Nama : Sophi Retnaningsih

Kelas : 3B-S1 Keperawatan

Nim : KHGC18105

Matkul : B. Inggris

Tugas : Exercise 1 dan 2 ( Pionner Nursing In The World )

EXERCISE I

Answer question to find out your understanding to the reading !

1. Who is Rufaidah that stated in the text above ?

Answer : She is the first professional nurse in Islamic History

2. Where did she learn about medical care ?

Answer : In Madina

3. What personalities did Rufaidah have that attributes of a good nurse ?

Answer : She was kind and empathetic, She was a capable leader and organizer able to
mobilize and get others to produce good work, She was involved in social work in the
community. She came to the assistance of every Muslim in need: the poor, the orphans, or the
handicapped. She looked after the orphans, nursed them, and taught them. Rufaidah had a
kind and empathetic personality that soothed the patients in addition to the medical care that
she provided.

4. What did Rufaidah do when she went out to the community ?

Answer : She went out to the community and tried to solve the social problems that lead to
disease. She was both a public health nurse and a social worker. When the Islamic state was
well established in Madina, Rufaidah devoted herself to nursing the Muslim sick. In peace
time she set up a tent outside the Prophet's mosque in Madina where she nursed the sick.
During war she led groups of volunteer nurses who went to the battlefield and treated the
 casualties. Rufaidah's field hospital tent became very famous during the battles and the
Prophet used to direct that the casualties be carried to her.

5. What did Rufaidah and her group of volunteers do during the battle ?
Answer : Rufaidah had trained a group of women companions as nurses. When the Prophet's
army was getting ready to go to the battle of Khaibar, Rufaidah and the group of volunteer
nurses went to the Prophet Muhammad (PBUH). They asked him for permission "Oh
messenger of Allah, we want to go out with you to the battle and treat the injured and help
Muslims as much as we can". The Prophet gave them permission to go.
Rufaidah's contribution was not confined only to nursing the injured. She was involved in
social work in the community. She came to the assistance of every Muslim in need: the poor,
the orphans, or the handicapped. She looked after the orphans, nursed them, and taught them.
Rufaidah had a kind and empathetic personality that soothed the patients in addition to the
medical care that she provided

EXERCISE II ( MENERJEMAHKAN)

FLORENCE NIGHTINGALE:

( Wanita dengan lampu )

Florence Nightingale adalah pelopor di bidang keperawatan. Dia menemukan profesi

keperawatan dan memperbarui praktik sanitasi di rumah sakit. Dia mengembangkan "diagram
wilayah kutub" untuk mendramatisasi kematian yang tidak perlu yang disebabkan oleh kondisi
tidak sehat dan kebutuhan akan reformasi. Dengan analisisnya, Florence Nightingale merevolusi
gagasan bahwa fenomena sosial dapat diukur secara objektif dan dijadikan sasaran analisis
matematis. Dia adalah seorang inovator dalam koleksi, tabulasi, interpretasi, dan tampilan grafis
statistik deskriptif. Pencapaian luar biasa ini menjadi lebih menakjubkan jika Anda menganggap
bahwa sebagian besar wanita Victoria tidak dapat menghadiri universitas atau mengejar karir
profesional.
 Dia lahir di Italia pada tahun 1820 dan diberi nama sesuai dengan tempat kelahirannya.
Dia adalah putri dari seorang pemilik tanah yang kaya, William Nightingale, seorang pria
terpelajar yang percaya bahwa semua orang harus menerima pendidikan, dan baik Florence
maupun saudara perempuannya Parthenope diajar bahasa Yunani, Latin, Jerman, Sejarah,
Filsafat dan Matematika. Pada usia 25 Florence sudah memutuskan untuk mengikuti karir di
bidang keperawatan. Orangtuanya sangat menentang hal ini, tetapi pengabdian dan tekad
Florence berhasil meyakinkan mereka dan dia mendapat izin ayahnya untuk berlatih sebagai
perawat.

Pada tahun 1854, Inggris, Prancis, dan Turki berperang dengan Rusia. Publik dikejutkan
dengan laporan kondisi memalukan yang membuat tentara Inggris sakit dan terluka karena harus
menanggungnya. Florence memutuskan untuk membantu, dan segera pergi ke Turki,
bertanggung jawab atas sekelompok 38 perawat, untuk bekerja di rumah sakit militer, di mana
kondisinya memprihatinkan. Prajurit itu kotor, banyak tikus dan kutu, dan persediaan terbatas.

Awalnya, dia hanya menerima sedikit bantuan dari perwira militer dan dokter. Namun,
bantuannya sangat dibutuhkan dan mereka segera berubah pikiran. Florence dengan cepat
mengatur rumah sakit, memperbaiki sanitasi dan pada akhirnya meningkatkan tingkat
kelangsungan hidup pasiennya. Setiap tentara yang dia rawat menghormati dan mengaguminya.

Pada tahun 1856, Florence kembali ke Inggris sebagai pahlawan nasional. Dia dikenal
sebagai "wanita dengan lampu", nama yang diberikan tentara kepadanya karena cara dia
mengawasi mereka di rumah sakit pada malam hari.