You are on page 1of 7

Penyakit Adamantiades-Behcet Koinfeksi dengan Herpes Genital

1
Charly M. M. Korompis, 1Triomega F. X. Sengkey, 2Shienty Gaspersz, 2Nurdjannah
J. Niode

1
PPDS Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi Manado
2
Bagian/KSM Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi/RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Email: charly-melan@yahoo.com

Abstract: Adamantiades-Behcet (AB) disease is a rare multi-systemic inflammatory disorder


with unknown cause. It is characterized by recurrent mucocutaneous ulcer in the mouth and
genitalia, and mostly affects the age group of 20 to 30 ys. Genital lesion of AB must be
differentiated from others caused by sexually transmitted disease, such as genital herpes. Co-
infection of AB with genital herpes is very rare. We reported a male 72-year old, came with
painful ulcers in the mouth and genital area since a week before visit. Symptoms were
recurrent since three years ago. History of arthritis, recurrent headache, eye and skin lesions
were denied. Patient was sexually promiscuous. Physical examination revealed multiple ulcers
on the labium oris sized 0.5cm-1cm, irregular border, base covered by fibrin tissue, associated
with erosion and crust. Multiple ulcers were also found on penile glans, sized 0.1x1x0.2 cm,
irregular border, with pus and necrotic tissue. The ulcers were punched out. Pathergy test and
anti HSV-1 IgM were negative meanwhile anti HSV-1 IgG, anti HSV-2 IgM as well as anti
HSV-2 IgG were positive. Acyclovir 200mg 5x/day for five days, triamcinolone acetonide
lotion bid for the mouth ulcer, NaCl 0,9% dressing applied tid for 30 minutes, and fucidic acid
cream bid were given and the symptoms improved after 10 days. The prognosis was bonam
for ad vitam and dubia for ad functionam and ad sanationam. Conclusion: The diagnosis of
AB was based on the International Criteria for Behcet Disease, with a total score of 4 for the
recurrent ulcer in mouth and genital area. The positive result of anti HSV-1 IgG, anti HSV-2
IgM and anti HSV-2 IgG supported the coinfection with genital herpes. This coinfection of
AB and genital herpes was the first reported in Manado. Immunosenescence was a possible
risk factor of the recurrent genital herpes. Symptomatic and antiviral treatment improved the
symptoms with possible recurrent genital herpes.
Keywords: Adamantiades-Behcet, genital herpes, coinfection

Abstrak: Penyakit Adamantiades-Behçet (AB) merupakan kelainan inflamasi multisistemik


yang tidak diketahui penyebabnya dengan manifestasi mukokutan tersering berupa ulkus
berulang pada mulut dan genital. Penyakit ini terutama terjadi pada usia 20-30an. Lesi genital
pada AB perlu dibedakan dengan ulkus genital akibat infeksi menular seksual termasuk herpes
genitalis. Koinfeksi AB dan herpes genitalis jarang terjadi. Kami melaporkan kasus seorang
laki-laki, usia 72 tahun, dengan keluhan luka di bibir dan kelamin yang nyeri sejak 1 minggu
lalu, bersifat hilang-timbul selama 3 tahun terakhir. Riwayat nyeri sendi, sakit kepala
berulang, serta kelainan kulit disangkal. Terdapat riwayat promiskuitas yang tinggi. Pada
pemeriksaan fisik di regio labialis oris ditemukan ulkus multipel, diameter ±0,5-1 cm, tepi
tidak teratur, dasar tertutup jaringan fibrin, dengan erosi dan krusta. Di regio glans penis
ditemukan ulkus multipel, ukuran bervariasi ± 1x2x0,2cm, tepi tidak teratur, dasar tertutup pus
dan jaringan nekrotik, terdapat punch out dan erosi. Tes patergi negatif. Pemeriksaan anti
HSV-1 IgM (-), anti HSV-1 IgG (+), anti HSV-2 IgM dan IgG (+). Terapi asiklovir 5 x 200
mg/hari selama 5 hari, salep triamsinolon asetonid 2 kali oles, kompres terbuka NaCl 0,9% 3 x

126
Korompis, Sengkey, Gaspersz, et al: Penyakit adamantiades-Bechet ... 127

30 menit/hari, krim asam fusidat 2 kali oles, memberikan perbaikan klinis setelah 10 hari
pengobatan. Prognosis quo ad vitam bonam, quo ad functionam, quo ad sanationam ad dubia.
Simpulan: Pada kasus ini, diagnosis AB ditegakkan berdasarkan International Criteria for
Behcet Disease yaitu ditemukannya ulkus berulang di mulut dan di genital, masing-masing
mendapat nilai 2, sehingga nilai total ialah 4. Ditemukannya anti HSV-1 IgG, anti HSV-2 IgG
dan IgM positif, menunjang diagnosis tambahan herpes genital (rekuren). Koinfeksi AB
dengan herpes genital baru pertama kali dijumpai di Manado. Keadaan immunosenescence
kemungkinan menjadi faktor pencetus terjadinya rekurensi herpes genital. Pasien sembuh
dengan terapi simtomatis dan antivirus, meskipun kemungkinan rekurensi dapat terjadi lagi.
Kata kunci: Adamantiades-Behcet, herpes genital, koinfeksi

Penyakit Adamantiades-Behçet (AB) meru- rekurensi infeksi HSV.11 Manifestasi klinis


pakan kelainan inflamasi sistemik yang biasanya didahului rasa terbakar dan gatal
belum diketahui penyebabnya dan diklasi- di daerah lesi yang terjadi beberapa jam
fikasikan sebagai vaskulitis sistemik pada sebelum timbulnya lesi. Lesi pada kulit
semua tipe dan bentuk pembuluh darah.1 berbentuk vesikel berkelompok dengan
Penyakit ini biasanya terjadi pada dekade dasar eritem. Vesikel mudah pecah dan
ketiga baik pada laki-laki maupun perem- menimbulkan erosi multipel. Timbulnya
puan, namun dapat juga terjadi pada usia lesi dapat disertai dengan gejala konstitu-
muda atau tua.2 Etiopatogenesis AB masih sional berupa demam, malaise, dan nyeri
belum diketahui, diduga berhubungan otot.8 Beberapa pemeriksaan penunjang
dengan faktor genetik.1,3 Diagnosis AB yang tersedia antara lain tes Tzank dan
ditegakkan berdasarkan International pemeriksaan serologik.7
Criteria for Behçet Disease (ICBD), dengan Sepengetahuan penulis, kejadian koin-
menilai lesi berulang di mata, mulut, genital, feksi antara AB dengan herpes genitalis
kulit, serta tes patergi. Bila skor ≥4 maka rekuren belum pernah dilaporkan. Berikut
diagnosis AB dapat ditegakkan.1,4,5 ini dilaporkan satu kasus Adamantiades-
Herpes genitalis tergolong infeksi Behçet koinfeksi dengan herpes genitalis
menular seksual yang disebabkan oleh rekuren pada seorang pasien laki-laki
Herpes simplex virus (HSV) terutama tipe berusia 72 tahun.
2, dapat juga oleh tipe 1. Gejala khas
berupa vesikel atau erosi berkelompok LAPORAN KASUS
dengan dasar eritema, dan bersifat reku- Seorang laki-laki, berusia 72 tahun
ren.6-8 Bila seseorang terpajan HSV, maka dikonsultasikan ke Bagian Kulit dan
infeksi dapat berbentuk episode I infeksi Kelamin dari Bagian Penyakit Dalam
primer (inisial), episode I non-infeksi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou dengan
primer, infeksi rekuren, dan asimtomatik. keluhan utama luka-luka di mulut dan
Infeksi rekuren biasanya terjadi karena kelamin yang terasa nyeri.
adanya faktor pencetus sehingga virus Berdasarkan anamnesis didapatkan
mengalami reaktivasi dan multiplikasi luka-luka di dalam mulut dan kelamin yang
kembali dengan kelainan klinis yang tidak nyeri dialami sejak 1 minggu lalu yang
seberat infeksi primer.8 timbulnya hampir bersamaan. Terdapat
Imunitas pejamu, terutama sistem riwayat demam sebelum timbul luka.
imunitas seluler, berperan penting terhadap Pasien mengeluh sulit makan karena luka-
risiko infeksi, derajat penyakit, dan risiko luka di mulut terasa nyeri dan badan
rekurensi HSV.9,10 Pada usia lanjut terjadi menjadi lemas. Keluhan luka pada mulut
penurunan berbagai fungsi fisiologik dan kelamin ini sudah dialami 4 kali sejak
termasuk sistem imun seluler dan humoral 3 tahun terakhir dan keduanya hampir
secara bertahap sebagai akibat proses selalu bersamaan. Riwayat timbul lepuh-
penuaan (immunosenescence) yang dapat lepuh di mulut atau di kelamin saja
memengaruhi manifestasi klinis dan sebelumnya, disangkal pasien. Riwayat
128 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 10, Nomor 2, Juli 2018, hlm. 126-132

gangguan penglihatan sebelumnya diakui berkelompok, disertai erosi (Gambar 1).


pasien, tetapi sudah dilakukan operasi Pemeriksaan penunjang yang dilaku-
katarak. Riwayat nyeri sendi disangkal. kan ialah pemeriksaan laboratorium yang
Pasien beberapa kali berobat ke dokter mendapatkan leukositosis 10.720/μL, eri-
untuk keluhan ini, membaik setelah trosit 2,89. 106 juta μL, hemoglobin 9,7
diberikan pengobatan berupa obat minum g/dL, hematokrit 28,0%, ureum 93 mg/dL,
dan obat oles (pasien lupa nama obatnya) kreatinin 2,9 mg/dL. Pemeriksaan dengan
tetapi kambuh lagi. pewarnaan Gram pada sediaan yang
Status pernikahan yaitu pasien sudah 3 diambil dari ulkus memperlihatkan adanya
kali menikah. Istri dari pernikahan ke-1 PMN kokus Gram positif, kokus Gram
sudah cerai; istri dari pernikahan ke-2 negatif, sedangkan school of fish dan tes
sudah meninggal; dan isteri dari pernikahan patergi negatif. Hasil pemeriksaan sero-
yang ke-3 sudah meninggal 10 tahun yang logik untuk IgM anti HSV-1 (-), IgG anti
lalu. Mengenai rwayat seksual, hubungan HSV-1 (+), IgM dan IgG anti HSV-2 (+).
seksual terakhir 10 tahun yang lalu dengan Hasil pemeriksaan VDRL dan TPHA (-).
istri ke-3 secara kelamin-kelamin tanpa Diagnosis banding untuk pasien ini
menggunakan kondom. Riwayat hubungan ialah ulkus mole dan sifilis stadium I
seksual oro-genital dengan istri tidak ada. sedangkan diagnosis akhir ialah AB koin-
Terdapat riwayat hubungan seksual selain feksi dengan herpes genitalis rekuren.
dengan istri (beberapa pasangan seks yang Diagnosis dari Bagian Interna ialah
berlawanan jenis). Pada riwayat penyakit gastropati uremikum dengan diagnosis
dahulu, pasien memiliki riwayat sakit darah banding diabetikum, diabetes melitus tipe
tinggi dan kencing manis sejak 3 tahun 2, congestive heart failure fc 2 et causa
terakhir dan berobat teratur. Terdapat juga hypertension heart disease dengan diagno-
riwayat penyakit ginjal 1 bulan terakhir. sis banding coronary artery disease, hiper-
Mengenai riwayat keluarga, hanya pasien ensi terkontrol, chronic kidney disease et
yang sakit seperti ini. Riwayat alergi causa hipertensi nefrosklerosis dengan
makanan dan obat-obatan disangkal. diagnosis banding diabetic kidney disease.
Riwayat atopi yaitu bersin-bersin pagi hari, Penatalaksanaan non medikamentosa
alergi debu dan riwayat asma disangkal. ialah menjelaskan tentang penyakit dan
Riwayat sosial ekonomi dan kebiasaan faktor-faktor pencetusnya serta menjelas-
yaitu pasien sudah pensiun dari pekerjaan kan bahwa kemungkinan penyakit dapat
sebagai ABRI, dan aktivitas sehari-hari berulang kembali. Penatalaksanaan medi-
mengikuti kegiatan kemasyarakatan. kamentosa ialah asiklovir 5 x 200 mg/hari
Pada pemeriksaan fisik didapatkan selama 5 hari, dental paste triamsinolon
status generalis yaitu keadaan umum asetonid 0,1% (untuk luka di dalam mulut),
tampak sakit, kesadaran kompos mentis, kompres terbuka dengan NaCl 0,9% 3x30
tanda vital dalam batas normal; kepala, menit. Terapi dari Bagian Penyakit Dalam
leher, toraks, abomen, ekstremitas dalam ialah IVFD NaCL 0,9% : EAS Primer =
batas normal. Pada status dermatologis 1:1, 14 gtt/ menit, Novorapid 3x4 IU bila
didapatkan regio labialis oris dengan ulkus kadar gula darah >200 mg/dL, asam folat
multipel, berbentuk bulat, diameter ±0,5-1 2x400 mg, bikarbonas natrikus 3x500 mg,
cm, batas tegas, dan dasar tertutup jaringan amlodipin 5 mg 1-0-0, ranitidin 2x50 mg,
fibrin. Sekitar ulkus tampak kemerahan, Nitrokaf Retard 2x2,5 mg kapsul,
dengan erosi dan krusta. Generalisata tidak simvastatin 20 mg 0-0-1, alopurinol 100
didapatkan purpura. Pada status venereo- mg 0-0-1, klindamisin 3x300 mg kapsul,
logis didapatkam regio glans penis dengan asam fusidat krim 2xoles, parasetamol
ulkus dangkal, multipel, berbentuk tidak 3x500 mg, asam traneksamat 3x500 mg.
beraturan, ukuran bervariasi ± 1x2x0,2cm, Prognosis pasien ini ialah quo ad vitam
lesi dengan punch out dan erosi. Sebe- bonam, quo ad functionam bonam, quo ad
lumnya terdapat vesikel berisi cairan jernih, sanationam dubia.
Korompis, Sengkey, Gaspersz, et al: Penyakit adamantiades-Bechet ... 129

BAHASAN pasangan seks di luar pernikahan.


Adamantiades-Behçet merupakan pe- Manifestasi klinis yang paling sering
nyakit kronis dengan relaps yang tergolong pada pasien dengan AB yaitu ulkus aftosa
dalam vaskulitis sistemik. Penyebabnya pada mulut dan genital yang berulang, lesi
tidak diketahui, meskipun terdapat dugaan multipel, nyeri, diameter 1-3 cm, batas
bahwa mekanisme imun (autoimun) dan tegas, dasar tertutup jaringan fibrin, serta
faktor genetik (HLA-B5 dan HLA-DR5 sekitar lesi eritem.1 Manifestasi klinis pada
alloantigen) berperan pada penyakit ini. herpes genitalis yaitu ditemukan vesikel
Beberapa organism patogen seperti HSV-1 berkelompok, pustul, dan ulkus eritem.9
dan Streptococcus sanguis dapat pula Pada kasus ini, manifestasi klinis yang
menjadi faktor pencetus. Manifestasi klinis ditemukan ialah adanya ulkus aftosa yang
yang paling sering berupa ulkus oral multipel, bentuk bulat, diameter ±0,5-1 cm,
rekuren, ulkus genital rekuren, lesi kulit, batas tegas, dasar tertutup jaringan fibrin.
lesi okular dan artritis/artropati. Dapat juga Sekitar ulkus tampak kemerahan, dengan
ditemukan gangguan vaskuler, gastro- erosi dan krusta di region labialis. Pada
intestinal, neurologi, psikiatri, paru, ginjal, regio glans penis terdapat ulkus dangkal,
jantung, epididimitis, serta gejala lainnya.1 multipel, bentuk tidak beraturan, ukuran
Infeksi herpes simpleks merupakan bervariasi ± 1x2x0,2cm, lesi yang punch
kelainan pada daerah orolabial (herpes out, dan adanya erosi. Ulkus dangkal
orolabial) serta daerah genital dan sekitar- tersebut berasal dari vesikel, berisi cairan
nya (herpes genitalis) yang disebabkan oleh jernih, berkelompok, yang kemudian pecah.
HSV dengan gejala khas berupa vesikel Sebelum timbul lesi kulit, biasanya didahu-
berkelompok diatas dasar eritema dan lui rasa terbakar dan gatal di daerah lesi.
bersifat rekuren. Herpes genitalis terutama Setelah lesi timbul dapat disertai gejala
disebabkan oleh HSV-2. Tergantung dari konstitusi seperti malaise, demam dan nyeri
cara berhubungan seksual maka herpes otot. Lesi kulit berbentuk vesikel yang
genitalis juga dapat disebabkan oleh HSV- berkelompok dengan dasar eritem. Vesikel
1, dan sebaliknya herpes labialis juga dapat ini mudah pecah dan menimbulkan erosi
disebabkan oleh HSV-2.7 atau ulkus dangkal yang multipel.
Adamantiades-Behçet biasanya dimu- Pemeriksaan laboratorium pada AB
lai pada usia 30-40 tahun. Rasio laki-laki tidak spesifik.5 Terdapat perubahan nilai
dan perempuan hampir sama tetapi laki-laki limfosit dan neutrofil yang ditandai dengan
sering memiliki gejala yang lebih berat.1 meningkatnya jumlah leukosit seperti pada
Herpes simpleks virus menyerang baik kasus ini disertai dengan anemia. Pemerik-
laki-laki maupun perempuan dengan saan laboratorium lain dalam batas normal
frekuensi yang tidak jauh berbeda, dan dan tidak ditemukan keterlibatan sistemik.
biasanya terjadi pada dekade II atau III, Pemeriksaan khusus berupa tes patergi
serta berhubungan dengan peningkatan dilakukan dengan pemberian trauma minor
aktivitas seksual.7 (prick) pada kulit menggunakan jarum 20-
Pasien ini seorang laki-laki berusia 72 gauge atau injeksi larutan garam fisiologis
tahun dengan keluhan luka-luka di dalam (NaCl) sebanyak 0,1 ml secara intrakutan
mulut dan kelamin yang terasa nyeri sejak tanpa disinfeksi sebelumnya. Skin prick
1 minggu yang lalu, yang timbulnya hampir dilakukan dengan sudut 45⁰C atau 3-5 mm
bersamaan dan terdapat riwayat demam. intrakutan pada daerah volar lengan.
Keluhan luka pada mulut dan kelamin ini Timbulnya papul atau pustul dalam 24-48
sudah sekitar 4 kali dialami oleh pasien jam pada area injeksi dianggap sebagai
sejak 3 tahun terakhir dan kedua luka ini hasil positif dan memiliki spesifi-sitas
timbul hampir selalu bersamaan. Riwayat 98,4% untuk AB.1,6 Pemeriksaan histo-
adanya lepuh-lepuh di mulut dan kelamin patologik pada AB menunjukkan gam-
sebelumnya diragukan pasien. Selain itu, baran vaskulitis leukositoklastik, trombosis,
terdapat riwayat promiskuitas dengan infiltrasi netrofil perivaskular dengan
130 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 10, Nomor 2, Juli 2018, hlm. 126-132

endothelial swelling, dan ekstravasasi sebagian kasus dapat memiliki gejala yang
eritrosit.1,5 tidak khas. Namun, pemeriksaan ini belum
Pada kasus ini terdapat leukositosis tersedia secara luas sehingga tidak dilaku-
(hitung leukosit 10.720/μL) dan anemia kan. Pemeriksaan yang dilakukan ialah
ringan (kadar hemoglobin 9,7 g/dL), pemeriksaan serologik anti HSV-1 dan 2,
sedangkan hasil tes patergi negatif. IgM dan IgG.13,14 Sebelum diagnosis
Pemeriksaan histopatologik tidak dilakukan ditegakkan, lesi ulkus pada AB didiagnosis
mengingat usia pasien dan keadaan banding dengan herpes genitalis. Pada AB
umumnya lemah. Pada herpes genitalis, ditemukan ulkus oral rekuren dan ulkus
pemeriksaan serologis antibodi terhadap genital rekuren yang nyeri. Pada herpes
HSV 1 dan 2 berupa IgM dan IgG anti genitalis rekuren/sekunder terdapat ulkus
HSV-1 dan HSV-2. Pemeriksaan serologis multipel yang biasanya didahului dengan
pada pasien ini menunjukkan anti HSV-1 vesikel bergerombol dan mudah pecah.
IgM (negatif), anti HSV-1 IgG (positif), Pasien ini didiagnosis akhir sebagai
anti HSV-2 IgM (positif), dan anti HSV-2 Adamantiades Behçet koinfeksi dengan
IgG (positif). 12-14 herpes genitalis rekuren berdasarkan skor
Diagnosis Adamantiades-Behçet dite- ICBD 4, gambaran klinis yang sesuai
gakkan berdasarkan International Criteria dengan lesi herpes genitalis rekuren,
for Behçet Disease (ICBD) yaitu lesi antibodi IgG dan IgM HSV-2 yang positif,
berulang di mata berupa uveitis atau serta gambaran klinis yang menunjang
vaskulitis retina, ulkus di mulut yang untuk herpes genitalis.1
berulang setidaknya 3x dalam 12 bulan, Pasien ini tergolong usia lanjut atau
dan ulkus genital (lokasi penis, skrotum, geriatri yang mudah mengalami penurunan
vagina, labia, anal, perianal); jika positif status imun atau immunosenescence.
masing-masing diberi skor 2. Lesi kulit Immunosenescence merupakan suatu proses
berulang seperti eritema nodosum, pseudo- kompleks yang ditandai dengan penurunan
folikulitis atau lesi papulopustular, mani- fungsi sistem imun seseorang seiring
festasi sistem saraf pusat, vaskular bertambahnya usia. Gangguan sistem imun
(vaskulitis, varises, aneurisma), dan tes yang terjadi, terutama sistem imun seluler,
patergi positif masing-masing diberi skor 1. yang dapat memengaruhi manifestasi klinis
Apabila skor ≥4 diagnosis maka diagnosis dan rekurensi infeksi HSV.11
AB dapat ditegakkan.1,4 Pada kasus ini Penatalaksanaan AB tergantung lokasi
skor ICBD yang didapat ialah 4 terdiri dari dan derajat keparahan.1 Terapi topikal
ulkus pada mulut yang hilang timbul, nyeri, dapat berupa bahan kaustik (perak nitrat 1-
sudah berulang 4x dalam 1 tahun terakhir, 2%, hidrogen peroksida 0,5%), antiseptik
dan ulkus berulang di glans penis, sehingga atau obat antiinflamasi topikal (obat kumur
kasus ini didiagnosis sebagai AB. klorheksidin 1-2%, triklosan 0,1%), korti-
Untuk menegakkan diagnosis kasus kosteroid topikal 4 kali per hari, anestesi
herpes genitalis, bila memungkinkan ditun- topikal (lidokain 2-5%) 2-3 kali per hari
jang dengan pemeriksaan laboratorium untuk mengurangi rasa nyeri. Dapat
berupa tes Tzank, kultur, dan pemeriksaan diberikan kombinasi steroid topikal dan
serologik.7 Tes Tzank merupakan pemerik- antibiotik topikal selama 7 hari pada kasus
saan laboratorium yang paling sederhana yang ringan. Terapi herpes genitalis reku-
dengan pengecatan Giemsa atau Wright, ren yaitu asiklovir 200mg per oral 5x sehari
dimana akan terlihat sel raksasa berinti selama 5 hari dan terapi simtomatis.15
banyak.13 Spesimen untuk pemeriksaan Pasien diberikan tablet asiklovir 5x200 mg
diambil dari vesikel; oleh karena itu selama 5 hari, kompres terbuka dengan
pemeriksaan Tzank tidak dilakukan pada NaCl 0,9% 3x30 menit untuk perawatan
kasus ini karena sudah tidak terdapat lesi luka, krim asam fusidat 2xoles /hari untuk
vesikel. Pemeriksaan yang paling sensitif luka di daerah kelamin, dan dental pasta
ialah dengan cara kultur, mengingat triamsinolon asetonid 2 kali oles sehari
Korompis, Sengkey, Gaspersz, et al: Penyakit adamantiades-Bechet ... 131

untuk luka di mulut. Menurut acuan kelamin sembuh (Gambar 3). Sepuluh hari
pustaka, ulkus oral biasanya mengalami paska pengobatan, pasien telah mengalami
penyembuhan spontan dalam 4 hari hingga perbaikan.
1 bulan, sedangkan ulkus genital bertahan Prognosis pada kasus ini quo ad vitam
lebih lama. Evaluasi pada hari ke-3 menun- quo ad functionam ad bonam, quo ad
jukkan perbaikan, terutama lesi di mulut sanationam dubia karena kedua penyakit
(Gambar 2). Pada evaluasi hari ke-10 tersebut bisa terjadi rekurensi.
ditemukan ulkus di mulut dan ulkus di

Gambar 1. Pemeriksaan hari ke-1.

Gambar 2. Pemeriksaan hari ke-5

Gambar 3. Pemeriksaan hari ke-10


132 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 10, Nomor 2, Juli 2018, hlm. 126-132

DAFTAR PUSTAKA Menular Seksual (4th ed). Jakarta:


1. Zouboulis CC. Adamantiades-Behçet disease. Balai Penerbit FKUI, 2014; p.125-39.
In: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest 9. Marques AR, Cohen JI. Herpes simplex. In:
BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, Goldsmith LA, Katz LI, Gilchrest BA,
editors. Fitzpatrick’s Dermatology in Paleer AS, Leffel DJ, Wolff K, editors.
General Medicine (8th ed). New York: Fitzpatrick’s Dermatology in General
McGraw Hill, 2012; p. 2033-42. Medicine (8th ed). New York: McGraw
2. Addimanda O, Pazzola G, Pipitone N, Hill Companies, 2012; p. 2367-82.
Salvarani C. Epidemiology of Behçet 10. Lawrency C, Wald A. Genital herpes. In:
syndrome. In: Emmi L, editor. Behçet’s Holmes KK, Sparling PF, Cox N,
Syndrome from Pathogenesis to Stamm W, editors. Sexually
Treatment. Milan: Springer, 2014; p. Transmitted Disease (4th ed). New
17-24. York: McGraw Hill, 2008; p. 399-429.
3. Türsen Ü. Pathophisiology of the Behçet’s 11. Gruver AL, Hudson L, Sempowski GD.
disease. Pathology Research Inter Immunosenescense of ageing. J Pathol.
national. 2012. doi:10.1155/2012/ 2007;211(2):144-56.
493015. 12. Murtiastutik D, Barakbah J, Lumintang
4. Kronborg C, Mahar PD, Kelly R. Should we H, Martodihardjo S. Buku Ajar
keep changing the diagnostic criteria Infeksi Menular Seksual. Surabaya:
for Behçet disease? Dermatology. Airlangga University Press, 2008.
2014; 228:1-4. 13. LeGoff J, Pere H, Belec L. Diagnosis of
5. Alnaimat FA, Diamond HS, Lisse JR. genital herpes simplex virus infection
Behçet disease. emedicine journal. in the clinical laboratory. Virol J.
2014. Available from: emedicine. 2014;11:83.
medscape.com. 14. Singh A, Preiksaitis J, Romanowski B. The
6. Sequeira FF, Daryani D. The oral and skin laboratory diagnosis of herpes simplex
pathergy test. Indian J Dermatol virus infections. Can J Infect Dis Med
Venereol Leprol. 2011;77(4):526-30. Microbiol. 2005;16(2):92-8.
7. Daili SF. Herpes genitalis pada immune- 15. Kementerian Kesehatan RI Direktorat
kompromais. In: Daili SF, Makes WIB, Jenderal Pengendalian Penyakit dan
editors. Infeksi Virus Herpes. Jakarta: Penyehatan Lingkungan. Pedoman
Balai Penerbit FKUI, 2002; p. 89-99. nasional penanganan infeksi menular
8. Saiful SF. Herpes genitalis. In: Daili SF, seksual 2011. Jakarta: Direktur Jenderal
Makes WIB, Zubier F, editors. Infeksi PP dan PL, 2011.

You might also like