You are on page 1of 13

Jurnal Professional FIS UNIVED Vol.6 No.

2 Desember 2019

LITERASI MEDIA PADA GENERASI MILENIAL DI ERA DIGITAL

Oleh:
SAPTA SARI
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial
Universitas Dehasen Bengkulu

ABSTRACT
Media literacy in the Millennial generation in the digital era is still not well
implemented. We still see and read a lot of information that is still not clear the truth on
social media. This research was conducted to see how media literacy in the Millennial
generation in the digital era, especially in social media. Research uses a qualitative method
with a literature study approach, by analyzing theories and analyzing based on phenomena
that occur so that a comprehensive understanding of the application of media literacy in
Millennials in the digital age is obtained. The results of the study revealed, first the literacy
of the pause in the digital age is still not well implemented in society even though they are
already adept at using digital devices. This bias can be seen that there is still a lot of
information found that the truth is not yet distributed in social media by Millennials. Second,
the Millennial generation is the term for the generation born in the 1980 to 2000 range.
Those who are said to be the Millennial generation are the generation who are currently
aged 19 to 40 years, or school age to productive / worker age. Third, Millennial generation
interaction with social media in the digital era is very intense. This generation is very ska
surfing on social media to share information, entertainment, highlight their existence, mingle
with the community in chat groups. Fourth, the development of media literacy in the
Millennial generation in the digital era is still not as expected. Millennials do not have good
knowledge about media literacy, so there are still many violations in social media, especially
in terms of filtering and disseminating information to the public.
Keywords: media literacy, millennial generation, media literacy in the digital era

PENDAHULUAN yang terjadi dijagat maya. Salah satu


Generasi milenial beberapa tahun media yang dijadikan sebagai tempat eksis
belakangan ini sering didengungkan, memviralkan semua informasi di internet
terutama di media sosial. Generasi ini adalah media sosial. Sering kali kita
merupakan generasi yang sangat dekat mendengar dan melihat maraknya
dengan dunia digital karena menjadikan informasi-informasi yang menjadi viral di
digital sebagai ruang pribadinya dalam media sosial yang dibagikan oleh generasi
mengakses, mendapatkan, membagikan milenial ini, padahal belum tentu apa yang
semua bentuk informasi yang mereka mereka viralkan itu adalah benar.
temui di internet. Apapun yang mereka Generasi milenial disebut juga dengan
temui ketika berselancar segera dijadikan generasi praktis atau bahasa gaulnya
sumber informasi untuk dibagikan ke disebut generasi zaman now. Generasi ini
publik. Tidak jarang jika generasi milenial lahir pada rentang tahun 1980–2000an,
ini disebut sebagai masyarakat digital yang atau dengan kata lain generasi angkatan
dengan mudahnya memviralkan apapun 80-an keatas. Generasi ini muncul sebagai

30
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol.6 No.2 Desember 2019

bias karena terpengaruh kategorisasi akibat disulut kabar bohong (Tempo 2-8
demografik masyarakat barat. Melalui Januari 2016).
internet di era digital saat ini sangatlah Selama ini yang terjadi di media
mudah bagi dunia untuk terpengaruh sosial, arus informasi yang beredar seakan
apapun yang terjadi di dunia barat. tanpa kendali, asalkan ada akses internet
Interaksi dengan media sosial di dunia langsung bisa disebarkan, tanpa dilakukan
maya yang dilakukan oleh generasi konfirmasi atau minimal pengecekan
milenial ini sangatlah beragam, mulai dari kembali apakah informasi tersebut
bersosialisasi, eksis, narsis, viral, pilihan memang benar adanya atau mengandung
politik, sampai bisnis. Tetapi sayangnya, unsur hoax. Sebenarnya arus informasidari
generasi milenial ini secara umum kurang media sosial di era digital ini bisa
mampu memilah informasi dan cenderung dikendalikan melalui literasi media yang
mengesampingkan nilai-nilai moral dan baik dari masyarakat digital khususnya
etika dalam eksis dan menyebarkan generasi milenial. Informasi di media
informasi di media sosial. Oleh sebab itu, sosial memang membuat kita seakan lupa
banyaknya interaksi yang bisa dilakukan untuk melakukan pengecekan kembali,
oleh generasi milenial ini, perlu adanya sehingga informasi yang belum tentu benar
batasan, supaya informasi yang dibagikan atas nama eksis bisa berseliweran tanpa
bisa dipertanggungjawabkan batas. Sebenarnya hal itu bisa dikendalikan
kebenarannya. Jika tidak interaksi di media dengan pemahaman masyarakat generasi
sosial tersebut bisa dikategorikan sebagai milenial akan pentingnya literasi media,
penyebaran informasi atau berita karena mayoritas pengguna media sosial
provokatif sampai pada berita palsu atau ada pada generasi tersebut. Namun, pada
yang akrab disebut hoax. Sebagai contoh, kenyataannya memberantas informasi
masih ingat dalam ingatan kita jika pernah yang mengandung hoax tidaklah mudah.
terjadi tawuran antar warga dan Usaha untuk menampilkan fakta yang
pengrusakan sebanyak ratusan rumah di sebenarnya, sering kali gagal. Ini terjadi
Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yang karena pada dasarnya masalah utama tidak
terjadi pada Selasa 10 Januari 2017, ribuan terletak pada informasi palsu itu sendiri,
warga Desa Ilir, Desa Parean Girang, dan melainkan pada apa yang diyakini oleh
DesaBulakmenyerangwarga Blok Bojong, seseorang.
DesaCurug. Tawuran terjadi disebabkan Apa itu literasi media pada generasi
dari kecelakaan tunggal yang dialami milenial di era digital? Literasi media di
Wahyu Maulana (15) dan AtoSuwarto era digital merupakan seperangkat
(17), warga Desa Ilir, Sabtu (7/1) petang, kemampuan yang harus dimiliki seseorang
di Blok Bojong. Ato tidak sadarkan diri dalam menyaring informasi sekaligus
lalu dibawa ke RS Bhayangkara Losarang menggunakan perangkat digital seperti
dan meninggal hari itu juga pukul 04.00. internet yang melibatkan kemampuan
Lalu beredar kabar di akun Facebook milik teknis dan kecerdasan kognitif. Dan
KK yang menyebutkan Ato meninggal generasi millenial adalah istilah untuk
akibat dikeroyok warga Desa Curug generasi yang lahir pada era 1980-an
(Kompas.com, Kamis 12 Januari 2017). sampai dengan 2000 dan akrab dengan
Lalu, ada juga berita pembakaran vihara perangkat teknologi digital. Kedua hal
dan kelenteng di Tanjung Balai Sumatera tersebut saling berkaitan mengingat
Utara yang terjadi pada bulan Juli 2016 teknologi digital yang terus berkembang
akibat masyarakat yang termakan hasutan dengan pesat, dan erat dengan kehidupan
media sosial, kemudian pada pertengahan kita sehari-hari. Maka sebagai pengguna
Desember 2016 dua orang tewas dan satu perangkat digital tersebut, generasi
kritis akibat tawuran di Depok Jawa Barat milenial pun dituntut untuk melek terhadap
dunia digital. Melek dalam arti memahami,

31
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol.6 No.2 Desember 2019

mengevaluasi dan membuat sesuatu baik laporan secara tertulis seperti di surat
sebagai produsen, maupun konsumen. kabar, majalah, dan berita online.
Teknologi internet tidak hanya 2. Studi Pustaka, dengan mempelajari
memudahkan kita dalam mendapatkan buku-buku dari para ahli, jurnal-jurnal
informasi terkini, tetapi juga memberikan ilmiah yang berkaitan dengan fokus dan
kesempatan bagi kita untuk bisa berkarya. tema penelitian mengenai literasi media
Atas dasar pemikiran di atas, maka pada generasi milenial di era digital.
perlu dilakukan kajian literatur mendalam
untuk melihat bagaimana penerapan Teknik Analisis Data
literasi media pada generasi milenial di era Pada penelitian ini akan digunakan
digital saat ini, terutama pada generasi teknik analisis kualitatif induktif yang
milenial di Indonesia. Penelitian akan dilakukan untuk mengeksplorasi dan
mengemukakan studi literatur penerapan menganalisis fokus penelitian. Teknik ini
literasi media pada generasi milenial di era merujuk pada metode analisis yang
digital dalam media sosial, sehingga bisa interaktif dan lebih secara konseptual
dilihat apakah generasi milenial di untuk menemukan, mengidentiikasi,
Indonesia sudah menerapkan literasi media mengelola, dan menganalisis dokumen dan
dengan baik ataukah tidak. pustaka untuk memahami makna yang
sebenarnya. Sesuai dengan sifat dan teknik
METODE PENELITIAN yang digunakan dalam penelitian ini, maka
Metode penelitian yang digunakan data yang diperoleh akan dianalisis dengan
dalam penelitian ini adalah pendekatan tahapan sebagai berikut:
kualitatif-induktif. Pendekatan ini 1. Reduksi data yang meliputi proses
menggunakan metode kualitatif yang pemilihan, pemusatan perhatian pada
berfokus pada kajian pustaka atau library penyederhanaan data, pengabstrakan,
research. Penelitian ini bermaksud untuk transormasi data kasar yang muncul
mengeksplorasi data melalui buku-buku dari sumber data.
referensi dan jurnal penelitian dan analisis 2. Penyajian data berupa penampilan
dilakukan secara bersamaan. sekumpulan informasi yang tersusun
sehingga memberi kemungkinan untuk
Sumber Data menarik kesimpulan.
Data sangat penting dalam sebuah 3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi
penelitian. Adapun yang menjadi sumber data penelitian.
data dalam penelitian ini adalah sumber 4. Peneliti juga akan melakukan
referensi dari buku-buku, jurnal, dan triangulasi data berupa perbandingan
penelitian relevan. Berbagai sumber hasil penelitian dengan realitas atau
tersebut dipilih karena dianggap berkaitan fenomena sebelum menarik suatu
dengan penelitian mengenai literasi media kesimpulan.
pada generasi milenial di era digital. Analisis data dilakukan dengan
Selainitupenelitianini juga memasukkan menemukan, mengumpulkan, dan
data dari sumber berita yang ada di mengkomparasikan secara kualitati
beberapa media massa, diantaranya berbagai temuan-temuan yang didapatkan.
Kompas dan Tempo. Temuan hasil penelitian ini akan dilakukan
secara komprehensi serta mengkaitkannya
Teknik Pengumpulan Data dengan berbagai konsep dan kajian
Teknik pengumpulan data yang literature atau pustaka yang berkaitan.
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Hasil penelitian diharapkan dapat
dua cara, yaitu: menemukan dan melihat perkembangan
1. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan literasi media pada generasi milenial di era
data dengan menggunakan catatan dan

32
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol.6 No.2 Desember 2019

digital, khususnya melalui media sosial di harus disuguhi “makanan bergizi” dalam
Indonesia. hal ini adalah informasi.
Dalam konteks ini adalah isi media
HASIL PENELITIAN DAN sosial yang bernilai pendidikan dan
PEMBAHASAN kemanusiaan yang diangkat dari budaya
Literasi Media Di Era Digital sendiri yang penuh nilai-nilai kearifan.
Sejarah literasi media sudah Untuk memahami isi pesan media sosial di
berlangsung sejak lama, tepatnya dimulai era serba digital ini maka diperlukan
pada tahun 1964. Sejarah literasi media sebuah tameng atau filter yaitu literasi
mulai berjalan ketika UNESCO media. Dengan kata lain, literasi media
mengembangkan sebuah model program merupakan paying untuk melindungi
pendidikan media, dimana program khalayak dari aliran informasi media
tersebutakan diterapkan di seluruh dunia sosial. Literasi media dapat dijadikan
(Hobbs: 1999 dalam Lutviah; 2010). Sejak sebagai kunci bagi terbentuknya
saat itulah, dunia mulai menaruh perhatian masyarakat yang cerdas dan kritis
pada literasi media, salah satunya adalah sehingga tidak mudah tergerus arus
dengan melakukan literasi media melalui informasi dari media sosial.
jalur pendidikan formal dan non formal. Di Literasi media baik yang konvensional
Indonesia sendiri, kegiatan literasi media maupun yang baru mengajak khalayak
sudah dikenal sejak tahun 2000-an seiring sebagai khalayak maupun sebagai
dengan bermunculannya dampak media komunikator untuk memiliki kemampuan
massa kepada khalayak. Saat itu media membacak etika dihadapkan dengan
massa menjadi bagian kehidupan yang media. Teknologi media, khususnya media
akrab di kalangan masyarakat umumnya sosial di era digital mampu mengubahcara
dan remaja khususnya. orang belajar, bermain dan bermasyarakat
Pertumbuhan dan perkembangan di dunia nyata. Berhubungan dengan
masyarakat bisa dipengaruhi dari segi sesuatu yang baru diperlukan keahlian
mental tidak hanya secara fisik. Segi yang baru pula apalagi subyek yang
mental bisa dilakukan melalui apa yang berhadapan adalah remaja atau generasi
didapat dan baca dari media massa. muda usia produktif.
Namun,,fenomena yang saat ini terjadi di Melek media atau lebih dikenal
tengah-tengah masyarakat kita, mental literasi media merupakan satu di antara
masyarakat lebih banyak informasi dari sekian banyak istilah yang sering
media massa bahkan sering disuguhi dikemukakan dalam beragam kesempatan,
informasi yang belum jelas kebenarannya baik dalam pembicaraan yang tidak formal
atau bisa kita katakana sebagai “racun hingga diskursus-diskursus akademis.
informasi”. Istilah literasi media tersebut diartikan
Hal ini bisa dilihat dari beberapa cukup beragam. Definisi literasi media
pemberitaaan terutama di media sosial yang ditawarkan oleh New Media
yang sering muncul menampilkan perilaku Consortium (2005) adalah sebagai berikut:
kekerasan, pencurian, kasus korupsi, “The set of abilities and skills where
pornografi, provokasi, pelecehan, gaya aural, visual and digital literacy overlap.
hidup bahkan berita yang poluler These include the ability to understand the
dikatakan sebagai berita palsu atau hoax, power of images and sounds, to recognize
yang jelas-jelas tidak bernilai. Tidak saja and use that power, to manipulate and
di media sosial, tayangan media massa transform digital media, to distribute them
yang menarik bagi masyarakat pun kurang pervasively and to easily adapt them to
karena dianggap tidak mencerminkan new form” (Jefkins, 2009).
budaya mereka. Padahal, idealnya, mental Dari kutipan di atas dapat dimaknai
dan pikiran masyarakat dalam keseharian bahwa media baru merupakan media yang

33
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol.6 No.2 Desember 2019

sangat akrab dengan generasi muda saat yang disajikan media massa (Choirul,
ini. Keakraban dengan media baru seolah 2013). Akibatnya, hari-harinya akan
menghalangi yang namanya larangan. “disuguhi” informasi sajian media sosial
Dengan menumbuhkan kesadaran untuk yang tidak jelas, apakah informasi yang
bisa melakukan dialog kritis dapat dibaca itu berguna bagi khalayak tersebut
membantu remaja untuk lebih memahami atau informasi tersebut telah sesuai dengan
makna dari pengalaman bermedianya kebutuhannya atau tidak. Kajian literasi
(Kusuma R, 2010). media penting untuk terus dilakukan
Sedangkan salah satu defines iliterasi mengingat media baru dalam hal ini media
media di era digital yang dipakai secara social memiliki efek cukup besar bagi
luas adalah definisi dari The National masyarakat. Hal ini disebabkan pesan yang
Leadership Conference on Media Literacy ditampilkan secara audio visual membawa
yang merumuskan literasi media sebagai dampak terhadap khalayak maupun
”kemampuan untuk mengakses, pengguna media. Dampak tersebut
menganalisis, mengevaluasi, dan meliputi dampak kognitif, afektif dan
memproduksi media untuk tujuan tertentu” konatif. Beberapa teori membenarkan
(Aufderheide, 1993:v). Definisi tersebut perspektif tersebut. Salah satu yang
diperkuat oleh Sonia Livingstone dalam mendukung perspektif tersebut adalah teori
tulisan berjudul What is Media Literacy? masyarakat massa (mass society theory)
Mendefinisikan literasi media sebagai yang diusung oleh Kornhouser (1959),
kemampuan untuk mengakses, Bromson (1961), Giner (1979) (Dennis Mc
menganalisis, mengevaluasi dan membuat Quail: 2011). Dalam teori ini dijelaskan
pesan dalam berbagai konteks. (Fitryarini, bahwa, rata rata orang merupakan korban
2016: 56-57). media massa (Richard West and Lynn H
Literasi media merupakan Turner 2007). Hasil penelitian dan
kemampuan dasar yang harus dimiliki pengamatan mereka menuding media yang
seseorang termasuk generasi muda ketika menyebabkan rusaknya moral individu
terpaan media sosial di era digital sekarang bahkan kelompok dari suatu komunitas.
ini begitu kuat dan terkadang sulit untuk Literasi media sebagai filter atas dampak
dikendalikan. Kemampuan tersebut bukan yang ditimbulkan media kiranya
kemampuan untuk menolak apalagi diperlukan remaja yang saat ini dikelilingi
menggugat media sosial untuk tidak lagi oleh media massa.
melakukan aktivitasnya sebagai media Isu utama literasi media bagi
penyampai informasi. Namun, literasi kelompok pelajar sebenarnya telah
media adalah kemampuan dasar dalam dikampanyekan dalam Partneship for 21st
memahami media dari aspek Century Skill, yaitu gerakan yang
penggunaannya hingga pesan yang memfokuskan pada pengembangan
disajikan. Dengan kemampuan tersebut, kecakapan warga global di abad ke-21.
diharapkan khalayak termasuk generasi Gerakan ini merupakan upaya untuk
muda tidak mengalami apa yang dikatakan merespon perubahan masyarakat global
Alwi Dahlan yaitu penyakit disorientasi dan tantangan-tantangan yang
informasi (Fitryarini, 2016 : 58). menyertainya melalui revitalisasi
Disorientasi informasi adalah suatu pendidikan kewarganegaraan dengan
keadaan yang membuat khalayak media menyiapkan para pelajar memiliki
kehilangan kesadarannya dalam menikmati kompetisi ekonomi, produktivitas kerja
media. Begitu nikmatnya, hingga khalayak yang kompleks, keamanan global, dan
tidak tahu harus berbuat apa dan perkembangan media internet yang sangat
bagaimana seharusnya. krusial bagi keberlangsungan demokrasi.
Lebih khusus lagi, khalayak tidak tahu Aspek-aspek kecakapan yang
kebutuhan esensinya terhadap informasi dikembangkan diantaranya meliputi civic

34
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol.6 No.2 Desember 2019

literacy, global citizenship, dan digital millennium. Mereka yang tumbuh dalam
citizenship. Pertama, civic literacy kurun masa millennium ini disebut dengan
difokuskan pada pengetahuan warga generasi milenial. Benarkah demikian?
negara tentang hak dan kewajiban yang Siapa generasi milenial? Untuk
bersifat lokal, nasional, dan global mengetahui siapa saja yang disebut
termasuk bagaimana implikasi dari sebagai generasi milenial diperlukan
kebijakan-kebijakan pemerintah di sector kajian literature dari berbagai sumber. Hal
publik, ketersediaan informasi dan ini dilakukan untuk mengetahui rentang
kemudahan mengaksesnya, serta waktu atau masa yang tepat siapa saja
partisipasi warga negara dalam yang masuk kedalam generasi milenial.
menyelesaikan persoalan kemasyarakatan. Sebelum generasi milenial, sudah
Kedua, global citizenship lewat ada generasi sebelumnya, yang disebut
serangkaian penyiapan warga negara dengan Generasi X. Generasi X ini
memiliki kemampuan berbahasa asing, menurut pendapat para ahli, generasi yang
kemampuan berkomunikasi dan lahir pada rentang tahun 1960-1980.
berkolaborasi dalam kaitannya dengan Generasi X ini dikenal dengan cirri
interaksi antar budaya yang berbeda, khasnya yang cenderung suka menempuh
pengetahuan dasar yang mencukupi terkait risiko dan pengambil keputusan yang
aspek kesejarahan, geografi, politik, matang. Setelah generasi X, generasi
ekonomi, dan sains serta kapabilitas untuk berikutnya adalah generasi Baby Boom,
memahami suatu persoalan dan bertindak yaitu generasi yang lahir pada rentang
dengan pengetahuan secara interdisipliner tahun 1946-1960. Generasi ini lahir setelah
dan multidisipliner. Aspek ketiga yaitu masa perang dunia kedua berakhir
digital citizenship melalui pemahaman sehingga perlu penataan ulang
tentang keamanan menggunakan internet, kehidupannya. Disebut Generasi Baby
mengetahui cara menemukan, mengatur Boom karena di era tersebut kelahiran bayi
dan membuat konten digital termasuk sangat tinggi. Kemudian generasi tertua
literasi media, dan praktek secara teknis, adalah yang sering disebut sebagai
pemahaman tentang cara berperan untuk generasi Veteran yang lahir dibawah tahun
meningkatkan tanggungjawab dalam 1946. Penyebut istilah generasi ini
interaksi antar budaya (multikultur), serta bermacam-macam oleh para peneliti,
pemahaman tentang hak dan kewajiban seperti Traditionalist, Silent Generation,
dalam menggunakan media internet. Veteran, dan Matures.
Aspek ketiga tersebut menjadi penting dan Masih ada lagi generasi setelah dari
lebih mendesak karena media internet generasi milenial ini, yaitu generasi yang
merupakan jalan masuk untuk menerapkan disebut dengan Generasi Z. Generasi Z ini
civic literacy ke dunia global atau global adalah generasi yang lahir dalam rentang
citizenship. tahun 2001 sampaidengan 2010. Generasi
Z ini merupakan peralihan dari Generasi Y
Generasi Milenial di Era Digital atau generasi milenial pada saat teknologi
Generasi milenial beberapa tahun sedang berkembang pesat. Pola piker
belakang ini menjadi fenomena yang tidak Generasi Z cenderung serba instan. Namun
bisa dihindari. Bagi yang aktif di media sebagai catatan, generasi tersebut belum
social tentu saja sudah akrab dengan istilah akan banyak berperan pada bonus
generasi milenial. Media social disinyalir demografi Indonesia pada 2020. Terakhir
yang membesarkan “nama” generasi adalah Generasi Alpha yang lahir pada
milenial ini. Barangkali masih membekas 2010 hingga sekarang. Generasi ini adalah
dalam ingatan akan istilah era millennium, lanjutan dari generasi Z yang sudah
yaitu era menjelang awal tahun 2000-an terlahir pada saat teknologi semakin
atau yang sering kita sebut dengan zaman berkembang pesat. Mereka sudah

35
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol.6 No.2 Desember 2019

mengenal dan sudah berpengalaman mulai menurun, lalu mereka


dengan dunia digital seperti gadget, menambahkan generasi Z yang mulai
smartphone dan kecanggihan teknologi meramaikan angkatan kerja dalam
lainnya ketika usia mereka yang masihdini. kelompok generasi. Benesik, Csikos, dan
Istilah milenial pertama kalinya Juhes (2016) mengidentifikasi generasi
dikemukakan oleh William Strauss dan milenial adalah mereka yang lahir antara
Neil dalam bukunya yang berjudul tahun 1980-1995 (Kemenpppa: 15).
Millennials Rising: The Next Great Sumber lain dari Working With
Generation (2000). Mereka menciptaka Generations X And Y In Generation Z
nistilah milenial ini pada tahun 1987, yaitu Period: Management Of Different
pada saat anak-anak yang lahir pada tahun Generations In Business Life (Sezin
1982 masuk pra-sekolah. Saat itu media Baysal Berkup, Gediz University, İzmir,
mulai menyebut sebagai kelompok yang Turkey, 2014) menyebutkan bahwa
terhubung ke milenium baru di saat lulus generasi milenial atau generasi Y adalah
SMA di tahun 2000. Pendapat lain mereka yang lahir antara tahun 1980
menurut Elwood Carlson dalam bukunya sampai dengan 2001. Pemikiran tersebut
yang berjudul The Lucky Few: Between the sejalan dengan pemikiran Stafford dan
Greatest Generation and the Baby Boom Griffis (2008) yang mengemukakan bahwa
(2008), generasi milenial adalah mereka generasi milenial adalah populasi yang
yang lahir dalam rentang tahun 1983 lahir antara tahun 1980 sampai dengan
sampai dengan 2001. Jika merujuk pada 2000. Terakhir generasi milenial menurut
Generation Theory yang dicetuskan oleh United States Census Bureau (2015)
Karl Mannheim pada tahun 1923, generasi adalah mereka yang lahir antara tahun
milenial adalah generasi yang lahir pada 1982 sampai dengan 2000.
rentang tahun 1980 sampai dengan 2000. Generasi milenial juga tidak kalah
Generasi milenial juga disebut sebagai berkembangnya di Indonesia. Bahkan,
generasi Y. Istilah ini mulai dikenal dan beberapa ahli dalam negeri
dipakai pada editorial Koran besar mengemukakan pemikirannya terkait
Amerika Serikat pada Agustus 1993 dengan generasi milenial ini. Ada
(Kemenpppa: 2018). Hasanuddin Ali dan Lilik Purwandi (2017)
Penyebutan istilah generasi milenial dalam bukunya Millennial Nusantara
juga berbeda antar peneliti. Diantaranya menyebutkan bahwa generasi milenial
pertama ada Tapscott (1998) yang adalah mereka yang lahir antara tahun
menyebut generasi milenial dengan istilah 1981 sampai dengan tahun 2000.
Digital Generation yang lahir antara tahun Sementara itu, para peneliti social dalam
1976-2000. Lalu disusul oleh Zemke et al negeri lainnya menggunakan tahun lahir
(2000) yang menyebut generasi milenial mulai 1980-an sampai dengan tahun 2000-
dengan istilah Nexters yang lahir pada an untuk menentukan siapa saja generasi
rentang tahun 1980-1999. Selanjutnya ada milenial (Mengenal Generasi Milenial,
Oblinger (2005) menyebut generasi Sindonews.com, 2018).
milenial dengan istilah Generasi Berdasarkan beberapa pendapatdari
Y/NetGen, yang lahir antara tahun 1981- para ahli dari berbagai negara dan profesi,
1995. Terakhir ada Howe dan Strauss, penentuan siapa generasi milenial dapat
Lancaster dan Stillman (2002), serta ditarik kesimpulan bahwa generasi
Martin dan Tulgan (2002) menyebut milenial adalah mereka yang dilahirkan
dengan istilah Generasi milenial/ Generasi antara tahun 1980 sampai dengan 2000.
Y. Milenial yang dikenal sampai sekarang, Selanjutnya konsep generasi milenial
meskipun rentang tahun kelahirannya Indonesia adalah penduduk Indonesia yang
masing-masing berbeda. Seiring lahir antara tahun 1980-2000. Dengan
berjalannya waktu, generasi Baby Boom demikian jika dilihat dari segi usia, mereka

36
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol.6 No.2 Desember 2019

yang termasuk kedalam generasi milenial mampu menghasilkan informasi lebih


ini adalah mereka yang berada dalam banyak dari pada generasi sebelumnya.
rentang usia 19 – 40 tahun, usia muda Ke-empat, Integritas, generasi
sampai usia paruh baya atau usia pelajar milenial peduli akan nilai integritas seperti
sampai pekerja. kejujuran, keprihatinan, transparan, dan
setia kepada komitmen. Mereka juga
Interaksi Generasi Milenial Di Media merupakan generasi yang punya rasa
Sosial toleransi yang sangat tinggi. Integritas
Pengguna internet di dunia menjadi tersebut mereka dapatkan karena internet
tinggi saat ini salah satunya disebabkan yang merupakan teman hidup mereka bisa
oleh kehadiran generasi milenial. Hal ini menyediakan berbagai informasi tanpa
disebabkan karena, mereka mampu batas. Mereka bisa menemukan dan
menguasai berbagai aplikasi, generasi ini menggunakan komunitas-komunitas social
juga memiliki lebih dari satu perangkat seperti Facebook untuk memberitahu
digital yang menghubungkan mereka semua teman mereka. Kelima, Kolaborasi,
dengan internet. Menurut Tapscot (2009) generasi milenial adalah kolaborator alami.
setidaknya ada delapan norma utama para Generasi milenial berkolaborasi secara
generasi milenial yang berhubungan erat online dalam kelompok chat, bermain
dengan kebutuhan mereka pada internet. video game untuk multi user,
Pertama, Kebebasan, generasi milenial menggunakan miling list. Mereka saling
adalah generasi yang dikenal suka akan mempengaruhi melalui yang disebut
kebebasan. Mereka tidak ingin terikat atau Tapscot (2009) sebagai N-Fluence
dikekang dan memiliki rasa percaya diri network.
yang tinggi dalam menentukan masa Ke-enam, Hiburan, internet
depan. Misalnya saja, kontrak kerja dalam memberikan generasi milenial kesempatan
pekerjaan bisa membuat mereka jenuh dan yang berlimpah untuk menghibur diri di
secara berani memilih untuk meninggalkan dunia online. Web menyediakan alat
pekerjaan mereka dan beralih pada menyenangkan yang dapat dipilih, tempat
pekerjaan yang dapat member mereka orang bisa membaca judul-judul berita,
kebebasan. mencari sesuatu di Google, memeriksa
Kedua, Kustomisasi, yang berkaitan email, dan berkirim pesan instan dengan
dengan personalisasi sebuah produk bagi orang lain. Bagi generasi milenial, bekerja
generasi milenial. Mereka mementingkan haruslah menyenangkan dan berharap
personalisasi dan aksesoris meskipun pekerjaan mampu member kepuasan
hanya untuk kepentingan estetika saja. emosi. Generasi ini bisa berselancar di
Generasi milenial sangat suka dengan internet untuk memenuhi kebutuhan ini,
sesuatu yang bisa mereka sesuaikan atau dalam sebutan Tapscot (2009) bahwa
dengan keinginan. Mereka suka generasi milenial membutuhkan internet
memodifikasi berbagai produk untuk dan media social untuk sekedar
dijadikan sebagai citra diri mereka. mendinginkan kepala setelah lelah bekerja.
Ketiga, Penyelidikan, generasi Ketujuh, Kecepatan, generasi milenial
milenial merupakan generasi yang selalu mengutamakan kecepatan. Dalam
memiliki kesadaran tinggi terhadap interaksi di ruang chat misalnya, mereka
lingkungan. Mereka punya rasa ingin tahu saling berinteraksi dengan cepat. Pesan-
yang besar tentang peristiwa. Mereka pesan yang dikirimkan melalui instan
menyukai internet karena internet messenger seketika juga akan dibalas.
menyediakan berbagai hal yang bisa Kedelapan, Inovasi, generasi milenial lahir
mereka cari dan kumpulkan serta dijadikan dalam kultur yang penuh inovasi. Mereka
sebagai bahan informasi. Diakui Tapscot selalu ingin meng-update perangkat digital
(2009) bahwa generasi milenial telah mereka, sampai rela menabung uang

37
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol.6 No.2 Desember 2019

belanja sekolah hanya untuk membeli yang terjadi pada diri remaja, juga
gadget atau game baru. Uniknya, mereka digunakan untuk mengekspresikan gejala-
sangat menikmati dan menghargai inovasi gejala sosial dan psikologis. Cara ini
yang hadir di tengah mereka. Kehadiran diwujudkan dengan cara membuat status,
media sosial juga menjadi factor pengaruh mengomentari status atau menyajikan diri
tingginya konsumsi internet di kalangan agar diketahui orang lain. Sebagai jejaring
generasi milenial ini. Media social seperti sosial virtual, individu-individu yang
Facebook. Twitter, Instagram, Path, terhubung dalam media social memiliki
Youtube, Whatsapp, dan lain sebagainya tipe yang berbeda-beda.
menjadi media bagi generasi milenial Generasi milenial merupakan generasi
untuk menjalin pertemanan serta saling yang punya motivasi tinggi, menjunjung
berbagi minat sesame jejaring mereka (Ito kebebasan, lebih kreatif dan inovatif, serta
et al, 2010). Sistem aktivitas media social memiliki jiwa enterpreneurship, serta daya
menyerupai sistem jaringan, maksudnya kompetitif yang tinggi (Martin, 2005).
setiap individu atau kode saling terhubung Prinsip-prinsip inilah yang dipegang teguh
dalam bentuk virtual. oleh generasi milenial. Karakteristik
Remaja di kawasan Asia Tenggara internet yang memberikan kebebasan pada
seperti Malaysia dan Indonesia juga tidak penggunanya memiliki keterkaitan dengan
lepas dari aktifitas yang tinggi dalam norma yang dipegang oleh generasi
mengakses media sosial. Sebuah riset yang milenial. Generasi milenial merupakan
dilakukan oleh Mustaffa et al (2013) generasi yang berbeda dengan generasi
mengkaji ketergantungan terhadap internet sebalumnya, seperti generasi Baby
dan aktivitas online di kalangan remaja Boomers dan generasi X. Misalnya saja
Lembah Kilang, Malaysia menemukan dalam dunia pekerjaan, generasi Y atau
bahwa internet dimanfaatkan oleh remaja generasi milenial merupakan generasi
untuk berbagi informasi sesame rekan pemilih. Mereka masuk ke perusahaan
mereka (Fahrimal, 2018: 68). Dalam yang mereka sukai bukan hanya
kajian mereka, Facebook menjadi media disesuaikan dengan latar belakang
sosial paling banyak digunakan oleh keilmuan, atau harapan akan gaji yang
responden dalam berhubungan dengan tinggi. Mereka menyeleksi tempat kerja
orang lain. Sementara di Indonesia, yang bisa member kebebasan untuk
berdasarkan riset yang dilakukan oleh berkembang sesuai dengan tuntutan zaman
Qomariyah (2009) terhadap remaja di di era digital.
perkotaan terkait dengan penggunaan Hal yang tidak kalah pentingnya untuk
internet, didapati bahwa tujuan utama dari dipahami adalah generasi milenial
para remaja perkotaan mengakses internet memiliki karakter manajemen kerja yang
didominasi aktivitas mencari kesenangan berbeda dengan generasi lainnya. Mereka
dan hiburan. Hal tersebut berimbas pada memiliki cara pandang yang khas dan
aktifitas yang lebih penting bagi mereka, kemampuan jejaring yang kuat dan luas.
yaitu, belajar. Selain itu, intensitas Generasi ini cenderung langsung
mengakses internet yang tinggi bisa menyampaikan gagasan dan ide secara
membuat remaja terlena dan terjebak terang-terangan. Keunikan yang dimiliki
dalam realitas virtual yang dihadirkan oleh generasi milenial ini kadang harus
berbagai program di internet. Di tambah bertentangan dengan ekspektasi dari
lagi dengan riset yang dilakukan oleh generasi lainnya (Fahrimal, 2018:70).
Suparno (2012) juga memperlihatkan Generasi milenial terkadang menganggap
keuntungan dari adanya media sosial. dunia kerja mereka terlalu birokratis, tidak
Aspek-aspek pemanfaatan dalam situs pro pada ide-ide pembaruan, serta
jejaring sosial di samping digunakan untuk menghambat perkembangan potensi yang
memastikan dari berbagai hal perubahan mereka miliki. Namun, generasi lainnya

38
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol.6 No.2 Desember 2019

menganggap generasi milenial terlalu dividu yang menyatu dan lebih mengikat
berambisi dan tidak mengetahui strategi (Slevin dikutip McQuail, 2011). Di sisi
dalam mewujudkan ide mereka. Gaya lain, internet dan sifat penggunaannya
komunikasi adalah hal penting dalam mengarah pada menciptakan perpecahan
dunia kerja generasi milenial ini. Mereka sosial (Fahrimal, 2018: 70). Internet
tidak suka dengan gaya komunikasi bossy mengubah secara radikal cara manusia
dan mereka lebih mementingkan berkomunikasi dan berpikir. Dalam
kesetaraan. Manajer yang suka main pemahaman Carr (2010) internet telah
perintah, sangat tidak disukai oleh generasi mendangkalkan cara berpikir manusia.
milenial. Perintah bukan membentuk Kecepatan yang dihadirkan internet justru
kepatuhan bagi mereka, melainkan membuat kita semakin mencintai sesuatu
melahirkan pembangkangan. Generasi yang instan, malas untuk bergerak, dan
milenial membutuhkan teladan dari merasa banyak tahu.
generasi sebelumnya. Kedepan ini mereka Populernya media sosial di kalangan
dapat termotivasi untuk terusbelajar. generasi milenial, telah meningkatkan
Mempelajari hal baru dalam dunia kerja resistensi dalam dunia nyata. Media social
adalah keinginan hakiki dari generasi digunakan oleh generasi milenial untuk
milenial. mengekspresikan eksistensi mereka.
Dalam konstruksi pikiran mereka, sehari
Penerapan Literasi Media Pada saja tidak mengakses media social seperti
Generasi Milenial Di Era Digital tercabut dari peradaban (Fahrimal, 2018:
Teknologi komunikasi dalam 71). Eksistensi ini ditunjukkan melalui
perkembangannya mencakup semua dan mengunggah gambar, video, komentar,
semakin lama semakin mengintegrasikan ucapan, kata-kata penghiburan, kutipan
layanan yang membuka kesempatan inspirasional dan gambar yang diambil
berinteraksi dari segala penjuru dunia. Jika dari situs web seperti Photobucket di profil
dulu semua terjadi dengan sederhana, mereka (Martinez 2010). Kebanyakan di
maka sekarang semua terjadi semakin antara mereka melakukan stalking kesetiap
kompleks dengan bantuan teknologi yang akun yang menarik perhatian mereka.
semakin cepat. Wolton (2012) mengatakan Beberapa pengguna media social bahkan
bahwa dampak yang muncul dari telepon mencaritahu informasi tentang teman
memang berbeda dari yang dimunculkan mereka meskipun mereka sudah tidak
oleh radio dan televisi, serta beberapa pula bicara untuk waktu yang lama (Gershon,
dari segala hal yang timbul akibat 2010).
komputer. Berbagai terminal yang Berdasarkan informasi yang didapat
berbeda-beda mengacu pada kultur yang dari laman dreamgrow.com, terdapa
berbeda-beda pula. Sebaliknya kelak di tempat media sosial yang paling populer
kemudian hari, segalanya akan tersedia di dan banyak digunakan oleh generasi
terminal semacam itu pula. Perubahannya milenial di tahun 2017, yaitu, (1)
bukan hanya bersifat teknik, namun juga Facebook, pengguna media sosial yang
cultural karena kita tidak akan melihat lagi dibangun oleh Mark Zuckerberg ini
perbedaan antara berbagai aktivitas melonjak sebesar 60 juta pengguna aktif
sebelumnya yang terpisah-pisah selama bulanan dari 1,94 milyar pada maret 2017
berabad-abad. menjadi 2,00 milyar pada Juni 2017.
Di tengah banyaknya manfaat yang Tingkat pertumbuhan tampaknya berlanjut
diberikan oleh internet kepada peradaban pada 20 juta pengguna aktif per bulan; (2)
manusia, namun aspek etis selalu menjadi Youtube; (3) Instagram; dan (4) Twitter.
permasalahnya. Di satu sisi, internet Menurut laporan smartinsights.com (2017)
membuka jalan bagi terciptanya hubungan para pengguna media social ini didominasi
baru serta jaringan tidak langsung antarin

39
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol.6 No.2 Desember 2019

oleh mereka yang berada dalam rentang berkomunikasi. Ini merupakan sebuah
usia 18-34 tahun (Fahrimal, 2018: 71). fenomena baru yang tidak selalu dipahami
Situs media sosial sering kali dengan baik karena institusi utama
disalahkan karena menyebabkan pendidikan etika (sekolah, institusi agama,
kecanduan remaja dan mengisolasi remaja dan keluarga) belum mengajarkan
dari teman sebaya dan keluarganya. sepenuhnya etika dalam dunia siber yang
Dengan demikian, teknologi digital baru termediasi computer ini (Vesna dan
telah menjadikan situs pertentangan utama Niveditha, 2012). Sama seperti aturan
–melibatkan orang tua, guru, media dan etika di dunia nyata, dunia siber juga
negara– tentang bagaimana penggunaan mendorong para pengguna untuk taat pada
teknologi digital oleh kaum muda arus aturan etis dan moral untuk menciptakan
diatur (Fahrimal, 2018:71). Oleh ruang bersama yang nyaman, tentram, dan
karenanya, kecanduan tersebut telah damai. Tetapi, aturan itu terkadang sengaja
membawa konsekuensi pelanggaran etika diabaikan khususnya oleh generasi
dan moral di media sosial. Kondisi tidak milenial. Mereka merasa ingin bebas dan
ada etika dalam ruang virtual ini menjadikan ruang siber sebagai ruang
dikarenakan euphoria manusia dalam privasi.
menyambut teknologi media baru. Pelanggaran etika di dunia siber
Media sosial menjadi ruang tempat berupa penyebaran informasi palsu,
generasi milenial menarik dirinya dari transaksi ilegal, penipuan, penyedotan
dunia nyata, menarik diri dari tubuhnya, data, cyber bullying, pronografi, human
menarik diri dari kenyataan dan problem trafficking, ujaran kebencian, dan lain
sosial untuk kemudian masuk kedalam sebagainya (Monggilo, 2016). Berdasarkan
dunia yang bersifat halusinasi. Dalam hasil riset Andina (2010) mengungkapkan
ruang itu peran, ego, dan identitas jika Facebook sebagai salah satu media
dibangun dalam wujud artifisial dan sosial yang paling banyak digunakan oleh
virtual. Secara kritis Piliang (2011) generasi milenial dan menjadi aplikasi
menyebutkan disini sebagai disorder, paling berdampak negatif terhadap
yaitu, era dimana kegilaan manusia atas mereka. Transaksi informasi di Facebook
pemujaan berlebihan kepada ruang virtual. menyebabkan konflik karena perbedaan
Di dalam ruang virtual terjadi pendapat, prostitusi dan perjudian online,
pengingkaran akan setiap batas, hambatan, serta meningkatnya penipuan dan
aturan, dan ideology sebagai perekat atau penculikan. Hasil penelitian Whittaker dan
gravitasi sosial. Oleh karena itu, manusia Kowalski (2015) mendapatkan bahwa tren
dapat mengembara secara bebas di dalam cyberbullying sangat tinggi di media
dunia fantasi, halusinasi, dan ilusinya sosial. Pelaku didominasi oleh remaja
tanpa perlu ada pengendalian sosial, moral, yang sering menyerang teman sebaya
spiritual, dan etika. Jika demikian, maka mereka dalam ruang komentar (Fahrimal,
tidaklah heran jika media social sangat 2018: 73). Kedua riset ini menunjukkan
dekat dengan hal-hal yang berkaitan pada kita bahwa generasi milenial sangat
dengan pelanggaran etika, moral, dan mudah melakukan pelanggaran etika siber
nilai-nilai spiritual yang sifatnya universal. yang bisa berbahaya bagi perkembangan
Pengguna internet dan media social mental baik individu maupun sosial.
adalah manusia, maka seluruh transaksi Generasi milenial lahir dan
informasi yang terjadi di media social berkembang dalam kepungan teknologi.
tidak dapat dipisahkan dari aspek etika. Generasi ini mungkin tidak sadar akan
Etika di ruang siber berbeda dengan pentingnya etika dalam ber-media sosial
bentuk etika lainnya dan perlu mendapat (Tedre, 2006; Vesna dan Niveditha, 2012).
kajian khusus karena proses komunikasi Internet sebagai kendaraan media social
yang terjadi menggunakan teknologi untuk memiliki kecepatan dalam menyebarkan

40
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol.6 No.2 Desember 2019

informasi kepada seluruh orang yang sosial. Penelitian ini dilakukan untuk
terkoneksi. Sehingga apa yang kita unggah meninjau bagaimana perkembangan
ke akun media sosial, bukan hanya orang- literasi media pada generasi milenial di era
orang dalam jaringan kita yang akan digital, dan didapatkan kesimpulan sebagai
melihat namun dapat di-share oleh teman berikut:
kita sehingga dapat dilihat oleh orang lain 1. Literasi media di era digital masih
yang tidak berteman dengan kita namun belum diterapkan dengan baik dalam
menjadi jaringan komunikasi teman kita. masyarakat meskipun mereka sudah
Generasi milenial, sebagai manusia mahir menggunakan perangkat digital.
yang hidup dalam kepungan teknologi Hal ini bisa dilihat masih banyak
ternyata memiliki sisi lemah. Sama dengan ditemui informasi yang belum jelas
produk teknologi yang sering kebenarannya tersebar di media sosial
digunakannya, generasi milenial oleh masyarakat.
mempunyai sisi negatif yang membuat 2. Generasi milenial adalah sebutan untuk
mereka tidak lepas dari kritik tajam. Aspek generasi yang lahir dalam rentang tahun
yang paling menonjol dari generasi 1980 sampai tahun 2000. Mereka yang
milenial adalah etika dan moral yang dikatakan generasi milenial adalah
mereka tampilkan di ruang publik secara generasi yang saat ini berusia mulaidari
virtual. Untuk adat timur seperti Indonesia, 19 tahun sampai 40 tahun, atau usia
etika dan moral merupakan hal yang sekolah sampai usia produktif/pekerja.
sangat penting. Pelanggaran terhadap etika 3. Interaksi generasi milenial dengan
dan moral sosial berarti mengingkari media sosial di era digital sangat intens.
system sosial yang ada dengan norma Generasi ini sangat suka berselancar di
kebebasan yang dibawa oleh generasi media social untuk berbagi informasi,
milenial (Tapscot, 2009), mereka sering hiburan, menonjolkan eksistensi diri,
abai terhadap etika dan moral dalam bergaul dengan komunitas dalam grup
kehidupan bermasyarakat. Hal-hal tidak chat.
etis seperti, ujaran kebencian, bullying, 4. Perkembangan literasi media pada
akses konten pronografi, menyebar berita generasi milenial di era digital ini masih
palsu (hoax), judi online, penipuan, dan belum sesuai harapan. Generasi
lain sebagainya sering dilakukan saat milenial belum mendapatkan
berselancar di internet. Karakteristik lain pengetahuan yang baik mengenai
yang mungkin juga dilupakan generasi literasi media, sehingga masih banyak
milenial adalah setiap postingan di media ditemui pelanggaran dalam bermedia
social itu terdokumentasikan dengan baik sosial khususnya dalam hal menyaring
secara sengaja atau pun tidak. dan menyebarkan informasi kepada
publik.
PENUTUP
Kesimpulan Saran
Kehadiran generasi milenial di era Melihat gencarnya generasi milenial
digital saat ini memberikan pengaruh yang menggunakan media sosial di era digital
sangat signifikan dalam perkembangan ini, perlu mendapat pemahaman yang baik
literasi media. Generasi milenial juga mengenai literasi media. Adapun beberapa
banyak memberikan sumbangsih dalam saran yang perlu mendapat perhatian
maraknya penggunaan media sosial di terkait dengan literasi media di era digital
dunia siber. Hanya saja, masih banyak oleh generasi milenial adalah sebagai
kekurangan yang dirasakan setiap berikut:
berselancar di media sosial, diantaranya 1. Masyarakat perlu mendapatkan
adalah informasi yang masih minim pemahaman yang baik mengenai literasi
sentuhan literasi media yang ada di media media khususnya generasi milenial di

41
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol.6 No.2 Desember 2019

media sosial, supaya mereka tidak Fahrimal, Yuhdi. 2018. Netiquette: Etika
terjebak dalam penyebaran informasi Jejaring Sosial Generasi Milenial
yang belum jelas kebenarannya atau Dalam Media Sosial. Jurnal Penelitian
informasi yang mengandung berita Pers dan Komunikasi Pembangunan
palsu dan unsure provokatif. Vol. 22 No.1.
2. Pemerintah perlu meninjau atau Fitryarini. Inda. 2016. Literasi Media
merancang kebijakan yang mengatur Pada Mahasiswa Prodi Ilmu
penyebaran informasi public menjadi Komunikasi Universitas Mulawarman.
lebih baik dan tidak ada pelanggaran Jurnal Komunikasi Volume 8 No.1.
lagi, melalui undang-undang atau Iriantara, Yosal. 2009. Literasi Media:
lembaga penyiaran. Apa, Mengapa, Bagaimana. Bandung:
Simbiosa,Rekatama Media.
DAFTAR PUSTAKA Ito, M., et al., 2010. Hanging Out, Messing
Ainiyah, Nur. 2018. Remaja Millenial Dan Around, and Geeking Out: Kids
Media Sosial: Media Sosial Sebagai Living and Learning with New Media.
Media Informasi Pendidikan Bagi Cambridge, MA: MIT Press.
Remaja Millenial. Volume 2 No. 2. Jefkins, Henry. 2009. Confronting The
JPII. Challenges of Participatory Culture:
Ali, H., dan Lilik Purwandi. 2017. Media Education for The 21st
Millennial Nusantara Pahami Century. Illinois: MacArthur
Karakternya, Rebut Simpatinya. Foundation.
Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama. Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan
Baran, Stanley J. 2011. Pengantar Perlindungan Anak. 2018. Profil
Komunikasi Massa: Literasi Media Generasi Milenial Indonesia. Jakarta,
dan Budaya. Jakarta, Salemba Kementerian Pemberdayaan
Humanika. Perempuan dan Perlindungan Anak.
Carr, N., 2010. The Shallows: Internet
Mendangkalkan Cara Berpikir Kita?..
Bandung, Mizan. Sumber Internet :
Choirul, Afif. 2013. Tingkat Literasi Koran Sindo. (2018, Januari 18). Generasi
Media Berbasis Kompetensi Milenial dan Pudarnya Nasionalisme
Individual Mahasiswa Fakultas Pangan. Dipetik September 12, 2018, dari
Dakwah dan Ilmu Komunikasi IAIN Sindonews.com:
Sunan Ampel Surabaya. Prosiding. https://nasional.sindonews.com/read/1274
556/18/generasimilenial-dan-pudarnya-
nasionalisme-pangan-1516213536/13

42

You might also like