You are on page 1of 4

BUKU KERJA KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN

Nama : Muhammad Rigan Ginola


NIM : 190301090
Praktikum Ke- : Pertama
Hari/Tanggal : Selasa, 22 September 2020
Materi : Bryophyta

Tabel Pengamatan
Gambar Klasifikasi
Filum : Bryophyta
Classis : Musci
Ordo : Bryales
Familia : Funariaceae
Genus : Funaria
Species : Funaria hygrometrica

Deskripsi/Ciri-ciri objek pengamatan


Funaria hygrometrica is rather inconspicuous when sterile (when the more conspicuous sporophyte
has not yet developed). The obovate leaves form a bulb-like cluster at the top of the shortish, 3-8 mm long
stem. The leaves are 2-4 mm long with an acute apex and weakly serrate margins. The midrib ends just
below, or extends just beyond the leaf apex. The leaf cells are inflated, subhexagonal (± six-angular) to
short-rectangular, somewhat narrower at the margin and oblong in the base. The colourful sporophyte is
much longer than the stem from which it arises. The yellowish stalk (seta) that bears the capsule is 20-50
mm long. The distinctive capsule is horizontal to pendent, up to 3 mm long, reddish brown, asymmetrical,
curved, more or less pear-shaped with an oblique mouth, with deep longitudinal furrows when dry. The
teeth at the capsule mouth are arranged in two rows, with the outer teeth S-shaped and fused at the apex
by a lattice disk. The cells of the capsule lid are twisted counter-clockwise. The inflated, hood-shaped
calyptra is often seen covering the immature capsules. The spores are yellow-brown and very small.
The name Funaria is derived from the Latin word 'funis' which means a rope. Species in this genus
are known as cord-mosses because of the rope-like way in which the stalk twists and curls with changes in
humidity. The specific epithet 'hygrometrica ' refers to the hygroscopic nature of the seta. The English
names 'little goldilocks' and 'golden maidenhair' refer to the hair-like appearance of the densely packed,
yellowish to reddish brown sporophytes.
Funaria hygrometrica agak tidak mencolok ketika steril (ketika sporofit yang lebih mencolok belum
berkembang). Daun lonjong membentuk rumpun seperti umbi di bagian atas batang yang pendek, panjang
3-8 mm. Daunnya memiliki panjang 2-4 mm dengan ujung tajam dan tepi bergerigi lemah. Pelepah
berakhir tepat di bawah, atau melampaui puncak daun. Sel-sel daun membengkak, subhexagonal (± enam
sudut) menjadi persegi pendek, agak sempit di tepi dan lonjong di pangkalnya. Sporofit berwarna-warni
lebih panjang dari batang tempat ia muncul. Batang kekuningan (seta) yang mengandung kapsul memiliki
panjang 20-50 mm. Kapsul yang khas adalah horizontal hingga independen, panjang hingga 3 mm, coklat
kemerahan, asimetris, melengkung, kurang lebih berbentuk buah pir dengan mulut miring, dengan alur
longitudinal yang dalam saat kering. Gigi di mulut kapsul diatur dalam dua baris, dengan gigi luar
berbentuk S dan menyatu di puncak oleh cakram kisi. Sel-sel tutup kapsul diputar berlawanan arah jarum
jam. Kalyptra yang menggembung dan berbentuk tudung sering terlihat menutupi kapsul yang belum
matang. Spora berwarna kuning kecokelatan dan sangat kecil.
Nama Funaria berasal dari kata Latin ' funis' yang berarti tali. Spesies dalam genus ini dikenal
sebagai lumut tali karena bentuknya yang mirip tali di mana batangnya melengkung dan melengkung
dengan perubahan kelembapan. Julukan khusus ' hygrometrica ' mengacu pada sifat higroskopis seta.
Nama dalam bahasa Inggris 'little goldilocks' dan 'golden maidenhair' mengacu pada penampilan mirip
rambut dari sporofit yang padat, kekuningan hingga coklat kemerahan.

Sumber :
Glime, J.M. 2007. Bryophyte ecology. Volume 5. Uses. Ebook sponsored by Michigan Technological
University and the International Association of Bryologists. accessed on 22 september 2020 at <http
://www.bryoecol.mtu.edu/> .
http://pza.sanbi.org/funaria-hygrometrica

Gambar Klasifikasi
Filum : Anthocerotophyta
Classis : Anthocerotopsida
Ordo : Anthocerotales
Familia : Anthocerotaceae
Genus : Anthoceros
Species : Anthoceros sp.

Deskripsi/Ciri-ciri objek pengamatan


Tumbuh biasanya pada tempat yang agak terbukadi tanah atau batu di pinggir sungai atau jalan.
Gametofit selalu bertalus dan dapat dibedakan antara permukaan dorsal dan ventral, melekat pada
substratdengan rhizoid uniselular. Talus tersusun atas beberapa lapis sel. Pada bagian ventral dijumpai
rongga-rongga udara yang berhubungan dengan udara luar dengan adanya pori. Rongga-rongga tersebut
mengandung koloni simbion alga hijau biru (sianobakter) dan genus nostoc. Sel-sel lumut tanduk
berdinding tipis, umumnya mengandung satu kloroplas besar berbentuk piringan. Setiap kloroplas
biasanya memiliki satu pirenoid.
Organ reproduksi lumut tenggelam di dasar talus. Antherediumnya berbentuk bulat bertangkai
dan dihasilkan berkelompok atau tunggal didalam rongga pada bagian dorsal. Arkegoniumnya tenggelam
pada sisi dorsal talus, bagian leher arkegonium muncul tepat dibawah permukaan talus. Sporofit lumut
tumbuh tegak. Sporofitnya berklorofil dan adanya meristem dipangkal kapsul memungkinkan kapsulnya
tumbuh panjang tidak berbatas. Kapsul memanjang berbentuk silindris seperti tanduk, dindingnya tersusun
oleh 4-5 lapis sel dengan atau tanpa stomata. Elater pada anthoceros multiseluler, bercabang dengan
penebalan dinding tidak beraturan.

Sumber :
Tim dosen ekologi dan sistematika. Buku penuntun praktikum alga dan lumut (BIO 23A). Bogor: FMIPA,
IPB.

Gambar Klasifikasi
Filum : Marchantiophyta
Classis : Marchantiopsida
Ordo : Marchantiaales
Familia : Marchantiaceae
Genus : Marchantia
Species : Marchantia polymorpha L.

Deskripsi/Ciri-ciri objek pengamatan


Tumbuhan ini memiliki struktur talus yang bercabang, luas talus tumbuh hingga 2 cm, ditemukan
banyak tumbuh pada tanah bebatuan. Talus bewarna hijau pucat atau hijau kekuningan, namun akan
berubah warna coklat jika saat mulai kekeringan. Tumbuhan ini memiliki talus yang tebal dan kaku,
dengan bagian tepi rata da nada dua cuping di ujung talus, permukaan talus terdapat titik-titik mencolok
atau pori-pori udara, talus terdapat gemmae dimana wadah gemmae berbentuk gelas piala. Pada bagian
sporofit ditemukan arkegonium dan anteredium. Menurut Artherton dkk., (2010) Marchan polymorpha pada
tumbuhan jantan memiliki reseptor berbentuk cakram yang khas, beruntai, datar, dengan pinggiran yang
pendek, pinggiran dengan lobus pendek dan bulat. Wadah betina serupa, tetapi lobus seperti jari dan
menyebar.

Sumber :
http://etheses.uin-malang.ac.id/13998/1/13620052.pdf

Gambar Klasifikasi
Filum : Bryophyta
Classis : Andreaeopsida
Ordo : Andreaeales
Familia : Andreaeaceae
Genus : Andreaea
Species : Andreaea petrophila

Deskripsi/Ciri-ciri objek pengamatan


Lumut sejati memiliki struktur gametofit dan sporofit yang lebih kompleks dibandingkan kelompok
lainnya. Gametofit terdiri dari batang dengan cabang-cabang dan daun, tumbub tegak atau merayap.
Dalam siklus hidupnya lumut sejati membentuk protonema berupa filament. Setiap protonema dapat
membentuk lebih dari satu tunas sehingga dihasilkan beberapa individu gametofit baru.

Gametofit pada lumut sejati tersusun spiral dan tidak pernah berbagi. Lumut sejati melekat pada
substrat dengan rhizoid multiselular. Gametofit lumut hati menghasilkan arkegonium seperti botol dan
antheridium seperti gada. Organ reproduksi dikelilingi oleh filament-filamen steril disebut parafisa.
Antheridium juga dilindungi oleh modifikasi dari daun-daun vegetative. Daun pelindung arkegonium
disebut perichaetium, sementara pelindung antheridium disebut perigonium. Sporofit lumut sejati
mempunyai kaki, tangkai, dan kapsul. Kaki melekat pada gametofit dan berfungsi untuk menyalurkan
makanan dari gametofit ke kapsul. Kapsul lumut sejati disebut operculum.

Sumber :
Tim dosen ekologi dan sistematika. Buku penuntun praktikum alga dan lumut (BIO 23A). Bogor: FMIPA,
IPB.

You might also like