You are on page 1of 26

Lecture 6.

Sediment Dynamics
Dr. Ir. Max Rudolf Muskananfola, M.Sc.
Sediment Dynamics
Definition:
• Sediment dynamics refers to the motion
of sediment particles during their
formation, transport, and settling
processes. (Dinamika sedimen
merupakan gerakan partikel sedimen
selama proses pembentukan,
pengangkutan, dan pengendapannya).
.
• Transport sedimen terutama ditrigger
oleh arus di lingkungan laut, oleh
gelombang di dekat pantai dan oleh angin
di lingkungan pesisir.
• Ketika kecepatan arus di dekat dasar
meningkat ke tingkat tertentu, beberapa
partikel sedimen mulai bergerak sebentar-
sebentar dengan meluncur dan berguling
di sepanjang dasar laut
.
• With a further increase of fluid velocity,
more sediment particles are involved in
migration and the bed form tends to
become uneven due to different
movement speeds and actions of different
sized particles, forming small
perturbations on the seabed.
.
• Dengan meningkatnya kecepatan arus
lebih lanjut, lebih banyak partikel sedimen
bergerak dan bentuk dasar cenderung
menjadi tidak merata karena kecepatan
gerakan yang berbeda dan partikel
berukuran berbeda, membentuk gangguan
kecil di dasar laut.
Ripples
Variabel Penting dalam
Transportasi Sedimen
• Sediment size, shape, density and
mineralogy of grains
• Sediment settling velocity
• Sediment availability
• Flow depth
• Water density, viscosity
• Bed shear stress
• Bedform wavelength, height, steepness
More....Variabel Penting dalam
Transportasi Sedimen
• Maximum tidal velocity
• Residual tidal velocity
• Wave period, amplitude
Forces acting on Sediment
Boundary Layer
• Water (any fluid) flowing near a solid
surface is slowed down by friction along
the boundary – it experiences a current
shear (Figure ), and the region of flow
influenced by proximity to the surface is
called the boundary layer.
• A boundary layer develops wherever a
fluid moves over a surface, whether it be
water over the sea-bed, winds over the
sea-surafce, or syrup over a tabletop
.
• If you could measure the speed of a
current at intervals above the bed, you
would find that it varies syatematically
(Figure 4.2) . In theory, provided that no
sediment on the bed is moving, the
impercetibly thin layer of water in direct
contact with the bed is also stationary –
its speed should be zero.
• Di laut, boundary layer biasanya melebar
antara 1 m - 10 m di atas dasar laut
(seabed)
• Tetapi di perairan dangkal boundary layer
dapat meliputi seluruh kedalaman air
• Boundary layer terjadi ketika cairan
meliwati sebuah permukaan, air melewati
dasar laut, angin bertiup diatas laut, syrup
lewat permukaan meja.
• Lapisan2 air yang mengalir ini
menghasilkan shearing force (gaya geser)
yang menggerakan sediment
• Shearing force yang terjadi karena lapisan
air yg saling bergerak, menyebabkan
terjadi shear stress
• Nilai shear stress yg terjadi di dasar
sangat penting dalam menghitung
terjadinya pergerakan atau transport
sedimen
.
• Ketika air mengalir di atas permukaan
cukup cepat, partikel sedimen di
permukaan digerakan dan diangkut, untuk
diendapkan lagi ketika kecepatan aliran
berkurang. Partikel yang terlalu besar
untuk diangkat ke suspensi dapat
berguling atau dipantulkan di sepanjang
permukaan oleh aliran air/arus
• Secara lebih rinci, empat moda
transportasi dalam air: sliding, rolling,
saltation and suspension (Figure below).
Sliding particles remain in continuous
contact with the bed, merely tilting to and
fro as they move. Rolling grains also
remain in continuous contact with the bed,
whereas saltating grains jump along the
bed in a series of low trajectories.
Sediment Erosion
• Sedimen di dasar laut mulai bergerak
ketika shear stress cukup untuk
mengatasi gaya2 yg menahan sedimen di
dasar yaitu frictional dan gravitational
forces. Nilai ini disebut critical shear
stress.
• Hubungan antara grain size dan shear
stress tidak lansung secara linear. Ada
sediment yg bersifat cohesive dan ada yg
non-cohesive. Cohesiveness sangat
berpengaruh pada erosi sediment.
Lapisan film yg diproduksi secara biologis
dapat mengikat permukaan sediment
• Partikel Clay are flaky dan ukuran sangat kecil,
< 2 micron
• Baik di dalam sediment atau tersuspensi di
kolom air, cenderung berbentuk agregates yg
diikat oleh electrostatic attraction and the
surface tension of the films dari air yg
mengilingi gumpalan (flakes)
• Gaya2 ini kuat dan memberi daya melekat
pada lumpur (mud)
• Clays meningkatkan gaya cohesi dasar
walaupun hanya merupakan bagian kecil dari
total sediment
• Gaya cohesi mulai significan jika sediment
terdiri dari 5 – 10 % clay by weight
Non-Cohesive Sediments
• Terdiri dari butir sediment kasar, kurang gaya
physico-chemical interactions yg berada pada
clay particles sehingga dapat bergerak bebas
• Erosi Non-Cohesive Sediments
- Jika grain size sangat kecil atau kecepatan
arus sangat kecil, butir sediment terlindung
oleh viscous sub-layer dan tidak bergerak
- Shear velocity bertambah dengan
meningkatnya fow speed, viscous sub-layer
mulai rusak dan sediment kasar mulai
bergulir dan kadang2 meloncat ke dalam
kolom air dan bergerak sebagai bedload
- Akhirnya, shear velocity cukup mengangkat
butir sediment ke dalam kolom air dan jatuh
kembali
- Redeposisi terjadi jika gaya gravity yg bekerja
pada sediment melebihi fluid forces yg
menggerakan sediment
- Kecepatan dimana butir sediment jatuh dari
suspensi di kolom air kembali ke dasar laut
disebut settling velocity
- Pada shear velocity tinggi, butir sedimen
(sediment grains) secara permanent
terangkat ke kolom air dan terangkut/
bergerak sebagai suspended load
Shields Diagram
• Menggambarkan hubungan diameter butir
sedimen (mm) dengan kecepatan arus
rata-rata (cm/sec).
• Coba diperhatikan, dan jelaskan apa arti
dari hubungan pada diagram tersebut….
.
• Terima Kasih

You might also like