Professional Documents
Culture Documents
E-ISSN : 2720-9229
P-ISSN : 2720-9210
Abstract
The purpose of this study is to improve the activities and learning outcomes of mathematics on the mate-
rial and rectangular area of class III MIN 8 students in Southwest Aceh. The learning model used in this
study is PMRI (Indonesian Realistic Mathematics Learning). The subjects of this study were students in
grade III MIN 8 Southwest Aceh. The number of students is 25 students with 15 male students and 10
female students. This research was conducted in the 2017/2018 school year within a period of 3 months,
from February 2018 to April 2018 in the even semester. The methodology of this research is Classroom
Action Research (CAR) consists of two cycles and each cycle consists of two meetings. Each cycle con-
sists of planning, implementing, observing and reflecting. Data collection technique is to collect the value
of the test carried out at the end of each learning in each cycle using the question instrument (written test).
Observation data is done by looking at the activeness of students in the learning process. Data were ana-
lyzed by means of percentage statistics. The results showed that there was an increase in student learning
activities in both cycles, from the category of being good enough and the good category increasing to
very good. Completeness of student learning outcomes has increased from 44% in the pre cycle increased
to 64% in the first cycle and increased to 80.77% in the second cycle. The use of the PMRI model can
improve mathematics learning activities and outcomes on the perimeter and rectangular area of third
grade students MIN 8 Aceh Barat Daya 2017/2018 Academic Year.
Keywords: Activities, Learning Outcomes, PMRI Model, Mathematics, Perimeter and area, rectangle.
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika pada materi
Keliling dan luas persegi panjang siswa kelas III MIN 8 Aceh Barat Daya. Model pembelajaran yang
digunakan dalam penelitian ini adalah PMRI (Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia). Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas III MIN 8 Aceh Barat Daya. Jumlah siswa adalah 25 siswa dengan
jumlah siswa laki-laki sebanyak 15 orang dan perempuan 10 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada
tahun pelajaran 2017/2018 dalam kurun waktu 3 bulan yaitu dari bulan Februari 2018 sampai dengan
April 2018 pada semester genap. Metodologi penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
terdiri dari dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Pada setiap siklus terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data yaitu mengumpulkan nilai
tes yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran pada setiap siklus dengan menggunakan instrument
soal (tes tertulis). Data observasi dilakukan dengan melihat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Data dianalisis dengan cara statistik persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
aktivitas belajar siswa pada kedua siklus tersebut, dari kategori cukup menjadi baik dan kategori baik
meningkat menjadi sangat baik. Ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 44 % pada
pra siklus meningkat menjadi 64 % pada siklus I dan meningkat menjadi 80,77 % pada siklus II.
Penggunaan model PMRI dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika pada materi keliling
dan luas persegi panjang siswa kelas III MIN 8 Aceh Barat Daya Tahun Pelajaran 2017/2018.
Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar, Model PMRI, Matematika, Keliling dan luas, persegi panjang.
2 . Metode Penelitian
2.1 Devinisi Pembelajaran dan Aktifitas
Secara umum Gagne dan Briggs melukiskan pembelajaran sebagai “upaya orang yang tujuannya
adalah membantu orang untuk belajar”. Secara lebih terinci, Gagne mendefinisikan pembelajaran
sebagai “seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya beberapa
proses belajar yang sifatnya internal” (Dimyati dan Mudjiono, 2006). Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia kata pembelajaran adalah kata benda yang diartikan sebagai “proses, cara, menjadikan orang
atau makhluk hidup belajar” (Depdiknas, 2007). Kata ini berasal dari kata belajar yang berarti “berusaha
untuk memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman”. Berdasarkan pengertian pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah suatu proses atau cara yang sengaja dirancang untuk memperoleh ilmu sehingga memyebabkan
perubahan tingkah laku yang disebabkan pengalaman dari belajar. Oleh karena itu pada hakekatnya
pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan
suasana lingkungan (kelas/sekolah) yang memungkinkan kegiatan kegitan siswa belajar matematika di
sekolah sehingga siswa memiliki kemampuan berfikir secara logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif.
Menurut Depdiknas (2007) dinyatakan bahwa aktivitas berarti kegiatan atau kerja atau salah satu
kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian di dalam perusahaan. Aktivitas adalah melakukan
suatu kegiatan tertentu secara aktif. Aktivitas menunjukkan adanya kebutuhan untuk aktif bekerja atau
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu (Haditono, 2001).
Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dari keseluruhan proses belajar mengajar,
ini berarti berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada bagaimana proses
belajar mengajar itu berlangsung. Setelah suatu proses belajar mengajar selesai dilaksanakan, maka perlu
diadakan evaluasi untuk melihat hasil sebagai akibat dari pelaksanaan proses belajar (Sukardi, 1983).
Copyright © Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi (JP2V)
73
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi Vol 1 No 1 (JP2V)
E-ISSN : 2720-9229
P-ISSN : 2720-9210
3. Observasi
Berdasarkan hasil observasi, pada siklus I, hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan hasil pretest sebelum penerapan pendekatan PMRI. Berdasarkan Tabel 4.2, dari 25
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan PMRI terdapat 16 siswa yang sudah mencapai
ketuntasan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) dan 9 siswa belum mencapai ketuntasan nilai
KKM. Nilai tertinggi siswa yang diperoleh pada siklus I yaitu 100 dan nilai terendah adalah 50. Persen-
tase ketuntasan siswa hasil belajar siswa pada siklus I adalah sebesar 64 %, dengan nilai rata-rata 70.8.
Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh pada siklus I, maka peneliti ingin melanjutkan penelitian pada
siklus II dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang sama yaitu pendekatan PMRI. Pada siklus
II, peneliti mengharapkan adanya peningkatan hasil belajar yang diperoleh oleh siswa, sehingga
persentase ketuntasan siswa juga mengalami peningkatan sesuai dengan indikator siklus II yang telah
ditetapkan oleh peneliti.
Pada siklus I, siswa juga telah mengalami peningkatan keaktifan jika dibandingkan dengan proses
pembejaran sebelum diterapkan pendekatan PMRI. Kaektifan siswa dalam proses pembelajaran diamati
oleh observer yang juga hadir pada saat penelitian dilakukan. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
dalam 2 kali pertemuan dan telah digabung menjadi 1 Tabel pada siklus I. Aktivitas belajar siswa pada
Siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Copyright © Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi (JP2V)
77
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi Vol 1 No 1 (JP2V)
E-ISSN : 2720-9229
P-ISSN : 2720-9210
Tabel 4.3. Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I Pertemuan Pertama dan Kedua.
Siklus I Siklus I
Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua
No Aktivitas Belajar Siswa
(6 Februari 2018) (13 Februari 2018)
A B C D A B C D
Siswa memperhatikan penjelasan
1. √ √
guru
Siswa mampu menyelesaikan
2. permasalahan yang diberikan √ √
secara berkelompok
3. Siswa aktif dalam kerja kelompok √ √
Siswa aktif bertanya tentang
4. √ √
materi yang belum dimengerti
Siswa mengikuti pembelajaran
5. √ √
dengan aktif dan tertib
(Sumber: Data hasil penelitian Tahun 2018).
Keterangan:
A : Sangat baik
B : Baik
C : Cukup
D : Kurang
Berdasarkan Tabel 4.3, masih terdapat beberapa komponen pembelajaran yang berada dalam kat-
agori cukup. Pada komponen pengamatan siswa memperhatikan penjelasan guru dengan menggunakan
pendekatan PMRI berada pada kategori cukup pada pertemuan pertama dan meningkat menjadi kategori
baik pada pertemuan kedua. Pada komponen pengamatan siswa mampu menyelesaikan permasalahan
yang diberikan secara berkelompok berada dalam katagori cukup pada pertemuan pertama dan kedua.
Pada komponen siswa aktif dalam kerja kelompok berada dalam katagori cukup pada pertemuan pertama
dan kedua. Komponen Siswa aktif bertanya tentang materi yang belum dimengerti berada pada kategori
cukup pada pertemuan pertama dan meningkat menjadi kategori baik pada pertemuan kedua. Pada kom-
ponen pengamatan siswa mengikuti pembelajaran dengan aktif dan tertib berada pada kategori baik pada
pertemuan pertama dan kedua.
Hasil observasi pada siklus I menunjukkan bahwa nilai siswa pada setiap katagori komponen ra-
ta-rata masih banyak berada pada katagori cukup. Hal ini bisa disebabkan oleh adanya perubahan sistem
pembelajaran yang baru diterapkan dalam proses belajar mengajar yang berlangsung.
4. Refleksi
Setelah siklus I selesai dilaksanakan beserta penilaian terhadap hasil belajar siswa, maka peneliti
ingin melakukan sebuah tindakan dalam proses pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk lebih
aktif dalam pembelajaran. Tindakan yang ingin dilakukan peneliti pada siklus II yaitu:
a) Memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih memperhatikan materi yang dijelaskan oleh guru.
b) Memberikan motivasi kepada siswa untuk menyelesaikan tugas individu yang diberikan kepadanya
dengan baik.
c) Pengelolaan waktu lebih efektif agar semua tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Siklus II Siklus II
Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua
No Aktivitas Belajar Siswa
(20 Februari 2018) (27 Februari 2018)
A B C D A B C D
Copyright © Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi (JP2V)
79
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi Vol 1 No 1 (JP2V)
E-ISSN : 2720-9229
P-ISSN : 2720-9210
Siswa memperhatikan penjelasan
1. √ √
guru
Siswa mampu menyelesaikan
2. permasalahan yang diberikan √ √
secara berkelompok
3. Siswa aktif dalam kerja kelompok √ √
Siswa aktif bertanya tentang
4. √ √
materi yang belum dimengerti
Siswa mengikuti pembelajaran
5. √ √
dengan aktif dan tertib
(Sumber: Data hasil penelitian tahun 2018).
Keterangan:
A : Sangat baik
B : Baik
C : Cukup
D : Kurang
Berdasarkan Tabel 4.5, hasil observasi pada siklus II, Pada komponen pengamatan siswa memper-
hatikan penjelasan guru dan komponen siswa mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan secara
berkelompok dengan menggunakan pendekatan PMRI berada pada kategori baik pada pertemuan pertama
dan meningkat menjadi kategori sangat baik pada pertemuan kedua. Pada komponen siswa aktif dalam
kerja kelompok berada dalam katagori sangat baik pada pertemuan pertama dan kedua. Komponen Siswa
aktif bertanya tentang materi yang belum dimengerti berada pada kategori baik pada pertemuan pertama
dan pertemuan kedua. Pada komponen pengamatan terakhir yaitu siswa mengikuti pembelajaran dengan
aktif dan tertib berada pada kategori baik pada pertemuan pertama dan kedua.
Berdasarkan hasil observasi keaktifan siswa pada siklus II, terlihat bahwa siswa lebih aktif dalam
proses pembelajaran siklus II jika dibandingkan dengan siklus I.
4. Refleksi
Berdasarkan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus II, terlihat adanya pening-
katan aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik setelah penerapan pendekatan PMRI. Pada si-
klus II, siswa terlihat lebih memiliki keseriusan dalam memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh
guru. Selain itu, siswa yang mengikuti pembelajaran melakukan dengan aktif dan tertib. Pada siklus II
semua siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran.
6. Daftar Pustaka
[1] Antonius Cahya Prihandoko. 2006. Memahami Konsep Matematika Secara Benar dan
Menyajikannya dengan Menarik. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat Ketenagaan.
[2] Arif Rohman. 2009. Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Laksbang Medi-
atama.
[3] Depdiknas. 2007. Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Ja-
karta : Depdiknas.
[4] Dwi Siswoyo, dkk. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
[5] Junaedi, et.el,. 2008. Strategi Pembelajaran. Surabaya: Amanah Pustaka.
[6] Marja Van Den Heuvel-Panhuizen. 2000. Mathematics Education in The Netherland: Guided
Tour. Bibliographic Reference:Van den Heuvel-Panhuizen.
[7] Marja van den Heuvel-Panhuizen.2000. As in mostapproaches to mathematics education, RME
aims at enabling students to apply mathematics. The overall goal of mathematics education is
that students must be able to use their mathematical understanding and tools to solve problems.
This implies that they must learn „mathematics so as to be useful.
Copyright © Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi (JP2V)
82
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi Vol 1 No 1 (JP2V)
E-ISSN : 2720-9229
P-ISSN : 2720-9210
[8] Mashudi. 2016. Penerapan Pendekatan Realistik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas
V pada Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Sifat-Sifat Bangun Ruang. JPSD. Vol. 2
No.1.
[9] Muhamad,K Q. 2015. Peningkatan Pemahaman Konsep Perkalian pada Pembelajaran Matemat-
ika dengan Pendekatan PMRI bagi siswa Kelas II MI Miksyaful Ulum Beratwetan Kecamatan
Gedeg Kabupaten Mojokerto Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Surabaya: Perpustakaan UIN
Sunan Ampel Surabaya.
[10] Nur Akhsin, dkk. 2004. Matematika Kelas III SD. Jakarta: Cempaka Putih.
[11] Nur Sri Widyastuti. 2014. Pengaruh Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ter-
hadap Pemahaman Konsep dan Berpikir Logis Siswa. Jurnal Prima Edukasia.
[12] Purwoto. 2002. Pendidikan Matematika II. Surakarta: UNS Press.
[13] Rusman. 2017 Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
[14] Saondi, i. 2008. Implementasi Pembelajaran Realistik (PMR). Jurnal Equilibrium Vol. 4 No. 7.
[15] Sri Subarinah. 2006. Inovasi Pembelajaran Matematika SD. Depdiknas: Jakarta.
[16] Supinah.2008. Pembelajaran Matematika SD dengan Pendekatan Kontekstual dalam
Melaksanakan KTSP. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan dan Tenaga Kepen-
didikan Matematika.
[17] Ullya, dkk.2009. Desain Bahan Ajar Penjumlahan Pecahan Berbasis Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia (PMRI) Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 23 Indralaya. Jurnal
Pendidikan Matematika Vol. 4 N0. 2 Desember 2012.