You are on page 1of 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/309240499

PERBANDINGAN KINERJA SIMPANG MENGGUNAKAN PTV VISTRO DAN MKJI


PADA KAWASAN PERKOTAAN LUMAJANG

Conference Paper · October 2016

CITATIONS READS

2 716

4 authors:

Sonya Sulistyono Willy Kriswardhana


Universitas Jember Universitas Jember
55 PUBLICATIONS   24 CITATIONS    34 PUBLICATIONS   13 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Nunung Nuring Hayati Itang Destiyanto


Universitas Jember 2 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   
42 PUBLICATIONS   8 CITATIONS   
SEE PROFILE
SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Jember Sport Garden View project

Studi Angkutan Umum Perkotaan Kabupaten Jember View project

All content following this page was uploaded by Willy Kriswardhana on 19 October 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PERBANDINGAN KINERJA SIMPANG
MENGGUNAKAN PTV VISTRO DAN MKJI
PADA KAWASAN PERKOTAAN LUMAJANG

Sonya Sulistyono Willy Kriswardhana


Jurusan Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Jember Fakultas Teknik, Universitas Jember
Jalan Kalimantan 37, Jember, Jawa Timur Jalan Kalimantan 37, Jember, Jawa Timur
Telepon: (0331) 484977 Telepon: (0331) 484977
E-mail: sonya.sulistyono@unej.ac.id E-mail: willy.teknik@unej.ac.id

Nunung Nuring Hayati Itang Destiyanto


Jurusan Teknik Sipil, Program Studi S1 Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Jember Fakultas Teknik, Universitas Jember
Jalan Kalimantan 37, Jember, Jawa Timur Jalan Kalimantan 37, Jember, Jawa Timur
Telepon: (0331) 484977 Telepon: (0331) 484977
E-mail: nunung.nuring@unej.ac.id E-mail: itang.d17@gmail.com

Abstract
Lumajang urban area is an area that has high traffic in Lumajang. This study conducted an intersection
performance analysis using PTV Vistro, where the results were compared with MKJI 1997. Studies in the
research conducted to review the use of PTV Vistro in the case in Indonesia. Results of PTV Vistro analysis
show a difference with the results of calculations using MKJI 1997. The results of the intersection
performance analysis using PTV Vistro tends to be greater than the result of the intersection performance
analysis using MKJI 1997. The highest delay on PTV Vistro reached 69.28 sec/smp while MKJI only 50.83
sec/smp. The percentage difference between the output of PTV Vistro and MKJI 1997 approximately 5%.

Keywords: intersection performance, PTV Vistro, MKJI 1997

Abstrak
Kawasan perkotaan Lumajang merupakan daerah yang memiliki lalu lintas tinggi di Kabupaten Lumajang.
Penelitian ini melakukan analisis kinerja simpang menggunakan PTV Vistro, dimana hasilnya dibandingkan
dengan analisis kinerja simpang menggunakan MKJI 1997. Kajian dalam penelitian dilakukan untuk
meninjau penggunaan PTV Vistro pada kasus lalu lintas di Indonesia. Hasil PTV Vistro menunjukkan
perbedaan dengan hasil perhitungan menggunakan MKJI 1997. Hasil analisis kinerja simpang menggunakan
PTV Vistro cenderung lebih besar daripada hasil analisis kinerja simpang menggunakan MKJI 1997. Nilai
tertinggi tundaan PTV Vistro mencapai 69,28 detik/smp sedangkan nilai tertinggi menggunakan MKJI 1997
mencapai 50,83 detik/smp. Persentase perbedaan antara nilai output PTV Vistro dan MKJI 1997 sekitar 5%.

Kata-kata kunci: kinerja simpang, PTV Vistro, MKJI 1997

PENDAHULUAN
Dalam lingkup perwilayahan kabupaten, wilayah Lumajang berada di bagian timur-
selatan wilayah Provinsi Jawa Timur. Berada pada posisi 112°53’ – 113°23’ Bujur Timur
dan 7°54’ – 8°23’ Lintang Selatan. Saat ini cukup banyak perangkat lunak yang dapat
digunakan untuk perhitungan kinerja lalu lintas, salah satunya PTV Vistro. Perangkat
lunak ini memiliki kemampuan untuk digunakan dalam traffic impact analysis, namun juga

Kumpulan Makalah

1
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

dapat digunakan untuk perencanaan transportasi khsusnya dalam analisis kinerja simpang.
Model simulasi lalu lintas menurut Aghabayk, dkk. (2013) dapat dibagi menjadi tiga
kategori yaitu makroskopik (simulasi jaringan transportasi secara section-by-section),
mesoskopik (model simulasi yang menggabungkan sifat makroskopik dan mikroskopik)
serta mikroskopik (simulasi pergerakan kendaraan individu dalam arus lalu lintas). PTV
Vistro termasuk dalam perangkat lunak dengan kategori makroskopik. Salah satu
kemampuan perangkat lunak ini dapat memodelkan simpang pada kawasan perkotaan,
sedangkan untuk kebutuhan model simulasi mikroskopik biasanya menggunakan PTV
VISSIM. Perangkat lunak mikrosimulasi VISSIM dapat dengan baik memodelkan dan
menyimulasikan suatu jaringan jalan dalam kondisi mixed traffic karena VISSIM mampu
mengidentifikasi berbagai kelas kendaraan dengan berbagai tipe dan jenis kendaraan.
(Putri, 2015). Penggunaan PTV Vistro dalam penelitian di Indonesia telah dilakukan Rifai,
dkk. (2014) dan Sulistyono, dkk. (2015) untuk penggunaan dalam menaganilisis dampak
lalu lintas sebuah pengembangan lokasi. Sedangkan Sauri, dkk. (2014) menggunakan PTV
Vistro untuk mengkaji beberapa simpang di Kabupaten Jember.
Perhitungan pada PTV Vistro menggunakan basis pendekatan beberapa metode dan
salah satunya Highway Capacity Manual (HCM) 2010. Indonesia dalam analisis kinerja
lalu lintas menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Menurut
Putranto (2010), MKJI 1997 memerlukan sebuah perubahan mengingat jumlah sepeda
motor yang meningkat. Highway Capacity Manual (HCM) 2010 yang digunakan PTV
Vistro merupakan metode penyempurnaan dari HCM sebelumnya. Manual Kapasitas
Jalan Indonesia (MKJI) 1997 banyak mengadopsi ketentuan-ketentuan yang digunakan
dalam HCM saat itu. Hingga saat ini MKJI 1997 belum pernah dilakukan penyempurnaan
atau perbaikan terhadap manual tersebut. Cukup menarik untuk dikaji, sejauh mana
perbandingan hasil analisis antara PTV Vistro yang menggunakan pendekatan HCM 2010
dengan manual analisis yang digunakan di Indonesia yaitu MKJI 2010 untuk analisis
simpang bersinyal. Hasil kajian dalam penelitian ini diharapkan pula dapat menjawab
pertanyaan sejauh mana perangkat lunak PTV Vistro dapat digunakan di Indonesia.

METODE PENELITIAN

Survai Pendahuluan
Survai pendahuluan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi simpang yang akan
dijadikan sebagai contoh kasus, sehingga pada saat pengambilan data di lapangan dapat
direncanakan dengan sangat baik. Kondisi yang disurvai adalah gambaran awal geometri,
pengaturan fase dan kondisi lingkungan, serta kondisi lalu lintas harian.
Berdasarkan hasil survai pendahuluan, dalam penelitian ini akan mengkaji pada
Simpang Klojen dengan pengaturan simpang bersinyal, Simpang Adipura dengan
pengaturan simpang tak bersinyal, dan Simpang Dieng dengan pengaturan simpang tak
bersinyal. Periode waktu analisis akan dilakukan untuk kondisi pagi, siang sore dan
malam.

Kumpulan Makalah

2
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

Pemodelan Menggunakan PTV Vistro


Permodelan kinerja simpang menggunakan perangkat lunak PTV Vistro. Dalam
perhitungannya memerlukan data yang perlu untuk diinputkan, seperti: data mengenai tipe
simpang, geometri, pengaturan fase, dan lain sebagainya. Pemodelan menggunakan PTV
Vistro pada penelitian ini akan menggambil kasus pada simpang-simpang utama di
kawasan Perkotaan Lumajang, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Output yang
akan dihasilkan dari perangkat lunak PTV Vistro ini berupa hasil kinerja simpang dari
kawasan perkotaan Lumajang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Volume Simpang
Survai volume kendaraan pada simpang dilakukan secara terklasifikasi dan setiap
arah pergerakan. Kendaraan diklasifikasikan dalam beberapa jenis yaitu: sepeda motor
(MC), kendaraan ringan (LV), dan kendaraan berat (HV). Setiap simpang pada lokasi
kajian dilakukan empat kali pengambilan data dan berdasarkan periode waktu.
Pengambilan data periode pagi dilakukan pada pukul 06:00 – 10.00 WIB, periode siang
pada pukul 11:00 – 14:00 WIB, periode sore pada pukul 15:00 – 17:00 WIB, dan periode
malam pada pukul 19:00 – 21:00. Masing-masing jenis kendaraan memiliki nilai
ekivalensi mobil penumpang (emp) yang berbeda-beda. Besaran nilai emp mengacu pada
ketentuan yang termuat dalam MKJI 1997.

Pemodelan Menggunakan PTV Vistro


Pemodelan dalam PTV Vistro secara garis besar dapat dibagi atas tiga langkah
penting, yaitu: penyiapan data masukan, membangun jaringan dan penyusunan scenario
awal/base. Kegiatan yang dilkakukan setiap tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut.
1. Data Masukan
Analisis kinerja simpang dalam kajian ini akan dilakukan menggunakan perangkat
lunak PTV Vistro. Kebutuhan data yang perlu untuk diinput ke dalam perangkat lunak
PTV Vistro harus disiapkan terlebih dahulu. Data ini akan menjadi parameter untuk
melakukan perhitungan selanjutnya dalam permodelan simpang pada PTV Vistro.
Data masukan yang diperlukan diantaranya data geometrik simpang, pengaturan
simpang, arah pergerakan simpang, hingga volume lalu lintas simpang.
2. Membangun Jaringan
Memulai membangun sebuah jaringan maka diperlukan peta lokasi. Perangkat lunak
PTV Vistro untuk penentuan peta jaringan jalan dalam membangun jaringan dapat
memanfaatkan fitur menggunakan peta yang terhubung terhubung dengan Bing Maps.
Tentunya diperlukan koneksi internet untuk dapat mengakses Bing Maps dalam
membangun jaringan yang akan dilakukan analisis. Hasil membangun jaringan pada
penelitian ini menggunakan PTV Vistro diperlihatkan seperti pada Gambar 1 berikut.

Kumpulan Makalah

3
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

Gambar 1 Jaringan Jalan pada PTV Vistro


3. Skenario awal/base
Dalam permodelan awal diperlukan skenario awal yang akan dijadikan acuan untuk
melakukan rekayasa dalam model yang sudah terbangun. Dalam pembentukan
skenario awal diambil dari data volume puncak berdasarkan periode survai yang telah
ditetapkan. Skenario awal ini merupakan kondisi eksisting lokasi studi. Pembentukan
skenario awal dilakukan dengan tahapan sebagi berikut.
a. Pengaturan Simpang
Tahapan ini melakukan masukan data terhadap kondisi geometrik dan pengaturan
arus lalu lintas simpang dan data-data pendukung lainnya. Tahapan dalam PTV
Vistro ditunjukkan seperti Gambar 2 berikut.

Gambar 2 Contoh Masukan pada Pengaturan Simpang

Kumpulan Makalah

4
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

b. Masukan Volume
Tahap ini melakukan masukan data volume lalu lintas untuk setiap lengan
pendekat dan setiap arah pergerakan. Masukan volume lalu lintas dalam satuan
smp/jam, dimana tahapan masukannya ditunjukkan seperti Gambar 3 berikut.

Gambar 3 Contoh Masukan pada Volume Lalu Lintas


c. Traffic Control (simpang bersinyal)
Merupakan tahapan dalam melakukan pengaturan simpang. Tipe pengaturan
simpang yang tersedia dapat berupa simpang tak bersinyal, bersinyal maupun
bundaran. Untuk kajian ini, lokasi penelitian pengaturan simpang berupa simpang
bersinyal dan tak bersinyal. Contoh tahapan dalam pengaturan lalu lintas simpang
ditunjukkan seperti pada Gambar 4 dan Gambar 5 berikut ini.

Gambar 4 Contoh Pengaturan Simpang pada Simpang Bersinyal

Kumpulan Makalah

5
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

Gambar 5 Contoh Pengaturan Simpang pada Simpang Tak Bersinyal

Kinerja Simpang Menggunakan PTV Vistro


Berdasarkan data masukan, volume lalu lintas dan pengaturan lalu lintas pada
simpang dalam tinjauan penelitian ini diperoleh hasil analisis kinerja lalu lintasnya. Hasil
perhitungan kinerja lalu lintas simpang disajikan seperti Tabel 1 berikut.

Tabel 1 Hasil Analisis Kinerja Simpang Klojen, Adipura dan Dieng Menggunakan PTV Vistro
Tundaan
Nama Simpang Periode Pendekat Simpang DS LoS
(det/smp)
Pendekat Utara 0,36 39,04 C
Pendekat Timur 0,48 49,15 D
Pagi
Pendekat Selatan 0,56 59,09 E
Pendekat Barat 0,60 69,28 F
Pendekat Utara 0,47 30,26 C
Pendekat Timur 0,44 30,26 C
Siang
Pendekat Selatan 0,46 29,30 C
Simpang Klojen Pendekat Barat 0,55 46,72 D
(bersinyal) Pendekat Utara 0,40 28,82 C
Pendekat Timur 0,19 34,02 C
Sore
Pendekat Selatan 0,40 46,56 D
Pendekat Barat 0,33 41,01 D
Pendekat Utara 0,38 28,40 C
Pendekat Timur 0,11 32,84 C
Malam
Pendekat Selatan 0,17 40,58 D
Pendekat Barat 0,27 40,33 D
Pagi 0,27 11,25 B
Simpang Adipura Siang 0,31 11,86 B
(tak bersinyal) Sore 0,16 11,82 B
Malam 0,18 9,39 A
Pagi 0,41 11,25 B
Simpang Dieng Siang 0,32 9,78 A
(tak bersinyal) Sore 0,40 11,25 B
Malam 0,17 7,6 A
Sumber: Hasil analisis (2016)

Kumpulan Makalah

6
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

Dari Tabel 1 didapatkan hasil kinerja simpang bersinyal terburuk terjadi di


Simpang Klojen periode pagi pada pendekat barat yaitu Jalan Semeru dengan nilai tundaan
69,28 det/smp dan derajat kejenuhan (DS) 0,60. Kinerja simpang tak bersinyal terburuk
trjadi pada simpang Adipura dengan tundaan sebesar 11,86 det/smp dan nilai derajat
kejenuhan (DS) 0,31 dengan nilai tingkat pelayanan simpang (LoS) B terjadi pada jam
puncak siang di pendekat barat yaitu Jalan Kyai Ilyas. Sedangkan untuk simpang Dieng
didapatkan nilai tundaan 11,25 dan nilai derajat kejenuhan (DS) 0,41 dengan tingkat
pelayanan simpang (LoS) B terjadi pada jam puncak pagi di pendekat timur yaitu Jalan
Sunandar Priyo Sudarmo.

Kinerja Simpang Menggunakan MKJI


Menggunakan data masukan, volume lalu lintas dan pengaturan lalu lintas yang
sama seperti yang digunakan pada analisis menggunakan PTV Vistro, data-data tersebut
digunakan untuk analisis menggunakan MKJI 1997. Hasil perhitungan kinerja lalu lintas
simpang disajikan seperti Tabel 2 berikut.

Tabel 2 Hasil Analisis Kinerja Simpang Klojen, Adipura dan Dieng Menggunakan MKJI 1997
Tundaan
Nama Simpang Periode Pendekat Simpang DS LoS
(det/smp)
Pendekat Utara 0,49 34,88 C
Pendekat Timur 0,54 42,11 D
Pagi
Pendekat Selatan 0,49 39,78 E
Pendekat Barat 0,51 50,83 F
Pendekat Utara 0,45 34,51 C
Pendekat Timur 0,46 31,16 C
Siang
Pendekat Selatan 0,45 29,62 C
Simpang Klojen Pendekat Barat 0,45 31,65 D
(bersinyal) Pendekat Utara 9,32 29,30 C
Pendekat Timur 0,32 29,41 C
Sore
Pendekat Selatan 0,33 25,83 C
Pendekat Barat 0,31 28,18 C
Pendekat Utara 0,22 28,31 C
Pendekat Timur 0,22 31,03 C
Malam
Pendekat Selatan 0,23 26,75 C
Pendekat Barat 0,22 29,82 C
Pagi 0,23 6,76 A
Simpang Adipura Siang 0,25 7,30 A
(tak bersinyal) Sore 0,12 6,27 A
Malam 0,12 6,45 A
Pagi 0,42 8,71 A
Simpang Dieng Siang 0,39 8,50 A
(tak bersinyal) Sore 0,27 7,42 A
Malam 0,26 7,48 A
Sumber: Hasil analisis (2016)

Dari Tabel 2 didapatkan hasil kinerja simpang bersinyal dan simpang tidak
bersinyal terburuk yang terjadi lengan-lengan pendekatnya tidak jauh berbeda dengan yang
diperoleh analisis menggunakan PTV Vistro sebelumnya.

Kumpulan Makalah

7
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

Perbandingan Hasil Kinerja Simpang


Pada Simpang Klojen terjadi pada saat periode jam puncak pagi di pendekat barat
yaitu Jalan Semeru. Nilai derajat kejenuhan (DS) dan tundaan yang didapat dari
perhitungan PTV Vistro adalah 0.60 untuk DS dan 69.28 untuk tundaan dengan nilai
tingkat pealayanan (LoS) simpang F. sedangkan dari perhitungan MKJI didapat hasil DS
dengan nilai 0.51 dan tundaan 50.83 dengan tingkat pelayanan (LoS) simpang E.

Perhitungan menggunakan MKJI Perhitungan menggunakan PTV Vistro

Gambar 6 Perbandingan Kinerja Simpang Bersinyal Klojen

Dari perbandingan pada Gambar 6, dapat dilihat bahwa nilai derajat kejenuhan
(DS) dan tundaan yang dihasilkan dari perhitungan kinerja dengan PTV Vistro lebih besar
daripada hasil perhitungan kinerja MKJI. Namun hasil dari perhitungan kedua metode ini
tidak memiliki perbedaan yang cukup besar.
Berikut tampilan grafik perbandingan derajat kejenuhan (DS) dan tundaan untuk
simpang tak bersinyal, yaitu Simpang Adipura dan Simpang Dieng.

Perhitungan menggunakan MKJI Perhitungan menggunakan PTV Vistro

Gambar 7 Perbandingan Kinerja Simpang Tak Bersinyal Adipura

Kumpulan Makalah

8
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

Dari Tabel 2 dapat dilihat hasil kinerja simpang terbesar terjadi di Simpang Dieng
pada periode jam puncak pagi. Pada perhitungan kinerja PTV Vistro didapatkan nilai
derajat kejenuhan (DS) 0.41 dan nilai tundaan 11.25 det/smp. Perhitungan kinerja
menggunakan MKJI didapatkan hasil perhitungan derajat kejenuhan 0.42 dan nilai tundaan
8.71 det/smp.

Perhitungan menggunakan MKJI Perhitungan menggunakan PTV Vistro

Gambar 8 Perbandingan Kinerja Simpang Tak Bersinyal Dieng

Berdasar grafik perbandingan derajat kejenuhan (DS) dan tundaan simpang tak
bersinyal pada Gambar 7 dan Gambar 8 diperlihatkan pada simpang tak bersinyal
memiliki hasil kinerja yang tidak berbeda jauh. Namun pada hasil perhitungan tundaan,
hasil perhitungan PTV Vistro cenderung lebih besar daripada hasil perhitungan dari MKJI.
Berdasarkan hasil uji statistik Anova didapatkan tingkat kesalahan sebesar 5% dari
perbandingan data nilai tundaan antara PTV Vistro dan manual MKJI.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis maka disimpulkan hasil kinerja simpang bersinyal
menggunakan PTV Vistro didapatkan tundaan tertinggi terjadi di Simpang Klojen pada
jam puncak pagi, dengan nilai tundaan sebesar 69,28 det/smp dan nilai derajat kejenuhan
(DS) sebesar 0,60. Hasil analisis simpang menggunakan PTV Vistro menunjukkan hasil
kinerja berbeda dengan perhitungan MKJI. Perbedaan hasil kinerja antara PTV Vistro dan
metode MKJI tidak memiliki selisih yang cukup besar. Hasil kinerja yang dihasilkan PTV
Vistro dan MKJI hampir memiliki pola yang sama, namun nilai angka tundaan yang
dihasilkan PTV Vistro cenderung lebih besar daripada hasil perhitungan kinerja MKJI
dengan perbedaan hasil analisis sekitar 5%.
Proses input data-data dan asumsi pada PTV Vistro perlu dilakukan dengan teliti
agar hasil yang didapatkan akurat. Penelitian lanjutan dapat dikembangkan lebih jauh
dengan membandingkan kondisi pada kawasan perkotaan yang memiliki lalu lintas lebih
kompleks. Perhitunggan menggunakan MKJI beberapa kali ditemukan hasil yang acak
apabila lalu lintasnya sangat padat.

Kumpulan Makalah

9
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

Ucapan Terima Kasih


Terima kasih disampaikan kepada Transforum Indonesia sebagai distributor PTV Vistro di
Indonesia atas dukungan penggunaan perangkat lunak PTV Vistro (student version), dan Laboratorium
Transportasi – Jurusan Teknik Sipil Universitas Jember untuk dukungan penggunaan PTV Vistro (institution
version).

DAFTAR PUSTAKA
Aghabayk, K., Sarvi, M., Young, W., dan Kautzsch, L. 2013. A Novel Methodology for
Evolutionary Calibration of Vissim by Multy-Threading. Australasian Transport
Research Forum 2013 Proceedings.
Dinas Perhubungan Kabupaten Lumajang. 2014. Buku Pedoman Data Lalu Lintas dan
Angkutan Kota Kabupaten Lumajang. Lumajang: Dinas Perhubungan Kabupaten
Lumajang.
Direktorat Jendral Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Jakarta:
Departemen Pekerjaan Umum.
Peraturan Menteri Perhubungan. 2006. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan.
Jakarta: Kementrian Perhubungan Republik Indonesia.
PTV. AG. 2013. PTV. Vistro User Manual. Germany: PTV Group
Putranto, L.S. 2010. Rekayasa Lalu Lintas, Edisi 2. Jakarta: Penerbit PT Indeks.
Putri, Nurjannah H., Irawan, M.Z. 2015. Mikrosimulasi Mixed Traffic Pada Simpang
Bersinyal dengan Perangkat Lunak VISSIM (Studi Kasus: Simpang Tugu,
Yogyakarta). Prosiding The 18th FSTPT International Symposium, Lampung:
Universitas Lampung.
Rifai, A., Sulistyono, S. danSoetjipto, J.W.. 2014. Simulasi Analisis Dampak Lalu Lintas
Menggunakan PTV Vistro (Studi Kasus : Komplek Ruko Berjaya Batam), Prosiding
FSTPT, Simposium Internasional FSTPT ke-17 di Universitas Jember, 24 Agustus
2014, Volume 2 Nomor 1, ISSN: 2356-0509. Jember: FSTPT Indonesia dan Jurusan
Teknik Sipil Universitas Jember. Hal.1508-1518.
Sauri, S., Sulistyono, S. dan Hasanuddin, A.. 2014. Analisis Kinerja Simpang
Menggunakan Perangkat Lunak KAJI dan PTV Vistro (Studi Kasus: Simpang
Bersinyal dan Tak Bersinyal Perkotaan Jember), Prosiding FSTPT, Simposium
Internasional FSTPT ke-17 di Universitas Jember, 24 Agustus 2014, Volume 2 Nomor
1, ISSN: 2356-0509. Jember: FSTPT Indonesia dan Jurusan Teknik Sipil Univrsitas
Jember. Hal.1498-1507.
Sulistyono, S., Iawan, J.F. dan Septiawan, D. 2015. Traffic Impact Analysis on The
Development of Jember Icon Using PTV Vistro, Prosiding FSTPT, The 18th FSTPT
Internasional Symposium di Universitas Lampung, 28 Agustus 2016, Lampung:
FSTPT Indonesia dan Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Hal.876-885.

Kumpulan Makalah

10

View publication stats

You might also like