You are on page 1of 11

PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP KINERJA INDEKS HARGA

SAHAM GABUNGAN (IHSG) DAN GOVERNMENT BONDS


(Studi pada Negara Indonesia Tahun 2015-2017)

Ulis Sa’adah
Suhadak
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas
Brawijaya
Malang
Email: ulissaadah24@gmail.com

ABSTRACT

Macroeconomics and capital markets have a very important role for a country's economic progress.
Macroeconomic policies will have an impact on capital market movements. The capital market is a place for
investors to channel funds that have excess funds to those who lack funds. Composite Stock Price Index
(CSPI) is a market trend that illustrates the tendency of a stock price that is always seen by investors. The
existence of investment makes an industry in a country will develop, progress, and be more productive.
These investments can be in the form of stocks and bonds. This type of research used in this research is
explanatory research. The location of the study was conducted in Indonesia. The data used are secondary
data on inflation, interest rates, exchange rates, CSPI, trade volume, trade capitalization, and the frequency
of trade in 20152017. The data analysis technique used in this study was Part Least Square (smartPLS
2.3.8). Tests on Part Least Square for this study are based on evaluating the outer model and inner model.
Hypothesis testing uses t-statistical results on the coefficient path results in the bootstrapping test. The
results in this study can be concluded that macroeconomics influences the performance of the Composite
Stock Price Index (CSPI). Macroeconomics has no effect on government bonds. The Performance of the
Composite Stock Price Index (CSPI) has an effect on government bonds.

Key words: Macroeconomic, Performance of Composite Stock Price Index (CSPI), Government Bonds,
tstatistic, Indonesia.

ABSTRAK

Makroekonomi dan pasar modal memiliki peranan yang sangat penting untuk kemajuan ekonomi suatu
negara. Kebijakan makroekonomi akan berdampak pada pergerakan pasar modal. Pasar modal merupakan
tempat untuk investor menyalurkan dana yang mempunyai kelebihan dana kepada pihak yang kekurangan
dana. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan trend pasar yang menggambarkan kecenderungan
suatu harga saham yang selalu dilihat oleh investor. Adanya investasi menjadikan suatu industri dalam suatu
negara tersebut akan berkembang, maju, dan lebih produktif. Investasi tersebut dapat berupa saham dan
obligasi (Bond). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research. Lokasi
penelitian dilakukan di negara Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder mengenai inflation,
interest rate, exchange rate, IHSG, volume perdagangan, kapitalisasai perdagangan, dan frekuensi
perdagangan tahun 2015-2017. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Part Least
Square (smartPLS 2.3.8). Uji pada Part Least Square untuk penelitian ini didasarkan pada evaluasi outer
model dan inner model. Pengujian hipotesis menggunakan hasil t-satistic pada hasil coefficient path pada uji

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 73 No. 1 Agustus 2019| 151 administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


bootstrapping.Hasil dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa makroekonomi berpengaruh terhadap
kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Makroekonomi tidak berpengaruh terhadap government
bonds. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpengaruh terhadap government bonds.

Kata Kunci: Makroeknomi, Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Government Bonds,
tstatistic, Indonesia.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 73 No. 1 Agustus 2019| 152 administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


PENDAHULUAN (Government Bonds). Obligasi pemerintah
Secara umum pasar modal adalah tempat (government bonds) merupakan bagian dari
atau sarana bertemunya pembeli dan penjual surat utang negara yang diterbitkan oleh
untuk melakukan permintaan dan penawaran Pemerintah Republik Indonesia. Zubir
atas instrumen keuangan dalam jangka menjelaskan (2012:3) bahwa “Obligasi
panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Pemerintah (Government Bonds) adalah surat
Undang-undang utang pemerintah kepada pihak lain yang akan
Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 digunakan untuk mendanai pembangunan”.
mendefinisikan pasar modal sebagai “ Obligasi pemerintah (Government Bonds)
Kegiatan yang bersangkutan dengan dipandang mempunyai resiko yang lebih
penawaran umum dan perdagangan efek, rendah dibandingkan dengan obligasi
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek korporasi atau perusahaan. Awalnya, masalah
yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi government bonds digunakan untuk memenuhi
yang berkaitan dengan efek”. Pasar modal kebutuhan perbankan sebagai konsekuensi
memiliki beberapa instrumen yang disebut krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997
sebagai efek atau surat berharga. Surat dan selain itu government bonds digunakan
berharga tersebut adalah berupa saham, untuk menutup anggaran defisit pemerintah.
obligasi, bukti right, bukti waran serta produk Obligasi merupakan investasi jangka
turunan (derivative). Diantara instrumen pasar panjang. Pemegang obligasi dapat
modal tersebut salah satu yang banyak memperjualbelikan obligasinya kepada pihak lain
diminati masyarakat selain saham adalah sebelum obligasi tersebut jatuh tempo sesuai
obligasi. dengan nilai harga pasar. Harga obligasi di pasar
Pasar obligasi memiliki peran penting dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai
sebagai salah satu alternatif sumber parinya. Banyak faktor makroekonomi yang
pembiayaan di masa pertumbuhan ekonomi mempengaruhi nilai obligasi (bond). Faktor yang
dunia di saat ini. “Obligasi (bond) merupakan mempengaruhi perubahan nilai obligasi di pasar
sekuritas yang diterbitkan dalam kaitannya adalah perubahan suku bunga deposito.
dengan pengaturan pinjaman. Peminjam Menurut Sukanto (2009) dalam
menerbitkan (atau menjual) obligasi kepada penelitiannya menyatakan “Tingkat suku bunga
pemberi pinjaman demi sejumlah uang tunai” deposito berpengaruh negatif terhadap harga
(Bodie, 2014:459). Perkembangan pasar obligasi pemerintah”. Artinya, jika tingkat suku
obligasi di Indonesia memperlihatkan bunga itu lebih tinggi maka para investor akan
peningkatan yang berarti sebagai alat investasi lebih memilih untuk menempatkan dananya di
dalam instrumen keuangan. deposito dan jika tingkat suku bunga deposito
Perusahaan yang membutuhkan dana lebih rendah maka para investor akan memilih
untuk mengembangkan bisnisnya juga mulai untuk membeli obligasi pemerintah (government
melirik alternatif obligasi, karena penerbitan bonds). Makroekonomi selain suku bunga
obligasi lebih mudah dan fleksibel (interest rate) yang dapat mempengaruhi obligasi
dibandingkan dengan prosedur pinjaman di adalah Inflasi. Inflasi menggambarkan keadaan
bank. Menurut Zubir (2012:1) dijelaskan dimana harga-harga secara umum mengalami
bahwasanya “Obligasi adalah surat utang yang kenaikan dan banyaknya uang yang beredar di
diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan masyarakat. Menurut Mishkin (2011:13) “Inflasi
untuk mendapatkan dana. Pihak penerbit (inflation) yaitu kenaikan tingkat harga yang
obligasi tersebut akan membayarkan sejumlah terjadi secara terus-menerus, memengaruhi
bunga atau sering juga disebut sebagai individu, pengusaha dan pemerintah”.
Coupont”. Teori investasi menjelaskan bahwa jika
Pihak yang dapat menerbitkan obligasi inflasi mengalami kenaikan maka masayarakat
selain perusahaan atau korporasi adalah negara akan lebih memilih untuk konsumsi daripada
atau pemerintah juga dapat menerbitkan berinvestasi. Sehingga daya beli obligasi juga
obligasi yang dikenal dengan obligasi negara akan menurun. Nilai tukar (exchange rate) adalah

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 73 No. 1 Agustus 2019| 153 administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


salah satu makroekonomi yang dapat
mempengaruhi permintaan obligasi di indonesia. 1. Inflasi (Inflation)
Jika kurs rupiah terhadap USD turun maka Menurut Mishkin (2010:13) inflasi
permintaan obligasi akan meningkat. Dan begitu (inflation) adalah “Kenaikan tingkat harga
juga sebaliknya jika kurs rupiah terhadap USD yang terjadi secara terus-menerus,
naik maka permintaan obligasi akan menurun memengaruhi individu, pengusaha, dan
dikarenanakan masyarakat akan lebih memilih pemerintah”. Pengertian tersebut menjelaskan
berinvestasi terhadap USD. Indeks Harga Saham bahwa inflasi merupakan suatu hubungan
Gabungan (IHSG) atau Jakarta Composite Index, antara uang beredar dan tingkat harga.
merupakan salah satu indeks pasar saham yang Kenaikan uang beredar secara terusmenerus
digunakan oleh Bursa Efek Indonesia. Indeks menjadi faktor penting yang dapat
harga saham gabungan mencerminkan transaksi mengakibatkan kenaikan tingkat harga secara
yang terjadi pada saham-saham di bursa. Menurut terus menerus. Inflasi dengan pertumbuhan
Hadi (2013:188) menjelaskan bahwasanya “ uang beredar mempunyai hubungan positif.
Indeks harga saham gabungan (Composite Stock 2. Suku Bunga (Interest Rate)
Price Index = CSPI) merupakan suatu nilai yang
Boediono menjelaskan (2017:76) bahwa
untuk mengukur kinerja kerja saham yang tercatat
“Suatu pengertian dasar dari tingkat bunga
di suatu bursa efek”. Sukanto (2009) dalam
yaitu sebagai harga dari penggunaan uang untuk
penelitiannya menunjukkan Indeks Harga Saham
jangka waktu tertentu”. Berdasarkan pengertian
Gabungan berpengaruh terhadap harga obligasi
tersebut dapat dimengerti bahwa interest rate
pemerintah Indonesia. Hal ini disebabkan
adalah suatu harga yang harus dibayar apabila
banyaknya dana obligasi pemerintah yang
terjadi suatu pertukaran antara satu rupiah
diportofoliokan pemerintah pada lantai bursa.
sekarang dengan satu rupiah yang akan datang.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan
Fahmi (2014:244) menjelaskan bahwa “Dimana
tersebut, akhirnya peneliti mengambil judul
jika bunga deposito dinaikkan maka ini akan
“Pengaruh Makroekonomi terhadap Kinerja
menyebabkan terserapnya dana masyarakat ke
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan
perbankan atau masyarakat lebih cenderung
Government
untuk mendepositokan uang yang dimiliki
Bonds (Studi pada Negara Indonesia tahun daripada dipakai untuk bisnis atau investasi”.
20152017)”. 3. Nilai Tukar (Exchange Rate)
Van Hoose dan Miller dalam Natsir
KAJIAN PUSTAKA Makroekonomi
(2014:302) menjelaskan bahwa “Exchange rate
Sagir (2009:24) menyatakan bahwa
is the price of one nation currency in terms of
“Ekonomi makro merupakan cabang dari
the currency of another country”. Perubahan
disiplin ilmu pengetahuan ekonomi tentang
nilai tukar akan berpengaruh terhadap
pengamatan aktivitas sekumpulan pelaku
perekonomian dan kehidupan suatu negara.
ekonomi tertentu terkait dengan skesma
Mankiw (2012:193194) menyatakan “Nilai
pertukaran uang dan komoditas dalam ruang
tukar nominal (nominal exchange rate) adalah
lingkup kenegaraan”. Machfudz (2016:2)
nilai yang digunakan seseorang saat menukar
berpendapat makroekonomi adalah “alat
mata uang suatu negara dengan mata uang
bantu untuk memecahkan permasalahan
negara lain. Nilai tukar riil (riil exchange rate)
secara makro atau menyeluruh”.
adalah nilai yang digunakan seseorang saat
Berdasarakan dua teori diatas dapat
menukarkan barang dan jasa dari suatu negara
disimpulkan bahwa makroekonomi adalah
dengan barang dan jasa dari negara lain.”
ilmu ekonomi yang mempelajari mekanisme
Pengertian diatas menjelaskan bahwasanya nilai
bekerjanya perekonomian secara keseluruhan.
tukar terdiri dari dua jenis, yaitu nilai tukar
Beberapa contoh dari makroekonomi adalah
nominal (exchange rate nominal) dan nilai
inflasi, nilai tukar, tingkat suku bunga,
tukar riil (exchange rate riil).
pengangguran, investasi, pendapatan nasional,
neraca pembayaran internasional.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 73 No. 1 Agustus 2019| 154 administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


Investasi dapat diartikan bahwa saham adalah bukti
Menurut Sukirno (2015:121) menyatakan penyertaan atau kepemilikan dalam suatu
“Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran perusahaan dengan cara menyertakan modal
atau pengeluaran penananam-penanam modal tersebut yaitu membeli saham dari perusahaan
atau perusahaan untuk membeli barang-barang yang menjual sahamnya. saham terdiri dari tiga
modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi jenis yaitu saham prreferen, saham biasa dan
untuk menambah kemampuan memproduksi saham treasuri.
barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia
dalam perekonomian.” Investasi merupakan Indeks Harga Saham
sebuah cara yang dapat digunakan untuk Menurut Samsul (2015:131) “Indeks
mengelola suatu keuangan yang kelebihan dana saham adalah harga saham yang dinyatakan
agar dana tersebut dapat berkembang dan dalam indeks. Untuk kepentingan analisis yang
menghasilkan keuntungan dari waktu ke waktu. berkaitan dengan return saham, penggunaan
Hartono menyatakan (2017:7) bahwa “Investasi indeks saham lebih baik daripada harga saham
langsung dapat dilakukan dengan membeli karena dapat menghindari bias akibat corporate
aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan di action”. Indeks yang sering terdapat di
pasar uang (money market), pasar modal mediamedia adalah indeks harga saham
(capital market) atau pasar turunan (derivative gabungan (IHSG) (composite stock price index)
market). Ivestasi tidak langsung dilakukan yang artinya indeks tersebut mencerminkan
dengan membeli surat-surat pergerakan seluruh saham yang terdapat di
berharga dari perusahaan investasi.” bursa.

Pasar Modal 1. Fungsi Indeks Harga Saham


Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Menurut Dardmaji (2012:129) sebuah
tahun 1995 mendefinisikan pasar modal indeks diharapkan memiliki lima fungsi yaitu:
adalah” kegiatan yang bersangkutan dengan a. Sebagai indikator tren pasar
penawaran umum dan perdagangan efek, b. Sebagai indikator tingkat keuntungan
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek c. Sebagai tolak ukur (benchmark) kinerja
yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi suatu
yang berkaitan dengan efek”. Pasar modal portofolio
mempunyai dua arti yaitu pasar modal dalam d. Memfasilitasi pembentukan portofolio
arti luas dan pasar modal dalam arti sempit. dengan
Menurut Samsul (2015:6) mengatakan strategi pasif
bahwasanya “ Pasar Modal dalam arti luas e. Memfasilitasi berkembangnya produk
adalah sarana bagi pihak yang membutuhkan derivatif.
modal jangka panjang dari masyarakat umum. 2. Jenis-Jenis Indeks Harga Saham
Pasar Modal dalam arti sempit adalah bursa BEI mempunyai beberapa jenis indeks
efek, yaitu tempat atau sarana berdagang efek harga saham. Menurut Hartono (2017:166),
diantara investor”. Modal jangka panjang di “BEI mempunyai beberapa indeks, yaitu indeks
pasar modal dapat ditawarkan kepada investor saham gabungan (IHSG), index liquid 45 (ILQ-
dalam bentuk berupa saham atau surat utang. 45), indeks-indeks IDX (Indpnesia Stock
Exchange) Sektoral, indeks Jakarta Islamic
Saham Index (JII), indeks Papan Utama dan indeks
Saham adalah salah satu jenis surat Papan Pengembangan, indeks Kompas 100,
berharga yang diperdagangkan di pasar modal indeks
dan paling umum di masyarakat. Menurut Rivai BISNIS-27, indeks PEFINDO25, indeks
(2013:147) menyatakan “Saham dapat SRIKEHATI, indeks Saham Syariah Indonesia
didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau (Indonesia sharia Stock Index atau ISSI), dan
kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu Indeks IDX30, Infobank 15, SMintra 18,
perusahaan”. Berdasarkan pengertian diatas MNC36, Investor 33”. Indeks diperlukan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 73 No. 1 Agustus 2019| 155 administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


sebagai sebuah indikator untuk mengamati pemerintah dalam denominasi valuta asing yang
pergerakan harga dari sekuritas-sekuritas. biasa disebut dengan obligasi internasional
3. Pengertian Indeks Harga Saham sivereign bond”. Government bonds
Gabungan (IHSG) mempunyai sifat yang sama dengan obligasi
Darmadji menjelaskan (2011:129) bahwa perusahaan. Umumnya government bonds
“Indeks harga saham adalah indikator yang dianggap memiliki resiko yang lebih kecil dari
menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks pada obligasi perusahaan swasta.
berfungsi sebagai indikator tren pasar, artinya 1. Volume Perdagangan “Volume
indeks menggambarkan kondisi pasar paada perdagangan mencerminkan kekuatan antara
suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau lesu”. supply dan demand yang merupakan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), manifestasi dari tingkah laku investor. Dengan
menggunakan semua emiten yang tercatat naiknya volume perdagangan maka keadaan
sebagai komponen perhitungan indeks. pasar dapat dikatakan menguat, demikian pula
(www.idx.co.id). sebaliknya” (Ang dalam Maknun, 2010:16).
Jadi dapat disimpulkan dari penjelasan tersebut
Obligasi bahwa volume perdagangan adalah sebuah
Menurut Ang, dalam Noor (2013:108) jumlah perdagangan obligasi yang telah
menyatakan “Obligasi adalah efek utang diperdagangkan. Investor berminat dengan
pendapatan tetap yang diperdagangkan di volume perdagangan yang besar karena hal
masyarakat dimana penerbitnya setuju untuk tersebut akan dapat memberikan return obligasi
membayar sejumlah bunga tetap untuk jangka yang yang besar kepada investor. Keadaan
waktu tertentu dan akan membayar kembali pasar yang menguat ditunjukkan dengan adanya
jumlah pokoknya pada jatuh tempo”. “Surat kenaikan volume perdagangan. Sebaliknya,
obligasi adalah selembar kertas yang keadaan pasar yang menurun ditunjukkan
menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut dengan turunnya volume perdagangan.
memberikan pinjaman kepada yang diberi 2. Kapitalisasi Perdagangan
pinjaman melalui sebuah kontrak, dan akibat Zulbiadi Latief (2018:9) menyatakan
adanya kontrak tersebut pemberi pinjaman kapitalisasi adalah “Nilai dari suatu perusahaan
memiliki hak untuk dibayar kembali pada waktu di bursa efek berdasarkan harga yang diberikan
dan dengan jumlah tertentu pula.” oleh investor atas ekspektasi dari kinerja
(Widoatmodjo dalam Noor, 2013:107). bisnisnya”. Jadi dari pengertian tersebut maka
Menurut Zubir (2012:1) “Obligasi adalah dapat diambil kesimpulan bahwa kapitalisasi
surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah perdagangan adalah harga pasar dikalikan
atau perusahaan untuk mendapatkan dana. dengan obligasi yang diterbitkan. Harga pasar
Pihak penerbit tersebut akan membayarkan merupakan harga suatu obligasi pada pasar yang
sejumlah bunga atau sering juga disebut sebagai sedang berlangsung. Harga pasar adalah harga
coupon”. Pengertian tersebut menjelaskan penutupannya (closing price) dan harga pasar
sebelum membayar deviden kepada para inilah yang menyatakan naik turunnya suatu
pemegang saham pihak penerbit obligasi harus obligasi.
membayar atas pokok pinjaman, bunga dan 3. Frekuensi Perdagangan
cicilan kepada pemegang obligasi dahulu. Jannah (2011:4) mendefinisikan
Pemegang obligasi mempunyai hak untuk “Frekuensi dalam bahasa Inggrisnya adalah
mendapatkan pembayaran terlebih dahulu frequency berarti: “kekerapan”, “keseimbangan”,
daripada pemegang saham. “keseringan”, atau “jarangkerap”. Dalam statistik,
“frekuensi” mengandung pengertian: Angka
Government Bonds (bilangan) yang menunjukkan seberapa kali suatu
Sutedi menjelaskan (2009:11) bahwa variabel (yang dilambangkan dengan angkaangka
Government Bonds adalah “Pemerintah suatu itu) berulang dalam deretan angka tersebut; atau
negara menerbitkan obligasi pemerintah dalam berapa kalikah suatu variabel (yang
mata uang negaranya maupun obligasi dilambangkan dengan angka itu) muncul dalam

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 73 No. 1 Agustus 2019| 156 administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


deretan angka tersebut”. Sehingga dapat dananya ke dalam pasar modal dari pada dalam
disimpulkan bahwa frekuensi perdagangan bentuk deposito.
merupakan jumlah terjadinya transaksi Melemahnya nilai uang suatu negara akan
perdagangan pada obligasi itu sendiri. Obligasi memberikan suatu keuntungan tersendiri bagi
yang frekuensi perdagangannya besar diduga investor. Nilai mata uang negara yang
dipengaruhi transaksi obligasi yang sangat aktif, mengalami pelemahan dengan wajar maka akan
hal ini dikerenakan banyaknya minat investor menarik para investor untuk menanamkan
untuk membeli obligasi tersebut. Frekuensi modalnya di pasar modal. Hal tersebut akan
menggambarkan berapa kali obligasi diperjual mempengaruhi trend bursa yang berdampak
belikan dalam kurun waktu tertentu. Semakin pada Indeks Harga Saham.
tinggi frekuensi perdagangan suatu obligasi 2. Pengaruh Makroekonomi terhadap
menunjukkan bahwa obligasi tersebut semakin Government Bonds
aktif diperdagangkan. Menurut Hartono (2017:230) menyatakan
“Obligasi (bond) dapat didefinisikan sebagai
Pengaruh Antar Variabel utang jangka panjang yang akan dibayar
1. Pengaruh Makroekonomi terhadap kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga
Kinerja yang tetap jika ada”. Obligasi (bond) juga
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diterbitkan oleh pemerintah yang dinamakan
Interest rate menentukan jenis-jenis dengan obligasi pemerintah (Government
investasi yang akan memberi keuntungan Bonds). Penelitian ini indikator yang menjadi
kepada para pengusaha. Interest rate yang lebih pengukur variabel government bonds adalah
rendah dari tingkat pengembalian modal volume, kaptalisasi, dan frekuensi. “Inflasi juga
menyebabkan investasi mengalami kegagalan bisa berhubungan dengan suku bunga, yaitu
dan membuat investor membatalkan seperti pada inflasi yang semakin tinggi dan
investasinya. “Investasi yang direncanakannya, tanpa diimbangi oleh kenaikan suku bunga,
hanya akan dilaksanakan apabila tingkat maka akan bisa menimbulkan keuntungan
keuntungan yang akan diperolehnya adalah investasi terutama di pasar uang, ini terjadi
lebih besar dari suku bunga yang harus dibayar. daripergerakan fluktuasi yang tidak terkontrol.
Hanya dalam keadaan seperti itu pengusaha Dan lebih jauh ini bisa menyebabkan
tersebut akan memperoleh keuntungan dari melemahnya nilai tukar.” (Fahmi,2014:234)
usahanya.” (Sukirno, 2015:123). Berdasarkan penjelasan tersebut maka jika
Pernyataan tersebut memberikan pengertian terjadi suatu inflation yang tinggi maka pihak
bahwa interest rate memiliki pengaruh Bank Sentral akan menaikkan suku bunga
signifikan bagi investor dalam melakukan (interest rate) untuk mencegah terjadinya
keputusan investasi. Pembelian/penjualan pelemahan nilai tukar mata uang. Jika Bank
sekuritas di pasar modal yang dilakukan oleh Sentral menaikkan tingkat suku bunga (interest
investor maka akan mempengaruhi pergerakan rate) maka akan berdampak terhadap investor
trend bursa dan secara keseluruhan yang akan lebih memilih untuk
mempengaruhi Indeks Harga Saham. Inflation menginvestasikan modalnya dalam bentuk
yang tinggi akan mengakibatkan Bank Sentral deposito dan pasar modal akan mengalami
untuk melakukan kebijakan moneter dengan penurunan yang berakibat penurunan penjualan
menaikkan interest rate. obligasi. Hal tersebut dilakukan karena dengan
Interest rate yang tinggi akan analisis para investor melihat lebih banyak
mempengaruhi keputusan investasi oleh keuntungan yang didapatkan.
investor. Tingginya tingkat interest rate akan Perubahan dan stabilitas nilai tukar
membuat investor untuk memilih (exchange rate) antara mata uang domestik dan
menginvestasikan dananya ke dalam bentuk asing merupakan suatu hal yang harus dilihat
deposito dibandingkan menanamkan modalnya oleh para investor. Nilai tukar (exchange rate)
di pasar modal. Rendahnya interest rate maka mempengaruhi permintaan obligasi di
investor akan lebih memilih menginvestasikan Indonesia. Jika kurs rupiah terhadap USD turun,

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 73 No. 1 Agustus 2019| 157 administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


maka permintaan terhadap obligasi meningkat Hipotesis
dan investasi terhadap obligasi mengalami H1 : Makroekonomi berpengaruh terhadap
kenaikan karena dalam kondisi tersebut investor Kinerja Indeks Saham Gabungan
lebih memilih menginvetasikan modalnya di (IHSG).
pasar modal dari pada dalam deposito. H2 : Makroekonomi berpengaruh terhadap
3. Pengaruh Kinerja Indeks Harga Saham Government Bonds
Gabungan (IHSG) terhadap Government H3 : Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan
Bonds (IHSG) berpengaruh terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Government Bonds
merupakan salah satu indeks pasar saham yang
digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Jenis penelitian yang digunakan dalam
mencerminkan transaksi yang terjadi pada penelitian ini adalah explanatory research
saham-saham di bursa. Sukanto menyebutkan dengan pendekatan deskriptif kuantitatif.
(2009) “Indeks Harga Saham Gabungan Sugiyono menjelaskan (2017:7) bahwa
berpengaruh signifikan positif terhadap harga “Metode penelitian kuantitatif dapat
obligasi pemerintah indonesia. Hal ini diartikan sebagai metode penilitian yang
disebabkan banyaknya dana obligasi berlandaskan pada filsafat positivisme,
pemerintah yang diportofoliokan pemerintah digunakan untuk meneliti pada populasi
pada lantai bursa”. “Dalam jangka panjang atau sampel tertentu, pengumpulan data
kedua pasar tersebut akan bergerak bersamaan menggunakan instrumen penelitian, analisis
(interdependent atau cointegrted) dengan arah data bersifat kuantitatif statistik, dengan
pergerakan yang berlawanan karena jika pada tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
satu pasar dapat diperoleh imbal hasil diatas ditetapkan”. Lokasi Penelitian
normal maka dana dari yang lain akan mengalir Lokasi penelitian dilakukan di negara Indonesia
ke pasar tersebut sehingga akan terjadi melalui website Bank Indonesia, Bursa
peningkatan harga di pasar pertama dan Efek Indonesia, Kementrian
penurunan harga di pasar kedua.”(Ardiansyah, Perdagangan Indonesia dan Yahoo Finance.
2010:3) Populasi dan Sampel
Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa Populasi dalam penelitian ini adalah
yang dimaksud kedua pasar tersebut adalah adalah 36 bulan data time series (3 tahun dikali
pasar saham dan pasar obligasi. Teori ini 12 bulan) untuk setiap variabel bebas dan
bertolak belakang dengan penelitian terdahulu terikat. Teknik pengambilan sampel dalam
yang dilakukakn oleh Sukanto (2009) yang penelitian ini dengan pengambilan sampel jenuh
menyatakan bahwa Indeks Harga Saham untuk mendapatkan akurasi yang representatif.
Gabungan (IHSG) berpengaruh positif terhadap Menggunakan sampel Jenuh dalam penelitian
government bonds. Jadi, Indeks Harga Saham ini dikarenakan semua populasi dalam
Gabungan (IHSG) dapat berpengaruh terhadap penelitian ini digunakan sebagai sampel.
government bonds. Kedua pasar tersebut Adapun dalam penelitian ini sampel sama
mempunyai resiko masing-masing. Secara dengan populasi yaitu 36 bulan data dari jumlah
teoritis pasar saham lebih beresiko daripada dan time series periode 2015-2017 untuk setiap
pasar obligasi, sehingga secara umum investor variabel bebas dan terikat.
menginginkan imbal hasil yang lebih besar Variabel dan Pengukurannya
karena adanya resiko yang lebih besar. Imbal Tabel 1. Variabel dan Pengukurannya
hasil di pasar pertama akan mengalami No
.
Variabel Indikator Data Sumber

penurunan tapi pasar kedua imbal hasil 1. Makroekon omi


(X)
mengalami peningkatan. Inflation
Rate (X1)
% Bank Indonesia

Exchange USD Kementerian


Rate (X2) Domestic Perdagangan
Currency Indonesia

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 73 No. 1 Agustus 2019| 158 administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


% Bank Indonesia
inner model yang menjelaskan pengaruh
Interest Rate
(X3) variabel laten terhadap variabel laten. Dasar
2. Indeks
Harga
IHSG Index Yahoo Finance
pengambilan keputusan dalam uji t ini adalah
Saham H0 diterima dan Ha ditolak jika t hitung < t
Gabungan
(IHSG) tabel, atau p-value ≤ 0.05 dengan t-tabel 1.96.
(Y1) H0 diterima dan Ha ditolak jika t hitung > t
Governme nt
3.
Volume Milyar Bursa Efek Indonesia tabel, atau p-value ≥ 0.05 dengan t-tabel 1.96.
Bonds (Y2.1)
(Y2)
Kapitalisasi Milyar Bursa Efek Indonesia
(Y2.2)

Frekuensi Kali (x) Bursa Efek Indonesia


(Y2.3)
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah teknik dokumentasi
dengan cara menelusuri data historis yang
diperoleh dari berbagai sumber. Dokumen yang
diambil adalah data historis mengenai inflation, HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
interest rate, exchange rate, Indeks Harga Saham Operasionalisasi Data
Gabungan (IHSG), volume perdagangan, 1. Evaluasi Outer Model
kapitalisasi perdagangan, dan rekuensi perdagangan
government bonds Indonesia. Data yang digunakan
berdasarkan data bulanan (monthly) selama tahun
2015-2017.

Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini
adalah teknik Partial Least Square (PLS)
menggunakan software statistik smartPLS 3.2.8.
PLS digunakan dalam penelitian ini karena Exchan
Freku

variabel yang digunakan dalam penelitian ini


adalah variabel laten yang tidak dapat diukur Volum

secara langsung. Variabel laten tersebut Infl


at

dijelaskan berdasarkan indikator-indikator Gambar 1. Outer Model


formatifnya masing-masing. penggunaan Sumber: Hasil Operasionalisasi PLS, 2019
metode PLS, peneliti dapat melihat pengaruh Hasil outer model pada penelitian ini
antar variabel laten berdasarkan indikator menunjukkan bahwa indikator yang
pembentuknya. dilanjutkan ke proses PLS bootstrapping
(memiliki nilai outer loading ≥ 0.5) adalah
1. Evaluasi Outer Model interest rate, Indeks Harga Saham
Evaluasi outer model bertujuan untuk Gabungan (IHSG), dan kapitalisasi
mengevaluasi variabel indikator. Evaluasi outer perdagangan.
model dilakukan setelah operasionalisasi PLS 2. Evaluasi Inner Model
algorithm. Secara umum variabel indikator
dipertahankan apabila koefisien ≥ 0,5. Indikator Tabel 2. Hasil Inner Model
yang mempunyai nilai outer loading ≥ 0.5 maka Original t-Statistic
Sample
akan dilanjutkan pada tahap PLS bootstrapping.
Kinerja Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) -> 0.379 2.312
2. Evaluasi Inner Model Government Bonds
Makroekonomi -> Government
Setelah melakukan evaluasi outer Bonds 0.027 0.154
model, langkah berikutnya adalah evaluasi

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 73 No. 1 Agustus 2019| 159 administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


Makroekonomi -> Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami
Harga Saham Gabungan (IHSG) -0.394 3.441
kenaikan maka government bonds juga akan
Sumber: Diolah, 2019 mengalami kenaikan, dan jika Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) mengalami
Hasil inner model pada penelitian ini penurunan maka government bonds juga
menunjukkan bahwa makroekonomi akan mengalami penurunan. Hal ini
berpengaruh terhadap Kinerja Indeks Harga menjadikan bahwa perubahan Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) dengan nilai t- Saham Gabungan (IHSG) akan mampu
statistic sebesar 3.441. Makroekonomi tidak mempengaruhi kenaikan dan penurunan
berpengaruh terhadap Government Bonds, government bonds.
dengan t-statistic sebesar 0.154. Kinerja Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) berpengaruh Saran
Government Bonds karena t-statistic ≥1.96, 1. Bagi Bursa Efek Indonesia Hasil penelitian
yaitu 2.312. ini diharapkan dapat memberikan wawasan
baru bagi dunia investasi. Bursa Efek
KESIMPULAN DAN SARAN Indonesia sebagai pemegang kendali kinerja
Kesimpulan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di
1. Penelitian ini variabel makroekonomi dengan Indonesia agar dapat lebih memperhatikan
indikator interest rate berpengaruh terhadap dan teliti dengan kebijakan-kebijakan yang
kinerja Indeks Harga Saham Gabungan diambilnya. Dampak dari pengambilan
(IHSG) dengan indikator Indeks Harga kebijakan tersebut akan dapat mempengaruhi
Saham Gabungan (IHSG). Pengaruh kinerja Indeks Harga Saham Gabungan
makroekonomi indonesia terhadap kinerja (IHSG) yang nantinya akan memberikan
Indeks Harga Saham Indonesia (IHSG) dampak terhadap government bonds di
adalah negatif. Analogi dalam penelitian ini Indonesia.
adalah bahwa perubahan interset rate akan 2. Bagi Investor
mampu mempengaruhi secara negatif Saran yang dapat peneliti berikan adalah agar
Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan investor ketika berinvestasi dalam saham untuk
(IHSG) di indonesia. Adanya hal tersebut terlebih dahulu mempertimbangkan interest rate
maka pemerintah harus berhati-hati dalam ketika akan melakukan keputusan investasi..
mengambil segala kebijakannya. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti
2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selanjutnya agar dapat ditambahkan kriteria
makroekonomi Indonesia tidak berpengaruh sampel penelitian yang berkaitan dengan
terhadap government bonds Indonesia. makroekonomi. Penambahan kriteria
Beberapa indikator makroekonomi global sampel ini diharapkan akan dapat lebih
tidak semuanya dapat berpengaruh terhadap menjelaskan dan menjawab tentang
government bonds. Hal ini menunjukkan pengaruh makroekonomi terhadap
bahwa Investor secara umum kurang government bonds di Indonesia. Saran yang
memperhatikan faktor makroekonomi dalam saya berikan dari penelitian ini untuk
menginvestasikan dananya dalam peneliti selanjutnya adalah agar peneliti
government bonds. selanjutnya lebih memperhatikan kriteria
3. Hasil penelitian kinerja Indeks Harga Saham pemilihan indikator pada variabel
Gabungan (IHSG) terhadap government makroekonomi.
bonds yang di proksikan dengan kapitalisasi
perdagangan menyatakan bahwa kinerja DAFTAR PUSTAKA
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bodie, Kane, dan Marcus. 2014. Manajemen
berpengaruh secara positif terhadap Portofolio dan Investasi Edisi 9 Buku 1.
government bonds Indonesia. Contohnya Jakarta: Salemba Empat
adalah jika Indeks

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 73 No. 1 Agustus 2019| 160 administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


Boediono. 2017. Ekonomi Moneter. Regulasi
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
Darmadji, T. dan Hendy M. Fakhruddin. 2012. tentang Pasar Modal Indonesia
Pasar Modal di Indonesia Pendekatan (www.idx.co.id) diakses pada 28
Tanya Jawab Edisi 3. Jakarta: Salemba November 2
Empat
Hadi, Nor, 2013. Pasar Modal Acuan Teoritis
dan Praktis Investasi di Instrumen
Keuangan Pasar Modal. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Hartono, Jogiyanto. 2017. Teori Portofolio dan
Aanalisis Investasi Edisi Kesebelas.
Mishkin, Frederic S. 2010. The Economic of
Money, Banking, and Financial Markets:
Ekomomi Uang, Perbankan, dan Pasar
Keuangan Edisi 8 Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat
Mankiw, Gregory; Euston Quah dan P. Wilson.
2012. Pengatar Ekonomi Makro. Jakarta:
Salemba Empat
Natsir, M. 2014. Ekonomi Moneter &
Kebanksentralan. Jakarta: Mitra Wacana
Media
Rivai, Veithzal. dkk. 2013. Financial
Institution
Management (Manajemen Kelembagaan
Keuangan). Depok: Rajagrafindo Persada
Sagir, Soeharsono. 2009. Ekonomi Indonesia.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Samsul, Mohamad. 2015. Pasar Modal dan
Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sukirno, Sadono. 2015. Makroekonomi Teori
Pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Sutedi, Adrian. 2009. Aspek Hukum Obligasi dan
Sukuk. Jakarta: Sinar Grafika
Zubir, Zalmi. 2012. Potofolio Obligasi. Jakarta:
Salemba Empat
Jurnal
Sukanto, Eman. 2009. Pengaruh Suku Bunga
Deposito, Kurs Rupiah-USD, Tingkat Inflasi
IHSG dan Volume Transaksi tehadap Harga
Obligasi Pemerintah RI (SUN). Jepara:
Fokus Ekonomi Vol 4, No. 2

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 73 No. 1 Agustus 2019| 161 administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like