Professional Documents
Culture Documents
Dampak Pendidikan Holistik Pada Pembentukan Karakter Dan Kecerdasan Majemuk Anak Usia Pra Sekolah PDF
Dampak Pendidikan Holistik Pada Pembentukan Karakter Dan Kecerdasan Majemuk Anak Usia Pra Sekolah PDF
1
ISSN : 1907 - 6037
lain dalam membentuk masyarakat yang Teknik dan Cara Pengumpulan Data
makmur dan sejahtera. Teknik pengumpulan data dalam
Di Kabupaten Aceh Utara, Propinsi penelitian ini terbagi atas wawancara dan
NAD, hingga tahun 2006 telah didirikan observasi pada anak dan pengasuhnya,
sekitar 113 TBA-SBB yang menerapkan serta diskusi terarah (FGD), dan
kurikulum pendidikan holistik berbasis wawancara mendalam (indepth interview)
karakter. TBA-SBB merupakan dengan ibu atau pengasuh utama anak,
pendidikan nonformal anak usia pemimpin formal (camat, geucik), tokoh
prasekolah yang dikembangkan oleh the masyarakat, guru TBA-SBB, TK dan SD,
Indonesia Heritage Foundation sejak orang tua murid, jajaran tim penggerak
tahun 2001. Oleh karenanya, pada tahun PKK, dan jajaran dinas pendidikan di
2007 dilakukan penelitian payung dengan kabupaten dan kecamatan.
judul “Studi Evaluasi Keberhasilan
Program Taman Bermain Anak Semai Pengolahan dan Analisis Data
Benih Bangsa di Kabupaten Aceh Utara, Data hasil penelitian yang
NAD” (Hartoyo et al. 2007 dan Hastuti & dikumpulkan dengan menggunakan skala
Alfiasari 2008). Tujuan khusus, sebagai ordinal dihitung menggunakan persentase
bagian dari penelitian payung tersebut, untuk memudahkan perbandingan,
yang dimuat dalam artikel ini adalah: 1) selanjutnya dikategorikan menjadi baik,
menganalisis perbedaan karakter anak kurang dan cukup mengikuti sebaran
peserta TBA-SBB dan bukan peserta normatif, yaitu : 1) baik (≥80%), 2) cukup
TBA-SBB (siswa TK formal dan anak usia (60-80%), dan 3) kurang (<60%).
prasekolah yang tidak bersekolah); 2) Sementara itu, data bersifat interval dan
menganalisis perbedaan kecerdasan rasio seperti data karakteristik anak dan
majemuk anak peserta TBA-SBB dan keluarga dikategorikan mengikuti sebaran
bukan peserta TBA-SBB; 3) menganalisis normatif. Data kuantitatif yang terkumpul
perbedaan penerapan (praktek) dalam penelitian ini, diolah menggunakan
pendidikan holistik sesuai dengan konsep nilai rata-rata, sebaran, dan persentase
Developmentally Appropriate Practices serta disajikan dalam bentuk tabulasi
(DAP) pada TBA-SBB dan bukan TBA- silang maupun dalam bentuk grafik.
SBB (TK formal); 4) menganalisis dampak Selanjutnya data dianalisis menggunakan
pendidikan holistik yang diterapkan di uji beda untuk melihat perbedaan antar
TBA-SBB terhadap kecerdasan majemuk kelompok dan uji regresi untuk menilai
anak; dan 5) mengidentifikasi manfaat dampak.
yang dirasakan oleh orang tua, guru, dan
masyarakat terhadap terselenggaranya HASIL DAN PEMBAHASAN
pendidikan holistik berbasis karakter di
TBA-SBB dan bukan TBA-SBB. Karakteristik Keluarga Contoh
Terdapat perbedaan karakteristik
METODE keluarga antara keluarga dari kelompok
TBA-SBB, kelompok TK, dan kelompok
Desain, Populasi, dan Contoh tidak bersekolah. Perbedaan antar
Penelitian kelompok tersebut signifikan secara
Desain penelitian ini adalah cross statistik pada pendapatan keluarga per
sectional study. Populasi penelitian ini kapita per bulan, lama pendidikan ayah
adalah anak usia prasekolah (5-7 tahun), dan ibu contoh, besar keluarga, dan
baik yang bersekolah di TBA-SBB dan lingkungan fisik rumah contoh.
TK, maupun yang tidak bersekolah di Karakteristik keluarga dari anak kelompok
TBA-SBB/TK di 21 kecamatan di TK secara umum paling baik
Kabupaten Aceh Utara, NAD. Penelitian dibandingkan dua kelompok lainnya,
ini dilaksanakan di 5 (lima) kecamatan sementara keluarga dari kelompok TBA-
terpilih, yaitu Nisam, Syamtalira Aron, SBB berbeda signifikan dengan
Baktiya, dan Baktiya Barat. Total anak kelompok TK hanya dalam lama
contoh dan keluarga contoh yang terlibat pendidikan ayah. Sementara itu
dalam penelitian ini sebanyak 208. perbedaan umur hanya terdapat antara
anak tidak bersekolah dengan kelompok
lainnya, yaitu anak tidak bersekolah relatif
Vol. 2, 2009 DAMPAK PENDIDIKAN HOLISTIK 35
lebih muda dibandingkan anak TBA-SBB Karakter hormat dan santun adalah
dan TK (Hartoyo et al. 2007). kemampuan anak mengucapkan salam,
memohon izin dan permohonan bantuan
Karakter Anak kepada orang dewasa yang ada
Manusia yang berkarakter adalah disekitarnya. Dari hasil penelitian
individu yang mengetahui tentang diperlihatkan bahwa anak TBA-SBB dan
kebaikan, menginginkan dan mencintai TK memiliki karakter ini lebih baik
kebaikan, serta melakukan kebaikan daripada kelompok anak tidak bersekolah
(Lickona 2004). Karakter anak yang (Gambar 1).
diukur dalam penelitian ini mencakup 9 Dalam pilar karakter dermawan, suka
pilar karakter yang dikembangkan dalam menolong dan gotong royong, anak dari
kurikulum Pendidikan Holistik Berbasis kelompok TBA-SBB memiliki skor paling
Karakter the Indonesia Heritage tinggi dari dua kelompok lainnya, dan
Foundation yang mencakup: 1) Cinta anak kelompok tidak bersekolah memiliki
Tuhan dan ciptaan-Nya; 2) Kemandirian skor paling rendah (Gambar 1).
dan tanggung jawab; 3) Jujur, amanah, Perbedaan antar ketiga kelompok dalam
dan dapat dipercaya; 4) Hormat dan perilaku dermawan dan suka menolong
santun; 5) Dermawan, tolong menolong, signifikan secara statistik, sekaligus
dan kerjasama; 6) Percaya diri, kreatif, menunjukkan pengaruh keberadaan
dan pekerja keras; 7) Kepemimpinan dan sekolah pada karakter anak tersebut.
keadilan; 8) Rendah hati; dan 9)
Toleransi, cinta damai, dan persatuan.
Dari hasil penelitian terlihat bahwa
karakter cinta Tuhan dan ciptaan-Nya dari
anak TBA-SBB dan TK berbeda signifikan
dengan anak kelompok anak tidak
bersekolah (Gambar 1). Perbedaan cukup
besar terdapat pada kemampuan anak
yang telah bersekolah (baik TBA-SBB
maupun TK) untuk mengerti doa dan
menjalankan ibadah sesuai dengan
tuntunan agama.
Pada karakter kemandirian dan
tanggung jawab, hasil penelitian
menunjukkan adanya perbedaan p<0,05
signifikan dalam kemandirian antar
kelompok, yaitu anak TBA-SBB lebih
mandiri dibandingkan dua kelompok Gambar 1. Sebaran skor karakter anak contoh
lainnya. Hal ini memperlihatkan bahwa menurut umur
anak TBA-SBB lebih mampu menunaikan
tugas “self help skills” bagi anak umur
prasekolah. Bahkan kemampuan “self Dari hasil penelitian terlihat bahwa
help skills” anak TBA-SBB lebih baik dan karakter kepercayaan diri anak TBA-SBB
berbeda signifikan secara statistik jauh lebih tinggi dibandingkan anak TK
(p<0,05) dibandingkan anak dari sekalipun (Gambar 1). Hasil uji statistik
kelompok TK (Gambar 1). juga memperlihatkan perbedaan yang
Berdasaran Gambar 1, anak dari signifikan antar kelompok. Perbedaan ini
kelompok TBA-SBB dan TK hampir sama mencerminkan adanya pengaruh
dalam kejujuran dan amanahnya, namun eksternal dan internal seperti karakteristik
perbedaan signifikan terdapat antara keluarga dan sekolah dimana keduanya
kelompok TBA-SBB dan TK dengan anak berada.
kelompok anak tidak bersekolah. Berdasaran Gambar 1 tampak
Kelompok anak tidak bersekolah bahwa karakter kepemimpinan dan
umumnya lebih sering lupa dalam keadilan anak kelompok TBA-SBB
menyampaikan pesan, serta kurang memiliki skor paling tinggi dibandingkan
mampu dalam melaporkan barang yang dua kelompok lainnya, namun secara
ditemukannya kepada orang dewasa. statistik perbedaan signifikan dalam
karakter tersebut pada kelompok TBA-
36 LATIFAH DAN HERNAWATI Jur. Ilm. Kel dan Kons
SBB hanya dengan kelompok anak tidak proses dan budaya sekolah yang
bersekolah. Pada pilar karakter rendah menunjang pendidikan karakter.
hati, hasil penelitian memperlihatkan
bahwa secara umum, anak kelompok Kecerdasan Majemuk Anak
TBA-SBB memiliki skor karakter rendah Pada kelompok TBA-SBB dan TK,
hati paling tinggi daripada dua kelompok anak-anak menerima stimulasi belajar,
lainnya (Gambar 1). akademik, bahasa, motorik, dan musik
Karakter toleransi dan cinta damai melalui kurikulum pendidikan di sekolah
diukur dari kemampuan anak untuk tidak dan interaksi antar siswa di sekolah. Hasil
mencela teman, merusak barang orang penelitian seperti ditunjukkan pada
lain, tidak suka mendorong teman saat Gambar 3, memperlihatkan bahwa
antri dan mau meminjamkan sesuatu bila pendidikan melalui TK dan TBA-SBB
ada yang membutuhkan. Dari Gambar 1 membuat anak pada kedua kelompok
terlihat bahwa karakter anak kelompok lebih tinggi dalam keterampilan
TBA-SBB paling baik daripada anak motoriknya.
kelompok tidak bersekolah maupun anak Dilihat dari keterampilan berbahasa
TK. (Gambar 3), anak kelompok TBA-SBB
Secara keseluruhan anak kelompok lebih unggul daripada anak kelompok
TBA-SBB memiliki karakter total paling lainnya. Hal ini memperlihatkan bahwa
baik daripada kelompok anak tidak kemampuan anak untuk mengenal huruf,
bersekolah maupun anak kelompok TK menyusun kalimat, dan mengenal makna
dan dari Gambar 2 terlihat bahwa kata pada anak TBA-SBB lebih baik
karakter anak TBA-SBB lebih tinggi dibandingkan anak TK terlebih
daripada anak kelompok lainnya, dan dibandingkan anak tidak bersekolah.
secara statistik berbeda signifikan antar Secara statistik perbedaan antara ketiga
keduanya. Hasil ini sejalan dengan hasil kelompok anak sangat signifikan
temuan Hastuti (2006) pada anak (p<0,05).
kelompok TBA-SBB di Kota dan Kecerdasan logis matematis anak
Kabupaten Bogor yang juga memiliki diperoleh dengan menguji kemampuan
karakter lebih baik dibandingkan anak TK mencocokkan angka dengan jumlah,
dan anak tidak bersekolah. Menurut mengelompokkan, mengurutkan, dan
Lickona (2004), salah satu strategi tepat menghitung. Hasil uji beda menunjukkan
dalam membentuk karakter anak adalah perbedaan signifikan dalam kecerdasan
melalui kerangka kurikulum yang tepat, logis antara anak kelompok TBA-SBB
sosialisasi dan publikasi kurikulum dengan kelompok anak TK terlebih
karakter, serta pembentukan model kelompok anak tidak bersekolah (Gambar
pendidikan sekolah melalui pendekatan 3).
p<0,05
p<0,05
Gambar 2. Sebaran skor karakter total anak Gambar 3. Sebaran skor kecerdasan
contoh menurut umur majemuk anak contoh menurut kelompok
anak
36 LATIFAH DAN HERNAWATI Jur. Ilm. Kel. dan Kons.
holistik di TBA-SBB lebih tinggi daripada tua. Disamping itu digunakan kurikulum
di TK. berbasis karakter mulai dari kegiatan
Dalam pembentukan kecerdasan awal/pembuka, kegiatan inti dan kegiatan
majemuk, peubah karakteristik anak penutup. Berdasarkan penerapan pen-
(gender dan umur), karakteristik keluarga didikan holistik berbasis karakter tersebut
(pendapatan keluarga dan pendidikan hasil penelitian menunjukkan adanya
ibu), serta pendidikan holistik adalah dampak yang signifikan dan positif dari
peubah yang secara signifikan proses pendidikan holistik terhadap ter-
mempengaruhi kecerdasan majemuk bentuknya karakter dan kecerdasan maje-
anak contoh dalam penelitian ini. muk anak yang bersekolah di TBA-SBB.
Kontribusi model regresi ini terhadap
kecerdasan majemuk anak contoh sangat KESIMPULAN DAN SARAN
tinggi yaitu mencapai 57% (R2 = 0,57).
Dalam model tersebut, pengaruh Kesimpulan
pendidikan holistik adalah paling dominan Karakter anak peserta TBA-SBB
serta berpengaruh positif dan signifikan secara signifikan lebih baik dibandingkan
terhadap kecerdasan majemuk anak anak kelompok tidak bersekolah,
(p=0,00; B=0,77). Dengan nilai B=0,77 demikian juga dibandingkan dengan anak
pada pendidikan holistik, berarti setiap kelompok TK. Dalam kecerdasan
peningkatan skor pendidikan holistik 1 majemuknya, anak dari kelompok TBA-
poin akan meningkatkan skor kecerdasan SBB memiliki kecerdasan majemuk paling
majemuk 0,77 poin. Namun demikian tinggi dan berbeda signifikan dalam
dalam hal asal sekolah, tidak terdapat semua aspek kecerdasan majemuk.
pengaruh signifikan apakah anak berasal Karakter dan kecerdasan majemuk anak
dari TK dan TBA-SBB, karena pengaruh sangat dipengaruhi oleh penerapan
dummy sekolah adalah negatif namun pendidikan holistik. Dikontrol dengan
tidak signifikan (1=TBA-SBB dan 2=TK). peubah sekolah, umur, dan jenis kelamin
Artinya terdapat faktor lain yang anak, serta peubah keluarga, anak yang
berhubungan negatif dengan kondisi di mengikuti sekolah yang menerapkan
TBA-SBB itu sendiri. Hal ini berarti, pendidikan holistik akan memiliki skor
selama praktek pendidikan holistik karakter dan kecerdasan majemuk yang
diterapkan di sekolah tersebut, maka lebih tinggi.
seorang anak akan memiliki skor
kecerdasan majemuk yang lebih baik. Saran
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang Penerapan pendidikan holistik
dilakukan di Kota dan Kabupaten Bogor merupakan faktor penting dalam
oleh Hastuti (2006) pada anak yang membentuk karakter dan kecerdasan
berada di tingkat prasekolah dan tingkat majemuk anak. Oleh karenanya, perlu
SD kelas 1. Hasil ini dengan demikian adanya pengayaan pengetahuan dan
menunjang konsep DAP yang diterapkan ketrampilan dari para guru dan pengelola
di TBA-SBB. Temuan ini menunjukkan pendidikan anak usia prasekolah
bahwa pendidikan holistik berbasis berkenaan dengan penyelenggaraan
karakter bukan hanya meningkatkan pendidikan holistik yang baik terutama
kualitas karakter siswa didik, tetapi juga dalam upaya untuk meningkatkan
kecerdasan majemuknya. Hasil ini sejalan pengakuan akan kompetensi, fokus
dengan pendapat Lickona (2004) yang terhadap rasa ingin tahu, penekanan
dari kajian evaluasinya terhadap evaluasi, penyediaan alat bantu ajar dan
pendidikan karakter di Amerika Serikat penyusunan tugas akademik.
ternyata juga menunjukkan peningkatan
prestasi akademik siswanya. UCAPAN TERIMA KASIH
Penerapan pendidikan holistik di
TBA-SBB siswa diajarkan untuk Penulis mengucapkan terima kasih
berpartisipasi aktif dalam proses kepada Departemen Ilmu Keluarga dan
pengajaran, diberikan kesempatan untuk Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia,
bertanya dan membuktikan, dengan IPB dan Exxon MobilOil Indonesia, Inc.
suasana kelas menyenangkan, mem- Hasil penelitian yang disajikan ini
perhatikan minat siswa yang unik, dan menggunakan sebagian data penelitian
keterbukaan komunikasi dengan orang hasil kerja sama kedua institusi tersebut.
40 LATIFAH DAN HERNAWATI Jur. Ilm. Kel. dan Kons.
DAFTAR PUSTAKA
Hartoyo, Hastuti D, Latifah M, Yuliati LN, Hikmayati, AA. 2006. Hubungan kualitas
Retnaningsih, Alfiasari. 2007. Studi pengasuhan, interpersonal
evaluasi keberhasilan program intelligence, dan karakter suka
Taman Bermain Anak Semai Benih menolong pada anak lulusan
Bangsa di Kabupaten Aceh Utara, kelompok prasekolah Semai Benih
NAD 2007 [laporan]. Bogor: Bangsa [skripsi]. Bogor: Fakultas
Departemen Ilmu Keluarga dan Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Konsumen, FEMA, IPB. Lickona T. 2004. Raising Good Raising
Hastuti D. 2006. Analisis pengaruh model Good Children : From Birth Through
pendidikan prasekolah pada the Teenage Years. Bantam Books,
pembentukan anak sehat, cerdas New York, Toronto, London, Sydney,
dan berkarakter secara berkelanjutan Auckland.
[disertasi]. Bogor: Program Megawangi R. 2004. Pendidikan
Pascasarjana, Institut Pertanian Karakter, Solusi yang Tepat untuk
Bogor. Membangun Bangsa. Jakarta:
Hastuti D, Alfiasari. 2008. Stimulasi Indonesian Heritage Foundation.
psikososial dan pengaruhnya pada Megawangi R, Latifah M, Dina WF. 2000.
karakter anak yang bersekolah dan Pendidikan Holistik: Aplikasi KBK
tidak bersekolah di Taman Bermain untuk Menciptakan Lifelong
Semai Benih Bangsa, Kabupaten Learners. Jakarta: Indonesia
Aceh Utara, Provinsi NAD. Jurnal Heritage Foundation.
Ilmu Keluarga dan Konsumen 1:34-
45.
*
Korespondensi :
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
Fakultas Ekologi Manusia IPB
Jl. Lingkar Kampus IPB Dramaga 16680
Telp : +62-251 8628303
Email : mellylatifah@yahoo.com