You are on page 1of 9

Jur. Ilm. Kel. dan Kons., Januari 2009, p : 32-40 Vol. 2, No.

1
ISSN : 1907 - 6037

DAMPAK PENDIDIKAN HOLISTIK PADA PEMBENTUKAN


KARAKTER DAN KECERDASAN MAJEMUK
ANAK USIA PRASEKOLAH
The Impact of Character-Based Holistic Education to Children’s Multiple
Intelligences of Preschool Children

MELLY LATIFAH1*, NETI HERNAWATI1


1
Staf Pengajar Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor, Jalan Lingkar Kampus IPB Dramaga,
Bogor 16680

ABSTRACT. Character-based holistic education is new perspective that


starting to be realized will give impact not only to character building but also to
others developmental tasks, especially in preschool children. This study aims to
analyze the impact of character-based holistic education to their multiple
intelligences which was held in the preschool education in North Aceh District,
Nanggroe Aceh Darussalam Province. This research design is cross sectional
study. This study population is preschool age children (5-7 years), consists of
children that attended in Taman Bermain Anak Semai Benih Bangsa (TBA-
SBB)-as a nonformal education- and Taman Kanak Kanak (TK) -as a formal
education-, and who do not attended in TBA-SBB/TK. The total samples -and
his/her family- were 208. The result of the research showed that character of
TBA-SBB participants significantly better than control group, even with a group
of formal education (TK). Participants of TBA-SBB had the highest multiple
intelligences and significantly different in all aspects of multiple intelligences
than the control group. Character and multiple intelligences of the TBA-SBB
participants are strongly influenced by the implementation of holistic education
in TBA-SBB. Therefore, children who attend school with a good holistic
education implementation will have a higher character and multiple intelligences
score.

Key words: character development, holistic education, multiple


intelligences, preschool children

PENDAHULUAN mengalami kemajuan dan lebih baik dari


Vietnam, namun kondisi tersebut
Keberhasilan sebuah proses merupakan suatu parameter masih
pembangunan sangat ditentukan oleh buruknya kondisi sosial ekonomi, tingkat
kualitas sumber daya manusianya. pendidikan, kesehatan dan gizi serta
Pembentukan karakter dengan demikian pelayanan sosial di Indonesia, bahkan
haruslah menjadi prioritas dalam bila dibandingkan dengan negara
pembangunan kualitas sumberdaya Vietnam yang baru merdeka. Oleh karena
manusia Indonesia, terutama dalam itu, sudah saatnya bagi bangsa Indonesia
menghadapi globalisasi informasi dan untuk menempatkan pendidikan karakter
persaingan yang makin terbuka dengan dalam kurikulum pendidikan sejak usia
negara-negara tetangga di Asia. Menurut prasekolah guna membentuk kualitas
Indeks Pembangunan Manusia (Human SDM yang lebih baik. Dengan porsi
Development Index) disebutkan bahwa pembentukan perilaku dan karakter pada
peringkat HDI Indonesia pada tahun kurikulum pendidikan diharapkan akan
2003, 2004, dan 2005 berada di bawah terbentuk kualitas anak, termasuk kualitas
negara-negara tetangga seperti Malaysia, karakternya, yang jauh lebih baik.
Thailand, Filipina, dan bahkan Vietnam. Diharapkan pada dekade mendatang
Meskipun pada tahun 2006 HDI Indonesia akan mampu bersaing dengan bangsa
36 LATIFAH DAN HERNAWATI Jur. Ilm. Kel dan Kons

lain dalam membentuk masyarakat yang Teknik dan Cara Pengumpulan Data
makmur dan sejahtera. Teknik pengumpulan data dalam
Di Kabupaten Aceh Utara, Propinsi penelitian ini terbagi atas wawancara dan
NAD, hingga tahun 2006 telah didirikan observasi pada anak dan pengasuhnya,
sekitar 113 TBA-SBB yang menerapkan serta diskusi terarah (FGD), dan
kurikulum pendidikan holistik berbasis wawancara mendalam (indepth interview)
karakter. TBA-SBB merupakan dengan ibu atau pengasuh utama anak,
pendidikan nonformal anak usia pemimpin formal (camat, geucik), tokoh
prasekolah yang dikembangkan oleh the masyarakat, guru TBA-SBB, TK dan SD,
Indonesia Heritage Foundation sejak orang tua murid, jajaran tim penggerak
tahun 2001. Oleh karenanya, pada tahun PKK, dan jajaran dinas pendidikan di
2007 dilakukan penelitian payung dengan kabupaten dan kecamatan.
judul “Studi Evaluasi Keberhasilan
Program Taman Bermain Anak Semai Pengolahan dan Analisis Data
Benih Bangsa di Kabupaten Aceh Utara, Data hasil penelitian yang
NAD” (Hartoyo et al. 2007 dan Hastuti & dikumpulkan dengan menggunakan skala
Alfiasari 2008). Tujuan khusus, sebagai ordinal dihitung menggunakan persentase
bagian dari penelitian payung tersebut, untuk memudahkan perbandingan,
yang dimuat dalam artikel ini adalah: 1) selanjutnya dikategorikan menjadi baik,
menganalisis perbedaan karakter anak kurang dan cukup mengikuti sebaran
peserta TBA-SBB dan bukan peserta normatif, yaitu : 1) baik (≥80%), 2) cukup
TBA-SBB (siswa TK formal dan anak usia (60-80%), dan 3) kurang (<60%).
prasekolah yang tidak bersekolah); 2) Sementara itu, data bersifat interval dan
menganalisis perbedaan kecerdasan rasio seperti data karakteristik anak dan
majemuk anak peserta TBA-SBB dan keluarga dikategorikan mengikuti sebaran
bukan peserta TBA-SBB; 3) menganalisis normatif. Data kuantitatif yang terkumpul
perbedaan penerapan (praktek) dalam penelitian ini, diolah menggunakan
pendidikan holistik sesuai dengan konsep nilai rata-rata, sebaran, dan persentase
Developmentally Appropriate Practices serta disajikan dalam bentuk tabulasi
(DAP) pada TBA-SBB dan bukan TBA- silang maupun dalam bentuk grafik.
SBB (TK formal); 4) menganalisis dampak Selanjutnya data dianalisis menggunakan
pendidikan holistik yang diterapkan di uji beda untuk melihat perbedaan antar
TBA-SBB terhadap kecerdasan majemuk kelompok dan uji regresi untuk menilai
anak; dan 5) mengidentifikasi manfaat dampak.
yang dirasakan oleh orang tua, guru, dan
masyarakat terhadap terselenggaranya HASIL DAN PEMBAHASAN
pendidikan holistik berbasis karakter di
TBA-SBB dan bukan TBA-SBB. Karakteristik Keluarga Contoh
Terdapat perbedaan karakteristik
METODE keluarga antara keluarga dari kelompok
TBA-SBB, kelompok TK, dan kelompok
Desain, Populasi, dan Contoh tidak bersekolah. Perbedaan antar
Penelitian kelompok tersebut signifikan secara
Desain penelitian ini adalah cross statistik pada pendapatan keluarga per
sectional study. Populasi penelitian ini kapita per bulan, lama pendidikan ayah
adalah anak usia prasekolah (5-7 tahun), dan ibu contoh, besar keluarga, dan
baik yang bersekolah di TBA-SBB dan lingkungan fisik rumah contoh.
TK, maupun yang tidak bersekolah di Karakteristik keluarga dari anak kelompok
TBA-SBB/TK di 21 kecamatan di TK secara umum paling baik
Kabupaten Aceh Utara, NAD. Penelitian dibandingkan dua kelompok lainnya,
ini dilaksanakan di 5 (lima) kecamatan sementara keluarga dari kelompok TBA-
terpilih, yaitu Nisam, Syamtalira Aron, SBB berbeda signifikan dengan
Baktiya, dan Baktiya Barat. Total anak kelompok TK hanya dalam lama
contoh dan keluarga contoh yang terlibat pendidikan ayah. Sementara itu
dalam penelitian ini sebanyak 208. perbedaan umur hanya terdapat antara
anak tidak bersekolah dengan kelompok
lainnya, yaitu anak tidak bersekolah relatif
Vol. 2, 2009 DAMPAK PENDIDIKAN HOLISTIK 35

lebih muda dibandingkan anak TBA-SBB Karakter hormat dan santun adalah
dan TK (Hartoyo et al. 2007). kemampuan anak mengucapkan salam,
memohon izin dan permohonan bantuan
Karakter Anak kepada orang dewasa yang ada
Manusia yang berkarakter adalah disekitarnya. Dari hasil penelitian
individu yang mengetahui tentang diperlihatkan bahwa anak TBA-SBB dan
kebaikan, menginginkan dan mencintai TK memiliki karakter ini lebih baik
kebaikan, serta melakukan kebaikan daripada kelompok anak tidak bersekolah
(Lickona 2004). Karakter anak yang (Gambar 1).
diukur dalam penelitian ini mencakup 9 Dalam pilar karakter dermawan, suka
pilar karakter yang dikembangkan dalam menolong dan gotong royong, anak dari
kurikulum Pendidikan Holistik Berbasis kelompok TBA-SBB memiliki skor paling
Karakter the Indonesia Heritage tinggi dari dua kelompok lainnya, dan
Foundation yang mencakup: 1) Cinta anak kelompok tidak bersekolah memiliki
Tuhan dan ciptaan-Nya; 2) Kemandirian skor paling rendah (Gambar 1).
dan tanggung jawab; 3) Jujur, amanah, Perbedaan antar ketiga kelompok dalam
dan dapat dipercaya; 4) Hormat dan perilaku dermawan dan suka menolong
santun; 5) Dermawan, tolong menolong, signifikan secara statistik, sekaligus
dan kerjasama; 6) Percaya diri, kreatif, menunjukkan pengaruh keberadaan
dan pekerja keras; 7) Kepemimpinan dan sekolah pada karakter anak tersebut.
keadilan; 8) Rendah hati; dan 9)
Toleransi, cinta damai, dan persatuan.
Dari hasil penelitian terlihat bahwa
karakter cinta Tuhan dan ciptaan-Nya dari
anak TBA-SBB dan TK berbeda signifikan
dengan anak kelompok anak tidak
bersekolah (Gambar 1). Perbedaan cukup
besar terdapat pada kemampuan anak
yang telah bersekolah (baik TBA-SBB
maupun TK) untuk mengerti doa dan
menjalankan ibadah sesuai dengan
tuntunan agama.
Pada karakter kemandirian dan
tanggung jawab, hasil penelitian
menunjukkan adanya perbedaan p<0,05
signifikan dalam kemandirian antar
kelompok, yaitu anak TBA-SBB lebih
mandiri dibandingkan dua kelompok Gambar 1. Sebaran skor karakter anak contoh
lainnya. Hal ini memperlihatkan bahwa menurut umur
anak TBA-SBB lebih mampu menunaikan
tugas “self help skills” bagi anak umur
prasekolah. Bahkan kemampuan “self Dari hasil penelitian terlihat bahwa
help skills” anak TBA-SBB lebih baik dan karakter kepercayaan diri anak TBA-SBB
berbeda signifikan secara statistik jauh lebih tinggi dibandingkan anak TK
(p<0,05) dibandingkan anak dari sekalipun (Gambar 1). Hasil uji statistik
kelompok TK (Gambar 1). juga memperlihatkan perbedaan yang
Berdasaran Gambar 1, anak dari signifikan antar kelompok. Perbedaan ini
kelompok TBA-SBB dan TK hampir sama mencerminkan adanya pengaruh
dalam kejujuran dan amanahnya, namun eksternal dan internal seperti karakteristik
perbedaan signifikan terdapat antara keluarga dan sekolah dimana keduanya
kelompok TBA-SBB dan TK dengan anak berada.
kelompok anak tidak bersekolah. Berdasaran Gambar 1 tampak
Kelompok anak tidak bersekolah bahwa karakter kepemimpinan dan
umumnya lebih sering lupa dalam keadilan anak kelompok TBA-SBB
menyampaikan pesan, serta kurang memiliki skor paling tinggi dibandingkan
mampu dalam melaporkan barang yang dua kelompok lainnya, namun secara
ditemukannya kepada orang dewasa. statistik perbedaan signifikan dalam
karakter tersebut pada kelompok TBA-
36 LATIFAH DAN HERNAWATI Jur. Ilm. Kel dan Kons

SBB hanya dengan kelompok anak tidak proses dan budaya sekolah yang
bersekolah. Pada pilar karakter rendah menunjang pendidikan karakter.
hati, hasil penelitian memperlihatkan
bahwa secara umum, anak kelompok Kecerdasan Majemuk Anak
TBA-SBB memiliki skor karakter rendah Pada kelompok TBA-SBB dan TK,
hati paling tinggi daripada dua kelompok anak-anak menerima stimulasi belajar,
lainnya (Gambar 1). akademik, bahasa, motorik, dan musik
Karakter toleransi dan cinta damai melalui kurikulum pendidikan di sekolah
diukur dari kemampuan anak untuk tidak dan interaksi antar siswa di sekolah. Hasil
mencela teman, merusak barang orang penelitian seperti ditunjukkan pada
lain, tidak suka mendorong teman saat Gambar 3, memperlihatkan bahwa
antri dan mau meminjamkan sesuatu bila pendidikan melalui TK dan TBA-SBB
ada yang membutuhkan. Dari Gambar 1 membuat anak pada kedua kelompok
terlihat bahwa karakter anak kelompok lebih tinggi dalam keterampilan
TBA-SBB paling baik daripada anak motoriknya.
kelompok tidak bersekolah maupun anak Dilihat dari keterampilan berbahasa
TK. (Gambar 3), anak kelompok TBA-SBB
Secara keseluruhan anak kelompok lebih unggul daripada anak kelompok
TBA-SBB memiliki karakter total paling lainnya. Hal ini memperlihatkan bahwa
baik daripada kelompok anak tidak kemampuan anak untuk mengenal huruf,
bersekolah maupun anak kelompok TK menyusun kalimat, dan mengenal makna
dan dari Gambar 2 terlihat bahwa kata pada anak TBA-SBB lebih baik
karakter anak TBA-SBB lebih tinggi dibandingkan anak TK terlebih
daripada anak kelompok lainnya, dan dibandingkan anak tidak bersekolah.
secara statistik berbeda signifikan antar Secara statistik perbedaan antara ketiga
keduanya. Hasil ini sejalan dengan hasil kelompok anak sangat signifikan
temuan Hastuti (2006) pada anak (p<0,05).
kelompok TBA-SBB di Kota dan Kecerdasan logis matematis anak
Kabupaten Bogor yang juga memiliki diperoleh dengan menguji kemampuan
karakter lebih baik dibandingkan anak TK mencocokkan angka dengan jumlah,
dan anak tidak bersekolah. Menurut mengelompokkan, mengurutkan, dan
Lickona (2004), salah satu strategi tepat menghitung. Hasil uji beda menunjukkan
dalam membentuk karakter anak adalah perbedaan signifikan dalam kecerdasan
melalui kerangka kurikulum yang tepat, logis antara anak kelompok TBA-SBB
sosialisasi dan publikasi kurikulum dengan kelompok anak TK terlebih
karakter, serta pembentukan model kelompok anak tidak bersekolah (Gambar
pendidikan sekolah melalui pendekatan 3).

p<0,05

p<0,05

Gambar 2. Sebaran skor karakter total anak Gambar 3. Sebaran skor kecerdasan
contoh menurut umur majemuk anak contoh menurut kelompok
anak
36 LATIFAH DAN HERNAWATI Jur. Ilm. Kel. dan Kons.

Dilihat dari kecerdasan visual spasial


terlihat bahwa secara umum kemampuan
visual spasial anak kelompok SBB lebih
baik daripada kelompok lainnya (Gambar
3). Kecerdasan visual spasial anak diukur
dengan menguji kemampuan meniru
gambar geometris, menyusun puzzle
geometris, membangun sesuatu bentuk.
Hasil uji statistik juga menunjukkan
adanya perbedaan signifikan antar
kelompok TBA-SBB dengan kelompok TK
maupun anak tidak bersekolah dalam
kecerdasan visual ini.
Kecerdasan interpersonal anak Gambar 4. Skor kecerdasan majemuk total
diukur dengan kemampuan menyele- menurut kelompok anak
saikan dan mengembalikan tugas,
kemampuan berbelanja, dan mematuhi
aturan bermain. Hasil penelitian ini Proses Pendidikan Holistik di TBA-
menunjukkan bahwa anak kelompok SBB dan TK
TBA-SBB paling tinggi kecerdasan Pendidikan holistik adalah konsep
interpersonalnya dibandingkan dua pendidikan yang mengembangkan
kelompok lainnya (Gambar 3). potensi anak secara fisik, emosi, sosial,
Kecerdasan intrapersonal anak diukur kreativitas, spiritual, dan intelektual
dengan kemampuan anak mengeks- (Megawangi et al. 2004). Hal ini sejalan
presikan emosi (marah, sedih, menyesal, dengan tujuan pendidikan nasional yaitu
senang, takut), serta menceritakan menjadikan manusia beriman dan
tindakan yang tepat saat disodori oleh bertakwa, berakhlak mulia, sehat,
situasi dalam gambar. Kecerdasan berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
intrapersonal anak kelompok SBB lebih menjadi warga negara yang demokratis.
tinggi dibandingkan kelompok TK dan Pendidikan holistik berbasis pada
anak tidak bersekolah (Gambar 3). karakter yang dijabarkan dalam sembilan
Kecerdasan musik seorang anak pilar, dialirkan di kelas dengan
diukur dari sensitivitas anak terhadap menggunakan pendekatan
nada, ketukan, irama, dan alat musik itu Developmentally Appropriate Practic
sendiri. Kecerdasan musik juga sering (DAP).
dihubungkan dengan rasa indah, estetika, Dalam pelaksanaannya, kurikulum
dan ekspresi emosi diri. Dari hasil pendidikan holistik di TBA-SBB dijabarkan
penelitian terlihat bahwa kecerdasan dalam Satuan Kegiatan Semester (SKS).
musik anak kelompok SBB jauh lebih baik SKS ini selanjutnya dijabarkan lagi ke
daripada anak dari dua kelompok lainnya dalam bentuk Satuan Kegiatan Mingguan
(Gambar 3). (SKM). Setiap SKM umumnya terdiri atas
Dilihat dari skor kecerdasan satu tema dan setiap tema dapat selesai
majemuk secara total terlihat bahwa anak dalam satu SKM atau lebih tergantung
dari kelompok TBA-SBB memiliki skor keluasan dan kedalaman suatu tema.
paling tinggi dibandingkan anak kelompok Setiap SKM terdiri dari enam hari belajar
TK maupun anak tidak bersekolah dari Senin sampai Sabtu, dimana untuk
(Gambar 4). Hal ini sejalan dengan hasil setiap harinya dibuat Satuan Kegiatan
penelitian Hastuti (2006); Akmalia (2006); Harian (SKH) sebagai penjabaran dari
Hamzah (2006) di Kota dan Kabupaten SKM.
Bogor. Skor kecerdasan majemuk yang Di dalam setiap SKH dialirkan pilar
tinggi pada anak kelompok TBA-SBB juga karakter. Setiap pilar karakter dialirkan
sejalan dengan skor karakter yang tinggi selama satu minggu atau lebih. Untuk
pada kelompok ini, sehingga dapat setiap SKH, waktu belajar mengajar
dikatakan konsisten. adalah tiga jam mulai pukul 08.00-11.00,
yang terdiri atas: 1) pembukaan yang
mencakup jurnal pagi atau morning circle
selama 30 menit; 2) penyampaian pilar
karakter yang mencakup salah satu dari
Vol. 2, 2009 DAMPAK PENDIDIKAN HOLISTIK 37

dimensi pengetahuan (knowing), holistik dikategorikan menjadi tiga yaitu:


perasaan (feeling), dan perbuatan (acting) (1) rendah, jika capaian kurang dari 60%
selama 20 menit; 3) makan pagi selama (skor 0-30), (2) sedang, jika capaian 60-
30 menit; 4) kegiatan sentra I selama 30 80% (skor 31-40), dan (3) tinggi, jika
menit; 5) kegiatan bermain bebas selama capaian lebih dari 80% (skor 41-51).
30 menit; 6) kegiatan sentra II selama 30 Berdasarkan jenis penerapan
menit; dan 7) penutup selama 10 menit. pendidikan holistik tampak bahwa di
Tema yang terdapat pada SKS sesuai kedua kelompok SBB dan TK telah dapat
dengan tema yang umumnya diterapkan membina hubungan dengan orang tua
di TK seperti Sekolahku, Aku, Negaraku, secara baik (100% dan 92,9%) dan dapat
Panca Indera, Keluargaku, Rumahku, menciptakan suasana kelas yang nyaman
Binatang, Ramadhan, dan Binatang (100% dan 85,7%). Selain itu data
Kesayangan. Untuk mengalirkan tema menunjukkan bahwa manajemen kelas
pada setiap SKH terdapat dua kegiatan cukup baik (92,9% di SBB dan 71,4% di
sentra. Sentra tersebut antara lain adalah TK) dan telah dapat menjadikan anak
sentra persiapan, sentra rancang bangun, mampu bekerjasama dengan cukup baik
sentra eksplorasi, sentra imajinasi, sentra (85,7% di SBB dan 76,2% di TK).
kebun, serta sentra seni dan kreativitas. Walaupun secara umum SBB telah
Berdasarkan acuan komponen menerapkan pendidikan holistik akan
terpadu yang disusun Megawangi et al. tetapi masih terdapat beberapa parameter
(2004), kemudian disusun 12 parameter yang perlu ditingkatkan lagi terutama
untuk menilai pencapaian penerapan keterampilan guru dalam mengembang-
pendidikan holistik (Tabel 1). Dari 12 kan fokus terhadap rasa ingin tahu anak
parameter capaian tersebut dijabarkan ke (59,5%) dan penyediaan alat bantu ajar
dalam 51 aspek sehingga skor dalam kelas yang bersifat edukatif dan
keberhasilan penerapan pendidikan pemasangan hasil karya sebagai
holistik berkisar 0 sampai dengan 51. apresiasi (66,7%).
Pencapaian penerapan pendidikan

Tabel 1. Sebaran rata-rata persentasi capaian penerapan pendidikan holistik di TBA-


SBB dan TK
TBA-SBB TK
Parameter Capaian Skor
Skor % Skor %
Inisiatif anak 4 3,6 89,3 1,4 35,7
Partisipasi anak 3 2,3 76,2 1,4 47,6
Kerjasama antar anak 3 2,5 85,7 2,3 76,2
Pengakuan kompetensi 5 3,9 77,1 1,7 34,3
Fokus thd rasa ingin tahu 6 3,6 59,5 2,0 33,3
Evaluasi 7 5,4 77,6 3,1 44,9
Manajemen kelas 6 5,5 92,9 4,3 71,4
Dukungan guru 4 3,4 85,7 1,7 42,9
Alat Bantu Ajar 3 2,0 66,7 1,4 47,6
Tugas akademik 6 4,3 71,4 3,1 52,4
Suasana umum 2 2,0 100,0 1,7 85,7
Hubungan orang tua 2 2,0 100,0 1,9 92,9
Total Skor 51
Rata-rata Capaian + sd 40,5±3,8 79,6±7,5 26,1±6,6 51,3±12,9
p-value 0,00*
40 LATIFAH DAN HERNAWATI Jur. Ilm. Kel. dan Kons.

Rendahnya persentase penerapan terdapat dua parameter yang menunjuk-


pendidikan holistik di TK disebabkan oleh kan kondisi sedang dan tinggi (Tabel 2).
rendahnya pemahaman guru tentang
pendidikan holistik. Untuk itu perlu Tabel 2. Sebaran TBA-SBB dan TK
perbaikan metode belajar mengajar agar berdasarkan tingkat pencapaian
setiap TK dapat melaksanakan penerapan pendidikan holistik
penerapan pendidikan holistik yang Kategori
SBB TK
mengacu kepada DAP dengan baik. Hal n % n %
Rendah 0 0,0 6 85,7
ini dimaksudkan agar pendidikan kepada Sedang 4 57,1 1 14,3
anak usia prasekolah yang ditujukan bagi Tinggi 3 42,9 0 0,0
pembentukan manusia secara holistik Total 7 100,0 7 100,0
dapat tercipta. Secara umum TK yang
diamati belum menggunakan sistem area
atau sentra sebagaimana yang dianjurkan Secara keseluruhan, data pada
pada Kurikulum Berbasis Kompetensi Tabel 2 menunjukkan bahwa empat dari
2004 yang dikeluarkan Depdiknas yang tujuh TBA-SBB yang diteliti, penerapan
menjadi acuan penerapan kurikulum.. pendidikan holistiknya berada pada
Cara pembelajaran yang disampaikan kategori sedang dan sisanya adalah
pada siswa cenderung klasikal dan kategori tinggi. Sebaliknya, enam dari
“teacher centered oriented”, dengan tujuh TK yang diteliti menunjukkan bahwa
konsentrasi pada pengembangan penerapan pendidikan holistiknya masih
kemampuan dasar yaitu kognitif dalam kategori kurang.
dibandingkan kemampuan bahasa, seni,
dan motorik. Dampak Pendidikan Holistik pada
Kaidah pembelajaran aktif dan Pembentukan Karakter dan
menyenangkan belum diterapkan di TK Kecerdasan Majemuk Anak
yang diamati. Sementara pada TBA-SBB, Pendidikan holistik berbasis karakter
seluruhnya sudah menerapkan sistem adalah pendidikan yang menfokuskan
sentra namun terdapat variasi dalam pada konsep Developmentally
jumlah sentra yang diberikan setiap Appropriate Practices (DAP) dan
harinya. Hal ini disesuaikan dengan kecerdasan majemuk anak. DAP adalah
ketersediaan sarana dan prasarana yang konsep pendidikan yang menekankan
ada. Pembelajaran yang menyenangkan bahwa setiap anak berhak mendapatkan
dan menghargai keragaman sifat dan proses pendidikan sesuai dengan
minat telah diterapkan hampir pada tahapan perkembangan umur dan
semua TBA-SBB. Skor pencapaian perkembangan berpikirnya (Megawangi et
penerapan pendidikan holistik di TBA- al. 2000). Dari hasil penelitian ini terlihat
SBB 37-44 dengan rata-rata 40,6 lebih bahwa beberapa peubah karakteristik
tinggi daripada di TK yang berkisar 18-38 anak dan keluarga serta peubah
dengan rata-rata 26,1. Hal ini juga pendidikan holistik berpengaruh signifikan
dibuktikan dari hasil uji statistik yang kepada kualitas anak baik karakter
menunjukkan perbedaan nyata antara maupun kecerdasan majemuknya.
keduanya dalam hal penerapan Kontribusi model dengan peubah
pendidikan holistik. yang diteliti terhadap terbentuknya
Secara umum tampak bahwa TBA- karakter anak adalah sebesar 33% (R2 =
SBB lebih baik dalam penerapan 0,33). Dari model tersebut terlihat bahwa
pendidikan holistik daripada TK yang peningkatan setiap unit pendidikan
ditunjukkan oleh persentase capaian holistik akan meningkatkan skor karakter
untuk seluruh parameter. Berdasarkan 0,34 unit (B=0,34) dengan nilai alpha
tingkat pencapaian penerapan pendidikan untuk pendidikan holistik <0,05.
holistik, persentase terbesar TBA-SBB Sementara asal sekolah (peubah dummy
termasuk dalam kategori tinggi (6 sekolah) tidak menentukan kualitas
parameter) dan sedang (5 parameter), karakter anak, namun selama skor
dan hanya satu parameter yang masih pendidikan holistik pada sekolah baik
dalam kategori kurang yaitu fokus maka karakter anak akan meningkat pula.
terhadap rasa ingin tahu. Sebaliknya, Namun demikian hasil penelitian
pada TK, delapan parameter justru masih memperlihatkan bahwa skor pendidikan
dalam kondisi kurang dan masing-masing
Vol. 2, 2009 DAMPAK PENDIDIKAN HOLISTIK 39

holistik di TBA-SBB lebih tinggi daripada tua. Disamping itu digunakan kurikulum
di TK. berbasis karakter mulai dari kegiatan
Dalam pembentukan kecerdasan awal/pembuka, kegiatan inti dan kegiatan
majemuk, peubah karakteristik anak penutup. Berdasarkan penerapan pen-
(gender dan umur), karakteristik keluarga didikan holistik berbasis karakter tersebut
(pendapatan keluarga dan pendidikan hasil penelitian menunjukkan adanya
ibu), serta pendidikan holistik adalah dampak yang signifikan dan positif dari
peubah yang secara signifikan proses pendidikan holistik terhadap ter-
mempengaruhi kecerdasan majemuk bentuknya karakter dan kecerdasan maje-
anak contoh dalam penelitian ini. muk anak yang bersekolah di TBA-SBB.
Kontribusi model regresi ini terhadap
kecerdasan majemuk anak contoh sangat KESIMPULAN DAN SARAN
tinggi yaitu mencapai 57% (R2 = 0,57).
Dalam model tersebut, pengaruh Kesimpulan
pendidikan holistik adalah paling dominan Karakter anak peserta TBA-SBB
serta berpengaruh positif dan signifikan secara signifikan lebih baik dibandingkan
terhadap kecerdasan majemuk anak anak kelompok tidak bersekolah,
(p=0,00; B=0,77). Dengan nilai B=0,77 demikian juga dibandingkan dengan anak
pada pendidikan holistik, berarti setiap kelompok TK. Dalam kecerdasan
peningkatan skor pendidikan holistik 1 majemuknya, anak dari kelompok TBA-
poin akan meningkatkan skor kecerdasan SBB memiliki kecerdasan majemuk paling
majemuk 0,77 poin. Namun demikian tinggi dan berbeda signifikan dalam
dalam hal asal sekolah, tidak terdapat semua aspek kecerdasan majemuk.
pengaruh signifikan apakah anak berasal Karakter dan kecerdasan majemuk anak
dari TK dan TBA-SBB, karena pengaruh sangat dipengaruhi oleh penerapan
dummy sekolah adalah negatif namun pendidikan holistik. Dikontrol dengan
tidak signifikan (1=TBA-SBB dan 2=TK). peubah sekolah, umur, dan jenis kelamin
Artinya terdapat faktor lain yang anak, serta peubah keluarga, anak yang
berhubungan negatif dengan kondisi di mengikuti sekolah yang menerapkan
TBA-SBB itu sendiri. Hal ini berarti, pendidikan holistik akan memiliki skor
selama praktek pendidikan holistik karakter dan kecerdasan majemuk yang
diterapkan di sekolah tersebut, maka lebih tinggi.
seorang anak akan memiliki skor
kecerdasan majemuk yang lebih baik. Saran
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang Penerapan pendidikan holistik
dilakukan di Kota dan Kabupaten Bogor merupakan faktor penting dalam
oleh Hastuti (2006) pada anak yang membentuk karakter dan kecerdasan
berada di tingkat prasekolah dan tingkat majemuk anak. Oleh karenanya, perlu
SD kelas 1. Hasil ini dengan demikian adanya pengayaan pengetahuan dan
menunjang konsep DAP yang diterapkan ketrampilan dari para guru dan pengelola
di TBA-SBB. Temuan ini menunjukkan pendidikan anak usia prasekolah
bahwa pendidikan holistik berbasis berkenaan dengan penyelenggaraan
karakter bukan hanya meningkatkan pendidikan holistik yang baik terutama
kualitas karakter siswa didik, tetapi juga dalam upaya untuk meningkatkan
kecerdasan majemuknya. Hasil ini sejalan pengakuan akan kompetensi, fokus
dengan pendapat Lickona (2004) yang terhadap rasa ingin tahu, penekanan
dari kajian evaluasinya terhadap evaluasi, penyediaan alat bantu ajar dan
pendidikan karakter di Amerika Serikat penyusunan tugas akademik.
ternyata juga menunjukkan peningkatan
prestasi akademik siswanya. UCAPAN TERIMA KASIH
Penerapan pendidikan holistik di
TBA-SBB siswa diajarkan untuk Penulis mengucapkan terima kasih
berpartisipasi aktif dalam proses kepada Departemen Ilmu Keluarga dan
pengajaran, diberikan kesempatan untuk Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia,
bertanya dan membuktikan, dengan IPB dan Exxon MobilOil Indonesia, Inc.
suasana kelas menyenangkan, mem- Hasil penelitian yang disajikan ini
perhatikan minat siswa yang unik, dan menggunakan sebagian data penelitian
keterbukaan komunikasi dengan orang hasil kerja sama kedua institusi tersebut.
40 LATIFAH DAN HERNAWATI Jur. Ilm. Kel. dan Kons.

DAFTAR PUSTAKA

Hartoyo, Hastuti D, Latifah M, Yuliati LN, Hikmayati, AA. 2006. Hubungan kualitas
Retnaningsih, Alfiasari. 2007. Studi pengasuhan, interpersonal
evaluasi keberhasilan program intelligence, dan karakter suka
Taman Bermain Anak Semai Benih menolong pada anak lulusan
Bangsa di Kabupaten Aceh Utara, kelompok prasekolah Semai Benih
NAD 2007 [laporan]. Bogor: Bangsa [skripsi]. Bogor: Fakultas
Departemen Ilmu Keluarga dan Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Konsumen, FEMA, IPB. Lickona T. 2004. Raising Good Raising
Hastuti D. 2006. Analisis pengaruh model Good Children : From Birth Through
pendidikan prasekolah pada the Teenage Years. Bantam Books,
pembentukan anak sehat, cerdas New York, Toronto, London, Sydney,
dan berkarakter secara berkelanjutan Auckland.
[disertasi]. Bogor: Program Megawangi R. 2004. Pendidikan
Pascasarjana, Institut Pertanian Karakter, Solusi yang Tepat untuk
Bogor. Membangun Bangsa. Jakarta:
Hastuti D, Alfiasari. 2008. Stimulasi Indonesian Heritage Foundation.
psikososial dan pengaruhnya pada Megawangi R, Latifah M, Dina WF. 2000.
karakter anak yang bersekolah dan Pendidikan Holistik: Aplikasi KBK
tidak bersekolah di Taman Bermain untuk Menciptakan Lifelong
Semai Benih Bangsa, Kabupaten Learners. Jakarta: Indonesia
Aceh Utara, Provinsi NAD. Jurnal Heritage Foundation.
Ilmu Keluarga dan Konsumen 1:34-
45.

*
Korespondensi :
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
Fakultas Ekologi Manusia IPB
Jl. Lingkar Kampus IPB Dramaga 16680
Telp : +62-251 8628303
Email : mellylatifah@yahoo.com

You might also like