You are on page 1of 13

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN BUAS-BUAS

(Premna cordifolia Linn.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI


PARU TIKUS (Rattus norvegicus) WISTAR JANTAN
PASCA PAPARAN ASAP ROKOK

Kristina Lusty Tohomi*, Iswahyudi, Sri Wahdaningsih


Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Pontianak
*email : lusty_kristina@yahoo.com

ABSTRACT

Cigarette smoke is one of free radical source that can cause oxidative stress, emphysema,
and inflamation on lung. Leaves of Premna cordifolia Linn. is one of antioxidant that can
neutralize the free radical in body. The purpose of the research is to find the antioxidant
activity of Premna cordifolia leaves in reducing lung’s damage and to find the effective
dose that can reduce lung’s damage after exposure of cigarette smoke. Dried leaves of
Premna cordifolia are maserated with ethanol 70%. Rats are divided into five groups,
Group without treatment (CMC control), group that exposed to smoke, three groups that
treated with 200 (P1), 400 (P2), and 600mg/kgBW (P3) of ethanolic extract of Premna
cordifolia leaves after smoke exposure, and one group that treated with 18mg/kgBW of
vitamin E as positive control after smoke exposure. All groups were treated with three
cigarette without filter for 14 days. All rat were terminated on the fifteent day. Right lung
were collected and subjected to necropsy and stained with Hematoksilin-Eosin. The result
show that all doses of ethanolic extract of Premna cordifolia reduce lung damage in
enlarge alveolar, thickening of alveolar’s wall, and infiltration of inflmation cells in rats.
The effective dose is 600mg/kgbw because the potential of Premna cordifolia leaves extract
was same with the potential of positive contol in reducing the lung damage.
Keywords: Antioxidant, Premna cordifolia, Lung histopathology, Cigarette smoke

ABSTRAK

Asap rokok merupakan salah satu sumber radikal bebas yang dapat menyebabkan stress
oksidatif, emfisema dan peradangan paru. Daun buas-buas (Premna cordifolia Linn.)
merupakan salah satu antioksidan yang dapat menetralisir keberadaan radikal bebas dalam
tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan daun buas-
buas dalam menurunkan derajat kerusakan paru pada tikus pasca paparan asap rokok dan
dosis efektif daun buas-buas yang dapat menurunkan derajat kerusakan paru tikus akibat
asap rokok. Simplisia daun buas-buas dimaserasi dengan etanol 70%. Tikus dibagi menjadi
5 perlakuan, yaitu kelompok yang hanya diberi suspensi CMC (kontrol CMC), kelompok
yang hanya diberi paparan asap rokok (kontrol negatif), kelompok perlakuan P1, P2, P3
masing-masing diberi paparan asap rokok dan ekstrak etanol daun buas-buas dengan dosis
200, 400, serta dosis 600 mg/kgBB dan kelompok perlakuan kontrol Positif diberi paparan
asap rokok dan suspensi vitamin E dosis 18 mg/kgBB. Semua kelompok diperlakukan
setiap hari dengan menggunakan 3 batang rokok tanpa filter selama 14 hari . Kemudian
pada hari ke 15 semua tikus diterminasi dan diambil paru sebelah kanan untuk selanjutnya
dibuat preparat histopatologi menggunakan pewarnaan Hematoksilin-Eosin. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun buas-buas dapat menurunkan tingkat
kerusakan paru-paru pada pelebaran lumen alveolus, penebalan dinding alveolus dan

J. Trop. Pharm. Chem. 2014. Vol 2. No. 4 212


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Buas-Buas (Premna cordifolia Linn.) terhadap Gambaran Histopatologi Paru Tikus (Rattus norvegicus) Wistar
Jantan Pasca Paparan Asap Rokok

infiltrasi sel radang pada tikus yang terpapar asap rokok. Dosis ekstrak etanol daun buas-
buas dosis 600 mg/kgBB merupakan dosis efektif untuk menurunkan tingkat kerusakan
paru-paru hingga tidak berbeda signifikan (p>0,05) dibandingkan dengan kontrol positif.

Kata kunci: Premna cordifolia, Antioksidan, Histopatologi paru, Asap rokok


PENDAHULUAN memiliki banyak manfaat yaitu sebagai
Merokok memberikan implikasi obat asma, hepatoprotektif dan antitumor.
terhadap berbagai faktor utama resiko Masyarakat umumnya menggunakan
penyakit, seperti misalnya penyakit paru daun buas-buas sebagai bumbu masakan
obstruktif kronik, emphisema dan (Suhartono, dkk., 2007, Büyükbas, dkk.,
berbagai penyakit jantung. Prevalensi 2008, dan Vadivu R, dkk., 2008).
perokok di Indonesia adalah 69% pria Berdasarkan penelitian sebelumnya
dan 4% wanita. Merokok diestimasikan ekstrak metanol daun buas-buas (Premna
menyebabkan 90% kanker paru-paru cordifolia) mempunyai aktivitas
pada pria dan sekitar 70% pada wanita. antioksidan yang sangat aktif dengan IC50
Indonesia menduduki peringkat ketiga sebesar 31,91 ± 0,43 µg/mL. Daun buas-
jumlah perokok terbanyak di dunia buas mengandung fenolik, flavonoid,
dengan jumlah sekitar 141 juta orang, flanonol glikosida, alkaloid dan steroid
dengan kenaikan konsumsi rokok Mahmud, dkk., 2012, Selvam Thamizh,
tertinggi di dunia (WHO, 2013). dkk., 2010, dan Bakar, dkk., 2010).
Rokok merupakan salah satu Penelitian tersebut menjadi dasar
polutan berupa gas yang mengandung dilakukannya pengujian aktivitas
berbagai bahan kimia antara lain nikotin, antioksidan ekstrak daun buas-buas pada
karbon monoksida, tar dan eugenol tikus jantan yang terpapar asap rokok
(dalam rokok kretek). Asap rokok yang secara in vivo. Pengujian ini dilakukan
merupakan sumber radikal bebas dapat dengan mengukur derajat kerusakan
mempengaruhi metabolisme makrofag, histopatologis paru-paru tikus wistar
dengan cara mengaktifkan makrofag jantan yang terpapar asap rokok setelah
untuk melepaskan sel tersebut akan pemberian ekstrak etanol daun buas-buas.
menyebabkan dilepaskannya faktor Pengamatan histopatologi paru yang
kemotatik neutrofil, seperti leukorien B4 dilakukan meliputi pengukuran derajat
dan interleukin 8. Faktor-faktor tersebut kerusakan berupa pelebaran lumen
akan merangsang neutrofil melepaskan alveoli, penebalan dinding alveoli dan
protease yang akan merusak jaringan ikat infiltrasi sel radang. Hasil dari
parenkim paru sehingga timbul kerusakan pengamatan ini diberi skor berdasarkan
dinding alveolar dan hipersekresi mukus. tingkat kerusakan masing-masing
Kerusakan paru yang terjadi akibat asap parameter.
rokok berupa terjadinya pelebaran lumen
alveolus, penebalan dinding alveolus, dan METODE PENELITIAN
peradangan alveoulus yang ditandai
degan meningkatnya jumlah leukosit Alat
pada alveolus (Muhammad Ismiyati, Alat yang digunakan pada penelitian
2009, dan Dietrich, dkk., 2003). ini adalah timbangan analitik (Precisa),
Antioksidan merupakan senyawa blender simplisia (IlinQi FZ-10),
yang memiliki kemampuan untuk waterbath (Memmert WNB 22), oven
menetralisir radikal dan mencengah (Memmert UP400), desikator, peralatan
kerusakan pada paru.Salah satu tumbuhan bedah, smoking chamber berukuran
yang dapat berfungsi sebagai antioksidan 38,5×28,5×22,5 cm.
adalah daun buas-buas (Premna
cordifolia Linn.). Tanaman buas-buas

J. Trop. Pharm. Chem. 2014. Vol 2. No. 4 213


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Buas-Buas (Premna cordifolia Linn.) terhadap Gambaran Histopatologi Paru Tikus (Rattus norvegicus) Wistar
Jantan Pasca Paparan Asap Rokok

Bahan Pembuatan Ekstrak


Bahan yang digunakan pada Metode ekstraksi yang digunakan
penelitian ini adalah daun buas-buas, dalam penelitian ini adalah ekstraksi
etanol 70%, serbuk magnesium maserasi. Simplisia daun buas-buas
(Merck®), larutan HCl 2 N, larutan HCl sebanyak 300 g direndam dengan pelarut
pekat, larutan FeCl3 1%, pereaksi etanol 70%, dilakukan pergantian pelarut
Dragendorff, pereaksi Meyer, perekasi setiap 1×24 jam dan pengadukan sesering
Wagner, larutan H2SO4 2N, larutan mungkin. Kemudian ekstrak etanol
H2SO4 pekat, asam asetat glasial, vitamin tersebut dipekatkan menggunakan rotary
E, Carboxy Methyl Cellulose (CMC), evaporator dan waterbath hingga
aquades, aluminium foil, kertas saring. diperoleh ekstrak kental.

Hewan Uji Penetapan Susut Pengeringan


Hewan uji yang digunakan dalam Ekstrak ditimbang sebanyak 2
penelitian ini adalah tikus putih (Rattus gram dan dimasukkan ke dalam botol
norvegicus) galur wistar jantan. Sampel timbang dangkal bertutup yang
diperoleh secara acak yang memenuhi sebelumnya telah dipanaskan pada suhu
kriteria inklusi yaitu tikus putih wistar 105°C selama 30 menit dan telah ditara.
jantan, umur 2 – 3 bulan, berat badan Sebelum ditimbang ekstrak diratakan
100- 200 gram, dan tidak cacat secara dalam botol timbang, dengan
anatomi. Sedangkan kriteria eksklusinya menggoyangkan botol. Kemudian
adalah pada masa adaptasitikus yang dimasukkan ke dalam ruang pengering,
tampak sakit secara fisiologis dan dibuka tutupnya. dikeringkan pada suhu
terdapat penurunan berat badan yang 105°C hingga bobot tetap. Sebelum
drastis. setiap pengeringan, dibiarkan botol dalam
keadaan tertutup mendingin dalam
Tahap Penelitian desikator hingga suhu kamar
(Departemen Kesehatan Republik
Determinasi Tanaman Indonesia, 2000).
Tanaman buas-buas yang
digunakan di determinasi di Skrining Fitokima
Laboratorium Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Pemeriksaan Alkaloid
Universitas Tanjungpura dengan Larutan ekstrak ditambahkan
menyerahkan sampel berupa tanaman dengan 1 mL asam sulfat 2 N dan
utuh dari daun, batang, bunga dan buah dikocok. Ditambahkan 1 mL kloroform,
dikocok hingga terbentuk 2 lapisan.
Pengambilan dan Pengolahan Sampel Lapisan atas yang merupakan lapisan
Daun buas-buas diambil dari Desa asam diambil menggunakan pipet tetes
Rasau Jaya 2, Kecamatan Rasau Jaya, dan ditambahkan 1 mL ammonia.
Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kemudia larutan dibagi menjdai tiga
Kalimantan Barat Daun buas-buas yang tabung, tabung A ditambahkan 3 tetes
telah dikumpulkan, disortasi basah, pereaksi Dragendroff, tabung B
dicuci. Kemudian daun dikeringkan ditambahkan 3 tetes perekasi Mayer dan
dibawah sinar matahari secara tidak tabung C ditambahkan 3 tetes perekasi
langsung, daun yang telah kering Wagner. Hasil positif alkaloid ditandai
dilakukan pengubahan bentuk dengan dengan adanya endapan warna putih pada
menggunakan blender simplisia. tabung A dan adanya endapan merah bata
simplisia disimpan dalam wadah kering pada tabung B dan C (Raaman, 2006).
dan tertutup rapat.

J. Trop. Pharm. Chem. 2014. Vol 2. No. 4 214


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Buas-Buas (Premna cordifolia Linn.) terhadap Gambaran Histopatologi Paru Tikus (Rattus norvegicus) Wistar
Jantan Pasca Paparan Asap Rokok

Pemeriksaan Flavonoid smoking chamber yang terbuat dari


Larutan ekstrak sebanyak 1 mL plastik ukuran 38,5×28,5×22,5 cm
ditambah dengan sedikit serbuk dilengkapi dengan ventilasi, dua buah air
magnesium sebanyak 1 gram dan larutan pump dan tempat pembakaran rokok.
HCl pekat.Perubahan warna larutan Satu jam setelah pemaparan asap rokok,
menjadi warna merah menandakan tikus diberi ektstrak etanol daun buas-
adanya flavonoid (Robinson, 1983). buas sesuai variasi dosis.

Pemeriksaan Steroid dan Triterpenoid Perlakuan Hewan Percobaan


Seluruh hewan percobaan
Ekstrak sampel sebanyak 1 ml diadaptasikan selama tujuh hari. Tikus
ditambahkan dengan 1 mL pereaksi yang diadaptasi akan diberikan makan
Lieberman- Burchard (CH3COOH glasial dan minum secukupnya. Kemudian
dan larutan H2SO4 pekat). Warna berubah hewan percobaan dipilih secara acak
menjadi merah yang menunjukkan dibagi menjadi enam kelompok.
adanya senyawa terpenoid dan warna Kelompok A merupakan kelompok
berubah menjadi biru yang menunjukkan normal tanpa paparan asap rokok dan
adanya senyawa steroid (Kristanti, dkk., hanya diberi suspensi CMC 1%
2008). Kelompok B adalah kelompok kontrol
postif yang diberikan paparan asap rokok
Pemerikasaan Tanin dan vitamin E. Kelompok C adalah
Ekstrak sampel sebanyak 1 mL kelompok kontrol negatif yang hanya
ditambahkan 1 mL larutan gelatin 1% diberikan paparan asap rokok dan
dan diikuti larutan NaCl 10%. Hasil suspensi CMC 1%. Kelompok D, E dan F
positif ditandai dengan terbentuknya adalah kelompok perlakuan yang
endapan putih (Raaman, 2006). diberikan paparan asap rokok dan ektrak
etanol daun buas-buas dengan dosis 200,
Pemeriksaan Fenol 400 dan 600 mg/kg BB.
Ekstrak sampel sebanyak 1 mL
ditambahkan 3 tetes larutan FeCl3 5%. Pengamatan Histopalogi Paru
Hasil positif yaitu timbul warna biru Preparat diamati dibawah
kehitaman (Raaman, 2006). mikroskop dalam 5 lapangan pandang,
yaitu pada keempat sudut dan bagian
Pemeriksaan Saponin
tengah preparat, dengan perbesaran 100×
Ekstrak sampel sebanyak 2 mL
dan 400×. Sasaran yang dibaca adalah
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu
persentase pelebaran lumen alveolus,
ditambahkan dengan air dan dikocok
penebalan dinding alveolus, infiltrasi sel
dengan kuat selama 15 menit. Hasil
radang dengan kriteria sebagai berikut:
positif ditunjukkan dengan terbentuknya
busa dengan tinggi 2 cm (Raaman, 2006).
a. Skoring pelebaran lumen dan
penebalan dinding
Pengujian Aktivitas Antiokisdan
SKOR 0 : tidak ada perubahan
Pemaparan Asap Rokok
histologis
Rokok yang digunakan adalah rokok
SKOR 1 : terjadi kerusakan pada
kretek tanpa filter. Semua tikus diberi
kurang dari sepertiga lapang
paparan asap. Proses pemaparan
pandang
dilakukan dalam smoking chamber.
SKOR 2 : terjadi kerusakan pada
Proses pemaparan dilakukan setiap pagi
sepertiga hingga duapertiga
menggunakan 3 batang rokok. Pemaparan
lapang pandang
dilakukan selama 14 hari didalam

J. Trop. Pharm. Chem. 2014. Vol 2. No. 4 215


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Buas-Buas (Premna cordifolia Linn.) terhadap Gambaran Histopatologi Paru Tikus (Rattus norvegicus) Wistar
Jantan Pasca Paparan Asap Rokok

SKOR 3 : terjadi kerusakan pada lebih HASIL DAN PEMBAHASAN


dari duapertiga lapang
pandang Ekstraksi
(Lenzatti Manuella, dkk., 2011, Nurliani Metode ekstraksi daun buas-buas
Anni, dkk., 2012) dalam penelitiaan ini menggunakan
metode maserasi dengan pelarut etanol
70%. Hasil ekstrak etanol daun buas-buas
b. Skoring infiltrasi sel radang yang diperoleh sebesar 88 gram dengan
SKOR 0 : tidak ada perubahan nilai rendemen 29,33 %.
histologis
SKOR 1 : infiltrasi sel radang pada Penetapan Susut Pengeringan
kurang dari sepertiga lapang Hasil penetapan susut pengeringan
pandang ekstrak etanol daun buas-buas adalah
SKOR 2 : infiltrasi sel radang 14,523 %. Hasil ini membuktikan bahwa
kerusakan pada sepertiga ekstrak merupakan ekstrak kental karena
hingga duapertiga lapang termasuk dalam rentang ekstrak kental
pandang yaitu 5-30% (Voight, 1995). Ekstrak
SKOR 3 : infiltrasi sel radang pada kental (Extractum spissum) memiliki
lebih dari duapertiga lapang konsistensi liat dalam keadaan dingin dan
pandang. tidak dapat dituang.
(Lenzatti Manuella, dkk., 2011, Nurliani
Anni, dkk., 2012) Skrining Fitokimia

Analisis Data Tabel 1. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak


Data kuantitatif yang diperoleh Etanol Daun Buas-Buas
dianalisis dengan program analisis No Pemeriksaan Hasil
statistik. Data kerusakan paru diolah 1 Alkaloid +
dengan uji Shapiro Wilk untuk uji 2 Flavonoid +
normalitas data. Uji homogenitas 3 Triterpenoid dan Steroid -
dilakukan menggunakan uji Homogeneity 4 Tanin -
of Variance Test. Data yang didapat tidak 5 Fenol +
terdistribusi dan tidak homogen, maka 6 Saponin +
selanjutnya data dianalisis menggunakan Keterangan:
uji nonparametrik yaitu uji Kruskal- (+) positif : mengandung golongan
Wallis untuk melihat ada atau tidaknya senyawa;
perbedaan pada kelompok percobaan. (-) negatif : tidak mengandung
Jika terdapat perbedaan, maka minimum golongan senyawa.
harus terdapat satu kelompok yang
berbeda dari kelompok lain. Kemudian Berdasarkan hasil yang diperoleh
dilanjutkan dengan melakukan analisis pada tabel 1, dapat dilihat bahwa pada
post hoc untuk mengetahui pasangan ekstrak etanol 70% dari daun buas-buas
kelompok mana yang mempunyai mengandung senyawa yang tergolong
perbedaan signifikan dari semua alkaloid, flavonoid, fenol dan saponin.
kelompok dengan menggunakan uji Hal ini sesuai dengan yang terdapat pada
Mann Whitney. literatur yaitu buas-buas mengandung
fenolik, flavonoid, dan alkaloid (Bakar,
dkk., 2010).

J. Trop. Pharm. Chem. 2014. Vol 2. No. 4 216


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Buas-Buas (Premna cordifolia Linn.) terhadap Gambaran Histopatologi Paru Tikus (Rattus norvegicus) Wistar
Jantan Pasca Paparan Asap Rokok

HISTOPATOLOGI menyebabkan peningkatan protease


Asap rokok akan menyebabkan akibat aktivasi neutrofil dan defisiensi
terjadinya stress oksidatif. Stress antiprotease. Sehingga terjadi
oksidatif menyebabkan peroksidasi lipid ketidakseimbangan antara protease
yang akan menimbulkan kerusakan sel dengan antiprotese yang terdapat pada
dan inflamasi. Selanjutnya stres oksidatif jaringan alveolar menyebabkan degradasi
menyebabkan peroksidasi lipid yang akan jaringan paru (Lenzatti Manuella, dkk.,
menimbulkan kerusakan sel dan 2011, Nurliani Anni, dkk., 2012, dan
inflamasi. Proses inflamasi akan Samuel Santos, dkk., 2004). Skema
mengaktifkan sel alveolar makrofag mekanisme kerusakan paru akibat asap
sebagai pertahanan pertama, aktivasi sel rokok dapat silihat pada Gambar 1.
tersebut akan menyebabkan Parameter kerusakan paru yang
dilepaskannya faktor kemotatik neutrofil, diamati adalah pelebaran lumen alveolus,
seperti interleukin 8 dan leukotrien B4 penebalan dinding alveolus dan infiltrasi
yang merangsang neutrofil melepaskan sel radang. Metode yang digunakan yaitu
protease yang dapat merusak jaringan dengan pemberian skor (skoring) agar
ikat parenkim paru dengan menyebabkan dapat mengukur kerusakan yang
terjadinya elastisitas berlebihan pada paru ditimbulkan asap rokok serta perbaikan
sehingga timbul kerusakan dinding yang terjadi berdasarkan keadaan sel dan
alveolar dan hipersekresi mukus. Selain jaringan. Hasil pembacaan derajat
itu radikal bebas akan menyebabkan kerusakan paru dan klasifikasi tingkat
terjadinya inaktivasi α1-anti trypsin yang kerusakan pada masing-masing kelompok
berperan sebagai anti protease perlakuan tersaji dalam Tabel 2.

Gambar 1 Skema Mekanisme Kerusakan Paru Akibat Asap Rokok.


= meningkat; = menurun.

J. Trop. Pharm. Chem. 2014. Vol 2. No. 4 217


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Buas-Buas (Premna cordifolia Linn.) terhadap Gambaran Histopatologi Paru Tikus (Rattus norvegicus) Wistar
Jantan Pasca Paparan Asap Rokok

Tabel 2. Hasil Pengamatan Histopatologi Paru


Perlakuan Presentasi KerusakanParu (Mean±SD) Tingkat Kerusakan
Normal 40,15 ± 3,10 Sedang
Negatif 91,45 ± 0,40 Berat
Dosis 1 82,82 ± 11,57 Berat
Dosis 2 64,40 ± 5,52 Berat
Dosis 3 42,70 ± 7,26 Sedang
Positif 43,10 ± 3,96 Sedang

Pengamatan terhadap kerusakan paru asetilkolinesterase, sehingga


menunjukkan persentase paling tinggi menyebabkan akumulasi asetilkolin pada
terdapat pada kelompok perlakuan paru. Akumulasi asetilkolin ini
kontrol negatif yaitu 91,450. Secara merangsang bronkhus untuk berkonstriksi
statistik hasil tersebut berbeda signifikan sehingga terjadi destruksi dinding
(p<0,05) dengan kontrol normal. alveolus yang menyebabkan air trapping
Kelompok kontrol negatif yang hanya yaitu adanya timbunan udara pada satu
diberikan asap rokok tanpa diberikan tempat, sehingga terjadi pelebaran pada
ekstrak ataupun vitamin E menunjukkan lumen alveolus. Terjadinya kerusakan
kerusakan paling tinggi. Hasil ini sesuai berupa infiltrasi sel radang ditimbulkan
dengan literatur bahwa radikal bebas karena respon normal proses biokimia
yang berasal asap rokok dapat internal maupun eksternal yang
mengakibatkan terjadinya kerusakan pada menghasilkan suatu radikal bebas
paru melalui mekanisme asap rokok endogen yang pada akhirnya dapat
menyebabkan terjadinya stress oksidatif menimbulkan terjadinya suatu inflamasi
yang merusak alveolus paru. Stres yang ditunjukkan dengan adanya leukosit
oksidatif yang terjadi secera terus terutama neutrofil pada mikrovaskuler
menerus mengakibatkan terjadinya pulmonal dinding alveolus. Adanya
penumpukan hasil kerusakan. Parameter penumpukan sel radang pada dinding
derajat kerusakan paru pada pelebaran alveolus menyebabkan terjadinya
lumen alveolus menunjukkan adanya penebalan pada struktur dinding alveolus
emfisema. Emfisema merupakan keadaan (Lenzatti Manuella, dkk., 2011, Nurliani
paru yang mempunyai kenaikan ukuran Anni, dkk., 2012, dan Kim, dkk., 2010).
lebih dari normal dan adanya destruksi Hasil pengamatan histopatologi paru
pada dinding alveoli, hal ini karena asap ditunjukkan pada gambar 2 dan 3.
rokok dapat menghambat

J. Trop. Pharm. Chem. 2014. Vol 2. No. 4 218


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Buas-Buas (Premna cordifolia Linn.) terhadap Gambaran Histopatologi Paru Tikus (Rattus norvegicus) Wistar
Jantan Pasca Paparan Asap Rokok

A B

C D

E F

Gambar 1. Gambaran Parameter Pelebaran Lumen Alveolus: A. Kelompok Normal; B.


Kelompok Kontrol (-); C. Kelompok Dosis I; D. Kelompok Dosis II; E.
Kelompok Dosis III; F. Kelompok kontrol (+). Perbesaran 100×.
Keterangan :
( ); Lumen Alveolus Normal
( ); Pelebaran Lumen Alveolus.

J. Trop. Pharm. Chem. 2014. Vol 2. No. 4 219


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Buas-Buas (Premna cordifolia Linn.) terhadap Gambaran Histopatologi Paru Tikus (Rattus norvegicus) Wistar
Jantan Pasca Paparan Asap Rokok

A B

C D

E F

Gambar 2. Gambaran Penebalan Dinding Alveolus dan Infiltrasi Sel Radang : A.


Kelompok Normal; B. Kelompok Kontrol (-); C. Kelompok Dosis I; D.
Kelompok Dosis II; E. Kelompok Dosis III; F. Kelompok kontrol (+).
Perbesaran 400×.
Keterangan :
( ). Penebalan dinding Alveolus;
( ) infiltrasi sel radang.

J. Trop. Pharm. Chem. 2014. Vol 2. No. 4 220


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Buas-Buas (Premna cordifolia Linn.) terhadap Gambaran Histopatologi Paru Tikus (Rattus norvegicus) Wistar
Jantan Pasca Paparan Asap Rokok

Kelompok perlakuan ekstrak kerusakan yang terberat dibandingkan


etanol daun buas-buas yang diberikan dengan dosis III. Kelompok kontrol
dosis bertingkat yang terdiri dari dosis I positif yang diberikan vitamin E memiliki
(200mg/kgBB), dosis II (400mg/kgBB) tingkat kerusakan yang besar jika
dan dosis III (600mg/kgBB) dibandingkan dengan kelompok
menunjukkan tingkat kerusakan paru perlakuan dosis III. Hal ini dapat terlihat
yang semakin menurun seiring dengan pada grafik presentase kerusakan paru
meningkatnya dosis pemberian ekstrak pada gambar 3.
etanol daun buas-buas. Namun perlakuan
dosis I dan dosis II memiliki tingkat

Gambar 3. Presentase Kerusakan Paru

Kelompok kontrol positif berbeda namun tidak sebaik pada perlakuan dosis
signifikan (p<0,05) dibandingkan dengan III (600mg/kgBB) dan vitamin E, hal ini
kelompok perlakuan dosis I dan dosis II, karena dosis I dan dosis II menunjukkan
dan tidak berbeda signifikan (p>0,05) perbedaan signifikan (p<0,05) jika
dengan perlakuan dosis III dan kelompok dibandingan dengan kelompok kontrol
normal, namun nilai derajat kerusakan normal. Perlakuan dosis III ekstrak etanol
yang dimiliki kontrol positif lebih besar daun buas-buas (600mg/kgBB)
dibanding perlakuan dosis III. Hasil ini merupakan dosis yang paling baik dalam
menunjukkan bahwa vitamin E dapat menurunkan derajat kerusakan
menurunkan derajat kerusakan paru, histopatologi paru, karena berbeda
namun perbaikan yang dihasilkan tidak signifikan (p<0,05) dibandingkan dengan
sebaik yang dihasilkan pada kelompok kelompok kontrol negatif dan tidak
perlakuan dosis III. berbeda signifikan (p>0,05)
Perlakuan dosis II dan dosis III dibandingkan dengan kontrol normal.
memiliki perbedaan signifikan (p<0,05) Ekstrak etanol daun buas-buas sebagai
jika dibandingkan dengan kelompok antioksidan dalam menurunkan derajat
perlakuan kontrol negatif. Hasil ini kerusakan paru diduga karena
menunjukkan bahwa pada dosis mengandung senyawa alkaloid, fenol,
pemberian ekstrak etanol daun buas-buas flavonoid dan saponin yang menunjukkan
dosis dosis I (200mg/kgBB) dan dosis II hasil positif pada uji skrining fitokimia.
(400mg/kgBB) sudah dapat menurunkan
derajat kerusakan histopatologi paru,

J. Trop. Pharm. Chem. 2014. Vol 2. No. 4 221


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Buas-Buas (Premna cordifolia Linn.) terhadap Gambaran Histopatologi Paru Tikus (Rattus norvegicus) Wistar
Jantan Pasca Paparan Asap Rokok

Senyawa-senyawa metabolit TNF-alpha, IL-1beta, IL-2 dan


sekunder ini telah diteliti aktivitasnya interferon-gamma.
sebagai antioksidan. Menurut
Abdelmohsen, dkk., (2012) Alkaloid KESIMPULAN
diazepinomicin yang terdapat dalam Berdasarkan hasil penelitian yang
Micromonospora sp., mempunyai dilakukan dapat disimpulkan bahwa
aktivitas sebagai antioksidan berperan ekstrak etanol daun buas-buas (Premna
sebagai scavenger yaitu melindungi sel- cordifolia Linn.) dapat menurunkan
sel dari adanya radikal bebas yang derajat kerusakan histopatologi paru tikus
mampu merusak sel dan sebagai wistar jantan pasca paparan asap rokok
antiprotease dalam menghambat dan Dosis efektif ekstrak etanol daun
rhodesain and cathepsin L, rhodesain dan buas-buas yang dapat menurunkan
cathepsin L ini merupakan enzim yang derajat kerusakan paru tikus wistar jantan
berperan sebagai biomarker adanya akibat paparan asap rokok adalah
kerusakan sel pada organ. sehingga dari 600mg/kgBB.
mekasnisme tersebut ekstrak etanol yang
mengandung senyawa alkaloid diduga DAFTAR PUSTAKA
dapat menurunkan derajat kerusakan paru 1. Abdelmohsen Usama Ramadan,
Abdelmohsen, dkk., (2012). Menurut Matthias Szesny, Eman Maher
Comalada (2006) menyatakan bahwa Othman, TanjaSchirmeister, Stephanie
senyawa flavonoid dapat berkhasiat Grond, Helga Stopper and Ute
sebagai antioksidan melalui aktivitasnya Hentschel. Antioxidant and Anti-
sebagai scavenger, serta menurut Lenzatti Protease Activities of Diazepinomicin
(2011) senyawa flavonoid yang terdapat from the Sponge-Associated
dalam teh berfungsi sebagai inhibitor Micromonospora Strain RV115. Mar.
protease. Sehingga ketika asap rokok Drugs. 2012. ISSN : 1660-3397. 10 :
masuk kedalam tubuh yang memicu 2208-2221.
proses inflamasi yang menyebabkan 2. Bakar, F. A, Mohamed, S, Hamid, A.
adanya ketidakseimbangan antara A, dan Mustafa, R. A. Total Phenolic
antiprotese dengan protease yang terdapat Compounds, Flavonoids, And Radical
pada jaringan alveolar menyebabkan Scavenging Activity Of 21 Selected
degradasi jaringan paru. Flavonoid ini Tropical Plants. Journal of Food
akan menghambat kerja dari protease Science. Januari-Februari 2010; 75(1):
untuk mengelastisitas paru sehingga Hal 28-35.
jaringan paru akan mengalami perbaikan 3. Büyükbas S, Kürsat U, Elif D, Kemal
dari adanya pelebaran lumen alveolus. B. Oxidarive Stress and Antioxidant
Selain itu flavonoid sebagai antioksidan Status in Bronchoalveolar Lavage
dalam menurunkan derajat kerusakan Fluid, Plasma and Erythrocyte of
paru dapat mengurangi pelepasan sel Critically Mixed Ill With Respiratory
radang seperti alveolar makrofag dan Failure. Eur J Gen Med. 2008;
neutrofil. Menurut Elekofehinti (2012) 5(3):140-146.
saponin dalam Solanum anguivi 4. Comalada M. Inhibition of pro-
mempunyai aktivitas sebagai antioksidan inflammatory markers in primary bone
melalui aktivitasnya sebagai scavenger. marrow-derived mouse macrophages
Serta menurut NgTB (2014) Saponin by naturally occurring flavonoids:
dalam kedelai berperan sebagai Analysis of the structure–activity
antioksidan karena memiliki peran relationship. Biochemical
sebagai inhibitor protease dalam pharmacology. 2006: (72)1010–1021.
menghambat pelepasan sitokin seperti

J. Trop. Pharm. Chem. 2014. Vol 2. No. 4 222


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Buas-Buas (Premna cordifolia Linn.) terhadap Gambaran Histopatologi Paru Tikus (Rattus norvegicus) Wistar
Jantan Pasca Paparan Asap Rokok

5. Departemen Kesehatan Republik 12. Muhammad Ismiyati. Efek


Indonesia. Parameter Standar Umum Antioksidan Vitamin C terhadap Tikus
Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: (Rattus norvegicus) Jantan Akibat
Departemen Kesehatan Republik Pemaparan Asap Rokok. Tesis. 2009.
Indonesia; 2000. Hal 5, 9-12. Sekolah Pascasarjana Institut
6. Dietrich M, Gladys B, Edward PN, Pertanian Bogor.
Mark H, Maret GT, Carroll EC, dan 13. NgTB, Cheung Randy CF, Ye X J,
Lester P. Smoking and exposure to Wong Jack H and Ye X Y. Protease
environmental tobacco smoke Inhibitors, Lectins, Antifungal Protein
decrease some plasma antioxidants and Saponins in Soybean.
and increase tocopherol in vivo after www.intechopen.com. Diunduh
adjusment for dietary Antioxidants tanggal 16 Agustus 2014.
intakes. Am J Clin Nutr. 2003; 77:160- 14. Nurliani Anni, Santoso Heri Budi,
6. Rusmiati. Efek Antioksidan Ekstrak
7. Elekofehinti OO, Adanlawo IG, Saliu Bulbus Bawang Dayak (Eleutherine
JA, Sodehinda SA. Saponins from palmifolia) pada Gambaran
Solanum anguivi fruits exhibit Histopatologis Paru-paru Tikus yang
hypolipidemic potential in Rattus Dipapar Asap Rokok. Bioscintiae.
novergicus. Der Pharmacia Lettre. 2012.9(1): 60-69.
2012: 4 (3) 811-814. 15. Raaman, N. Phytochemical
8. Kim JM, Lee EK, Kim DH, Yu Technique. New Delhi: New India
BP,Chung HY. Kaempferol modulates Publishing Agency; 2006. Hal 21-22,
pro-inflammatory NF-kappaB 230.
activation by suppressing advanced 16. Robinson, T. The Organic
glycation endproduct-induced Constituents of Higher Plants Their
NADPH oxidase. The Official Journal Chemistry and Interrelationships. 5th
of the American Aging Association. Ed. North Amherst: Cordus Press;
2010; 32(2):197–208. 1983.
9. Kristanti AN, Aminah NS, Tanjung 17. Samuel Santos, Valenc A, Katia Da
M, Kurniadi B. Buku Ajar Fitokimia. Hora, Paulo Castro, Vera Gonc, Alves
Surabaya: Airlangga University Press. Moraes, La´Is Carvalho, Lu´Is Crist
2008. Hal 48-49. ´Ov˜Ao De Moraes Sobrino Porto.
10. Lenzatti Manuella, Alan Lopes, Emphysema and Metalloelastase
Thiago S. Ferreira, Roberto Soares de Expression in Mouse Lung Induced by
Moura, Angela Resende, Luis Cigarette Smoke. Toxicologic
Cristovao Porto, Samuel Santos Pathology. 2004 April. ISSN: 0192-
Valenc. Mate Tea Ameliorates 6233. 32(3) : 351-356.
Emphysema In Cigarette Smoke- 18. Selvam Thamizh. N, Vengatakrishnan
Exposed Mice. Experimental Lung V, Damodar Kumar S, Murugesan. S.
Research. 2011 Juni-Oktober. ISSN: Evaluation of tissue level antioxidant
0190-2148. 246-257. activity of Premna serratifolia leaf in
11. Mahmud ZA, Bachar SC, Qais N. paracetamol intoxicated wistar albino
Antioxidant and hepatoprotective rats. International Journal of
activities of ethanolic extracts of Pharmacy & Life Sciences. 2010; 1(2):
leaves of Premna esculenta roxb. 86-92.
against carbon tetrachloride-induced
liver damage in rats. J Young
Pharmacists. 2012: 4:228-234.

J. Trop. Pharm. Chem. 2014. Vol 2. No. 4 223


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Buas-Buas (Premna cordifolia Linn.) terhadap Gambaran Histopatologi Paru Tikus (Rattus norvegicus) Wistar
Jantan Pasca Paparan Asap Rokok

19. Suhartono E, Fachir H, Setiawan B. 21. Voight R. Buku Pelajaran Teknologi


Rokok sebagai sumber radikal bebas Farmasi. Yogyakarta: UGM Press;
dalam Kapita selekta biokimia : Stres 1995. Hal 561,567-569,577.
oksidatif dasar & penyakit. 22. Worl Health Organization. WHO
Banjarmasin: Pustaka Banua; Report : The Global Tobacco
2007.Hal 117-8. epidemic [Internet]. 2013 [Dikutip 11
20. Vadivu R, Suresh AJ, Girinath K, Oktober 2013]. Tersedia dari:
Kannan PB, Vimala R dan Kumar http://www.who.int/tobacco/surveillan
NMS. Evaluation of Hepatoprotective ce/policy/country_profile/idn.pdf
and In-vitro Cytotoxic Activity of
Leaves of Premna serratifolia Linn.
Journal of Scientific Research
Publications Department of
Pharmacognosy College of Pharmacy
Madras Medical College. 2008: 157-
164.

J. Trop. Pharm. Chem. 2014. Vol 2. No. 4 224


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090

You might also like