You are on page 1of 5

Xplore, 2013, Vol.

1(1):e6(1-5)
c 2013 Departemen Statistika FMIPA IPB

UJI MULTILOKASI MELALUI ANALISIS AMMI MULTIRESPON


(Studi Kasus : Penelitian Galur Tanaman Tembakau Madura)

Satria Yudha Herawan∗ , I Made Sumertajaya∗ , Pika Silvianti∗


∗ Departemen Statistika, Institut Pertanian Bogor
∗ Email: satriaherawan@gmail.com

Ringkasan—AMMI is used to analyze the data of multi adanya galur yang tumbuh secara optimal hanya pada lokasi
location trials. The purpose of this analysis is to classify some tertentu dan ada pula galur yang mampu tumbuh dengan baik
stable or specific genotypes. The limitation of this analysis is di semua lokasi penanaman. Oleh karena itu diperlukan sua-
only able to analyze one response. Some methods of merging
the responses can overcome this limitation. Several methods tu percobaan yang mampu menyeleksi beberapa galur sesuai
were considered good enough, which are range equalization, dengan kemampuan adaptasinya. Dalam hal ini percobaan
weighted based on principal component analysis, and division yang paling tepat digunakan adalah percobaan multilokasi.
by mean. This study use the data of madura tobacco crop rese- Percobaan Multilokasi merupakan serangkaian percoba-
arch in 2010-2012 that was obtained from multi location trials an di beberapa lokasi dengan memberikan perlakuan dan
involving 10 genotypes of tobacco plants and 9 environments.
Measurement of responses includes the number of leaves, index menerapkan rancangan percobaan yang sama. Pada per-
of plant, chopped productivity, and quality index. The result of cobaan multilokasi rancangan perlakuan yang digunakan
AMMI analysis for each response shows that all genotypes are adalah rancangan dua faktor, yakni faktor galur dan lokasi.
not stable at all responses. Only two genotypes are stable for AMMI (Additive Main Effect and Multiplicative Interaction)
two responses. The other genotypes grew more specifically in merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam
each location. The Results of adaptability genotypes obtained
by the combined response show that just genotype C is stable in menganalisis data percobaan multilokasi. Konsep dasar dari
all combined responses and the other genotypes have grown in AMMI adalah penggabungan analisis ragam aditif pada
specific locations. Overall from the classification of genotypes, pengaruh utama perlakuan dengan analisis komponen utama
three combined responses have represented almost all of the ganda dengan pemodelan bilinier pada pengaruh interaksi-
responses. But among three methods used, range equalization nya [3]. Salah satu keterbatasan analisis AMMI adalah hanya
methods is the best choice for the data of this research.
mampu menganalisis respon secara satu persatu. Hal ini
Keywords-AMMI; combined response; Madura tobacco; barakibat pada sulitnya menetapkan suatu varietas sebagai
varietas unggul karena untuk mengklasifikasikannya harus
I. PENDAHULUAN
diukur dari beberapa aspek secara simultan.
A. Latar Belakang Beberapa metode penggabungan respon yang dapat di-
Tembakau merupakan tanaman yang memiliki berbagai lakukan untuk mereduksi respon-respon yang diukur dan
macam manfaat. Selain digunakan sebagai bahan baku rokok mampu mengatasi masalah keterbatasan analisis AMMI di-
atau cerutu, tanaman tembakau juga dapat dimanfaatkan antaranya range equalization, skor komponen utama per-
untuk pestisida, bahan industri aromatik, dan obat-obatan tama, pembobotan berdasarkan analisis komponen utama,
dalam bentuk nikotin tartrat. Keberhasilan usaha pertanaman jarak hotteling, dan division by mean. Dari kelima metode
tembakau sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim selama penggabungan respon yang ada, tiga diantaranya memiliki
masa pertumbuhan dan keadaan/jenis tanah yang digunakan hasil validasi dan tingkat kesesuaian yang cukup baik de-
[1]. Faktor-faktor iklim yang berpengaruh antara lain curah ngan beberapa respon asal. Ketiga metode tersebut antara
hujan, kelembaban, penyinaran matahari dan suhu udara. lain range equalization, pembobotan berdasarkan analisis
Sedangkan ketinggian dan pH tanah merupakan karakteris- komponen utama, dan division by mean [4]. Oleh karena
tik lahan yang juga berpengaruh terhadap hasil budidaya itu pada penelitian ini metode penggabungan respon yang
tanaman tembakau. Salah satu tanaman tembakau lokal yang akan digunakan adalah ketiga metode tersebut.
berkembang di Indonesia adalah tembakau Madura. Temba-
kau Madura memiliki mutu spesifik berupa aroma yang khas B. Tujuan
dan berbeda dengan tembakau jenis lainnya sehingga sangat Tujuan penelitian ini adalah mengkaji struktur interaksi
dibutuhkan oleh pabrik rokok sebagai bahan baku utama antara galur dan lokasi untuk setiap respon asal, struktur
rokok maupun sebagai racikan atau campuran rokok kretek interaksi antara galur dan lokasi untuk seluruh respon se-
untuk meningkatkan mutu [2]. Kondisi geografis beberapa cara simultan melalui tiga pendekatan (range equalization,
wilayah di Pulau Madura dan kemampuan adaptasi antar ga- pembobotan berdasarkan analisis komponen utama, dan divi-
lur tanaman tembakau madura yang berbeda mengakibatkan sion by mean), membandingkan hasil analisis AMMI antara
2 Xplore, 2013, Vol. 1(1):e6(1-5) Herawan et al.

ketiga respon gabungan dengan seluruh respon asal. d) Membuat biplot.


e) Mengklasifikasikan kestabilan galur.
II. METODOLOGI
f) Membuat polygon pada biplot AMMI2
A. Data 5) Melakukan penggabungan respon dengan metode ra-
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh nge equalization, pembobotan berdasarkan analisis
dari Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas), komponen utama, dan division by mean.
Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian ini melibatkan 6) Melakukan pengujian asumsi analisis ragam seperti
10 galur tanaman tembakau madura dan 3 desa di Pulau langkah kedua.
Madura selama tiga tahun tanam dari tahun 2010 sampai 7) Melakukan analisis ragam gabungan dan analisis AM-
2012, sehingga secara keseluruhan lokasi yang digunakan MI pada tiap respon gabungan seperti pada langkah
pada penelitian ini dianggap berjumlah 9 lokasi seperti yang ke-3 dan ke-4.
terlihat pada Tabel I. Rancangan lingkungan yang digunakan 8) Melakukan perbandingan hasil analisis AMMI melalui
adalah rancangan acak kelompok tersarang dengan 3 kelom- klasifikasi galur antara beberapa respon asal dengan
pok. Respon yang diukur meliputi jumlah daun per hektar respon gabungan berdasarkan beberapa metode peng-
(lembar/ha), indeks tanaman, produktifitas rajangan (kg/ha), gabungan respon yang dilakukan.
dan indeks mutu.
III. H ASIL DAN P EMBAHASAN
Ketiga desa yang dilibatkan sebagai tempat penanaman
didasarkan pada ketinggian tanah dari permukaan air laut A. Pemeriksaan Koefisien Keragaman
dan tipe lahan yang digunakan. Ketiga desa ini dianggap Koefisien keragaman (KK) galat pada suatu percobaan
sudah mewakili agroekologi daerah pengembangan tanaman diharapkan bernilai minimum. Jika KK bernilai kecil, maka
tembakau di Madura. diindikasikan ragam galat percobaan homogen. Dalam bi-
Tabel I
dang pertanian, ragam galat masih dikatakan homogen jika
KODE LOKASI KK kurang dari 25% [3].
Dari beberapa respon asal, respon jumlah daun dan indeks
Kode Lokasi Kabupaten mutu memiliki KK yang kurang dari 25% pada setiap loka-
1 Lebbek T-2010 Pamekasan si. Namun, pada respon produktifitas rajangan dan indeks
2 Pordapor T-2010 Sumenep tanaman terdapat nilai KK yang lebih besar dari 25% di
3 Laden T-2010 Pamekasan
4 Lebbek T-2011 Pamekasan
lokasi tertentu. Menurut Mattjik dan Sumertajaya (2006),
5 Pordapor T-2011 Sumenep nilai KK yang terlalu besar mencerminkan bahwa unit-unti
6 Laden T-2011 Pamekasan percobaan yang digunakan tidak homogen.
7 Lebbek T-2012 Pamekasan Besarnya nilai KK di lokasi tertentu pada respon produkti-
8 Pordapor T-2012 Sumenep
9 Laden T-2012 Pamekasan fitas rajangan dan indeks tanaman belum dapat disimpulkan
bahwa ragam galat antar lokasi untuk masing-masing respon
tersebut heterogen, begitu pula dengan respon jumlah daun
B. Metode Analisis Data dan indeks mutu yang memiliki nilai koefisien keragaman
kurang dari 25% di semua lokasi. Oleh karena itu, langkah
Pada penelitian ini perangkat lunak yang digunakan antara
yang tepat untuk mengetahui homogenitas dari ragam galat
lain Microsoft Excel, AMMI in R, dan perangkat lunak sta-
antar lokasi adalah dengan menggunakan uji Bartlett.
tistika lainnya. Adapun tahapan-tahapan analisisnya adalah
sebagai berikut : B. Pengujian Asumsi Analisis Ragam
1) Menghitung koefisien keragaman galat tiap lokasi dari Beberapa asumsi analisis ragam yang paling utama dan
masing-masing peubah asal. harus diperhatikan adalah asumsi kehomogenan ragam galat
2) Melakukan uji asumsi dari analisis ragam gabungan antar lokasi, kenormalan, dan kebebasan galat percobaan.
yang meliputi kenormalan, kehomogenan ragam, dan Apabila asumsi-asumsi ini tidak terpenuhi, maka harus dila-
kebebasan/keacakan galat setiap respon asal. kukan eksplorasi maupun transformasi data percobaan untuk
3) Melakukan analisis ragam gabungan untuk mengetahui mengatasi masalah tersebut.
pengaruh interaksi galur x lokasi. Dari beberapa pengujian asumsi terhadap semua respon
4) Melakukan analisis AMMI untuk mengklaisfikasi ga- yang digunakan, diperoleh hasil bahwa asumsi kenormalan,
lur sesuai kemampuan adaptasinya. Tahapan untuk kehomogenan ragam galat antar lokasi, dan kebebasan galat
analisis AMMI adalah sebagai berikut : percobaan dapat dipenuhi oleh data produktifitas rajangan
a) Melakukan penguraian nilai singular. dan indeks tanaman. Sedangkan untuk respon jumlah daun
b) Melakukan postdictive success untuk mengetahui dan indeks mutu tidak dapat memeunhi asumsi kenormalan
Komponen Utama Interaksi (KUI) yang nyata. dan kehomogenan ragam galat antar lokasi. Untuk mengatasi
c) Menghitung skor galur dan lokasi. masalah tersebut diperlukan langkah transformasi. Hal ini
Uji Multilokasi Xplore, 2013, Vol. 1(1):e6(1-5) 3
Tabel II
membuktikan bahwa koefisien keragaman yang melebihi N ILAI - P SUMBER KERAGAMAN ANALISIS RAGAM GABUNGAN SETIAP
batas kewajaran di lokasi tertentu pada respon produktifi- RESPON ASAL
tas rajangan dan indeks tanaman, belum tentu melanggar
asumsi-asumsi dari analisis ragam. Jml Daun Prod Indeks Indeks
Rajangan Tanaman Mutu
Pada respon jumlah daun, beberapa macam transformasi
yang dilakukan belum ada yang dapat menangani ketidak- Galur 0.000 0.000 0.000 0.013
Lokasi 0.000 0.000 0.000 0.000
normalan dan keheterogenan ragam galat antar lokasi. Sete- Blok (Lo- 0.000 0.000 0.000 0.072
lah ditelusuri, ternyata terdapat dua amatan yang merupakan kasi)
pencilan, yakni amatan ke-183 dan 184. Hal ini mungkin Galur*Lokasi 0.000 0.000 0.000 0.013
disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah kesa-
lahan dalam pencatatan data pengamatan. Sebagai bentuk
eksplorasi, data pada kedua amatan tersebut diganti dengan
rataan umum respon jumlah daun. Respon jumlah daun yang yang signifikan pada taraf nyata 5% berdasarkan metode
baru dapat memenuhi asumsi kenormalan dan kehomogenan postdictive success. Ketiga respon tersebut adalah jumlah
ragam galat antar lokasi. Untuk itu, pada tahapan analisis daun (Y1), produktifitas rajangan (Y2), dan indeks tanaman
selanjutnya, respon yang digunakan adalah respon jumlah (Y3). Sedangkan untuk peubah indeks mutu (Y4) hanya
daun berdasarkan hasil eksplorasi. menghasilkan dua komponen utama yang nyata. Banyaknya
komponen utama yang signifikan pada tiap respon berkaitan
Berbagai macam usaha dilakukan pada respon indeks mu-
dengan model AMMI yang akan digunakan pada masing-
tu untuk memenuhi asumsi dari analisis ragam, diantaranya
masing respon. Masing-masing model mampu menjelaskan
dengan menerapkan beberapa jenis transformasi dan eksplo-
keragaman komponen utama interaksi yang berbeda-beda.
rasi data tetapi belum ada satupun data hasil transforma-
Namun sekompleks apapun model AMMI yang digunakan,
si/eksplorasi yang dapat menangani permasalahan tersebut.
interpretasi analisis AMMI hanya dapat dilakukan oleh bi-
Namun untuk penelitian ini asumsi dari analisis ragam dia-
plot AMMI2 dengan kemampuan menjelaskan keragaman
baikan karena penelitian ini hanya terfokus pada penggunaan
KUI yang berbeda dengan model AMMI secara utuh. Hal ini
metode AMMI. Untuk langkah analisis selanjutnya data
memungkinkan terjadinya kesalahan pengklasifikasian galur
yang digunakan adalah data indeks mutu hasil tranformasi
yang stabil maupun spesifik lokasi. Secara lengkap, infor-
logaritma karena nilai KK pada data transformasi lebih kecil
masi analisis AMMI masing-masing respon asal disajikan
dibandingkan dengan data indeks mutu asli.
pada Tabel III.
C. Analisis Ragam Gabungan
Tabel III
Berdasarkan hasil analisis ragam gabungan setiap respon I NFORMASI ANALISIS AMMI SETIAP RESPON ASAL
asal pada Tabel II diperoleh informasi bahwa pengaruh
utama lokasi dan galur berpengaruh nyata terhadap semua Y1 Y2 Y3 Y4
respon asal dengan taraf nyata 5%. Pengaruh signifikan juga Jumlah akar ciri buk- 8 8 8 8
ditunjukkan oleh blok yang tersarang pada lokasi pada taraf an nol
Jumlah KUI yang 3 3 3 2
nyata yang sama untuk beberapa respon asal kecuali respon nyata dengan
indeks mutu postdictive success
Pada seluruh respon asal, interaksi antara galur dan lokasi Model AMMI 3 3 3 2
Keragaman model 91.80% 81.76% 87.14% 76.77%
memiliki nilai-p kurang dari taraf nyata 0.05 (5%). Hal ini AMMI
berarti pengaruh interaksi tersebut signifikan. Oleh karena Keragaman biplot 82.58% 66.51% 68.64% 76.77%
itu, tahapan analisis dapat dilanjutkan ke analisis AMMI AMMI2
untuk mengklasifikasikan galur-galur yang stabil di semua
lokasi penanaman serta galur-galur yang spesifik pada lokasi Berdasarkan hasil klasifikasi galur stabil yang ditunjukkan
tertentu. pada Tabel IV berdasarkan biplot AMMI-2 memperlihatkan
bahwa galur yang stabil pada sebagian besar karakteristik
D. Analisis Additive Main Effect and Multiplicative Intera- tanaman adalah galur G dan I. Galur G dinyatakan stabil
ction (AMMI) pada respon jumlah daun dan indeks tanaman, sedangkan
1) Peubah Respon Asal: Berdasarkan penguraian nilai galur I pada respon indeks tanaman dan indeks mutu.
singular dari matriks dugaan pengaruh interaksi pada setiap Galur-galur yang dinyatakan stabil menurut masing-masing
respon asal, seluruhnya menghasilkan delapan akar ciri karakteristik adalah sebagai berikut: galur C, D, F, dan G
bukan nol. Penguraian nilai singular ini bertujuan untuk stabil pada respon jumlah daun. Pada respon produktifitas
menentukan banyaknya komponen utama interaksi yang di- rajangan tidak ada satupun galur yang digolongkan stabil di
pertimbangkan untuk model AMMI. Dari empat respon asal, semua lokasi. Berdasarkan respon indeks tanaman, galur G
tiga diantaranya memiliki tiga komponen utama interaksi dan I termasuk galur yang stabil, serta hanya galur I yang
4 Xplore, 2013, Vol. 1(1):e6(1-5) Herawan et al.

stabil pada respon indeks mutu. AMMI3 karena komponen utama interaksi yang diperta-
hankan berdasarkan metode postdictive success berjumlah
Tabel IV
H ASIL KLASIFIKASI GALUR STABIL BERDASARKAN RESPON ASAL tiga. Sedangkan pada respon gabungan menurut metode
pembobotan komponen utama (PKU) dan division by mean
Respon Asal (DBM) secara berturut-turut model AMMI yang digunakan
Galur
Y1 Y2 Y3 Y4 adalah model AMMI4 dan AMMI2.
A Tabel VI
B I NFORMASI ANALISIS AMMI SETIAP RESPON GABUNGAN
C v
D v
E RE PKU DBM
F v Jumlah akar ciri bukan nol 8 8 8
G v v Jumlah KUI yang nyata dengan 3 4 2
H postdictive success
I v v Model AMMI 3 4 2
J Keragaman yang mampu dije- 83.13% 90.46% 73.38%
Keterangan: v=Masuk dalam kategori stabil laskan model AMMI
Keragaman yang mampu dije- 68.90% 67.97% 73.38%
laskan biplot AMMI2
Pada Tabel V diperlihatkan klasifikasi galur yang spesifik
pada lokasi tertentu. Galur-galur yang spesifik lokasi dapat
dijelaskan dengan cara yang sama seperti penjelasan galur Berdasarkan hasil klasifikasi galur stabil berdasarkan res-
stabil di atas. Sebagai contoh, galur B merupakan galur yang pon gabungan yang ditunjukkan pada Tabel VII melalui
spesifik di lokasi 1 (Lebbek T-2010) pada sebagian besar biplot AMMI-2 memperlihatkan bahwa galur C merupakan
respon asal. hal yang sama ditunjukkan oleh galur D pada galur yang stabil pada semua respon gabungan. Sedangkan
lokasi 2 (Pordapor T-2010) dan galur A yang spesifik di galur D dan H stabil pada respon gabungan range equaliza-
lokasi 3 (Laden T-2010). tion dan pembobotan komponen utama. Galur G stabil pada
Tabel V
respon range equalization dan division by mean, sedangkan
H ASIL KLASIFIKASI GALUR SPESIFIK BERDASARKAN RESPON ASAL galur I stabil hanya pada respon gabungan division by mean.
Galur-galur lainnya dinyatakan spesifik pada lokasi tertentu.
Respon Asal
Lokasi
Tabel VII
Y1 Y2 Y3 Y4
H ASIL KLASIFIKASI GALUR STABIL BERDASARKAN RESPON GABUNGAN
1 I B,G,J B B,E,J
2 - D D D,G Respon Asal
3 - A,E,H,I A A Galur
Y1 Y2 Y3 Y4
4 J C,F F -
A
5 J - D D,G
B
6 A,B - D F
C v v v
7 E,H B,G,J C C,H
D v v
8 - - - -
E
9 E,H A,E,H,I A,E,H -
F
G v v
H v v v
2) Peubah Respon Setelah Penggabungan: Dari hasil pe- I v
J
ngujian asumsi, respon gabungan berdasarkan ketiga metode
yang digunakan pada penelitian ini telah memenuhi semua
asumsi analisis ragam sehingga dapat dilakukan analisis pa- Hasil klasifikasi galur yang spesifik pada lokasi tertentu
da semua lokasi secara bersama-sama dalam analisis ragam untuk setiap respon gabungan disajikan pada Tabel VIII.
gabungan. Galur B merupakan galur yang spesifik di lokasi 1 (Lebbek
Berdasarkan penguraian nilai singular dari matriks dugaan T-2010) dan galur A yang spesifik di lokasi 3 (Laden T-
pengaruh interaksi pada setiap respon gabungan, seluruhnya 2010) pada seluruh respon gabungan. Hal ini sama seperti
menghasilkan delapan akar ciri bukan nol. Hal ini berarti ada pada hasil klasifikasi galur spesifik berdasarkan respon asal
delapan komponen utama interaksi yang dipertimbangkan pada pembahasan sebelumnya. Kondisi yang sama juga
masuk ke dalam model. Dari informasi analisis AMMI ditunjukkan oleh galur E yang spesifik di lokasi 9 (Laden
masing-masing respon gabungan pada Tabel VI, diperli- T-2012) untuk seluruh respon gabungan.
hatkan bahwa masing-masing respon gabungan memiliki 3) Perbandingan Hasil Klasifikasi Galur: Berdasarkan
model AMMI yang berbeda. Untuk respon gabungan de- Tabel IV dan VII untuk klasifikasi galur stabil, serta Ta-
ngan metode range equalization (RE) menggunakan model bel V dan VIII untuk klasifikasi galur spesifik diperoleh
Uji Multilokasi Xplore, 2013, Vol. 1(1):e6(1-5) 5
Tabel VIII
H ASIL KLASIFIKASI GALUR SPESIFIK BERDASARKAN RESPON respon gabungan dengan range equalization dapat digunakan
GABUNGAN sebagai acuan untuk pengambilan keputusan.

Respon Gabugan IV. SIMPULAN DAN SARAN


Lokasi
Range Pembobotan Division A. Simpulan
Equaliza- Komponen By Mean Hasil analisis AMMI untuk setiap respon asal memperli-
tion Utama
hatkan bahwa tidak ada galur yang stabil pada semua respon
asal. Hanya galur G dan I yang stabil pada dua peubah
1 B,I,J B,I,J B,J
2 - - D,F respon asal yang diamati. Galur G stabil untuk respon jumlah
3 A A A,E,H daun dan indeks tanaman, sedangkan galur I stabil pada
4 - - D,F respon indeks tanaman dan indeks mutu. Galur-galur lainnya
5 - - -
6 - G,H - sebagian besar dinyatakan spesifik tumbuh pada masing-
7 F E - masing lokasi.
8 - - - Hasil daya adaptasi galur berdasarkan respon gabungan
9 E E A,E,H
diperoleh galur C merupakan galur yang stabil pada seluruh
respon gabungan. Galur D, G, H, dan I juga masuk dalam ka-
tegori stabil pada beberapa respon gabungan yang terbentuk.
perbandingan klasifikasi berdasarkan beberapa respon asal Sedangkan galur lainnya bersifat spesifik tumbuh di lokasi
dan respon gabungan. Pada hasil perbandingan klasifikasi tertentu.
galur stabil memperlihatkan bahwa respon gabungan range Secara keseluruhan, pada pengelompokkan galur stabil di
equalization dan pembobotan komponen utama memiliki semua lokasi maupun spesifik pada lokasi tertentu, ketiga
hasil klasifikasi yang relatif sama dengan respon jumlah respon gabungan yang digunakan relatif mewakili seluruh
daun yakni galur C, D, dan G. Sedangkan respon gabungan respon asal. Namun, dari ketiga metode penggabungan res-
division by mean memiliki hasil yang cenderung mirip pon tersebut, metode range equalization merupakan metode
dengan respon indeks tanaman yakni pada galur G dan yang terbaik untuk digunakan pada data penelitian ini.
I. Hasil yang menarik ditunjukkan oleh galur H. Galur H
B. Saran
yang tidak tergolong sebagai galur yang stabil di semua
respon asal, pada respon gabungan dengan metode RE Pada penelitian ini terdapat satu respon asal yang tidak
dan PKU justru diklasifikasikan sebagai galur yang stabil. memenuhi asumsi analisis ragam walaupun telah dilakukan
Hal ini diakibatkan oleh adanya kesalahan pengklasifikasian beberapa upaya untuk menanganinya, yakni respon indeks
karena perbedaan keragaman pengaruh interaksi yang dapat mutu. Oleh karena itu, untuk penelitian serupa jika terdapat
dijelaskan oleh biplot AMMI-2 pada respon asal dan respon peubah yang melanggar asumsi analisis ragam dan data
gabungan. Sedangkan untuk perbandingan klasifikasi galur hasil transformasi tidak dapat mengatasi masalah tersebut
spesifik, ketiga respon gabungan membentuk pola klasifikasi disarankan untuk lebih menelusuri pola sebaran data agar
yang sama dan relatif mampu mewakili respon-respon asal dapat dilakukan pengklasifikasian galur melalui pendekatan
yang diamati. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa model AMMI terampat/Generalized Additive Main Effect
metode range equalization (RE), pembobotan berdasarkan and Multiplicative Interaction (GAMMI) untuk memperta-
analisis komponen utama (PKU) dan division by mean jam hasil analisis dengan kaidah yang berlaku.
(DBM) relatif memiliki kemiripan dengan sebagian besar
respon asal. Hal ini diperkuat dengan korelasi antara seluruh DAFTAR PUSTAKA
respon asal dengan ketiga respon gabungan yang cukup
[1] A. I. Setiawan and y. Trisnawati, Pembudidayaan Pengolahan
tinggi (ρ ≥ 0.5) kecuali antara respon gabungan division by dan Pemasaran Tembakau, Jakarta (ID): PT Penebar
mean (DBM) dengan respon jumlah daun dan indeks mutu. Swadaya, 1993.
Nilai korelasi antar respon asal dan respon gabungan juga
dapat digunakan untuk menentukan metode penggabungan [2] H. Istiana, Cara Aplikasi Pupuk Nitrogen dan Pengaruhnya
pada Tanaman Tembakau Madura, Buletin Teknik Pertanian
respon yang terbaik. Dari ketiga metode penggabungan V(12): 2, 2007.
respon yang digunakan, secara berturut-turut rata-rata ko-
relasi dengan peubah respon asal untuk metode RE, PKU, [3] A. A. Mattjik and I. M. Sumertajaya, Perancangan Percobaan
dan DBM adalah 0.704, 0.694, dan 0.661. Metode range dengan Aplikasi SAS dan Minitab Jilid I Ed-2, Bogor (ID):
IPB Press, 2006.
equalization memiliki rata-rata korelasi tertinggi dengan
peubah asalnya diantara kedua metode penggabungan respon [4] I. M. Sumertajaya, Kajian Pengaruh Inter Blok dan Interak-
lainnya. Oleh karena itu, metode ini merupakan metode si Pada Uji Lokasi Ganda dan Respon Ganda [disertasi],
yang paling baik untuk digunakan pada data penelitian Bogor (ID): Departemen Statistika FMIPA Institut Pertanian
ini dan hasil klasifikasi galur stabil maupun spesifik pada Bogor, 2005.

You might also like