You are on page 1of 7

Jurnal Online Keperawatan Indonesia

PELAKSANAAN MENTORSHIP OLEH PERAWAT PENYAKIT JANTUNG TERPADU


DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

Eva Kartika Hasibuan 1), Nurmaini 2), Sri Eka Wahyuni 3)

Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan, Universitas Sari Mutiara Indonesia1)


email : evakartikahsb86@gmail.com
Fakultas Kesehatan, Universitas Sumatera Utara2)
email: nurmaini12@yahoo.com
Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara3)
email: eka_rizky06@yahoo.co.id

ABSTRACT

Mentoring is mutually beneficial between someone who has the advantage in experience and someone
who does not. Informal mentoring is done spontaneously with the span of time according to the
mentee’s need; it does not need preparation (impromptu) for mentoring process, it occurs voluntarily,
and it is established according to mutual confidence building between a mentor and a mentee. The
objective of the research was to dig up nurses’ experience in implementing mentorship in RSUP H.
Adam Malik, Medan. The research was qualitative with descriptive phenomenological method. The
data were gathered by conducting in-depth interviews and field recording. The samples were 9 nurses
as the respondents, taken by using purposive sampling technique with inclusive criteria: nurses with
the rank of PK 2 and PK 3 in career, ward heads, and the team heads in PJT (Integrated Heart
Disease) Room. The result of the interviews was analyzed by using NVivo Version 11.0 (trial)
software program. The result of the research showed that there were 2 themes, 4 sub-themes, and 10
categories. The themes were getting hope in implementing mentorship, and getting obstacles in
implementing mentorship. It is recommended the hospital management make specific standard and
format and specific schedule and time so that there will be uniformity in implementing mentorship. It
is also recommended that the next researchers dig up their researches profoundly so that there will
more themes with more respondents in order that the result of the research will be better.

Keywords: Mentorship, Nurse, Experience

1. PENDAHULUAN yaitu kepuasan akan mencegah perawat baru


meninggalkan organisasi.
Memiliki perawat baru yang menampilkan Program mentorship merupakan salah satu
kinerja profesional sangat diharapkan oleh setiap metode rekrutmen bagi staf. Layanan informasi
rumah sakit. Perawat baru merupakan perawat bagi organisasi dan praktik klinik dapat
yang memasuki pengalaman baru yang diperkirakan oleh perawat baru, sehingga diskusi
sebelumnya tidak dialami. Beberapa bulan antara mentor dan mentee diperlukan untuk
pertama merupakan masa yang penuh tantangan memberikan praktik terbaru dalam lingkungan
dan stres bagi perawat baru (Saragih, 2011). klinik dengan harapan mentee akan memiliki
Perawat baru membutuhkan suatu proses kemampuan yang sama dengan mentornya
adaptasi dan program bimbingan dari rumah (Nursalam, 2008). Tim kesehatan bertanggung
sakit. Program ini akan membantu perawat baru jawab untuk membantu perawat baru untuk
menguasai fungsi dan tanggung jawab meningkatkan potensi mereka. Perilaku senior
pekerjaannya sehingga merasa puas terhadap yang yang tidak baik kepada junior tidak bisa
profesinya, seperti yang dikutip Steward (2000), ditoleransi. Hubungan yang saling mendukung
Jurnal Online Keperawatan Indonesia 65 Desember 2018, Vol.1 No.2
Jurnal Online Keperawatan Indonesia

dan menghargai harus terjadi dalam profesi didalamnya terdapat nilai-nilai pembelajaran,
keperawatan (Eley, 2010). sehingga sumber daya manusia menjadi lebih baik
Mentoring dalam keperawatan bertujan dan dengan adanya dukungan antara individu dan
untuk meningkatkan retensi perawat di unit sehingga meningkatkan motivasi karyawan.
organisasi. Perawat berpendapat bahwa Untuk sebuah organisasi menjadi kompetitif yang
mentoring dan komunikasi interpersonal yang mengandalkan teknologi tinggi dan menyeluruh
positif menjadi kunci dalam mempertahankan yang nantinya akan dipakai bagi sumber daya
perawat di tempat kerja. Para perawat manusia dengan baik, untuk itu diperlukan
merekomendasikan pentingnya memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk teknologi
mentor/ role model untuk menciptakan tersebut. Melalui pendampingan organisasi dapat
lingkungan belajar yang berkesinambungan efektif dalam mewujudkan tujuan ini. Sebuah
untuk mendapatkan kepercayaan diri (Bondas, studi yang dilakukan oleh Hansford, Ehrich dan
2006). Tennet (2003) tentang mentoring menunjukkan
Grossman (2013), menyatakan salah satu bukti 90 persen positif untuk mentoring dalam
tantangan terbesar bagi perawat baru yaitu organisasi. Kesimpulan penelitian ini adalah
berkomunikasi dengan dokter, dalam hal ini bahwa program mentoring dapat menjadi strategi
perawat memiliki ketakutan dan perasaan yang efektif untuk organisasi.
intimidasi jika melaporkan sesuatu yang Berdasarkan hasil yang didapat peneliti pada
berkaitan dengan pelayanan kesehatan, saat pengumpulan data, dari ruangan Penyakit
sementara mereka juga bekerja untuk jantung Terpadu (PJT), pemaparan yang
mendapatkan kepercayaan diri dalam disampaikan oleh Wakil Instalansi PJT, bahwa
kemampuan mereka sendiri. Ada beberapa pelaksanaan mentorship, khususnya di PJT belum
dokter yang memiliki pendekatan yang lebih ada panduan atau format khusus untuk
menakutkan ketika berkomunikasi dengan pelaksanaannya, sehingga dalam aplikasinya
perawat. Perawat baru sering tidak memiliki (proses mentorship) bersifat situasional, namun
keterampilan dalam berkomunikasi dan setiap unit di lingkup ruang PJT yang melakukan
menyelesaikan konflik atau kompetensi klinis pembimbingan atau sebagai mentor adalah kepala
untuk mengubah komunikasi negatif menjadi ruangan dan ketua tim, dan hasil pemaparan yang
pertukaran komunikasi profesional yang positif. disampaikan masih bersifat informal dan
Penelitian kualitatif (action research) yang pembimbingan dilakukan bukan hanya untuk
dilakukan oleh Noordword (2010) mendapatkan pegawai baru, tetapi juga untuk perawat senior.
hasil bahwa mentoring terbukti efektif dalam Laporan dari artikel penelitian Clinical
meningkatkan persepsi perawat terhadap Ladder Program Evolution: Journey From
pekerjaannya, meningkatkan pengetahuan dan Novice to Expert to Enhancing Outcomes
skill sehingga berdampak pada komunikasi dan (Burket, Felmlee, Greider, Hippensteel, Rohrer
penyelesaian konflik. Mentor memiliki beberapa & Shay, 2010) menyatakan bahwa program
peran yang harus dijalankan selama proses jenjang karir yang dikembangkan di rumah sakit
mentoring. Mentor memiliki peranan penting akan memberikan perubahan yang sangat
dalam membantu mentee untuk belajar sepanjang bermakna bagi lingkungan kerja perawat.
hayat (Dadge & Cassey, 2009). Mentor yang baik Perawat yang bekerja di rumah sakit yang telah
bertindak sebagai advisor, role model, coach, menerapkan program tersebut menggambarkan
problem solver, teacher dan counselor untuk kinerja yang sangat ideal untuk memotivasi dan
meningkatkan proses belajar bagi mentee (Ali & menjadi mentor bagi perawat lain.
Panther, 2008).
Data dari unit Pencegahan Pengendalian
Proses mentoring melibatkan seorang Infeksi (PPI) di RSUP H. Adam Malik Medan
individu dengan pengalaman atau keahlian dalam sewaktu survey awal, ditemukan data infeksi
kegiatan organisasi, untuk memberikan pelatihan, nosokomial pada tahun 2014 terbanyak yaitu
dukungan, bimbingan, dan pembinaan untuk kasus Infeksi Saluran Kemih (ISK) sebanyak 103
karyawan yang kurang berpengalaman (Williems orang akibat pemasangan kateter, dan pada tahun
& Smet, 2007). Spencer (1996) menyatakan 2015 infeksi nosokomial terbanyak pada kasus
bahwa hasil dari program mentoring memberikan phlebitis sebanyak 174 orang akibat pemasangan
manfaat besar bagi organisasi, dimana
Jurnal Online Keperawatan Indonesia 66 Desember 2018, Vol.1 No.2
Jurnal Online Keperawatan Indonesia

infuse / three way, hal ini terjadi salah satunya Berikut hasil olahan data berdasarkan
karena kurangnya kesadaran dari perilaku NVIVO versi 11.0 (trial) yang berisikan subtema
perawat dalam melaksanakan hand hygiene yang dan kategori yang ditemukan dalam tema:
benar dan belum/ kurang sesuai dengan Standar Tema 1 : Mendapatkan harapan dalam
Operasional Prosedur (SOP). pelaksanaan mentorship

2. METODE PENELITIAN

Desain dalam penelitian ini adalah


fenomenologi deskriptif yaitu Fenomena yang
diteliti dalam penelitian ini adalah pengalaman
perawat dalam pelaksanaan mentorship di RSUP
H. Adam Malik Medan. Pengalaman perawat
akan digali berdasarkan sudut pandang dan
pengalaman mereka.
Penelitian dilakukan dilakukan di ruangan
rawat inap lantai 2, 3 dan 4 Penyakit Jantung
Terpadu (PJT). Penelitian dilakukan pada bulan
Juni-Juli 2016. Partisipan dalam penelitan ini
adalah 9 orang dengan kriteria inklusi kepala
ruangan, ketua tim dan perawat dengan jenjang
karir perawat klinik 2 dan 3 dan di ruang PJT. Tema 2 : Mendapatkan kendala dalam
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti pelaksanaan mentorship
sebagai instrument utama penelitian. Data
dikumpulkan melalui wawancara mendalam
dengan alat voice recorder dan berdasarkan
panduan wawancara dengan pertanyaan terbuka
dengan menggunakan catatan lapangan. Panduan
wawancara dibuat oleh peneliti sendiri dan telah
dilakukan uji validitas kepada 3 orang expert.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik demografi partisipan


meliputi mayoritas berjenis kelamin perempuan
(89%), pendidikan partisipan mayoritas Ners
(89%), suku mayoritas batak (78%) dan lama
bekerja mayoritas > 10 tahun (67%).
Berikut pembahasan dari masing-masing hasil
Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil
penelitian yang telah didaptkan:
wawacara diperoleh dua (2) tema yaitu 1)
mendapatkan harapan dalam pelaksanaan a. Mendapatkan Harapan dalam
mentorship 2) mendapatkan kendala dalam Pelaksanaan Mentorship
pelaksanaan mentorship. Subtema yang didapat pada tema ini yaitu
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 2 adanya harapan dari mentor, dengan kategori
tema, 4 subtema, dan 10 kategori. Untuk tema 1 jadwal dan waktu khusus, pendidikan dan
terdiri dari 1 subtema dan 4 kategori, tema 2 pelatihan berkelanjutan, adanya reward serta
terdiri dari 3 subtema dan 6 kategori. standart dan format khusus. Ungkapan partisipan
yang menjadi harapan dan berharap dapat
direalisasikan dalam pelaksanaannya,
dikarenakan terkait dengan jadwal dan waktu
Jurnal Online Keperawatan Indonesia 67 Desember 2018, Vol.1 No.2
Jurnal Online Keperawatan Indonesia

khusus, meskipun mentorship masih bersifat menyakinkan bahwa tujuan tercapai, maka perlu
informal, namun jika tidak ada jadwal dan waktu diadakan evaluasi secara berkala untuk
khusus, proses bimbingan kurang maksimal, mengantisipasi kesulitan dan hambatan yang ada
dikarenakan dengan kesibukan perawat yang dan mencari solusi yang tepat.Dengan demikian,
kesehariannya memberikan pelayanan mentoring menjadi kegiatan yang dapat
keperawatan kepada pasien. dinikmati dan dijalankan dengan baik sehingga
Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan bisa memberikan hasil yang maksimal.
diungkapkan oleh partisipan sangat perlu b. Mendapatkan Kendala Dalam
diberikan, dikarenakan perawat memiliki MelaksanakanMentorship
kebutuhan untuk belajar yang spesifik dan Subtema yang ditemukan dalam penelitian
berbeda-beda. Perawat yang menjadi mentee ini sebanyak 3 subtema dengan 6 kategori .
dapat mengamati keahlian dari mentor dan Dimana subtema tersebut meliputi kendala dari
mengaplikasikannya dalam praktik klinik (role mentee, kendala dari mentor dan kendala dari
model). Oleh karena itu peran mentor selaku role rumah sakit.Untuk kendala dari mentee kategori
model bagi perawat baru sangat penting. yang ditemukan adalah beban kerja, kesadaran
Pendidikan adalah suatu usaha untuk dan usia. Ungkapan partisipan terkait beban
mengembangkan kepribadian dan kemampuan di kerja, beban kerja yang dimaksud perawat yang
dalam dan di luar sekolah dan berlangsung bekerja di RSUP H.Adam Malik Medan, bukan
seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses hanya PNS saja, tetapi ada juga perawat honorer,
belajar. Dengan pendidikan yang tinggi maka namun secara finansial yang didapat tidak sama,
seseorang akan cenderung untuk mendapatkan tetapi untuk beban kerja yang dinyatakan
informasi. Semakin banyak informasi yang partisipan sama, hal ini menjadi kendala dalam
masuk semakin banyak pula pengetahuan yang melaksanakan mentorship, dikarenakan ada
didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat ungkapan dari mentee yang diungkapkan
erat kaitannya dengan pendidikan dimana partisipan jika disuruh untuk melaksanakan
diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, tindakan keperawatan ada yang merasa
maka orang tersebut akan semakin luas pula keberatan, meskipun dalam ungkapan keberatan
pengetahuannya(Notoatmodjo, 2012) dalam bentuk canda gurau, padahal yang
Hal lain yang mendukung pernyataan diperintahkan tersebut merupakan penilaian
tersebut adalah salah satu memfasilitasi mentor terhadap sejauh mana kompetensi yang
pengembangan mentor yang dapat secara telah dimilikinya, hal ini kemugkinan disebabkan
efektif mengajar dan berbagi pengetahuan karena kelelahannya dalam pelayanan
dengan perawat pemula yang berharga bagi keperawatan.
organisasi karena mempromosikan perekrutan Hal tersebut didukung oleh hasil
dan retensi lulusan baru. Mentoring penelitian Hariyono (2012)diketahuibahwa
menciptakan lingkungan kerja yang berisi kerja beban kerja mempunyai hubungan yang
sama tim dan pendidikan berkelanjutan. bermakna dengan kelelahan kerja, kelelahan
Reward, berdasarkan ungkapan partisipan, kerja perawat erat kaitannya dengan stres
seseorang yang sudah memberikan bimbingan, kerja. Beban kerja yang tinggi dapat
dan tujuannya untukmutu rumah sakit sebaiknya menyebabkan perawat mengalami kelelahan atau
diberikan reward, reward yang diungkapkan kejenuhan. Hal ini akan berdampak pada
partisipan bukan dalam bentuk financial, namun penurunan kualitas pelayanan keperawatan yang
dalam bentuk penghargaan, misalnya dalam dilakukan oleh perawat.
bentuk piagam sangat dibutuhkan dalam bentuk Kategori kesadaran yang didapat dari hasil
pengakuan dari rumah sakit hasil dari kinerja penelitian, ungkapan partisipan terkait kategori
yang telah dilakukan. Terkait dengan standart ini, yaitu ada beberapa mentee yang dalam proses
dan format khusus, partisipan mengungkapkan bimbingan, ada yang kurang sadar dalam
pentingnya standar dan format khusus dalam pelaksanaannya, sehingga partisipan (mentor)
melaksanakan mentorship, dikarenakan harus terus sering meningatkannya dan
partisipan dalam memandirikan mentee, tidak membimbingnya. Terkait dengan waktu yang
berdasarkan standart evaluasi.Untuk merupakan kendala dalam pelaksanaan

Jurnal Online Keperawatan Indonesia 68 Desember 2018, Vol.1 No.2


Jurnal Online Keperawatan Indonesia

mentorship, partisipan mengungkapkan kesulitan penelitian diperoleh 2 tema, 4 subtema, dan 10


dalam membagi waktu untuk membimbing, kategori. Untuk tema 1 terdiri dari 1 subtema dan
sehingga dalam pelaksanaannya partisipan 4 kategori, tema 2 terdiri dari 3 subtema dan 6
melakukannya secara situasional dan disela-sela kategori. Tema yang didapat berdasarkan hasil
waktu senggang, sehingga dalam analisis data dengan menggunakan software
pelaksanaannya partisipan merasa belum Nvivo versi 11.0 ( Trial).
maksimal.
Pernyataan partisipan didukung oleh 5. REFERENSI
penelitian Martoredjo (2015)kendala dalam
mentoring adalah bahwa mentor tidak memiliki
waktu yang cukup untuk menjalankan tugas dan Ali, P. A., & Panther, W. (2008). Professional
tanggung jawabnya. Meskipun mentor memiliki Development & The Role of Mentorship.
niat untuk menolong dan mendukung mentee, Journal of Nursing Standart, 22(42), 35-
tetapi karena keterbatasan waktu, mentoring tidak 39.
berjalan dengan baik. Program mentoring yang Anderson, L. (2011). A Learning Resource For
formal biasanya membutuhkan waktu khusus, Developing Effective Mentorship In
sehingga mentor dan mentee perlu mengaturnya Practice. Journal of Nursing Standart, 25
dengan baik. (51), 48-56.
Kategori usia dari subtema kendala dari Bennis, W.G. (2004). The Seven Ages Of The
mentor yang didapat dari hasil penelitian, Leader, Harvard Business Review, 82, (1)
ungkapan partisipan untuk hal ini menjadi 46-53.
kendala, dikarenakan sudah diberikan Blauvelth, M.J., & Spath, M.L. (2008).
bimbingan, pengarahan, mentee nya lupa, Mentoring Perspektives. Journal Nursing
sehingga partisipan selalu mengingatkan dan Education Perspectives, 29 (1), 29-33.
mengulang beberapa kali terkait tindakan atau
Bondas, T. (2006). Paths To Nursing Leadership.
ada hal yang baru untuk di share ke mentee, dan
Journal of Nursing Management, 14, 332-
hal ini terjadi pada partisipan yang usianya lebih
339.
tua, hal ini disebabkan karena faktor degeneratif.
Colaizzi, P. (1978a). Psychological research as
Hal tersebut didukung oleh teori yang
the phenomenologist’s view it. In R. Vale
mengatakan usia mempengaruhi terhadap daya
& M. King (Eds.), Existential–
tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
phenomenological alternatives for
bertambah usia akan semakin berkembang pula
psychology , 48–71. New York: Oxford
daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga
University Press.
pengetahuan yang diperolehnya semakin
membaik. (Notoatmodjo, 2012). Secara fisiologi Creswell, J.W. (2003). Research Design
pertumbuhan dan perkembangan seseorang dapat Qualitative & Quantitative Aproaches,
digambarkan dengan pertambahan umur, Sage Publications Inc. London.
peningkatan umur diharapkan terjadi Dadge, J., & Casey, D. (2009). Supporting
pertambahan kemampuan motorik sesuai dengan Mentors In Clinical Practice. Journal
tumbuh kembangnya. Akan tetapi pertumbuhan Nursing Children and Young People, 21
dan perkembangan seseorang pada titik tertentu (10), 35.
akan terjadi kemunduran akibat faktor Dermawan, Deden. ( 2012). Mentorship dan
degeneratif (Suhaeni, 2005, dalam Martini, perceptorship dalam keperawatan.
2007) AKPER POLTEKKES Bhakti Mulia
Sukoharjo. Diambil dari
4. KESIMPULAN ejournal.stikespku.ac.id/index.php/
profesi/article/download/9/7 pada 16
Februari 2014.
Peneliti mengidentifikasi dua (2) tema yaitu 1)
mendapatkan harapan dalam pelaksanaan Dyer,L. (2008).The Continuing Need for
mentorship 2) mendapatkan kendala dalam Mentors in Nursing. Journal for Nurses in
pelaksanaan mentorship. Berdasarkan hasil Staff Development,24 (2),86-90.

Jurnal Online Keperawatan Indonesia 69 Desember 2018, Vol.1 No.2


Jurnal Online Keperawatan Indonesia

Eley, S.M. (2010). The Power of Preceptorship. Jones R. (2013). Mentoring in Nursing: a
Diambil dari http://rnjournal.com/journal- Dynamic and Collaborative Process.
ofnursing/the-power-of-preceptorship Nurse Education in Practice.
pada 15 Februari 2014. Kim KH, Zabelina DL. (2011).Mentors. In:
Faiman B, Miceli TS, Richards T, Tariman JD. Pritzker MARR, editor. Encyclopedia of
(2012). Survey of Experiences of an E- Creativity (Second Edition). San Diego:
Mentorship Program: Part II. Clinical Academic Press.
Journal of Oncology Nursing, Kolb, David A. (1984). Experiential Learning.
16(1):50-4. New Jersey : Prentice Hall, Inc. Englewood
Faiman B. (2011). Overview and Experience of Cliffs.
a Nursing E-Mentorship Kram, K.E. & Isabella, L.A. (1985). Mentoring
Program.Clinical Journal of Oncology Alternatives: The role of per relationships
Nursing;15(4):418-23. in career development. Academy of
Gagliardi, A. R., Perrier, L., Webster., F., Leslie., Management Journal 28 (1), 110-132.
K., Bell., M., Levinson., W., Straus., S. E. Kuntoro, A. (2010). Buku Ajar Manajemen
(2009). Exploring mentorship as a strategy Keperawatan. Yogyakarta: Penerbit Nuha
to build capacity for knowledge translation Medika.
research and practice: protocol for a
qualitative study. BioMed Central 4 (55). Martoredjo T.N (2015). Peran Dimensi
Mentoring Dalam Upaya Peningkatan
Gerhart LA. (2012). Mentorship: A New Strategy Kualitas Sumber Daya Manusia. Jurnal
to Invest in The Capital of Novice Humaniora, Vol 6 No 4 Oktober 2015.
Nurse Practitioners. Nurse Leader.
Marquis, B.L & Huston, C.J. (2012). Leadership
Gilmour JA, Kopeikin A, Douche J. (2007). Roles & Management Function: Theory &
Student Nurses as Peer-Mentors: Aplication. 7th edition. Philadelphia:
collegiality in practice. Nurse Educ Pract. Lippincoltt Williams & Wilkins.
Gilmour,J.A., Kopeikin, A.,& Douche,J. (2007). Mc Kimm, J., Jolie, C., & Hatter, M. (2007).
Student Nurses as Peer-Mentors: Mentoring : Theory and Practice.
Collegiality in Practice,7, 36-43. Preparedness to Practice, Mentoring
Grant CS. (2015). Mentoring: Empowering Scheme. http://www. Faculty.
Your Success. In: Grant PAPS, Editor. Londondeanery.ac.
Success Strategies From Women in STEM uk/learning/feedback/files/judul.pdf.
(Second edition). San Diego: Academic Diperoleh tanggal 10 February 2012.
Press. Norwood, A. W. (2010). The Lived
Grossman S. (2013). Mentoring in Nursing : a Experience of Nurse Mentors:
Dynamic and Collaborative Process. 2nd Mentoring nurses in the proffesion.
Disertasi. Missouri: Faculty of The
ed. New York, NY: Springer Pub. Graduate School University of
Haider, E. (2007). Coaching & Mentoring Missouri-Columbia.
Nursing Students. Nursing management, Nurmalia Devi (2012), Pengaruh Program
14 (8).32-35. Mentoring dalam Keperawatan Terhadap
Hill LA, Sawatzky JA. (2011). Transitioning Into Penerapan Budaya Keselamatan Pasien di
the Nurse Practitioner Role Through Ruang Rawat Inap RS Islam Sultan Agung
Mentorship. Journal of Professional Semarang (Tesis), FIK UI.
Nursing : Official Journal of The American Nursalam (2007). Proses dan Dokumentasi
Association of Colleges of Nursing. Keperawatan Konsep dan Praktik, edisi 2.
27(3):161-7. Salemba Medika
Ilyas, Y. (2002). Kinerja, Teori, Penilaian, dan Olivero OA (2014). Mentoring Definition-The
Penelitian. Depok : Pusat Kajian Ekonomi Mentor Within. Editor. Interdisciplinary
Kesehatan FKM UI. Mentoring in Science. San Diego:
Academic Press.

Jurnal Online Keperawatan Indonesia 70 Desember 2018, Vol.1 No.2


Jurnal Online Keperawatan Indonesia

Polit, D.F., & Beck, C.T. (2012). Nursing Wilkies, Z. (2006). The Student-Mentor
Research: Generating and Assesing Relationship: A review of Literatur.
Evidence for Nursing Practice. 9 ed. Journal of Nursing Standar, 20 (37),42-47.
Lippincott Williams and Wilkins. Willems, H. & Smet, M. (2007). Mentoring
Pribadi A (2009). Analisis Pengaruh Faktor Driving Diversity, Organization
Pengetahuan, Motivasi, Dan Persepsi Development Journal, 25(2) 107.
Perawat Tentang Supervisi Kepala Ruang Wilson, S., & Tilse C. (2006). Mentoring the
Terhadap Pelaksanaan Dokumentasi Statutory Child Protection Manager – A
Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat strategy for promoting proactive, outcome
Inap RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah Di focused management, Social Work
Jepara. Tesis Education, 25 (2) 177-188.
Rhodes JE, Lowe SR, Schwartz SEO. (2011). Wong, A.T. & Prekumar. (2007). An
Mentor Relationships. In: Prinstein BBB. Introduction to Mentoring Principles.
Editor. Encyclopedia of Adolescence. San Process & Strategy for Facilitating
Diego: Academic Press Mentoring Relationship at a Distance.
Robbins, P.S. (2006). Perilaku Organisasi. Edisi http://www.usask.ca/gmcte/drupal/?q=res
Bahasa Indonesia, edisi 10.Jakarta: PT. ouces. Diperoleh tanggal 24 Februari 2012.
Indeks
Robbins, S., et al. (2000). Management, (2nd
Ed), Prentice Hall, Sidney.
Saragih, Nurmaida. (2011). Hubungan Program
Prceptorship Dan Kaarakteristik Perawat
Dengan Proses Adaptasi Perawat Baru di
PKSC, RSB, dan RSPI. (Tesis) Fakultas
Ilmu Keperawatan: Universitas Indonesia
Spencer, C. (1996) Mentoring Made Easy: A
Practical Guide for Managers. New South
Wales Government Publication, Sydney.
Speziale, H.J.S., & Carpenter, D.R. (2003).
Qualitative research in nursing advancing
rd
humanistic imperative (3 ed).
Philadelphia: Lippincott.
Suroso Jebul. (2011). Penataan Sistem Jenjang
Karir Berdasar Kompetensi untuk
Meningkatkan Kepuasan Kerja dan
Kinerja Perawat di Rumah Sakit, Jurnal
Ekplamasi Vol. 6 No. 2 Edisi Sep 2011.
Swansburg, R.C. (2000). Kepemimpinan dan
Manajemen Keperawatan untuk Perawat
Klinis, Alih Bahasa Suharyati Samba.
Jakarta: EGC.
Tabak, N. & Koprak, O. (2007). Relationship
Between How Nurses Resolve Their
Conflicts With Doctors, Their Stress and
Job Satisfaction. Journal of Nursing
Management 15, 321–331.
Vinales JJ. (2015). The Mentor as a Role Model
and the Importance of Belongingness.
British journal of nursing, 24(10):532-5.

Jurnal Online Keperawatan Indonesia 71 Desember 2018, Vol.1 No.2

You might also like