You are on page 1of 19

PENGARUH ETIKA DAN MORAL REMAJA TERHADAP LUNTURNYA LITERASI

DI ERA DIGITAL

Yuki Heriyanto1, Kendra Camilla Besariani2, Raisya Ghina Zahira3, Puan Enva Sabina4, Moses
Glorino Rumambo Pandin5
Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga
yuki.heriyanto-2020@fib.unair.ac.id, ken.camilla.besariani-2020@fib.unair.ac.id,
raisya.ghina.zahira-2020@fib.unair.ac.id, puan.enva.sabina-2020@fib.unair.ac.id,
moses.glorino@fib.unair.ac.id

ABSTRACT
This study aims to determine the implication of adolescent ethics and morals that can cause
literacy to fade in the digital era. The method used is a descriptive qualitative method that utilizes
the type of library research, namely by examining several reference sources involve journals, the
internet from relevant agencies, etc. The results of this study indicate that based on 6 keywords
such as insecure, jamet, gelay, ghosting, ikoy-ikoyan, and cepu, could concluded that the curiosity
of netizens who are dominated by teenagers represents a bad phenomenon around them, except
ikoy-ikoyan. This can also trigger moral degradation in adolescents because they behave to be
more sensitive to the environment but tend to maintain their own ego. Nowadays, teenagers have
become more responsive to negative issues which become exciting when they are raised or
communicated with those closest to them. From this study, it can be concluded that the degradation
of ethics and morals that occurs especially among teenagers really reduces the quality of literacy
in the digital era. This is an event that is very concerning for the lives of young people as the
nation's successors if this phenomenon continues. Human relations are also used as material
relations, because netizens, especially teenagers, prefer to enjoy the virtual world rather than the
real world.

Keyword: Ethic, Moral, Digital Literacy, Technology

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh etika dan moral remaja yang mampu
menyebabkan lunturnya literasi di era digital. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif
deskriptif yang memanfaatkan jenis penelitian kepustakaan, yakni dengan menelaah beberapa
sumber referensi meliputi jurnal, internet dari instansi relevan, dan sebagainya. Hasil pada
penelitian ini mengindikasikan bahwa berdasarkan 6 keyword seperti insecure, jamet, gelay,
ghosting, ikoy-ikoyan, dan cepu, maka dapat dipetik bahwa rasa penasaran para warganet yang
didominasi oleh kaum remaja merepresentasikan fenomena buruk yang ada di sekitarnya, kecuali
ikoy-ikoyan. Hal ini pun dapat memicu terjadinya degradasi moral pada remaja karena mereka
bersikap untuk lebih sensitif terhadap lingkungan tetapi cenderung mempertahankan ego mereka
sendiri. Akhir-akhir ini remaja menjadi lebih responsif terhadap isu-isu negatif yang menjadi seru
apabila dilontarkan atau dikomunikasikan dengan orang-orang terdekat di lingkungan mereka.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa degradasi etika maupun moral yang terjadi khususnya
di kalangan remaja benar-benar menurunkan kualitas literasi di era digital. Sehingga hal ini
menjadi peristiwa yang sangat memprihatinkan bagi kehidupan pemuda sebagai penerus bangsa
apabila fenomena ini terus dibiarkan. Relasi manusia pun dijadikan sebagai relasi kebendaan,
karena para warganet khususnya remaja lebih senang menikmati dunia maya daripada dunia nyata.
Kata Kunci: Etika, Moral, Literasi Digital, Teknologi.

PENDAHULUAN disampaikan pada saat itu juga kepada para


penerima informasi yang membutuhkan
Latar Belakang
informasi mengenai peristiwa tersebut.
Manusia adalah salah makhluk sosial
yang harus berperan dalam menjalani Rangkaian peristiwa maupun kasus
interaksi yang baik dengan sesama manusia yang terjadi baik itu di masa kini juga masa
yang lainnya. Karena tanpa adanya interaksi lampau tentu saja meninggalkan berbagai
baik tersebut, maka semua aktivitas yang problematika dan kasus yang harus
dijalani akan terasa begitu berat. Dalam ditemukan solusinya. Oleh karena itu, maka
menjalani aktivitas tersebut, terdapat suatu pemikiran secara kritis pun memiliki urgensi
kebutuhan primer supaya memudahkan yang sangat penting untuk dimiliki oleh
kinerja manusia, yakni kebutuhan akan setiap insan manusia agar mereka mampu
informasi. Informasi sudah ada sejak zaman menyaring informasi mana yang layak untuk
purba, yakni dengan memanfaatkan media diserap dan mana yang layak untuk
berupa dinding-dinding goa yang biasanya disingkirkan. Di samping itu, manusia pun
didominasi oleh pengalaman berburu beserta harus dibekali dengan kemampuan melek
hewan buruannya. Bahkan pada era 500 SM, terhadap teknologi supaya mampu dalam
orang Mesir kuno sudah beralih ke kertas merancang, membuat, menyeleksi, dan
papyrus dan dikembangkan lagi oleh orang menggunakan hasil-hasil rekayasa teknologi1.
Cina yang menemukan kertas dari serat
Informasi juga tidak luput dari dunia
bambu yang mulai bisa ditulis oleh tinta dan
literasi, karena dalam mencerna sebuah
juga dicetak dalam jumlah yang banyak.
informasi diperlukan keterampilan berupa
Tetapi seiring perkembangan zaman,
membaca dan menafsirkan sesuatu.
penyebaran informasi sudah sangat praktis
Kemudian dari hasil tafsir tersebutlah yang
untuk dilakukan, tentu saja berkat adanya
akan dikomunikasikan atau disampaikan
internet, sebuah informasi mengenai
peristiwa yang baru saja terjadi maka akan

1 hlm. 61.
Taopan, Y. F., Oedjoe, M. R., & Sogen, A. N. (2019).
kepada orang lain sebagai salah satu bentuk bentuk kegiatan mengakses, menganalisis,
kegiatan manusia sebagai makhluk sosial2. mengelola, mengintegrasikan, dan
membangun pengetahuan baru 5 . Literasi
Ketika manusia sedang mengalami
digital tentu saja tidak bisa lepas dari
masa remaja, yang baik itu mengalami
kehidupan kita, karena pada era transformasi
transisi secara fisik maupun psikis adalah
digital seperti saat ini sangat bergantung
sebuah masa dimana mereka mencari jati diri
kepada informasi yang hampir seluruhnya
mereka. Jati diri yang baik akan segera
bergantung kepada teknologi. Terlebih lagi
tercapai apabila lingkup pergaulan remaja
ketika wabah pandemi virus Covid-19 yang
tersebut membawa dampak yang baik pula
menuntut terjadinya pola perubahan bagi
kepada remaja tersebut. Tetapi dari proses
segala aspek kehidupan manusia, akselerasi
pencarian jati maupun identitas diri tersebut
utilisasi teknologi pun semakin
dapat menimbulkan suatu kasus yang
terimplementasikan.
bernama cyberbullying (Nur Maya, 2015
dalam Fahlevi, et al. 2020)3. Umumnya kasus Transformasi digital tidak hanya
cyberbullying diakibatkan oleh rusaknya membawa pengaruh baik kepada kehidupan
tatanan sosial dan budaya di kalangan masyarakat, tetapi juga diiringi dengan
masyarakat. pengaruh buruk. Pengaruh baik dari
transformasi digital didominasi oleh seluruh
Ezziane (2007) dalam Taopan, et al.
kegiatan yang menjadi praktis, sedangkan
(2019) menyampaikan bahwa Information of
pengaruh buruknya tentu saja ditimbulkan
Technology (IoT) literacy is the key to
dari manusia sebagai pihak yang
today’s empowerment and that education is
menciptakan dan juga menikmati pengaruh
the best foundation of it 4 . Serta menurut
dari transformasi digital itu sendiri yang
Kurniawati & Baroroh, (2016) dalam
disebabkan oleh krisis etika dan moral yang
Candrasari et al. (2020) mengungkapkan
dilandasi oleh ego manusia itu sendiri.
bahwa literasi digital merupakan sikap,
kemampuan, serta ketertarikan individu yang Pengguna internet di Indonesia
memanfaatkan teknologi digital dalam dianggap sebagai pengguna pasif, karena

2 4
Fatimah, M. M., et al. (2020). hlm. 62 Taopan, Y. F., Oedjoe, M. R., & Sogen, A. N. (2019).
3
Fahlevi, R. Y., Yusuf, A., Krisnana, I. (2020). hlm. hlm. 63.
39.
5
Candrasari, Y. E., et al. (2020). hlm. 613.
mereka bersikap konsumtif atau hanya 2. Bagaimana representasi etika dan moral
menikmati kecanggihan fitur berbagai remaja dalam mengakses internet?
aplikasi yang ditawarkan oleh teknologi,
Kajian Literatur
tanpa disertai dengan pemanfaatan teknologi
Penelitian ini menggunakan referensi
yang efisien. Salah satu unsur penyebab dari
dari beberapa penelitian. Penelitian pertama
peristiwa tersebut adalah kurangnya
adalah dari Taopan et al. dengan judul
individual competence yang dimiliki oleh
Dampak Perkembangan Teknologi Informasi
pengguna internet khususnya kaum remaja,
dan Komunikasi terhadap Perilaku Moral
yang dimana mereka masih belum begitu
Remaja di SMA Negeri 3 Kota Kupang
memahami dan mengoperasikan media 8
(2019) yang berfokus kepada pengaruh
dengan optimal, juga lemahnya kemampuan
penggunaan gawai dan internet yang
berpikir kritis yang sangat berkontribusi
mempengaruhi moralitas kalangan pelajar
dalam menyeleksi informasi konten yang
serta upaya yang telah dilakukan keluarga,
6
bermunculan di sosial media . Aktivitas
sekolah, juga masyarakat dalam
berselancar di dalam sosial media pun
membentengi pelajar dari dampak negatif
memonopoli kehidupan para pemuda sebagai
penggunaan gawai dalam rangka memberi
bentuk dari kedigdayaan teknologi dalam
solusi terhadap perilaku moral pelajar SMAN
mengalihkan peran relasi manusia menjadi
3 Kupang. Dari penelitian ini ditemukan
7
relasi kebendaan .
bahwa utilitas gadget menimbulkan dampak
Rumusan Masalah positif maupun negatif terhadap sisi kognitif
Berdasarkan pemaparan pendahuluan juga perilaku moral siswa.
di atas, maka penelitian ini dirumuskan ke
Penelitian kedua adalah milik
dalam permasalahan sebagai berikut:
Fatimah, et al. dengan judul Meningkatkan
1. Bagaimana kualitas etika dan moral yang Pemahaman Wawasan Kebangsaan Peserta
berdampak terhadap daya tangkap remaja Didik melalui Literasi Digital dalam
9
pada literasi digital? Pembelajaran PPKn (2020) berfokus
kepada gambaran yang relevan dengan
literasi digital untuk meningkatkan

6 8
Ibid, hlm. 612. Taopan, Y. F., Oedjoe, M. R., & Sogen, A. N.
7
Fatmawati. (2020). hlm. 95. (2019).
9
Fatimah, M. M., et al. (2020).
pemahaman wawasan kebangsaan terhadap Radikalisme dan Terorisme pada Remaja
Pendidikan Kewarganegaraan era revolusi (2020) 11 yang berfokus dalam membangun
industri 4.0 pada pelajar kelas X SMA literasi karakter pelajar SMAN 1 Tuba
Laboratorium Percontohan UPI Bandung. dengan berbasis Pancasila. Hasil pada
Dari penelitian ini ditemukan hasil bahwa penelitian ini yakni dengan diterapkannya
dengan diterapkannya wawasan kebangsaan kegiatan sosialisasi maka dapat
pada pelajar, maka terjadilah peningkatan meningkatkan kesadaran beserta pemahaman
pemahaman dalam pelajaran Pendidikan siswa maupun pihak sekolah terhadap aspek
Kewarganegaraan, sehingga dapat hukum pidana khususnya dalam utilitas
dikategorikan sebagai “sangat baik” dalam media sosial bagi kalangan remaja.
cakupan kelompok maupun individu.
Penelitian kelima adalah milik Yuli
Penelitian ketiga adalah milik Catur Candrasari, et al. dengan judul
Nugroho dan Kharisma Nasionalita yang Pengembangan dan Pendampingan Literasi
berjudul Indeks Literasi Digital Remaja di Digital untuk Peningkatan Kualitas Remaja
10 12
Indonesia (2020) yang berfokus untuk dalam menggunakan Internet (2020) .
mengetahui indeks literasi digital remaja di Penelitian ini berfokus kepada penerapan
Indonesia. Kemudian penelitian ini kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam
membuktikan bahwa remaja yang bentuk kegiatan diskusi serta simulasi dengan
berdomisili di kota Bandung, Denpasar, upaya agar masyarakat mampu
Pontianak, dan Surabaya memanfaatkan mengaplikasikan literasi digital secara sehat,
teknologi serta media digital dengan cukup khususnya kaum ibu dalam mendampingi
baik dalam kegiatan berkomunikasi, putra-putrinya. Kemudian penelitian ini
berkreatifitas, mencari serta menyeleksi mengindikasikan bahwa para remaja di
informasi yang tepat. kawasan tersebut mampu untuk menahan diri
dengan tidak mengunggah seluruh informasi
Penelitian keempat adalah milik
mengenai dirinya masing-masing, sehingga
Emilia Susanti, et al. dengan judul Sosialisasi
melindungi dirinya dai bahaya kebocoran
Membangun Karakter Berbasis Pancasila di
privasi di dunia maya.
Era Digital 4.0 dalam Upaya Pencegahan

10 12
Nugroho, C., Nasionalita, K. (2020). Candrasari, Y. (2020).
11
Susanti, E. (2020).
Tujuan Penelitian deskriptif yang memanfaatkan jenis
Penelitian ini bertujuan untuk penelitian kepustakaan, yakni dengan
mengetahui pengaruh etika dan moral remaja menelaah beberapa sumber referensi meliputi
yang mampu menyebabkan lunturnya literasi jurnal, internet dari instansi relevan, dan
di era digital. sumber lainnya 13 . Berdasarkan pemaparan
dari Sugiyono (2017) yang mengungkapkan
H1 : Kualitas etika dan moral yang
bahwa metode kualitatif adalah sebuah
berdampak terhadap daya tangkap
penelitian yang berlandaskan filsafat
remaja pada literasi digital
postpositivisme, untuk mengkaji kondisi
Etika dan moral adalah dua unsur
objek ilmiah untuk memahami interpretasi
yang sekilas terlihat serupa, tetapi sebenarnya
makna, fenomena, serta menemukan
berbeda. Pada penelitian ini akan dipaparkan
14
hipotesis . Metode kualitatif deskriptif
apakah etika dan moral memiliki implikasi
digunakan pada penelitian ini karena
atau tidak terhadap kemampuan literasi
mengandalkan pemaparan data secara
digital khususnya para remaja.
sistematis mengenai suatu kejadian atau
H2 : Pencarian Keyword di internet situasi yang dikumpulkan. Sehingga peneliti
merepresentasikan etika dan moral menggunakan metode ini demi
remaja menggambarkan rincian yang relevan dengan
Ketika kita ingin mencari suatu moralitas remaja di era digital.
keyword internet, maka hasil yang akan
Populasi Penelitian
ditemukan tentu saja menjawab rasa
Populasi yang diambil pada penelitian
penasaran atau memenuhi kebutuhan kita
ini adalah berasal dari kalangan remaja
terhadap suatu informasi.
karena mereka adalah kaum mayoritas dari
METODOLOGI PENELITIAN penduduk Indonesia yang paling aktif dalam
Tujuan Metodologi Penelitian menggunakan teknologi internet. Selain itu,
Penelitian ini bertujuan untuk masa remaja adalah sebuah masa dimana
mengetahui implikasi etika dan moral manusia sedang gencar-gencarnya mencari
terhadap lunturnya literasi digital. Metode jati diri agar semakin dikenal oleh orang-
yang digunakan pada studi ini ialah kualitatif

13 14
Syarifurrizal, E. (2021). hlm. 429. Sugiyono. (2017). hlm. 19.
orang di sekelilingnya dengan cara dengan penelitian ini. Atau dengan kata lain,
berkontribusi aktif dalam media sosial. mereduksi data adalah kegiatan untuk
menyortir data.
Tempat dan Waktu
Penelitian ini tidak mengambil data di Dari data yang dikumpul, kemudian
lapangan dan mengumpulkan data dari peneliti menyortir data 12 bulan sepanjang
beberapa literatur yang relevan yang 2021 menjadi 5 bulan saja, yakni Januari,
didominasi oleh referensi secara daring. Februari, Maret, Agustus, dan Oktober
Sedangkan periode waktu yang digunakan (berdasarkan bulan yang mengalami
adalah data yang terjadi pada tahun 2021. kelonjakan pencarian keyword).

Teknik Pengumpulan Data • Display (Pemaparan data)


Data dikumpulkan dengan cara
Menyusun informasi serta
membaca beberapa referensi yang relevan,
menyajikan gambaran data secara
kemudian mencari data yang sesuai dengan
menyeluruh, contohnya dalam bentuk tabel
isu dan permasalahan penelitian, yang akan
dan grafik.
dilanjutkan oleh tahap analisa data.
• Conclution drawing and Verifying
Penelitian ini akan menganalisa 6
(Penarikan kesimpulan serta
keyword populer dan seberapa banyak rata-
verifikasi)
rata orang mengakses keyword tersebut
sepanjang 2021. Langkah ini dilakukan sebagai tahap
akhir dalam menganalisis data dan tidak lupa
Teknik Analisis Data
juga untuk diperiksa kembali validitas
Terdapat tiga tahapan ketika
datanya sehingga data yang ditampilkan
menganalisa data penelitian secara kualitatif
adalah data yang akurat.
menurut Milles dan Hubarman (2013) 15 ,
yakni: HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menguji beberapa
• Reduction (Reduksi data)
variabel, seperti kualitas etika, moral, dan
Peneliti mereduksi data sehingga keyword pada mesin pencarian di internet.
yang terseleksi adalah data yang relevan

15
Milles, B., Huberman, A. M. (2013).
Pengaruh Kualitas Etika dan Moral yang Terlebih lagi sistem kurikulum di Indonesia
Berdampak terhadap Daya Tangkap yang masih memprioritaskan teori kognitif
Remaja pada Literasi Digital yang lebih mengarah kepada kegiatan hafalan
Bangsa yang unggul tentu saja daripada praktik di lapangan yang
dipengaruhi oleh kualitas etika serta moral sebenarnya jauh lebih efektif daripada
masyarakatnya, terutama kaum remaja kurikulum kognitif. Yang terlebih
sebagai generasi muda penerus bangsa. memprihatinkan lagi ilmu yang telah
Menurut KBBI, etika adalah ilmu mengenai diperoleh semasa bangku sekolah pada
sesuatu yang baik dan buruk serta mengenai kenyataannya tidak begitu terpakai di dunia
hak dan kewajiban moral (akhlak). kerja, sehingga mengakibatkan ilmu
Sedangkan moral adalah sebuah ajaran atau wawasan kebangsaan para remaja di saat
kaidah mengenai akhlak, budi pekerti, mereka tumbuh menjadi dewasa nanti malah
kewajiban, sikap, susila, perbuatan, dan semakin luntur.
sebagainya16.
Konsumsi konten yang bernuansa
Menurut Menkominfo RI, Johnny G. negatif menjadikan remaja lebih terbiasa
Plate (2021) mengungkapkan bahwa untuk mendukung hal-hal negatif, juga lebih
pendayagunaan konektivitas internet beserta gemar mengonsumsi kabar yang
lalu lintas internet menjadi pemicu bagi mengandung unsur clickbait sehingga
kemajuan yang inklusif di era New Normal. warganet hanya membaca berita hanya
Di samping itu, terjadi juga beberapa berdasarkan judulnya saja yang menarik
fenomena yang miris di balik kecanggihan perhatian membaca dan menonjolkan isu
dunia digital, contohnya seperti bebasnya yang menyoroti fenomena buruk dari
konten berbau seksualitas pada website, seseorang. Padahal isi konten artikel berita
maraknya kasus pelecehan seksual, penipuan tersebut belum tentu berisikan konten yang
online (pinjaman uang, jual-beli, penipuan negatif. Dari judul berita tersebut dapat
jasa, dan sebagainya). menimbulkan asumsi negatif bagi para
warganet sehingga ikut dibagikan juga
Tentu saja hal ini dipengaruhi oleh
kepada teman dan rekannya, sehingga hal ini
lemahnya penghayatan nilai-nilai character
juga mampu menimbulkan hoax. Hoax pun
building yang diperoleh di bangku akademis.

16
KBBI V. (2016).
dapat menimbulkan perpecahan atau angka pencarian digambarkan dalam tabel
disintegrasi apabila ditanggapi dengan terlalu dan grafik seperti berikut:
serius dan tanpa memperhatikan validitas Tabel 1 Pencarian Keyword Populer pada beberapa bulan
sumber berita tersebut. tertentu
Keyword Bulan
Negara Indonesia memang dikenal Jan Feb Mar Agt Okt
dengan sistem pergaulannya yang lebih Insecure 44 35 28 21 20

peduli terhadap sesama daripada luar negeri Jamet 7 11 9 8 14


Gelay 0 100 16 8 14
yang cenderung bersikap individualistis.
Ghosting 13 13 47 17 13
Tetapi seiring perkembangan zaman, apabila
Ikoy-ikoyan 0 0 0 20 1
relasi antar manusia yang beralih menjadi
Cepu 11 13 9 16 23
relasi kebendaan masih terus dipertahankan
(Sumber: Google Trends)
maka akan melunturkan nilai sosial dan
Grafik 1: Keyword Populer pada beberapa bulan tertentu
budaya asli para pendahulu kita. Apalagi
120
negara Indonesia yang sudah lama dikenal
sebagai negara yang menganut ideologi 100 100

Pancasila yang menganut kepada 5 sila yang


80
menjadi falsafah kehidupan para generasi
pendahulu kita. 60

47
Representasi Etika dan Moral Remaja 44
40
35
dalam mengakses Internet 28
20 21 23
20 20
Sepanjang kaleidoskop 2021 lalu, 16 17
16
13 13 14
13
11 11 9
7 8
muncul beberapa trending keyword sebagai 0 0 0 0 0 1
Jan Feb Mar Agt Okt
representasi dari rasa penasaran masyarakat
Insecure Jamet
terhadap sesuatu, yakni komorbid, insecure,
Gelay Ghosting
jamet, gelay, mletre, ghosting, ikoy-ikoyan, Ikoy-ikoyan Cepu
cepu, disleksia, dan lampor. Dari 10 keyword
tersebut, yang paling sering disebut oleh 1. Insecure
remaja Indonesia pada tahun 2021 adalah Menurut Oxford Dictionary, kata
insecure, jamet, gelay, ghosting, ikoy-ikoyan, insecure merujuk ke ungkapan rasa cemas
dan cepu. Dari 6 istilah tersebut, terlampir atau ketidakpercayaan terhadap diri sendiri.
Rasa cemas tersebut timbul dari lingkungan orang lain yang belum tentu pantas dengan
sosial yang sebagian masyarakat terutama kehidupan mereka. Lebih baik bertingkah
yang berasal dari kalangan ekonomi laku yang sesuai dengan status finansial
menengah ke atas cenderung sering masing-masing dan lebih banyak mensyukuri
memamerkan kebahagiaan maupun segala nikmat yang ada.
penampilan fisik mereka yang good looking
Di sisi lain, pada tabel dan grafik
ke sosial media. Sehingga penampilan
sebelumnya, dipaparkan bahwa trafik tren
mereka dijadikan sebagai patokan atau tolak
insecure menunjukkan penurunan dari awal
ukur bahkan tren bagi semua kalangan
tahun ke akhir tahun. Sehingga menunjukkan
masyarakat khususnya masyarakat kelas
penurunan rasa cemas terhadap diri sendiri
ekonomi menengah maupun ke bawah. Tentu
dan cenderung bisa bersikap lebih
saja hal ini cukup membuat masyarakat
mensyukuri kehidupan dan tidak begitu ingin
kalangan ekonomi ke bawah merasa semakin
mengimitasi kehidupan orang lain.
cemas akan kehidupannya.
2. Jamet
Terutama di masa remaja yang
Pada tabel dan grafik di atas, keyword
sedang mencari jati diri, bahkan sebagian
jamet cenderung bersifat hampir stabil
remaja berupaya untuk melakukan tindakan
sepanjang tahun, karena lebih bersifat kepada
kriminal (misalnya tindakan pencurian atau
kebudayaan sehari-hari. Istilah jamet
penodongan) supaya hasil dari tindakan
merujuk kepada penampilan seseorang yang
mereka tersebut mampu menghidupi dan
ingin tampak keren dengan menggunakan
memenuhi biaya kebutuhan dan keinginan
musik metal. Istilah jamet sendiri berasal dari
mereka agar terlihat “wah” di sosial media.
dua macam gabungan kata yakni Jajak Metal
Dari fenomena tersebut, dan Jawa Metal. Karakteristik seorang remaja
mengindikasikan bahwa masyarakat maupun pemuda/i yang bisa disebut sebagai
Indonesia cenderung sering bersikap jamet meliputi memakai baju oversize yang
mengeluh dan kurang mensyukuri terhadap bernuansa kehitaman, celana pensil yang
segala nikmat yang telah diberikan Tuhan. kedodoran, memakai tindik, mewarnai
Karena sebetulnya kita bisa menjadi bahagia rambut dengan warna mencolok, potongan
dengan diri kita sendiri, tanpa harus rambut segitiga, sering berkumpul dengan
mengikuti bahkan mengimitasi kehidupan
alasan yang tidak jelas, suka joget, dan Hal ini mengindikasikan bahwa
sebagainya (USS Feed, 2021)17. warganet Indonesia gemar mencari tahu atau
mengurus urusan rumah tangga orang lain.
Istilah jamet sendiri sebetulnya tidak
Bermulai dari ungkapan yang berasal dari
berada dalam bahasa baku bahkan KBBI.
seorang penyanyi religi Indonesia, Nissa
Karena jamet merupakan salah satu kata dari
Sabyan yang diisukan berselingkuh dengan
bahasa slang yang bertujuan untuk
rekan dalam satu bandnya, Ayus Sabyan.
dilontarkan oleh kalangan remaja tertentu
Para warganet yang merasa penasaran apakah
untuk menyindir seseorang secara implisit
dirinya benar berselingkuh atau tidak, lantas
agar lawan bicaranya tidak terlalu
Nissa Sabyan merespon dengan ungkapan
mengetahui secara jelas mengenai istilah
“Assalamualaikum, kalian nungguin aku
tersebut.
nggak? Nggak mau, nggak suka gelay.”
Di samping itu, dalam menggunakan (Kompas TV, 2021)18. Gelay adalah sebuah
istilah jamet seharusnya lebih kata plesetan dari geli yang bermakna
memperhatikan konteks tersebut apakah perasaan tubuh seseorang ketika digelitiki,
layak untuk dilontarkan atau tidak, karena atau ke ga like (tidak suka) sebagai ujaran
salah satu makna dari jamet yaitu Jawa Metal untuk menolak sesuatu.
tentu saja bisa dianggap sebagai pelanggaran
4. Ghosting
SARA karena merujuk ke salah satu suku,
Menurut Oxford Dictionary 19 , kata
apalagi untuk orang yang tidak dikenal.
ghosting merujuk kepada praktik untuk
3. Gelay mengakhiri sebuah hubungan pribadi dengan
Dari tabel tersebut dapat dilihat seseorang secara tiba-tiba dan tanpa alasan
bahwa kata gelay yang paling banyak disorot, yang meliputi semua komunikasi.
terutama pada Februari 2021. Dikarenakan
Isu ghosting pun viral karena berawal
warganet yang sedang gencar-gencarnya
dari kisah Kaesang Pangarep yang dahulunya
mencari informasi mengenai kabar seseorang
ingin menikahi mantan kekasihnya yang
yang berselingkuh, dan bisa juga merujuk ke
notabene hubungan mereka sudah berjalan
merasa jijik ke suatu hal.
selama 5 tahun, yakni dengan Felicia Tissue,

17 19
USS Feed. (2021). Oxford Dictionary.
18
Kompas TV. (2021).
tetapi malah meninggalkannya tanpa alasan 6. Cepu
yang jelas. Sehingga sebagian remaja yang Berdasarkan data tabel di atas, istilah
pastinya pernah mengalami fenomena serupa cepu menjadi puncak tren pada bulan
merasa dirinya direpresentasikan oleh kisah Oktober 2021, meskipun di beberapa bulan
perghostingan yang dilakukan oleh Kaesang sebelumnya menunjukkan tren yang stabil.
tersebut. Fenomena cepu muncul karena Adhisti Zara
yang mengumbar video mesranya bersama
5. Ikoy-ikoyan
Nico Al Hakim yang awalnya bersifat privasi
Berawal dari kegiatan iseng yang
karena hanya disebar pada fitur close friends
dilakukan oleh salah satu influencer
di platform Instagram malah tersebar luas.
Indonesia, Arief Muhammad yang
mengadakan aktivitas give away bagi Istilah cepu memiliki makna dalam
penggemarnya sehingga Direct Messages bahasa gaul yang merujuk ke seseorang yang
yang masuk ke akun Instagram milik Arief berperan sebagai tukang mengadu, lantaran
Muhammad ada sebanyak 1 juta pesan. sosok tersebut tidak bisa menjaga informasi
(Kompas, 2021). maupun hal-hal penting dari teman juga para
rekannya. Sehingga lebih layak untuk
Realitanya, istilah ikoy diambil dari
merepresentasikan seseorang yang
nama panggilan salah satu asisten Arief
membocorkan informasi pribadi seseorang
Muhammad, yakni Muhammad Rizqi
dengan tujuan agar seseorang yang
Fadhilah. Ketika Arief menggunggah
melakukan kesalahan tersebut menjadi
storynya bersama Ikoy dalam rangka
dibenci atau disudutkan oleh lingkup
membagi uang dadakan tepatnya pada 1
lingkungan sosialnya.
Agustus 2021 lalu, Arief bertanya Koy,
gimana jari lu udah keriting belum ngirim- Kemudian berdasarkan 6 keyword di
ngirim?. Semakin sering Arief menyebutkan atas, maka dapat dipetik bahwa rasa
kata ikoy pada aktivitas bagi-bagi uang penasaran para warganet yang didominasi
maupun giveaway lainnya, maka ikoy pun oleh kaum remaja merepresentasikan
diidentikan dengan istilah giveaway, bahkan fenomena buruk yang ada di sekitarnya,
fenomena ini menyebar juga ke artis-artis kecuali ikoy-ikoyan. Hal ini pun dapat
lainnya. memicu terjadinya degradasi moral pada
remaja karena mereka bersikap untuk lebih
sensitif terhadap lingkungan tetapi cenderung sebagai hal yang kaku (lurus-lurus saja),
mempertahankan ego mereka sendiri. Akhir- tidak ada cobaan apapun dan kurang
akhir ini remaja menjadi lebih responsif menantang.
terhadap isu-isu negatif yang menjadi seru
Jangan biarkan teknologi semakin
apabila dilontarkan atau dikomunikasikan
menguasai kehidupan manusia, tetapi
dengan orang-orang terdekat di lingkungan
pertahankanlah nilai humanis dan empiris
mereka. Lalu dari hal inilah yang mampu
manusia sebagai pengembang teknologi
menciptakan stereotip negatif dari kejadian
sekaligus pengendali teknologi. Karena
sekitar dan membangun citra negatif bagi
apabila dunia ini semakin dikuasai oleh
seluruh kejadian di sekitar mereka. Hal-hal
teknologi, maka akan menghilangkan nilai
negatif selalu dianggap wajar, dan hal-hal
supremasi manusia sebagai makhluk yang
positif pun semakin ditinggalkan.
relatif paling sempurna di dunia ini.
Pada akhirnya hipotesis pada
KESIMPULAN
penelitian ini pun terjawab, bahwa etika dan
Simpulan
moral sangat mempengaruhi daya tangkap
Dari penelitian ini dapat disimpulkan
remaja terhadap literasi digital. Individual
bahwa degradasi etika maupun moral yang
competence yang dimiliki kaum remaja masa
terjadi khususnya di kalangan remaja benar-
kini juga mampu melunturkan nilai
benar menurunkan kualitas literasi di era
kemampuan berpikir kritis yang dimiliki oleh
digital. Sehingga hal ini menjadi peristiwa
remaja, sehingga mereka hanya merasakan
yang sangat memprihatinkan bagi kehidupan
lebih banyak dampak negatif daripada
pemuda sebagai penerus bangsa apabila
dampak positif dari kemajuan dunia digital.
fenomena ini terus dibiarkan. Relasi manusia
Lalu dari beberapa keyword yang pun dijadikan sebagai relasi kebendaan,
sudah dipaparkan sebelumnya, apabila rasa karena para warganet khususnya remaja lebih
penasaran warganet diwarnai oleh isu senang menikmati dunia maya daripada
fenomena negatif di sekitar mereka, juga dunia nyata.
merepresentasikan betapa mirisnya
Nilai kemanusiaan pun semakin
kehidupan di era digital ini. Hal-hal negatif
luntur apabila supremasi manusia di dunia
malah cenderung dijadikan sebagai pedoman
dikalahkan oleh kemajuan teknologi.
hidup, karena hal-hal positif dianggap
Manusia boleh saja memperbaiki sistem
pendidikan dan sistem kerja mereka, tetapi Sosial Instagram). Sanjiwani: Jurnal
Filsafat, 12(2), 159–172.
jangan lupa untuk memprioritaskan etika dan
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/San
moral sebagai fondasi falsafah hidup manusia jiwani/article/view/2625
sebagai makhluk hidup yang humanis. Agianto, R., Setiawati, A., & Firmansyah, R.
(2020). Pengaruh Media Sosial
Saran Instagram Terhadap Gaya Hidup dan
Etika Remaja. TEMATIK - Jurnal
Penelitian ini tentu saja memiliki
Teknologi Informasi Dan Komunikasi,
kekurangan, sehingga diharapkan agar 7(2 SE-Articles), 130–139.
https://jurnal.plb.ac.id/index.php/temati
penelitian ini dapat menjadi referensi bagi
k/article/view/461
penelitian selanjutnya yang lebih relevan.
Andriati, N., & Hidayati, N. (2020).
Tindakan nyata yang bisa diambil untuk Investigasi Pelaksanaan Bimbingan
mengatasi permasalahan di atas adalah Kelompok Tentang Etika Pergaulan
Siswa di Era Digital. JINOTEP (Jurnal
dengan menanamkan wawasan kebangsaan Inovasi Dan Teknologi Pembelajaran):
baik itu secara teoritis dan praktis dalam Kajian Dan Riset Dalam Teknologi
Pembelajaran, 7(2), 116–123.
rangka menciptakan generasi yang semakin https://doi.org/10.17977/um031v7i2202
unggul. Selain itu diharapkan para pemuda 0p116

mengembangkan nilai individual Ardian, Z., Sundani, S. A., & Ningrum, E. S.


(2019). Sosialisasi Penggunaan Media
competencenya terutama kemampuan dalam Sosial Secara Positif Dengan topik
berpikir kritis sehingga mampu mengontrol “ Menjadi Remaja Cerdas Dalam
Bermedia Sosial ” Di SMK Negeri 2
utilitas gadget dengan optimal dan Banda Aceh Socialization Of Positive
menyeleksi konten mana yang layak untuk Use Of Social Media With The Topic
Of " Being Intelingent Youth in Sosial
dikonsumsi dan mana yang tidak layak. Media " In Vocat. 1(2), 22–26.
Peneliti berharap pada penelitian selanjutnya Autoridad Nacional del Servicio Civil.
akan meneliti implikasi degradasi moralitas (2021). 済無No Title No Title No Title.
Angewandte Chemie International
remaja terhadap perkembangan literasi Edition, 6(11), 951–952., 8, 2013–
digital di era post-pandemic. 2015.
Azizah, A. R. (2019). Volume 5 nomor 2,
REFERENSI september 2019 33. Jurnal SKRIPTA:
Jurnal Jurnal Pembelajaran Bahasa Dan
Sastra Indonesia, 5(2), 33–39.
Adnyana, I. B. P. (2021). Filsafat Moral:
Candrasari, Y. C., Dyva Claretta, &
Disequilibrium Citra dan Realita Etika
Sumardjiajti. (2020). Pengembangan
Masyarakat Indonesia (Studi
Dan Pendampingan Literasi Digital
Fenomenologi Penggunaan Media
UntukPeningkatan Kualitas Remaja
Dalam Menggunakan Internet. Universitas Airlangga: Media
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Informasi Dan Komunikasi
Masyarakat, 4(4), 611–618. Kepustakawanan, 10(2), 94.
https://doi.org/10.31849/dinamisia.v4i4 https://doi.org/10.20473/jpua.v10i2.202
.4003 0.94-103
Dewi, P. Y. A. (2019). Gerakan Membaca Febrianti, Y. F., & Pulungan, R. (2021).
Di Awal Pelajaran Guna Membangun Penggunaan Bahasa Gaul Terhadap
Budaya Literasi Di Sekolah Dasar. Eksistensi Bahasa. Universitas Muslim
Journal of Chemical Information and Al-Washliyah, 2(1), 45.
Modeling, 53(9), 77–85.
http://jayapanguspress.penerbit.org/ind Frederick, B., & Maharani, A. K. (2021).
ex.php/PN/article/view/249 Eksistensi media sosial pada masa
pandemi covid-19. Jurnal Penelitian
Di, D., & Revolusi, E. R. A. (2019). Literasi Pendidikan Sosial Humaniora, 6(2),
Penyimpangan Nilai Moral Berkaitan 75–83.
Dengan Tanggung Jawab Dalam Novel
Suti Karya Sapardi Djoko. 25–32. Ghozali, I. (2019). Pendidikan Etika, Moral
Dan Akhlak Dalam Kehidupan Remaja
Education, I. (n.d.). PERAN KEGIATAN Islam Di Kecamatan Mulyorejo Kota
LITERASI KARAKTER MAHASISWA Surabaya. Murabbi, 02(02).
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FTK-. https://ejournal.stitalhikmah-
tt.ac.id/index.php/murabbi/article/view/
Fadhli, M., Pendidikan, S., Inggris, B., & 44
Keguruan, F. (2020). Jurnal Abdi
Pendidikan Peningkatan Kesadaran Ihsani, A. F. A., & Febriyanti, N. (2021).
Masyarakat dalam Menggunakan Etika Komunikasi Sebagai Kontrol
Bahasa yang Bijak di Media Sosial Kesalehan Virtual dalam Perilaku
pada Era Digitalisasi. 01(1), 25–31. Bermedia Masyarakat di Era Digital.
Jurnal Al Azhar Indonesia Seri Ilmu
Fakhriati. (2021). Meningkatkan Sosial, 2(1), 24.
Ketrampilan Etika Pergaulan Melalui https://doi.org/10.36722/jaiss.v2i1.512
Layanan Bimbingan Kelompok Pada
Siswa Kelas Xi Mipa-1 Sma Negeri 1 Kecemasan, M., & Masa, D. I. (2021).
Glumpang Tiga Kabupaten Pidie. Proceeding of The 1. 1, 545–563.
11(September), 118–122.
Krisdayanti, M. (2021). degradasi akhlak
Fatimah, M. M., Abdulkarim, A., & remaja dalam penggunaan media
Iswandi, D. (2020). Increasing Students sosial.
Understanding of National Insights
Through Digital Literacy in Civic Kusuma, R. (2020). Remaja digital: literasi
Education Learning. Jurnal Civicus, dan etika. 1–19.
20(1), 31–39. Linda Pradani Agesti, Rizki Fitryasari, NIi
https://ejournal.upi.edu/index.php/civic Ketut Alit Armini, A. Y. (2019).
us/article/view/16327 ( Jurnal Keperawatan Jiwa )
Fatmawati, E. (2020). Kebebasan Informasi HUBUNGAN SMARTPHONE
Kalangan Milenial Dalam Ber-media ADDICTION DAN SELF-EFFICACY
Sosial. JPUA: Jurnal Perpustakaan DENGAN. 1(1), 1–6.
http://repository.unair.ac.id/81028/
Lisnawati, L., Nugraha, D. M., & . S. Teknologi Komunikasi), 22(2), 125–
(2021). Pengaruh Media Sosial 142.
Terhadap Moral Remaja Pada Situasi http://dx.doi.org/10.33164/iptekkom.22
Covid-19. Harmony: Jurnal .2.2020.125-142
Pembelajaran IPS Dan PKN, 6(1), 20–
25. Mudjiyanto, B., Dunan, A., Kunci, K., &
https://doi.org/10.15294/harmony.v6i1. Pancasila, N. (n.d.). Implementasi nilai
46844 pancasila di saat pandemi covid-19.
November 2020, 105–118.
Lubis, D., & Siregar, H. S. (2020). Bahaya
Radikalisme terhadap Moralitas Nugroho, C., & Nasionalita, K. (2020).
Remaja melalui Teknologi Informasi Digital Literacy Index of Teenagers in
(Media Sosial). APLIKASIA: Jurnal Indonesia. Journal Pekommas, 5(2),
Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, 20(1), 21– 215.
34. https://doi.org/10.30818/jpkm.2020.205
0210
Majid, M. N., & Usman, M. (2020). Era
Masyarakat Informasi. Jurnal Nur, I., & Muttaqin, M. N. (2020). Bermedia
Komunikasi Dan Penyiaran Islam, Sosial dalam Perspektif Maqashid
01(1), 1–18. Syari’ah (Membangun Komunikasi di
http://ejournal.iaiuluwiyah.ac.id/index. Media Sosial Berdasarkan Etika).
php/maquro/article/view/139 Palita: Journal of Social Religion
Research, 5(1), 1–14.
Manuaba, I. B. P. (2019). Komunitas Sastra, https://doi.org/10.24256/pal.v5i1.1090
Produksi Karya, dan Pembangunan
Karakter. Mozaik Humaniora, 19(1), Nur Ika Fatmawati. (2019). Literasi Digital,
37–47. https://e- Mendidik Anak Di Era Digital Bagi
journal.unair.ac.id/MOZAIK/article/vie Orang Tua Milenial. Madani Jurnal
w/10563 Politik Dan Sosial Kemasyarakatan,
11(2), 119–138.
Marwan, S. (2020). Literasi Pembelajaran
Online Berkearifan Lokal. Nurahman, A., & Purwaka, A. (2021).
PROCEEDING IAIN Batusangkar, 1, Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap
245–248. Penggunaan Bahasa Indonesia Pada
https://core.ac.uk/download/pdf/328166 Siswa Smp Nusantara Palangkaraya
635.pdf Tahun 2020. Jurnal Pendidikan, 21(2),
92–104.
Meilinda, N., Malinda, F., & Aisyah, S. M. https://doi.org/10.52850/jpn.v21i2.2019
(2020). Literasi Digital Pada Remaja
Digital (Sosialisasi Pemanfaatan Media Nurchayati, Z. (2019). Penguatan Etika
Sosial Bagi Pelajar Sekolah Menengah Dalam Berkomunikasi Pada Remaja Di
Atas). Jurnal Abdimas Mandiri, 4(1), Kabupaten Madiun. Jurnal Daya-Mas,
62–69. 4, 31–36.
https://doi.org/10.36982/jam.v4i1.1047 http://dayamas.unmermadiun.ac.id/inde
x.php/dayamas/article/view/16/0
Muannas, & Mansyur, M. (2020). Model
Literasi Digital untuk Melawan Ujaran Oktaviani Hidayat, D., Eltariant, I., Kevin
Kebencian di Media Sosial. IPTEK- Priyatna, R., & Agustina Fernanda, S.
KOM: Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan (2019). Implementasi nilai-nilai
pancasila dalam mencegah degradasi Tangerang. Lingua Rima: Jurnal
moral terhadap isu sara dan hoax. Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Jurnal Rontal Keilmuan PKN, 5, 50. Indonesia, 9(1), 49.
https://doi.org/10.31000/lgrm.v9i1.240
Palupi, M. F. T., & Fitri, & N. (2020). 0
Edukasi Literasi Digital pada Remaja
dalam Menangkal Cyberbullying. Qoni, N., Ilmu, D., Ilmu, F., Politik, I., &
Jurnal Abdidas, 1(3), 761–769. Airlangga, U. (2020). Proses
Konstruksi Indentitas Pembaca Karya
Pembinaan, P., Dan, E., Remaja, M., Desa, Sastra Jawa di Kalangan Anak Muda
D., Bakbakan, P., & Gianyar, K. Urban The Identity Construction
(2021). Pola Pembinaan Etika Dan Process of Readers of Jabanese
Moral Remaja Hindu Di Desa Literature among Urban Young people
Pakraman Bakbakan, Kabupaten Pendahuluan Dunia sastra dan budaya
Gianyar. 1(1), 60–73. terus mengalami perkembangan di era
Pengaruh PMA, PMDN, TK, dan I. (2020). modern . 11(2), 106–124.
No 主観的健康感を中心とした在宅 Restu Yogi Fahlevi, Ah Yusuf, and I. K.
高齢者における 健康関連指標に関 (2020). FUNDAMENTAL AND
する共分散構造分析Title. MANAGEMENT Hubungan
2507(February), 1–9. Cyberbullying dengan Kecemasan
Sosial dan Penarikan. Fundamental and
Permana, I. D. G. D. (2021). Menghadapi
Managementnursing Journal, 3(2), 38–
Degradasi Etika Dan Moral Sebagai
45.
Problematika Generasi Milenial
Dengan Perspektif Pendidikan Agama Ridlo, M., Satriyadi, Y., Azzahra, N., &
Hindu. Guna Widya : Jurnal Nasution, A. H. (2021). Analisis
Pendidikan Hindu, 8(1), 46–64. Pengaruh Bahasa Gaul Di Kalangan
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/G Mahasiswa Terhadap Bahasa Indonesia
W Di Zaman Sekarang. Jurnal
Kewarganegaraan, 5(2).
Priambodo, G. A. (2019). Urgensi Literasi
https://doi.org/10.31316/jk.v5i2.1940
Media Sosial dalam Menangkal
Ancaman Berita Hoax di Kalangan Risdiawati, D., & Tulungagung, I. (2020).
Remaja. Jurnal Civic Hukum, 4(2), Urgensi Literasi Media bagi
130–137. Pengembangan Pola Pikir Kehidupan
Sosial Masyarakat. 2(2).
Prihatini, M., & Muhid, A. (2021). Literasi
http://ejournal.stainpamekasan.ac.id/ind
Digital terhadap Perilaku Penggunaan
ex.php/entitahttp://doi.org/10.19105/ejp
Internet Berkonten Islam di Kalangan
is.
Remaja Muslim Kota. Journal An-
Nafs: Kajian Penelitian Psikologi, 6(1), Ruteng, D. I. S. D. K., Rembong, K. L.,
23–40. Manggarai, K., & Danu, A. K. (n.d.).
https://doi.org/10.33367/psi.v6i1.1307 Melalui Komunitas Sastra Anak. 21–
29.
Putra, A. S., & Hartanto, B. H. (2020).
Penggunaan Bahasa Prokem Pada SARI, S. (2019). Literasi Media Pada
Media Sosial Whats App Mahasiswa Generasi Milenial Di Era Digital.
Universitas Muhammadiyah Profesional: Jurnal Komunikasi Dan
Administrasi Publik, 6(2), 30–42. Jurnal Pendidikan Agama Kristen
https://doi.org/10.37676/professional.v (JUPAK), 1(1), 38–46.
6i2.943 https://doi.org/10.52489/jupak.v1i1.5
Sari, S. P., & Bermuli, J. E. (2021). Etika Widiyono, S. (2019). pengembangan
Kristen dalam Pendidikan Karakter dan nasionalisme generasi muda di era
Moral Siswa di Era Digital [Christian globalisasi. 7, 12–21.
Ethics in Teaching Character and Moral
for Students in the Digital Era]. Wiguna, I. B. A. A., & Dewi, K. A. T. R.
Diligentia: Journal of Theology and (2020). Strategi Guru Dalam
Christian Education, 3(1), 46. Peningkatan Mutu Pembelajaran Etika
https://doi.org/10.19166/dil.v3i1.2782 Hindu. Jurnal Penjaminan Mutu, 6(2),
210–220.
Sumanto, D., & Nuraeni, D. (2020). Kontrol
Sosial Orang Tua dalam Penggunaan Wijayanti, I. (2019). kemerosotan nilai
Smartphone di Kalangan Remaja. moral yang terjadi pada generasi muda
Prosiding Seminar Nasional di era modern. 1–8.
Pendidikan Pancasila Dan Yunianto, D. (2020). Ketahanan Keluarga
Kewarganegaraan, 1(1), 126–138. Sebagai Basis Pendidikan Di Tengah
Susanti, E. (2020). Sosialisasi Membangun Pandemi Covid 19. TA’DIBUNA:
Literasi Karakter Berbasis Pancasila di Jurnal Pendidikan Agama Islam, 3(1),
Era Digital 4.0 dalam Upaya 1. https://doi.org/10.30659/jpai.3.1.1-
Pencegahan Radikalisme dan 12
Terorisme pada Remaja. Jurnal
Sumbangsih, 1(1), 9–18.
https://doi.org/10.23960/jsh.v1i1.3 Internet

Susanti, S., Adi Budiman, I., & Mahpudin. Google Trends. (2021). Lihat yang Trending
(2021). Systematic literatur review : di 2021 - Indonesia.
Dampak game online etika dan perilaku https://trends.google.com/trends/yis/
anak. Universitas Majalengka; Jl. Raya 2021/ID/ Diakses pada 1 Januari 2022,
KH. Abdul Halim No, 103(0233), 634– 09:12 WIB.
641. Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Taopan, Y. F., Oedjoe, M. R., & Sogen, A. (2021). Ada 37 Juta Pengguna Baru,
N. (2019). Dampak Perkembangan Penting Pahami Literasi Digital.
Teknologi Informasi dan Komunikasi https://aptika.kominfo.go.id/2021/05/
Terhadap Perilaku Moral Remaja di ada-37-juta-pengguna-internet-baru-
SMA Negeri 3 Kota Kupang. Jurnal penting-pahami-literasi-digital/
Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian Diakses pada 1 Januari 2022, 06:49
Dan Kajian Kepustakaan Di Bidang WIB.
Pendidikan, Pengajaran Dan Kompas. (2021). Buat Penasaran, Apa Itu
Pembelajaran, 5(1), 61. Ikoy Ikoyan?
https://doi.org/10.33394/jk.v5i1.1395 https://www.kompas.com/hype/read/
Waruwu, M., Arifianto, Y. A., & Suseno, A. 2021/08/02/114500866/buat-
(2020). Peran Pendidikan Etika Kristen penasaran-apa-itu-ikoy-
dalam Media Sosial di Era Disrupsi.
ikoyan?page=all Diakses pada 1
Januari 2022, 20:42 WIB.
Kompas TV. (2021). Kata Gelay Viral di
Media Sosial Gegara diucapkan Nissa
Sabyan, Ini Artinya.
https://www.kompas.tv/article/15024
2/kata-gelay-viral-di-media-sosial-
gegara-diucapkan-nissa-sabyan-ini-
artinya Diakses pada 2 Januari 2022,
04:22 WIB.
Kumparan. (2021). Mengenal Arti Kata Cepu,
Istilah Kekinian yang Populer di
Medsos.
https://kumparan.com/hipontianak/m
engenal-arti-kata-cepu-istilah-
kekinian-yang-populer-di-medsos-
1wEtkrDkxXz Diakses pada 2 Januari
2022, 04:51 WIB.
USS Feed. (2021). Arti Jamet, Kata yang
Suka Muncul di Medsos.
https://www.ussfeed.com/arti-jamet/
Diakses pada 2 Januari 2022, 04:12
WIB.

Buku dan Kamus


KBBI V. (online).
Oxford Dictionary (online).
Milles, B., Huberman, A. M. (2013). Analisis
Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT. Alfabeta.

You might also like