,000 Realibel
Y2 0,809 Valid
Y3 0,869 Valid Kepuasan Kerja 0,971 Realibel
Kinerja Kinerja Pegawai 0,942 Realibel
Y5 0,904 Valid
Pegawai
Y8 0,840 Valid
Berdasarkan tabel diatas Bahwa hasil pengujian
Y9 0,851 Valid composite reliability menunjukkan nilai > 0.6 yang berarti
semua variabel dinyatakan reliabel.
Y10 0,737 Valid 2) Cronbach Alpha
Validitas diskriminan adalah menguji bahwa alat Uji realibilitas dengan composite
ukur, secara tepat mengukur konstruk yang diukur, bukan reability di atas dapat diperkuat dengan menggunakan
konstruk yang lain. Loading factor dan hasil yang nilai cronbach alpha. Suatu variabel dapat dinyatakan
didapatkan menunjukan bahwa nilai loading factor sudah reliabel atau memenuhi cronbach alpha apabila memiliki
diatas 0,70, sehingga indikator telah memenuhi syarat nilai cronbach alpha > 0,7. 5 Berikut ini adalah nilai
validitas konvergen. cronbach alpha dari masing-masing variabel:
2) Average Variance Extracted (AVE)
Untuk mengevaluasi validitas deskriminan dapat
dilihat dengan metode AVE (Average Variance Extracted)
untuk setiap konstruk atau variabel laten. Model memiliki Tabel-11. Nilai Composite Reliability
validitas diskriminan yang lebih baik apabila akar kuadrat
AVE (Average Variance Extracted) untuk masing-masing Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
konstuk lebih besar dari korelasi antara dua konstruk di Disiplin Kerja 0,948 Realibel
dalam model. Lingkungan Kerja 1,000 Realibel
Tabel-10. Nilai AVE (Average Variance Extracted) Kepuasan Kerja 0,966 Realibel
Kinerja Pegawai 0,928 Realibel
AVE (Average
Variabel Validitas
Variance Extracted) Berdasarkan sajian data di atas, dapat diketahui
bahwa nilai cronbach alpha dari masing-masing variabel
Disiplin Kerja 0,736 Valid
penelitian > 0,7. Dengan demikian hasil ini dapat
menunjukkan bahwa masing-masing variabel penelitian
Lingkungan Kerja 1,000 Valid
telah memenuhi persyaratan nilai cronbach alpha,
Kepuasan Kerja 0,770 Valid sehingga dapat disimpulkan bahwa keseluruhan variabel
memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. Kesimpulan
Kinerja Pegawai 0,700 Valid untuk analisis outer model dalam penelitian ini adalah
semua indikator telah memenuhi kaidah validitas dan
reliabilitas sehingga dapat dilanjutkan dengan analisis
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai inner model.
AVE (Average Variance Extracted) untuk semua konstruk
memiliki nilai >0,50. Oleh karena itu tidak ada Analisis Model Struktural (Inner Model)
permasalahan convergent validity pada model yang diuji. Nilai R square (R2) adalah ukuran proporsi variasi
nilai variabel yang dipengaruhi yang dapat dijelaskan oleh
Uji Reliabilitas Instrumen variabel yang mempengaruhinya. Jika dalam sebuah
1) Composite Reliability penelitian menggunakan lebih dari dua variabel bebas
Setelah menguji validitas konstruk, pengujian maka digunakan r-square adjusted (adjusted R2). Nilai r
selanjutnya adalah uji reliabilitas konstruk yang diukur square adjusted adalah nilai yang selalu lebih kecil dari r
dengan Composite Reliability (CR) dari blok indikator square. Nilai R2 mendekati 1, dengan kriteria batasan nilai
yang mengukur konstruk CR digunakan untuk dibagi menjadi 3 klasifikasi yaitu (Jamal Maulana Hudin,
menampilkan reliabilitas yang baik. Suatu konstruk Yusti Farlina & Denny Pribadi, 2018):
dinyatakan reliabel jika nilai composite reliability > 0.6. Jika nikai R2 = 0,67 Model adalah substansi (kuat)
Menurut Hair et al. (2014) koefisien composite reliability Jika nikai R2 = 0,33 Model adalah moderate (sedang)
harus lebih besar dari 0.7 meskipun nilai 0.6 masih dapat Jika nikai R2 = 0,19 Model adalah lemah (buruk)
diterima. Namun, uji konsistensi internal tidak mutlak Dalam penelitian ini digunakan nilai r-square
untuk dilakukan jika validitas konstruk telah terpenuhi, adjusted (adjusted R2), karena memiliki lebih dari dua
karena konstruk yang valid adalah yang reliabel, variabel bebas.
sebaliknya konstruk yang reliabel belum tentu valid.
Tabel-12 Hasil Uji R-Square
Tabel-11. Nilai Composite Reliability
Variabel Nilai Keterangan
R-
Square
Disiplin Kerja, Lingkungan
Subtansi
Kerja dan Kepuasan Kerja 0.785
(Kuat)
terhadap Kinerja Pegawai
Disiplin Kerja, Lingkungan
Subtansi
Kerja terhadap Kepuasan 0.717
(Kuat)
Kerja

Dari tabel diatas, nilai R-Square variabel Kinerja


Pegawai sebesar 0,785. Angka hasil R-Square ini dapat
dijelaskan bahwa pengaruh variabel terhadap variabel
Kinerja Pegawai memberi nilai sebesar 0,785 yang dapat
iintepretasikan bahwa nilai ini terkategori kuat, sehingga
dapat disimpulkan bahwa Disiplin Kerja, Lingkungan
Kerja dan Kepuasan Kerja memberikan pengaruh dengan Gambar-4 Model Konstruk Bootstraping
variabel dependen sebesar 78,5%
Variabel Kepuasan Kerja sebesar 0,717. Angka hasil R- 1) Pengaruh Langsung (Direct Effect)
Square ini dapat dijelaskan bahwa pengaruh variabel Hipotesis akan diterima jika nilai t-statistik >1,96
terhadap variabel Kepuasan Kerja kerja memberi nilai atau tingkat signifikansi p-value < 0,05 (5%) dengan
sebesar 0,717 yang dapat diintepretasikan bahwa nilai ini koefisien bernilai positif. Berikut ini merupakan nilai dari
terkategori moderate, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh langsung hasil bootstrapping.
Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja memberikan pengaruh
dengan variabel Kepuasan Kerja sebesar 71,7%. Tabel-14 Pengaruh Langsung
Berdasarkan tabel diatas tentang output R-square di
atas maka nilai Q-Square pada penelitian ini adalah:
Q 2 = 1 – (1-0,785)(1-0,717)
Q 2 = 1 – (0,215)(0,283)
Q 2 = 1 – 0,04
Q 2 = 0,96
Dari hasil penghitungan di atas nilai Q2 atau
predictive relevance pada penelitian ini sebesar 0,96. Dari
hasil terebut diketahui bahwa model penelitian ini
memiliki predictive relevance karena Q2 bernilai lebih
besar dari 0 serta dapat dikatakan baik dikarenakan
mendekati nilai 1
a. Pengujian Hipotesis Hipotesis :
Pengujian Hipotesis dilakukan berdasarkan hasil a) Diketahui pengaruh langsung Disiplin Kerja terhadap
pengujian Inner Model (model struktural) yang meliputi Kinerja Pegawai X1 -> Z T Statistik 3,282 > 1,96
output r-square, koefisien parameter dan t-statistik. Untuk selain itu memiliki nilai 0,001 lebih kecil dari 0,05
melihat apakah suatu hipotesis itu dapat diterima atau dengan demikian Disiplin berpengaruh secara langsung
ditolak diantaranya dengan memperhatikan nilai terhadap Kepuasan Kerja. Maka hipotesis 1 pada
signifikansi antar konstrak, t-statistik, dan p-values. penelitian ini diterima.
Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan b) Diketahui pengaruh langsung Lingkungan Kerja
bantuan software SmartPLS (Partial Least Square) 3.0. terhadap Kinerja Pegawai X2 -> Z T Statistik 2,187 >
Nilai-nilai tersebut dapat dilihat dari hasil bootstrapping. 1,96 selain itu memiliki nilai 0,029 lebih kecil dari
Rules of thumb yang digunakan pada penelitian ini adalah 0,05 dengan demikian Lingkungan Kerja berpengaruh
t-statistik >1,96 dengan tingkat signifikansi p-value 0,05 secara langsung terhadap Kepuasan Kerja. Maka
(5%) dan koefisien beta bernilai positif. Nilai pengujian hipotesis 2 pada penelitian ini diterima.
hipotesis penelitian ini dapat ditunjukan pada Tabel c) Diketahui pengaruh langsung Disiplin Kerja terhadap
dibawah ini dan untuk hasil model penelitian ini dapat Kinerja Pegawai terhadap Kinerja Pegawai X1 -> Y T
digambarkan seperti tampak pada gambar berikut: Statistik 2,520 > 1,96 selain itu memiliki nilai 0,012
lebih kecil dari 0,05 dengan demikian Disiplin Kerja
berpengaruh secara langsung terhadap Kinerja Pegawai
kerja. Maka hipotesis 3 pada penelitian ini diterima.
d) Diketahui pengaruh langsung Lingkungan Kerja
terhadap Kepuasan Kerja X2 -> Y T Statistik 1,422 <
1,96 selain itu memiliki nilai 0,156 lebih besar dari
0,05 dengan demikian Lingkungan Kerja tidak
berpengaruh secara langsung terhadap Kinerja
Pegawai. Maka hipotesis 4 pada penelitian ini ditolak.
e) Diketahui pengaruh langsung Kepuasan Kerja terhadap
Kinerja Pegawai Z -> Y T Statistik 5,835 > 1,96 selain
itu memiliki nilai 0,000 lebih kecil dari 0,05 dengan Dengan Baik”, sebanyak 12 responden (38.7%)
demikian Kepuasan Kerja berpengaruh secara menyatakan sangat setuju, 18 responden (58.1%)
langsung terhadap Kinerja Pegawai. Maka hipotesis 5 menyatakan setuju, 1 responden (3.2%) menyatakan
di diterima. netral/ tidak bependapat. Tanggapan Pernyataan “Saya
2) Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect) Tidak Pernah Menunda-unda Pekerjaan Yang Telah
Peran intervening juga dapat dilihat dari signifikansi Diberikan”, sebanyak 11 responden (35.5%) menyatakan
efek tidak langsung, berikut ini merupakan nilai dari bahwa sangat setuju, 18 responden (58.1%) menyatakan
pengaruh tidak langsung hasil bootstrapping. setuju, 2 responden (6.5%) menyatakan netral/ tidak
bependapat. Tanggapan Pernyataan “Saya Memiliki
Tabel-15 Pengaruh Tidak Langsung
Perilaku Yang Baik, Rajin dan Terbuka Dalam Bekerja”,
sebanyak 8 responden (25.8%) menyatakan sangat setuju,
21 responden (67.7%) menyatakan setuju, 2 responden
(6.5%) menyatakan netral/ tidak bependapat. Tanggapan
Pernyataan “Saya Menjaga Hubungan Baik Dengan
Pegawai Dan Pimpinan”, sebanyak 8 responden (25.8%)
menyatakan sangat setuju, 20 responden (64.5%)
menyatakan setuju, 2 responden (6.5%) menyatakan
netral/ tidak bependapat, 1 responden (3.2%) menyatakan
tidak setuju.Tanggapan Pernyataan “Saya Selalu
Menjalankan Tugas Dengan Sungguh-sungguh”, sebanyak
7 responden (22.6%) menyatakan sangat setuju, 20
responden (64.5%) menyatakan setuju, 4 responden
(12.9%) menyatakan netral/ tidak bependapat. Tanggapan
Pengaruh tidak langsung Disiplin Kerja terhadap Pernyataan “Saya Bertanggung Jawab Terhadap Pekerjaan
Kinerja Pegawai melalui Kepuasan Kerja memiliki nilai P- Yang Diberikan”, sebanyak 22 responden (71.0%)
Value 0,004 lebih kecil dari 0,05 yang artinya adanya menyatakan setuju, 9 responden (29.0%) menyatakan
intervening antara Disiplin Kerja terhadap Kinerja netral/ tidak berpendapat.
Pegawai melalui Kepuasan Kerja. Dengan demikian Sementara hasil analisis frekuensi jawaban
hipotesis 6 pada penelitian ini di terima. responden terhadap variable kepuasan kerja sebagimana
Pengaruh tidak langsung Lingkungan Kerja terhadap Tabel 5.8 bahwa Tanggapan Pernyataan “Gaji Yang
Kinerja Pegawai melalui Kepuasan Kerja memiliki nilai P- Diterima Cukup Untuk Memenuhi Kebutuhan Dasar
Value 0,060 lebih besar dari 0,05 yang artinya tidak Hidup Saya”, sebanyak 9 responden (29.0%) menyatakan
adanya intervening antara Lingkungan Kerja terhadap sangat setuju, 15 responden (48.4%) menyatakan setuju, 7
Kinerja Pegawai melalui Kepuasan Kerja. Dengan responden (22.6%) menyatakan netral/ tidak berpendapat.
demikian hipotesis 7 ditolak. Tanggapan Pernyataan “Gaji Yang didapatkan Sebanding
Dengan Pekerjaan Yang Dikerjakan”, sebanyak 7
responden (22.6%) menyatakan sangat setuju, 23
Pembahasan responden (74.2%) menyatakan setuju, 1 responden
Disiplin Kerja berpengaruh signifikan terhadap (3.2%) menyatakan netral/ tidak berpendapat. Tanggapan
Kepuasan Kerja Pegawai Kantor Kecamatan Pandih Pernyataan “Kondisi Ditempat Kerja Sangat Nyaman Dan
Batu Kabupaten Pulang Pisau Menyenangkan’, sebanyak 5 responden (16.1%)
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui menyatakan sangat setuju, 25 responden (80.6%)
pengaruh langsung Disiplin Kerja terhadap Kepuasan menyatakan setuju kondisi , 1 responden (3.2%)
Kerja Pegawai adalah signifikan. Temuan ini didukung menyatakan netral/ tidak berpendapat. Tanggapan
oleh analisis frekuensi jawaban responden sebagaimana Pernyataan “Pekerjaan Sesuai Dengan Kompetensi Saya”,
Tabel 5.6 bahwa Tanggapan Pernyataan “Saya Selalu sebanyak 5 responden (16.1%) menyatakan sangat setuju,
Datang Tepat Waktu Dalam Bekerja”, sebanyak 10 25 responden (80.6%) menyatakan setuju, 1 responden
responden (32.3%) menyatakan sangat setuju, (67.7%) (3.2%) menyatakan netral/ tidak berpendapat. Tanggapan
menyatakan setuju. Tanggapan Pernyataan “Saya Tidak Pernyataan “Semua Pegawai Dan Pimpinan Sangat
Pernah Tidak Masuk Kerja Tanpa Keterangan”, sebanyak Ramah”, sebanyak 6 responden (19.4%) menyatakan
10 responden (32.3%) menyatakan sangat setuju, 20 sangat setuju, 23 responden (74.2%) menyatakan setuju, 2
responden (64.5%) menyatakan setuju, 1 responden responden (6.5%) menyatakan netral/ tidak berpendapat.
(3.2%) menyatakan netral/ tidak bependapat. Tanggapan Tanggapan Pernyataan “Saya Dapat Bekerja Sama Dengan
Pernyataan “Saya Selalu Bekerja Sesuai Dengan SOP Baik Sesama Rekan Kerja”, sebanyak 7 responden
Yang Telah Ditetapkan”, sebanyak 15 responden (48.4%) (22.6%) menyatakan sangat setuju, 21 responden (68.7%)
menyatakan sangat setuju, 16 responden (51.6%) menyatakan setuju, 3 responden (9.7%) menyatakan
menyatakan setuju, Tanggapan Pernyataan “Saya Selalu netral/ tidak berpendapat. Tanggapan Pernyataan
Menggunakan Seragam dan Atribut Lengkap Sesuai “Mendapat Kesempatan Untuk Melakukan Pekerjaan
Dengan Peraturan”, sebanyak 12 responden (38.7%) Yang Berbeda Dari Waktu Ke Waktu”, sebanyak 7
menyatakan sangat setuju, 18 responden (58.1%) responden (22.6%) menyatakan sangat setuju, 20
menyatakan setuju,1 responden (3.2%) menyatakan netral/ responden (64.5%) menyatakan setuju, 4 responden
tidak bependapat. Tanggapan Pernyataan “Setiap (12.9%) menyatakan netral/ tidak berpendapat. Tanggapan
Diberikan Target Pekerjaan Dapat Saya Selesaikan Pernyataan “Saya Dapat Melaksanakan Pekerjaan Sesuai
Tanggung Jawab Secara Baik”, sebanyak 6 responden
(19.4%) menyatakan sangat setuju, 20 responden (64.5%) Lingkungan Kerja berpengaruh signifikan terhadap
menyatakan setuju, 5 responden (16.1%) menyatakan Kepuasan Kerja Kantor Kecamatan Pandih Batu
netral/ tidak berpendapat. Tanggapan Pernyataan “Atasan Kabupaten Pulang Pisau
Saya Selalu Memberikan Dukungan Pada Pegawai”, Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui
sebanyak 6 responden (19.4%) menyatakan sangat setuju, pengaruh langsung lingkungan kerja terhadap Kepuasan
24 responden (77.4%) menyatakan setuju, 1 responden Kerja Pegawai adalah tidak signifikan. Temuan ini
(3.2%) menyatakan netral/ tidak berpendapat. Tanggapan didukung oleh analisis frekuensi jawaban responden
Pernyataan “Rekan Kerja Memberikan Motivasi Pada sebagaimana Tabel 5.7 bahwa Tanggapan Pernyataan
Pegawai Ketika Bekerja”, sebanyak 6 responden (19.4%) “Keamanan Ditempat Kerja Sudah Mampu Membuat Saya
menyatakan sangat setuju, 22 responden (71.0%) Bekerja Dengan Nyaman”, sebanyak 22 responden
menyatakan setuju, 3 responden (9.7%) menyatakan (71.0%) menyatakan setuju keamanan ditempat kerja
netral/ tidak berpendapat. sudah mampu membuat saya bekerja dengan nyaman, 9
Pengaruh disiplin kerja terhadap kepuasan kerja responden (29.0%) menyatakan bahwa netral/ tidak
pegawai tersebut dapat dijelaskan dari hasil analysis berpendapat keamanan ditempat kerja sudah mampu
frekuensi diatas tergambar dari tingkat disiplin yang baik membuat saya bekerja dengan nyaman, dan tak satupun
dimana dating dan pulang kerja tepat waktu, selalu hadir responden yang menyatakan sangat setuju, tidak setuju
dikanto r menghasilkan perilaku kerja yang baik, sehingga serta sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pada
pekerjaan dapat diselesaikan sesuai target yang ditetapkan umumnya responden menyatakan setuju keamanan
dan SOP. Disiplin yang baik itu menimbulkan kepuasan ditempat kerja sudah mampu membuat bekerja dengan
kerja dimana kompetensi sesuai dengan bidang pekerjaan nyaman. Tanggapan Pernyataan “Perlengkapan
dan didukung lingkungan kerja yang menyenangkan, gaji Penerangan Lampu Dalam Ruangan Kerja Sudah Baik
yang sesuai dengan tanggungjawab, terbangunnya Dan Memadai”, sebanyak 5 responden (16.1%)
Kerjasama dan suasana kerja yang baik dan menyatakan bahwa sangat setuju perlengkapan penerangan
menyenangkan dengan motivasi/ dorongan rekan sekerja lampu dalam ruangan kerja sudah baik dan memadai, 22
dan atasan , menjadikan pegawai termotivasi bekerja responden (71.0%) menyatakan bahwa setuju
sunguh sunguh dalam menghasilkan prestasi kerja yang perlengkapan penerangan lampu dalam ruangan kerja
sesuai denga target yang ditetapkan. Secara demikianlah sudah baik dan memadai, 4 responden (12.9%)
bahwa Disiplin kerja dapat memengaruhi kepuasan kerja menyatakan bahwa netral/ tidak berpendapat perlengkapan
seorang pegawai. Ini menunjukkan ada kesesuaian antara penerangan lampu dalam ruangan kerja sudah baik dan
hipotesa dengan data sekaligus memperkuat pernyataan memadai, dan tak satupun responden yang menyatakan
Handoko Disiplin kerja adalah kesediaan seseorang yang tidak setuju serta sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan
timbul dengan kesadaran sendiri untuk mengikuti bahwa pada umumnya responden menyatakan setuju
peraturan-peraturan yang berlaku dalam organisasi perlengkapan penerangan lampu dalam ruangan kerja
(2016:344). sudah baik dan memadai.
Dikaitkan dengan fenomena dilokasi penelitian Tanggapan Pernyataan “Saya Menjalin Hubungan
dimana masih ditemui pegawai yang kurang Baik Dengan Pegawai Lain”, sebanyak 11 responden
mencerminkan tingkat kedisiplinan yang baik, kurang (35.5%) menyatakan sangat setuju saya menjalin
dapat memanfaatkan waktu kerja secara efektif tentu akan hubungan baik dengan pegawai lain, 19 responden
memengaruhi tingkat kepuasan kerja pegawai dan pada (61.3%) menyatakan setuju saya menjalin hubungan baik
gilirannya akan berpengaruh pada kinerja pegawai itu dengan pegawai lain, 1 responden (3.2%) menyatakan
sendiri, netral/ tidak bependapat saya menjalin hubungan baik
Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dengan pegawai lain, dan tak satupun responden yang
dilakukan oleh Erliana, Misransyah Akos dan Singgih menyatakan bahwa tidak setuju serta sangat tidak setuju.
Priono 2020 yang menyatakan Disiplin Kerja berpengaruh Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya responden
Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai. Hal ini juga sejalan menyatakan setuju menjalin hubungan baik dengan
dengan hasil penelitian Tiyan Widiyanto dan Rianti pegawai lain.
Setyawasih (2019) yang menunjukkan bahwa disiplin Tanggapan Pernyataan “Saya Tidak Mempunyai
kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Konflik Dengan Sesama Pegawai”, sebanyak 1 responden
Semakin tinggi disiplin kerja pegawai maka (3.2%) menyatakan sangat setuju saya tidak mempunyai
kepuasan kerja juga akan semakin tinggi. Para pegawai konflik dengan sesama pegawai, 20 responden (64.5%)
bakal lebih suka dalam bekerja bila pekerjaan bisa menyatakan setuju saya tidak mempunyai konflik dengan
dilakukan dengan gampang, hal itu karna pegawai bekerja sesama pegawai, 10 responden (32.3%) menyatakan
sesuai dengan peraturan serta metode kerja yang ada. netral/ tidak bependapat saya saya tidak mempunyai
Dengan begitu ikatan disiplin kerja kepada kepuasan kerja konflik dengan sesama pegawai, dan tak satupun
merupakan berpengaruh serta signifikan. responden yang menyatakan bahwa tidak setuju serta
Disiplin kerja mempunyai andil besar dalam sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pada
meningkatkan kinerja pegawai. Disiplin kerja yang bagus umumnya responden menyatakan setuju tidak mempunyai
menggambarkan besarnya rasa tanggung jawab seorang konflik dengan sesama pegawai.
kepada tugas- tugas yang diserahkan kepadanya dengan Tanggapan Pernyataan “Fasilitas Yang Disediakan
seluruh peraturan yang disusun oleh organisasi. Pegawai Dapat Mendukung Pekerjaan Yang Saya Lakukan”,
yang bersikap disiplin umumnya akan sukses dalam sebanyak 2 responden (6.5%) menyatakan sangat setuju
pekerjaan sebab mereka sanggup menata apa yang jadi fasilitas yang disediakan dapat mendukung pekerjaan yang
prioritasnya maka kinerjanya serta bakal baik. saya lakukan, 22 responden (71.0%) menyatakan setuju
fasilitas yang disediakan dapat mendukung pekerjaan yang
saya lakukan, 7 responden (22.6%) menyatakan netral/ Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui
tidak bependapat fasilitas yang disediakan dapat pengaruh langsung Disiplin Kerja terhadap kinerja
mendukung pekerjaan yang saya lakukan, dan tak satupun Pegawai adalah signifikan. Temuan ini didukung oleh
responden yang menyatakan bahwa tidak setuju serta analisis frekuensi jawaban responden sebagaimana Tabel
sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pada 5.6 bahwa Tanggapan Pernyataan “Saya Selalu Datang
umumnya responden menyatakan setuju fasilitas yang Tepat Waktu Dalam Bekerja”, sebanyak 10 responden
disediakan dapat mendukung pekerjaan yang dilakukan. (32.3%) menyatakan sangat setuju, (67.7%) menyatakan
Tanggapan Pernyataan “Ketersediaan Toilet Yang setuju. Tanggapan Pernyataan “Saya Tidak Pernah Tidak
Bersih Dan Tempat Istirahat Dapat Menambah Masuk Kerja Tanpa Keterangan”, sebanyak 10 responden
Kenyamanan Saya Dalam Bekerja”, sebanyak 2 responden (32.3%) menyatakan sangat setuju, 20 responden (64.5%)
(6.5%) menyatakan sangat setuju ketersediaan toilet yang menyatakan setuju, 1 responden (3.2%) menyatakan
bersih dan tempat istirahat dapat menambah kenyamanan netral/ tidak bependapat. Tanggapan Pernyataan “Saya
saya dalam bekerja, 23 responden (74.2%) menyatakan Selalu Bekerja Sesuai Dengan SOP Yang Telah
setuju ketersediaan toilet yang bersih dan tempat istirahat Ditetapkan”, sebanyak 15 responden (48.4%) menyatakan
dapat menambah kenyamanan saya dalam bekerja, 6 sangat setuju, 16 responden (51.6%) menyatakan setuju,
responden (19.4%) menyatakan netral/ tidak berpendapat Tanggapan Pernyataan “Saya Selalu Menggunakan
ketersediaan toilet yang bersih dan tempat istirahat dapat Seragam dan Atribut Lengkap Sesuai Dengan Peraturan”,
menambah kenyamanan saya dalam bekerja, dan tak sebanyak 12 responden (38.7%) menyatakan sangat setuju,
satupun responden yang menyatakan bahwa tidak setuju 18 responden (58.1%) menyatakan setuju,1 responden
serta sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pada (3.2%) menyatakan netral/ tidak bependapat. Tanggapan
umumnya responden menyatakan setuju ketersediaan toilet Pernyataan “Setiap Diberikan Target Pekerjaan Dapat
yang bersih dan tempat istirahat dapat menambah Saya Selesaikan Dengan Baik”, sebanyak 12 responden
kenyamanan dalam bekerja. (38.7%) menyatakan sangat setuju, 18 responden (58.1%)
Dikaitkan dengan fenomena dilokasi penelitian menyatakan setuju, 1 responden (3.2%) menyatakan
dimana masih ditemui kondisi lingkungan kerja masih netral/ tidak bependapat. Tanggapan Pernyataan “Saya
kurang kurang baik, nyaman, kondusif dan pada gilirannya Tidak Pernah Menunda-nunda Pekerjaan Yang Telah
tidak berpengaruh pada kepuasan kerja pegawai itu Diberikan”, sebanyak 11 responden (35.5%) menyatakan
sendiri, hal ini tidak sejalan dengan pendapat Ade Irma bahwa sangat setuju, 18 responden (58.1%) menyatakan
dan Muhammad Yusuf yang menyatakan lingkungan kerja setuju, 2 responden (6.5%) menyatakan netral/ tidak
berpengaruh Terhadap Kepuasan Kerja bependapat. Tanggapan Pernyataan “Saya Memiliki
Ini menunjukkan ada kesesuaian antara hipotesa Perilaku Yang Baik, Rajin dan Terbuka Dalam Bekerja”,
dengan data sekaligus memperkuat pernyataan Nitisemito sebanyak 8 responden (25.8%) menyatakan sangat setuju,
(2006). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Tohardi 21 responden (67.7%) menyatakan setuju, 2 responden
(2002) Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja (6.5%) menyatakan netral/ tidak bependapat. Tanggapan
karyawan adalah pendidikan, disiplin kerja, budaya, dan Pernyataan “Saya Menjaga Hubungan Baik Dengan
etika kerja manajemen, tingkat penghasilan, kesempatan Pegawai Dan Pimpinan”, sebanyak 8 responden (25.8%)
berprestasi, beban pekerjaan, lingkungan kerja dan menyatakan sangat setuju, 20 responden (64.5%)
teknologi. menyatakan setuju, 2 responden (6.5%) menyatakan
Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang netral/ tidak bependapat, 1 responden (3.2%) menyatakan
dilakukan oleh Hal Ade Irma dan Muhammad Yusuf tidak setuju.Tanggapan Pernyataan “Saya Selalu
(2020) yang menunjukkan bahwa lingkungan kerja Menjalankan Tugas Dengan Sungguh-sungguh”, sebanyak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. 7 responden (22.6%) menyatakan sangat setuju, 20
Semakin baik lingkungan kerja pegawai maka responden (64.5%) menyatakan setuju, 4 responden
kepuasan kerja juga akan semakin tinggi. Fasilitas-fasililas (12.9%) menyatakan netral/ tidak bependapat. Tanggapan
kerja seperti peralatan kantor dan penerangan merupakan Pernyataan “Saya Bertanggung Jawab Terhadap Pekerjaan
faktor yang sangat berpengaruh terhadap kepuasan Yang Diberikan”, sebanyak 22 responden (71.0%)
pegawai oleh karena itu sebaiknya atasan lebih menyatakan setuju, 9 responden (29.0%) menyatakan
memperhatikan hal tersebut serta memoderenisasi netral/ tidak berpendapat.
peralatan yang ada, agar mempermudah pegawai dalam Sementara hasil analisis frekuensi jawaban
menyelesaikan pekerjaan. Bukti pengaruh lingkungan responden terhadap variable kepuasan kerja sebagimana
kerja terhadap kepuasan kerja seharusnya mendorong Tabel 5.8 bahwa Tanggapan Pernyataan “Gaji Yang
organisasi untuk melakukan perbaikan lingkungan kerja, Diterima Cukup Untuk Memenuhi Kebutuhan Dasar
perbaikan tersebut dapat dilakukan dengan cara yaitu Hidup Saya”, sebanyak 9 responden (29.0%) menyatakan
mengoptimalkan penerangan ditempat kerja karena dapat sangat setuju, 15 responden (48.4%) menyatakan setuju, 7
membantu pegawai melakukan pekerjaan. Peralatan kantor responden (22.6%) menyatakan netral/tidak berpendapat.
juga harus dipastikan berfungsi dengan baik karena hal ini Tanggapan Pernyataan “Gaji Yang Didapatkan Sebanding
dapat membantu pegawai agar lebih mudah dalam Dengan Pekerjaan Yang Dikerjakan”, sebanyak 7
melakukan pekerjaan. Selain itu kondisi udara tidak responden (22.6%) menyatakan sangat setuju, 23
menimbulkan gangguan sehingga pegawai merasa nyaman responden (74.2%) menyatakan setuju, 1 responden
dalam melakukan pekerjaan. (3.2%) menyatakan netral/ tidak berpendapat. Tanggapan
Disiplin Kerja berpengaruh signifikan terhadap Pernyataan “Kondisi Ditempat Kerja Sangat Nyaman Dan
Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan Pandih Batu Menyenangkan’, sebanyak 5 responden (16.1%)
Kabupaten Pulang Pisau menyatakan sangat setuju, 25 responden (80.6%)
menyatakan setuju kondisi , 1 responden (3.2%)
menyatakan netral/ tidak berpendapat. Tanggapan Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
Pernyataan “Pekerjaan Sesuai Dengan Kompetensi Saya”, dilakukan oleh Bachtiar Arifuddin Husain (2018) yang
sebanyak 5 responden (16.1%) menyatakan sangat setuju, menyatakan Disiplin Kerja berpengaruh Terhadap kinerja
25 responden (80.6%) menyatakan setuju, 1 responden Semakin tinggi disiplin kerja pegawai maka kinerja
(3.2%) menyatakan netral/ tidak berpendapat. Tanggapan juga akan semakin tinggi. Hal ini dapat diartikan kalau
Pernyataan “Semua Pegawai Dan Pimpinan Sangat semakin tinggi disiplin kerja pegawai yang melingkupi
Ramah”, sebanyak 6 responden (19.4%) menyatakan kehadiran pegawai yang tepat waktu, bekerja pada waktu
sangat setuju, 23 responden (74.2%) menyatakan setuju, 2 yang sudah ditetapkan sesuai agenda kerja, adanya
responden (6.5%) menyatakan netral/ tidak berpendapat. pemberitahuan bila tidak masuk kerja, berpenampilan rapi
Tanggapan Pernyataan “Saya Dapat Bekerja Sama Dengan guna memperlihatkan tindakan kerja handal, tidak
Baik Sesama Rekan Kerja”, sebanyak 7 responden memakai invetaris di luar kebutuhan organisasi,
(22.6%) menyatakan sangat setuju, 21 responden (68.7%) melakukan kewajiban dengan penuh tangguh jawab, tidak
menyatakan setuju, 3 responden (9.7%) menyatakan menahan-nahan di dalam menuntaskan kewajiban
netral/ tidak berpendapat. Tanggapan Pernyataan tambahan yang diserahkan, kebersihan serta kerapihan
“Mendapat Kesempatan Untuk Melakukan Pekerjaan hasil kerja yang sudah dilakukan, sehingga bakal bisa
Yang Berbeda Dari Waktu Ke Waktu”, sebanyak 7 meningkatkan kinerja pegawai, khususnya pada organisasi
responden (22.6%) menyatakan sangat setuju, 20 Kantor Kecamatan Pandih Batu Kabupaten Pulang Pisau.
responden (64.5%) menyatakan setuju, 4 responden Lingkungan Kerja berpengaruh signifikan terhadap
(12.9%) menyatakan netral/ tidak berpendapat. Tanggapan Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan Pandih Batu
Pernyataan “Saya Dapat Melaksanakan Pekerjaan Sesuai Kabupaten Pulang Pisau
Tanggung Jawab Secara Baik”, sebanyak 6 responden Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui
(19.4%) menyatakan sangat setuju,20 responden (64.5%) pengaruh langsung lingkungan kerja terhadap kinerja
menyatakan setuju, 5 responden (16.1%) menyatakan Pegawai adalah tidak signifikan. Temuan ini didukung
netral/ tidak berpendapat. Tanggapan Pernyataan “Atasan oleh analisis frekuensi jawaban responden sebagaimana
Saya Selalu Memberikan Dukungan Pada Pegawai”, Tabel 5.7 bahwa Tanggapan Pernyataan “Keamanan
sebanyak 6 responden (19.4%) menyatakan sangat setuju, Ditempat Kerja Sudah Mampu Membuat Saya Bekerja
24 responden (77.4%) menyatakan setuju, 1 responden Dengan Nyaman”, sebanyak 22 responden (71.0%)
(3.2%) menyatakan netral/ tidak berpendapat. Tanggapan menyatakan setuju keamanan ditempat kerja sudah mampu
Pernyataan “Rekan Kerja Memberikan Motivasi Pada membuat saya bekerja dengan nyaman, 9 responden
Pegawai Ketika Bekerja”, sebanyak 6 responden (19.4%) (29.0%) menyatakan bahwa netral/ tidak berpendapat
menyatakan sangat setuju, 22 responden (71.0%) keamanan ditempat kerja sudah mampu membuat saya
menyatakan setuju, 3 responden (9.7%) menyatakan bekerja dengan nyaman, dan tak satupun responden yang
netral/ tidak berpendapat. menyatakan sangat setuju, tidak setuju serta sangat tidak
Pengaruh disiplin kerja terhadap kepuasan kerja setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya
pegawai tersebut dapat dijelaskan dari hasil analysis responden menyatakan setuju keamanan ditempat kerja
frekuensi diatas tergambar dari tingkat disiplin yang baik sudah mampu membuat bekerja dengan nyaman.
dimana dating dan pulang kerja tepat waktu, selalu hadir Tanggapan Pernyataan “Perlengkapan Penerangan Lampu
dikanto r menghasilkan perilaku kerja yang baik, sehingga Dalam Ruangan Kerja Sudah Baik Dan Memadai”,
pekerjaan dapat diselesaikan sesuai target yang ditetapkan sebanyak 5 responden (16.1%) menyatakan bahwa sangat
dan SOP. Disiplin yang baik itu menimbulkan kepuasan setuju perlengkapan penerangan lampu dalam ruangan
kerja dimana kompetensi sesuai dengan bidang pekerjaan kerja sudah baik dan memadai, 22 responden (71.0%)
dan didukung lingkungan kerja yang menyenangkan, gaji menyatakan bahwa setuju perlengkapan penerangan lampu
yang sesuai dengan tanggungjawab, terbangunnya dalam ruangan kerja sudah baik dan memadai, 4
Kerjasama dan suasana kerja yang baik dan responden (12.9%) menyatakan bahwa netral/ tidak
menyenangkan dengan motivasi/ dorongan rekan sekerja berpendapat perlengkapan penerangan lampu dalam
dan atasan , menjadikan pegawai termotivasi bekerja ruangan kerja sudah baik dan memadai, dan tak satupun
sunguh sunguh dalam menghasilkan prestasi kerja yang responden yang menyatakan tidak setuju serta sangat tidak
sesuai denga target yang ditetapkan. Secara demikianlah setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya
bahwa Disiplin kerja dapat memengaruhi kepuasan kerja responden menyatakan setuju perlengkapan penerangan
seorang pegawai. Ini menunjukkan ada kesesuaian antara lampu dalam ruangan kerja sudah baik dan memadai.
hipotesa dengan data sekaligus memperkuat pernyataan Tanggapan Pernyataan “Saya Menjalin Hubungan
Handoko Disiplin kerja adalah kesediaan seseorang yang Baik Dengan Pegawai Lain”, sebanyak 11 responden
timbul denngan kesadaran sendiri untuk mengikuti (35.5%) menyatakan sangat setuju saya menjalin
peraturan-peraturan yang berlaku dalam organisasi hubungan baik dengan pegawai lain, 19 responden
(2016:344). (61.3%) menyatakan setuju saya menjalin hubungan baik
Dikaitkan dengan fenomena dilokasi penelitian dengan pegawai lain, 1 responden (3.2%) menyatakan
dimana masih ditemui pegawai yang kurang netral/ tidak bependapat saya menjalin hubungan baik
mencerminkan tingkat kedisiplinan yang baik, kurang dengan pegawai lain, dan tak satupun responden yang
dapat memanfaatkan waktu kerja secara efektif tentu akan menyatakan bahwa tidak setuju serta sangat tidak setuju.
memengaruhi tingkat kepuasan kerja pegawai dan pada Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya responden
gilirannya akan berpengaruh pada kinerja pegawai itu menyatakan setuju menjalin hubungan baik dengan
sendiri. pegawai lain.
Tanggapan Pernyataan “Saya Tidak Mempunyai
Konflik Dengan Sesama Pegawai”, sebanyak 1 responden
(3.2%) menyatakan sangat setuju saya tidak mempunyai menunjukkan bahwa pada umumnya responden
konflik dengan sesama pegawai, 20 responden (64.5%) menyatakan bahwa setuju gaji yang didapatkan sebanding
menyatakan setuju saya tidak mempunyai konflik dengan dengan pekerjaan yang dikerjakan.
sesama pegawai, 10 responden (32.3%) menyatakan Tanggapan Pernyataan “Kondisi Ditempat Kerja
netral/ tidak bependapat saya saya tidak mempunyai Sangat Nyaman Dan Menyenangkan’, sebanyak 5
konflik dengan sesama pegawai, dan tak satupun responden (16.1%) menyatakan sangat setuju kondisi
responden yang menyatakan bahwa tidak setuju serta ditempat kerja sangat nyaman dan menyenangkan, 25
sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pada responden (80.6%) menyatakan setuju kondisi ditempat
umumnya responden menyatakan setuju tidak mempunyai kerja sangat nyaman dan menyenangkan, 1 responden
konflik dengan sesama pegawai. (3.2%) menyatakan netral/ tidak berpendapat kondisi
Tanggapan Pernyataan “Ketersediaan Toilet Yang ditempat kerja sangat nyaman dan menyenangkan dan tak
Bersih Dan Tempat Istirahat Dapat Menambah satupun responden yang menyatakan bahwa tidak setuju
Kenyamanan Saya Dalam Bekerja”, sebanyak 2 responden serta sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pada
(6.5%) menyatakan sangat setuju ketersediaan toilet yang umumnya responden menyatakan setuju kondisi ditempat
bersih dan tempat istirahat dapat menambah kenyamanan kerja sangat nyaman dan menyenangkan. Dikaitkan
saya dalam bekerja, 23 responden (74.2%) menyatakan dengan fenomena dilokasi penelitian dimana masih
setuju ketersediaan toilet yang bersih dan tempat istirahat ditemui pegawai yang kurang mencerminkan tingkat
dapat menambah kenyamanan saya dalam bekerja, 6 kepuasan kerja salah satu penyebab lingkungan kerja pada
responden (19.4%) menyatakan netral/ tidak berpendapat gilirannya akan berpengaruh pada kinerja pegawai itu
ketersediaan toilet yang bersih dan tempat istirahat dapat sendiri, Hal ini sejalan dengan pendapat Rizki Novriyanti
menambah kenyamanan saya dalam bekerja, dan tak Zahara dan Hajan Hidayat (2017) yang menyatakan
satupun responden yang menyatakan bahwa tidak setuju kepuasan kerja berpengaruh Terhadap kinerja
serta sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pada Kepuasan kerja adalah adalah keadaan emosional
umumnya responden menyatakan setuju ketersediaan toilet yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana
yang bersih dan tempat istirahat dapat menambah para karyawan memandang pekerjaannya (Sunyoto, 2012).
kenyamanan dalam bekerja. Disiplin Kerja berpengaruh signifikan terhadap
Dikaitkan dengan fenomena dilokasi penelitian Kinerja Pegawai melalui Kepuasan Kerja Pegawai
dimana masih ditemui kondisi lingkungan kerja masih Kantor Kecamatan Pandih Batu Kabupaten Pulang
kurang kurang baik, nyaman, kondusif dan pada gilirannya Pisau
tidak berpengaruh pada kinerja pegawai itu sendiri, hal ini Disiplin kerja merupakan salah satu faktor yang
tidak sejalan dengan pendapat Nela Pima Rahmawanti, dapat memepengaruhi kinerja pada organisasi melalui
Bambang Swasto, dan Arik Prasetya (2014) yang disiplin diri karena disiplin diri sangat besar perannya
menyatakan lingkungan kerja berpengaruh Terhadap dalam mencapai tujuan organisasi (Rivai,2009:824).
kinerja. Berdasarkan hasil pengujian pengaruh tidak langsung
Kepuasan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai melalui
Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan Pandih Batu Kepuasan Kerja memiliki nilai P-Value 0,004 lebih kecil
Kabupaten Pulang Pisau dari 0,05 yang artinya adanya intervening antara Disiplin
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui Kerja terhadap Kinerja Pegawai melalui Kepuasan Kerja.
pengaruh langsung Disiplin Kerja terhadap kinerja Ini menunjukkan ada kesesuaian antara hipotesa dengan
Pegawai adalah signifikan. Temuan ini didukung oleh data sekaligus memperkuat pernyataan Rivai (2009:284).
analisis frekuensi jawaban responden sebagaimana Tabel Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Kenneth dan Gary
5.8 bahwa Tanggapan Pernyataan “Gaji Yang Diterima (2003:97) Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
Cukup Untuk Memenuhi Kebutuhan Dasar Hidup Saya”, antara lain adalah disiplin kerja, hal ini diperlukan untuk
sebanyak 9 responden (29.0%) menyatakan sangat setuju menghasilkan kinerja yang bagus dengan disiplin kerja
gaji yang diterima cukup untuk memenuhi kebutuhan akan melakukan pekerjaan yang maksimal dan kinerja
dasar hidup saya, 15 responden (48.4%) menyatakan yang dihasilkan akan menjadi lebih bagus.
setuju gaji yang diterima cukup untuk memenuhi Penelitian ini mendukung dan konsisten dengan
kebutuhan dasar hidup saya, 7 responden (22.6%) penelitian yang dilakukan oleh Arfian Alwi dan Indra
menyatakan netral/ tidak berpendapat gaji yang diterima Suhendra (2019) yang menunjukkan pengaruh positif
cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup saya, dan signifikan secara tidak langsung bahwa kepuasan kerja
tak satupun responden yang menyatakan bahwa tidak berhasil memediasi disiplin kerja terhadap kinerja
setuju serta sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan pegawai.
bahwa pada umumnya responden menyatakan setuju gaji Lingkungan Kerja berpengaruh signifikan terhadap
yang diterima cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar Kinerja Pegawai melalui Kepuasan Kerja Pegawai
hidup. Tanggapan Pernyataan “Gaji Yang Didapatkan Kantor Kecamatan Pandih Batu Kabupaten Pulang
Sebanding Dengan Pekerjaan Yang Dikerjakan”, sebanyak Pisau
7 responden (22.6%) menyatakan sangat setuju gaji yang Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada
didapatkan sebanding dengan pekerjaan yang dikerjakan, disekitar pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam
23 responden (74.2%) menyatakan setuju gaji yang menjalankan tugas-tugas yang dibebankan (Kaswan,
didapatkan sebanding dengan pekerjaan yang dikerjakan, 1 2017).
responden (3.2%) menyatakan netral/ tidak berpendapat Berdasarkan hasil pengujian pengaruh tidak langsung
gaji yang didapatkan sebanding dengan pekerjaan yang Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai melalui
dikerjakan, dan tak satupun responden yang menyatakan Kepuasan Kerja memiliki nilai P-Value 0,060 lebih besar
bahwa tidak setuju serta sangat tidak setuju. Hal ini dari 0,05 yang artinya tidak adanya intervening antara
Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai melalui belum dapat menunjang kenyamanan kerja dimana
Kepuasan Kerja. Ini menunjukkan ada ketidaksesuaian didapati dari hasil wawancara bahwa terdapat
antara hipotesa dengan data sekaligus memperlemah ketidaksamarataan pemberian fasilitas pendingin
pernyataan Kaswan (2017). Hasil penelitian ini sesuai juga ruangan, dimana hal tersebut tentunya akan menjadi
dengan teori Bambang (1993) Lingkungan kerja kendala atas kenyamanan kerja pegawai, untuk itu
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja pihak pimpinan dari Kantor Kecamatan Pandih Batu
seseorang. Kabupaten Pulang Pisau diharapkan untuk dapat
melengkapi fasilitas kerja yang ada kepada seluruh
lingkungan kerja
KESIMPULAN DAN SARAN 3. Dalam Kepuasan Kerja, instansi harus tetap menjaga
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada tingkat kepuasan kerja pegawai dengan memperhatikan
bab 5, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Kepuasan
berikut: Kerja. Dengan lebih memperhatikan hubungan
1. Disiplin berpengaruh secara langsung terhadap pegawai dengan teman kerjanya, untuk menjaga
Kepuasan Kerja kerja. Semakin tinggi disiplin kerja hubungan terjalin dengan baik, atasan sebaiknya
pegawai maka kepuasan kerja juga akan semakin memberikan contoh tentang bagaimana bergaul dan
tinggi bersosialisasi dengan rekan kerja, dan bagaimana
2. Lingkungan Kerja berpengaruh secara langsung membentuk suasana kerja yang kekeluargaan agar
terhadap Kepuasan Kerja kerja. Semakin baik pegawai merasa nyaman bekerja dan Disarankan
lingkungan kerja pegawai maka kepuasan kerja juga kepada pihak manajemen organisasi agar dalam
akan semakin tinggi meningkatkan disiplin kerja maka perlu ditingkatkan
3. Disiplin berpengaruh secara langsung terhadap Kinerja tingkat kehadiran pegawai dan selain itu perlu
Pegawai. Semakin tinggi disiplin kerja pegawai maka pemanfaatan waktu kerja dalam penanganan pekerjaan
kinerja juga akan semakin tinggi.
4. Lingkungan Kerja berpengaruh secara langsung UCAPAN TERIMA KASIH
terhadap Kinerja Pegawai. Semakin baik lingkungan Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang
kerja pegawai maka kinerja juga akan semakin tinggi. tua dan bapak/ibu dosen yang telah memberi dukungan
5. Kepuasan Kerja tidak berpengaruh secara langsung dalam bentuk finansial, fasilitas, atau legalitas terhadap
terhadap Kinerja Pegawai. Semakin tinggi kepuasan penelitian ini.
kerja pegawai belum tentu sepenuhnya mampu
meningkatkan kinerja
6. Adanya intervening antara Disiplin terhadap Kinerja DAFTAR PUSTAKA
Pegawai melalui Kepuasan Kerja. Semakin tinggi [1] Akbar, M. Atshil Maulana. 2017. Pengembangan
Disiplin Kerja yang di dorong dengan tingkat kepuasan Ekonomi Masyarakat Melalui Badan Usaha
kerja pegawai maka kinerja juga akan semakin tinggi Milik Desa (Bumdes) Desa Hanura Kecamatan
7. Tidak adanya intervening antara Lingkungan Kerja Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran.Tesis
terhadap Kinerja Pegawai melalui Kepuasan Kerja. Program UIN Raden Intan Lampung.
Semakin tinggi Disiplin Kerja yang didorong dengan
tingkat kepuasan kerja pegawai belum tentu [2] Bintarto, R 1983.Interaksi Desa-Kota dan
meningkatkan kinerja pegawai Permasalahannya, Ghalia No. No. Chozin,
Berdasarkan hasil penelitian diatas dengan melihat Sumardjo dan Susetiawan, 2010. Pembangunan
indikator dari variable yang ada, maka saran-saran yang Pedesaan dalam Rangka Peningkatan
dapat disampaikan sebagai berikut: Kesejahteraan Masayarakat. IPB Press, Bogor.
1. Dalam meningkatkan kedisiplinan pegawai dalam
menyelesaikan beban pekerjaan, pihak Kantor [3] Dewi, Amelia Kusuma. 2014. Peranan Badan
Kecamatan Pandih Batu Kabupaten Pulang Pisau harus Usaha Milik Desa (BUMDes) Sebagai Upaya
selalu menegakkan peraturan-peraturan yang berlaku dalam Meningkatkan Penadapatan Asli Desa
terhadap pegawainya dan memberikan sanksi terhadap serta menumbuhkan Perekonomian Desa. Journal
pelanggaran yang dilakukan oleh pegawainya baik of Rural and Development, Vol. 5 No. 1.
secara sengaja maupun tidak sengaja. Dengan adanya
penegakkan aturan ini diharapkan dapat meningkatkan [4] Erlina, 2011. Metodologi Penelitian: Untuk
prestasi kerja pegawai sesuai beban kerja yang telah Akuntansi. Medan: USU Press.
dilaksanakannya
2. Untuk dapat memperhatikan kondisi lingkungan kerja [5] Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Multivariate
yang dirasa kurang nyaman, seperti faktor kerapian dengan Program IBM SPSS 21 (Edis7).
ruangan kerja. Untuk dapat melakukan pemantauan [6] Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis
dan teguran kepada pihak pegawai yang didapati tidak Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23
mau membereskan berkas kerja mereka, selanjutnya (Edisi 8). Semarang: Badan Penerbit Universitas
luas ruangan kerja yang dianggap kurang memadai Diponegoro.
oleh beberapa pegawai, hal ini tentu dapat
mempengaruhi kualitas kerja dikarenakan akan [7] Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis
memunculkan peluang terjadinya konflik antar Multivariate Dengan Program SPSS
pegawai didalam bekerja, suhu ruangan juga masih
(Edisi4). Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.

[8] Ramadhan, Coristya Berlian. 2013. Keberadaan


Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sebagai
Penguatan Ekonomi Desa. Jurnal Administrasi
Publik, Vol.1, No.6.

[9] Republik No., 2003. Undang-Undang Nomor 17


tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Republik
No., 2005. PP Nomor 72 Tahun 2005 tentang
Desa.

You might also like