You are on page 1of 9

Ana Majdawati, Uji Diagnostik Gambaran ...

Uji Diagnostik Gambaran Lesi Foto Thorax pada Penderita dengan Klinis
Tuberkulosis Paru

Diagnostic Test for Chest Radiography in Clinical Lung Tuberculose Patients

Ana Majdawati
Bagian Radiologi Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Email : anamjdwt@yahoo.co.id

Abstract
Chest radiography is one of examination to diagnose lung TB. More lesions in chest radiography
as infiltrate, fibroinfiltrate, cavitas, calcification, pleural effusion, etc. often find in chronic lung
diseases, especially lung TB. The aim of this study to determine the sensitivity and spesificity
of clinical symptoms and chest x-ray lesions. This is a retrospective study of medical record
of polyclinic and hospitalized patient of Bantul District Hospital year 2010. Diagnostic test
research methods are based on the gold standard smear of sputum. There are 100 samples,
consisting of 50 with clinical TB and 50 without, aged 18-50 year old with chest X-ray and
sputum smear examination. The result showed the most clinical symptoms of TB are bloody
cough and shortness of breath. Photo radiography obtained 33 patients with lesions infiltrates,
18 patients a combination of more than 3 lesions, 4 patients with fibroinfiltrate and 45 patients
without lesions. Sensitivity and specificity of clinical symptoms of TB 74.5%, 75.5%, photo-
fibroinfiltrate chest infiltrates 83.3%, 24.4% and a combination of more than 3 lesions 87.5%,
13.3%. Summing up the sensitivity of clinical symptoms, infiltrates-fibroinfiltrate and a
combination of more than 3 lesions is quite high (> 70%), whereas low specificity (<70%).

Key words: lung tuberculose, clinical sign, chest radiography, diagnostic test

Abstrak
Foto thorax merupakan salah satu penunjang diagnostik tuberkulosis (TB). Lesi pada
foto thorax seperti infiltrat, fibrosis, kalsifikasi, kavitas, effusi pleura maupun kombinasi lesi
sering dijumpai pada penyakit radang kronik paru, terutama TB. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui sensitifitas dan spesifisitas gejala klinis dan lesi foto thorax. Penelitian ini bersifat
retrospektif dari catatan medik poliklinik dan bangsal RSUD Bantul tahun 2010. Ada 100
sampel, terdiri 50 dengan klinis TB dan 50 tanpa klinis TB, usia 18-50 tahun dengan foto thorax
dan pemeriksaan sputum BTA. Metode penelitian uji diagnostik ini didasarkan pada baku emas
sputum BTA. Hasil menunjukkan gejala klinis TB terbanyak adalah batuk berdarah dan sesak
napas. Foto thorax didapatkan 33 pasien dengan lesi infiltrat, 18 pasien kombinasi lebih dari 3
lesi, 4 pasien dengan fibroinfiltrat dan 45 pasien tanpa lesi. Sensitifitas dan spesifisitas gejala
klinis TB 74,5%, 75,5%, foto thorax infiltrat-fibroinfiltrat 83,3%, 24,4% dan kombinasi lebih 3
lesi 87,5%, 13,3%. Disimpulkan sensitifitas gejala klinis, infiltrat-fibroinfiltrat dan kombinasi
lebih dari 3 lesi cukup tinggi (> 70%), sedangkan spesifisitasnya rendah (< 70%).

Kata kunci : tuberkulosis paru, gejala klinik, foto thorax, uji diagnostik

180
Mutiara Medika
Vol. 10 No. 2: 180-188, Juli 2010

Pendahuluan acuan penegakan diagnostik TB paru; bagi


Tuberkulosis (TB) merupakan institusi, bermanfaat untuk memajukan riset
salah satu masalah kesehatan penting di FKIK, khususnya Program Studi Kedokteran
Indonesia. Indonesia menduduki peringkat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
ke-3 negara dengan jumlah penderita TB Selain itu untuk menjalin kerjasama antara
terbanyak di dunia setelah India dan China. mahasiswa, dosen dan Rumah Sakit tempat
Jumlah pasien TB di Indonesia sekitar 5,8 penelitian ini dilakukan; bagi Masyarakat
% dari total jumlah pasien TB dunia. Setiap penelitian ini berguna untuk memperoleh
tahun angka kematian TB di Indonesia diagnostik TB sedini mungkin sehingga
sekitar 20% dari jumlah penderita TB program pengobatan yang dilakukan dapat
baru.1 Prevalensi TB di Yogyakarta yaitu memberikan hasil optimal dan menurunkan
sebesar 51,5 % dan pasien yang dapat angka morbiditas dan mortalitas TB
disembuhkan 79,3 %.2 Penegakan diagnosis Patogenesis Tuberkulosis.
TB memerlukan beberapa cara yaitu Tuberkulosis disebabkan oleh
gejala klinis, pemeriksaan fisik, radiologik, Mycobacterium tuberculose. Penyakit ini
bakteriologik dan pemeriksaan penunjang terjadi ketika seseorang terinfeksi droplet
yang lain.3 Sebagai baku emas diagnostik TB, yang mengandung yang mengandung
ditemukannya Mycobakterium tuberculose bakteri TB. Di dalam tubuh, bakteri tumbuh
pada pemeriksaan sputum.1 Penegakan lambat dan bertahan dalam lingkungan intra
diagnosis TB dapat dilakukan sedini seluler dan dorman sebelum teraktivasi.
mungkin diantaranya dengan pemeriksaan Waktu berkembang biak adalah 12-18 jam.
penunjang radiologi. Terdapat beberapa Droplet nukleus yang terinfeksi berukuran
gambaran radiologi yang mengarah kepada sangat kecil (1-5 mikron) dan mengandung
TB seperti infiltrat, fibrosis, kalsifikasi, kavitas sejumlah 1-10 basil.5,6 Sebagian besar
dan lain-lain. Banyak kasus pada paru dinding Mycobacterium tuberculose
seperti peradangan yang disebabkan infeksi terdiri atas asam lemak (lipid), kemudian
kronik, paparan logam, inhalasi benda asing pepetidoglikan dan arabinomannan. Lipid
(asap rokok, udara kotor di daerah industri) inilah yang membuat bakteri lebih tahan
dapat memberikan gambaran radiologi yang terhadap asam (asam alkohol) sehingga
kadang mirip dengan TB paru.4 disebut bakteri tahan asam (BTA) dan bakteri
Berdasar informasi di atas dapat ini juga lebih tahan terhadap gangguan
dirumuskan permasalahan: 1. Berapa uji kimia dan fisis. Bakteri dapat tahan hidup
diagnostik (sensitifitas dan spesifisitas) pada udara kering maupun dalam keadaan
Gejala klinis TB; 2. Berapa uji diagnostik dingin (dapat bertahan bertahun-tahun
(sensitifitas dan spesifisitas) lesi-lesi yang dalam lemari es). Hal ini dapat terjadi karena
sering ditemukan pada foto thorax untuk bakteri berada dalam sifat dorman. Dari sifat
kepentingan diagnostik TB paru? Lesi- dorman ini bakteri dapat bangkit kembali dan
lesi yang dinilai yaitu: Infiltrat, fibroinfiltrat, menjadikan penyakit Tuberkulosis menjadi
kombinasi: infiltrat-fibrosis, kavitas, aktif kembali.7
tuberkuloma/kalsifikasi, nodul retikular/ Sifat lain bakteri ini adalah aerob.
effusi pleura. Penelitian ini bertujuan untuk Sifat ini menunjukkan bahwa bakteri lebih
mendapatkan uji diagnostik (sensitifitas menyukai jaringan yang tinggi kandungan
dan spesifisitas) gejala klinis, gambaran oksigennya. Dalam hal ini tekanan oksigen
radiologi infiltrat, fibroinfiltrat dan kombinasi pada bagian apikal paru lebih tinggi dari
dari beberapa lesi (lebih dari 3 lesi: infiltrat- bagian lain, sehingga bagian apikal ini
fibrosis, kavitas, effusi pleura, tuberkuloma, merupakan tempat predileksi TB. Setelah
kalsifikasi, nodul retikuler) pada penderita terhisap, bakteri terkumpul di bronkhiolus
TB paru dewasa. respiratorius distal atau alveolus yang
Manfaat yang diharapkan pada letaknya subpleural. Kemudian makrofag
penelitian ini, adalah: memperoleh nilai alveolar akan memfagosit bakteri. Tetapi
diagnostik beberapa lesi radiologi pada makrofag tidak mampu melisiskan bakteri
foto thorax, sehingga dapat dipakai sebagai sehingga bakteri berkembang dalam
tambahan pengetahuan dan sebagai makrofag. Kemudian terjadi perpindahan

181
Ana Majdawati, Uji Diagnostik Gambaran ...

makrofag yang berisi Mycobacterium besar dengan banyak inti) yang dikelilingi
tuberculose ke kelenjar getah bening oleh sel-sel limfosit dan berbagai jaringan
regional (penyebaran limfogen) membentuk ikat. Gambaran klasik TB paru post primer
fokus primer. Ini terjadi biasanya pada yang letaknya di apek dan baru lobus
kurang lebih 12 minggu setelah infeksi primer atas disebabkan karena tekanan oksigen
berjalan. Sedangkan pada penyebaran di apek paru lebih tinggi sehingga bakteri
hematogen Mycobacterium tuberculose berkembang lebih baik. Gejala sistemik
masuk ke sirkulasi darah dan menyebar ke timbul akibat reaktivasi makrofag yang
seluruh tubuh.6 melepaskan sitokin sehingga menimbulkan
Pada infeksi primer (keradangan gejala febris, anoreksia dan penuruanan
permulaan) gambaran patologisnya berupa berat badan.6
gambaran bronkhopneumonia yang Diagnosis TB: Gejala Klinis. Gejala
dikelilingi oleh sel-sel radang lokal. Infeksi klinis TB sangat bermacam-macam, bahkan
primer yang terjadi setelah terbentuknya banyak pasien yang ditemukan TB tanpa
kekebalan tubuh (imunitas) spesifik, dapat keluhan sama sekali dalam pemeriksaan
sembuh sendiri dengan meninggalkan atau kesehatan. Keluhan paling banyak adalah :
tanpa meninggalkan bekas berupa fibrotik, 1. Demam, biasanya subfebril menyerupai
kalsifikasi, dan sangat jarang dalam bentuk demam influenza. Tetapi kadang-kadang
yang lain berdasarkan foto thorax.7 Terdapat panas badan dapat mencapai 40-410 C.
beberapa penyulit pada Tuberkulosis primer, Keadaann ini sangat dipengaruhi oleh daya
yaitu 8 : 1. Pembesaran kelenjar servikal tahan tubuh pasien dan berat ringannya
superfisial, 2.Pleuritis Tuberkulosis, 3. Efusi infeksi bakteri Mycobacterium tuberculose
pleura, 4. Tuberkulosis milier, 5. Meningitis yang masuk; 2. Batuk/batuk darah, gejala
Tuberkulosis. ini banyak ditemukan. Batuk dimulai dari
Fokus primer dapat mengalami batuk kering (non-produktif) kemudian
komplikasi, tergantung lokasi fokus setelah timbul peradangan menjai produktif
primernya, bisa terdapat di paru-paru atau (menghasilkan sputum). Keadaan yang
di kelenjar limfe regional. Fokus primer di lanjut adalah berupa batuk darah karena
paru dapat menyebabkan pneumonitis dan terdapat pembuluh darah yang pecah.
pleuritis fokal. Jika terjadi nekrosis perkejuan Batuk darah pada TB kebanyakan terjadi
yang berat, bagian tengah lesi akan mencair pada kavitas , tetapi dapat juga pada ulkus
dan keluar melalui bronkus sehingga dinding bronkus. 3. Dahak, dahak awalnya
meninggalkan rongga di paru yang disebut bersifat mukoid dan keluar dalam jumlah
kavitas. Kavitas dapat sembuh total tanpa yang sedikit, kemudian berubah menjadi
meninggalkan bekas atau meninggalkan mukopurulen/ kuning atau kuning hijau
sisa berupa residual cavity, meluas kembali sampai purulen dan kemudian berubah
dan menemukan sarang pneumonia baru, menjadi kental bila sudah terjadi perkejuan
memadat dan membungkus menjadi dan perlunakan. 4. Sesak napas, biasanya
tuberkuloma.6 akan ditemukan pada penyakit yang sudah
Tuberkulosis paru post primer terjadi lanjut, yang infiltratnya sudah meliputi
setelah adanya respon imun spesifik yang setengah bagian paru-paru. 5. Nyeri dada,
bisa terjadi melalui 2 cara yaitu melalui gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada
inhalasi bakteri baru atau reinfeksi TB paru dapat timbul ketika infiltrat radang sudah
primer. Tuberkulosis paru post primer ini sampai ke pleura sehingga menimbulkan
dimulai dengan sarang dini yang berlokasi pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura ketika
di regio atas paru (bagian apikal-posterior- pasien menarik/melepaskan napasnya.
lobus superior atau inferior). Invasinya ke 6. Malaise, TB merupakan penyakit yang
parenkim paru, bukan ke nodus hilar paru. bersifat radang menahun. Gejala malaise
Sarang dini ini mula-mula juga berbentuk sering ditemukan berupa anoreksia, badan
sarang pneumonia kecil.7 Dalam 3-10 makin kurus, sakit kepala, meriang, nyeri
minggu sarang ini menjadi tuberkel yakni otot dan keringat malam. Gejala malaise
suatu granuloma yang terdiri dari sel- makin lama makin berat dan terjadi hilang
sel histiosit dan sel datia-langerhans (sel timbul secara tidak teratur. 7

182
Mutiara Medika
Vol. 10 No. 2: 180-188, Juli 2010

Pemeriksaaan fisik. Pemeriksaan Dalam penampilan klinis, TB paru


pertama terhadap keadaan umum pasien sering asimtomatik dan penyakit baru
mungkin ditemukan konjungtiva anemis, dicurigai dengan didapatkannya kelainan
suhu demam (subfebris), badan kurus dan radiologis dada pada pemeriksaan rutin
berat badan menurun. Pada pemeriksaan atau uji tuberkulin positif.
fisik pasien sering tidak ditemukan apapun Pemeriksaan Penunjang :
terutama pada kasus-kasus dini atau yang Pemeriksaan Sputum. Pemeriksaan
sudah terinfiltrasi secara asimtomatik. sputum adalah penting karena dengan
Demikian juga bila sarang penyakit terletak ditemukannya bakteri BTA, diagnosis
di dalam, akan sulit menemukan kelainan TB sudah dapat dipastikan. Di samping
pada pemeriksaan fisik, karena hantaran itu, pemeriksaan sputum juga dapat
getaran /suara lebih dari 4 cm ke dalam memberikan evaluasi terhadap pengobatan
paru sulit dinilai secara palpasi, perkusi, yang sudah diberikan. Kadang-kadang
dan auskultasi. Secara anamnesis dan tidak mudah untuk mendapatkan sputum,
pemeriksaan fisik, TB paru sulit dibedakan terutama pasien yang tidak batuk atau batuk
dengan pneumonia biasa.7 tidak produktif. Dalam hal ini dianjurkan satu
Tempat kelainan lesi TB paru yang hari sebelum pemeriksaan sputum, pasien
paling dicurigai adalah bagian apek (puncak) dianjurkan untuk minum air sebanyak lebih
paru. Bila dicurigai adanya infiltrat yang dari 2 liter dan diajarkkan melakukan refleks
agak luas, maka didapatkan perkusi redup batuk. Dapat juga memberikan tambahan
dan auskultasi suara napas bronkial. Akan obat-obat mukolitik ekspektoran atau
ditemukan pula suara napas tambahan dengan inhalasi larutan garam hipertonik
berupa ronki basah, kasar dan nyaring. selama 20-30 menit.BTA dari sputum dapat
Tetapi infiltrat ini diliputi oleh penebalan juga didapatkan dari bilasan lambung.
pleura, suara napasnya menjadi vesikuler Sputum yang akan diperiksa hendaknya
melemah. Bila terdapat kavitas yang cukup sesegar mungkin.7
besar, perkusi memberikan suara hipersonor Bila sputum sudah didapat, bakteri
atau timpani dan auskultasi memberikan BTA pun kadang sulit ditemukan. Bakteri
suara amforik. 7 baru dapat ditemukan bila bronkus yang
Pada TB paru lanjut sering terlibat proses penyakit ini terbuka ke
ditemukan adanya atrofi dan retraksi luar. Kriteria sputum BTA positif adalah
otot-otot interkostal. Bagian paru yang sekurang-kurangnya ditemukan 3 batang
sakit menjadi mengkerut dan menarik isi bakteri BTA dalam satu sediaan. Dengan
mendiastinum atau paru lainnya. Paru yang kata lain diperlukan 5.000 bakteri dalam 1ml
sehat manjadi lebih hiperinflasi, bila jaringan sputum. Pada pemeriksaan dengan biakan,
fibrotik amat luas lebih dari setengah jumlah setelah 4-6 minggu penanaman sputum
jaringan paru-paru, akan terjadi pengecilan dalam medium biakan, koloni bakteri
daerah aliran darah paru dan selanjutnya Tuberkulosis mulai tampak. Bila setelah 8
meningkatkan tekanan arteri pulmonalis minggu penanaman koloni tidak tampak,
(hipertensi pulmonal) diikuti terjadinya kor biakan dinyatakan negatif. Kadang-kadang
pulmonale dan gagal jantung kanan. Di sini dari hasil pemeriksaan mikroskopis biasa
akan didapatkan tanda-tanda kor pulmonale terdapat bakteri BTA positif, tetapi pada
dengan gagal jantung kanan seperti biakan hasilnya negatif. Ini terjadi pada
takipnea, takikardia, sianosis, tekanan vena fenomena dead baciili atau non culturable
jugularis meningkat, hepatomegali, asites, bacilli yang disebabkan keampuhan
dan edema. 7 panduan obat anti TB jangka pendek yang
TB paru yang mengenai pleura, cepat mematikan bakteri BTA dalam waktu
sering terbentuk efusi pleura. Paru yang sakit pendek.7
terlihat agak tertinggal dalam pernafasan. Pemeriksaan Radiologi
Perkusi memberikan suara pekak. Auskultasi Tuberkulosis Paru. Bila digunakan
memberikan suara napas melemah sampai dengan tepat, foto thorax memegang
tidak terdengar sama sekali. peran penting sebagai pendeteksi TB paru
dini. Tuberkulosis sering kali didapatkan

183
Ana Majdawati, Uji Diagnostik Gambaran ...

pada foto thorax yang awalnya diperiksa Bahan dan Cara


untuk kepentingan medical check-up dan
pemeriksaan untuk toleransi operasi. Pada Metode penelitian ini adalah uji
pasien dengan sputum BTA positif, foto diagnostik untuk menentukan seberapa
thorax berperan penting dalam menilai luas besar sensitivitas dan spesifisitas gejala
lesi serta komplikasi yang terjadi. Pada akhir klinis, gambaran radiologi foto thoraks
pengobatan TB, foto thorax berperan dalam (infiltrate, fibrosis-infiltrat (fibroinfiltrat),
penilaian sekuele di paru serta di pleura. 6 kombinasi lebih dari 3 lesi , yaitu infiltrat,
Ada beberapa gambaran radiologi fibrosis, kavitas dan tuberkuloma/kalsifikasi
thorax yang khas pada Tuberkulosis paru. / nodul retikular/effusi pleura dengan baku
Pola kelainan tersebut yaitu kelainan di emas pemeriksaan standar sputum bakteri
apek berupa infiltrat, ditemukan kavitas atau tahan asam. Pengambilan data dari medical
ditemukannya nodul retikuler. Sensitivitas record Rumah Sakit Umum Daerah Bantul,
dan spesifisitas foto thorax dalam Yogyakarta 25 Oktober - 3 November 2010
mendiagnosis Tuberkulosis yaitu 86% dan pada pasien dewasa dengan klinis TB paru
83% apabila ditemukan ketiga pola kelainan yang sudah dilakukan pemeriksaan foto
diatas. Tuberkulosis paru minimal ditemukan thorax, PA dan pemeriksaan sputum BTA
1 dari 3 pola kelainan diatas. Gambaran Subyek Penelitian meliputi kriteria
klasik TB paru post primer yaitu kelainan di inklusi : Pasien rawat jalan maupun rawat
apek disebabkan karena tekanan oksigen inap usia 18 - 50 tahun RSUD Bantul,
di apek paru lebih tinggi sehingga bakteri Yogyakarta dengan klinis TB paru yang
berkembang lebih baik. 6 ditulis dalam lembar anamnesis dan telah
Fokus primer di paru dapat dilakukan foto thorax serta terdapat hasil
membesar dan menyebabkan pneumonitis pemeriksaan sputum BTA. Kriteria eksklusi
dan pleuritis fokal. Jika terjadi nekrosis : Data tidak lengkap, kurang salah satu
perkejuan yang berat, bagian tengah lesi komponen( misal tidak ada foto thorax atau
akan mencair dan keluar melalui bronkus gejala klinis TB paru atau tidak ada hasil
sehingga meninggalkan rongga di paru pemeriksaan BTA).
yang disebut kavitas. Kavitas terdapat
pada 19-50% kasus. Kavitas Tuberkulosis Variabel dan Definisi Operasional Variabel
biasanya berdinding tebal dan irreguler. 1. Variabel
Jarang dijumpai air-fluid level dan bila ada a. Dependent (input)
air-fluid level dapat menunjukkan abses Gambaran lesi foto thorax :
anaerob atau superinfeksi. Penyebaran 1) infiltrate, 2) fibroinfiltrat (fibrosis-
endobronkial bisa menimbulkan gambaran infiltrat), 3) kombinasi lebih
foto thorax yang berupa kelainan noduler dari 3 lesi: infiltrate, fibrosis,
yang berkelompok pada lokasi tertentu paru. fibroinfiltrat, kavitas kalsifikasi/
Setelah imunitas selular terbentuk, fokus tuberkuloma atau effusi pleura.
primer di jaringan paru biasanya mengalami b. Independent (Out come) :
resolusi secara sempurna membentuk Bakteriologi Bakteri Tahan Asam
fibrosis atau kalsifikasi setelah terjadi (BTA) : 1. BTA positif, 2. BTA
nekrosis perkijuan dan enkapsulasi. 6 negatif
Efusi Tuberkulosis merupakan akibat
dari reaksi hipersensitivitas lambat terhadap 2. Definisi Operasional Variabel
antigen-antigen Mycobacterium tuberculose 1. Foto Thorax, PA : adalah pemeriksaan
di dalam rongga pleura. Foto thorax radiologi dengan sinar x pada regio
menunjukkan efusi unilateral pada 95% thorax penderita dengan bagian
kasus. Pada 50% kasus efusi Tuberkulosis anterior (dada) menghadap film
disertai infiltrat parenkim.6 dan sinar diarahkan dari posterior
(punggung). Indikasi foto thorax
pada penderita TB Paru, adalah:

184
Mutiara Medika
Vol. 10 No. 2: 180-188, Juli 2010

Sputum positif : 1). Suspek komplikasi gambaran radioopak, lebih opaq


yang membutuhkan penanganan dari fibrosis. Diameter kalsifikasi
khusus (Pneumothorax, efusi berkisar kurang dari 0,5 cm. Bila
pleura, dll), 2). Haemoptosis yang berukuran lebih dari 0,5 cm disebut
berat atau berulang, 3). Hanya tuberkuloma, 5). Tuberkuloma :
1 dari 3 sputum BTA dinyatakan proses pembentukannya sama
positif. dengan kalsifikasi, bedanya pada
tuberkuloma diameter lebih besar
Sputum negatif : Evaluasi pasien dari kalsifikasi (lebih 0,5 cm), 6).
yang tetap batuk meskipun telah Effusi pleura : gambaran opasitas
diberikan antibiotik spektrum luas di hemithorax paru, yang berisi
atau mempunyai hasil pemeriksaan cairan (darah, pus, cairan serosa).
sputum negatif. Cairan yang minimal menyebabkan
sinus costofrenicus tumpul atau
1. Gambaran foto thorax pada penderita diafragma menghilang
TB paru.13
1). Infiltrat : gambaran benang- 2. Pemeriksaan sputum BTA SPS
benang halus yang berwarna Setidaknya terdapat 3 sampel sputum
radioopak di lapangan paru, dapat Bakteri Tahan Asam, (1) Sewaktu yang
di manapun dari lapangan paru. dilakukan hari ke – 1 saat diperiksa di
Paling sering di apek paru, 2). fasilitas kesehatan dan diawasi oleh
Fibrosis : gambaran radioopak petugas, (2) Pagi setelah bangun
menyerupai benang (lebih opaq tidur hari ke – 2, (3) Sewaktu sampel
dari infiltrat) dengan tarikan dari hari ke – 2 yang diberikan pasien
parenkim paru sekitar. Fibrosis saat datang ke fasilitas kesehatan
terjadi akibat infeksi kronik yang dan diawasi oleh petugas.
berupa jaringan parut, 3). Kavitas Interpretasi Hasil :
: adalah rongga pada paru Positif : ≥ 2 Sampel
yang terbentuk akibat rusaknya dinyatakan positif
jaringan paru, biasanya alveoli. Indeterminate : 1 Sampel
Kavitas memberikan gambaran positif
bulat dengan radioluscent Negatif : ≥ 2 Sampel
tanpa corakan paru. Kadang dinyatakan 0 (negatif)
kavitas dapat berisi cairan yang Data-data yang diperoleh
merupakan produk radang yang berasal dari foto thorax dan hasil
memberikan gambaran air fluid laboratorium sputum BTA SPS yang
level, 4). Kalsifikasi : adalah diambil dari rekam medis. Data
pengapuran pada parenkim paru tersebut diolah menggunakan tabel
yang terjadi akibat proses infeksi 2x2, dengan demikian dapat dihitung
kronik. Kalsifikasi memberikan sensitifitas dan spesifisitasnya

Besar sampel.10

= 80.67

Keterangan :
n = jumlah sampel yang dibutuhkan untuk setiap kelompok
P = perkiraan proporsi kejadian di populasi = 70% (ISTC, 2007)
d = deviasi sampel terhadap populasinya = 10%
prevalensi = 2,5% (WHO, 2006)
Zα = 1,96 pada confidence level 95%

185
Ana Majdawati, Uji Diagnostik Gambaran ...

Hasil dengan 2 gejala klinis, yaitu batuk dengan


dahak berdarah dan sesak napas, diikuti 3
Jumlah pasien dari data medical gejala klinis, yaitu batuk, sesak napas dan
record terhadap 100 pasien yang terdiri dari dahak berdarah.
50 pasien dengan klinis TB paru dan 50 Jenis lesi yang paling banyak pada
pasien tanpa klinis TB paru. Kedua kelompok foto thorax, yaitu infiltrat 33 pasien diikuti
pasien tersebut dilakukan pemeriksaan kombinasi lebih dari 3 lesi 18 pasien,
foto thorax dan pemeriksaan sputum BTA. fibroinfiltrat 4 pasien. Dan 45 pasien tidak
Limapuluh pasien dengan klinis TB paru terdapat lesi pada foto thorax. Dari 33 foto
yang terbanyak datang dengan keluhan thorax dengan lesi bentuk infiltrat 7 pasien
batuk, diikuti sesak napas, dahak berdarah, terletak di apex paru, 2 pasien di paracardial
nyeri dada, malaise dan demam. Jumlah dan yang lain tersebar di kedua lapangan
gejala klinis yang ada pada data terbanyak paru.

Tabel 1. Uji Diagnostik Gejala Klinis TB paru


Gejala Klinis TB Paru Bakteri Tahan Asam (BTA)
Positif Negatif Jumlah
Positif 38 12 50
Negatif 13 37 50
Jumlah 51 49 100

Sensitivitas : a / (a+c) x 100% = 38/(38+13) x100% = 74,5 %


Spesifisitas : d / (b+d) x 100% = 37(12+ 37) x100% = 75,5 %
Dari tabel tersebut, didapatkan bahwa :
- Sensitifitas menunjukkkan angka 74,5%, yang menunjukkan bahwa gejala klinik/
keluhan penderita mampu mendeteksi 74,1% pada pasien dengan TB paru yang
memiliki BTA positif.
- Spesifitas yang didapat pada jenis lesi ini adalah 75,5%, yang menggambarkan
bahwa tidak adanya gejala klinik TB paru mampu menentukan bahwa pasien tidak
menderita TB paru sebesar 75,5% dari pasien yang memiliki BTA negatif.

Tabel 2. Uji Diagnostik Lesi Infiltrat dan Fibroinfiltrat pada Foto Thorax
Lesi Radiologi Bakteri Tahan Asam
Infiltrat/fibroinfiltrat Positif Negatif Jumlah
Positif 28 9 37
Negatif 4 41 45
Jumlah 32 50 82

Sensitivitas : a / (a+c)*100% = 28/(28+4) x100% = 87,5%


Spesifisitas : d / (b+d)*100% = 41/(9+41)x100% = 82,0 %
Dari tabel tersebut, ditemukan bahwa :
- sensitifitas menunjukkkan angka 87,5%, yang menunjukkan bahwa gambaran
infiltrat/ fibroinfiltrat pada foto thoraks mampu mendeteksi 87,5% pada pasien
dengan TB paru yang memiliki BTA positif.
- Spesifitas yang didapat pada jenis lesi ini adalah 82,0%, yang menggambarkan
bahwa tidak adanya gambaran infiltrat/ fibroinfiltrat mampu menentukan bahwa
pasien tidak menderita TB paru sebesar 82,0% dari pasien yang memiliki BTA
negatif.

186
Mutiara Medika
Vol. 10 No. 2: 180-188, Juli 2010

Tabel 3. Uji Diagnostik Kombinasi Lesi ( lebih 3 Lesi) pada Foto Thorax
Lesi radiologi Bakteri Tahan Asam
Kombinasi Positif Negatif Jumlah
Positif 7 13 20
Negatif 1 44 45
Jumlah 8 57 65

Sensitivitas : a / (a+c) x 100% = 7/(7+1) x 100% = 87,5%


Spesifisitas : d / (b+d) x 100% = 44/(13+44) x 100% = 77,2%

Dari tabel tersebut, ditemukan Sensitifitas dan spesifisitas gambaran


bahwa sensitifitas kombinasi lebih dari 3 lesi lesi foto thorax Infiltrat-fibroinfiltrat adalah
87,5%, yang menunjukkan bahwa gambaran 87,5% dan 82,5% sedang gambaran lesi
kelainan kombinasi yang ditemukan pada kombinasi lebih dari 3 lesi nilai sensitifitas
foto thoraks mampu mendeteksi 87,5% dan spesifisitas adalah 87,5% dan 77,2%.
pada pasien dengan TB paru yang memiliki Hal ini berarti bahwa pemeriksaan radiologis
BTA positif. Spesifitas kombinasi lebih dari 3 dengan lesi infiltrat atau fibroinfiltrat dan
lesi 77,18%, yang menggambarkan bahwa kelainan kombinasi mampu mendiagnosis
tidak adanya gambaran kelainan kombinasi pasien dengan TB paru secara bermakna.
lebih dari 3 lesi mampu menentukan bahwa Angka spesifisitas 82,5% pada fibroinfiltrat
pasien tidak menderita TB paru sebesar dan 77,18% pada kelainan kombinasi dapat
77,18% dari pasien yang memiliki BTA diartikan bahwa tidak ditemukan lesi tersebut
negatif. pada foto thorax mampu menyingkirkan
diagnosis pasien tidak menderita TB paru
Diskusi secara bermakna.11
Gambaran lesi foto thorax TB
Sensitifitas dan spesifisitas dapat fibroinfiltrat dan kombinasi lesi mempunyai
dikatakan bermakna apabila keduanya sensitifitas 87,5%. Angka ini menunjukkan
memiliki nilai ≥70%. Pada penelitian ini bahwa kita harus memikirkan bahwa lesi
sensitifitas dan spesifisitas gejala klinis fibroinfiltrat, kalsifikasi, kavitas, effusi
TB dalam mendiagnosis TB didapatkan pleura maupun kelainan kombinasi pada
74,5% dan 75,5%. Hal ini menunjukkan foto thorax juga dapat ditemukan pada
bahwa gejala klinis pada penderita yang penyakit lain yang bersifat kronis seperti
dicurigai TB penting ditanyakan untuk infeksi paru oleh jamur (Actinomycosis,
membantu penegakan diagnosis TB. Nocardiosis, Blastomykosis, Histoplasmosis,
Pada penelitian yang dilakukan oleh Julie, Coccidioiodomycosis); infeksi paru karena
dkk, 2008 menunjukkan sensitifitas gejala bakteri seperti Pneumococcal pneumonia
klinis demam 89% dan spesifisitas 13% dan proses radang kronik akibat paparan
dan sensitifitas hemoptysis (batuk darah) logam berat (pneumoconiosis, perokok,
20% dan spesifisitas 84%.9 Pada penelitian radiation pneumonitis) maupun radang paru
ini didapatkan gejala klinis terbanyak yang terjadi akibat proses allergi kronik
adalah batuk darah dan sesak napas yang alveolar maupun neoplasma paru.8,12,13
mempunyai nilai sensitifitas dan spesifisitas Lesi fibroinfiltrat atau kalsifikasi pada
hampir sama untuk penegakan diagnosis TB dominan terjadi di apek paru maupun di
TB. Gejala klinis batuk darah dan sesak lobus bawah paru. Hal ini yang merupakan
napas dapat digunakan sebagai screening spesifikasi TB paru. Lesi radiologi foto thorax
maupun komponen diagnostik untuk pada penderita TB menurut penelitian Imran
penegakan TB paru.10 Rosadi, 2004 mempunyai sensitifitas 80%,
angka ini tidak jauh berbeda dengan hasil
penelitian yang kami lakukan.14

187
Ana Majdawati, Uji Diagnostik Gambaran ...

Hasil uji diagnostik pada penelitian dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI/
ini dan pada penelitian yang lain dengan SMF Paru
angka sensitifitas baik (> 70%) dan angka 4. Schiffman George Tuberkulosis (TB)
spesifisitas juga baik (> 70%) menunjukkan [Online] // MedicineNet.com. - WebMD,
pentingnya pemeriksaan foto thorax untuk 14 Agustus 2007. - 17 10 2010. - http://
screening TB sebagai pelengkap diagnosis www.medicinenet.com/Tuberkulosis/
selain pemeriksaan sputum BTA terutama article.htm. International Standard
bila sputum BTA hasil meragukan.16 of Tuberkulosis Care, 2007
5. Centers for Disease Control and
Prevention. Prevention and treatment
Kesimpulan of Tuberkulosis among patients infected
with human immunodeficiency virus:
Uji diagnostik dan gejala klinis Principles of therapy and revised
gambaran radiologi foto thorax pada recommendations. MMWR 1998;47
penderita TB paru pada penelitian ini dapat (RR-20): 1-58.
disimpulkan : 6. Icksan., Aziza. G., Luhur dan Reny.
1. Gejala klinis yang terbanyak pada 2008. Radiologi Thorax Tuberkulosis
penderita TB paru adalah batuk Paru. Jakarta: Sagung Seto.
berdarah dan sesak napas, dengan nilai 7. Amin, Z., Bahar., A. 2007. Buku Ajar
sensitifitas dan spesifisitas 74,5% dan Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI.
75,5% 8. Alsagaff, H., Mukty, A.. 2006. Dasar-
2. Gambaran radiologi infiltrat, fibroinfiltrat dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya:
pada foto thorax penderita TB memilki Airlangga University Press.
nilai sensitifitas dan spesifisitas 87,5% 9. Lemeshow S., Hosmer, D and Lwanga
dan 82,0% S. 1990. Adequacy of Sample Size for
3. Gambaran radiologi kombinasi lebih Health Studies. John Wiley & Sons,
3 lesi pada foto thorax penderita TB Chichester
memilki nilai sensitifitas dan spesifisitas 10. Julie.M., Marteen.B., Joseph.S.,
87,5% dan 77,2% Paulin.B., et al, 2008.
Accuracy of Clinical Signs in The
Diagnosis of Pulmonary Tuberkulosis:
Daftar Pustaka Comparison of Three Reference
Standards Closing Data from a Tertiary
1. RI Sekretariat Jenderal Kementerian Care Centre in Rwanda, in The Open
Kesehatan PENGENDALIAN TB DI Tropical Medicine Journal, 2008, I, 1-7
INDONESIA MENDEKATI TARGET 11. Anonim, Pedoman Nasional Tuberkulosis
MDG [Online]  // http://www.depkes. Anak, ed 2, UKK Respirology PP Ikatan
go.id/. - Kementerian Kesehatan Republik Dokter Anak Indonesia, 2008
Indonesia, 2010.  - 16 Oktober 2010.  - 12. Gunderman, R.B., 2006. Essential
http://www.depkes.go.id/index.php/ Radiology, Clinical Presentation-
berita/press-release/857-pengendalian- Pathophysiology-Imaging: Respiratory
TB-di-indonesia-mendekati-target-mdg. System, ed 2, Thieme, New York,
html. Stuttgart, page 68
2. Kasus TBC Naik hingga 75 Persen 13. Chapman, S and Nakiely, R., 1988. Aids
[Online]  // Kompas.com.  - Kompas, to Radiological Differential Diagnosis,
19 Maret 2010.  – 16 Oktober 2010 Bailliare Tindall
http://kesehatan.kompas.com/ 14. Rosadi I. 2004. Uji Sensitifitas
read/2010/03/19/13472241/Kasus. dan Spesifisitas Pemeriksaan
TBC.Naik.hingga 75.% Darah dan Rontgen Thorak untuk
3. Arifin dan Nawas, 2009. Diagnosis dan DiagnosisTuberkulosis Paru di RSUD
Penatalaksanaan TB Paru. Jakarta  : dr Soesilo di Slawi, Kabubaten Tegal,
Divisi Infeksi, Departemen Pulmonologi 2004

188

You might also like