Professional Documents
Culture Documents
Lukas Purwoto
luk@usd.ac.id
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
ABSTRACT
One of the main concerns of corporate financial management is how managers make short-term decisions known
as working capital management. This requires managers' decisions in working capital policy and management
that have an impact on performance. This study aims to investigate the importance of working capital
management for the profitability of Indonesian manufacturing public companies in the current time periods. The
results of the analysis using panel data regressions show a concave-shaped relationship between working capital
management (NTC) and profitability (both ROE and NPM). The results of this study suggest that an increase
in working capital will increase profitability when the level of working capital is low, but profitability will be
decreased along with an increase in working capital when the level of working capital is high. These results
indicate that the companies have an optimal level of working capital that maximizes profitability. This study also
proposes an estimate for the optimal level of NTC for the company. Subsequent investigations is carried out by
examining the effect of financial constraints on optimal working capital levels. The test results show that
financial constraints affect the relationship between working capital management and profitability.
ABSTRAK
Salah satu perhatian utama dari manajemen keuangan perusahaan ialah pada bagaimana manajer
membuat keputusan keuangan jangka pendek yang dikenal sebagai manajemen modal kerja. Hal ini
menuntut keputusan manajer dalam kebijakan dan pengelolaan modal kerja yang berdampak pada
kinerja. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pentingnya manajemen modal kerja bagi
profitabilitas perusahaan manufaktur terbuka Indonesia pada periode waktu terkini. Hasil-hasil
analisis dengan menggunakan regresi data panel menunjukkan adanya hubungan kuadratik yang
berbentuk U terbalik antara manajemen modal kerja (NTC) dan profitabilitas (keduanya ROE dan
NPM). Hasil-hasil penelitian ini menyarankan bahwa peningkatan modal kerja akan meningkatkan
profitabilitas ketika tingkat modal kerja adalah rendah, namun profitabilitas akan menjadi turun
seiring dengan peningkatan modal kerja ketika tingkat modal kerja adalah tinggi. Hasil-hasil ini
mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai tingkat modal kerja optimal yang memaksimalkan
profitabilitas. Penelitian ini juga mengajukan suatu taksiran yang bagus untuk tingkat NTC yang
optimal bagi perusahaan. Penyelidikan selanjutnya dilakukan dengan menguji pengaruh dari kendala
keuangan terhadap tingkat modal kerja optimal. Hasil-hasil pengujian menunjukkan bahwa kendala
keuangan berpengaruh pada hubungan antara manajemen modal kerja dan profitabilitas.
usaha, persediaan, dan hutang usaha (Git- kan dan pengelolaan modal kerja, yang
man dan Zutter, 2012). Terkait dengan hal seolah-olah mengalirnya darah kehidupan
ini, persentase besarnya rupiah pada aset perusahaan yang berdampak besar pada
lancar dan kewajiban lancar kiranya dapat kinerja.
mencerminkan pentingnya item-item ter- Seiring dengan dinamika manajemen
sebut pada laporan posisi finansial atau bisnis, penelitian dalam topik manajemen
neraca perusahaan. Data yang diambil dari modal kerja perusahaan semakin populer
sampel penelitian ini memperlihatkan akhir-akhir ini dilakukan oleh para peneliti.
bahwa nilai rata-rata aset lancar terhadap Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa
total aset adalah sekitar 52 persen pada modal kerja signifikan berpengaruh negatif
perusahaan terbuka manufaktur di Bursa terhadap profitabilitas (Yazdanfar dan
Efek Indonesia. Selain itu, nilai rata-rata Ohman, 2014; Pais dan Gama, 2015). Na-
kewajiban lancar terhadap total aset adalah mun, beberapa peneliti terdahulu yang
sekitar 36 persen. Untuk itu, pengelolaan lainnya malah menemukan pengaruh yang
modal kerja yang baik merupakan kegiatan positif dari manajemen modal kerja ter-
harian yang penting untuk diperhatikan hadap profitabilitas perusahaan (Zakari dan
oleh para manajer guna memastikan bahwa Saidu, 2016; Veli, 2015). Menariknya lagi,
sumber daya perusahaan telah mencukupi beberapa penelitian di Indonesia memper-
bagi kelangsungan usaha bisnis secara lihatkan pengaruh yang tidak signifikan
efektif. dari manajemen modal kerja terhadap pro-
Pada beberapa tahun terakhir ini, fitabilitas. Meidiyustiani (2016) menyampai-
manajemen modal kerja mendapat perhati- kan temuan bahwa modal kerja tidaksigni-
an yang semakin meningkat dari perusaha- fikan berpengaruh terhadap profitabilitas
an maupun dari pihak-pihak lain yang perusahaan di sektor industri barang kon-
berhubungan dengan pasar modal khusus- sumsi. Sedangkan, Reimeinda et al. (2016)
nya dalam kegiatan pendanaan kebutuhan juga menemukan tidak adanya pengaruh
modal kerja. Dalam suatu berita bisnis CNN yang signifikan dari modal kerja terhadap
Indonesia (2017), Otoritas Jasa Keuangan profitabilitas pada perusahaan sektor tele-
(OJK) menyampaikan bahwa selama peri- komunikasi. Temuan-temuan yang kurang
ode Januari sampai dengan Maret 2017, konsisten bahkan berlawanan ini menjadi
sebanyak 23 perusahaan emiten memper- semakin menarik untuk diteliti lebih lanjut
oleh dana di pasar modal sebanyak Rp33,2 pada penelitian sekarang ini.
triliun, yang meningkat 40,1 persen di- Melihat peran pentingnya manajemen
bandingkan dengan periode yang sama di modal kerja, suatu perusahaan bisa saja
tahun 2016. Pada berita CNN tersebut, OJK memilih kebijakan manajemen modal kerja
menjelaskan bahwa berbeda dari tahun secara konservatif ataukah secara agresif
sebelumnya, pada tahun 2017 direncanakan (Baños-Caballero et al., 2012; Afrifa dan
sebanyak 24 persen dana digunakan untuk Padachi, 2016; Afrifa, 2016; Altaf dan Shah,
ekspansi usaha dan 69 persen untuk modal 2018). Kebijakan konservatif mengarahkan
kerja. kepada investasi tinggi dari modal kerja
Namun, survei modal kerja perusahaan yang berkonsekwensi pada risiko rendah
yang dilakukan oleh konsultan PwC (2015) dan return rendah. Sebaliknya, kebijakan
menyampaikan temuan bahwa perusahaan- agresif mengarahkan pada investasi rendah
perusahaan Asia tertinggal dari kebanyakan dari modal kerja yang berkonsekwensi pada
wilayah US atau Kanada dan Eropa dalam risiko tinggi dan return tinggi. Penelitian
hal kinerja manajemen modal kerja dan sekarang ini mempertimbangkan keduanya
bahkan kesenjangan tersebut membesar. baik strategi konservatif maupun strategi
Survei PwC ini menekankan perlunya per- agresif dari manajemen modal kerja.
hatian manajer perusahaan terhadap kebija- Pertimbangan hal ini dikarenakan bahwa
114 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 3, Nomor 1, Maret 2019: 112 – 129
keputusan modal kerja menjadi komplit dan sektor aneka usaha di BEI selama periode
berwawasan luas apabila dapat dipahami 2012-2015. Ketiga penelitian dahulu tersebut
dalam berbagai alternatif kebijakan yang berbeda dengan penelitian sekarang ini
tersedia pada manajer perusahaan. dalam sejumlah hal, seperti: hipotesis yang
Dua pertanyaan riset berikut diajukan diajukan, variabel, periode waktu, dan cara
pada penelitian ini. Pertama adalah apakah analisis penelitian.
asosiasi antara manajemen modal kerja dan Belum lama ini, Singhania dan Mehta
profitabilitas pada perusahaan terbuka (2017) mempertunjukkan hubungan non
manufaktur Indonesia dapat dinyatakan linier antara manajemen modal kerja dan
dalam satu pola hubungan kuadratik? profitabilitas perusahaan non keuangan dari
Kedua adalah apakah hubungan antara sejumlah negara-negara Asia termasuk
manajemen modal kerja dan profitabilitas Indonesia. Penelitian mereka menggunakan
dipengaruhi oleh faktor kendala keuangan cash conversion cycle (CCC) sebagai ukuran
perusahaan? manajemen modal kerja dan return on assets
Tujuan penelitian ini adalah untuk (ROA) untuk pengukur profitabilitas. Selain
menginvestigasi pentingnya manajemen berbeda dalam hal penerapan metode
modal kerja bagi profitabilitas dari pe estimasi data panel dan periode waktu
usahaan terbuka manufaktur Indonesia analisisnya, penelitian sekarang ini meng-
pada periode waktu terkini. Penelitian ini gunakan net trade cycle (NTC) sebagai uku-
memberikan empat kontribusi bagi lite- ran manajemen modal kerja, serta return on
ratur. Pertama adalah masih sangat jarang- equity (ROE) dan net profit margin (NPM)
nya penelitian yang menguji hubungan non sebagai ukuran profitabilitas perusahaan.
linier antara manajemen modal kerja dan Untuk itu, hasil penelitian sekarang ini
profitabilitas perusahaan Indonesia. Kedua, diharapkan dapat memperkaya literatur
penelitian ini merupakan yang pertama manajemen modal kerja di Indonesia.
(sepengetahuan penulis saat ini) dalam
menguji pengaruh kendala keuangan pada TINJAUAN TEORETIS
hubungan non linier antara manajemen Manajemen keuangan perusahaan tentu
modal kerja dan profitabilitas pada per- saja tidak hanya menaruh perhatian pada
usahaan Indonesia. Ketiga, riset ini meng- pertanyaan-pertanyaan mengenai persoalan
gunakan ukuran manajemen modal kerja, penganggaran modal maupun keputusan
yaitu net trade cycle (NTC), yang cukup pendanaan jangka panjang. Manajemen
jarang ditemukan dalam literatur riset keuangan juga menaruh perhatian pada
keuangan di Indonesia. Dan keempat, bagaimana perusahaan mengelola kegiatan
penelitian ini menerapkan analisis regresi hariannya yang berhubungan dengan ke-
pada data panel secara cukup lengkap. putusan keuangan jangka pendek. Topik
Dewi dan Rahayu (2016) serta Utami pembahasan seperti ini dikenal sebagai
dan Dewi S (2016) telah meneliti pengaruh manajemen modal kerja, yang menunjuk
manajemen modal kerja terhadap profita- pada perhatian manajer pada hal-hal yang
bilitas pada perusahaan terbuka manu- terkait dengan aktiva lancar seperti piutang
faktur Indonesia. Akan tetapi perhatian usaha dan persediaan serta terkait dengan
kedua penelitian tersebut lebih pada kewajiban lancar seperti hutang usaha
masing-masing komponen dari modal kerja, kepada pemasok.
dan terlebih lagi dalam suatu pola hubu- Ross et al. (2013) menegaskan bahwa
ngan liniear seperti pada umumnya pe- mengelola modal kerja merupakan kegiatan
nelitian lain. Demikian juga, penelitian sehari-hari manajer yang berguna dalam
Wiyono (2017) menguji dalam hubungan memastikan bahwa perusahaan mempunyai
liner pada pengaruh siklus konversi kas sumber daya yang mencukupi untuk me-
terhadap price earning ratio pada perusahaan langsungkan kegiatan usahanya serta
Manajemen Modal Kerja, Kendala Keuangan, dan Profitabilitas ...– Purwoto 115
menghindarkan diri dari interupsi yang dapat dilakukan dengan sejumlah cara,
berbiaya. Oleh karenanya, perusahaan perlu seperti: mempercepat penagihan kas, me-
mengelola modal kerjanya dengan baik agar ningkatkan perputaran persediaan, dan
kinerja perusahaan yang tinggi dapat memperlambat pembayaran kas. Oleh kare-
terpelihara. Karena banyak perusahaan nanya, pandangan efisiensi akan mengikuti
mempunyai variasi tinggi sehubungan kebijakan agresif, yang menyarankan bah-
dengan kemampuan dalam pengelolaan wa profitabilitas dapat ditingkatkan dengan
modal kerjanya, maka diperlukan suatu menurunkan investasi dalam modal kerja
ukuran efektivitas yang bisa berlaku secara (Pais dan Gama, 2015).
menyeluruh antar perusahaan. Pandangan efisiensi modal kerja ter-
Dalam buku yang khusus membahas sebut telah mengarahkan banyak peneliti
manajemen modal kerja, Preve dan Sarria- menganalisis hubungan linier yang negatif
Allende (2010) menguraikan adanya siklus antara manajemen modal kerja dan
yang umum dijumpai pada kegiatan usaha profitabilitas perusahaan. Lebih dari satu
yang berhubungan dengan pengelolaan dekade yang lalu, Deloof (2003) telah
modal kerja. Perusahaan non keuangan menunjukkan hubungan negatif antara
umumnya mengawali siklus usahanya manajemen modal kerja dan profitabilitas
dengan melakukan pembelian bahan baku pada perusahaan besar Belgia. Temuan-
secara kredit sehingga memunculkan temuan sejenis dalam hubungan negatif
hutang usaha. Periode hutang usaha ialah juga masih ditunjukkan oleh sejumlah
lamanya waktu antara pembelian kredit dan penelitian terkini, seperti: Nobanee et al.
pembayaran kas. Perusahaan kemudian (2011) pada perusahaan Jepang, Yazdanfar
menggunakan bahan baku tersebut untuk dan Ohman (2014) pada perusahaan
diproses menjadi barang akhir yang dapat Swedia, serta Pais dan Gama (2015) pada
dijual. Periode lamanya antara waktu perusahaan Portugis. Belum lama ini,
pembelian awal dalam persediaan sampai penelitian Lyngstadaas dan Berg (2016)
dengan waktu penjualan disebut sebagai mempertunjukkan hasil empiris bahwa
periode persediaan. Selanjutnya perusahaan penurunan cash conversion cycle (CCC) akan
menjual produk akhir secara kredit meningkatkan profitabilitas perusahaan di
sehingga memunculkan piutang usaha. Norwegia. Dengan demikian, dukungan
Perbedaan lamanya antara penerimaan kas atas praktek kebijakan modal kerja yang
dari konsumen dan penjualan kredit disebut agresif dikonfirmasi oleh hasil sejumlah
sebagai periode piutang usaha. Dalam penelitian terdahulu tersebut.
siklus ini, ada titik waktunya antara per- Namun, pandangan yang berkebalikan
usahaan harus mengeluarkan kas dan diajukan oleh sejumlah peneliti dengan me-
kemudian memperoleh kas, yang karenanya nyarankan modal kerja sebagai pendorong
terkait dengan investasi dana. penjualan yang akhirnya meningkatkan
Satu metode yang semakin populer profitabilitas perusahaan (Deloof, 2003).
guna mengevaluasi efisiensi manajemen Belum lama ini, Zakari dan Saidu (2016)
modal kerja perusahaan ialah dengan usaha menunjukkan pengaruh yang positif dari
untuk meminimalkan tingkatan modal manajemen modal kerja, yang diukur
kerja. Semakin meningkatnya persaingan dengan CCC, terhadap profitabilitas per-
antar perusahaan dan meningkatnya per- usahaan yang terdaftar di Pasar Saham
hatian manajemen mengarahkan pada Nigeria. Dengan menggunakan data per-
rasionalisasi investasi jangka pendek se- usahaan kecil dan menengah di Turkey,
hingga menyebabkan manajemen modal analisis Veli (2015) menemukan hubungan
kerja menjadi krusial bagi profitabilitas positif antara manajemen modal kerja dan
(Yazdanfar dan Ohman, 2014). Usaha profitabilitas. Dengan demikian, pandangan
meminimalkan modal kerja perusahaan ini menyepakati kebijakan konservatif, yang
116 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 3, Nomor 1, Maret 2019: 112 – 129
Tabel 1
Strategi Konservatif versus Strategi Agresif
Seperti yang telah didiskusikan pada et al., 2012; Afrifa dan Padachi, 2016; Altaf
bagian ini sebelumnya, keputusan dalam dan Shah, 2018). Pada situasi tingkat rendah
manajemen modal kerja perusahaan me- dari modal kerja, profitabilitas perusahaan
ngandung adanya suatu trade-off, oleh seharusnya meningkat seiring dengan
karenanya perusahaan akan mengusahakan meningkatnya modal kerja. Namun pada
untuk menjaga suatu tingkatan yang situasi tingkat tinggi dari modal kerja,
optimal dari investasi modal kerja sehingga profitabilitas akan menjadi turun dengan
akan menyeimbangkan keduanya baik meningkatnya modal kerja. Hal ini me-
manfaat dan biaya yang memaksimalkan ngarahkan pada penelitian ini untuk meng-
profitabilitas perusahaan (Baños-Caballero harapkan bahwa hubungan antara modal
Manajemen Modal Kerja, Kendala Keuangan, dan Profitabilitas ...– Purwoto 117
kerja dan profitabilitas akan positif pada tingkat modal kerja yang lebih tinggi
tingkatan rendah dari modal kerja, namun membutuhkan pendanaan, yang berarti
negatif pada tingkatan yang lebih tinggi. lebih banyak tambahan biaya, maka per-
Dengan demikian, hubungan antara mana- usahaan yang lebih banyak menghadapi
jemen modal kerja dan profitabilitas bisa kendala keuangan diharapkan mempunyai
jadi berbentuk cekung (concave). Dengan tingkat modal kerja optimal yang lebih
kata lain, perusahaan mempunyai tingkat rendah daripada yang kurang mempunyai
modal kerja optimal yang karenanya me- kendala keuangan. Penelitian Afrifa (2016)
maksimalkan profitabilitas. mengkonfirmasinya dengan menunjukkan
Uraian tersebut mengarahkan pada per- hasil hubungan concave antara modal kerja
nyataan hipotesis penelitian yang pertama dan kinerja perusahaan pada tiadanya arus
sebagai berikut: kas, tetapi berganti setelah memasukkan
H1 : Pengaruh manajemen modal kerja arus kas perusahaan pada hubungan ter-
terhadap profitabilitas perusahaan sebut. Dengan kata lain, diskusi ini me-
manufaktur Indonesia bisa dinyata- ngarahkan bahwa hubungan antara mana-
kan dalam hubungan kuadratik ber- jemen modal kerja dan profitabilitas se-
bentuk cekung. harusnya juga dipengaruhi oleh faktor
kendala keuangan perusahaan.
Perhatian penelitian sekarang ini juga
Diskusi tersebut dapat dinyatakan
diarahkan pada masuknya faktor kondisi
dalam hipotesis penelitian kedua sebagai
kendala keuangan (financial constraints)
berikut:
dalam kaitannya dengan manajemen modal
H2 : Kendala keuangan perusahaan mem-
kerja perusahaan. Terkait dengan hal ini,
pengaruhi hubungan kuadratik antara
pentingnya pendanaan bagi dinamika per-
manajemen modal kerja dan profita-
kembangan perusahaan telah cukup lama
bilitas.
dicatat dalam literatur. Studi Li (2011)
memfokuskan kepada situasi dimana pe-
nelitian dan pengembangan (R & D) per- METODE PENELITIAN
usahaan menghadapi kendala keuangan Studi-studi terdahulu menyarankan
yang menghambat kemampuan perusahaan bahwa ukuran-ukuran manajemen modal
untuk mendanai proyek-proyek baru mau- kerja perusahaan adalah berbeda signifikan
pun yang sedang berjalan. Fazzari dan antar industri (Lyngstadaas dan Berg, 2016),
Petersen (1993) telah menyarankan bahwa dan bahwa manajemen modal kerja mem-
dibandingkan dengan investasi dalam pengaruhi kinerja secara berbeda pada
modal tetap, investasi dalam modal kerja perusahaan di industri yang berbeda
lebih sensitif terhadap kendala keuangan. (Afrifa, 2016). Untuk mengantisipasi isu
Terkait dengan hal tersebut, Wasiuzzaman spesifik industri, maka perusahaan yang
(2015) menunjukkan bahwa perbaikan menjadi sampel pada penelitian ini adalah
dalam efisiensi modal kerja menghasilkan perusahaan non keuangan dalam industri
nilai perusahaan yang lebih tinggi hanya manufaktur, yang mencakup usaha dasar,
terjadi pada perusahaan yang terkendala macam-macam produsen, dan pembuat
keuangan, namun tidak pada perusahaan barang konsumen. Pengambilan sampel
yang tidak terkendala keuangan. perusahaan terbuka manufaktur juga sering
Baños-Caballero et al. (2014) lalu me- dijumpai pada penelitian terdahulu di
lanjutkan pengujian hubungan antara Indonesia (Dewi dan Rahayu, 2016; Utami
manajemen modal kerja dan profitabilitas dan Dewi S, 2016; Wiyono, 2017).
pada perusahaan terbuka Inggris dengan Data yang digunakan dalam penelitian
memasukkan pengaruh kendala keuangan. ini berasal dari laporan keuangan per-
Mereka mengemukakan bahwa karena usahaan terbuka yang terdaftar di Bursa
118 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 3, Nomor 1, Maret 2019: 112 – 129
Efek Indonesia. Laporan keuangan per- jemen modal kerja perusahaan Indonesia
usahaan yang diteliti adalah pada periode yang diproksi dengan net trade cycle (NTC).
waktu selama dua tahun dan pada data Ketika mengawali penggunaan NTC, Shin
terkini yang bisa diperoleh, yaitu tahun dan Soenen (1998) berargumen bahwa
2016 dan 2017. Dengan cara demikian, ukuran CCC sebenarnya merupakan suatu
penelitian ini menggunakan data panel konsep penambahan, yang sayangnya
yang berisi data lintas waktu dan lintas menjadi tidak berlaku sama untuk masing-
perusahaan. masing komponennya (yaitu: periode piu-
Penelitian ini menggunakan dua uku- tang usaha, persediaan, dan hutang usaha)
ran yang populer dari profitabilitas per- karena item-item pembaginya tidak sama
usahaan, yaitu return on equity (ROE) dan jenis. Mereka meyakini bahwa NTC pada
net profit margin (NPM). Beberapa penelitian dasarnya sama seperti CCC, yang pada
terdahulu pada topik manajemen modal NTC seluruh tiga komponen diekspresikan
kerja telah menggunakan ROE (misalnya sama sebagai persentase penjualan. Oleh
Afrifa dan Padachi, 2016) atau profit margin karena itu, NTC mengindikasikan rata-rata
(misalnya Altaf dan Shah, 2018) sebagai banyaknya hari yang diperlukan oleh
pengukur profitabilitas perusahaan. ROE perusahaan guna mendanai modal kerja.
merupakan ukuran yang populer dari Variabel independen NTC dihitung
pandangan pemegang saham. Gitman dan sebagai berikut:
Zutter (2012) menjelaskan bahwa ROE Net trade cycle (NTC):
mengukur imbal hasil yang diperoleh para NTC = (Piutang usaha + Persediaan –
pemegang saham biasa atas investasi pada Hutang usaha) x 365 atau
perusahaan. Pada umumnya, pemilik per- Penjualan bersih
usahaan menjadi lebih baik ketika rasio Dalam penelitian ini, lima variabel
ROE ini semakin tinggi. Sementara itu, digunakan sebagai variabel kontrol. Pe-
NPM menghubungkan laba dengan pen- milihan variabel kontrol dilakukan dengan
jualan perusahaan selama satu periode. mengikuti pada umumnya yang digunakan
NPM mengukur persentase rupiah pen- dalam penelitian terdahulu (Yazdanfar dan
jualan setelah dikurangi dengan seluruh Ohman, 2014; Pais dan Gama, 2015; Afrifa,
biaya dan beban (Gitman dan Zutter, 2012). 2016; Altaf dan Shah, 2018). Kelima variabel
Semakin tinggi ukuran NPM ini, maka kontrol yang digunakan pada penelitian ini
posisi profitabilitas perusahaan menjadi adalah sebagai berikut:
semakin baik. Ukuran perusahaan (SIZE):
Variabel dependen ROE dan NPM SIZE = logaritma natural dari total asset
dinyatakan sebagai berikut: Leverage (LEV):
Return on equity (ROE): LEV = Total kewajiban atau Total asset
ROE = Laba sesudah pajak atau Total Current ratio (CR):
ekuitas CR = Total aset lancar atau Total
Net profit margin (NPM): kewajiban lancar
NPM = Laba sesudah pajak atau Penjualan Asset tangibility (AT):
bersih AT = Aset tetap bersih atau Total aset
Variabel independen ialah manajemen Usia perusahaan (AGE):
modal kerja perusahaan. Ukuran yang AGE = lamanya tahun perusahaan berdiri
populer dari manajemen modal kerja adalah Penelitian ini juga bermaksud untuk
cash conversion cycle (CCC) pada sejumlah menguji pengaruh kendala keuangan (finan-
studi terdahulu (Nobanee et al., 2011; cial constraints) dalam hubungan antara
Yazdanfar dan Ohman, 2014; Zakari dan manajemen modal kerja dan profitabilitas.
Saidu, 2016; Singhania dan Mehta, 2017). Meski pengukuran kendala keuangan masih
Sementara penelitian ini menyelidiki mana- menjadi tantangan yang belum terselesai-
Manajemen Modal Kerja, Kendala Keuangan, dan Profitabilitas ...– Purwoto 119
Statistik deskriptif untuk variabel pe- adalah sekitar 53 hari dan nilai persentil 75
nelitian ditunjukkan pada Tabel 2. Dua adalah 136 hari.
variabel dependen adalah return on equity Selain itu, statistik deskriptif untuk
(ROE) dan net profit margin (NPM). ROE kelima variabel kontrol dari penelitian ini
bernilai rata-rata 9,8 persen serta dalam juga diperlihatkan pada Tabel 2. Dalam
rentang yang cukup menyebar dengan nilai perhitungan logaritma natural, nilai rata-
persentil 25 adalah 0,8 persen dan nilai rata ukuran perusahaan (SIZE) adalah 22,35.
persentil 75 adalah 14,8 persen. Nilai rata- Nilai rata-rata leverage (LEV) adalah 52,8
rata NPM adalah 1,1 persen pada nilai persen. Current ratio (CR) mempunyai nilai
persentil 25 adalah 0,5 persen dan nilai rata-rata adalah 2,13 kali. Dalam hal ini,
persentil 75 adalah 8,7 persen. Variabel nilai rata-rata CR ini melebihi “rasio ideal”
independen ialah net trade cycle (NTC), yang yang biasanya menunjuk pada 2 kali. Nilai
merupakan ukuran manajemen modal kerja rata-rata asset tangibility (AT) adalah 40,8
dalam penelitian ini. Nilai rata-rata NTC persen. Nilai rata-rata usia perusahaan
adalah 102,7 hari, yang mengimplikasikan (AGE) adalah 38 tahun. Masing-masing
bahwa perusahaan secara rata-rata perlu kelima variabel kontrol tersebut terlihat
sekitar 103 hari untuk mendanai modal mempunyai rentang nilai persentil 25 dan
kerjanya. Pada NTC, nilai persentil 25 nilai persentil 75 yang cukup lebar.
Tabel 2
Statistik Deskriptif
100
50
0
Basic Miscellaneous Consumer
Gambar 1
Rata-rata dan Median dari NTC antar Tiga Sektor
Nampak secara visual, ketiga sektor pada tahun 2017 dari tahun 2016. NTC pada
tersebut mempunyai rata-rata NTC pada sektor miscellaneous industry mempunyai
tiap kedua tahun tersebut tidak jauh rata-rata yang sedikit menaik pada tahun
berbeda satu dengan lainnya yaitu pada 2017 dari tahun 2016. Sedangkan NTC pada
sekitar 100an hari. Secara lebih rinci, NTC sektor consumer goods industry mempunyai
pada sektor basic industry and chemicals rata-rata yang hampir tidak berbeda pada
mempunyai rata-rata yang sedikit menurun tahun 2017 dari tahun 2016.
mean of NTC
150
100
50
0
2016 2017 2016 2017 2016 2017
Basic Miscellaneous Consumer
Gambar 2
Rata-rata NTC antar Tiga Sektor pada Tahun 2016 dan 2017
Tabel 3 memperlihatkan satu matriks hubungan yang signifikan antara ROE dan
korelasi antar variabel penelitian. Hasil- NPM. Temuan hubungan yang tidak
hasil korelasi menunjukkan tidak adanya signifikan ini kiranya menjadi menarik pada
122 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 3, Nomor 1, Maret 2019: 112 – 129
penelitian ini karena keduanya ROE dan efektif untuk mendeteksi keberadaan colli-
NPM merupakan variabel dependen yang nearity adalah dengan mengestimasi apa
digunakan sebagai pengukur profitabilitas yang disebut sebagai auxiliary regressions
perusahaan. Selanjutnya, variabel NTC di- (Hill et al., 2011). Teknisnya, dengan cara
temukan tidak signifikan dalam asosiasi saling meregresikan 1 variabel dependen
dengan ROE, namun memiliki hubungan dengan 5 variabel independen dari antara
positif yaitu 0,40 dan signifikan dengan masing-masing 6 variabel NTC, SIZE, LEV,
NPM pada tingkat 1 persen. Hasil-hasil CR, AT, AGE, maka ditemukan R2 dari
korelasi dari kelima variabel SIZE, LEV, CR, masing-masing keenam model artifisial ini
AT, dan AGE memperlihatkan hasil signi adalah tidak tinggi, yaitu: 0,0973; 0,0735;
fikan yang lebih banyak dengan variabel 0,2632; 0.3234; 0,1938; dan 0,1381. Apabila R2
dependen NPM dibandingkan dengan ROE. dari model artifisial tersebut adalah tidak
Terlihat pada tabel, masing-masing korelasi tinggi, katakanlah di bawah 0,80, maka
antar seluruh variabel ditemukan tidak collinearity bukanlah merupakan suatu
sangat tinggi yang kurang dari 0,5. masalah (Hill et al., 2011). Oleh karenanya,
Penelitian ini juga menaruh perhatian collinearity tidak menjadi masalah dalam
terhadap kemungkinan adanya persoalan penelitian ini.
multikolinearitas. Salah satu prosedur yang
Tabel 3
Matriks Korelasi
Persamaan (1) dan (2) dalam data panel dengan menerapkan cluster-robust standard
penelitian ini diestimasi menggunakan dua errors guna mengantisipasi keberadaan
model baik fixed effect maupun random effecs. heterokedastisitas.
Hasil-hasilnya ditunjukkan pada Tabel 4 Tabel 4 menunjukkan hasil pengujian
dan Tabel 5. Pengujian Breusch-Pagan test regresi panel dengan menggunakan ROE
memperlihatkan hasil signifikan menolak sebagai variabel dependen. Hasil fixed-effects
hipotesis nol sehingga mengarahkan pada regression memperlihatkan koefisien NTC
kesimpulan akan keberadaan random effecs adalah positif, dan disertai statistik t sebesar
(Adkins dan Hill, 2011). Oleh karena itu, 10,65 yang signifikan pada tingkat 1 persen.
persamaan dalam data panel ini diestimasi Terlebih lagi, koefisien NTC2 adalah negatif,
tidak hanya dengan menggunakan model dan disertai statistik t sebesar -5,29 yang
fixed effect namun juga model random effect. signifikan pada tingkat 1 persen. Sedangkan
Selain itu, model-model tersebut diestimasi random-effects regression memperlihatkan
Manajemen Modal Kerja, Kendala Keuangan, dan Profitabilitas ...– Purwoto 123
bahwa koefisien NTC adalah positif, dan signifikan negatif, yang konsisten dengan
disertai statistik t = 4,35 yang signifikan tanda yang diharapkan. Oleh karena itu,
pada tingkat 1 persen. Lebih-lebih, koefisien hasil ini mengarahkan dukungan hipotesis
NTC2 adalah negatif, dan disertai statistik t penelitian H1 bahwa pengaruh manajemen
sebesar -7,45 yang signifikan pada tingkat 1 modal kerja pada profitabilitas (yang diukur
persen. Ringkasnya, temuan menunjukkan dengan ROE) dapat dinyatakan dalam
bahwa koefisien NTC adalah signifikan bentuk U terbalik.
positif sedangkan koefisien NTC2 adalah
Tabel 4
Hasil Pengujian Regresi Panel dengan ROE sebagai Variabel Dependen
Fixed-effects regression Random-effects regression
Variabel dependen: ROE
Koef. (t-stat) Koef. (z-stat)
NTC 0,001535 (10,65)*** 0,000629 (4,35)***
NTC2 -1,98e-06 (-5,29)*** -1,99e-06 (-7,45)***
SIZE 0,205161 (1,02) -0,009638 (-2,53)**
LEV -1,649081 (-3,45)*** -0,036812 (-0,69)
CR -0,015578 (-0,97) -0,006227 (-0,81)
AT -0,788128 (-1,01) -0,259948 (-1,25)
AGE -0,042446 (-1,17) 0,003638 (1,10)
Constant -1,767309 (-0,54) 0,286703 (1,34)
N 226 226
F atau Wald chi2 F = 88,03*** Wald chi2 = 469,83***
Breusch-Pagan test 12,78***
*p<0,10, **p<0,05, ***p<0,01
Sumber: data hasil penelitian (diolah)
Tabel 5
Hasil Pengujian Regresi Panel dengan NPM sebagai Variabel Dependen
Fixed-effects regression Random-effects regression
Variabel dependen: NPM
Koef. (t-stat) Koef. (z-stat)
NTC 0,001332 (16,19)*** 0,001348 (15,92)***
NTC2 -2,40e-06 (-17,81)*** -2,98e-06 (-18,59)***
SIZE 0,011305 (0,29) -0,004938 (-1,58)
LEV -0,016305 (-0,13) -0,056636 (-1,12)
CR 0,010587 (1,38) 0,013950 (2,04)**
AT -0,144688 (-1,11) -0,181886 (-1,93)*
AGE -0,019564 (-2,18)** 0,001370 (1,02)
Constant 0,457112 (0,73) 0,061645 (0,48)
N 226 226
F atau Wald chi2 F = 1063,32*** Wald chi2 = 4119,43***
Breusch-Pagan test 33,73***
*p<0,10, **p<0,05, ***p<0,01
Sumber: data hasil penelitian (diolah)
Tingkat NTC optimal untuk hasil fixed- empatnya, oleh karenanya tingkat NTC
effects regression dengan variabel dependen optimal ditemukan antara 158 sampai
ROE adalah 387,73 hari, untuk hasil random- dengan 387 hari. Apabila dihitung nilai
effects regression dengan variabel dependen sentral tingkat NTC optimal, maka median
ROE adalah 158,27 hari, untuk hasil fixed- adalah 252 hari dan rata-rata adalah 262
effects regression dengan variabel dependen hari.
NPM adalah 277,40 hari, untuk hasil Oleh karena itu, hasil penelitian ini
random-effects regression dengan variabel menyampaikan satu taksiran yang bagus
dependen NPM adalah 226,17 hari. Dengan untuk tingkat NTC optimal adalah sekitar
menghitung keseluruhan hasil-hasil ke- 255 hari.
Tabel 6
Perhitungan Titik Belok
diperluas menjadi persamaan (3) dan (4), positif untuk NTC2*DCF. Secara lebih rinci
dan hasil estimasinya diperlihatkan pada terlihat pada hasil menggunakan random-
Tabel 7 dan Tabel 8. Tabel 7 menyediakan effects regression, tanda koefisien seperti
hasil pengujian dari pengaruh kendala yang diharapkan, adalah positif untuk NTC
keuangan pada hubungan antara NTC dan (yaitu 0,002306), negatif untuk NTC*DCF
ROE. Kedua hasil fixed-effects regression dan (yaitu -,001687), negatif untuk NTC2 (yaitu -
random-effects regression memperlihatkan 7,34e-06), dan positif untuk NTC2*DCF
tanda koefisien seperti yang diharapkan, (5,62e-06). Terlebih lagi, koefisien-koefisien
yaitu positif untuk NTC dan negatif untuk tersebut adalah signifikan berbeda dengan
NTC*DCF serta negatif untuk NTC2 dan nol pada hasil random-effects regression.
Tabel 7
Pengaruh Kendala Keuangan pada Hubungan antara NTC dan ROE
Fixed-effects regression Random-effects regression
Variabel dependen: ROE
Koef. (t-stat) Koef. (z-stat)
NTC 0,002056 (2,14)** 0,002306 (3,74)***
NTC2 -2,76e-06 (-0,68) -7,34e-06 (-3,79)***
NTC*DCF -0,000512 (-0,56) -,001687 (-3,29)***
NTC2*DCF 7,67e-07 (0,20) 5,62e-06 (2,64)***
SIZE 0,207011 (1,03) -0,009386 (-2,57)**
LEV -1,598709 (-3,04)*** -0,019241 (-0,37)
CR -0,015364 (-0,99) -0,012080 (-1,45)
AT -0,7*67658 (-0,97) -0,233425 (-1,15)
AGE -0,040150 (-1,05) 0,003454 (1,05)
Constant -1,951091 (-0,61) 0,234502 (1,12)
N 226 226
F atau Wald chi2 F = 81,37*** Wald chi2 = 427,64***
Breusch-Pagan test 11,13***
*p<0,10, **p<0,05, ***p<0,01
Sumber: data hasil penelitian (diolah)
Hasil-hasil sejenis juga diperlihatkan ini dan juga pada Tabel 7 mendukung hipo-
untuk variabel dependen NPM pada Tabel tesis penelitian H2 bahwa kendala keuangan
8. Baik fixed-effects regression dan random- berpengaruh pada hubungan kuadratik
effects regression juga memperlihatkan tanda antara manajemen modal kerja dan profita-
koefisien seperti diharapkan, yaitu positif bilitas.
untuk NTC dan negatif untuk NTC*DCF
serta negatif untuk NTC2 dan positif untuk Pembahasan
NTC2*DCF. Secara lebih rinci terlihat pada Penelitian ini menaruh perhatian pada
hasil menggunakan random-effects regression, manajemen modal kerja perusahaan dengan
tanda koefisien seperti yang diharapkan, menghitung net trade cycle (NTC). Hasil me-
adalah positif untuk NTC (yaitu 0,002459), nunjukkan bahwa nilai rata-rata NTC ada-
negatif untuk NTC*DCF (yaitu -0,001093), lah 102,7 hari, yang mengimplikasikan bah-
negatif untuk NTC2 (yaitu -6,52e-06), dan wa perusahaan secara rata-rata memer-
positif untuk NTC2*DCF (3,63e-06). Terlebih lukan sekitar 103 hari untuk mendanai
lagi, koefisien-koefisien tersebut signifikan modal kerjanya. Studi Shin dan Soenen
berbeda dengan nol pada hasil random- (1998) menemukan bahwa rata-rata NTC
effects regression. Oleh karena itu, hasil-hasil adalah sekitar 90 hari pada perusahaan
126 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 3, Nomor 1, Maret 2019: 112 – 129
Amerika. Baños-Caballero et al. (2012) me- Akan tetapi pada perusahaan non
nemukan rata-rata NTC adalah 56 hari pada keuangan yang terdaftar di bursa saham
perusahaan non keuangan di Inggris. Satu Spanyol, Baños-Caballero et al. (2013) mem-
kecurigaan ialah bahwa lebih tingginya perlihatkan bahwa rata-rata (median) NTC
NTC pada perusahaan Indonesia dikarena- adalah 115,19 (91,46) hari, dan median NTC
kan berada di negara dan pasar modal yang untuk sektor manufaktur adalah 100,35 hari.
sedang berkembang.
Tabel 8
Pengaruh Kendala Keuangan pada Hubungan antara NTC dan NPM
Fixed-effects regression Random-effects regression
Variabel dependen: NPM
Koef. (t-stat) Koef. (z-stat)
NTC 0,002237 (3,61)*** 0,002459 (5,29)***
NTC2 -5,08e-06 (-2,32)** -6,52e-06 (-4,40)***
NTC*DCF -0,000885 (-1,59) -0,001093 (-2,72)***
NTC2*DCF 2,66e-06 (1,19) 3,63e-06 (2,32)**
SIZE 0,012138 (0,32) -0,004724 (-1,54)
LEV 0,051336 (0,38) -0,040671 (-0,87)
CR 0,010345 (1,49) 0,010961 (1,76)*
AT -0,116181 (-0,91) -0,162669 (-1,80)*
AGE -0,015804 (-1,86)* 0,001283 (0,95)
Constant 0,222816 (0,37) 0,019321 (0,15)
N 226 226
F atau Wald chi2 F = 978,13*** Wald chi2 = 4,623,80***
Breusch-Pagan test 36,08***
*p<0,10, **p<0,05, ***p<0,01
Sumber: data hasil penelitian (diolah)
median adalah 252 hari dan rata-rata adalah perubahan dalam ukuran manajemen mo-
262 hari. Atas dasar pertimbangan ini, maka dal kerja, yang menjadi semakin terlalu
satu taksiran yang bagus bagi tingkat NTC panjang ataukah sebaliknya menjadi terlalu
optimal adalah sekitar 255 hari. pendek, seharusnya dicurigai kemungkinan
Diskusi ini selanjutnya bisa lebih di- adanya persoalan yang terkait dengan
pertajam lagi. Statistik perusahaan dalam penanganan piutang usaha, persediaan, dan
sampel sebelumnya telah memperlihatkan hutang usaha. Hasil-hasil penelitian ini
nilai rata-rata dan median dari NTC adalah menyarankan agar manajer perusahaan
sekitar 100an hari. Sementara taksiran bagi mencari suatu tingkat investasi modal kerja
tingkat NTC optimal adalah sekitar 255 hari. optimal bagi perusahaannya agar mencapai
Oleh karena itu, lebih banyak perusahaan kinerja profitabilitas yang maksimal.
dalam sampel penelitian ini yang mestinya Berdasarkan pengamatan terhadap
berada dalam posisi yang lebih baik dalam statistik deskriptif dari NTC, terlihat secara
profitabilitas dengan adanya peningkatan pola tren tahunan NTC mengalami sedikit
investasi dalam modal kerja daripada perbedaan pada tahun 2017 dibandingkan
mengusahakan penurunan tingkat modal dengan tahun 2016. Temuan ini kiranya
kerja perusahaan. dapat menyediakan petunjuk awal yang
bagus bagi penelitian mendatang untuk
SIMPULAN DAN SARAN mengeksplorasi pola runtut waktu tahun-ke
Tidak hanya keputusan jangka panjang, tahun dalam periode waktu yang lebih lama
manajemen keuangan perusahaan juga me- dari investasi modal kerja perusahaan
naruh perhatian pada bagaimana manajer manufaktur. Macam penelitian seperti ini
mengelola kegiatan hariannya yang ber- akan menyampaikan manfaat bagi literatur
hubungan dengan keputusan keuangan manajemen modal kerja maupun manajer
jangka pendek. Manajemen modal kerja perusahaan Indonesia.
menunjuk pada hal-hal yang terkait dengan
aktiva lancar seperti piutang usaha dan DAFTAR PUSTAKA
persediaan serta terkait dengan kewajiban Adkins, L. C. dan R. C. Hill. 2011. Using
lancar seperti hutang usaha. Dalam hal ini, Stata for Principles of Econometrics. 4th
manajer perusahaan perlu mengelola modal ed. John Wiley & Sons, Inc.
kerja dengan sebaik-baiknya agar kinerja Afrifa, G. A. 2016. Net Working Capital,
perusahaan yang tinggi dapat terpelihara. Cash Flow and Performance of UK
Hasil penelitian ini menyampaikan SMEs. Review of Accounting and Finance
simpulan bahwa hubungan antara mana- 15(1): 21-44.
jemen modal kerja dan profitabilitas pada Afrifa, G. A. dan K. Padachi. 2016. Working
perusahaan manufaktur terbuka Indonesia Capital Level Influence on SME
bisa dinyatakan dalam hubungan kuadratik Profitability. Journal of Small Business
yang berbentuk pola U terbalik. Peningka- and Enterprise Development 23(1): 44-63.
tan investasi modal kerja akan meningkat- Altaf, N. dan F. A. Shah. 2018. How Does
kan profitabilitas perusahaan ketika tingkat Working Capital Management Affect
modal kerja adalah rendah, namun profita- the Profitability of India Companies?.
bilitas akan menjadi menurun ketika tingkat Journal of Advances in Management
modal kerja adalah terlalu tinggi. Research 15(3): 347-366.
Hasil-hasil penelitian ini menyediakan Baños-Caballero, S., P. J. García-Teruel, dan
manfaat kepada manajer perusahaan dalam P. Martínez-Solano. 2012. How Does
pengelolaan modal kerjanya. Perubahan Working Capital Management Affect
dalam ukuran manajemen modal kerja bisa the Profitability of Spanish SMEs?.
jadi menjadi penanda yang tepat bagi Small Business Economics 39(2): 517-529.
monitoring kesehatan perusahaan. Adanya
128 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 3, Nomor 1, Maret 2019: 112 – 129