You are on page 1of 12

1

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH


PADA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Oleh :

Mita Prastiya, Titin Ruliana, Heriyanto

Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi


Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

ABSTRACT
Regional financial accounting system is a set of procedures ranging from data
collection, recording, summarizing, financial position report and Regional Government
financial operations.
The purpose of this study is to know and analyze the suitability of the regional
financial accounting system implementation in terms of recognition, measurement also
expenditures and burden records at BPMPD Prov. Kaltim in 2016. The problems outline
formulated as follows, how the recognition, measurement and expenditures and burden
records done at BPMPD Prov. Kaltim based on Local Regulation Number 13 of 2008 about
Principles of Regional Finance Management.
Basic Theory in this study is public sector accounting that focuses on recognition,
measurement also expenditures and burden records. The hypothesis in this study is the
recognition of expenditures and burden records at BPMPD of East Kalimantan province is
not in accordance with East Kalimantan Local Regulation Number 13 of 2008, the
measurement expenditures and burden records at BPMPD of East Kalimantan province is
not in accordance with East Kalimantan Local Regulation Number 13 of 2008 and the
records of expenditures and burden at BPMPD of East Kalimantan province is not in
accordance with East Kalimantan Local Regulation Number 13 of 2008.
The analytical tool used in this study is a comparison analysis that compares the
recognition, measurement and expenditures and burden records at BPMPD Prov. Kaltim
with Local Regulation Number 13 of 2008.
The Results of analysis and discussion show that BPMPD Prov. Kaltim has carried
out the recognition, measurement and recording of expenditures and burden based on
guidance of Local Regulation Number 13 of 2008, but in burden journal record and
expenditure, BPMPD Prov. Kaltim has not implemented in accordance with Local Regulation
Number 13 of 2008, due to the absence of journalization using the down payment account,
the return of the remaining money and burden, using only the expenditure account. Based
on the analysis result, the recognition of expenditure and burden at BPMPD Prov. Kaltim is
in accordance with Local Regulation Number 13 of 2008, then the hypothesis is rejected.
The measurement of expenditure and burden at BPMPD Prov. Kaltim is in accordance with
Local Regulation Number 13 of 2008, then the hypothesis is rejected. Recording The
expenditures and burden records at BPMPD Prov. Kaltim is not in accordance with Local
Regulation Number 13 of 2008, then the hypothesis is accepted.
Keywords: Accounting System, Expenditure, Burden, Recognition, Measurement, Records
2

Pendahuluan
Peraturan Pemerintah Nomor 58 pemerintah daerah yang sering disebut
Tahun 2005 tentang Pengelolaan dengan akuntansi keuangan daerah.
Keuangan Daerah, diatur bahwa Akuntansi Keuangan Daerah
Pernyataan ini juga didukung oleh
pemerintah daerah harus membuat sistem
Tanjung (2012 : 35), yang mendefinisikan
akuntansi yang diatur dengan Peraturan akuntansi keuangan daerah sebagai :
Kepala Daerah, dan Provinsi Kalimantan Proses pencatatan, penggolongan dan
Timur mengeluarkan Peraturan Daerah pengikhtisaran dengan cara tertentu
Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Pokok- dalam ukuran moneter, transaksi dan
Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah. kejadian – kejadian yang umumnya
Berdasarkan Peraturan Daerah bersifat keuangan dan termasuk
Nomor 13 Tahun 2008, sistem keuangan pelaporan hasil – hasillnya dalam
pemerintah daerah meliputi : (1) Prosedur penyelenggaraan urusan pemerintah
akuntansi penerimaan kas, (2) Prosedur menurut asas otonomi dan tugas
akuntansi pengeluaran kas, (3) Prosedur pembantuan dengan prinsip otonomi
akuntansi asset tetap/ barang milik daerah seluas- luasnya dalam sistem dan prinsip
dan (4) Prosedur akuntansi selain kas. Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sistem akuntansi pemerintah daerah Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
tersebut disusun dengan berpedoman Sistem Akuntansi, menurut
pada prinsip pengendalian intern sesuai Mulyadi (2008:3) Sistem akuntansi adalah
dengan peraturan pemerintah tentang “organisasi formulir, catatan dan laporan
standar akuntansi pemerintahan.Standar yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk
Akuntansi Pemerintah yang berlaku saat menyediakan informasi keuangan yang
ini yaitu, PP Nomor 71 Tahun 2010 dibutuhkan oleh manajemen dalam
Tentang Standar Akuntansi pengelolaan”. Berdasarkan definisi diatas,
Pemerintahan. maka diketahui bahwa sistem akuntansi
Pelaksanaan Pengelolaan terdiri dari elemen-elemen pokok yaitu
Keuangan pada Badan Pemberdayaan formulir, catatan serta laporan. Menurut
Masyarakat dan Pemerintahan Desa Perda Prov. Kaltim Nomor 13 Tahun
Prov. Kaltim berdasarkan hasil Inspektorat 2008 Sistem akuntansi Pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur pada Tahun Daerah merupakan “serangkaian prosedur
2016, terdapat selisih antara saldo buku mulai dari pengumpulan data, pencatatan,
dengan saldo kas yang disebabkan pengikhtisaran dan pelaporan posisi
adanya uang muka/ panjar kegiatan yang keuangan dan operasi keuangan
beredar di bidang – bidang BPMPD Prov. Pemerintah Daerah”.
Kaltim, kurang optimalnya penerapan Belanja dan Beban
sistem akuntansi keuangan daerah yang Belanja adalah semua
mempengaruhi dalam melaksanakan pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Laporan Pertanggungjawaban. Daerah yang mengurangi saldo anggaran
lebih dalam periode tahun anggaran
Dasar Teori bersangkutan yang tidak akan diperoleh
Akuntansi Sektor Publik pembayarannya kembali oleh pemerintah
Pengertian Akuntansi daerah. Beban adalah penurunan manfaat
Pemerintahan/ Sektor Publik, menurut ekonomi atau potensi jasa dalam periode
Sujarweni (2016:6) : Akuntansi pelaporan yang menurunkan ekuitas,
Pemerintahan adalah salah satu bidang yang dapat berupa pengeluaran atau
akuntansi yang mengkhususkan diri konsumsi asset atau timbulnya kewajiban.
dalam pencatatan dan pelaporan Pengakuan Belanja dan Beban
transaksi–transaksi yang ada di instansi Pengakuan dalam akuntansi
pemerintah dan menghasilkan laporan adalah proses penetapan terpenuhinya
keuangan pemerintahan. Akuntansi kriteria pencatatan suatu kejadian atau
Pemerintahan dibedakan atas akuntansi peristiwa dalam catatan akuntansi
pemerintah pusat dan akuntansi sehingga akan menjadi bagian yang
melengkapi unsur aset. Kewajiban,
3

ekuitas dana, pendapatan, belanja dan 1) Beban diakui sebelum pengeluaran


pembiayaan. Pengakuan diwujudkan kas;
dalam pencatatan jumlah uang terhadap 2) Beban diakui setelah pengeluaran
pos-pos laporan keuangan yang kas
terpengaruh oleh kejadian atau peristiwa 3) Beban diakui bersamaan dengan
terkait. pengeluaran kas
Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh Pengukuran
suatu kejadian atau peristiwa untuk diakui Pengukuran adalah proses
yaitu : penetapan nilai uang untuk mengakui dan
1. Terdapat kemungkinan bahwa manfaat memasukkan setiap pos dalam laporan
ekonomi yang berkaitan dengan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam
kejadian atau peristiwa tersebut akan laporan keuangan menggunakan nilai
mengalir dari atau masuk ke dalam perolehan historis.
entitas pelaporan yang bersangkutan. Pengukuran Belanja
2. Kejadian atau peristiwa tersebut Belanja diukur sejumlah
mempunyai nilai atau biaya yang dapat pengeluaran kas yang keluar dari
diukur atau dapat diestimasi dengan Rekening Kas Umum Daerah dan atau
andal. Rekening Bendahara Pengeluaran
Pengakuan Belanja berdasarkan azas bruto berdasarkan nilai
1) Belanja diakui pada saat terjadinya nominal yang dikeluarkan dan tercantum
pengeluaran dari Rekening Kas Umum dalam dokumen pengeluaran yang sah
Daerah; Pengukuran Beban
2) Khusus pengeluaran melalui Beban diukur berdasarkan
bendahara pengeluaran pengakuannya realisasi pengeluaran atau konsumsi
terjadi pada saat pertanggungjawaban asset, atau terjadinya timbulnya
atas pengeluaran tersebut disahkan kewajiban, atau penurunan manfaat
oleh pengguna anggaran setelah ekonomi atau potensi jasa pada periode
diverifikasi oleh PPK-SKPD untuk tahun berkenaan.
selanjutnya disahkan oleh unit yang Transaksi beban dalam bentuk
mempunyai fungsi perbendaharaan barang/ jasa harus dilaporkan dalam
dengan terbitnya SP2D GU atau SP2D laporan operasional dengan cara sebesar
Nihil. nilai perolehan atau sebesar nilai wajar
Pengakuan beban pada tanggal transaksi. Disamping itu
1) Saat timbulnya kewajiban; transaksi semacam ini juga harus
2) Saat terjadinya konsumsi aset; diungkapkan sedemikian rupa pada CaLK
3) Saat terjadinya penurunan manfaat sehingga dapat memberikan semua
ekonomi atau potensi jasa. informasi yang relevan mengenai bentuk
4) Beban dengan mekanisme LS akan dari beban.
diakui berdasarkan terbitnya dokumen Pencatatan Jurnal
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) a) Pencatatan atas pembayaran melalui
LS atau diakui bersamaan dengan PPTK
pengeluaran kas dan dilakukan Bendahara Pengeluaran memberikan
penyesuaian pada akhir periode panjar kegiatan kepada PPTK maka
akuntansi. maka perlu dilakukan pencatatan
5) Beban dengan mekanisme UP/GU/TU sebagai berikut:
akan diakui berdasarkan bukti Panjar Kegiatan ....................xxx
pengeluaran beban telah disahkan oleh Kas di Bendahara
Pengguna Anggaran/pada saat Pengeluaran…………........ xxx
Pertanggungjawaban (SPJ) atau diakui PPTK mempertanggungjawabkan
bersamaan dengan pengeluaran kas penggunaan panjar kegiatan kepada
dari bendahara pengeluaran dan Bendahara Pengeluaran, maka dicatat
dilakukan penyesuaian pada akhir dengan jurnal sebagai berikut:
periode akuntansi. Uang Muka ............................. xxx
6) Bila dikaitkan dengan pengeluaran kas Kas di Bendahara Pengeluaran ........... xxx
maka pengakuan beban dapat Panjar Kegiatan ............ xxx
dilakukan dengan tiga kondisi, yaitu:
4

Pendebetan akun Kas di Bendahara Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan


Pengeluaran pada jurnal di atas Timur.
dilakukan apabila ada selisih lebih antara Belanja adalah semua pengeluaran
panjar yang diberikan oleh Bendahara dari Rekening Kas Umum Daerah yang
Pengeluaran dengan penggunaan panjar mengurangi Saldo Anggaran Lebih (SAL)
tersebut oleh PPTK. dalam periode tahun anggaran yang tidak
SPJ dari PPTK di atas disahkan akan diperoleh pembayarannya kembali
oleh Pengguna Anggaran/Kuasa oleh BPMPD Prov. Kaltim.
Pengguna Anggaran, akan dijurnal Beban adalah kewajiban BPMPD
sebagai berikut: Prov. Kaltim yang diakui sebagai
Beban ............................ xxx pengurang nilai kekayaan bersih.
Uang Muka ..................... xxx Penurunan manfaat ekonomi atau potensi
Pengakuan belanja atas penggunaan jasa dalam periode pelaporan yang
panjar oleh PPTK baru bisa dilakukan menurunkan ekuitas, yang dapat berupa
setelah diterbitkan SP2D GU oleh BUD, pengeluaran atau konsumsi aset atau
yang dicatat dengan jurnal sebagai timbulnya kewajiban.
berikut: Pengakuan adalah proses
Belanja ...........................xxx penetapan terpenuhinya kriteria
Perubahan SAL ................ xxx pencatatan suatu kejadian atau peristiwa
b) Pencatatan pembayaran dilakukan dalam catatan akuntansi sehingga akan
melalui Bendahara Pengeluaran Pada menjadi bagian yang melengkapi unsur
saat kas dikeluarkan dan dibuat sebagaimana akan termuat pada laporan
SPJ oleh Bendahara Pengeluaran, keuangan entitas pelaporan oleh Badan
maka dicatat dengan jurnal sebagai Pemberdayaan Masyarakat dan
berikut: Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan
Beban ............................... xxx Timur.
Kas di Bendahara Pengukuran adalah proses
Pengeluaran ........................... penetapan nilai uang untuk mengakui dan
xxx memasukkan setiap pos dalam laporan
keuangan Badan Pemberdayaan
Apabila telah diterbitkan SP2D GU dari
Masyarakat dan Pemerintahan Desa
BUD, maka dicatat dengan jurnal
Provinsi Kalimantan Timur .
sebagai berikut:
Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun
Belanja............................. xxx 2008 tentang Pokok – Pokok
Perubahan SAL………......xxx Pengelolaan Keuangan Daerah.
c) Pencatatan pembayaran dilakukan Peraturan Daerah ini menjadi pedoman
melalui kas daerah (BUD) bagi Badan Pemberdayaan Masyarakat
Apabila pengeluaran dilakukan dan Pemerintahan Desa Provinsi
langsung dari Kas Daerah melalui Kalimantan Timur dalam melaksanakan
mekanisme LS maka dicatat dengan Pengelolaan Keuangan Daerah,
jurnal sebagai berikut: khususnya sistem akuntansi pemerintah
Beban ............................... xxx daerah.
R/K PPKD ........................xxx Metode Pengumpulan Data
Belanja diakui dan dicatat dengan jurnal Melakukan Pengamatan (observasi )
sebagai berikut: yaitu dengan pengumpulan data penulis
Belanja.............................. xxx langsung mengadakan peninjauan ke
Perubahan SAL................. xxx objek penelitian yaitu BPMPD Prov. Kaltim
dan Wawancara yaitu penulis
Metodologi mengumpulkan data dengan mengadakan
Definisi Operasional tanya jawab langsung kepada pihak
Sistem akuntansi pemerintahan terkait di BPMPD Prov. Kaltim.
daerah adalah serangkaian prosedur Penelitian ini dilakukan dengan cara
mulai dari pengumpulan data, pencatatan, mengambil data sekunder dari dokumen-
pengikhtisaran dan pelaporan posisi dokumen dan laporan yang berhubungan
keuangan dan operasi keuangan Badan dengan permasalahan yang diteliti.
Pemberdayaan Masyarakat dan
5

Alat Analisis

Analisis Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur


Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Pokok Pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah
Pengakuan Beban
 Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadi konsumsi
aset, atau terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau
potensi jasa
Pengakuan  Beban pembayarannya yang melalui mekanisme uang persediaan,
diakui ketika membuat pertanggungjawaban (SPJ)
Pengakuan Belanja
 Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening Kas
Umum Daerah.
 Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan
terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut
disahkan oleh pengguna anggaran.
Pengukuran Beban
 Beban diukur berdasarkan realisasi pengeluaran atau konsumsi
asset, atau terjadinya timbulnya kewajiban atau penurunan manfaat
ekonomi atau potensi jasa pada periode tahun berkenaan.
 Transaksi beban dalam bentuk barang/ jasa harus dilaporkan dalam
laporan operasional dengan cara sebesar nilai perolehan atau
Pengukuran sebesar nilai wajar pada tanggal transaksi.
Pengukuran Belanja
 Akuntansi belanja dilaksanakan berdasarkan asas bruto dan diukur
berdasarkan nilai nominal yang dikeluarkan dan tercantum dalam
dokumen pengeluaran yang sah.
Panjar Kegiatan (D)
Kas di Bendahara Pengeluaran (K)
(Kas dikeluarkan Bendahara Pengeluaran ke PPTK)

Uang Muka (D)


Kas di Bendahara Pengeluaran (D)
Panjar Kegiatan (K)
(Pertanggungjawaban PPTK ke Bendahara Pengeluaran,
Pengembalian Sisa Panjar)
Pencatatan
Beban….(D)
Uang Muka (K)
(Pertanggungjawaban Pengeluaran (penyusunan SPJ))

Belanja ………….(D)
Perubahan SAL (K)
(Realisasi Belanja)
Sumber : Perda Nomor 13 Tahun 2008
6

Analisis

Perbandingan Pengakuan, Pengukuran dan Pencatatan Belanja dan Beban pada


BPMPD Prov. Kaltim dengan Perda Kaltim Nomor 13 Tahun 2008

No Pengakuan BPMPD Prov. Peraturan Daerah Nomor Ket.


Kaltim 13 Tahun 2008

1. Pengakuan Mengakui adanya  Belanja diakui pada saat


Belanja realisasi atas terjadinya pengeluaran
belanja tersebut dari rekening Kas Umum Sudah Sesuai
saat diterimanya Daerah.
SP2D - GU (Surat  Khusus pengeluaran
Perintah melalui bendahara
Pencairan Dana - pengeluaran, pengakuan
Ganti Uang) terjadi pada saat
pertanggungjawaban
atas pengeluaran
tersebut disahkan oleh
pengguna anggaran.
2. Pengakuan Mengakui adanya  Beban diakui pada saat
Beban beban atas timbulnya kewajiban,
belanja tersebut terjadi konsumsi aset, Sudah Sesuai
saat diterimanya atau terjadinya
SPJ (Surat penurunan manfaat
Pertanggung ekonomi atau potensi
Jawaban) jasa
 Beban yang
pembayarannya melalui
mekanisme persediaan
diakui saat
pertanggungjawaban
bukti- bukti pengeluaran
(penyusunan SPJ)
3. Pengukuran Diukur sebesar  Beban diukur
Beban nilai perolehan berdasarkan realisasi
atau nilai wajar pengeluaran atau
yang tertera konsumsi asset, atau Sudah Sesuai
dalam dokumen terjadinya timbulnya
pengeluaran yang kewajiban atau
sah yaitu sesuai penurunan manfaat
bukti SPJ yang ekonomi atau potensi
dicatat pada BKU jasa pada periode tahun
( Buku Kas berkenaan.
Umum)  Transaksi beban dalam
bentuk barang/ jasa
harus dilaporkan dalam
laporan operasional
dengan cara sebesar
nilai perolehan atau
sebesar nilai wajar pada
tanggal transaksi.
Dilanjutkan
7

Lanjutan

No Pengukuran BPMPD Prov. Peraturan Daerah Nomor Ket.


Kaltim 13 Tahun 2008

4. Pengukuran Diukur  Belanja diukur


Belanja berdasarkan azas berdasarkan azas bruto
bruto dan diukur dan diukur berdasarkan Sudah Sesuai
berdasarkan nilai nilai nominal yang
nominal yang dikeluarkan dan
dikeluarkan dan tercantum dalam
tercantum dalam dokumen pengeluaran
dokumen yang sah.
pengeluaran yang
sah yaitu sesuai
SP2D – GU
5. Pencatatan Pencatatan Panjar Kegiatan (D) Belum Sesuai,
Beban dan dilakukan di Buku Kas di Bendahara dikarenakan
Belanja Kas Umum tanpa Pengeluaran (K) pencatatan
adanya (Kas dikeluarkan jurnal beban
penjurnalan, Bendahara Pengeluaran dan belanja
setelah menerima ke PPTK) pada BPMPD
SP2D GU atas Prov. Kaltim
SPM untuk Uang Muka (D) tidak
pembayaran Kas di Bendahara menggunakan
perjalanan dinas, Pengeluaran (D) akun panjar,
dijurnal sebagai Panjar Kegiatan pengembalian
berikut : (K) panjar dan
Belanja Perjalanan (Pertanggungjawaban beban, hanya
Dinas Dalam PPTK ke Bendahara menggunakan
Daerah xxx Pengeluaran, akun belanja.
Uang Muka Pengembalian Sisa
Operasional Panjar)
xxx
(Realisasi Beban….(D)
Belanja) Uang Muka (K)
(Pertanggungjawaban
Pengeluaran (penyusunan
SPJ))

Belanja ………….(D)
Perubahan SAL (K)
(Realisasi Belanja)

Sumber : BPMPD Prov. Kaltim dengan Perda Nomor 13 Tahun 2008


8

Pembahasan Beban BPMPD Prov. Kaltim belum sesuai


Pengakuan Belanja dan Beban dengan Perda Nomor 13 Tahun 2008,
PPK-SKPD mencatat kejadian maka hipotesis diterima.
tersebut pada tanggal Surat Perintah
Pencairan Dana yang telah disahkan oleh Kesimpulan
pengguna anggaran diterima bendahara, Pengakuan Belanja dan Beban
dalam artian Belanja diakui saat uang BPMPD Prov. Kaltim sudah sesuai
tersebut benar-benar telah keluar dari kas dengan Peraturan Daerah Nomor 13
daerah. Berdasarkan Hal tersebut BPMPD Tahun 2008 Tentang Pokok – Pokok
Prov. Kaltim telah mengakui belanja Pengelolaan Keuangan Daerah,
sesuai dengan Perda Nomor 13 Tahun berdasarkan hasil pengujian hipotesis
2008. BPMPD Prov. Kaltim mengakui tersebut maka hipotesis ditolak.
adanya beban saat diterimanya bukti Pengukuran Belanja dan Beban BPMPD
Surat Pertanggung Jawaban oleh Prov. Kaltim sudah sesuai dengan
Bendahara Pengeluaran yang dicatat Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2008
pada Buku Kas Umum, dalam artian Tentang Pokok – Pokok Pengelolaan
bahwa dokumen yang diterima bendahara Keuangan Daerah, berdasarkan hasil
tersebut diakui beban karena timbulnya pengujian hipotesis tersebut maka
kewajiban untuk dibayarkan. Dengan hipotesis ditolak. Pencatatan Belanja dan
demikian, bahwa Pengakuan Belanja dan Beban BPMPD Prov. Kaltim belum sesuai
Beban BPMPD Prov. Kaltim sudah sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 13
dengan Perda Nomor 13 Tahun 2008, Tahun 2008 Tentang Pokok – Pokok
maka hipotesis ditolak. Pengelolaan Keuangan Daerah,
Pengukuran Belanja dan Beban dikarenakan tidak adanya penjurnalan
Berdasarkan terbitnya Surat menggunakan akun panjar kegiatan,
Perintah Pencairan Dana Ganti Uang, pengembalian sisa panjar dan beban,
maka nilai uang yang ditetapkan untuk hanya menggunakan akun belanja,
diakui sesuai yang tercantum dalam berdasarkan hasil pengujian hipotesis
dokumen tersebut. Diterimanya bukti - tersebut maka hipotesis diterima.
bukti Surat Pertanggung Jawaban oleh Saran
Bendahara Pengeluaran kemudian dicatat Saran yang diusulkan peneliti
pada Buku Kas Umum maka nilai uang dalam skripsi ini adalah peningkatan
yang ditetapkan untuk diakui sesuai yang kualitas sumber daya manusia pada
tercantum dalam dokumen tersebut. BPMPD Prov. Kaltim yang memiliki
Dengan demikian, bahwa Pengukuran spesialisasi dan kemampuan dalam
Belanja dan Beban BPMPD Prov. Kaltim rangka pengelolaan pencatatan dan
sudah sesuai dengan Perda Nomor 13 pelaporan keuangan SKPD (Satuan Kerja
Tahun 2008, maka hipotesis ditolak. Perangkat Daerah), khususnya terkait
Pencatatan Belanja dan Beban tentang Peraturan Pemerintah Nomor 71
Jurnal belanja dan beban Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
BPMPD Prov. Kaltim belum Pemerintah (SAP) dan Perda Nomor 13
melaksanakan pencatatan jurnal yang Tahun 2008 Tentang Pokok – Pokok
diterapkan Peraturan Daerah Nomor 13 Pengelolaan Keuangan Daerah. Sumber
Tahun 2008, karena pencatatan jurnal Daya Manusia ini dapat diperoleh melalui
belanja dan beban perjalanan dinas pelatihan ,bimbingan teknis serta
BPMPD Prov. Kaltim melalui mekanisme sosialisasi untuk pegawai (SDM) yang
uang persediaan pembayaran melalui sudah ada.
PPTK, hanya mencatat di Buku Kas
Umum tanpa adanya perjurnalan yang Daftar Pustaka
menggunakan akun panjar kegiatan,
pengembalian sisa panjar dan beban, Anonim. 2010. Peraturan Pemerintah
setelah menerima dokumen yang Nomor 71 Tahun 2010 Tentang
disahkan pengguna anggaran BPMPD Standar Akuntansi Pemerintah
Prov. Kaltim melakukan pencatatan jurnal
atas akun belanja tersebut. Dengan . 2008. Peraturan Daerah Provinsi
demikian, bahwa Pencatatan Belanja dan Kalimantan Timur Nomor 13
Tahun 2008 Tentang Pokok –
9

Pokok Pengelolaan Keuangan


Daerah

Mulyadi,. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta


: Salemba Empat

Sujarweni Wiratna. 2016. Akuntansi


Sektor Publik. Yogyakarta :
Pustaka Baru Press

Tanjung, Abdul Hafiz. 2012. Akuntansi


Pemerintahan Daerah. Bandung
: Alfabeta
10
11
12

You might also like