You are on page 1of 6

MANAGEMEN PASIEN DIABETES MELLITUS DI PROSTHODONSIA

Agustin Wulan Suci D


Bagian Biomedik, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember

ABSTRACT

Diabetes mellitus is one of major chronic health problems and the prevalence increases every year. Poor
blood glucose control or uncontrolled hyperglycemia condition is the major reason diabetes mellitus can cause
some complication in oral. As of this condition, numerous diabetes mellitus sufferers have poor quality of life because
inadequate in mastication. For improving quality of life diabetic patients, they need denture to help them in
mastication process. However, there some debates about denture for diabetic patients; because diabetes mellitus
can be contraindication in prosthodontic treatment. Aim this study is to know the management in prosthodontic
treatment of diabetic patients as rehabilitation and final treatment in dentistry. Diabetes mellitus patient
management in prosthodontic are generally as followed medical history, check up blood glucose level, stress
management, intra oral and radiography examination, oral and denture hygiene, diet consultation and denture
elective. All of type of dental prosthesis can be considered to diabetic patients principally. Type of dental prosthesis
that can be worn by diabetic patients are removable denture (partial and complete), fixed denture, overdenture,
and implant. Pre treatment before making and inserting dental prosthesis must be finished. If there is dental caries,
dental caries must be restored by appropriate restoration, such as filling, endodontic treatment, rigid restoration, etc.
Moreover, the dentist must do plaque and calculus removing. The conclusion of this review is diabetes mellitus could
be considered to take prosthodontic treatment, but the dentist must consider their blood glucose level.

Keywords: Prosthodontic management, diabetes mellitus, blood glucose, denture, Hyperglycemia

Korespondensi (correspondence): Bagian Biomedik. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Jl. Kalimantan 37
Jember. Email: agustinwulan.fkg@unej.ac.id

Diabetes mellitus merupakan salah bawah gigi tiruan atau jaringan gigi
satu penyakit kronis utama di dunia. Diabetes abutment. Tujuan dari kajian pustaka ini untuk
mellitus mempengaruhi lebih dari 6% populasi mengetahui cara memenejemen penderita
dunia. Prevalensi diabetes mellitus di dunia diabetes mellitus pada perawatan
selalu meningkat tiap tahunnya. WHO prostodonsia.
memprediksikan penderita menjadi 366 juta
pada tahun 2030, dimana pada tahun 1985 DIABETES MELLITUS
jumlahnya 30 juta.1 Diabetes mellitus Diabetes mellitus merupakan
merupakan penyakit kronis yang ditandai gangguan metabolisme glukosa, lemak dan
dengan adanya hiperglikemia. Keaadaan protein sebagai akibat adanya gangguan
hiperglikemia menyebabkan komplikasi sekresi insulin, resistensi insulin atau keduanya.
mikrovaskuler dan makrovaskuler. Komplikasi Diabetes mellitus dapat didefinisikan sebagai
tersebut akan menyebabkan gangguan penyakit metabolic kronis dan progresif yang
pada beberapa organ seperti mata, ginjal, ditandai dengan adanya hiperglikemia
syaraf, jantung dan jaringan di rongga mulut.2 sebagai akibat adanya gangguan sekresi,
Komplikasi tersebbut akan menyebabkan aktivitas atau kombinasi insulin.5 Hiperglikemia
perubahan flora normal rongga mulut dan yaitu peningkatan kadar glukosa darah.3
menurunkan aliran saliva atau xerostomia. Pancreas yang terdiri oleh pulau-
Perubahan itu akan meningkatkan insidensi pulau langerhans tersusun atas beberapa
karies dan penyakit periodontal yang jenis sel yang menghasilkan hormon-hormon
berakibat kehilangan gigi. Kehilangan gigi tertentu. Jenis sel di pancreas yaitu sel β
akan menurunkan kualitas hidup seseorang penghasil hormon insulin, α penghasil
oleh karena proses mastikasi yang inadekuat.3 glucagon, dan δ pengahsil somatostatin.
Penderita diabetes mellitus yang Gangguan pada sel ini berhubungan dengan
mengalami kehilangan gigi membutuhkan jenis dan pathogenesis diabetes mellitus.3
gigi tiruan untuk memperbaiki kualitas Diabetes Mellitus tipe 1
hidupnya. Dengan memakai gigi tiruan Diabetes mellitus tipe 1 disebabkan
diharapakan proses mastikasi penderita adanya kerusakan pada sel β pancreas yang
diabetes mellitus menjadi lebih adekuat. berakibat pada gangguan produksi insulin.
Selain itu, gigi tiruan dapat memperbaiki Kerusakan dapat disebabkan autoimun,
fungsi fonetik, estetik dan mampu menjaga abnormalitas sel α dan virus seperti Cocksakie,
kesehatan jaringan rongga mulut. Akan Rubella, CM Virus, and Herpes Virus. Autoimun
tetapi, pembuatan gigi tiruan untuk penderita yang merusak sel β akan meningkatkan titer
diabetes mellitus masih menjadi perdebatan, ICCA (Islet Cell Cytoplasmic Antibodies) dan
karena diabetes mellitus merupakan salah defisiensi insulin. Defisiensi insulin akan
satu kontraindikasi perawatan prostodonsia.4 menyebabkan gangguan metabolisme.6
Penderita diabetes mellitus dapat Pada keadaan normal,
memperparah resorpsi tulang dan hiperglikemia akan menurunkan sekresi
menurunkan resiliensi jaringan mukosa di glucagon, akan tetapi, pada diabetes

125  
 
Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol. 10 No. 3 2013: 125-130 

mellitus tipe 1 kadar glucagon sangat tinggi. Pre-Diabetic


Guna menurunkan kadar glucagon biasanya Pre-diabetic biasanya menunjukkan
diterapi dengan somatostatin. Selain itu, kadar glukosa darah normal, tetapi pada
somatostatin juga menurunkan kadar glukosa kondisi tertentu kadar glukosa darah
dan keton bodies. Selain somatostatin, meningkat.7 Kondisi ini beresiko terjadinya
diabetes tipe ini seharusnya mendapatkan diabetes mellitus, serangan jantung dan
terapi insulin. Apabilan tidak mendapatkan stroke. Jika kondisi ini tidak terkontrol, akan
terapi insulin, penderita diabetes mellitus tipe menyebabkan diabtes mellitus tipe 2 setelah 5
1 akan menghasilkan keton bodies.walaupun sampai 10 tahun. Guna mencegah resiko
terapi insulin dalam jangka panjang akan tersebut perlu kontrol makanan, pola hidup
menyebabkan komplikasi hipoglikemia yang dan olah raga.8
berakibat pada syok diabetikum dan Ada dua tipe pre diabetic yaitu
kematian.6 Impaired Fasting Glucose (IFG) dan Impaired
Sel target diabetes mellitus tipe 1 Glucose Tolerance (IGT). IFG ditandai dengan
tidak mampu merespon terapi insulin. Hal ini kadar glukosa darah puasa berkisar 100-125
disebabkan defisiensi insulin menyebabkan mg/dl. Normal kadar glukosa darah adalah
perubahan asam lemak bebas dalam serum kurang dari 100 mg/dl. IGT ditandai dengan
sebagai akibat lipolisis yang tidak terkontrol kadar glukosa darah lebih dari normal yaitu
pada jaringan adipose. Asam lemak bebas 140-199 mg/dl, tetapi tidak terlalu tinggi,
pada serum akan menekan metabolisme sehingga tidak dapat dikategorikan diabetes
glukosa di jaringan perifer, terutama otot. mellitus. Diagnose IGT ditegakkan apabila
Selain itu, ketidakmampuan sel target kadar glukosa darah berkisar 140-199 mg/dl
merespon insulin mengakibatkan penurunan setelah 2 jam mengkonsumsi 75 gram
ekspresi gen glucokinase pada hati dan gen glukosa.6
GLUT4.6 Diagnosa diabetes mellitus
Diabetes Mellitus tipe 2 ditentukan berdasarkan gejala klinis yaitu
Pada awal diabetes mellitus tipe 2, poliuria, polidipsi, polifagi, dan penurunan
kadar insulin cukup adekuat, meskipun kadar berat badan. Jika tidak ada gejala klinis,
glukosa darah tinggi. Diabetes mellitus tipe 2 diagnose ditentukan berdasarkan kadar
disebabkan oleh sel target gagal atau tidak glukosa darah, sebab kemungkinan
mampu merespon insulin, dan bukan karena peningkatan kadar glukosa darah hanya
adanya defisiensi insulin. Keadaan ini disebut intoleransi glukosa dan bukan diabetes
dengan resistensi insulin. Defisiensi insulin pada mellitus. American Diabetic Association,
tipe 2 bersifat relative dan tidak diagnose diabetes mellitus ditentukan oleh
membutuhkan terapi insulin Setelah itu, terjadi kadar glukosa darah, dimana kadar glukosa
gangguan sekresi insulin dan kelebihan darah puasa lebih dari 126 mg/dl dan glukosa
produksi glukosa di hepar. Akan tetapi, darah acak lebih dari 200 mg/ dl.9
kerusakan sel β pankreas berbeda dengan Diabetes mellitus menimbulkan
kerusakan sel β oleh karena proses autoimun.6 beberapa komplikasi berhubungan dengan
Sel β pancreas mengeluarkan insulin gangguan mikrovaskuler dan maskrovaskuler.
melewati dua tahap. Tahap pertama sekresi Komplikasi ini dibedakan komplikasi jangka
insulin terjadi beberapa saat setelah stimulasi pendek dan jangka panjang. Komplikasi
glukosa. Ini ditandai dengan peningkatan jangka pendek yaitu hipoglikemia dan
kadar glukosa darah. Tahap selanjutnya diabetic ketoasidosis. Komplikasi jangka
terjadi 20 menit setelah fase pertama, dimana panjang yaitu retinopati, neuropati, nefropati
akan terjadi sekresi insulin. Pada tahap awal dan penyakit cardiovascular.10
diabetes mellitus, terjadi gangguan sekresi
insulin oleh sel β. Hal ini menunjukkan adanya KOMPLIKASI DAN MANIFESTASI RONGGA
kegagalan sekresi insulin sebagi kompensasi MULUT DIABETES MELLITUS
adanya resistensi insulin. Akhirnya, keadaan ini Beberapa kelainan rongga mulut
menyebabkan defisiensi insulin dan pasien dihubungkan dengan diabetes mellitus,
membutuhkan insulin eksogen.6 seperti periodontitis, gingivitis dan kelainan
Gestational Diabetes Mellitus yang lain. Selain itu, diabetes mellitus
Gestational diabetes mellitus pada menyebabkan gangguan proses
umumnya terdeteksi selama atau setelah penyembuhan.
trimester kedua kehamilan. Kondisi ini bersifat Periodontitis
sementara yang mana akan terjadi Periodontitis merupakan radang
penyembuhan dengan sendirinya setelah kronis pada jaringan penyangga gigi yang
proses kelahiran. Akan tetapi, kondisi disebabkan oleh bakteri. Periodontitis ini juga
menimbulkan gangguan pada bayi. berhubungan dengan diabetes mellitus.
Gangguan yang ditimbulkan berupa Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
malformasi congenital, peningkatan berat prevalensi dan keparahan penyakit
badan, dan resiko kematian perinatal. Selain periodontal meningkat pada penderia
itu, wanita yang mengalami mempunyai diabetes mellitus tipe 1 dan 2. Periodontitis
resiko menderita diabetes mellitus. Guna lebih sering terjadi pada penderita diabetes
mengurangi resiko tersebutm mereka harus mellitus yang tidak terkontrol. Hal ini
mengatur pola makan dan hidup secara disebabkan oleh advanced glycation end
ketat.6 products (AGEs) yang berhubungan dengan

126
Managemen Pasien Diabetes Mellitus di Prostodonsia... (Agustin)  
 

hiperglikemia, perubahan kolagen, dan sistem diabetes. Pada penderita diabetes mellitus
imun yang disebabkan oleh penurunan fungsi terjadi gangguan vaskularisasi, penurunan
leukosit PMN yang memfasilitasi bakteri aliran darah, penurunan imunitas alami, dan
merusak jaringan periodontal. Selain itu, penurunan produksi faktor pertumbuhan.12
akumulasi AGEs oleh karena hiperglikemia Lesi Jaringan Lunak Rongga Mulut Non-
dapat memicu sekresi sitokin proinflammatori, Candidal
dimana sitokin itu juga mempunyai efek Lesi rongga mulut yang tidak
samping merusak jaringan periodontal. disebabkan oleh infeksi kandida pada
Beberapa penelitian juga menunjukkan penderita diabetes yaitu fissured tongue,
bahwa terapi periodontitis yang adekuat irritation fibroma dan traumatic ulcer.5
dengan mengeliminasi bakteri plak dapat Penyakit Mukosa Rongga Mulut
mempengaruhi glikemik indeks diabetes Oral lichen planus (OLP) dan
mellitus tipe 1 dan 2, yang ditandai dengan recurrent apthous stomatitis (RAS) telah
penurunan kadar HbA1c.5 dilaporkan sering terjadi pada penderita
Disfungsi Saliva diabetes. OLP sering terjadi pada penderita
Beberapa laporan kasus diabetes tipe 1 dibanding diabtetes tipe 2. Hal
menunjukkan bahwa terjadi disfungsi saliva ini berhubungan dengan kelainan autoimun.
pada penderita diabetes mellitus. Gejalanya Selain itu, keadaan hiperglikemia
berupa penurunan rata-rata aliran saliva dan menyebabkan perubahan respon imun pada
xerostomia terutama penderita diabetes penderita diabetes mellitus.5
mellitus yang tidak terkontrol dan mengalami Kelainan Neuro-Sensory Rongga Mulut
neuropati. Penderita diabetes mellitus tipe 2 Oral dysesthesia atau burning mouth
yang tidak terkontrol tidak mampu syndrome (BMS) merupakan sensasi nyeri
merangsang kelenjar parotis dibanding pada rongga mulut (palatum, lidah,
penderita terkontrol dan tanpa diabetes. tenggorakan dan gingiva). Kelainan yang lain
Sedangkan, xerostomia kemungkinan dapat berupa kesemutan, mati rasa, mulut
disebabkan oleh komplikasi kronis diabetes kering dan nyeri mulut yang terjadi
mellitus, seperti neuropati, abnormalitas bersamaan dengan sensasi mulut terbakar.
vaskuler, dan disfungsi endotel yang memicu Kelainan neuro-sensory rongga mulut
kerusakan mikrosirkulasi yang berperan pada dihubungkan dengan neuropati pada
penurunan aliran dan komposisi saliva. penderita diabetes mellitus.5
Penderita diabetes yang mengeluhkan Karies Gigi dan Kehilangan Gigi
xerostomia biasanya sering minum sebagai Penderita diabetes mellitus rentan
kompensasi dari polidipsi dan poliuri yang terhadap infeksi yang memicu terjadinya
berakibat pada aliran saliva. Xerostomia ini karies dan kehilangan gigi. Hal ini
menyebabkan iritasi jaringan lunak rongga dihubungkan dengan adanya disfungsi sekresi
mulut yang memicu keradangan dan nyeri saliva, xerostomia, dan hiperglikemia.
serta penimbunan kalkulus.5 Keadaan ini akan menurunkan kemampuan
Disfungsi pengecapan membersihkan dan kapasitas buffer saliva,
Disfungsi pengecapan pada sehingga memicu terjadinya karies.1
penderita diabetes mellitus dihubungkan
dengan neuropati. Keadaan ini akan MANAGEMEN DIABETES MELLITUS DI
menyebabkan penurunan status gizi KEDOKTERAN GIGI
penderita diabetes mellitus oleh karena Manifestasi dan komplikasi rongga
disfungsi pengecapan menyebabkan mulut penderita diabetes mellitus merupakan
penderita diabetes mellitus tidak mampu komplikasi utama penderita diabetes mellitus.
menjaga dietnya.5 Hal ini dihubungkan dengan kontrol glikemik
Infeksi Jamur yang buruk yang tidak bisa menekan
Infeksi jamur pada penderita keadaan hiperglikemia. Hal ini dapat dicegah
diabetes dihubungkan dengan penurunan dengan mengontrol dengan baik glikemik
aliran saliva dan keadaan hiperglikemia. indeks yaitu glukosa darah puasa dan 2 jam
Infeksi jamur pada penderita diabetes mellitus pp serta HbA1c. Kontrol glikemik menentukan
biasanya disebabkan oleh spesian Candida keberhasilan perawatan di kedokteran gigi.
albicans.11 Kontrol glikemik dapat dilakukan dengan
Infeksi Bakteri obat-obatan atau mengatur pola hidup.
Penderita diabetes lebih rentan Pengaturan pola hidup dengan mengatur
terkena infeksi bakteri oleh karena penurunan pola makan dan aktivitas fisik. Pengaturan ini
mekanisme pertahanan tubuh. Hiperglikemia dapat mengurangi sebanyak 63% komplikasi
memfasilitasi pertumbuhan bakteri pada diabetes mellitus.13
rongga mulut dan memicu infeksi bakteri Pengaturan pola makan merupakan
rongga mulut, terutama bakteri bagian dari pengaturan pola hidup penderita
Streptococcus.5 diabetes mellitus. Pengaturan pola makan
Gangguan Penyembuhan Luka mempunyai pengaruh jangka panjang
Penderita diabetes mellitus terhadap kesehatan dan kualitas hidup
mempunyai proses regenerasi jaringan yang penderita diabetes mellitus. Pengaturan pola
buruk dan penyembuhan osseous yang makan bertujuan untuk mengkontrol
lambat. Hal ini merupakan komplikasi yang metabolisme secara optimal dengan
sering terjadi pada tindakan bedah penderita menyeimbangkan intake makanan, aktivitas

127
Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol. 10 No. 3 2013: 125-130 

fisik dan obat-obatan. Pada diabetes mellitus berupa hiperglikemia. Derajad hiperglikemia
tipe 2, tujuan pengaturan pola makan untuk merupakan dasar diagnose diabetes mellitus.
memperbaiki glikemik indeks, kadar lemak Hiperglikemia menyebabkan perubahan
dan kehilangan berat badan.14 makrovaskuler dan mikrovaskuler.
Selain itu, sebagian besar penderita Hiperglikemia dan perubahan makrovaskuler
diabetes mellitus membutuhkan terapi obat- dan mikrovaskuler menentukan pertimbangan
obatan guna mencapai kadar glukosa perawatan kedokteran gigi, karena keadaan
optimal. Sulfonylureas dan nonsulfonylurea tersebut dapat menyebabkan komplikasi baik
secretagogues untuk mencapai jangka pendek maupun jangka panjang.
normoglycemia dengan mengatur sekresi Komplikasi yang sering terjadi yaitu syok oleh
insulin endogen; alpha-glucosidase inhibitors karena hipoglikemia dan diabetik
bekerja dengan mengatur absorbs ketoasidosis, dan sepsis karena infeksi. Pilihan
karbohidrat di intestinal; thiazolidinediones yang tepat menegemen komplikasi
(TZDs) untuk mempertahankan menentukan keberhasilan perawatan di
normoglycemia dengan meningkatkan kedokteran gigi.9
sensitivitas insulin dengan meningkatkan Penderita diabetes mellitus
penyimpanan glukosa perifer dan menekan mempunyai resiko kehilangan gigi lebih tinggi
produksi glukosa di hepar. Metformin bekerja dibanding orang yang sehat, oleh sebab itu
dengan menurunkan proses gluconeogenesis penderita diabetes mellitus membutuhkan
di hepar dan meningkatkan mobilisasi dan gigi tiruan. Dengan pertimbangan keparahan
penyimpanan glukosa perifer.15 hiperglikemia dan komplikasi makrovaskuler
dan mikrovaskuler, dokter gigi harus mampu
PERAWATAN PROSTODONSIA menentukan gigi tiruan yang sesuai untuk
Perawatan prostodonsia merupakan penderita diabetes mellitus. Gigi tiruan pada
salah satu perawatan di kedokteran gigi yang penderita diabetes mellitus dapat
terdiri dari pembuatan protesan dan memperbaiki kualitas hidupnya yaitu dengan
rehabilitasi. Perawatan prostodonsia biasanya memperbaiki fungsi mastikasi.
dihubungkan dengan pembuatan gigi tiruan Pada umumnya menegemen
guna memperbaiki fungsi kunya, estetik, penderita diabetes mellitus di prostodonsia
fonetik dan melindungi jaringan sekitar. Ada yaitu sebagai berikut:9, 19
beberapa jenis gigi tiruan yang dapat 1. Riwayat kesehatan umum. Pada
digunakan, akan tetapi tiap-tiap jenis gigi kunjungan pertama kali, dokter gigi
tiruan mempunyai indikasi dan kontraindikasi, seharusnya melakukan pemeriksaan dan
sehingga penggunaannya tergantung pada anamnesa yang tepat. Doketr gigi harus
beberapa pertimbangan, seperti kelainan mampu menggali riawayat medis
sistemik, derajad kehilangan gigi, keuangan, penderita diabetes mellitus. Ini digunakan
sosial budaya, dan tingkat pendidikan untuk menelusuri riwayat fluktuasi kadar
penderita. Secara umum gigi tiruan dibagi glukosa darah, kontrol glikemik, frekuensi
menjadi gigi tiruan lengkap dan gigi tiruan episode hipoglikemia, perawatan yang
sebagian. Pembagian gigi tiruan saat ini yaitu diberikan, dosis obat, dan lamanya
gigi tiruan lengkap, gigi tiruan sebagian, perawatan. Selain itu, juga menggali
removable implant retained denture, riwayat kesehatan dan perawatan gigi
immediate denture and soft liner. Gigi tiruan dan mulut serta komplikasi yang pernah
lengkap adalah gigi tiruan yang terjadi.
menggantikan seluruh gigi asli atau gigi tiruan 2. Check up kadar glukosa darah. Dokter
pada penderita dengan diagnose full gigi seharusnya mempunyai glukometer
edentulous ridge. Ada dua jenis gigi tiruan sebagai alat skrening untuk melihat kadar
lengkap yaitu gigi tiruan lengkap immediate glukosa sebelum dilakukan perawatan,
dan konvensional.16 sehingga dokter gigi mengetahui kadar
Gigi tiruan sebagian yaitu gigi tiruan glukosa terkini. Apabila kadar glukosa
yang menggantikan satu atau lebih, tetapi menunjukkan lebih dari normal, penderita
tidak semua gigi. Gigi tiruan sebagian ini dapat dikonsulkan ke internist untuk
terdiri dari gigi tiruan sebagian cekat (fixed) mendapatkan persetujuan dapat
atau lepasan (removable). Fixed denture dilakukan perawatan di prostodonsia atau
yaitu gigi tiruan sebagian yang dicekatkan tidak. Selain itu, pasien dianjurkan untuk
pada gigi abutment.17 Gigi tiruan sebagian membawa hasil pemeriksaan
lepasan dapat didukung oleh gigi, jaringan laboratorium terbaru.
mukosa atau kombinasi. Selain itu, gigi tiruan 3. Menegemen stress. Penderita diabetes
sebagian lepasan dibedakan berdasarkan mellitus seringkali merasa cemas akan
bahan yang digunakan, yaitu berbahan resin keadaan rongga mulutnya, dimana
akrilik, metal/acrylic partial, dan terjadi luksasi gigi yang berhubungan
termoplastik.18 dengan periodontitis dan hiperglikemia,
xerostomia dan sensasi mulut terbakar.
PEMBAHASAN Dokter gigi harus mampu mengurangi
Diabetes mellitus merupakan kecemasan dan nyeri yang dirasakan oleh
kelainan metabolisme glukosa, lemak dan penderita. Kecemasan dan nyeri dapat
protein yang disebabkan adanya gangguan memperparah hiperglikemia oleh karena
sekresi dan produksi insulin. Tanda nyata

128
Managemen Pasien Diabetes Mellitus di Prostodonsia... (Agustin)  
 

pelepasan hormon stress seperti efinefrin design gigi tiruan lengkap, basis gigi tiruan
dan kortisol. dibuat selebar mungkin dan menutupi
4. Pemeriksaan intra oral dan radiografi. jaringan lunak, penyusunan anasir gigi dibuat
Sebelum mendapatkan perawatan menyempit arah buko lingual dan pendek
prostodonsia, penderita harus dilakukan arah mesio distal, harus tepat di puncak
pemeriksaan intraoral dan radiografi untuk alveolar ridge, dan kemiringan cups harus
melihat keadaan rongga mulut dan dikurangi. Hal ini untuk perlindungkan jaringan
penyakit rongga mulut yang kemungkinan rongga mulut, mengurangi resoprsi tulang dan
menjadi penyulit perawatan prostodonsia. pendistribusian beban kunyah.20
Dokter gigi harus melakukan perawatan Selain itu, pengukuran dimensi
atau rujukan ke dokter gigi ahli sebelum vertical dan teknik pencetakan harus tepat.
pembuatan dan pemasangan gigi tiruan. Pengukuran dimensi vertical yang tidak tepat
5. Kebersihan rongga mulut dan gigi tiruan. dapat memicu angular chelitis. Teknik
Dokter gigi harus menginstruksikan pencetakan dapat menggunakan teknik
penderita diabetes mellitus untuk double impression. Akan tetapi perlu dihindari
menjaga kebersihan rongga mulut dan pemakaian wax based material/
gigi tiruan mereka secara rutin. Penderita pericompound untuk border molding, the
diabetes mellitus mempunyai dentist should not use, sebab panas pada
kecenderungan mempunyai kebersihan saat manipulasinya menyebabkan iritasi dan
rongga mulut yang buruk berhubungan injuri jaringan lunak. Selain itu, bahan cetak
dengan keadaan hiperglikemia, lebih baik menggunakan bahan cetak
xerostomia dan gigi tiruan. mukostatik karena bahan mukokompresif
6. Kosultasi diet. Dokter gigi harus dapat menekan jaringan lunak yang
mengkonsultasikan pasiennya ke ahli gizi berakibat pada penurunan sirkulasi lairan
untuk mengatur diet dan memberikan darah dan iritasi jaringan lunak. Pada saat
instruksi untuk mengubah dan menjaga pencetakan sebaiknya sendok cetak ditutupi
pola makannya. dengan spacer malam.20
7. Pemilihan gigi tiruan. Dokter gigi harus Guna mengatasi xerostomia,
melakukan pemeriksaan secara lengkap dimana saliva juga ikut berperan dalam
dan menyeluruh tentang kondisi rongga pelembab mukosa, menjaga resiliensi
mulut dan sistemiknya. Hal ini digunakan mukosa, dan retensi gigi tiruan, makan dokter
untuk menentukan bahan, jenis dan gigi dapat memberikan terapi simptomatik
design gigi tiruan yang akan digunakan. seperti terapi cairan, oral tissue moisturizer
(topical E vitamin, topical lanolin), gel oral
Ada banyak gigi tiruan yang dapat rinse, artificial saliva (mucin, cerboxy-methil-
dipertimbangkan untuk penderita diabetes cellulosa). Dokter gigi juga harus
mellitus. Pada prinsipnya semua gigi tiruan menginstruksikan untuk kontrol secara
dapat disarankan untuk penderita diabetes periodic untuk mencegah adanya denture
mellitus, seperti gigi tiruan lepasan, cekat, stomatitis dan denture hyperplasia.20
overdenture maupun implant. Akan tetapi, Dalam pembuatan gigi tiruan cekat
tingkat keberhasilannya ditentukan oleh yang perlu diperhatikan preparasi akhiran.
kontrol glikemik dan perawatan Preparasi akhiran yang dianjurkan untuk
pendahuluan. penderita diabetes mellitus adalah supra
Gigi tiruan lepasan merupakan gingival untuk mempermudah pembersihan
pilihan utama dan terbaik untuk penderita dan kontrol plak, dan bentuk akhiran chamfer
diabetes mellitus, karena mudah dibuka untuk mengurangi stress pada gigi
pasang, sehingga memberikan kesempatan abutment.19
jaringan rongga mulut untuk istirahat dan Dalam pembuatan gigi tiruan
memperlancar aliran darah serta pasien implant dan overdenture, yang perlu
mudah membersihkan. Dokter gigi harus jeli diperhatikan adalah kontrol kadar glukosa
dan mampu memilih dukungan dan gigi darah. Hal ini menentukan keberhasilan
penyangga gigi tiruan dengan tepat. Hal ini tindakan pembedahan yang merupakan
berhubungan langsung dengan salah satu prosedur pembuatan gigi tiruan
pendistribusian beban kunyah, perlindungan implant dan overdenture. Selain itu, yang
sisa jaringan rongga mulut dan efektifitas paling penting adalah medikasi yang tepat,
proses pengunyahan. Diharapkan ggi tiruan seperti antibiotic prophylaxis dan kontrol
tidak menimbulkan masalah baru dan proses penyembuhan luka.2
kerusakan jaringan rongga mulut.18,19
Resin akrilik merupakan pilihan KESIMPULAN
utama bahan gigi tiruan, karena bahan ini Kesimpulan dari kajian pustaka ini
mudah dibersihkan dan direparasi. yaitu penderita diabetes mellitus dapat
Pembuatan design tergantung area dipertimbangkan untuk dilakukan perawatan
edentulous dan jaringan pendukunganya. prostodonsia, akan tetapi, dokter gigi tetap
Akan tetapi, yang perlu diperhatikan yaitu memperhatikan kadar glukosa darah dan
pembuatan embrasure harus lebar, inter pengaruh komplikasi mikrovaskuler dan
dental harus kontak point, tepi gigi tiruan tidak makrovaskuler.
menutupi margin gingiva (jaraknya 2-3 mm),
dan free gliding occlusion. Pada pembuatan

129
Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol. 10 No. 3 2013: 125-130 

DAFTAR PUSTAKA Silicone-Lined Dentures of Diabetic and


Nondiabetic Patients. Gerodontology
1. Eldarrat H Aziza. Awareness and Attitude 2013, 30: 288–295
of Diabetic Patients about Their 12. Mombelli Andrea, Norbert Cionca.
Increased Risk for Oral Diseases. Oral Systemic Diseases Affecting
Health Prev Dent 2011, 9 (3): 235-241 Osseointegration Therapy. Clin. Oral Imp.
Res. 2006, 17 (Suppl. 2): 97–103
2. Erdogan Ö, S. Charudilaka, U. Tatlil, I.
Damlar. A Review on Alveolar Bone 13. DeFronzo RA. Current Issues in The
Augmentation and Dental Implant Treatment of Type 2 Diabetes. Overview
Success in Diabetic Patients. Oral Surgery of Newer Agents: Where Treatment is
2010, 3 (4): 115-119 Going. Am J Med. 2010, 123 (3 Suppl):
S38-48
3. Al-Maskari Y Awatif, Masoud Y. Al-
Maskari, Salem Al-Sudairy. Oral 14. Piero MN, Njagi JM, Kibiti CM, Ngeranwa
Manifestations and Complications of JJN, Njagi ANM, Njue WM and Gathumbi
Diabetes Mellitus A review. SQU Med J PK. Herbal Management of Diabetes
2011, 11 (2): 179-186 Mellitus: A Rapidly Expanding Research
Avenue. Int J Curr Pharm Res 2012, 4
4. Sanitá Volpato Paula, Ana Cláudia (2):1-4
Pavarina, Eunice Teresinha Giampaolo,
Mariana Montenegro Silva, Ewerton 15. Curtis LT. New Technologies and
Garcia de Oliveira Mima, Daniela Therapies in The Management of
Garcia Ribeiro, DDS, Carlos Eduardo Diabetes. American journal of managed
Vergani. Candida spp. Prevalence in care 2007, 13 (2 suppl): S47-S54
Well Controlled Type 2 Diabetic Patients
with Denture Stomatitis Patients. Oral 16. Carlsson E Gunnar, Ridwaan Omar.
Surgery, Oral Medicine, Oral Pathology, Trends in Prosthodontics Med Princ Pract
Oral Radiology, and Endodontology 2006, 15: 167–179
2011, 111 (6): 726–733
17. Jepson J.A. Nicholas. Removable Partial
5. Abdulrahman A Bin Khalid. Diabetes Dentures. Journal of Dental Education
Mellitus and Its Oral Complications: A 2005: 1395-1396.
Brief Review. Pakistan Oral & Dent. Jr.
2006, 26 (1). 18. Singh Kunwarjeet, Himanshu Aeran,
Narender Kumar, Nidhi Gupta. Flexible
6. World Health Organization. Definition, Thermoplastic Denture Base Materials for
Diagnosis and Classification of Diabetes Aesthetical Removable Partial Denture
Mellitus and Its Complications: Report of Framework J Clin Diagn Res. 2013, 7 (10):
A WHO Consultation. 1999. Geneva: 2372–2373.
World Health Organization. Pp 59-69.
http://www.who.int/iris/handle/10665/66 19. Hussain Mehmood, Nazia Yazdanie,
04 Jodat Askari. Management of Diabetes
Mellitus Patients in Prosthodontics. J Pak
7. Mealey BL, Thomas WO. Diabetes Dent Assoc 2010, 19 (1): 46-48
Mellitus and Periodontal Disease. Jounal
Periodontol 2006, 77: 1289 – 1303. 20. Suwal P, Singh RK, Parajuli PK. Review:
General Systemic of Prosthodontic
8. Matthew DC. Two Way Relationship Patients. JNDA 2013, 13 (2): 90-94.
Between Diabetes and Periodontal
Disease. RCDSO Symposium 2005. PEAK.

9. Kansal Gagandep, Deepal Goyal.


Prosthodontic Management of Patient
with Diabetes Mellitus. J. Adv. Med Dent.
Scie. Res. 2013, 1 (1): 38-44

10. Naqash Amin Talib, Sumil Jangral,


Popinder Singh, Nusrat Nazir, Sheena
Bashir, Samrina Gulzar. Diabetes Mellitus:
A Concern for Prosthodontic Care.
International journal of clinical cases and
investigation 2013, 5 (3): 30-33.

11. Mantri S Sneha, RamBhau D. Parkhedkar,


Shivkumar P. Mantri. Candida
Colonisation And The Efficacy of
Chlorhexidine Gluconate on Soft

130

You might also like