You are on page 1of 15

BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA TEMATIK BERKARAKTER

DAN BERBUDAYA DENGAN SASTRA ANAK BAGI SISWA SD

Retno Purnama Irawati


FBS Universitas Negeri Semarang,
rp_irawati@yahoo.com, HP 081578967543

Abstract: The development of character values and cultural values is a long process start-
ing from the initial incoming students to completion of an educational unit. In fact, the pro-
cess starts from the kindergarten continues to elementary school and lasted at least until
the 9th grade or last grade of junior high school. The development process of character
and cultural values carried by each subject, and in each curricular and extracurricular
activities, through all subjects, personal development, and education unit. This study seeks
to describe the profile of Indonesian subjects teaching materials in the current elementary
school according to teachers and students opinions and the needs of students and teach-
ers towards Indonesian subjects thematic teaching materials which contains character
and cultural values. Research and development is applied to the field of education . The
subjects of research were elementary school students and elementary schools teachers in
Ungaran and Semarang. 27 people (29 %) of teachers declared that there are Indonesian
textbooks were still least helpful in teaching. 8 people (9 %) of teachers stated that the
Indonesian textbooks were incomplete. 85 people (91 %) of teachers want the Indonesian
textbook to be more complete, making it easier for teachers to teach.

Keywords: children’s literature, teaching materials, thematic, character, culture

Pendahuluan Pendidikan karakter bangsa berfungsi memi-


lah nilai-nilai budaya bangsa sendiri dan me-
Sesuai dengan fungsi pendidikan nasi- nyaring nilai-nilai budaya bangsa lain yang
onal, pendidikan karakter dimaksudkan un- positif untuk menjadi karakter manusia dan
tuk mengembangkan kemampuan dan mem- warga negara Indonesia agar menjadi bangsa
bentuk watak serta peradaban bangsa yang yang bermartabat (Direktorat Ketenagaan,
bermartabat dalam rangka mencerdaskan 2010:5).
kehidupan bangsa. Secara lebih khusus pen- Pendidikan karakter dilakukan dalam
didikan karakter memiliki tiga fungsi utama, rangka mencapai tujuan pendidikan nasi-
yaitu (a) pendidikan karakter berfungsi mem- onal yaitu untuk berkembangnya potensi
bentuk dan mengembangkan potensi manusia siswa agar menjadi manusia yang beriman
atau warga negara Indonesia agar berpikiran, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
berhati, dan berperilaku baik sesuai dengan Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
falsafah hidup Pancasila. (b) Pendidikan kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
karakter berfungsi memperbaiki karakter ma- yang demokratis serta bertanggung jawab.
nusia dan warga negara Indonesia yang bersi- Pendidikan karakter pada pendidikan for-
fat negatif dan memperkuat peran keluarga, mal berlangsung pada lembaga pendidikan
satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerin- dari mulai jenjang TK/RA, SD/MI, SMP/
tah untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung MTs, SMA/MA, SMK, MAK hingga Pergu-
jawab dalam pengembangan potensi manu- ruan Tinggi melalui pembelajaran, kegiatan
sia atau warga negara menuju bangsa yang ko dan ekstrakurikuler, penciptaan budaya
berkarakter, maju, mandiri, dan sejahtera. (c) satuan pendidikan, dan pembiasaan. Sasaran

157
158 Varia Pendidikan, Vol. 25. No. 2, Desember 2013

pada pendidikan formal adalah siswa, guru, liki siswa dalam pembelajaran serta kepua-
dan tenaga kependidikan (Direktorat Ke- saan guru terjadi dalam pembelajaran dengan
tenagaan, 2010:5). kurikulum terpadu. Sementara itu, Caine dan
Pengembangan nilai-nilai karakter dan Caine (dalam Fraze dan Rudnitski, 1995) me-
nilai-nilai budaya merupakan sebuah proses nyatakan bahwa kurikulum terpadu melalui
panjang dimulai dari awal peserta didik ma- pembelajaran tematik menciptakan suasana
suk sampai selesai dari suatu satuan pendidi- kelas yang lebih menyenangkan dan terbebas
kan. Sejatinya, proses tersebut dimulai dari dari suasana tertekan. Yorks dan Follo (1993)
TK/RA berlanjut ke kelas satu SD/MI atau menunjukkan bahwa rata-rata tingkat keter-
tahun pertama dan berlangsung paling ti- libatan belajar siswa (learning engagement)
dak sampai kelas 9 atau kelas terakhir SMP/ lebih tinggi dalam pembelajaran terpadu ber-
MTs. Proses pengembangan karakter dan ni- basis tema daripada dengan pemebelajaran
lai budaya dilakukan melalui setiap mata pe- yang tak terpadu. Sementara, Schbert dan
lajaran, dan dalam setiap kegiatan kurikuler, Melnick (1997) melaporkan hasil temuannya
ekstra kurikuler dan kokurikuler, melalui bahwa kurikulum terpadu dapat meningkat-
semua mata pelajaran, pengembangan diri, kan sikap positif siswa terhadap sekolah dan
dan budaya satuan pendidikan. Pengem- konsep-diri mereka.
bangan nilai-nilai tersebut melalui berbagai Kurikulum terpadu berbasis tema,
mata pelajaran yang telah ditetapkan dalam yang memadukan nilai-nilai karakter dan
standar isi. budaya ke dalam mata pelajaran bahasa
Nilai tidak diajarkan tapi dikembang- Indonesia, pada khususnya, di SD juga se-
kan melalui proses belajar (value is neither jalan dengan tujuan dari Kurikulum 2013
cought nor taught, it is learned) (Hermann yang akan diberlakukan bagi pembelajaran
dalam Direktorat Ketenagaan, 2010:12) di SD. Pemberlakuan Kurikulum 2013 un-
mengandung makna bahwa materi nilai- tuk jenjang SD yang terpadu berbasis tema-
nilai karakter dan budaya bukanlah bahan tik ini, tentu memerlukan kehadiran bahan
ajar biasa. Tidak semata-mata dapat ditang- ajar berbasis tematik yang tepat. Tampak
kap sendiri atau diajarkan, tetapi lebih jauh bahwa adanya kebutuhan untuk mengem-
diinternalisasi melalui proses belajar. Ma- bangkan materi pelajaran atau bahan ajar
teri pelajaran biasa digunakan sebagai bahan untuk semua mata pelajaran tetapi sekal-
atau media untuk mengembangkan nilai-nilai igus bisa mengajarkan nilai-nilai karakter
karakter dan budaya siswa. Guru tidak perlu dan budaya.
mengubah pokok bahasan yang sudah ada Pembelajaran nilai-nilai karakter dan
tetapi menggunakan materi pokok bahasan budaya yang terintegrasi dalam semua mata
itu untuk mengembangkan nilai-nilai karak- pelajaran di jenjang SD, dapat diwakili
ter dan budaya. melalui pemanfaatan sastra anak. Sastra
Untuk mengintegrasikan nilai karakter anak, menurut Lukens (dalam Nurgiyan-
dan budaya dalam pembelajaran, khususnya toro, 2005:3) menawarkan dua hal utama,
di jenjang sekolah dasar (SD), perlu diwadahi yaitu kesenangan dan pemahaman. Sastra
dalam kurikulum terpadu yang berbasis pada anak hadir kepada pembaca, pertama kali
tema. Berbagai penelitian menunjukkan kuri- menawarkan hiburan yang menyenangkan.
kulum terpadu menunjukan berbagai keung- Sastra anak menampilkan cerita yang men-
gulan. Jacobs (dalam Frazee dan Rudnitski, arik, memanjakan fantasi pembacanya, dan
1995) melaporkan bahwa tingkat kehadiran dikemas dengan gaya bahasa yang menarik
siswa yang tinggi, kepuasaan dan rasa mimi- pula. Hal yang sangat esensial bagi sastra
Bahan Ajar Bahasa Indonesia Tematik Berkarakter... 159

anak adalah memberikan hiburan, meny- kepada siswanya dengan cara yang menye-
enangkan, dan memuaskan pembaca. Selain nangkan melalui sastra anak. Kedua, para
fungsi hiburan, karena sastra anak selalu penyusun bahan ajar, sehingga memberikan
berbicara tentang kehidupan, maka berman- inspirasi untuk dapat menghasilkan bahan
faat untuk memberikan pemahaman yang ajar yang dapat mengintegrasikan nilai ka-
baik tentang kehidupan. Akhirnya Lukens rakter dan budaya. Dan ketiga, bagi pemer-
menawarkan batasan sastra sebagai sebuah hati masalah pendidikan, agar lebih terdo-
kebenaran yang signifikan yang diekspre- rong untuk menghasilkan bahan ajar baru
sikan ke dalam unsur-unsur yang layak dan yang dapat mengintegrasikan nilai karakter
bahasa yang mengesankan. Pendapat serupa dan budaya.
dikemukakan oleh Stewig (Nurgiyantoro,
2005:4), yaitu salah satu alasan memberi Metode Penelitian
anak buku bacaan sastra adalah agar anak
memperoleh kesenangan. Bacaan sastra juga Jenis dan pendekatan penelitian yang
mampu menstimulasi imajinasi anak dan dimanfaatkan adalah penelitian dan pe-
mampu membawa ke pemahaman terhadap ngembangan (research and develpment)
kehidupan dunia dan manusia. yang diterapkan pada bidang pendidikan.
Bahan ajar tematik berkarakter dan Menurut Borg and Gall (1989: 624) pene-
berbudaya untuk mata pelajaran bahasa In- litian pengembangan pendidikan adalah
donesia di jenjang SD, jika disajikan den- sebuah proses yang digunakan untuk
gan memanfaatkan sastra anak, akan mem- mengembangkan dan memvalidasi produk
permudah mencapai tujuan pembelajaran pendidikan. Hasil dari penelitian pengem-
yang diinginkan. Melalui sastra anak, siswa bangan tidak hanya pengembangan sebuah
dapat belajar tentang segala hal dengan cara produk yang sudah ada melainkan juga un-
yang menyenangkan, termasuk mempelajari tuk menemukan pengetahuan atau jawaban
materi-materi pelajaran, khususnya mata pe- atas permasalahan praktis. Metode peneli-
lajaran bahasa Indonesia, yang diajarkan di tian dan pengembangan juga didefinisikan
jenjang SD. Nilai-nilai karakter dan budaya sebagai suatu metode penelitian yang digu-
akan lebih mudah tersampaikan melalui sas- nakan untuk menghasilkan produk tertentu,
tra anak. dan menguji keefektifan produk tersebut
Berdasarkan latar belakang tersebut di (Sugiyono, 2011:297). Selanjutnya, pene-
atas, dalam artikel ini akan dijabarkan me- litian dan pengembangan adalah sebuah
ngenai profil bahan ajar mata pelajaran ba- strategi atau metode penelitian yang cukup
hasa Indonesia di jenjang SD saat ini dan ampuh untuk memperbaiki praktik (Suk-
kebutuhan siswa dan guru terhadap bahan madinata, 2009).
ajar tematik mata pelajaran bahasa Indonesia Penelitian pengembangan juga diar-
yang berkarakter dan berbudaya melalui sas- tikan sebagai suatu proses atau langkah-
tra anak. langkah untuk mengembangkan suatu
Informasi yang diperoleh dari ha- produk baru atau menyempurnakan produk
sil penelitian ini diharapkan berguna dan yang telah ada yang dapat dipertanggung-
dapat memberi manfaat kepada, pertama, jawabkan (Sujadi, 2003:164). Sejalan den-
para guru, akan dapat membantu para guru, gan hal tersebut, menurut Richey and Klein
terutama pengampu mata pelajaran bahasa (2007:1), pengembangan adalah proses
Indonesia di jenjang SD ketika harus mem- penerjemahan spesifikasi desain ke dalam
belajarkan nilai-nilai karakter dan budaya bentuk fisik yang berkaitan dengan desain
160 Varia Pendidikan, Vol. 25. No. 2, Desember 2013

belajar sistematik, pengembangan dan Analisis data dalam penelitian ini


evaluasi memproses dengan maksud mene- mempergunakan penghitungan statistik
tapkan dasar empiris untuk mengkreasikan terhadap jawaban responden terhadap kue-
produk pembelajaran dan non-pembela- sioner. Jawaban dari pertanyaan pancingan
jaran yang baru atau model peningkatan tersebut dianalisis secara kualitatif. Selain
pengembangan yang sudah ada. Berdasar- itu juga dipergunakan tiga proses analisis
kan beberapa definisi di atas, dapat dipa- data yang saling berhubungan, yaitu : reduk-
hami bahwa penelitian dan pengembangan si data, penyajian data, dan penarikan ke-
adalah suatu langkah untuk mengembang- simpulan/verifikasi.
kan suatu produk baru atau menyempur-
nakan produk yang sudah ada dan menguji Hasil dan Pembahasan
keefektifitasnya, serta bersifat longitudinal Responden penelitian ini adalah guru
atau bertahap. dan siswa SD di kota dan kabupaten Sema-
Langkah-langkah penelitian dan rang. Pengumpulan data dilakukan di dalam
pengembangan ada sepuluh langkah (Sugi- maupun di luar kelas. Responden yang mem-
yono, 2011:298) sebagai berikut: (1) potensi berikan respon terhadap angket yang telah
dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) de- disebar sebanyak 93 orang guru SD dan 135
sain produk, (4) validasi desain, (5) revisi orang siswa SD. Responden diminta mengisi
desain, (6) ujicoba produk, (7) revisi produk, angket yang telah dipersiapkan.
(8) ujicoba pemakaian, (9) revisi produk, Untuk mengetahui profil bahan ajar
dan (10) produksi massal. Pada penelitian ini, mata pelajaran bahasa Indonesia di jen-
hanya akan menerapkan sembilan langkah jang SD saat ini, maka guru dan siswa SD
dari sepuluh langkah. Langkah pertama hing- diminta menjawab pertanyaan yang di-
ga langkah kelima akan dilaksanakan pada berikan melalui angket. Profil bahan ajar
tahun pertama, dan langkah keenam hingga mata pelajaran bahasa Indonesia di jen-
langkah kesembilan akan diterapkan pada ta- jang SD saat ini yang akan dibahas adalah
hun kedua penelitian. pandangan guru SD tentang profil buku
Subjek penelitian adalah siswa SD ajar bahasa Indonesia SD yang dipergu-
dan guru pengampu mata kuliah bahasa In- nakan di sekolah saat ini; buku bahasa In-
donesia SD, di sekolah-sekolah di kota dan donesia yang dipergunakan di sekolah saat
kabupaten Semarang. Terpilih lima SD di ini dapat atau belum dapat membantu guru
kabupaten Semarang dan enam SD di kota dalam memahamkan siswa untuk menca-
Semarang. pai penuntasan SK dan KD; buku bahasa
Pada tahap pengumpulan informasi Indonesia yang dipergunakan di sekolah
mengenai potensi dan masalah untuk analisis saat ini dapat atau belum dapat membantu
kebutuhan, data dikumpulkan dengan teknik guru membelajarkan pendidikan karakter
kuesioner. Kuesioner dibuat dengan meng- dan budaya kepada siswa, dan buku baha-
gunakan model pertanyaan kombinasi ter- sa Indonesia yang dipergunakan di sekolah
buka dan tertutup, untuk responden para guru saat ini sudah atau belum memanfaatkan
pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. sastra anak. Pandangan guru SD tentang
Kuesioner untuk siswa menggunakan model profil buku ajar bahasa Indonesia SD yang
pertanyaan tertutup. Kuesioner untuk sis- ada saat ini, tertuang dalam pertanyaan
wa diberikan kepada siswa yang sudah bisa angket point B nomor satu. Adapun hasil
memberikan pendapat dan tanggapan secara jawaban guru dapat dilihat pada tabel 1.
tertulis. berikut ini.
Bahan Ajar Bahasa Indonesia Tematik Berkarakter... 161

Tabel 1. Pandangan Guru SD Tentang Profil Buku Ajar Bahasa Indonesia SD


Pilihan Jawaban Angket Jumlah Jawaban Dari Res­ Prosentase
ponden (Guru SD)
Sudah memuaskan dan membantu dalam
8 9%
mengajar
Cukup membantu dalam mengajar tetapi
50 54 %
masih butuh perbaikan
Masih kurang, dan harus dieksplorasi lebih
27 29 %
dalam lagi
Lainnya 8 9%
JUMLAH 93 100 %

Sebanyak 8 orang (9%) guru me- ada saat ini belum lengkap, belum membantu
nyatakan bahwa buku bahasa Indonesia yang guru dalam mengajar. Guru menginginkan
ada saat ini sudah memuaskan dan membantu adanya buku bahasa Indonesia yang lengkap,
dalam mengajar. 50 orang (54%) guru me- sehingga memudahkan guru dalam mengajar.
nyatakan buku bahasa Indonesia yang ada Untuk mengetahui buku bahasa In-
saat ini cukup membantu dalam menga- donesia yang dipergunakan di sekolah saat
jar tetapi masih butuh perbaikan. 27 orang ini sudah dapat atau belum dapat membantu
(29%) guru menyatakan buku bahasa Indo- guru dalam memahamkan siswa untuk men-
nesia yang ada saat ini masih kurang mem- capai penuntasan SK dan KD, tertuang dalam
bantu dalam mengajar dan harus dieksplorasi pertanyaan angket point B nomor tiga. Ada-
lebih dalam lagi. Dan 8 orang (9%) guru me- pun hasil jawaban guru dapat dilihat pada ta-
nyatakan bahwa buku bahasa Indonesia yang bel 2. berikut ini.

Tabel 2. Tanggapan Guru Tentang Penuntasan SK dan KD


Pilihan Jawaban Angket Jumlah Jawaban Dari Responden (Guru SD) Prosentase
Ya, tentu membantu 54 58
Tidak membantu 39 42
JUMLAH 93 100 %

Pendapat guru mengenai buku bahasa Indonesia yang dipergunakan di sekolah saat
Indonesia yang dipergunakan di sekolah saat ini belum dapat membantu guru dalam me-
ini dapat atau belum dapat membantu guru mahamkan siswa untuk mencapai penuntasan
dalam memahamkan siswa untuk mencapai SK dan KD.
penuntasan SK dan KD, diperoleh hasil se- Untuk mengetahui buku bahasa In-
banyak 54 orang (58%) guru menyatakan donesia yang dipergunakan di sekolah saat
buku bahasa Indonesia yang dipergunakan di ini sudah dapat atau belum dapat membantu
sekolah saat ini sudah dapat membantu guru guru membelajarkan pendidikan karakter dan
dalam memahamkan siswa untuk mencapai budaya, tertuang dalam pertanyaan angket
penuntasan SK dan KD. Sisanya sebanyak 39 point B nomor empat. Adapun hasil jawaban
orang (42%) guru menyatakan buku bahasa guru dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.
162 Varia Pendidikan, Vol. 25. No. 2, Desember 2013

Tabel 3. Tanggapan Guru Tentang Membantu Membelajarkan Pendidikan


Karakter dan Budaya
Pilihan Jawaban Angket Jumlah Jawaban Dari Prosentase
Responden (Guru SD)
Sudah bagus dan membantu dalam mengajar 14 15
Belum, untuk mengajar masih memerlukan buku
49 53
yang lain
Belum, muatan karakter dan budaya belum bisa
20 21
dibelajarkan melalui buku ajar
Lainnya 10 11
JUMLAH 93 100 %

Pendidikan karakter dan budaya un- yang membantu guru dalam membelajarkan
tuk jenjang SD pada kurikulum 2013 me- pendidikan karakter, memang mutlak diperlu-
mang memegang porsi terbesar, daripada kan. Pembelajaran karakter dan budaya bisa
aspek pengetahuan dan keterampilan siswa. melalui pemanfaatan sastra anak.
Guru juga diminta berpendapat tentang buku Sebanyak 20 orang (21%) guru ber-
ajar bahasa Indonesia yang dipergunakan pendapat bahwa buku ajar bahasa Indonesia
di sekolah saat ini sudah dapat atau belum yang ada saat ini belum membantu dalam
dapat membantu guru membelajarkan pen- mengajarkan pendidikan karakter dan bu-
didikan karakter dan budaya kepada siswa, daya kepada siswa. Muatan karakter dan bu-
cukup mendapat banyak apresiasi. Sebanyak daya belum bisa dibelajarkan melalui buku
14 orang (15%) guru berpendapat bahwa ajar bahasa Indonesia yang ada saat ini. Guru
buku ajar bahasa Indonesia yang ada saat ini memerlukan buku lain untuk mengajarkan
sudah bagus dan membantu dalam mengajar- pendidikan karakter dan budaya. Sedangkan
kan pendidikan karakter dan budaya kepada sebanyak 10 orang (11%) guru mempunyai
siswa. Sebanyak 49 orang (53%) guru ber- pendapat lain.
pendapat bahwa buku ajar bahasa Indonesia Untuk mengetahui buku bahasa Indo-
yang ada saat ini belum. membantu dalam nesia yang dipergunakan di sekolah saat ini
mengajarkan pendidikan karakter dan budaya sudah atau belum memanfaatkan sastra anak
kepada siswa. Untuk mengajarkan pendidi- secara maksimal, tertuang dalam pertanyaan
kan karakter dan budaya kepada siswa, guru angket point B nomor dua. Adapun hasil ja-
masih memerlukan buku yang lain. Dengan waban guru dapat dilihat pada tabel 4. berikut
perkataan lain, buku ajar bahasa Indonesia ini.

Pilihan Jawaban Angket Jumlah Jawaban Dari Respon­ Prosentase


den (Guru SD)
Sudah maksimal dan membantu dalam mengajar 9 10
Belum maksimal, muatan sastra masih harus di-
53 57
perbanyak lagi
Belum maksimal karena sastra anak yang dita-
22 23
warkan kurang menarik minat siswa
Lainnya 9 10
JUMLAH 93 100 %
Bahan Ajar Bahasa Indonesia Tematik Berkarakter... 163

Sebanyak 53 orang (57%) guru ber- dak hanya dengan memperbanyak saja, tetapi
pendapat bahwa muatan sastra anak dalam memperhatikan kualitas dan tampilan materi.
buku bahasa Indonesia saat ini belum maksi- Sastra anak harus dipilihkan yang sesuai den-
mal, sehingga muatan sastra masih harus di- gan karakteristik anak, diberi ilustrasi yang
perbanyak lagi. Sebanyak 22 orang (23%) menarik, serta banyak terkandung muatan
guru berpendapat bahwa muatan sastra dalam moral dalam sastra anak terpilih.
buku bahasa Indonesia yang ada saat ini be- Profil bahan ajar mata pelajaran ba-
lum maksimal karena sastra anak yang di- hasa Indonesia di jenjang SD saat ini
tawarkan kurang menarik minat siswa. Se- dalam pandangan siswa SD, pertanyaan di-
banyak 9 orang (10%) guru berpendapat buka dengan siswa mempunyai atau tidak
bahwa muatan sastra dalam buku bahasa mempunyai buku ajar bahasa Indonesia,
Indonesia saat ini sudah maksimal dan mem- mendapatkan jawaban dari total 135 orang
bantu dalam mengajar. Sedangkan sebanyak siswa seperti pada tabel 5 berikut. Pertan-
9 orang (10%) guru mempunyai pendapat yaan dilanjutkan dengan kesukaan siswa
lain, yaitu muatan sastra dalam buku bahasa dalam mempelajari buku ajar bahasa Indo-
Indonesia yang ada saat ini masih kurang nesia yang dipergunakan di sekolah saat ini
sehingga perlu diperbanyak lagi. Selain itu, (pertanyaan point B nomor dua), terlihat
untuk memperbanyak muatan sastra anak, ti- pada tabel 6 berikut.

Tabel 5. Kepemilikan Buku Ajar Bahasa Indonesia


Pilihan Jawaban Angket Jumlah Jawaban Dari Responden (Siswa SD) Prosentase
Ya, sudah punya 103 76
Belum atau tidak punya 32 24
JUMLAH 135 100 %

Tabel 6. Kesukaan Mempelajari Buku Ajar Bahasa Indonesia


Pilihan Jawaban Angket Jumlah Jawaban Dari Responden Prosentase
(Siswa SD)
Ya, suka sekali dan menjadi semakin
76 56
bersemangat belajar
Ya, suka tapi jarang saya baca 29 22
Biasa saja, sama seperti buku paket
20 15
yang lain
Tidak suka 4 3
Lainnya 6 4
JUMLAH 135 100 %

Sebanyak 76 orang (56%) siswa SD orang (22%) siswa SD menyatakan bahwa


menyatakan bahwa mereka suka sekali de- mereka suka dengan buku bahasa Indonesia
ngan buku bahasa Indonesia yang ada saat ini yang ada saat ini tapi mereka jarang membaca
dan keberadaan buku itu menjadikan siswa buku bahasa Indonesia yang mereka punyai.
semakin bersemangat belajar. Sebanyak 29 Sebanyak 20 orang (15%) siswa SD mereka
164 Varia Pendidikan, Vol. 25. No. 2, Desember 2013

menganggap keberadaan buku paket bahasa las. Siswa diminta menjaga buku pinjaman
Indonesia biasa saja, sama seperti buku paket baik-baik. Selain itu tampilan buku ajar juga
yang lain. Anggapan tersebut membuat siswa kurang menarik, sehingga siswa cenderung
SD jarang membaca buku ajar bahasa Indone- malas membaca. Siswa akan membaca buku
sia, atau membaca jika ada pekerjaan rumah ajar ketika guru memberikan tugas atau akan
dan akan ujian saja. ada ulangan semester saja. Sisanya sebanyak
Sebanyak 6 orang (4%) siswa SD mem- 4 orang (3%) siswa SD menyatakan bahwa
berikan jawaban lain, yaitu menganggap buku mereka tidak menyukai buku bahasa Indonesia
ajar bahasa Indonesia yang ada saat ini ya yang ada saat ini, karena kurang banyak mua-
seperti buku paket lainnya, harus dijaga baik- tan sastra dan tidak disajikan dengan menarik.
baik dan tidak boleh dicoret-coret. Sebagian Pertanyaan selanjutnya yang harus di-
besar SD mendapatkan bantuan pengadaan jawab siswa SD adalah pandangan siswa jika
buku, jadi siswa mendapatkan pinjaman buku. muatan sastra anak lebih diperbanyak pada
Buku ajar dipinjamkan kepada siswa dan ha- buku ajar bahasa Indonesia (pertanyaan point
rus dikembalikan ketika akan kenaikan ke- B nomor lima), terlihat pada tabel berikut.

Tabel 7. Memperbanyak Muatan Sastra Anak Pada Buku Ajar Bahasa Indonesia
Pilihan Jawaban Angket Jumlah Jawaban Dari Responden Prosentase
(Siswa SD)
Ya, suka sekali karena bisa membaca berulang-
54 40
ulang
Ya, suka sekali karena suka cerita anak 60 44
Biasa saja, karena saya kurang suka membaca,
13 10
lebih suka melihat gambarnya
Tidak suka karena malas membaca 0 0
Lainnya, 8 6
JUMLAH 135 100 %

Sebanyak 54 orang (40%) siswa SD menganggap keberadaan muatan sastra buku


menyatakan bahwa mereka suka sekali jika paket bahasa Indonesia biasa saja, karena
di dalam buku bahasa Indonesia terdapat siswa SD kurang suka membaca buku ajar ba-
banyak muatan sastra anak sehingga muncul hasa Indonesia dan lebih suka melihat gambar
keinginan untuk membaca berulang-ulang. dan ilustrasi buku bahasa Indonesia saja.
Sebanyak 60 orang (44%) siswa SD me- Sisanya sebanyak 8 orang (6%) siswa
nyatakan bahwa mereka suka sekali jika ada SD mempunyai pendapat tersendiri. Mereka
banyak muatan sastra anak yang terdapat mengungkapkan sangat menyukai buku ba-
dalam buku bahasa Indonesia karena mua- hasa Indonesia yang banyak memuat sastra
tan sastra tersebut bisa dibaca sampai tuntas. anak, terutama jika sastra anak yang disaji-
Mereka menjelaskan jika ingin sering mem- kan belum pernah dibaca sebelumnya. Ceri-
baca cerita anak, ingin mengetahui jalan ceri- ta-cerita yang disajikan mengandung banyak
tanya, tetapi jika sudah membaca maka malas amanat, hikmat, dan nasehat berbuat baik
untuk membacanya berulang-ulang. Mereka yang patut dicontoh oleh anak-anak.
menginginkan cerita anak yang selalu baru. Kebutuhan guru terhadap bahan ajar mata
Sebanyak 13 orang (10%) siswa SD mereka pelajaran bahasa Indonesia yang akan dibahas
Bahan Ajar Bahasa Indonesia Tematik Berkarakter... 165

adalah kebutuhan guru terhadap bahan ajar ba- diterapkan; dan relevansi buku ajar bahasa In-
hasa Indonesia yang bisa membantu guru men- donesia yang dipergunakan di sekolah saat
gajar sesuai kurikulum terbaru; format buku ini dengan Kurikulum 2013 untuk membantu
ajar bahasa Indonesia yang dibutuhkan oleh membelajarkan pendidikan karakter dan budaya
guru; relevansi buku ajar bahasa Indonesia yang kepada siswa. Hasil jawaban guru dapat dilihat
ada saat ini dengan Kurikulum 2013 yang akan pada tabel 5.12. berikut ini.

Tabel 8. Kebutuhan Guru Terhadap Bahan Ajar Bahasa Indonesia Yang Baru
Pilihan Jawaban Angket Jumlah Jawaban Dari Responden (Guru SD) Prosentase
Ya, tentu membutuhkan 67 72
Tidak membutuhkan 26 28
JUMLAH 93 100 %

Berdasarkan data angket yang sudah ter- wa guru tidak membutuhkan buku ajar bahasa
kumpul, sebanyak 67 orang (72%) responden Indonesia yang baru. Alasan yang dikemuka-
menyatakan bahwa guru membutuhkan buku kan oleh 67 orang responden yang menyatakan
ajar bahasa Indonesia yang baru, dan sebanyak membutuhkan buku ajar bahasa Indonesia yang
26 orang (28%) responden menyatakan bah- baru, dapat dilihat pada tabel 5.13 berikut.

Tabel 9. Kebutuhan Guru Terhadap Bahan Ajar Bahasa Indonesia Yang Baru
Pilihan Jawaban Angket Jumlah Jawaban Prosentase
Dari Responden
(Guru SD)
Agar guru mempunyai pengetahuan, wawasan yang lebih
luas dan bisa memperdalam materi bahasa Indonesia dengan 11 16%
adanya buku ajar bahasa Indonesia yang baru
Buku ajar bahasa Indonesia yang baru harus lebih inovatif dan
kreatif, disesuaikan dengan kurikulum yang baru dan lebih 9 13%
sesuai dengan silabus
Buku ajar bahasa Indonesia yang baru bisa menjadi referensi
tambahan. Guru sudah bisa membelajarkan bahasa Indonesia
11 16%
dengan buku ajar yang sudah ada, tetapi buku ajar bahasa
Indonesia yang baru bisa menambah referensi bagi guru.
Buku ajar bahasa Indonesia yang baru perlu dikembangkan
lebih menarik dan lebih mudah dipahami sehingga siswa ber- 4 6%
semangat dalam belajar
Buku ajar bahasa Indonesia yang ada sekarang kurang me-
narik siswa dalam belajar, selain itu kurang relevan untuk 10 15%
membelajarkan pendidikan karakter dan budaya bagi siswa
Buku ajar bahasa Indonesia yang ada sekarang kurang leng-
kap, masih banyak yang tidak sesuai dengan silabus yang ada 6 9%
dan penjelasan materi kurang dibahas secara detil.
Materi yang diperlukan kadang tidak ada dalam buku ajar
bahasa Indonesia yang ada saat ini sehingga perlu mencari 4 6%
referensi lain untuk menunjang materi yang sama.
166 Varia Pendidikan, Vol. 25. No. 2, Desember 2013

Buku ajar bahasa Indonesia yang baru dibutuhkan karena un-


tuk mengikuti kebutuhan siswa maka butuh buku yang selaras 12 18%
dengan perkembangan anak dan zamannya.
JUMLAH 67 100 %

Total 67 orang guru yang menyatakan siswa dalam belajar, selain itu kurang relevan
membutuhkan bahan ajar bahasa Indonesia untuk membelajarkan pendidikan karakter
yang baru, sebanyak 12 orang (18%) res- dan budaya bagi siswa.
ponden beralasan bahwa buku ajar bahasa In- Buku ajar bahasa Indonesia yang baru
donesia yang baru dibutuhkan karena untuk harus lebih inovatif dan kreatif, disesuaikan
mengikuti kebutuhan siswa maka guru mem- dengan kurikulum yang baru dan lebih sesuai
butuhkan buku yang selaras dengan perkem- dengan silabus adalah alasan yang dikemu-
bangan anak dan zamannya. Guru meng- kakan oleh 9 orang guru (13%) responden.
inginkan buku ajar bahasa Indonesia yang Materi dalam buku ajar bahasa Indonesia yang
baru yang mampu menampung kebutuhan ada saat ini pada beberapa tema masih kurang
siswa, mengikuti perkembangan zaman, dan sesuai dengan silabus, sehingga membingung-
selaras dengan perkembangan anak. Jika kan guru dalam mengajar. Selain itu, ketidak-
bisa, cerita-cerita anak yang ada dalam buku sesuaian tersebut membuat guru harus mencari
ajar bahasa Indonesia yang baru menyesuai- banyak buku sebagai referensi membelajarkan
kan dengan karakteristik anak sebagai pem- materi kepada siswa dengan benar.
bacanya. Buku ajar bahasa Indonesia yang ada
Sebanyak 11 orang (16%) responden sekarang kurang lengkap, masih banyak ma-
menyatakan membutuhkan buku ajar bahasa teri yang tidak sesuai dengan silabus yang
Indonesia yang baru agar guru mempunyai ada dan penjelasan materi kurang dibahas se-
pengetahuan, wawasan yang lebih luas dan cara detil merupakan jawaban yang dikemu-
bisa memperdalam materi bahasa Indonesia kakan oleh 6 orang guru (9%) responden.
dengan adanya buku ajar bahasa Indonesia Guru menginginkan buku ajar bahasa Indo-
yang baru. Guru selama ini tidak cukup puas nesia yang lengkap semua materinya, sesuai
hanya dengan satu buku bahasa Indonesia dengan kurikulum, dan dapat membelajarkan
saja, karena untuk memahamkan materi bagi pendidikan karakter dan budaya. Sebanyak
siswa dan menambah pengetahuan, guru ma- 4 orang guru (6%) responden menyatakan
sih membutuhkan buku lain. Buku ajar bahasa membutuhkan buku ajar bahasa Indonesia
Indonesia yang baru tentu sangat dibutuhkan yang baru membutuhkan buku yang lebih
guru. Sebanyak 11 orang (16%) responden menarik dan lebih mudah dipahami oleh
membutuhkan buku ajar bahasa Indonesia siswa sehingga siswa bersemangat dalam be-
yang baru karena diharapkan bisa menjadi lajar. Buku ajar bahasa Indonesia yang baru
referensi tambahan. Guru sudah bisa membe- harus memperhatikan minat dan karakteristik
lajarkan bahasa Indonesia dengan buku ajar siswa, sehingga siswa senang membaca buku
yang sudah ada, tetapi adanya buku ajar ba- ajar tersebut. Sisanya sebanyak 4 orang guru
hasa Indonesia yang baru bisa menambah re- (6%) responden menyatakan membutuhkan
ferensi bagi guru. Sebanyak 10 orang (15%) buku ajar bahasa Indonesia yang baru kare-
responden membutuhkan buku ajar bahasa na materi yang diperlukan kadang tidak ada
Indonesia yang baru karena buku ajar bahasa dalam buku ajar bahasa Indonesia yang ada
Indonesia yang ada sekarang kurang menarik saat ini sehingga perlu mencari referensi lain
Bahan Ajar Bahasa Indonesia Tematik Berkarakter... 167

untuk menunjang materi yang sama. menyatakan bahwa guru tidak membutuhkan
Berdasarkan data angket yang sudah buku ajar bahasa Indonesia yang baru. Alasan
terkumpul, sebanyak 67 orang (72%) re- yang dikemukakan oleh 26 orang responden
sponden menyatakan bahwa guru membutuh- yang menyatakan tidak membutuhkan buku
kan buku ajar bahasa Indonesia yang baru, ajar bahasa Indonesia yang baru, dapat dilihat
dan sebanyak 26 orang (28%) responden pada tabel 5.14 berikut.

Tabel 10. Alasan Guru Tidak Membutuhkan Buku Ajar Bahasa Indonesia Yang Baru
Pilihan Jawaban Angket Jumlah Jawaban Prosentase
Dari Responden
(Guru SD)
Sudah cukup mempergunakan buku yang lama selama
6 23
guru mampu menguasai materi
Secara umum semua buku hampir sama 7 27
Buku bahasa Indonesia yang sudah ada saat ini disem-
purnakan lagi dengan memasukkan materi pendidikan 7 27
karakter dan budaya yang lebih menonjol
Buku bahasa Indonesia yang sudah ada saat ini sudah
memenuhi standart mutu hanya saja masih perlu buku
lain untuk melengkapi materi, karena masih perlu pen-
6 23
jabaran dan contoh konkret yang lebih gamblang, misal
dalam contoh antonim, sinonim, kata ganti, dan seb-
againya.
JUMLAH 26 100%

Total 26 orang guru yang menyatakan karena guru sudah merasa cukup mampu
tidak membutuhkan bahan ajar bahasa In- membelajarkan materi kepada siswa hanya
donesia yang baru. Sebanyak 7 orang guru dengan mempergunakan buku yang lama.
(27%) responden beralasan buku bahasa In- Jika guru mampu menguasai materi dan mem-
donesia yang dipergunakan saat ini sudah cu- belajarkannya pada siswa, guru tidak mem-
kup membantu guru dalam mengajar karena butuhkan buku yang baru. Sisanya sebanyak
secara umum semua buku bahasa Indonesia 6 orang guru (23%) responden menyatakan
itu hampir sama. Sebanyak 7 orang guru tidak membutuhkan buku ajar bahasa Indo-
(27%) responden menyatakan tidak membu- nesia yang baru karena buku bahasa Indone-
tuhkan buku ajar bahasa Indonesia yang baru sia yang sudah ada saat ini sudah memenuhi
karena buku bahasa Indonesia yang sudah ada standart mutu. Kelemahan buku ajar bahasa
saat ini sudah cukup membantu guru dalam Indonesia yang dipergunakan di sekolah saat
mengajar. Buku yang ada saat ini hanya bu- ini belum membantu guru mengajarkan pen-
tuh disempurnakan lagi dengan memasukkan didikan karakter dan budaya. Selain itu, guru
materi pendidikan karakter dan budaya yang merasa masih memerlukan buku lain untuk
lebih menonjol. melengkapi materi, karena masih memerlu-
Adapun sebanyak 6 orang guru kan penjabaran materi dan contoh konkret
(23%) responden menyatakan tidak membu- yang lebih gamblang, misal dalam contoh an-
tuhkan buku ajar bahasa Indonesia yang baru tonim, sinonim, kata ganti, dan sebagainya.
168 Varia Pendidikan, Vol. 25. No. 2, Desember 2013

Pertanyaan angket point C nomor 7 an ajar bahasa Indonesia yang bisa membantu
jika mulai Juli 2013 sudah diterapkan Kuri- guru mengajar sesuai kurikulum terbaru, ter-
kulum 2013, apakah guru membutuhkan bah- lihat pada tabel 5.15 berikut.

Tabel 11. Kebutuhan Guru Terhadap Buku Ajar Bahasa Indonesia Baru Sesuai Dengan
Kurikulum 2013
Pilihan Jawaban Angket Jumlah Jawaban Dari Responden Prosentase
(Guru SD)
Masih bisa dimanfaatkan dan membantu
24 26
pembelajaran
Masih harus disesuaikan lagi dengan kuriku-
43 46
lum terbaru
Sudah tidak membantu, butuh diselaraskan
12 13
dengan kurikulum terbaru
Alasan lainnya 14 15
JUMLAH 93 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diket- kulum 2013. Sedangkan sebanyak 14 orang
ahui bahwa sebanyak 43 orang guru (46%) guru (15%) responden menyatakan alasan
responden menyatakan bahan ajar bahasa In- yang beragam. Guru menyatakan membutuh-
donesia yang ada saat ini tentu saja masih ha- kan bahan ajar bahasa Indonesia yang baru
rus disesuaikan lagi dengan kurikulum terba- dan sudah disesuaikan dengan kurikulum
ru. Bahan ajar bahasa Indonesia yang sudah 2013. Bahasa Indonesia menjadi mata pela-
disesuaikan dengan Kurikulum 2013 tentu jaran yang khusus pada Kurikulum 2013. Se-
dibutuhkan oleh guru jika Kurikulum 2013 lain membutuhkan bahan ajar bahasa Indone-
diterapkan. Sebanyak 24 orang guru (26%) sia yang baru dan sudah disesuaikan dengan
responden menyatakan bahan ajar bahasa In- kurikulum 2013, bahan ajar tersebut juga
donesia yang ada saat ini masih bisa diman- harus tetap memanfaatkan sastra anak. Guru
faatkan saat Kurikulum 2013 diberlakukan meyakini bahwa dengan sastra anak, guru
dan tetap membantu dalam pembelajaran. akan lebih mudah membelajarkan pendidikan
Sebanyak 12 orang guru (13%) responden karakter dan budaya kepada siswa.
menyatakan bahan ajar bahasa Indonesia Format buku ajar bahasa Indonesia
yang ada saat ini sudah tidak membantu guru yang dibutuhkan guru terjawab pada pertan-
dalam pembelajaran, sehingga guru mem- yaan angket point C nomor 8 dan nomor 9.
butuhkan bahan ajar bahasa Indonesia yang Berdasarkan jawaban angket point C nomor 8,
baru yang sudah diselaraskan dengan kuri- didapathan hasil seperti pada tabel 9 berikut.

Tabel 12. Format Buku Ajar Bahasa Indonesia Yang Dibutuhkan Guru
Pilihan Jawaban Angket Jumlah Jawaban Dari Re­
sponden (Guru SD)
Disajikan secara tematik dan terintegrasi dengan mata pelajaran
52
lain yang bisa masuk dalam bahasa Indonesia.
Memaksimalkan penyajian sastra anak dengan berbagai genre
49
untuk penguatan karakter siswa.
Bahan Ajar Bahasa Indonesia Tematik Berkarakter... 169

Banyak memberikan soal-soal latihan 22


Gambar, ilustrasi, dan tulisan menarik 41
Lainnya 8

Sebanyak 52 pendapat guru diketahui pula sehingga siswa pun gemar membaca buku
bahwa format buku ajar bahasa Indonesia yang ajar bahasa Indonesia tersebut. 22 pendapat
dibutuhkan oleh guru harus disesuaikan den- mengarah pada format buku ajar bahasa In-
gan Kurikulum 2013. Selain itu, materi buku donesia yang banyak dilengkapi soal-soal dan
ajar bahasa Indonesia disajikan secara tematik latihan pemahaman bagi siswa. 8 pendapat
terintegrasi dengan mata pelajaran lain yang lain mengarah pada format buku ajar bahasa
bisa dimasukkan dalam bahasa Indonesia. 49 Indonesia yang dilengkapi permainan bahasa.
pendapat mengarah pada bentuk format buku Format buku ajar bahasa Indonesia
ajar bahasa Indonesia yang memaksimalkan yang sesuai dengan keinginan siswa adalah
penyajian sastra anak dengan berbagai genre buku ajar bahasa Indonesia yang banyak
untuk penguatan karakter siswa. Melalui sastra memuat sastra anak. Siswa SD sangat me-
anak, guru lebih mudah membelajarkan pen- nyukai sastra anak. Sesuai dengan pertan-
didikan karakter kepada siswa. 41 pendapat yaan pada angket siswa point B nomor 5 dan
menyatakan format buku ajar bahasa Indone- 6. Sebanyak 135 orang siswa SD memberi-
sia yang dibutuhkan guru adalah format buku kan respon pada pertanyaan format buku ajar
ajar bahasa Indonesia yang dilengkapi ilustrasi bahasa Indonesia SD jika diisi oleh muatan
menarik, lay out yang rapi, dan materi menarik sastra anak, terlihat pada tabel 10 berikut.

Tabel 13. Format Buku Ajar Bahasa Indonesia Yang Berisi Sastra Anak
Pilihan Jawaban Angket Jumlah Jawaban Dari Responden Prosentase
(Siswa SD)
Ya, suka sekali dengan cerita anak karena bisa
54 40
membaca berulang-ulang
Ya, suka sekali karena suka cerita anak 60 44
Biasa saja, karena saya kurang suka membaca,
13 10
lebih suka melihat gambarnya
Tidak suka karena malas membaca 0 0
Lainnya 8 6
JUMLAH 135 100%

Sebanyak 60 orang siswa (44%) re- kai jika format buku ajar bahasa Indonesia
sponden menyatakan menyukai jika format berisi banyak cerita anak, karena cerita anak
buku ajar bahasa Indonesia berisi banyak yang banyak bisa dibaca berulang-ulang.
cerita anak, karena memang menyukai cerita Apalagi jika cerita anak yang disajikan diberi
anak. Cerita anak yang banyak, dengan ilus- ilustrasi dan warna yang menarik. Sebnayak
trasi dan warna yang menarik sangat dibutuh- 13 orang siswa (10%) responden menyatakan
kan oleh siswa SD dalam buku ajar bahasa biasa saja format buku ajar bahasa Indonesia
Indonesia yang baru. Sebanyak 54 orang akan seperti apa, karena memang kurang suka
siswa (40%) responden menyatakan menyu- membaca tetapi lebih suka melihat tampilan
170 Varia Pendidikan, Vol. 25. No. 2, Desember 2013

gambar dan warna pada buku ajar. Sisanya diperbanyak lagi. Mengenai kebutuhan guru
sebanyak 8 orang (6%) responden memberi- akan buku ajar bahasa Indonesia yang baru,
kan alasan lain, yaitu format buku ajar bahasa 67 orang (72%) responden menyatakan
Indonesia berisi banyak cerita anak, karena membutuhkan buku ajar bahasa Indonesia
menginginkan cerita anak yang menantang, yang baru, dan sebanyak 26 orang (28%)
tetapi mengandung amanat perbuatan baik responden menyatakan tidak membutuhkan
yang layak ditiru. buku ajar bahasa Indonesia yang baru.
Pengembangan buku ajar bahasa In-
Simpulan dan Saran donesia yang mampu membantu guru mem-
belajarkan pendidikan karakter dan budaya
53 orang (57%) guru berpendapat bagi siswa sekaligus membantu guru dalam
muatan sastra anak dalam buku bahasa In- memahamkan siswa untuk mencapai penun-
donesia saat ini belum maksimal. 22 orang tasan SK dan KD sangat diperlukan. Pengem-
(23%) guru berpendapat muatan sastra dalam bangan buku ajar bahasa Indonesia tersebut
buku bahasa Indonesia yang ada saat ini dapat dicapai dengan memperbanyak porsi
kurang menarik minat siswa. 9 orang (10%) sastra anak dalam buku bahasa Indonesia.
guru berpendapat muatan sastra dalam buku Dengan kerjasama yang baik antara banyak
bahasa Indonesia saat ini sudah maksimal pihak (universitas, dinas pendidikan, sekolah,
dan membantu dalam mengajar. 9 orang guru) akan dapat menghasilkan buku ajar ba-
(10%) guru berpendapat muatan sastra dalam hasa Indonesia yang mengarah pada pemenu-
buku bahasa Indonesia yang ada saat ini perlu han tujuan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Brown, James Dean. 1995. The Elements of Language Curriculum: A Systematic Approach to
Program Develiopment. Boston, Mass.: Heile and Heinle Publishers.
Direktorat Ketenagaan. 2010. Kerangka Acuan Pendidikan Karakter Tahun Anggaran 2010.
Jakarta: Dirjen DIKTI Kementerian Pendidikan Nasional.
Frazee, Bruce and Rudnitsky. 1995. Integrated Teaching Method: Theory, Classroom Applica-
tions, Field-Based Connections. Albany: Delmar Publisher.
Lickona, Thomas. 1991. Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and
Responsibility. New York, Toronto, London, Sydney, Aucland: Bantam Books.
Lestari, Rini. 2012. Nyanyian Sebagai Metode Pendidikan Karakter Pada Anak dalam Pros-
iding Seminar Nasional Psikologi Islami. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Sura-
karta.
Manning, Manning and Long. 1994. Theme Immersion: Inquiry-Based Curriculum in Elemen-
tary and Middle Schools. New Hampshire: Heinemann.
Moleong, J. Lexy. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit Remaja Rosda-
karya.
Bahan Ajar Bahasa Indonesia Tematik Berkarakter... 171

Nugroho, Tofiq. 2011. Implementasi Nilai-Nilai Dasar Pendidikan Karakter Bangsa Dalam
Pembelajaran Matematika Di SMK Muhammadiyah 4 Surakarta Kelas XII Tahun Pe-
lajaran 2010/2011 dalam Prosiding Seminar Nasional Matematika Prodi Pendidikan
Matematika. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta:
UGM Press.
Richards, Jack C and Rogers. 2002. Approaches and Methods in Language Teaching. Cam-
bride: Cambride University Press.
Richey and Rita C. Klein. 2007. Design and Development Research. London: Lawrence Erl-
baum Associates Inc.
Sudaryanto, Metode dan Aneka Teknik Analisa Bahasa, Pengantar Penelitian Wahana Kebu-
dayaan secara Linguistik. Yogyakarta : Duta Wacana University Press.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung. Penerbit Alfa-
beta.
Sujadi. 2002. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Woolfolk, Anita E. 1995. Educational Psychology 6th Ed. Needham Heights, MA: Allyn &
Bacon.

You might also like