You are on page 1of 8

Jurnal Harpodon Borneo Vol.6. No.2. Oktober.

2013 ISSN : 2087-121X

KONDISI NUTRIEN DAN KELIMPAHAN PLANKTON DI LINGKUNGAN


PERAIRAN TAMBAK PILOT PROJECT WWF INDONESIA,
KELURAHAN KARANG ANYAR PANTAI KOTA TARAKAN
PROPINSI KALIMANTAN UTARA

1)
Dhimas Wiharyanto dan 2)Mohammad Budi Santosa
1)
Staf Pengajar Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan
FPIK Universitas Borneo Tarakan (UBT) Kampus Pantai Amal Gedung E,
Jl. Amal Lama No.1,Po. Box. 170 Tarakan KAL-TIM.
2)
Fisheries Officer WWF Indonesia

ABSTRACT

The availability of natural food in the waters affected by internal condition that is
nutrient content. With sufficient nutrients will be able to support the growth of
phytoplankton which in turn form the food chain as part of the ecological chain events in
it. Brackish water pond is one of human making ecosystem. Commonly, It’s use for
fisheries production especially shrimp or fishes purporting. In Coastal of North
Kalimantan, to running its have been used traditional system. This system is depending
to the natural condition. The Available of nutrients and plankton condition are important
thing for supporting life in the waters column and for management system brackish water
pond. Thus, changes in the content of nutrients and plankton in the environment and in
the brackish water pond becomes very necessary to be known. This study aims to
determine the condition of nutrient content and plankton in the pond waters environtment.
Nitrate concentrations in the pond water was found ranged from 0.0004 to 0.309 ppm,
while in the waters of the river / outlets ranging from 0.012 to 0.243 ppm. The phosphate
concentration in the pond water obtained in this study ranged from 0.001 to 0.741 ppm,
while in the waters of the river ranges from 0019 to 0.067 ppm. In generally, nutrient
concentration range obtained is still support for the life of plankton in the brackish water
pond.

Key words: nutrients, nitrat, fosfat, plankton, brackish water ponds.

ABSTRAK

Ketersediaan pakan alami di suatu perairan dipengaruhi oleh kondisi internal utamanya
adalah konsentrasi nutrien. Adanya nutrien di perairan khsusunya nitrat dan phosfat
dengan konsentrasinya yang cukup akan dapat mendukung pertumbuhan fitoplankton
dengan baik. Pertumbuhan fitoplankton selanjutnya akan membentuk proses rantai
makanan yang merupakan bagian dari rangkaian peristiwa ekologi di dalamnya. Perairan
tambak merupakan salah satu ekosistem buatan manusia berupa kolam yang berada di
daratan sekitar pantai dengan kondisi air bersifat payau, biasanya digunakan untuk tujuan
memelihara udang dan ikan atau keduanya. Dari beberapa tipe perairan tambak yang
dikenal, tipe tambak yang umum dijumpai di wilayah pesisir Kalimantan Utara adalah
tipe tambak dengan pengelolaan yang bersifat tradisional. Pada tambak dengan sistem
tradisional, selama pemeliharaan udang atau ikan sangat minim menggunakan teknologi.
Ketersediaan pakan dengan sistem ini hanya mengandalkan pakan yang tersedia secara
alami di dalam perairan tambak. Sehingga, perubahan kandungan nutrien dan plankton di
lingkungan dan di dalam tambak menjadi sangat perlu untuk diketahui. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui kondisi nutrien dan plankton dilingkungan perairan tambak
di Kelurahan Karang Anyar Pantai Kota Tarakan. Hasil penelitian menunjukkan

© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2013 163


Jurnal Harpodon Borneo Vol.6. No.2. Oktober. 2013 ISSN : 2087-121X

konsentrasi nitrat di perairan tambak ditemukan berkisar antara 0,0004 – 0,309 ppm,
sedangkan di perairan sungai/outlet berkisar 0,012 – 0,243 ppm. Konsentrasi fosfat di
perairan tambak pada penelitian ini didapatkan berkisar antara 0,001 – 0,741 ppm,
sedangkan di perairan sungai berkisar 0.019 – 0,067 ppm. Secara umum, konsetrasi
nutrien yang didapatkan masih mendukung untuk pertumbuhan dan perkembangan
plankton di sekitar lingkungan perairan tambak.

Kata Kunci : nutrien, nitrat, fosfat, plankton, lingkungan perairan tambak.

PENDAHULUAN mengandalkan pasang dan surut air laut.


Untuk mendukung kehidupan maka air
Ketersediaan pakan alami di suatu yang masuk ini, menjadi salah satu sumber
perairan dipengaruhi oleh kondisi internal asal nutrien di dalam perairan ini karena
utamanya adalah konsentrasi nutrien. mengandung bahan organic yang cukup.
Adanya nutrien di perairan khsusunya nitrat Terkadang juga dapat berasal dari
dan phosfat dengan konsentrasinya yang penambahan yang sengaja dilakukan oleh
cukup akan dapat mendukung pertumbuhan petani melalui proses pemupukan lahan.
fitoplankton dengan baik. Pertumbuhan Sumber pakan yang terdapat pada
fitoplankton selanjutnya akan membentuk tambak tradisional secara umum hanya
proses rantai makanan yang merupakan mengandalkan pakan alami yang tumbuh
bagian dari rangkaian peristiwa ekologi di dan berkembang di dalamnya. Salah satu
dalamnya. sumber makanan alami yang penting di
Perairan tambak merupakan salah satu perairan ini adalah plankton. Plankton ini
ekosistem buatan manusia berupa kolam dapat berasal dari dalam dan luar perairan
yang berada di daratan sekitar pantai tersebut. Kondisi ini menyebabkan
dengan kondisi air bersifat payau, biasanya ketersediaan nutrien berpengaruh penting
digunakan untuk tujuan memelihara udang terhadap keberlangsungan dan ketersediaan
dan ikan atau keduanya. Dari beberapa tipe plankton.
perairan tambak yang dikenal, tipe tambak Aktivitas udang sebagai objek
yang umum dijumpai di wilayah pesisir peliharaan di dalam tambak sangat
Kalimantan Utara adalah tipe tambak dipengaruhi oleh kondisi kualitas air.
dengan pengelolaan yang bersifat Kondisi plankton yang cukup dalam air
tradisional. Pada tambak dengan sistem akan mempengaruhi kondisi kualitas air
tradisional, selama pemeliharaan udang tambak sebagai penyedia oksigen dan
atau ikan sangat minim menggunakan kondisi kecerahan perairan. Sehingga,
teknologi. Ketersediaan pakan dengan perubahan kandungan nutrien dan plankton
sistem ini hanya mengandalkan pakan yang di lingkungan dan di dalam tambak menjadi
tersedia secara alami di dalam perairan sangat perlu untuk diketahui.
tambak. Kondisi kandungan nutrien dan
Tambak di wilayah pesisir Kalimantan plankton secara langsung dan tidak
Utara, pada umumnya dibuka pada lahan langsung mempengaruhi kondisi udang
bekas hutan mangrove, dengan ciri substrat yang dibudidayakan dalam ekosistem
liat sampai liat berpasir. Perairan tambak tambak. Sehingga informasi mengenai
tradisional dikelola dengan cara sederhana kondisi kandungan nutiren dan plankton di
dimana dalam mengoperasikannya sangat perairan tambak menjadi sangat penting
dipengaruhi oleh kondisi perairan di untuk kepentingan pengelolaan perairan
sekitarnya. Sumber air yang digunakan tersebut. Pengamatan terhadap kondisi
berasal dari perairan sekitar yang nutiren dan plankton menjadi hal yang
dimasukkan secara tradisional dengan penting untuk dilakukan dalam rangka

164 © Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2013


Kondisi Nutrien Dan Kelimpahan Plankton... (Dhimas Wiharyanto dan Mohammad Budi Santosa)

menyediakan informasi dan sebagai data dan zooplankton yang terdapat di perairan
yang dapat digunakan sebagai bahan tambak dan sungai.
pertimbangan untuk mengantisipasi
tindakan keperluan pengelolaan terhadap HASIL DAN PEMBAHASAN
keberlangsungan biota peliharaan utamanya
udang dan ikan. A. Kondisi Nutrien Perairan
1. Nitrat
METODOLOGI Nitrat merupakan salah satu unsur yang
penting di perairan dan dibutuhkan oleh
Penelitian ini dilakukan di lingkungan tumbuhan air seperti fitoplankton dalam
salah satu perairan tambak yang terdapat di proses metabolisme. Berdasarkan
Kelurahan Karang Anyar Pantai Kota pengukuran harian, konsentrasi nitrat di
Tarakan. Dalam pengelolaannya dilakukan perairan tambak ditemukan berkisar antara
secara tradisional dan mengadopsi Better 0,0004 – 0,309 ppm, sedangkan di perairan
Management Practices (BMP) atau sungai/outlet berkisar 0,012 – 0,243 ppm.
menerapkan praktek budidaya yang baik. Kondisi nitrat secara umum di perairan
Pada saat penelitian dilakukan, budidaya sungai dan tambak tersebut masih layak
udang sedang berjalan dan telah memasuki untuk mendukung kehidupan organisme
tahap siklus budidaya ke 2 (dua). khususnya fitoplankton Hal ini sesuai
Pengamatan terhadap kondisi nutrien dan dengan Keputusan MENLH No.51 Tahun
plankton dilakukan pada April sampai 2004, disebutkan bahwa baku mutu
dengan Juni tahun 2013 dengan cara konsentrasi nitrat air laut yang layak
mengambil sampel air dan plankton pada untuk kehidupan biota laut adalah 0,008
perairan sungai sebagai input air dan di mg N-NO3/L (Zulhasni et.al., 2005).
dalam perairan tambak untuk kemudian Dari hasil pengujian terhadap
akan dilihat perbandingan kondisinya. kandungan nitrat di perairan tambak dan
Metode yang digunakan dalam sungai terdapat penurunan konsentrasi nitrat
penelitian ini adalah metode survei dengan pada perairan tambak dimana nilai ini lebih
melakukan pengambilan sampel air pada rendah dari pada nitrat terendah yang
kolom permukaan dan menyaring air untuk didapatkan di perairan sungai. Konsentrasi
mendapatkan sampel plankton. terendah nitrat di perairan tambak sampai
Pengambilan sampel dilakukan 2 (dua) 0,0004 ppm. Hal ini dapat terjadi karena
minggu sekali pada saat perairan laut di pengaruh dari sifat dan tipe perairan.
sekitarnya mengalami masa pasang Neap Perairan sungai cenderung akan selalu
Tide. Sampel yang didapatkan selanjutnya mengalami pengadukan karena limpasan air
di analisis pada Laboratorium Fakultas sungai dari hulu dan hilirnya, sedangkan
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas perairan tambak cenderung tertutup
Borneo Tarakan. sehingga pengadukan akan jarang terjadi.
Nutiren perairan yang dianalisa adalah Penurunan nitrat di perairan tambak ini juga
nitrat dan fosfat. Kedua komposisi nutrient bisa terjadi karena pengaruh curah hujan
ini dipilih karena merupakan unsur makro tinggi dan pemanfaatan oleh fitoplankton.
yang mempengaruhi pertumbuhan Kandungan nitrat dalam air tambak dan
fitoplankton. Sedangkan untuk plankton, sungai outlet ditunjukkan pada Gambar 1.
pengamatan difokuskan pada fitoplankton

© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2013 165


Jurnal Harpodon Borneo Vol.6. No.2. Oktober. 2013 ISSN : 2087-121X

Gambar 1. Fluktuasi nitrat di lingkungan perairan tambak dan sungai pada setiap minggu

Dari gambar di atas menunjukkan tambak yang terjadi pada saat pasang laut
bahwa kondisi nitrat perairan di awal tinggi. Kondisi ini juga menunjukkan
budidaya mengalami peningkatan sampai adanya pengaruh pemupukan yang
dengan pengamatan ke – 3 mencapai 0,309 dilakukan pada persiapan lahan budidaya.
ppm, lalu mengalami penurunan
konsentrasi sampai dengan pengamatan ke 2. Fosfat (PO4)
– 7 dengan konsentrasi terendah 0,0004 Fosfat merupakan unsur perairan yang
ppm. Hal serupa juga terjadi di perairan dibutuhkan oleh tumbuhan atau
sungai dimana konsentrasi nitrat mengalami fitoplankton dalam air untuk tumbuh dan
peningkatan konsentrasi sampai dengan berkembang. Keberadaan fosfat sendiri
pengamatan ke-3 mencapai 0,243 ppm dan dalam suatu perairan dapat bersumber dari
menurun pada pengamatan berikutnya limbah pertanian dan domestic serta
sampai konsentrasi terendah 0,012 ppm. penguraian bahan organic dan mineral –
Peningkatan kandungan nutrient di mineral fosfat. Konsentrasi fosfat di
perairan tambak di awal budidaya ini perairan tambak pada penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh didapatkan berkisar antara 0,001 – 0,741
perairan sungai terhadap kondisi di perairan ppm, sedangkan di perairan sungai berkisar
tambak. Hal ini dapat terjadi karena 0.019 – 0,067 ppm (Gambar 2).
masuknya sejumlah air sungai ke dalam

Gambar 2. Kondisi fosfat di perairan tambak dan sungai.

166 © Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2013


Kondisi Nutrien Dan Kelimpahan Plankton... (Dhimas Wiharyanto dan Mohammad Budi Santosa)

Secara umum kondisi fosfat pada setiap kesuburan sedang yang memiliki
kali pengamatan dilakukan ditemukan konsentrasi fosfat total berkisar antara
dalam kondisi stabil. Kondisi fosfat di 0,021 – 0,05 mg/Liter, perairan dengan
perairan sungai dan tambak tersebut secara kesuburan tinggi yang memiliki konsentrasi
umum masih layak untuk mendukung phosfat total berkisar antara 0,51 – 0,1
kehidupan organisme khususnya mg/Liter.
fitoplankton. Hal ini sesuai dengan
Keputusan MENLH No.51 Tahun 2004, B. Kelimpahan Plankton
disebutkan bahwa baku mutu konsentrasi 1. Kelimpahan Plankton Perairan
phosfat air laut yang layak untuk Tambak
kehidupan biota laut adalah 0,015 mg N- Gambaran pengamatan kelimpahan
NO3/L (Zulhasni et.al., 2005). plankton di lingkungan perairan tambak
Gambar 2 menunjukkan bahwa kondisi budidaya udang pada saat pagi hari
fosfat di perairan tambak dan sungai diketahui bahwa fitoplankton pada pagi hari
cenderung stabil. Pada perairan sungai melimpah pada saat budidaya udang
konsentrasi rata-rata adalah 0,031 ppm berlangsung 2 minggu. Kemudian menurun
dengan konsentrasi tertinggi ditemukan pada pengamatan selanjutnya (Gambar 3).
pada pengamatan ke – 4 sebesar 0,067 Kondisi ini hampir serupa dengan kondisi
ppm. Untuk perairan tambak pada plankton pada saat sore hari yang
pengamatan ke – 1 sampai dengan ke – 6 menunjukkan bahwa kelimpahan plankton
terlihat konstan rata – rata sebesar 0,0167 pada awal budidaya udang memiliki
ppm kemudian meningkat drastis pada kelimpahan tinggi kemudian menurun pada
pengamatan ke – 8 sampai dengan pengamatan minggu berikutnya (Gambar
konsentrasi sebesar 0,741 ppm. Secara 4). Kelimpahan fitoplankton di perairan
umum konsentrasi fosfat di lingkungan tambak pada pengamatan plankton ke – 1
perairan tambak dalam penelitian ini sampai dengan 3 lebih tinggi dan kemudian
tergolong rendah sampai dengan tinggi, mengalami penurunan. Sedangkan untuk
hal ini sesuai dengan pendapat Effendi kelimpahan zooplankton secara umum
(2003) yang membagi tingkat kesuburan berada di bawah kelimpahan fitoplankton
perairan menjadi 3 bagian diantaranya dimana terlihat lebih cenderung mengikuti
perairan dengan kesuburan rendah yang pertumbuhan fitoplankton. Hal ini
memiliki konsentrasi phosfat total berkisar disebabkan fitoplankton berperan sebagai
antara 0 – 0,02 mg/Liter, perairan dengan makanan alami bagi zooplankton.

Gambar 3.Kelimpahan plankton di perairan tambak pada pagi hari

© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2013 167


Jurnal Harpodon Borneo Vol.6. No.2. Oktober. 2013 ISSN : 2087-121X

Gambar 4. Kelimpahan plankton di perairan tambak pada sore hari

2. Kelimpahan Plankton Perairan dengan kondisi plankton yang ditemukan


Sungai pada saat sore hari dimana cenderung
Kelimpahan plankton di lingkungan mengalami penurunan (Gambar 6).
perairan sungai juga ditemukan berfluktuasi Kelimpahan fitoplankton di perairan sungai
dan bervariasi, namun secara umum pada saat pagi dan sore hari terlihat
kelimpahan plankton golongan fitoplankton cenderung berfluktuasi, dimana pada sore
lebih banyak dari pada zooplankton. hari terkadang ditemukan tinggi yaitu pada
Pengamantan kelimpahan plankton di pengamatan plankton ke – 2 dan 3,
lingkungan perairan sungai pada saat pagi sedangkan pada pagi hari ditemukan lebih
hari menunjukkan bahwa plankton di sedikit. Kemudian pada sore hari ditemukan
perairan sungai cenderung rendah kemudian tinggi pada pengamatan ke – 5, sedangkan
mengalami peningkatan pada pengamatan pada pagi hari ditemukan lebih rendah.
ke – 4 dan 5 (Gambar 5). Hal ini berbeda

Gambar 5. Kelimpahan plankton di perairan sungai pada pagi hari

Gambar 6. Kelimpahan plankton di perairan sungai pada sore hari

168 © Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2013


Kondisi Nutrien Dan Kelimpahan Plankton... (Dhimas Wiharyanto dan Mohammad Budi Santosa)

Kelimpahan zooplankton secara umum Keberadaan plankton juga akan


berada di bawah kelimpahan fitoplankton mempengaruhi keadaan kecerahan di
dimana terlihat lebih cenderung mengikuti perairan. Pada perairan tambak dengan
pertumbuhan fitoplankton. Hal ini plankton melimpah sangat berpengaruh
disebabkan fitoplankton berperan sebagai terhadap kecerahan. Kurangnya plankton di
makanan alami bagi zooplankton. perairan akan mengakibatkan kecerahan
Kelimpahan zooplankton pada saat pagi tinggi bahkan dapat mencapai lebih dari 1
hari cenderung lebih banyak dari pada pagi m. Jika kondisi ini terjadi di perairan
hari. Hal ini terjadi karena terdapat tambak akan berdampak pada terganggunya
beberapa zooplankton yang cenderung aktivitas udang karena udang merupakan
berenang ke kolom perairan lebih dalam organisme perairan yang menyukai tempat
pada saat matahari terik. yang cukup gelap untuk berlindung dan
Secara umum pada perairan tambak mendukung aktivitasnya. Plankton di
dan sungai selama proses budidaya perairan tambak seharusnya dijaga
berlangsung tidak ditemukan jenis plankton kondisinya agar stabil. Sehingga untuk
yang beracun dan berbahaya bagi tambak yang memiliki plankton dengan
organisme udang dan ikan. Dari golongan kepadatan rendah perlu diantisipasi
fitoplankton di lingkungan perairan tambak dengan melakukan penambahan pupuk
dan sungai didominasi oleh golongan alami atau anorganik untuk menstabilkan
diatom. Secara visual, hal ini dapat terlihat kepadatannya.
juga dengan warna air tambak yang selalu Kecerahan yang sesuai untuk tambak
berwarna hijau kecoklatan yang merupakan adalah berkisar 15 - 45 cm. Selain
salah satu warna alami diatom. Golongan berpengaruh langsung pada kehidupan
fitoplankton diatom akan sering dijumpai udang di dasar perairan tambak, juga akan
pada perairan payau dan laut. Sedangkan berpengaruh pada fluktuasi suhu perairan.
dari zooplankton didominasi oleh Fluktuasi suhu yang tinggi dapat
crustacean kecil. Dalam proses rantai menyebabkan pengaruh langsung pada
makanan, kelimpahan fitoplankton akan udang, dimana dapat menyebabkan stress
dipengaruhi oleh kondisi nutriean di dan mudah terserang penyakit. Untuk
perairan dan kelimpahan zooplankton akan menjaga agar tidak terjadi fluktuasi suhu
dipengaruhi oleh keberadaan makanannya yang terlalu besar maka dapat dilakukan
yaitu fitoplankton. dengan menjaga kepadatan plankton dalam
Peran plankton diatom di lingkungan air.
perairan tambak, pada awal pemeliharaan
udang akan berperan sebagai makanan C. Pengaruh Kandungan Nutrien dan
alami untuk mendukung kehidupannya. Kelimpahan Plankton
Selainitu, peranan penting lain yang Pada perairan tambak terlihat bahwa
dimiliki oleh golongan fitoplankton ini peranan kandungan nutrien mempengaruhi
adalah sebagai sumber masukan oksigen di keberadaan plankton pada khususnya
perairan tambak. Pada perairan tambak fitoplankton. Kondisi kelimpahan
yang dikelola secara tradisional yang tidak fitoplankton pada pagi dan sore hari di
menggunakan sumber masukan dengan perairan tambak pada pengamatan ke -1
tambahan berupa aerasi dari blower sampai dengan ke – 3 terlihat tinggi bila
maupun kincir air. Sumber oksigen disuplai dibandingkan dengan pengamatan
secara alami oleh fitoplankton. Jumlah selanjutnya. Hal ini sesuai dengan kondisi
kelimpahan fitoplankton yang cukup di kandungan nutrient di perairan, khususnya
perairan tambak selanjutnya akan pada unsur nitrat dimana ditemukan tinggi.
berperang penting dalam menyediakan Begitu juga dengan kondisi kelimpahan
oksigen di perairan. fitoplankton di perairan sungai, ditemukan
mengalami peningkatan hingga ke

© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2013 169


Jurnal Harpodon Borneo Vol.6. No.2. Oktober. 2013 ISSN : 2087-121X

pengamatan ke – 3 pada saat sore hari. dan phosfat yang terlihat dari kondisi
Dengan kondisi ini maka dapat dinyatakan kelimpahan plankton.
bahwa kelimpahan fitoplankton pada saat
pengamatan dipengaruhi oleh kondisi DAFTAR PUSTAKA
nutrient. Dimana semakin meningkat
konsentrasi nutrient, semakin tinggi pula Effendi. 2003. Telaahan Kualitas Air Bagi
kelimpahan fitoplanktonnya. Hal ini sesuai Pengelolaan Sumberdaya dan
dengan pendapat Romimohtarto dan Lingkungan Perairan. Kanisius.
Juwana (2004) menyatakan bahwa Yogyakarta.
pertumbuhan dan fotosintesis dari
fitoplankton dan alga bentik dipengaruhi Ilman M, Wiharyanto D, Desyana C. 2009.
oleh kepekatan nitrat dan fosfat. Kajian Budidaya Udang di Wilayah
Pesisir Utara Kalimantan Timur.
KESIMPULAN DAN SARAN WWF Indonesia. Jakarta.

Dari hasil penelitian ini dapat Iromo H, Azis M, Amien H, Cahyadi J.


disimpulkan bahwa kondisi nutrient sangat 2010. Budidaya Udang Windu di
mempengaruhi keberadaan plankton di Tambak Tradisional. UB Press.
lingkungan perairan tambak khususnya Tarakan.
fitoplankton. Secara umum kondisi nutiren
dan plankton di awal budidaya melimpah Suyanto RS, Mudjiman A. 2004. Budidaya
kemudian mengalami penurunan karena Udang Windu, PT Penebar Swadaya,
adanya faktor pemanfaatan dan fisik Jakarta.
peraian.
Sebagai antisipasi dan pengelolaan Zulhasni, Dwiputra D, Dasminto, Rusli A.
sumberdaya air pada siklus budidaya udang, 2005. Peraturan Pengendalian
perlu dilakukan upaya perbaikan terhadap Kerusakan Pesisir dan Laut. KLH.
nutrien di perairan tambak dengan Jakarta.
melakukan pemupukan susulan dengan
dosis yang sesuai jika terindikasi telah Romimohtarto R. Juwana S. 2004.
terjadi penurunan nutrien dari unsur nitrat Meroplankton Laut. Djambatan.
Jakarta.

170 © Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2013

You might also like