You are on page 1of 10

E-ISSN : 2579-9258 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika

P-ISSN : 2614-3038 Volume 3, No. 1, Mei 2019, pp. 136-145

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF QUESTION


STUDENT HAVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMK

Windi Wiliawanto1, Martin Bernard2. Padillah Akbar3, Asep Ikin Sugandi4


1,2,3,4 1
IKIP SILIWANGI, Jl. Terusan Jendral Sudirman, Cimahi tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat
Windiwiliawanto2017@gmail.com

Abstract
This study aims to understand and improve the thinking ability of vocational mathematics students with active
Question Student Have. This research is an experimental study. To see the suitability of the implementation of
learning with this strategy, validation was carried out on the observation sheet and the implementation plan of
learning. The subjects of this study were class XI TKJ 2 Penida Vocational School 2 Katapang 2016/2017
academic year (35 students). This strategy is used to get hopes and problems in mathematics learning written on
the question card. The instrument used is a matter of description. . Data in the implementation of the application
through a sheet of activities and learning outcomes compiled at the end of learning, a tool used to process pretest
and posttest data from the results of using a computer with Minitab 16 software. Using the application of
mathematics Question Student Have Strategies Owned by Students. The results of the research conducted on the
Application of Active Question Student Have to Vocational Critical Mathematical Thinking Ability of students
concluded that "the mathematical thinking ability of Vocational students through active learning strategies type
of Student Questions Ask better about what is considered for mathematics students who learn to use learning
models conventional.
Keywords: Question Student Have, Mathematical Thinking Ability

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pencapaian dan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematik
siswa SMK dengan strategi pembelajaran aktif Question Student Have dengan konvensional. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen. Untuk melihat kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan strategi ini,
dilakukan validasi terhadap lembar observasi dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Subjek penelitian ini
adalah kelas XI TKJ 2 SMK Penida 2 Katapang tahun akademik 2016/2017 (35 siswa). Strategi ini digunakan
untuk mendapatkan harapan dan masalah dalam pembelajaran matematika yang dituliskan dalam kartu
pertanyan. Instrumen yang digunakan yaitu soal uraian. . Data dalam pelaksanaan penerapannya melalui
lembar aktivitas dan hasil belajar berupa tes pada tahap akhir pembelajaran, alat yang digunakan untuk
mengolah data pretes dan postes hasil penelitian menggunakan komputer dengan software Minitab 16.
Demikian penerapan pembelajaran matematika dengan strategi Question Student Have. Hasil penelitian yang
dilaksanakan mengenai Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Matematik Siswa SMK diperoleh kesimpulan bahwa “kemampuan berpikir matematik siswa
SMK melalui strategi pembelajaran aktip tipe Question Student Have lebih baik daripada kemampuan berpikir
kritis matematik siswa SMK yang pembelajarannya menggunakan model pebelajaran konvensional.
Kata Kunci: Question Student Have, kemampuan berpikir Matematik

Pendidikan matematika, yang dalam konteks ini disebut dengan matematika sekolah adalah
matematika yang umumnya diajarkan di jenjang pendidikan formal dari SD sampai dengan tingkat
SMA (Bernard, 2015:198; Akbar et. al, 2018:145; Rohaeti & Bernard, 2018:166; Bernard &
Senjayawati, 2018:45) . Matematika disebut sebagai pelayan ilmu, artinya matematika melayani dan
digunakan dalam berbagai bidang pembelajaran yang ada di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-
hari. Seiring dengan hal tersebut, menurut Ruseffendi (2011:3), “Matematika adala h pelayan imu

136
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF QUESTION STUDENT HAVE UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMK, Windi Wiliawanto, Martin Bernard. Padillah Akbar,
Asep Ikin Sugandi 137

artinya matematika itu harus melayani bidang-bidang studi yang lain; melayani fisika, kimia,
akuntansi, dan lain-lain”.
Matematika adalah suatu mata pelajaran yang memiliki kedudukan yang sangat penting bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Chotimah, Bernard, & Wulandari, 2018; Bungsu et.
al, 2018:382). Suherman (Napitupulu, 2011) mengatakan, “Matematika adalah kreatifitas yang
memerlukan imajinasi, intuisi, dan penemuan”. Implikasi dari pandangan ini terhadap pembelajaran
matematika adalah mendorong rasa ingin tahu, keinginan bertanya, kemampuan menyanggah dan
kemampuan memperkirakan, menghargai penemuan yang diluar perkiraan sebagi hal yang
bermanfaat, mendorong siswa menemukan struktur dan desain matematika, mendorong siswa berfikir
reflektif.
Berpikir kritis merupakan bagian penting dari tujuan pembelajaran matematika. Hal ini dapat
dilihat dari tujuan pembelajaran matematika di sekolah (Hidayat et. al, 2018:516). Menurut
Depdiknas (Noviyanti, 2015:1) yang menekankan siswa memiliki: (1) Kemampuan yang berkaitan
dengan matematika yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah matematika, pelajaran lain
ataupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata; (2) kemampuan menggunakan matematika
sebagai alat komunikasi; (3) Kemampuan menggunakan matematika sebagai cara bernalar yang dapat
dialihgunakan pada setiap keadaan seperti berfikir logis, beerfikir kritis sistematika, jujur, disiplin,
dalam memandang dana meyelesaikan masalah.
Di sisi lain, tingkat penguasaan matematika oleh siswa tidak sesuai dengan harapan. Hal
tersebut diindikasikan dengan rendahnya prestasi matematika siswa Indonesia di mata
internasional. Menurut kemendikbud (2014:5), “Hasil TIMSS tahun 2007 dan 2011 untuk bidang
matematika, lebih dari 95% peserta didik indonesia hanya mampu mencapai level menengah,
sementara misalnya di Taiwan hampir 50% peserta didiknya mampu mencapai level tinggi dan
advance”. Pernyataan tersebut membuktikan bahwa siswa SMK di kabupaten Bandung masih rendah
dalam kemampuan memahami informasi yang kompleks, teori, analisis, prosedur pemecahan masalah
dan melakukan investigasi. Sedangkan kemampuan tersebut merupakan bagian dari kemampuan
berpikir kritis. Keadaan tersebut tidak sesuai dengan prioritas utama dari sebuah sistem pendidikan.
Dalam proses pembelajaran, untuk memotivasi siswa, maka guru sebaiknya menggunakan
metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa secara menyeluruh agar dapat membangun
konsep pembelajaran yang lebih mudah dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Menyadari
kenyataaan seperti ini para ahli berupaya untuk mencari dan merumuskan strategi yang dapat
merangkul semua perbedaan yang dimiliki oleh anak didik. Salah satu strategi pembelajaran yang
ditawarkan adalah strategi belajar aktif (active learning strategy) salah satu aplikasi daripada active
learning strategy adalah strategi Question Student Have (QSH).
138 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3, No. 1, Mei, hal. 136-145

Strategi belajar Question Student Have (QSH) yang telah dikembangkan oleh Melvin L
Silberman. Strategi ini digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan anak didik
sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki dalam bentuk pertanyaan yang
dituliskan pada kartu tanya. Strategi ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi
siswa). Sangat baik digunakan pada peserta didik yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan dan
memberikan kesempatan siswa untuk mengeksplorasikan keterampilannya. Tidak terlepas dari peran
guru sebagai fasilitator, informator , dan motivator.

KAJIAN PUSTAKA DAN METODE


Berpikir Kritis
Istilah berpikir kritis (critical thinking) sering disamakan artinya dengan berpikir konvergen,
berpikir logis (logical thinking) dan reasoning. Berkata Ennis (Sudarno, 2015:8), mengungkapkan
bahwa “berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan
keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan”.
Menurut Wijaya (Patmawati, 2014:8) mengatakan bahwa “kemampuan berpikir kritis sebagai
bagian dari keterampilan berpikir perlu dimiliki oleh setiap anggota masyarakat, sebab banyak
persoalan dan kehidupan yang harus dikerjakan dan diselesaikan”. Pengertian lain diberikan oleh
Ennis (Sudarno, 2015:11) yaitu :”berpikir kritis merupakan sebuah proses yang bertujuan untuk
membuat keputusan yang masuk akal mengenai apa yang kita percayai dan apa yang kita kerjakan”.
Penekanan kepada proses dan tahapan berpikir di kemukakan oleh Scriven (Patmawati,
2014:9) “Berpikir kritis yaitu proses intelektual yang aktif dan penuh dengan keterampilan dalam
membuat pengertian atau konsep, mengaplikasi, menganalisis, dan mengevaluasi. Semua kegiatan
tersebut berdasarkan hasil observasi, pengalaman, pertimbangan dan komunikasi. Yang akan
membimbing dalam menentukan sikap dan tindakan”.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis merupakan
kemampuan menelaah atau menganalisis suatu sumber, mengidentifikasi sumber yang relevan dan
yang tidak relevan, mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi, menerapkan berbagai strategi untuk
membuat keputusan yang sesuai dengan standar penilaian dan kemampuan berpikir kritis mempunyai
makna yaitu kekuatan berpikir yang harus dibangun pada siswa sehingga menjadi suatu watak atau
kepribadian yang terpatri dalam kehidupan siswa untuk memecahkan segala persoalan hidupnya
dengan cara mengidentifikasi setiap informasi yang diterimanya lalu mampu untuk mengevaluasi dan
kemudian menyimpulkannya secara sistematis lalu mampu mengemukakan pendapat dengan cara
yang terorganisasi.
Strategi QSH
Strategi Question Student Have merupakan strategi yang tidak menakutkan dan dapat dipakai
untuk mengetahui kebutuhan dan harapan siswa. Strategi ini menggunakan elisitasi dalam
memperoleh partisipasi siswa secara tertulis. Melalui strategi ekspositori guru menyampaikan
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF QUESTION STUDENT HAVE UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMK, Windi Wiliawanto, Martin Bernard. Padillah Akbar,
Asep Ikin Sugandi 139

informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan penuturan lisan. Belajar mengajar
akan senantiasa merupakam proses kegiatan interaktif antara dua unsur manusiawi yang tidak bisa
dipisah-pisahkankan dengan yang lain, yakni adanya interaktif antara guru dengan siswa. Siswa
sebagai pihak yang belajar dengan latihan interaktif, siswa diharapkan dapat berinteraksi dalam proses
belajar mengajar, siswa tidak hanya mendengarkan tetapi juga secara aktif langsung dalam proses
pembelajaran, dam hasil belajar siswapun diharapkan lebih baik dibandngkan sebelum menggunakan
pendekatan Strategi Question Student Have.
Strategi Question Student Have ini digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan
harapan anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Metode ini
menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi siswa melalui tulisan. Hal ini sangat baik
digunakan pada siswa yang kurang berani mengungkapkan pertanyaaan, keinginan dan harapan-
harapannya melalui percakapan. “Keterampilan bertanya adalah suatu pengajaran itu sendiri, sebab
pada umumnya guru dalam pengajarannya selalu menggunakan tanya jawab. Keterampilan bertanya
merupakan keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari orang lain. Hampir seluruh
proses evaluasi, pengukuran, penilaian, dan pengujian dilakukan melalui pertanyaan” (Sudarno,
2015:23).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK TI Pembangunan sedangkan sampelnya yaitu kelas X
RPL-B. Data dikumpulkan berdasarkan observasi, catatan di lapangan, istrumen berupa non tes skala
angket disposisi matematis. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang di lakukan
antara peneliti dengan guru model, kegiatan penelitian tindakan kelas ini di mulai dari permasalahan
nyata yang di hadapi guru ketika proses belajar mengajar, kemudian di refleksikan alternatif dalam
memecahkan masalah tersebut dan di tindak lanjuti dengan tindakan-tindakan nyata yang tersusun.
Tahapan dalam penelitian ini yaitu (1) tahap merencanakan, (2) tahap melaksanakan, (3) refleksi dan
evaluasi. Pada tahap perencanaan dilakukan untuk mengidentifikasi masalah dan penyebabnya di
sertai dengan solusi masalah tesebut yaitu dengan menggunakan pendekatan open ended dalam
pembelajarannya. Pada tahap refleki di lakukan untuk mengkaji keberhasilan atau kegagalan ketika di
laksanakannya tindakan kelas. Pada tahap evaluasi di lakukan untuk mengetahi tingkat keberhasilan
yang di lakukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dan Analisis Pretes
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis matematik
siswa SMK yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Question
Student Have dan pembelajaran biasa yaitu pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
140 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3, No. 1, Mei, hal. 136-145

Pretes dilakukan sebelum perlakuan terhadap kedua kelas diberikan, tujuannya untuk
mengetahui kemampuan awal berpikir kritis siswa kedua kelas, apakah sama atau tidak.
Statistik deskriptif hasil skor kemampuan berpikir kritis matematik yang diperoleh dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1.
Data Deskripsi Statistik untuk Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II

Kelas Eksperimen I Kelas Eksperimen II


Data Statistik
Pretes Postes Pretes Postes
Skor Terendah 1 8 1 14
Skor tertinggi 6 15 6 20
Rata-Rata 2,57 11,45 2,83 16,6
StDev 1,37 2,96 1,26 3,60
N 35 35

Nilai Deskripsi Hasil Pretes


Dari hasil pengolahan data untuk masing-masing kelas diperoleh nilai maksimum dan minimum, rata-
rata dan simpangan baku seperti terdapat pada tabel 2.

Tabel 2
Nilai rata-rata, simpangan baku dan standar deviasi Tes Awal (Pretes) Kelas Eksperimen dan
Kontrol
Kelas N Skor Max Skor Min Rerata StDev
Eksperimen 35 6 1 2,82 1,12
Kontrol 35 5 1 2,57 1,17

Uji Normalitas
Uji normalitas antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan dengan uji kolmogrof
smirnov dengan taraf signifikasi 0,05, hasil yang didapat seperti pada tabel 3 berikut :

Tabel 3
Hasil Uji Normalitas Data Pretes
Kelas N Rerata P StDev RJ
Eksperimen 35 2,82 0,10 1,12 0,99
Kontrol 35 2,57 0,10 1,17 0,97

Dari data tersebut diatas P-value kelas eksperimen sebesar >0,10 dan p-value kelas kontrol
>0,10. Kedua nilai P-value > 0,05, artinya kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal.
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF QUESTION STUDENT HAVE UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMK, Windi Wiliawanto, Martin Bernard. Padillah Akbar,
Asep Ikin Sugandi 141

Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan tujuan melihat homogenitas atau kesamaan beberapa
bagian sampel atau seragam tidaknya variansi sampel-sampel yaitu apakah berasal dari pupulasi yang
sama. Diperoleh uji homogenitas seperti pada tabel 4 berikut ini :
Tabel 4
Hasil Uji Homogenitas Data Pretes
Method DF1 DF2 Stat p-value
F test (normal) 35 35 1,08 0,816
Levene’s Test (any continous) 1 68 0,07 0,789

Berdasarkan tabel 3, dapat dijelaskan pada pretes, P-value F-Test sebesar 0,816. Dimana nilai
P-value F-Test sebesar 0,816 > 0,05, artinya varian kedua kelas homogen.
Uji t
Dari hasil normalitas dan uji homogenitas dua varian, diketahui bahwa skor pretes kedua kelas
berdistribusi normal dan mempunyai varian homogen. uji two samples assume equal variances dengan
taraf signifikansi 0,05.
uji two samples assume equal variances. Diperoleh hasil uji homogenitas pda tabel 4 berikut ini:
Tabel 4
Hasil Uji Data Pretes
Kelas N Mean StDev p-value DF
Eksperimen 35 2,57 1,17 0,352 67
Kontrol 35 2,83 1,12

Dari p-value sebesar 0,352 > 0,05, Ho diterima artinya tidak terdapat perbedaan kemampuan
berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran aktif strategi Question Student Have secara
signifikan daripada kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

Hasil penelitian dan Analisis Postes


Nilai Deskripsi Hasil Postes
Dari hasil pengolahan data untuk masing-masing kelas diperoleh nilai maksimum dan
minimum, rata-rata dan simpangan baku seperti terdapat pada tabel 5.
Tabel 5
Nilai rata-rata, simpangan baku dan standar deviasi tes awal (Postes) kelas eksperimen dan
kontrol
Kelas N Skor Max Skor Min Rerata StDev
Eksperimen 35 22 14 16,60 1,89
Kontrol 35 14 8 11,46 1,72
142 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3, No. 1, Mei, hal. 136-145

Uji Normalitas
Uji normalitas antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan dengan uji kolmogrof
smirnov dengan taraf signifikasi 0,05, hasil yang didapat seperti pada tabel 6 berikut :
Tabel 6
Hasil Uji Normalitas Data Postes
Kelas N Rerata P StDev RJ
Eksperimen 35 16,60 0,10 1,89 0,98
Kontrol 35 11,46 0,10 1,72 0,99

Dari data tersebut diatas P-value kelas eksperimen sebesar >0,10 dan p-value kelas kontrol
>0,10. Kedua nilai P-value > 0,05, artinya kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal.
Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan tujuan melihat homogenitas atau kesamaan beberapa bagian
sampel atau seragam tidaknya variansi sampel-sampel yaitu apakah berasal dari pupulasi yang sama.
Diperoleh uji homogenitas seperti pada tabel 7 berikut ini :
Tabel 7
Hasil Uji Homogenitas Data Postes
Method DF1 Df2 Stat p-value
F test (normal) 35 35 0,82 0,572
Levene’s Test (any continous) 1 68 0,08 0,773

Berdasarkan tabel 7, dapat dijelaskan pada pretes, P-value F-Test sebesar 0,816. Dimana nilai
P-value F-Test sebesar 0,816 > 0,05, artinya varian kedua kelas homogen.
Uji t
Dari hasil normalitas dan uji homogenitas dua varian, diketahui bahwa skor postes kedua
kelas berdistribusi normal dan mempunyai varian homogen. uji two samples assume equal variances
dengan taraf signifikansi 0,05.
uji two samples assume equal variances. Diperoleh hasil uji homogenitas pada tabel 8 berikut ini:
Tabel 8
Hasil Uji Data Postes
Kelas N Mean StDev p-value DF
Eksperimen 35 16,60 1,90 0,000 67
Kontrol 35 11,46 1,72
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF QUESTION STUDENT HAVE UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMK, Windi Wiliawanto, Martin Bernard. Padillah Akbar,
Asep Ikin Sugandi 143

Dari p-value sebesar 0,000 < 0,05, Ho ditolak artinya dapat disimpulkan bahwa kemampuan
berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran aktif strategi Question Student Have secara
signifikan lebih baik daripada kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran
konvensional.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data postes menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa
yang mendapat strategi Question Student Have lebih baik daripada yang mendapat pembelajaran
pembelajaran dengan konvensional. Hal ini dapat dilihat dari rerataan hasil postes kemampuan
berpikir kritis matematis kelas eksperimen lebih tinggi daripada siswa kelas kontrol yaitu 16,60 >
11,46.
Hasil ini mengindikasikan terjadinya peningkatan pada kedua kelompok kelas. Perolehan skor
pretes, postes dan pengujian perbedaan dua rerata yang telah dilakukan, memperlihatkan bahwa siswa
yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran aktif strategi Question Student
Have mengalami peningkatan kemampuan berpikir kritis yang lebih baik dibandingkan siswa lain
yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, hal ini
dimungkinkan karena selama pembelajaran aktif strategi Question Student Have berlangsung, hampir
semua kegiatan pembelajaran dilakukan oleh siswa, sementara guru hanya berperan sebagai fasilitator
untuk pencapaian tujuan belajar (Yusri, 2015). Strategi Questions Students Have ini mengharuskan
setiap kelompok membuat pertanyaan dan menjawab sendiri pertanyaan tersebut setelah pertanyaan
itu dibaca oleh kelompok yang lain (Yusri, 2015).
Secara keseluruhan aktivitas pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran
aktif Question Student Have dapat dijadikan rujukan untuk dapat lebih memberdayakan ruangan kelas
dan lebih memotivasi siswa. Hal ini sangat beralasan karena pembelajaran dengan penerapan strategi
Question Student Have menyajikan bahan ajar yang melatih metakognisi, intervensi guru dan interaksi
kelas. Pembelajaran terpusat pada siswa dengan guru sebagai fasilitator dimana siswa yang pemalu
juga bisa ikut aktif bertanya dan menjawab melalui catatan pada di kertas.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai Penerapan Strategi Pembelajaran
Aktif Question Student Have terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa SMK diperoleh
kesimpulan bahwa kemampuan berpikir matematik siswa SMK melalui strategi pembelajaran aktip
tipe Question Student Have lebih baik daripada kemampuan berpikir kritis matematik siswa SMK
yang pembelajarannya menggunakan model pebelajaran biasa. hal ini karena dalam pembelajaran
aktif strategi Question Student Have berlangsung siswa dituntut untuk lebih aktif serta bisa membuat
pertanyaan dan menjawab sendiri pertanyaan tersebut, hal ini tentu melatih kemampuan berpikir kritis
144 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3, No. 1, Mei, hal. 136-145

siswa sehingga kemampuan berpikir kritis siswa yang pembelajarannya dengan aktif strategi Question
Student Have bisa lebih baik dibandingkan dengan siswa SMK yang pembelajarannya menggunakan
model pebelajaran biasa.

DAFTAR PUSTAKA
Akbar, P., Hamid, A., Bernard, M., & Sugandi, A. I. (2018). Analisis kemampuan pemecahan masalah
dan disposisi matematik siswa kelas xi sma putra juang dalam materi peluang. Jurnal Cendekia:
Jurnal Pendidikan Matematika, 2(1), 144-153.
Bernard, M. (2015). Meningkatkan kemampuan komunikasi dan penalaran serta disposisi matematik
siswa SMK dengan pendekatan kontekstual melalui game adobe flash cs 4.0.Infinity
Journal, 4(2), 197-222.
Bernard, M., & Senjayawati, E. (2019). Developing the Students’ Ability in Understanding
Mathematics and Self-confidence with VBA for Excel. JRAMathEdu (Journal of Research and
Advances in Mathematics Education), 1(1), 45-56.
Bungsu, T. K., Vilardi, M., Akbar, P., & Bernard, M. (2018). PENGARUH KEMANDIRIAN
BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI SMKN 1
CIHAMPELAS. Journal on Education, 1(2), 382-389.
Chotimah, S., Bernard, M., & Wulandari, S. M. (2018, January). Contextual approach using VBA
learning media to improve students’ mathematical displacement and disposition ability.
InJournal of Physics: Conference Series (Vol. 948, No. 1, p. 012025). IOP Publishing.
Hidayat, F., Akbar, P., & Bernard, M. (2018). ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS
MATEMATIK SERTA KEMANDIRIAAN BELAJAR SISWA SMP TERHADAP MATERI
SPLDV. Journal on Education, 1(2), 515-523.
Kemendikbud (2014). Materi pelatihan Guru Implementasi Kurikullum 2013.Jakarta: Tidak
diterbitkan.
Napitupulu, S. (2011). Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Question Student Have Pada
Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis SMA. Skripsi UPI
Bandung. Tiak diterbitkan.
Noviyanti (2015) Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMK Melalui Metode
Pembelajaran Penemuan Terbimbing Dengan Pendekatan Open Ended. Skripsi Jurusan
Pendidikan Matematika STKIP Siliwngi Bandung. Tidak diterbitkan.
Rohaeti, E. E., & Bernard, M. (2018). THE STUDENTS’MATHEMATICAL UNDERSTANDING
ABILITY THROUGH SCIENTIFIC-ASSISTED APPROACH OF GEOGEBRA
SOFTWARE. Infinity Journal, 7(2), 165-172.
Ruseffendi, E.T. (2011). Penilaian Pendidikan dan Hasil Belajar Siswa Khususnya dalam
Pembelajaran Matematika untuk Guru dan Calon Guru. Bandung: PT. Tarsito Bandung.
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF QUESTION STUDENT HAVE UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMK, Windi Wiliawanto, Martin Bernard. Padillah Akbar,
Asep Ikin Sugandi 145

Patmawati, D. (2014). Pengaruh Pendekatan Scientific Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis


Matematis Siswa SMP. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika STKIP Siliwngi Bandung.
Yusri, R. (2015). Penerapan Strategi Questions Students Have Dalam Pembelajaran Matematika Pada
Siswa Kelas X 8 Sman 9 Padang. Lemma, II(1), 63–68.

You might also like