You are on page 1of 67
MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA. PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA. NOMOR PER/06/M.PAN/4/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH SOSIAL DAN ANGKA KREDITNYA Menimbang Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA, cde bahwa dalam rangka pengembangan karier dan peningkatan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil yang menjalankan tugas penyuluhan bidang pembangunan kesejahteraan sosial, dipandang perlu menetapkan Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial dan Angka Kreditnya; bahwa penetapan Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial dan Angka Kreditnya sebagaimana dimaksud di atas, ditetapkan dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara; Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara RI Tahun 1974 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3039); Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); B 3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentian/Pemberhentian Sementara Pegawai Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1966 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2797); 4, Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1977 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3098), sebagaimana telah sepuluh kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 23); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3176); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun "2000 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4015), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4332); 8, Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 195, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4016), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 31, 14 10. We ars aaa ‘Memperhatikan : a. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4192); Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 196, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4017), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4193); Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019); Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263); Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipit; Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia; Usul Menteri Sosial dengan surat Nomor B/B.06/SJ/1I.08/MS tanggal 14 Februari 2008; Pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) dengan surat Nomor K.26-30/V.31-4/93 tanggal 18 Maret 2008 6 Menetapkan MEMUTUSKAN : :PERATURAN = MENTERI. =“ NEGARA_—s PENDAYAGUNAAN. APARATUR NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL. PENYULUH SOSIAL DAN ANGKA KREDITNYA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini yang dimaksud dengan: 1. Penyuluh Sosial adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan bidang pembangunan kesejahteraan sosial yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang. 2. Penyuluhan sosial adalah suatu proses pengubahan perilaku yang dilakukan melalui penyebarluasan__informasi, komunikasi, motivasi dan edukast oleh Penyuluh Sosial baik secara lisan, tulisan maupun peragaan kepada kelompok sasaran sehingga muncul pemahaman yang sama, pengetahuan dan kemauan guna berpartisipasi secara aktif datam pembangunan kesejahteraan sosial. 3, Pembangunan kesejahteraan sosial adalah program-program dan kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan datam rangka penanganan permasalahan sosial, dan peningkatan serta pengembangan kesejahteraan sosial masyarakat. 4, Kesejahteraan sosial adalah suatu tata Kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spirituil yang ditiputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman tahir bathin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk 76 mengadakan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasita. 5. Angka Kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang Penyuluh Sosial dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya. 6. Tim Penilai Angka Kredit adatah tim penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan bertugas untuk membantu menilai prestasi kerja Penyuluh Sosial. BAB II RUMPUN JABATAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, DAN INSTANS! PEMBINA. Pasal 2 Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial termasuk dalam rumpun Ilmu Sosiat dan yang berkaitan. Pasal 3 (1) Penyutuh Sosial berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional penyuluhan sosial pada unit kerja Departemen Sosial, Dinas/Instansi yang melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di bidang kesejahteraan sosial_Provinsi/ Kabupaten/Kota. (2) Penyuluh Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil. Pasal 4 Tugas pokok Penyuluh Sosial adalah melaksanakan penyuluhan ‘sosial dan pengembangan penyuluhan sosial. Pasal 5 (1) Instansi Pembina Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial adatah Departemen Sosial. (2) Departemen Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melaksanakan tugas pembinaan, yang antara lain ‘meliputi: a. Menyusun pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial; b. Menetapkan standar kompetensi Jabatan Penyuluh Sosial; . Menetapkan pedoman formasi Jabatan Penyuluh Sosial; 4d. Melakukan pengkajian dan pengusulan tunjangan Jabatan Penyuluh Sosial; €. Mensosialisasikan Jabatan Penyuluh Sosial serta petunjuk pelaksanaannya; f. Menyusun kurikulum dan modul pendidikan dan pelatihan jabatan Penyuluh Sosial; 8. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan fungsional/ teknis fungsional Penyuluh Sosial; h, Mengembangkan sistem informasi jabatan Penyutuh Sosial,; i, Memfasilitasi pelaksanaan Jabatan Penyuluh Sosial; j. Memfasilitasi pembentukan organisasi Profesi Penyutuh Sosial; k. Memfasilitasi penyusunan dan penetapan etika profesi dan kode etik Penyuluh Sosial; dan |. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Jabatan Penyuluh Sosial. BAB ill 'UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN, Pasal 6 Unsur dan sub unsur kegiatan Penyuluh Sosial yang dinilai angka kreditnya, adalah: a. Pendidikan, terdiri atas : 1. Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar; 2. Pendidikan dan petatihan (Diklat) fungsional di bidang penyuluhan sosial serta memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) atau sertifikat; dan 3. Pendidikan dan pelatihan (Diklat) prajabatan dan memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) atau sertifikat. b. Penyuluhan sosial, terdiri atas : 1. Persiapan penyuluhan sosial; 2. Pelaksanaan penyuluhan sosial, ¢. Pengembangan penyuluhan sosial, terdiri atas : 1. Pengkajian kebijakan penyuluhan sosial; 2. Pengembangan program penyuluhan sosial; 3. Pengembangan model, metode, teknik, dan media penyuluhan sosial; 4, Pengembangan kemitraan dan jejaring kerja penyuluhan kemasyarakatan; 5. Evaluast pengembangan kualitas penyuluhan sosial; 6. Evaluasi penyuluhan sosial secara komprehensif; dan 7. Memberikan konsultasi dalam persiapan, pelaksanaan dan pengembangan kualitas penyuluhan sosial. d. Pengembangan profesi, terdiri atas : 1. Penyusunan karya ilmiah tulis/karya ilmiah di bidang penyuluhan pembangunan kesejahteraan sosial; Penerjemahan / penyaduran buku dan bahan lainnya di bidang penyuluhan pembangunan kesejahteraan sosial; Pembuatan buku pedoman/petunjuk _pelaksanaan/ Petunjuk teknis di bidang penyuluhan pembangunan kesejahteraan sosial; Partisipasi aktif datam penerbitan buku/majatah di bidang penyuluhan pembangunan kesejahteraan sosial; dan Pelaksanaan studi banding di bidang penyuluhan pembangunan kesejahteraan sosial. e. Penunjang tugas Penyuluh Sosial, terdiri atas : 1 2. Pengajar / Pelatih di bidang penyuluhan sosial; Peran serta dalam seminar/lokakarya/konferensi di bidang penyuluhan sosial; . Keanggotaan dalam organisasi_profesi_ di _bidang penyuluhan sosial; Keanggotaan dalam Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial; Perolehan penghargaan/ tanda jasa; dan . Perolehan getar kesarjanaan lainnya; BAB IV JENJANG JABATAN DAN PANGKAT Pasal 7 (1) Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial adalah Jabatan Tingkat Anti. (@) Jenjang jabatan Penyuluh Sosial dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, adalah: a. Penyuluh Sosial Pertama; b. Penyuluh Sosial Muda; dan . Penyuluh Sosial Madya; (3) Jenjang pangkat Penyuluh Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, adalah: a. Penyuluh Sosial Pertama: 1, Penata Muda golongan ruang Ill/a; dan 2, Penata Muda Tingkat | golongan ruang {il/b. b. Penyuluh Sosial Muda: 1, Penata golongan ruang Ill/c; dan 2. Penata Tingkat | golongan ruang IlI/d. c. Penyuluh Sosial Madya: 1. Pembina golongan ruang IV/a; 2. Pembina Tingkat | golongan ruang IV/b; dan 3. Pembina Utama Muda gotongan ruang IV/c. (4) Jenjang pangkat untuk masing-masing jabatan Penyuluh Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah jenjang pangkat dan jabatan berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki sebagaimana dimaksud dalam Lampiran | Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini. (5) Penetapan jenjang jabatan Penyuluh Sosial untuk pengangkatan dalam jabatan ditetapkan berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, sehingga dimungkinkan pangkat dan jenjang tidak sesuai dengan pangkat dan jenjang sebagaimana dimaksud pada ayat (3). at BABY RINCIAN KEGIATAN DAN UNSUR YANG DINILAI DALAM MEMBERIKAN ANGKA KREDIT Pasal 8 (1)Rincian kegiatan Penyuluh Sosial sesuai dengan jenjang jabatan adalah sebagai berikut : a. Penyuluh Sosial Pertama : 1 Menyusun gambaran umum tentang kondisi, situasi, isu-isu, permasalahan, dan = atau_—program Kesejahteraan sosial secara faktual yang akan disuluhkan di daerah non rawan sosial; Menetapkan sasaran garapan penyuluhan sosial_ massat di daerah non rawan sosial; Menetapkan sasaran garapan penyuluhan__sosial kelompok/organisasi di daerah non rawan sosial; Menetapkan sasaran garapan penyuluhan sosial individu dan keluarga di daerah non rawan sosial; Melakukan asesmen terhadap kelompok sasaran dan lingkungan sosial komunitas atau massal di daerah non rawan sosial; Melakukan asesmen terhadap kelompok sasaran dan lingkungan sosial kelompok/organisasi di daerah non rawan sosial; Melakukan assesmen terhadap kelompok sasaran dan lingkungan sosial individu dan keluarga di daerah non rawan sosial; Merencanakan program penyuluhan sosial komunitas/ massal di daerah non rawan sosial; Merencanakan program penyuluhan sosial kelompok/ organisasi di daerah non rawan sosial; 82 10. 1. 12. 13, 14, 15, 16. 17. 18. 19. 20. ‘Merencanakan program penyuluhan sosial individu dan keluarga di daerah non rawan sosial; Pembahasan rencana penyutuhan sosial_ sebagai peserta; Membahas rancangan materi penyuluhan sosial massal secara langsung dengan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; ‘Membahas rancangan materi penyuluhan sosial massat secara langsung tanpa alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; Membahas rancangan materi penyuluhan sosial kelompok secara langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; Membahas rancangan materi penyuluhan sosial kelompok secara langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; Membahas rancangan materi penyuluhan _sosial individu secara langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; Membahas rancangan materi penyuluhan _ sosial individu secara langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; ‘Menyusun rancangan materi penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media elektronik sebagai petaku; Membahas rancangan materi penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media elektronik sebagai peserta; ‘Membahas rancangan materi penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media cetak sebagai peserta; 83 2. 22. os 24, 25. 26. 27. 28. 29. 30. ‘Melakukan kegiatan penyuluhan sosial langsung secara massat dengan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial; Melakukan kegiatan penyuluhan sosial langsung secara massal tanpa alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial; Melakukan kegiatan penyuluhan sosial langsung secara kelompok dengan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial; Melakukan kegiatan penyuluhan sosial langsung secara kelompok tanpa atat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial; Melakukan kegiatan penyuluhan sosial langsung secara individu tanpa alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial; ‘Menjadi pelaku dalam proses penyutuhan sosiat tidak langsung melalui media alternatif (ketoprak, wayang, calung, dll); ‘Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial massal langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat_peraga di daerah rawan sosiat dalam tim sebagai anggota; Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial massal langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat_ peraga di daerah non rawan sosial dalam tim sebagai anggota; ‘Melakukan perbahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial massal langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial massal tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim sebagai anggota; ta 32. 33. 34, 35. 36. 37. 38. 39, Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial massat tidak langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial dalam tim sebagai anggota; Melakukan pembahasan hasil evaluasi_penyuluhan sosial massal tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; Melakukan evaluasi_ kegiatan penyuluhan —sosial kelompok langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim sebagai anggota; Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial ketompok langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial dalam tim sebagai anggota; ‘Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial kelompok langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat_peraga sebagai peserta; ‘Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial kelompok tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim sebagai anggota; Melakukan evaluasi_ kegiatan penyuluhan _ sosial kelompok tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerafi non rawan sosial dalam tim sebagai anggota; Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial kelompok tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; ‘Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan__ sosial individu langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim sebagai anggota; 85 4. 42, 4a. 45. 46. 47. 48. 49, ). Melakukan evaluasi_ kegiatan penyuluhan —sosial individu langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial dalam tim sebagai anggota; ‘Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial individu langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; ‘Melakukan evaluasi_kegiatan penyuluhan _sosial individu tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim sebagai anggota; Melakukan evaluasi_ kegiatan penyuluhan sosial individu tidak tangsung tanpa menggunakan atat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial datam tim sebagai anggota; |. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial individu tidak langsung tanpa menggunakan atat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; ‘Melakukan evaluasi pelaksanaan penyuluhan sosiat tidak tangsung dalam bentuk media elektronik dalam tim sebagai anggota; ‘Melakukan pembahasan hasil evaluasi pelaksanaan penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media elektronik sebagai peserta; Melakukan evaluasi pelaksanaan penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media cetak dalam tim sebagai anggota; ‘Melakukan pembahasan hasil evaluasi pelaksanaan Penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media cetak sebagai peserta; ‘Melakukan evaluasi pelaksanaan penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media peragaan atau media alternatif datam tim sebagai anggota; 86 50. Bt. 52. 53. 55. 56. A 58. 59. 60. 61. 62. Melakukan pembahasan hasil evaluasi pelaksanaan penyuluhan sosial tidak tangsung dalam bentuk media peragaan atau media alternatif sebagai peserta; Melakukan pengkajian kebijakan penyuluhan sosial dalam tim sebagai anggota; ‘Membahas hasil_pengkajian kebijakan penyuluhan sosial sebagai peserta; Diseminasi hasil pengkajian kebijakan_ penyuluhan sosial dalam tim sebagai anggota; |. Melakukan pengembangan program penyuluhan sosial dalam tim sebagai anggota; Membahas draft atau hasit uji coba pengembangan program penyuluhan sosial sebagai peserta; Diseminasi hasil pengembangan program penyuluhan sosial dalam tim sebagai anggota; ‘Melakukan pengembangan model, metode, teknik dan media penyuluhan sosial dalam tim sebagai anggota; Membahas draft atau hasil uji coba pengembangan model, metode, teknik, dan media penyuluhan sosial sebagai peserta; Diseminasi hasil Pengembangan model, metode, teknik, dan media penyuluhan sosiat dalam tim sebagai anggota; ‘Melakukan pengembangan kemitraan dan jejaring kerja penyuluhan kemasyrakatan dalam tim sebagai anggota ; ‘Melakukan evaluasi pengkajian kebijakan penyuluhan sosial dalam tim sebagai anggota ; Melakukan —evaluasi_-pengembangan program penyuluhan sosial dalam tim sebagai anggota; 87 63. Melakukan evaluasi pengembangan model, metode, teknik, dan media penyuluhan sosial dalam tim sebagai anggota; 64, Melakukan evaluasi. pengembangan kemitraan dan jejaring kerja penyuluhan kemasyrakatan dalam tim sebagai anggota ; 65. Melaksanakan evaluasi_penyuluhan sosial_secara komprehensif dalam tim sebagai anggota; 66. Melakukan pembahasan hasil evaluasi_ penyuluhan sosial secara komprehensif sebagai peserta; dan 67. Diseminasi_hasit evaluasi_ penyuluhan sosial secara komprehensif sebagai anggota; . Penyuluh Sosial Muda : 1. Menyusun gambaran umum tentang kondisi, situasi, ‘su-isu, permasalahan, dan atau_—_—program kesejahteraan sosial secara faktual yang akan disuluhkan di daerah rawan sosial; 2. Menetapkan sasaran garapan penyuluhan sosial_ massal di daerah rawan sosial; 3. Menetapkan sasaran garapan penyuluhan sosial ketompok/organisasi di daerah rawan sosial; 4. Menetapkan sasaran garapan penyuluhan sosial individu dan keluarga di daerah_rawan sosial; 5. Melakukan asesmen terhadap kelompok sasaran dan Uingkungan sosial Komunitas/massal di daerah rawan sosial; 6. Melakukan asesmen terhadap kelompok sasaran dan lingkungan sosial kelompok/organisasi di daerah rawan sosial; 7. Melakukan asesmen terhadap kelompok sasaran dan lingkungan sosial individu dan keluarga di daerah rawan sosial; 88 10. 1 12. 13. 14, 15. 16. 47. 18. 19. Merencanakan program penyutuhan sosial komunitas/ massal di daerah rawan sosial; Merencanakan program penyuluhan sosial kelompok/ organisasi di daerah rawan sosial; Merencanakan program penyuluhan sosial individu dan keluarga di daerah rawan sosial; Pembahasan rencana penyuluhan sosial sebagai penyaji; Pembahasan rencana penyuluhan sosial sebagai peserta; Menyusun rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara massal dengan alat bantu dan atau alat peraga; Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara massal dengan alat bantu dan atau alat peraga sebagai penyaji; Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara massal dengan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; Menyusun rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara massal tanpa alat bantu dan atau alat peraga; Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara massal tanpa alat bantu dan atau alat peraga sebagai penyaji; Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara massal tanpa alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; ‘Menyusun rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara kelompok dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga; 20. 21. 2. 23. 24, 25. 26. 7 28. 29, 30. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara kelompok dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai penyaji; Membahas rancangan materi penyuluhan _sosial langsung secara kelompok dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; Menyusun rancangan materi penyuluhan —sosial langsung secara kelompok tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga; |. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara kelompok tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai penyaji; Membahas rancangan materi penyuluhan _sosial langsung secara kelompok tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; ‘Membahas rancangan materi penyuluhan —sosial langsung secara individu dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; ‘Menyusun rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara individu dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga; Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara individu tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai penyaji; Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara individu tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai pembahas; Membahas rancangan materi penyuluhan —sosial langsung secara individu tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; ‘Menyusun rancangan materi penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media elektronik sebagai penulis naskah; 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. A Menyusun rancangan materi penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media elektronik sebagai pengatur taku; Membahas rancangan materi penyuluhan sostal tidak langsung dalam bentuk media elektronik sebagai penyaji; Membahas rancangan materi penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media elektronik sebagai pembahas; Membahas rancangan materi penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media elektronik sebagai peserta; Menyusun rancangan materi penyuluhan sosial tidak tangsung dalam bentuk media cetak; Membahas rancangan materi penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media cetak sebagai penyaji; Membahas rancangan materi penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media cetak sebagai pembahas; Membahas rancangan materi penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media cetak sebagai peserta; Melakukan prakondisi pelaksanaan penyuluhan sosial di daerah non rawan sosial; Melakukan evaluasi persiapan penyuluhan sosial dengan perumusan gambaran umum tentang kondisi, situasi, isu-isu, permasalahan, dan atau program kesejahteraan sosial secara faktual yang akan disuluhkan; Melakukan evaluasi persiapan penyuluhan _sosial dengan penetapan sasaran garapan penyuluhan sosial; ” 42. 43. 45. 46. 47. a 50. 51. 52. 53. Melakukan evaluasi persiapan penyuluhan sosial dengan assesmen kelompok sasaran dan tingkungan sosialnya; Melakukan evaluasi- persiapan penyuluhan sosial dengan penyusunan rencana penyuluhan sosial,; | Melakukan evaluasi persiapan penyuluhan sosial dengan penyusunan materi penyuluhan sosial; Melakukan evaluasi_ persiapan penyuluhan sosial dengan prakondisi pelaksanaan penyuluhan sosial; ‘Melakukan kegiatan penyuluhan sosial tangsung secara massal dengan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial; ‘Melakukan kegiatan penyuluhan sosial tangsung secara massal tanpa alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial; . Melakukan kegiatan penyuluhan sosial langsung secara kelompok dengan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial; Melakukan kegiatan penyuluhan sosial langsung secara kelompok tanpa alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial,; ‘Melakukan kegiatan penyuluhan sosial tangsung secara individu dengan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial; ‘Melakukan kegiatan penyuluhan sosial tangsung secara individu tanpa alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial; Menjadi pengatur taku dalam proses penyuluhan sosial tidak langsung melalui media alternatif (ketoprak, wayang, calung, dll); Melakukan evaluasi hasil penyuluhan sosial massa langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau 2 55. 56. 57. 58. 59. 61. alat_peraga di daerah rawan sosial dalam tim sebagai ketua; . Melakukan evaluasi hasil penyuluhan sosial massal tangsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat_peraga di daerah rawan sosial dalam tim sebagai anggota; Melakukan evaluasi hasil penyuluhan sosial_massal tangsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial dalam tim sebagai ketua; Melakukan evaluasi hasil penyuluhan sosiat massal langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alatperaga di daerah non rawan sosial dalam tim sebagai anggota; Melakukan pembahasan hasil evaluasi_penyuluhan sosial massal langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai penyaji; Melakukan pembahasan hasil evaluasi_penyuluhan sosial massal langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai pembahas; ‘Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial massal langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; |. Melakukan evaluasi hasil penyuluhan sosial massat tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim sebagai ketua; Melakukan evaluasi hasil penyuluhan sosial_massal tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim sebagai anggota; 3 62. 63. 65. 66. 67. 68. 69. 70. Melakukan evaluasi hasil penyuluhan sosial massal tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sebagai ketua; Melakukan evaluasi hasil penyuluhan sosial massat tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sebagai anggota; . Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial massal tidak langsung tanpa menggunakan atat bantu dan atau alat peraga sebagai penyaji; Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial massal tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; Melakukan evaluasi kegiatan —_penyuluhan__sosial kelompok langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim sebagai ketua; Melakukan evaluasi kegiatan — penyuluhan sosial ketompok langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosiat dalam tim sebagai anggota; Melakukan evaluasi kegiatan —_penyuluhan__sosial kelompok langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial dalam tim sebagai ketua; Melakukan evaluasi kegiatan —_penyuluhan_ sosial kelompok langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial dalam tim sebagai anggota; ‘Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial kelompok langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai penyaji; 94 7. 72. B. 74, 75. 76. 7. 78. 7. 80. ‘Melakukan pembahasan hasil evaluasi _penyuluhan sosial kelompok langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai pembahas; Melakukan pembahasan hasil evaluasi__penyuluhan sosial kelompok —langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; Metakukan evaluasi kegiatan —_penyuluhan _sosial kelompok tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim sebagai ketua; Melakukan evaluasi kegiatan —_penyuluhan_sosial kelompok tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim sebagai anggota; Melakukan evaluasi kegiatan —penyuluhan sosial kelompok tidak (angsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial dalam tim sebagai ketua; ‘Melakukan evaluasi kegiatan —penyuluhan_ sosial kelompok tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial dalam tim sebagai anggota; Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial kelompok tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai penyaji; ‘Melakukan pembahasan hasil evaluasi _penyuluhan sosial kelompok tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai pembahas; ‘Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosiat kelompok tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; Melakukan evaluasi kegiatan —penyuluhan_sosial individu langsung dengan menggunakan alat bantu dan 5 81. 82. 83. 85. 86. 87. 88. atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim sebagai anggota; Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan —sosial individu langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial dalam tim sebagai ketua; Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial individu langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial dalam tim sebagai anggota; ‘Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial individu langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat_peraga sebagai penyaji; - Melakukan pembahasan hasil evaluasi_penyuluhan sosial individu langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan _sosial individu tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim sebagai ketua; ‘Melakukan evaluasikegiatan penyuluhan —sosial individu tidak tangsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim sebagai anggota; ‘Melakukan evaluasi_ kegiatan penyuluhan —sosial individu tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial dalam tim sebagai ketua; Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan —sosial individu tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau ala peraga di daerah non rawan sosiat dalam tim sebagai anggota; 89. 90. n. 92. 7 94. 95. 96. 7. 98. 99. ‘Melakukan pembahasan hasil evaluasi_ penyuluhan sosial individu tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat_ peraga sebagai penyaji; ‘Melakukan pembahasan hasil evaluasi_ penyuluhan sostal individu tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; ‘Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media elektronik dalam tim sebagai ketua; ‘Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media elektronik dalam tim sebagai anggota; ‘Melakukan pembahasan hasil evaluasi kegiatan penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media etektronik dalam tim sebagai penyaji; ‘Melakukan pembahasan hasit evaluasi_ kegiatan Penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media etektronik dalam tim sebagai pembahas; Melakukan pembahasan hasil evaluasi kegiatan Penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media elektronik dalam tim sebagai peserta; ‘Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan sosial tidak tangsung dalam bentuk media cetak datam tim sebagai ketua; ‘Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media cetak dalam tim sebagai anggota; Melakukan pembahasan hasil evaluasi kegiatan penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media cetak sebagai penyaji; Melakukan pembahasan hasil evaluasi kegiatan penyuluhan sosial tidak tangsung dalam bentuk media cetak sebagai peserta; ” 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110, 11. Mengevaluasi pelaksanaan penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media peragaan/media alternatif (ketoprak, wayang, calung dll) dalam tim sebagai ketua; ‘Mengevaluasi pelaksanaan penyuluhan sosial_ tidak langsung dalam bentuk media peragaan/media alternatif (ketoprak, wayang, calung dll) dalam tim sebagai anggota; Melakukan pembahasan hasil evaluasi kegiatan penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media peragaan/media alternatif (ketoprak, wayang, calung dll) sebagai penyaji; Melakukan pembahasan hasil evaluasi _kegiatan Penyuluhan sosial tidak tangsung dalam bentuk media peragaan/media alternatif (ketoprak, wayang, calung dll) sebagai peserta; Melakukan pengkajian kebikjakan penyuluhan sosial dalam tim sebagai anngota; Membahas hasil pengkajian kebijakan penyuluhan sosial sebagai peserta; Diseminasi hasil pengkajian kebijakan penyuluhan sosial dalam tim sebagai ketua; Diseminasi hasil pengkajian kebijakan penyuluhan sosial dalam tim sebagai anggota; Melakukan pengembangan program penyuluhan sosial dalam tim sebagai anggota; ‘Membahas draft atau hasil uji coba pengembangan program penyuluhan sosial sebagai peserta; Diseminasi hasit pengembangan program penyuluhan sosial dalam tim sebagai ketua; Diseminasi hasil pengembangan program penyuluhan sosial dalam tim sebagai anggota; 8 112. 113. 114, 115. 116. 117, 118, 119, 120. 121, 122. 123. Melakukan pengembangan model, metode, teknik, dan media penyuluhan sosial dalam tim sebagai anggota; Membahas draft atau hasil uji coba pengembangan model, metode, teknik, dan media penyuluhan sosial sebagai peserta; Diseminasi hasil Pengembangan model, metode, teknik, dan media penyuluhan sosial dalam tim sebagai ketua; Diseminasi_hasil Pengembangan model, metode, teknik, dan media penyuluhan sosial dalam tim sebagai anggota; ‘Melakukan Pengembangan kemitraan dan jejaring kerja penyultuhan kemasyarakatan dalam tim sebagai anggota; Melakukan evaluasi pengkajian kebijakan penyuluhan sosial dalam tim sebagai anggota; Melakukan evaluasi_ pengembangan —_program penyuluhan sosial dalam tim sebagai anggota; Melakukan evaluasi pengembangan model, metode, teknik, dan media penyuluhan sosial dalam tim sebagai anggota; Melakukan evaluasi Pengembangan kemitraan dan jejaring kerja penyuluhan kemasyarakatan datam tim sebagai anggota; Melaksanakan evaluasi penyuluhan sosial secara komprehensif dalam tim sebagai anggota; Membahas hasil evaluasi penyuluhan sosial secara komprehensif sebagai peserta; Diseminasi hasil evaluasi penyuluhan sosial secara komprehensif dalam tim sebagai ketua; dan 124. Diseminasi hasil evaluasi penyuluhan sosial secara komprehensif dalam tim sebagai anggota. - Penyuluh Sosial Madya : 1 10. Pembahasan rencana penyuluhan sosial sebagai pembahas; Pembahasan rencana penyuluhan sosial sebagai peserta; Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara massal dengan alat bantu dan atau alat peraga sebagai pembahas; Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara massal dengan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara massal tanpa alat bantu dan atau alat peraga sebagai pembahas; Membahas rancangan materi penyuluhan sosiat langsung secara massal tanpa alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; Membahas rancangan materi penyuluhan sosiat (angsung secara kelompok dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai pembahas; ‘Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara kelompok dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara kelompok tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai pembahas; Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara kelompok tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; 100 1. 12, 13. 14. 15. 16. 17, 18. 19. 20. 21. 22. Menyusun rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara individu dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga; ‘Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara individu dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai penyaji; Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara individu dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai pembahas; Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara individu dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; ‘Membahas rancangan materi penyutuhan sosial langsung secara individu tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; Membahas rancangan materi penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media elektronik sebagai peserta ‘Membahas rancangan materi penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media cetak sebagai peserta; Melakukan prakondisi pelaksanaan penyuluhan sosial di daerah rawan sosial; Penyuluhan sosial individu dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial; Melakukan kegiatan penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media elektronik; Melakukan evaluasi hasil penyuluhan sosial massal langsung'dengan menggunakan alat bantu dan atau alat_peraga di daerah rawan sosial secara mandiri; Metakukan evaluasi hasit penyuluhan sosial massal langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau tot 23, 24, 25. 26. 27. 28. 29. 30. 3. alat_ peraga di daerah non rawan sosial secara mandiri; Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyutuhan sosial_massal langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; Melakukan evaluasi hasil penyuluhan sosial_massal tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial secara mandiri; ‘Melakukan evaluasi hasil penyuluhan sosial massal tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial secara mandiri; Melakukan pembahasan hasil evaluasi _penyuluhan sosial massal tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai pembahas; ‘Metakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial massal tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial kelompok langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial secara mandiri; Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial kelompok langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial secara mandiri; Melakukan pembahasan hasil evaluasi_ penyuluhan sosial kelompok langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat_peraga sebagai peserta; Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial kelompok tidak langsung tanpa menggunakan alat 102 32. 33, 34, 35. 36. 37. 38. 39. bantu dan atau alat_peraga di daerah rawan sosial secara mandiri; Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial kelompok tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial secara mandiri; Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial kelompok tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; ‘Melakukan evaluasi kegiatan —_penyuluhan_sosial individu tangsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim sebagai ketua; ‘Melakukan evaluasi kegiatan —_penyuluhan_sosial individu langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat_peraga di daerah rawan sosial dalam tim sebagai anggota; ‘Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial individu langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosiat_secara mandiri; ‘Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial individu langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial secara mandiri; Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial individu langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai pembahas; Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial individu langsung dengan menggunakan alat bantu dan atau alat_peraga sebagai peserta; 103 4. 42. 43. 45. 46. 47. 49. 50. Mengevaluasi pelaksanaan penyuluhan sosial individu tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan alat peraga di daerah rawan sosial secara mandit Mengevaluasi pelaksanaan penyuluhan sosial individu tidak tangsung tanpa menggunakan alat bantu dan alat_peraga di daerah non rawan sosial secara mandiri; ‘Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial individu tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai pembahas; Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial individu tidak langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta; ‘Mengevaluasi pelaksanaan penyuluhan sosial_ tidak langsung dalam bentuk media elektronik secara mandiri; Melakukan pembahasan hasil _evaluasi_kegiatan penyuluhan sosial tidak tangsung dalam bentuk media etektronik sebagai peserta; Mengevaluasi pelaksanaan penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media cetak secara mandiri; Melakukan pembahasan basil evaluasi kegiatan penyuluhan sosial tidak tangsung dalam bentuk media cetak sebagai pembahas; Melakukan pembahasan hasil evaluasi kegiatan penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media cetak sebagai peserta; ‘Mengevaluasi pelaksanaan penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media peragaan/media alternatif (ketoprak, wayang, calung dll) secara mandir; Melakukan pembahasan hasil_evaluasi_kegiatan penyuluhan sosial tidak tangsung dalam bentuk media 104 51. 52. 53. 54, 55. 56, 57. 59. 60. 61. 63. peragaan/media alternatif (ketoprak, wayang, catung ll) sebagai pembahas; Melakukan pembahasan hasil evaluasi_kegiatan penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media peragaan/media alternatif (ketoprak, wayang, calung all) sebagai peserta; ‘Melakukan pengkajian kebijakan penyuluhan sosial dalam tim sebagai ketua; Melakukan pengkajian kebijakan penyuluhan sosial datam tim sebagai anggota; Melakukan pengkajian kebijakan penyuluhan sosial secara mandiri; Membahas hasil pengkajian kebijakan penyuluhan sosial sebagai penyaji; ‘Membahas hasil pengkajian kebijakan penyuluhan sosial sebagai pembahas; ‘Membahas hasil pengkajian kebijakan penyuluhan sosial sebagai peserta; Diseminasi hasil pengkajian kebijakan penyuluhan sosial secara mandiri; ‘Melakukan pengembangan program penyuluhan sosial dalam tim sebagai ketua; Melakukan pengembangan program penyuluhan sosial dalam tim sebagai anggota; Melakukan pengembangan program penyuluhan sosial secara mandiri; Membahas draft atau hasil uji coba pengembangan program penyuluhan sosial sebagai penyaji; Membahas draft atau hasil uji coba pengembangan program penyuluhan sosial sebagai pembahas; 105 65. 66. 67. 68. 69. 70. n. nN. oe 74, 75. ‘Membahas draft atau hasil uji coba pengembangan program penyuluhan sosial sebagai peserta; Diseminasi hasil pengembangan program penyuluhan sosial secara mandiri; Melakukan pengembangan model, metode, teknik, dan media penyutuhan sosial dalam tim sebagai ketua; Melakukan pengembangan model, metode, teknik, dan media penyuluhan sosial dalam tim sebagai anggota; Metakukan pengembangan model, metode, teknik, dan media penyuluhan sosial secara mandiri; Membahas draft atau hasil uji coba pengembangan model, metode, teknik, dan media penyuluhan sosial sebagai penyaji; ‘Membahas draft atau hasil uji coba pengembangan model, metode, teknik, dan media penyuluhan sosial sebagai pembahas; Membahas draft atau hasil uji coba pengembangan model, metode, teknik, dan media penyuluhan sosial sebagai peserta; Diseminasi hasil pengembangan model, metode, teknik, dan media penyuluhan sosial secara mandiri; Melakukan pengembangan kemitraan dan jejaring kerja penyuluhan kemasyarakatan dalam tim sebagai ketua; Melakukan pengembangan kemitraan dan jejaring kerja penyuluhan kemasyarakatan dalam tim sebagai anggota; Melakukan evaluasi pengkajian kebijakan penyuluhan sosial dalam tim sebagai ketua; 106 76. 78. 80. 81, 82. 83. 84, 85. 86. 87. 88. Metakukan evatuasi pengkajian kebijakan penyuluhan sosial dalam tim sebagai anggota; Melakukan evaluasi pengkajian kebijakan penyuluhan sosial secara mandi ‘Melakukan evaluasi_- pengembangan program penyuluhan sosial dalam tim sebagai ketua; Melakukan evaluasi_- pengembangan program Penyutuhan sosial dalam tim sebagai anggota; ‘Melakukan —evaluasi_ pengembangan program penyuluhan sosial secara mandir; ‘Melakukan evaluasi pengembangan model, metode, teknik, dan media penyuluhan sosial datam tim sebagai ketuas Melakukan evaluasi pengembangan model, metode, teknik, dan media penyuluhan sosial dalam tim sebagai anggota; ‘Melakukan evaluasi pengembangan model, metode, teknik, dan media penyuluhan sosial secara mandiri; ‘Melakukan evaluasi pengembangan kemitraan dan jejaring kerja penyuluhan kemasyarakatan dalam tim sebagai ketua; Metakukan evaluasi pengembangan kemitraan dan Jejaring kerja penyuluhan kemasyarakatan dalam tim sebagai anggota; Melakukan evaluasi pengembangan kemitraan dan jelaring kerja penyuluhan kemasyarakatan secara mandi Melaksanakan evaluasi penyuluhan sosial secara komprehensif dalam tim sebagai ketua; Melaksanakan evaluasi_ penyuluhan sosial secara komprehensif dalam tim sebagai anggota; 107 89. Melaksanakan evaluasi penyuluhan sosial secara komprehensif secara mandiri; 90. Membahas hasil evaluasi penyuluhan sosial secara komprehensif sebagai penyaji; 91, Membahas hasil evaluasi penyuluhan sosial secara komprehensif sebagai pembahas; 92. Membahas hasil evaluasi penyuluhan sosial secara komprehensif sebagai peserta; 93. Diseminasi hasil evaluasi penyuluhan sosial secara komprehensif secara mandiri; 94, Melaksanakan layanan konsultasi dalam persiapan penyuluhan sosial; 95, Melaksanakan layanan konsultasi dalam pelaksanaan penyuluhan sosial; dan 96. Melaksanakan —tayanan—konsultasi_-— dalam pengembangan kualitas penyuluhan sosial. (2)Penyuluh Sosial Pertama sampai dengan Penyuluh Sosial ‘Madya yang melaksanakan kegiatan pengembangan profesi dan penunjang tugas Penyuluh Sosial diberikan nilai angka kredit sebagaimana tersebut dalam Lampiran | Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini. Pasal 9 Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat Penyuluh Sosial yang sesuai dengan jenjang jabatannya untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) maka Penyutuh Sosial lain yang berada satu tingkat di atas atau satu tingkat di bawah jenjang jabatannya dapat melakukan kegiatan tersebut berdasarkan penugasan secara tertulis dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan. 108 Pasal 10 Penilaian angka kredit pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ditetapkan sebagai berikut: a. Penyuluh Sosial yang melaksanakan tugas Penyuluh Sosial satu tingkat di atas jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan sebesar 80 % (delapan puluh persen) dari angka kredit dari setiap butir kegiatan, sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini; b, Penyuluh Sosiat yang melaksanakan tugas Penyuluh Sosial satu tingkat di bawah jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan sama (100 %) dengan angka kredit dari setiap butir kegiatan, sebagaimana tersebut dalam Lampiran | Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini. Pasal 11 (1) Unsur kegiatan yang dinilai dalam memberikan angka kredit terdiri atas: a. Unsur utama; dan b. Unsur penunjang. (2) Unsur utama terdiri atas: a. Pendidikan; b. Penyuluhan sosial; c. Pengembangan penyuluhan sosial; dan d, Pengembangan profesi Penyuluh Sosial. (3) Unsur penunjang adalah kegiatan yang _mendukung pelaksanaan tugas Penyuluh Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf e. (4) Rincian kegiatan Penyuluh Sosial dan angka kredit masing- masing unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah 109 sebagaimana tersebut dalam Lampiran | Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini. Pasal 12 (1) Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh setiap Pegawai Negeri Sipil untuk dapat diangkat dalam jabatan dan kenaikan jabatan/pangkat Penyuluh Sosiat sebagaimana tersebut dalam Lampiran Il Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, dengan ketentuan a. Paling rendah 80 % (delapan puluh persen) angka kredit berasal dari unsur utama; dan b. Paling tinggi 20 % (dua puluh persen) angka kredit berasal dari unsur penunjang. (2) Penyutuh Sosiat yang telah memiliki angka kredit melebihi angka kredit yang telah ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan angka kredit tersebut dapat diperhitungkan untuk kenaikan pangkat berikutnya. (3) Penyuluh Sosial pada tahun pertama telah memenuhi atau melebihi angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat dalam masa pangkat yang diduduki, pada tahun berikutnya diwajibkan mengumpulkan paling kurang 20 % (dua puluh persen) angka kredit dari jumah angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi yang berasal dari kegiatan tugas pokok, (4) Penyuluh Sosial Madya yang akan naik pangkat menjadi Pembina Tingkat | golongan ruang IV/b sampai dengan Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c, diwajibkan mengumputkan paling Kurang 12 (dua belas) angka kredit setiap kenaikan pangkat yang berasal dari kegiatan pengembangan profesi. (5) Penyuluh Sosiat Madya, pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c, setiap tahun sejak menduduki jenjang pangkat diwajibkan mengumputkan paling kurang 20 (dua puluh) angka kredit dari kegiatan tugas pokok. 110 Pasal 13 (1) Penyutuh Sosial yang secara bersama-sama membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang penyuluhan sosial, diberikan angka kredit dengan ketentuan sebagai berikut: a. apabila terdiri dari 2 (dua) orang penutis maka pembagian angka kreditnya adalah 60 % (enam puluh persen) untuk penulis utama dan 40 % (empat puluh persen) untuk penulis pembantu; b. apabila terdiri dari 3 (tiga) orang penulis maka pembagian angka kreditnya adalah 50 % (lima puluh persen) untuk penulis utama dan masing-masing 25 % (dua puluh lima persen) untuk penulis pembantu; atau c. apabila terdiri dari 4 (empat) orang penulis maka pembagian angka kreditnya adalah 40 % (empat puluh persen) untuk penulis utama dan masing-masing 20 % (dua putuh persen) untuk penutis pembantu. (2) Jumtah penulis pembantu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pating banyak 3 (tiga) orang. BAB VI PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT Pasal 14 (1) Untuk kelancaran penilaian dan penetapan angka kredit, setiap Penyuluh Sosial_diwajibkan mencatat dan ‘menginventarisasi seluruh_kegiatan yang dilakukan. 2) Penilaian dan penetapan angka kredit terhadap setiap Penyuluh Sosial dilakukan paling kurang 1 (satu) kali dalam setahun, Pasal 15 (1) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, adalah: 11 (2) a. Sekretaris Jenderal Departemen Sosial bagi Penyuluh Sosial Madya pangkat Pembina Tingkat | gotongan ruang IV/b sampai dengan Penyuluh Sosial Madya pangkat Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c yang berada di lingkungan Departemen Sosial dan yang berada di lingkungan Provinsi/Kabupaten/Kota; b.Kepata Pusat Penyuluhan Sosial bagi Penyuluh Sosial Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang Ill/a sampai dengan Penyuluh Sosial Madya pangkat Pembina golongan ruang IV/a di lingkungan Departemen Sosial; c. Sekretaris Daerah Provinsi bagi Penyuluh Sosial Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang Iil/a sampai dengan Penyuluh Sosial Madya pangkat Pembina golongan ruang 1V/a di lingkungan Provinsi; d. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota bagi Penyuluh Sosial Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang IlI/a sampai dengan Penyuluh Sosial Madya pangkat Pembina golongan ruang IV/a di lingkungan Kabupaten/Kota; Dalam menjalankan kewenangannya, pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh: a. Tim Penilai Jabatan Penyuluh Sosial Departemen bagi Sekretaris Jenderal Departemen Sosiat, yang selanjutnya disebut Tim Penilai Departemen; b. Tim Penilai Jabatan Penyuluh Sosial Unit Kerja Departemen Sosial bagi Kepala Pusat Penyuluhan Sosiat Departemen Sosial, yang selanjutnya disebut Tim Penilai Unit Kerja; ¢. Tim Penilai Jabatan Penyuluh Sosial Provinsi bagi Sekretaris Daerah Provinsi, yang selanjutnya disebut Tim Penilai Provinsi; dan d. Tim Penilai Jabatan Penyuluh Sosial Kabupaten/Kota bagi Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota, yang selanjutnya disebut Tim Penilai Kabupaten/Kota. 112 Pasal 16 Tim Penilai terdiri dari unsur teknis yang membidangi Pembangunan kesejahteraan sosial, unsur kepegawaian, dan pejabat fungsional Penyuluh Sosial. () @) @) (4) 6) (6) Pasal 17 Susunan keanggotaan Tim Penilai Jabatan Penyuluh Sosial, sebagai berikut: a, Seorang Ketua merangkap anggota dari unsur teknis; b. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota dari unsur kepegawaian; c. Seorang Sekretaris merangkap anggota; dan 4, Paling kurang 4 (empat) orang anggota. Anggota Tim Penilai dimaksud pada ayat (2) huruf d, paling kurang 2 (dua) orang dari pejabat fungsional Penyuluh Sosial. Syarat untuk menjadi anggota Tim Penilai adalah : a. Menduduki jabatan/pangkat paling rendah sama dengan jabatan/pangkat Penyuluh Sosial yang dinitai; b. Memiliki keahlian serta mampu untuk menilai prestasi kerja Penyuluh Sosial; dan c. Dapat aktif melakukan penilaian. Apabila jumlah anggota Tim Penilai sebagaimana dimaksud ayat (3) tidak dapat dipenuhi dari Penyuluh Sosial, maka anggota Tim Penilai dapat diangkat dari Pegawai Negeri Sipit tain yang memitiki kompetensi untuk menilai prestasi kerja Penyuluh Sosial. Masa jabatan Anggota Tim Penitat adalah 3 (tiga) tahun. Apabila Tim Penilai Unit Kerja belum dapat dibentuk karena belum memenuhi syarat keanggotaan Tim Penilai yang 113 ditentukan, penilaian dan penetapan angka kredit Penyuluh Sosial dapat dimintakan kepada Tim Penilai Departemen. (7) Apabila Tim Penilai Provinsi belum dapat dibentuk karena belum memenuhi syarat keanggotaan Tim Penilai yang ditentukan, penilaian dan penetapan angka kredit Penyuluh Sosial dapat dimintakan kepada Tim Penilai Provinsi tain terdekat atau Tim Penilai Departemen. (8) Apabila Tim Penilai Kabupaten/Kota belum dapat dibentuk karena belum memenuhi syarat keanggotaan Tim Penilai yang ditentukan, penilaian dan penetapan angka kredit Penyuluh Sosial dapat dimintakan kepada Tim Penilai Kabupaten/Kota lain terdekat atau Tim Penilai Provinsi yang bersangkutan atau Tim Penilai Departemen. (9) Pembentukan dan susunan Anggota Tim Penilai ditetapkan oleh: a, Sekretaris Jenderal Departemen Sosial untuk Tim Penilai Departemen; b. Kepala Pusat Penyuluhan Sosial Departemen Sosial untuk Tim Penilai Unit Kerja; ¢. Sekretaris Daerah Provinsi untuk Tim Penilai Provinsi; dan d, Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota untuk Tim Penilai Kabupaten/Kota. Pasal 18 (1) Pegawai Negeri Sipil yang telah menjadi Anggota Tim Penilai data 2 (dua) masa jabatan berturut-turut, dapat diangkat kembali setelah melampaui masa tenggang waktu 1 (satu) masa jabatan. (2) Dalam hal terdapat Anggota Tim Penilai yang ikut dinilai, maka Ketua Tim Penilai dapat mengangkat Anggota Tim Penitai Pengganti. 114 Pasal 19 (1) Tata kerja dan tata cara penilaian Tim Penilai Jabatan Penyuluh Sosial ditetapkan oteh Menteri Sosial selaku Pimpinan Instansi Pembina Jabatan Penyuluh Sosial. (2) Penilaian dan penetapan angka kredit Penyuluh Sosiat dilakukan paling kurang 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun, yaitu 3 (tiga) bulan sebelum periode kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil. Pasal 20 Usul penetapan angka kredit Penyuluh Sosial diajukan oleh: a, Kepala Pusat Penyuluhan Sosial Departemen Sosial, Sekretaris Daerah Provinsi, Sekretaris Derah Kabupaten/Kota kepada Sekretaris Jenderal Departemen Sosial untuk angka kredit Penyuluh Sosial Madya pangkat Pembina Tingkat | golongan ruang IV/b dan Penyuluh Sosial Madya pangkat Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c yang berada di lingkungan Departemen Sosial_ dan di_tingkungan Provinsi/Kabupaten/Kota; b. Pejabat eselon Ill yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang kepegawaian Departemen Sosial kepada Kepala Pusat Penyuluhan Sosial untuk angka kredit Penyuluh Sosial Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang Ill/a sampai dengan Penyuluh Sosial Madya pangkat Pembina golongan ruang |V/a di lingkungan Departemen Sosial; ¢, Kepala Dinas/Instansi Sosial Provinsi yang tugas dan tanggung Jawabnya di bidang penyuluhan sosial kepada Sekretaris Daerah Provinsi untuk angka kredit Penyuluh Sosial Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang IlI/a sampai dengan Penyuluh Sosial Madya pangkat Pembina golongan ruang IV/a di tingkungan Provinsi yang bersangkutan; 4. Kepala Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang penyuluhan sosial kepada Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota untuk angka kredit 115, Penyuluh Sosial Pertama pangkat Penata Muda gotongan ruang IlI/a sampai dengan Penyuluh Sosial Madya pangkat Pembina golongan ruang IV/a di ingkungan Kabupaten/Kota yang bersangkutan; Pasal 21 (1) Angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka—kredit, © digunakan untuk. mempertimbangkan kenaikan jabatan/pangkat Penyuluh Sosial sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. (2) Keputusan pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit tidak dapat diajukan keberatan oleh Penyuluh Sosial yang bersangkutan. BAB VII PENGANGKATAN DALAM JABATAN PENYULUH SOSIAL Pasal 22 Pejabat yang berwenang mengangkat Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan Penyuluh Sosial adalah Pejabat Pembina Kepegawaian yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Pasal 23 (1) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam Jabatan Penyuluh Sosial harus memenuhi syarat sebagai berikut: a. Berijazah paling rendah Sarjana (S1) sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan; b, Pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang Ill/a; dan c. Setiap unsur penilaian prestasi kerja dan pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan 116 (0P3) paling rendah bernilai baik datam 1 (satu) tahun terakhir. (2) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 2 (dua) tahun setelah diangkat harus mengikuti dan ulus diklat fungsional di bidang penyuluhan sosial yang ditentukan oleh Instansi Pembina Jabatan fungsional Penyuluh Sosial; (3) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), yang tidak lulus diklat fungsional atau tidak mengikuti diklat fungsional di bidang penyuluhan sosial, diberhentikan dari jabatan Penyutuh Sosial; (4) Pengangkatan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pengangkatan yang dilakukan melalui proses. pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil untuk mengisi Lowongan formasi jabatan Penyuluh Sosial; (5) Penetapan jenjang jabatan Penyuluh Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan berdasarkan angka kredit dari unsur pendidikan atau diperoleh dari unsur utama dan Penunjang setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredi (6) Kualifikasi pendidikan, kurikulum diklat fungsional Penyuluh Sosial, dan tata cara pelaksanaan diklat _ fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, ayat (2), dan ayat (3), ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri Sosial selaku Pimpinan Instansi Pembina Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial. Pasal 24 Disamping persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan Fungsional Penyuluh Sosial dilaksanakan sesuai dengan formasi jabatan Penyuluh Sosial dengan ketentuan sebagai berikut : a, Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Pusat dalam jabatan Penyuluh Sosial ditaksanakan sesuai dengan formasi jabatan Penyuluh Sosial yang ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang Pendayagunaan Aparatur Negara setelah mendapat pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara; 117 b. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Daerah dalam jabatan Penyuluh Sosial dilaksanakan sesuai formasi jabatan Penyuluh Sosial yang ditetapkan oleh Kepata Daerah masing-masing setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang Pendayagunaan Aparatur Negara setelah mendapat pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara. Pasal 25 (1)Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan lain kedalam jabatan Penyuluh Sosial dapat dipertimbangkan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1), dan Pasal 24; b. Telah mengikuti dan tutus Diklat fungsional penyuluhan sosial; c. Memiliki pengataman dalam kegiatan penyuluhan bidang pembangunan kesejahteraan sosial paling singkat 2 (dua) tahun; d. Usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun; dan . Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (0P3) paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir, (2)Pangkat yang ditetapkan bagi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sama dengan pangkat yang dimilikinya, dan jenjang jabatannya ditetapkan sesuai dengan jumlah angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit. (3) Jumlah angka kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dari unsur utama dan unsur penunjang. 118 BAB Vill PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, DAN PEMBERHENTIAN DARI JABATAN Pasal 26 (1) Penyuluh Sosial Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang Ill/a sampai dengan Penyuluh Sosiat Madya pangkat Pembina Tingkat | golongan ruang IV/b, dibebaskan sementara dari jabatannya apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun menduduki pangkat terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan jabatan/ pangkat setingkat lebih tinggi. (2)Penyuluh Sosial Madya pangkat Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c, dibebaskan sementara dari jabatan apabila setiap tahun.sejak menduduki jabatan/pangkatnya tidak dapat mengumputkan paling kurang 20 (dua puluh) angka kredit dari kegiatan tugas pokok. (3)Selain pembebasan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Penyuluh Sosial dibebaskan sementara dari jabatannya apabila: a. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat berupa jenis hukuman disiptin penurunan pangkat; b. Diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil; c. Ditugaskan secara penuh di luar jabatan Penyuluh Sosial; d. Menjalani cuti di luar tanggungan negara untuk persalinan ke empat dan seterusnya; atau e. Tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan. Pasal 27 (1) Penyuluh Sosial yang telah selesai menjalani pembebasan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) huruf b, huruf d, dan huruf e, dapat diangkat kembali dalam Jabatan Penyuluh Sosial. 119 (2) Penyuluh Sosial yang dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (3) huruf a, dapat diangkat kembali dalam jabatan fungsional Penyuluh Sosial apabila berdasarkan hasil pemeriksaan pihak yang berwajib, yang bersangkutan dinyatakan tidak bersalah. (3) Penyuluh Sosial yang dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (3) huruf c, dapat diangkat Kembali datam jabatan fungsional Penyuluh Sosial apabila berusia paling tinggi 2 (dua) tahun sebelum mencapai batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipit. (4) Pengangkatan kembali dalam jabatan Penyuluh Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), dengan menggunakan angka kredit terakhir yang dimiliki dan/atau angka kredit dari prestasi kerja di bidang Penyuluhan sosial yang diperoleh selama pembebasan sementara setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit. Pasal 28 Penyuluh Sosial diberhentikan dari jabatannya apabita: a, Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1), tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi; b. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2), tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan; atau ¢. Dijatuhi hukuman disiptin tingkat berat dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap, kecuali hukuman disiptin berat berupa penurunan pangkat. 120 Pasal 29 Pembebasan sementara, pengangkatan kembali, dan pemberhentian dari jabatan Penyuluh Sosial sebagaimana dimaksud Pasal 26, Pasal 27, dan Pasal 28 ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. BAB IX PENYESUAIAN/INPASSING DALAM JABATAN DAN ANGKA KREDIT Pasal 30 (1) Pegawai Negeri Sipil yang pada saat ditetapkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini telah dan masih melaksanakan tugas di bidang penyuluhan sosial berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang, dapat disesuaikan/diinpassing dalam jabatan Penyuluh Sosial dengan ketentuan : a. Berijazah paling rendah S1 atau yang setingkat; b, Pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang Ill/a; dan ¢. Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (0P3) paling kurang bernilai rata-rata baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. (2) Angka Kredit kumulatif untuk penyesuaian/inpassing dalam jabatan Penyuluh Sosial sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran Ill Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini, (3) Angka kredit kumulatif sebagaimana tersebut dalam lampiran Wl Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini, hanya berlaku sekali selama masa penyesuaian/inpassing. 124 (4) Untuk menjamin perotehan angka kredit bagi Pegawai Negeri Sipit yang disesuaikan/inpassing sebagaimana dimaksud datam ayat (1) maka dalam melaksanakan penyesuaian/ inpassing perlu mempertimbangkan formasi jabatan, BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 34 Ketentuan pelaksanaan Peraturan Menteri_—- Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini diatur lebih lanjut oleh ‘Menteri Sosial dan Kepala Badan Kepegawaian Negara. Pasal 32 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal 2 9 Apcil. 2008 122 Saas a or ana oo ee] eons ia a0 reg ven weed (1 Tasoa senna yoda a Bava og wwveg HTD mao Tis von vor woe] Spe m5 eked oro 0 ang worry yee Ih ee aN i ROTOR eer Rc Gewese oe Binvea emg wang FTG oa [pts vows vou yeeay fz Spins wiving —hiz0 0 Teng wevew wee) Tv vad WA] Sumveg wang waned (ETO 0) a epi SOS WANNA PLEO 80) 1e0g vena yeieea) (| Taos esuein oma a “ausvag mg Wed fC Coa peo weve ur wee eprntesng unig 0 ee Tag vos woeo] Teen seers a Ta aoe es wort Te ol Teor ener mu UE [ero ee THOS veneu EEG TERS Wee Taek | eos once UO ST wood nae vey "wewgeseuid ers p04 Buea rn equed ure swewney | T¥08 nvHMnANae oor | reunesigatis ufos Por eee eur) 9 joe ewesaaiis waloe 7s eaue ees fore | meres Tero PE sh BBNPETIEUE|Y] (Jai) vewmey UEP URypsLeK foros | venmesiaaiis SelGOS evempe enw] E] eur epel ys waoedum lows | eimesaatis Wale ygeRNERTRUEY Z| eu ens uNNund BERS joss emeaaaiis wal 09 sp wor Tusa] YEU VELEN RP LeypENGA ooo wi, (v4) aewnra is) euees| ¢ ooo eet aR 095 es) eves eoxeal pte Jono oz ‘ea is) z se (eS) p00) TiworeduoL Lep mS UHR onnanad ‘VANLIG3UM VHONY NVG ‘TWISOS HIINANAd TWNOISONNY NVIVEYE NVIVIOSY NVIONIS soe Rev6: WOOL sotcmnva wanna: WORON ‘VavOaN UnLYiveY NYWNNOVAYONSE YvO3N REINS NVUNLVRBE 1 NYRSAYT Tome waled_ ET een mm wind pedo Buepaa eS wwied FOO | vende ewes ee) ee wg wi SLO [vente wean a) Sy mss viviag pero [vena vena et aa ae ey a eet | snow toe bin in and a eb See ea ep tne wns ee sommes inniies buco etary | seu ews ren aos minnie! ya vba wredsone aad ep oo ne BU ES UNA Teen TERIA FD p05 wed OD euseg 6205 wind fro0 | vende eves © Seem wnt fro | vender wens o SES wivies oro Puente a ens engl) esd np oa ru ees sti os vga eu tia aN esd vp eB Le sormmeesinnians_hoe0 setveary | _prrawsiens Brodin mos vealed wu ibe won fe eid ne wD TT lin SU RF Susi 05 es uw Tor nani wetideu woNo ToS wees ATT SEV ws POO Bug ring rsied frdG | vende ewes san oon es ag PO [ends vay Co ems Wind ar [vente gases ‘Bled Sen ET ERGs Sa os ng ST a Toe vee iy wee sommes neg co 20 ess vee e520) ee ue ro Sima RaS ona TO aa rover wae so Ro5 ving hoe ee Te vee vero pe tio aun Biaag mma weg fT ee Ter eve wowed] em wed oe Ea TB5 eee eeo Tee eee a AT wi I Sa RS wg TD co oe vend uns eae Crimes Ming PEO ee sch Sparen wd EO | wa UNS ws epreeses wintved aro | vende 9 sewbos uaa ld ener pro oe sive ropa esos vend yew vebiee seven |g od we ne epee UIE] eumag emg ynplied fz tue uebvop pvp esos veg ued yt unburne usniue(e ela ere up aie oe weyenfBvea eae apa ITS UTM ¢ SER RRS wwlond fT eon 0g wnling oo umes Mog Ane” foo | wanda vreweos evi (@) eipen esoG wnmlied ero | wate 9 ewes E @ Birenereswiniied hwo | veda veves ehog) (W) I ep ontvop opp Cue ess uu wou veut: SRQUg I ei ep Raa RES] etoen emg ering xe tueury | sabi ppu Bistve 0s enna me vas wena aa enw rs re yenbhow ECA RA BEE UT 5 ee Tomaso ned TT Sm mS wind par siting neg aad fro) | wan v ees e een mS wd —fs'0 [wate taewond eon eas ping eons WRG bar = Tair onto const poo ROROGEDAT rv oS wind pro ete ‘esos unpniod eu UST ReNean| ering Wied v0 vente Tor Un nd ein ewig ena pa oS ling fox vente elon whi ep veces pane aurerse ReNeaGie| eens winked evo vee Se enn cle wanes Uden ean we] eve Gvek yer 20s sos veemfosoy wefan ne wp veyeese.ied) expres vwlied evo ese) ‘ng eres uo ue un warQues vsnuned Fenpabon |e ies uenld uedonod sea CePNeOry a SAND _ ha ol Tes new omega een ems wantoad azo ol sens wae i ean aap SiN ere, wan aS TST er 05 wins PSO furieg eg uinied fyi0 | wode pewnas assed (0 rns MAME PEL woreda WSS ‘Seewng) (| vues wed fav” [vente yeas sete) "Fa epma ea "rs ee sree wrieg bc vetiecuey __[yeioq weep Be 58 mene reid yew ee enn "et ops Le wee Enso eS VRAIN Tap RS TRS _ ETO ep PS wing 500 Bomvag mos wed BO) | vedere anes sxasog) (0 epanmees winlieg ovo | venters ees Haniel 2 epg wad er | een pens wy Sareea ie ee ear eS wed _porO Tey Teinetied Bue 05 elied sO toe rise C2] soon m5 winking puz0 viene weer oveed| Cy "wane ore) pena weep Br ers ns ede eves ce ‘np eps i wa Bai EPA RS eI ors ee ns aR whew rapes nied ey wendey sm a = [atasos eats ho — vires unas pez ves] al erate parr aT eG 0 ung ens wining or venir, emis winked EO wei ‘ q 1B up mee vjanbiow Lebo funsbue ems wus cond TES Ue SEERA] y Sa ea ae] euenaresos wniay boro ener) _| neue nu nu fins et ss eyed so wR phon poy esos unwind aro oa Sate es | Sunes Sonn noe ruc pou nes Sn 98 oe eid ed REESE FATT aT SS EOE yn i rae TURF WHT VO NE “ewreyed reso winking fr 0 wewode7 05 Uewes vou yeNaeOTTZ ory ests unnong feo al es vel eg TSS ER MS Sane wg ES wai ios one to engl Toa es Wied OOS ro Teo vee wee aT Toe ap MS one OE Taaimg may ng fT ear ea esos etna EHD wom saab es wing AT eae ibs wove wo wee wows uned pero weak ror venom Ta a eo I uno a Tomas nS aNd Prd eat esos ooo eee Smeg antag BEET eT vara teen 8 ve er ee ewbtiow wi Gren ore fuse, es unnevangA Taming ws wR TD airy eos vena oo wee [eters wang weary oro eae araeea armreaiemeo|_ Teena CTEL_ far aa aan “epn fisos wed foaz 0 ua sos wwhed [ond ves ty wes spins wing par ma zanna aw 9() oreo ene Bunstuey| Tad ea ya ewe Bte ets ru uno os vapid ver KeNe VIAN Ten RS ea FT SOS wed pad ueieg Fes end Fro | veoéevreanes awed © Teen eg wot per) [eee 9 eunes Tewed @) SEWN webs “hero [vex 7eaS ‘eid Seo Tea aS IAT PD aT men oh eon Ass wwe har Bong w09 owing JD weir) enteoy ete “epAW FIBOS Una 0. vende “ery eeR5 ()] sui. wea} (4) Tamerwvweeed|_( “wie IOS HIS o vende) “upuen] (2) Sein RS wns har sani 9 wld [ord xi ote wton sony meg uni fae O_ wendy “pray joes ()] 624 oO) eres eeed| a THT ne ve 4 Tt webu] \ebiap Basti rpnp es mnliod wee Hee uEMEDN® Sir nS wRE feo ev wa —bepo Ss re ea seed (0 rinses wenger | vender # emis seed SS wing oro [vanie bMS 0) en Tioenienis weea_haro went wprenl SRaESIS URAES faz 0 Bu 0s wd 0 sod tty tees ens wena ao ‘ody em oes au wa Timaene vor weeeg|_( Coen RS wed havo vee wal nis wend azo Bueved 803 UTES fH 0 wecder obby ees (0 Bonn eS RIMES oar 0 eee) ey to9es (8) ree) Teruo ae ia ey REE | Sustuie weuoes nos vena! vee enero Leynemn) i eed fe Pee up mu e urea] fue 9 oun ES UNRNd Ue Tiienremis weled hero oe mes wnting sno aaa ens wing fy) | vender 9 eypes sated) Spa 05 veg [ono [arr wees wieaweg| sev es wring ford [unless Bid) esos een ea aS ES hav weary vomnl Gy soy wong —fac 0 ruses vnled [510 ede, bby pte (i 0 te) eo eas] Spy 05 vPng ee oan mS Ted ESTO Spang wed par Bosmarms wlieg B00 | eed 9 es ess (0 en 05 vias Esto [ener ves iene ean ees Wied v9 [vente bes ied) Ee Tien me wed LaF aa Pon GD vem wind pero Buna mS WRG FO woot eng tes Sev ng weg azo ete) eS] we) ) aaron eemeo|_(l oe wa Teed ESF wae aie ees wea sro Zamgrem5 WMS 0 ete) tty eas eros winieg azo al nee oreo} ) Terverereneg|_ uejenbtvow edu funun yo Top aE vNiNd vam ENOSoLCL Coen ess wed FTO epra ans viking oto Bosveg rons wind x00 | wenden yeas euaod) (et ‘ioen ws mle F510 [vender utes execu) apr og wind fro [ vender wens hed] aio eu sxe Ton ees RNR bro woe won|) pi 5 aed — Paz 0 rugs wind ETO toot) bby was (i ei miss wing paz entry eyes] Sea) ios RTS aFO ol mae Cipen emg ules Biro [wander y meIeS mead Bec emos uevvea ero [bogey ves woe ere sense Corea TRIS hire wae van So ROS wand foo ‘ewevog 90S WARIS [pao 0 vendey Coes wand para ven pu ye weep CunsSue e908 venue vowweyyod weneratuonL usebeed epeu aug Ue Bustos ep ste Ueyntied UA b Se ee ca ase (6) sen ms waning 5r0 | vender wiennes o weaved] @) soon ss wnlieg avo [weed yeas tet) ) ET ap TRG aT Tae] sen ANS wong OF uveges winioeg pg wos 08995 a ears wnled oor ete ene at05 at wee] Tem emw mv weed| 7 DRT Oe) tL a HO Rd vex Bee Ta eS RST PN ess wed 800 Ss ee wos (o a Bene |. erases vrtied aro [andere ewnes ete «) Tene ey eevenuoyc Sipe eg wine 7D Tent wpeen| ‘Spny eG IM fa Bue wing 00 went ivy reeans eonnresog inked ford Tete eS wa weed) Tens ante SO wom Teale eves winaed Paro Bueveg 05 relied 00 vente btie tees! | convreses vinved fiz al ere tes] 1 vets 9s et gS 9 NS a wae town 0g wag BOWE oye wanes eT mutes ems vnoed brE0 veo wobtue wees] ee mos mea fee teed ey wtees| a uel were ed cain oan wee wing vturguotung Ti aS EO mom woven SES mpeg FHV wuesog rg neing 600 vente etn wes) (2 sevens wing iro vente evey wees] ca ube [5 Ton a ae a TG. een eS aN _ FTO FESS ened — HO muevag 5 neving 0 | vender 9 anes ated een es wang 610 [wonder wens Eo Slog winks pico [ ane WES hed Tobe TI ven eS esse oan ms eg _ OT ro ale een 05 wantin BiZT emo FS Unies —pivo Bumpeg es nting Fav ved tue tees] 0 oer 05 ling PEST aie eau sees] -wisos| aL wero ress |vHminanaa SwurTonal Eanmpnlad weal wid wemean|: | unig erie veleind y 1 Com seg hed FET eos wanieed —p500 eumeg ests weed Fro | ved v ewig sare (0 Tee Ua HRA UP BHORL ep Uae BINT RENO MATURE ea endtue ees| sia a wy wed ERT EATS aaa Towel ‘eobue yebeqas| {2} S01 iL wsele ERT es A epbivebezas|2 ery eoes|, aeTET RTT es] BABI wp aay MEARUDEIeA VERUREN| aE IG) IB eottve ebeeog|_( en eaves] Tar wale [BSE wen pou veP wot“ ppoa eBLeGuNEIN oey SouBSOe eyisag] 2 Waeatea) loagl rescs urwnplund pou eps apo’ pou vebuoquotied eon fo pea yu sYEQLON |Z vel ios moog wanives_z0 won Iesok ual sper webu wae sioen moog ind v0 sea, es eyed vetesyed weal cl erg spy vor pen aos vanives v0 eee) rot vapid uedesed wea) |" usp usec tae ROTATE TERI] uae EARS vENNCLAH O Sipe a UATE weer oven pr eS wong al 0 eurveg mang vied 300 esd eptiunpterss|_ 0 omens uwing fiz wen enon eters] 0 wu wage a ETT TE EH went oe SISO [ep sworn or | Burvag eos wind [ps0 | vende yeas evacosnteces|> ele unntieg EOL0 | ved we Teed Rtoees|a een Swans fer | Ee wes Tehuoa eteosle am os a TTT ao HT ST wer amas RRS RETT ol Pa Toe og wing FI ees Yonfing (0.00 uevag e05 ning Foro esd cottueptoms| Cl ebeniesos weg Se der rion ees aL ume sreuashuoy 205 05 Riapraojecsipan mpplal aayem vemesremall, | _wunieg seyens wMEPN s ioe OS wlieg pay woe] pe Woen ems winioeg IZ ‘eo 8S Wea — PLEO aurveg moos wnvied Bor see) cottiertes| ioe 5 ad se ol eres] wa umeale carrey Levande fl ep usc vefuequniveg ee UEROEeAy oem ee wes eoT eae woven elon og wriveg BIZ epg wrplina pis avg 5 wring tO eed exbive wees] alba mg wing SE team ere 03] nL eee Toor oaes ao al sata a Toebar eres pos oer evox] 2) [laa a ae ae ona ST 2 Bear aes r eae sues] Toeborenue5 POT. ra auras paapou Reueqeal el munses evel TES rt ee mer HST | |un vp ses wh EDSEve ele Teor venue and Bueberenses zo woo esos ue vena wees Sooteg ws ue orp BupeG BS LeREIR 3 Burton enues oro sesswee ‘sunbuoe “al fae0e uEeAEIa [fuer es w eu 5 ueland Cuervo on eters] _vernound une pe mosnes'o | es vessperoso uevhend 61 ip ye wlenad nese funtsremies noe nnedex | _ nos unnamed Sue et nad eevee ons sewed yng NN NEWEPEE mPa VENA Gurver 5 pos al emmuramucea] a Torbor ewes hove io Tanaanon ea] | ve on fet ess wend Bao var ey nee men veoh neqeualaLa 2 Tarkar ening hose io ecm vena aT EER Wap NED Gmk VR ERED eT Tester emes hoo Fe Tae ces eau mica Bein wentuRese | | uneteod Sepa p eum vow ceniemda| MEO na veetuad weyeunag ue ons ured Even venir ern on verse NenewabOer|, 3 Tatar oes hase So eeu en WRG Tanaris pose re SL TROnT Ea aap Uo) mp Bo HR NT URAC|E * Tarr wag bose Pee ear eties poo 7 ‘bps ves se yeu ues nee wenn euea eu eer sr ee erauoh| ¢ Taeiarenaes bone Cou eeu eer ueo| Tokar eaies hove eee pana awon enol Teepe Bue UNC fen p sera up faune valid veyed 1s Yeu ee eke em 2 Torker aes ores | went SLC vEneABvag na aie Tap MRD Bue vA Rew UREOT Torbor enies —foszs on JL onger eee une ep vem Exel na HG UO esos uremntoey -ynsos NvHmnANad wyavioy onernnnal A Baker enies— foost at tsar e 7 Buehuap enaieg ry ‘yerel Tes) eueheg wased| % ‘ueluar enwiag ‘wena 7a! (is) evebes] last Bap vinnie en Buck me neh womecuen| __oreelesn eS yao ‘Guelver enwes 70 une ‘pe ecbouy] a] Basher enues rT) wel paweunbiegl —2| ebeqes yourdaig YeBuLL| 2 Tareas favo Tae eee] ‘aan enmes por TEL ae suntuaal | vesnefangehog.a ices mosenmnseuamnetailt | joni eewebe acta oxo 9 Buslvap enwes 88D, wapeye Buepig ® wsyeunoyay 2}09] 7 arenes fave arma vaca] | Tear ons pose ear ape ada] 9] Tabor omnes pone Ta oma aaeama HT A =i 2a el Gey wuloy mead see yynued vp vetiadsleuel| | _ epi neeBtund RAEN Guefuor enue, 1 ‘abo a Tar ose aia ea a NY I aT RD AION 2 ata ees — faa eam wind ‘buehiar enwog [eo ec ‘vendey eqUNSeIeL joVRMPOW SeYEQUeA| “Gl Taber eae hoe Team cae es veunyuad Supa WER BUEIEI _ RBeqas Jeueseu jevorseweiu Bkieyeyo) JeUNHeS nrwSuaIN) | puss weneiay anni Gay 1 pang ting sustinsues boro oven ce, ris phos mostoy vem wad un pe REE pon wee ed UR EOSELE HON go uunntued usp weep wou seSuon 2 endive Oeuis|_ 2] 20s Tsiayabecag| Tnniuay esuebo S6ve et bias eeas] T enaxaberas| 1 wvavomy wine ger GUM VHONY / ONY NVONOTON | NYLVAVE ONYrNar 00 oa OF 0E Oe, ca or ‘%00r manne on ou 08 oe oe 4 4025 | esos ueynnAvad uejeBay Buefunueg ‘onvennnad) | esos. unpduag Saja uoBuequeéued "p _——_ frsos ueyrntued ueSuequaBuag 2 5 ovr we ove oat ws oe ‘800 @ ‘esos ueynMuad “q veypipued “e _ vavin| 1 SIAL aN PAL a om [a ei | pay (e805 unynKued pny isos yninkuog ewewoa isos uniniued | acyinagoud ansen a 8002 THdy 6: WOONYL ‘8002/7 INVANSIW/QO Me3d = YOWON ‘AVON URLVRIvaY NYWNNOWAYANEE ‘AVORN ISIN NUNES ‘WISOS HNINANAd TWNOISONN NvLWwave LVHONVINVLVGVE NVWIVNSY NVO NVLVHONVONd 4ALNA TWWINIW aLLVINWNY LIGSEY VHONV HVAT caved “ Tirevs woswa ent ‘NA YNereVS emt Pai Wavravs vosv ont NOT WNPSYS rvs VoSWd ‘ALO YNVPRYS. ‘10 NVPRVS NNR. Iworviy | _wonwie | _wovvi2 | _nlvt | 9nvunn, -AWHONILRS ONVA AVLY HYZ¥TUBLLS ‘onvny NvaNOTOD NVAVHONVaED WSVME NVG LIOEM VHONY ‘TwISOS HIINAN3d TWNOISONN NVLVAVF 198 NVIVNS3AN3d HANA IL TNWNH LIO3UM VION 9002 Tr3dv 6 ‘Woon ‘20021 7 INVANSWOQRIad | ONION ‘VUVORN UNLYAY NVYNNOVAVONAR VeVORN INBINGN NVUMUWARE = IMNYUISNVT

You might also like