You are on page 1of 9

PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP KINERJA INDEKS HARGA

SAHAM GABUNGAN (IHSG) DAN GOVERNMENT BONDS


(Studi pada Negara Indonesia Tahun 2015-2017)

Ulis Sa’adah
Suhadak
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas
Brawijaya
Malang
Email: ulissaadah24@gmail.com

ABSTRACT

Macroeconomics and capital markets have a very important role for a country's economic progress.
Macroeconomic policies will have an impact on capital market movements. The capital market is a place for
investors to channel funds that have excess funds to those who lack funds. Composite Stock Price Index (CSPI)
is a market trend that illustrates the tendency of a stock price that is always seen by investors. The existence
of investment makes an industry in a country will develop, progress, and be more productive. These
investments can be in the form of stocks and bonds. This type of research used in this research is explanatory
research. The location of the study was conducted in Indonesia. The data used are secondary data on inflation,
interest rates, exchange rates, CSPI, trade volume, trade capitalization, and the frequency of trade in 2015-
2017. The data analysis technique used in this study was Part Least Square (smartPLS 2.3.8). Tests on Part
Least Square for this study are based on evaluating the outer model and inner model. Hypothesis testing uses
t-statistical results on the coefficient path results in the bootstrapping test. The results in this study can be
concluded that macroeconomics influences the performance of the Composite Stock Price Index (CSPI).
Macroeconomics has no effect on government bonds. The Performance of the Composite Stock Price Index
(CSPI) has an effect on government bonds.

Key words: Macroeconomic, Performance of Composite Stock Price Index (CSPI), Government Bonds, t-
statistic, Indonesia.

ABSTRAK

Makroekonomi dan pasar modal memiliki peranan yang sangat penting untuk kemajuan ekonomi suatu negara.
Kebijakan makroekonomi akan berdampak pada pergerakan pasar modal. Pasar modal merupakan tempat
untuk investor menyalurkan dana yang mempunyai kelebihan dana kepada pihak yang kekurangan dana.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan trend pasar yang menggambarkan kecenderungan suatu
harga saham yang selalu dilihat oleh investor. Adanya investasi menjadikan suatu industri dalam suatu negara
tersebut akan berkembang, maju, dan lebih produktif. Investasi tersebut dapat berupa saham dan obligasi
(Bond). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research. Lokasi penelitian
dilakukan di negara Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder mengenai inflation, interest rate,
exchange rate, IHSG, volume perdagangan, kapitalisasai perdagangan, dan frekuensi perdagangan tahun
2015-2017. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Part Least Square (smartPLS
2.3.8). Uji pada Part Least Square untuk penelitian ini didasarkan pada evaluasi outer model dan inner model.
Pengujian hipotesis menggunakan hasil t-satistic pada hasil coefficient path pada uji bootstrapping.Hasil
dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa makroekonomi berpengaruh terhadap kinerja Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG). Makroekonomi tidak berpengaruh terhadap government bonds. Kinerja Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) berpengaruh terhadap government bonds.

Kata Kunci: Makroeknomi, Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Government Bonds, t-
statistic, Indonesia.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 73 No. 1 Agustus 2019| 151


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PENDAHULUAN
Secara umum pasar modal adalah tempat resiko yang lebih rendah dibandingkan dengan
atau sarana bertemunya pembeli dan penjual obligasi korporasi atau perusahaan. Awalnya,
untuk melakukan permintaan dan penawaran atas masalah government bonds digunakan untuk
instrumen keuangan dalam jangka panjang, memenuhi kebutuhan perbankan sebagai
umumnya lebih dari satu tahun. Undang-undang konsekuensi krisis ekonomi yang terjadi pada
Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 tahun 1997 dan selain itu government bonds
mendefinisikan pasar modal sebagai “ Kegiatan digunakan untuk menutup anggaran defisit
yang bersangkutan dengan penawaran umum dan pemerintah.
perdagangan efek, perusahaan publik yang Obligasi merupakan investasi jangka
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta panjang. Pemegang obligasi dapat
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan memperjualbelikan obligasinya kepada pihak
efek”. Pasar modal memiliki beberapa instrumen lain sebelum obligasi tersebut jatuh tempo sesuai
yang disebut sebagai efek atau surat berharga. dengan nilai harga pasar. Harga obligasi di pasar
Surat berharga tersebut adalah berupa saham, dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai
obligasi, bukti right, bukti waran serta produk parinya. Banyak faktor makroekonomi yang
turunan (derivative). Diantara instrumen pasar mempengaruhi nilai obligasi (bond). Faktor yang
modal tersebut salah satu yang banyak diminati mempengaruhi perubahan nilai obligasi di pasar
masyarakat selain saham adalah obligasi. adalah perubahan suku bunga deposito.
Pasar obligasi memiliki peran penting Menurut Sukanto (2009) dalam
sebagai salah satu alternatif sumber pembiayaan penelitiannya menyatakan “Tingkat suku bunga
di masa pertumbuhan ekonomi dunia di saat ini. deposito berpengaruh negatif terhadap harga
“Obligasi (bond) merupakan sekuritas yang obligasi pemerintah”. Artinya, jika tingkat suku
diterbitkan dalam kaitannya dengan pengaturan bunga itu lebih tinggi maka para investor akan
pinjaman. Peminjam menerbitkan (atau menjual) lebih memilih untuk menempatkan dananya di
obligasi kepada pemberi pinjaman demi deposito dan jika tingkat suku bunga deposito
sejumlah uang tunai” (Bodie, 2014:459). lebih rendah maka para investor akan memilih
Perkembangan pasar obligasi di Indonesia untuk membeli obligasi pemerintah (government
memperlihatkan peningkatan yang berarti bonds). Makroekonomi selain suku bunga
sebagai alat investasi dalam instrumen keuangan. (interest rate) yang dapat mempengaruhi obligasi
Perusahaan yang membutuhkan dana untuk adalah Inflasi. Inflasi menggambarkan keadaan
mengembangkan bisnisnya juga mulai melirik dimana harga-harga secara umum mengalami
alternatif obligasi, karena penerbitan obligasi kenaikan dan banyaknya uang yang beredar di
lebih mudah dan fleksibel dibandingkan dengan masyarakat. Menurut Mishkin (2011:13) “Inflasi
prosedur pinjaman di bank. Menurut Zubir (inflation) yaitu kenaikan tingkat harga yang
(2012:1) dijelaskan bahwasanya “Obligasi terjadi secara terus-menerus, memengaruhi
adalah surat utang yang diterbitkan oleh individu, pengusaha dan pemerintah”.
pemerintah atau perusahaan untuk mendapatkan Teori investasi menjelaskan bahwa jika
dana. Pihak penerbit obligasi tersebut akan inflasi mengalami kenaikan maka masayarakat
membayarkan sejumlah bunga atau sering juga akan lebih memilih untuk konsumsi daripada
disebut sebagai Coupont”. berinvestasi. Sehingga daya beli obligasi juga
Pihak yang dapat menerbitkan obligasi akan menurun. Nilai tukar (exchange rate)
selain perusahaan atau korporasi adalah negara adalah salah satu makroekonomi yang dapat
atau pemerintah juga dapat menerbitkan obligasi mempengaruhi permintaan obligasi di indonesia.
yang dikenal dengan obligasi negara Jika kurs rupiah terhadap USD turun maka
(Government Bonds). Obligasi pemerintah permintaan obligasi akan meningkat. Dan begitu
(government bonds) merupakan bagian dari surat juga sebaliknya jika kurs rupiah terhadap USD
utang negara yang diterbitkan oleh Pemerintah naik maka permintaan obligasi akan menurun
Republik Indonesia. Zubir menjelaskan (2012:3) dikarenanakan masyarakat akan lebih memilih
bahwa “Obligasi Pemerintah (Government berinvestasi terhadap USD. Indeks Harga Saham
Bonds) adalah surat utang pemerintah kepada Gabungan (IHSG) atau Jakarta Composite Index,
pihak lain yang akan digunakan untuk mendanai merupakan salah satu indeks pasar saham yang
pembangunan”. Obligasi pemerintah digunakan oleh Bursa Efek Indonesia. Indeks
(Government Bonds) dipandang mempunyai harga saham gabungan mencerminkan transaksi

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 73 No. 1 Agustus 2019| 152


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
yang terjadi pada saham-saham di bursa. sebagai harga dari penggunaan uang untuk jangka
Menurut Hadi (2013:188) menjelaskan waktu tertentu”. Berdasarkan pengertian tersebut
bahwasanya “ Indeks harga saham gabungan dapat dimengerti bahwa interest rate adalah suatu
(Composite Stock Price Index = CSPI) harga yang harus dibayar apabila terjadi suatu
merupakan suatu nilai yang untuk mengukur pertukaran antara satu rupiah sekarang dengan
kinerja kerja saham yang tercatat di suatu bursa satu rupiah yang akan datang. Fahmi (2014:244)
efek”. Sukanto (2009) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa “Dimana jika bunga deposito
menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan dinaikkan maka ini akan menyebabkan
berpengaruh terhadap harga obligasi pemerintah terserapnya dana masyarakat ke perbankan atau
Indonesia. Hal ini disebabkan banyaknya dana masyarakat lebih cenderung untuk
obligasi pemerintah yang diportofoliokan mendepositokan uang yang dimiliki daripada
pemerintah pada lantai bursa. Berdasarkan latar dipakai untuk bisnis atau investasi”.
belakang yang telah dijelaskan tersebut, akhirnya 3. Nilai Tukar (Exchange Rate)
peneliti mengambil judul “Pengaruh Van Hoose dan Miller dalam Natsir
Makroekonomi terhadap Kinerja Indeks Harga (2014:302) menjelaskan bahwa “Exchange rate is
Saham Gabungan (IHSG) dan Government the price of one nation currency in terms of the
Bonds (Studi pada Negara Indonesia tahun 2015- currency of another country”. Perubahan nilai
2017)”. tukar akan berpengaruh terhadap perekonomian
dan kehidupan suatu negara. Mankiw (2012:193-
KAJIAN PUSTAKA 194) menyatakan “Nilai tukar nominal (nominal
Makroekonomi exchange rate) adalah nilai yang digunakan
Sagir (2009:24) menyatakan bahwa seseorang saat menukar mata uang suatu negara
“Ekonomi makro merupakan cabang dari disiplin dengan mata uang negara lain. Nilai tukar riil (riil
ilmu pengetahuan ekonomi tentang pengamatan exchange rate) adalah nilai yang digunakan
aktivitas sekumpulan pelaku ekonomi tertentu seseorang saat menukarkan barang dan jasa dari
terkait dengan skesma pertukaran uang dan suatu negara dengan barang dan jasa dari negara
komoditas dalam ruang lingkup kenegaraan”. lain.” Pengertian diatas menjelaskan bahwasanya
Machfudz (2016:2) berpendapat makroekonomi nilai tukar terdiri dari dua jenis, yaitu nilai tukar
adalah “alat bantu untuk memecahkan nominal (exchange rate nominal) dan nilai tukar
permasalahan secara makro atau menyeluruh”. riil (exchange rate riil).
Berdasarakan dua teori diatas dapat disimpulkan
bahwa makroekonomi adalah ilmu ekonomi yang Investasi
mempelajari mekanisme bekerjanya Menurut Sukirno (2015:121) menyatakan
perekonomian secara keseluruhan. Beberapa “Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran
contoh dari makroekonomi adalah inflasi, nilai atau pengeluaran penananam-penanam modal
tukar, tingkat suku bunga, pengangguran, atau perusahaan untuk membeli barang-barang
investasi, pendapatan nasional, neraca modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi
pembayaran internasional. untuk menambah kemampuan memproduksi
barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam
1. Inflasi (Inflation) perekonomian.” Investasi merupakan sebuah cara
Menurut Mishkin (2010:13) inflasi yang dapat digunakan untuk mengelola suatu
(inflation) adalah “Kenaikan tingkat harga yang keuangan yang kelebihan dana agar dana tersebut
terjadi secara terus-menerus, memengaruhi dapat berkembang dan menghasilkan keuntungan
individu, pengusaha, dan pemerintah”. Pengertian dari waktu ke waktu. Hartono menyatakan
tersebut menjelaskan bahwa inflasi merupakan (2017:7) bahwa “Investasi langsung dapat
suatu hubungan antara uang beredar dan tingkat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang
harga. Kenaikan uang beredar secara terus- dapat diperjual-belikan di pasar uang (money
menerus menjadi faktor penting yang dapat market), pasar modal (capital market) atau pasar
mengakibatkan kenaikan tingkat harga secara turunan (derivative market). Ivestasi tidak
terus menerus. Inflasi dengan pertumbuhan uang langsung dilakukan dengan membeli surat-surat
beredar mempunyai hubungan positif. berharga dari perusahaan investasi.”
2. Suku Bunga (Interest Rate)
Boediono menjelaskan (2017:76) bahwa Pasar Modal
“Suatu pengertian dasar dari tingkat bunga yaitu Undang-undang Pasar Modal nomor 8

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 73 No. 1 Agustus 2019| 153


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
tahun 1995 mendefinisikan pasar modal adalah” d. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan
kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran strategi pasif
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik e. Memfasilitasi berkembangnya produk
yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, derivatif.
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan 2. Jenis-Jenis Indeks Harga Saham
efek”. Pasar modal mempunyai dua arti yaitu BEI mempunyai beberapa jenis indeks
pasar modal dalam arti luas dan pasar modal harga saham. Menurut Hartono (2017:166), “BEI
dalam arti sempit. Menurut Samsul (2015:6) mempunyai beberapa indeks, yaitu indeks saham
mengatakan bahwasanya “ Pasar Modal dalam gabungan (IHSG), index liquid 45 (ILQ-45),
arti luas adalah sarana bagi pihak yang indeks-indeks IDX (Indpnesia Stock Exchange)
membutuhkan modal jangka panjang dari Sektoral, indeks Jakarta Islamic Index (JII),
masyarakat umum. Pasar Modal dalam arti sempit indeks Papan Utama dan indeks Papan
adalah bursa efek, yaitu tempat atau sarana Pengembangan, indeks Kompas 100, indeks
berdagang efek diantara investor”. Modal jangka BISNIS-27, indeks PEFINDO25, indeks SRI-
panjang di pasar modal dapat ditawarkan kepada KEHATI, indeks Saham Syariah Indonesia
investor dalam bentuk berupa saham atau surat (Indonesia sharia Stock Index atau ISSI), dan
utang. Indeks IDX30, Infobank 15, SMintra 18, MNC36,
Investor 33”. Indeks diperlukan sebagai sebuah
Saham indikator untuk mengamati pergerakan harga dari
Saham adalah salah satu jenis surat sekuritas-sekuritas.
berharga yang diperdagangkan di pasar modal 3. Pengertian Indeks Harga Saham Gabungan
dan paling umum di masyarakat. Menurut Rivai (IHSG)
(2013:147) menyatakan “Saham dapat Darmadji menjelaskan (2011:129) bahwa
didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau “Indeks harga saham adalah indikator yang
kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks
perusahaan”. Berdasarkan pengertian diatas dapat berfungsi sebagai indikator tren pasar, artinya
diartikan bahwa saham adalah bukti penyertaan indeks menggambarkan kondisi pasar paada suatu
atau kepemilikan dalam suatu perusahaan dengan saat, apakah pasar sedang aktif atau lesu”. Indeks
cara menyertakan modal tersebut yaitu membeli Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan
saham dari perusahaan yang menjual sahamnya. semua emiten yang tercatat sebagai komponen
saham terdiri dari tiga jenis yaitu saham prreferen, perhitungan indeks. (www.idx.co.id).
saham biasa dan saham treasuri.
Obligasi
Indeks Harga Saham Menurut Ang, dalam Noor (2013:108)
Menurut Samsul (2015:131) “Indeks saham menyatakan “Obligasi adalah efek utang
adalah harga saham yang dinyatakan dalam pendapatan tetap yang diperdagangkan di
indeks. Untuk kepentingan analisis yang masyarakat dimana penerbitnya setuju untuk
berkaitan dengan return saham, penggunaan membayar sejumlah bunga tetap untuk jangka
indeks saham lebih baik daripada harga saham waktu tertentu dan akan membayar kembali
karena dapat menghindari bias akibat corporate jumlah pokoknya pada jatuh tempo”. “Surat
action”. Indeks yang sering terdapat di media- obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan
media adalah indeks harga saham gabungan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan
(IHSG) (composite stock price index) yang pinjaman kepada yang diberi pinjaman melalui
artinya indeks tersebut mencerminkan pergerakan sebuah kontrak, dan akibat adanya kontrak
seluruh saham yang terdapat di bursa. tersebut pemberi pinjaman memiliki hak untuk
dibayar kembali pada waktu dan dengan jumlah
1. Fungsi Indeks Harga Saham tertentu pula.” (Widoatmodjo dalam Noor,
Menurut Dardmaji (2012:129) sebuah 2013:107).
indeks diharapkan memiliki lima fungsi yaitu: Menurut Zubir (2012:1) “Obligasi adalah
a. Sebagai indikator tren pasar surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau
b. Sebagai indikator tingkat keuntungan perusahaan untuk mendapatkan dana. Pihak
c. Sebagai tolak ukur (benchmark) kinerja suatu penerbit tersebut akan membayarkan sejumlah
portofolio bunga atau sering juga disebut sebagai coupon”.
Pengertian tersebut menjelaskan sebelum

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 73 No. 1 Agustus 2019| 154


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
membayar deviden kepada para pemegang saham “Frekuensi dalam bahasa Inggrisnya adalah
pihak penerbit obligasi harus membayar atas frequency berarti: “kekerapan”, “keseimbangan”,
pokok pinjaman, bunga dan cicilan kepada “keseringan”, atau “jarangkerap”. Dalam
pemegang obligasi dahulu. statistik, “frekuensi” mengandung pengertian:
Pemegang obligasi mempunyai hak untuk Angka (bilangan) yang menunjukkan seberapa
mendapatkan pembayaran terlebih dahulu kali suatu variabel (yang dilambangkan dengan
daripada pemegang saham. angkaangka itu) berulang dalam deretan angka
tersebut; atau berapa kalikah suatu variabel (yang
Government Bonds dilambangkan dengan angka itu) muncul dalam
Sutedi menjelaskan (2009:11) bahwa deretan angka tersebut”. Sehingga dapat
Government Bonds adalah “Pemerintah suatu disimpulkan bahwa frekuensi perdagangan
negara menerbitkan obligasi pemerintah dalam merupakan jumlah terjadinya transaksi
mata uang negaranya maupun obligasi perdagangan pada obligasi itu sendiri. Obligasi
pemerintah dalam denominasi valuta asing yang yang frekuensi perdagangannya besar diduga
biasa disebut dengan obligasi internasional dipengaruhi transaksi obligasi yang sangat aktif,
sivereign bond”. Government bonds mempunyai hal ini dikerenakan banyaknya minat investor
sifat yang sama dengan obligasi perusahaan. untuk membeli obligasi tersebut. Frekuensi
Umumnya government bonds dianggap memiliki menggambarkan berapa kali obligasi diperjual
resiko yang lebih kecil dari pada obligasi belikan dalam kurun waktu tertentu. Semakin
perusahaan swasta. tinggi frekuensi perdagangan suatu obligasi
1. Volume Perdagangan menunjukkan bahwa obligasi tersebut semakin
“Volume perdagangan mencerminkan aktif diperdagangkan.
kekuatan antara supply dan demand yang
merupakan manifestasi dari tingkah laku investor. Pengaruh Antar Variabel
Dengan naiknya volume perdagangan maka 1. Pengaruh Makroekonomi terhadap Kinerja
keadaan pasar dapat dikatakan menguat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
demikian pula sebaliknya” (Ang dalam Maknun, Interest rate menentukan jenis-jenis
2010:16). Jadi dapat disimpulkan dari penjelasan investasi yang akan memberi keuntungan kepada
tersebut bahwa volume perdagangan adalah para pengusaha. Interest rate yang lebih rendah
sebuah jumlah perdagangan obligasi yang telah dari tingkat pengembalian modal menyebabkan
diperdagangkan. Investor berminat dengan investasi mengalami kegagalan dan membuat
volume perdagangan yang besar karena hal investor membatalkan investasinya. “Investasi
tersebut akan dapat memberikan return obligasi yang direncanakannya, hanya akan dilaksanakan
yang yang besar kepada investor. Keadaan pasar apabila tingkat keuntungan yang akan
yang menguat ditunjukkan dengan adanya diperolehnya adalah lebih besar dari suku bunga
kenaikan volume perdagangan. Sebaliknya, yang harus dibayar. Hanya dalam keadaan seperti
keadaan pasar yang menurun ditunjukkan dengan itu pengusaha tersebut akan memperoleh
turunnya volume perdagangan. keuntungan dari usahanya.” (Sukirno, 2015:123).
2. Kapitalisasi Perdagangan Pernyataan tersebut memberikan pengertian
Zulbiadi Latief (2018:9) menyatakan bahwa interest rate memiliki pengaruh signifikan
kapitalisasi adalah “Nilai dari suatu perusahaan di bagi investor dalam melakukan keputusan
bursa efek berdasarkan harga yang diberikan oleh investasi. Pembelian/penjualan sekuritas di pasar
investor atas ekspektasi dari kinerja bisnisnya”. modal yang dilakukan oleh investor maka akan
Jadi dari pengertian tersebut maka dapat diambil mempengaruhi pergerakan trend bursa dan
kesimpulan bahwa kapitalisasi perdagangan secara keseluruhan mempengaruhi Indeks Harga
adalah harga pasar dikalikan dengan obligasi Saham. Inflation yang tinggi akan mengakibatkan
yang diterbitkan. Harga pasar merupakan harga Bank Sentral untuk melakukan kebijakan moneter
suatu obligasi pada pasar yang sedang dengan menaikkan interest rate.
berlangsung. Harga pasar adalah harga Interest rate yang tinggi akan mempengaruhi
penutupannya (closing price) dan harga pasar keputusan investasi oleh investor. Tingginya
inilah yang menyatakan naik turunnya suatu tingkat interest rate akan membuat investor untuk
obligasi. memilih menginvestasikan dananya ke dalam
3. Frekuensi Perdagangan bentuk deposito dibandingkan menanamkan
Jannah (2011:4) mendefinisikan modalnya di pasar modal. Rendahnya interest

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 73 No. 1 Agustus 2019| 155


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
rate maka investor akan lebih memilih modal dari pada dalam deposito.
menginvestasikan dananya ke dalam pasar modal 3. Pengaruh Kinerja Indeks Harga Saham
dari pada dalam bentuk deposito. Gabungan (IHSG) terhadap Government
Melemahnya nilai uang suatu negara akan Bonds
memberikan suatu keuntungan tersendiri bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
investor. Nilai mata uang negara yang mengalami merupakan salah satu indeks pasar saham yang
pelemahan dengan wajar maka akan menarik para digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
investor untuk menanamkan modalnya di pasar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
modal. Hal tersebut akan mempengaruhi trend mencerminkan transaksi yang terjadi pada
bursa yang berdampak pada Indeks Harga Saham. saham-saham di bursa. Sukanto menyebutkan
2. Pengaruh Makroekonomi terhadap (2009) “Indeks Harga Saham Gabungan
Government Bonds berpengaruh signifikan positif terhadap harga
Menurut Hartono (2017:230) menyatakan obligasi pemerintah indonesia. Hal ini
“Obligasi (bond) dapat didefinisikan sebagai disebabkan banyaknya dana obligasi pemerintah
utang jangka panjang yang akan dibayar kembali yang diportofoliokan pemerintah pada lantai
pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap bursa”. “Dalam jangka panjang kedua pasar
jika ada”. Obligasi (bond) juga diterbitkan oleh tersebut akan bergerak bersamaan
pemerintah yang dinamakan dengan obligasi (interdependent atau cointegrted) dengan arah
pemerintah (Government Bonds). Penelitian ini pergerakan yang berlawanan karena jika pada
indikator yang menjadi pengukur variabel satu pasar dapat diperoleh imbal hasil diatas
government bonds adalah volume, kaptalisasi, normal maka dana dari yang lain akan mengalir
dan frekuensi. “Inflasi juga bisa berhubungan ke pasar tersebut sehingga akan terjadi
dengan suku bunga, yaitu seperti pada inflasi peningkatan harga di pasar pertama dan
yang semakin tinggi dan tanpa diimbangi oleh penurunan harga di pasar kedua.”(Ardiansyah,
kenaikan suku bunga, maka akan bisa 2010:3)
menimbulkan keuntungan investasi terutama di Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa
pasar uang, ini terjadi daripergerakan fluktuasi yang dimaksud kedua pasar tersebut adalah pasar
yang tidak terkontrol. Dan lebih jauh ini bisa saham dan pasar obligasi. Teori ini bertolak
menyebabkan melemahnya nilai tukar.” belakang dengan penelitian terdahulu yang
(Fahmi,2014:234) dilakukakn oleh Sukanto (2009) yang
Berdasarkan penjelasan tersebut maka jika menyatakan bahwa Indeks Harga Saham
terjadi suatu inflation yang tinggi maka pihak Gabungan (IHSG) berpengaruh positif terhadap
Bank Sentral akan menaikkan suku bunga government bonds. Jadi, Indeks Harga Saham
(interest rate) untuk mencegah terjadinya Gabungan (IHSG) dapat berpengaruh terhadap
pelemahan nilai tukar mata uang. Jika Bank government bonds. Kedua pasar tersebut
Sentral menaikkan tingkat suku bunga (interest mempunyai resiko masing-masing. Secara
rate) maka akan berdampak terhadap investor teoritis pasar saham lebih beresiko daripada
yang akan lebih memilih untuk menginvestasikan pasar obligasi, sehingga secara umum investor
modalnya dalam bentuk deposito dan pasar modal menginginkan imbal hasil yang lebih besar
akan mengalami penurunan yang berakibat karena adanya resiko yang lebih besar. Imbal
penurunan penjualan obligasi. Hal tersebut hasil di pasar pertama akan mengalami
dilakukan karena dengan analisis para investor penurunan tapi pasar kedua imbal hasil
melihat lebih banyak keuntungan yang mengalami peningkatan.
didapatkan.
Perubahan dan stabilitas nilai tukar Hipotesis
(exchange rate) antara mata uang domestik dan H1 : Makroekonomi berpengaruh terhadap
asing merupakan suatu hal yang harus dilihat oleh Kinerja Indeks Saham Gabungan
para investor. Nilai tukar (exchange rate) (IHSG).
mempengaruhi permintaan obligasi di Indonesia. H2 : Makroekonomi berpengaruh terhadap
Jika kurs rupiah terhadap USD turun, maka Government Bonds
permintaan terhadap obligasi meningkat dan H3 : Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan
investasi terhadap obligasi mengalami kenaikan (IHSG) berpengaruh terhadap
karena dalam kondisi tersebut investor lebih Government Bonds
memilih menginvetasikan modalnya di pasar

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 73 No. 1 Agustus 2019| 156


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
METODE PENELITIAN Teknik Pengumpulan Data
Jenis Penelitian Teknik pengumpulan data dalam penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam ini adalah teknik dokumentasi dengan cara
penelitian ini adalah explanatory research menelusuri data historis yang diperoleh dari
dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. berbagai sumber. Dokumen yang diambil adalah
Sugiyono menjelaskan (2017:7) bahwa data historis mengenai inflation, interest rate,
“Metode penelitian kuantitatif dapat exchange rate, Indeks Harga Saham Gabungan
diartikan sebagai metode penilitian yang (IHSG), volume perdagangan, kapitalisasi
berlandaskan pada filsafat positivisme, perdagangan, dan rekuensi perdagangan government
digunakan untuk meneliti pada populasi atau bonds Indonesia. Data yang digunakan berdasarkan
data bulanan (monthly) selama tahun 2015-2017.
sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis
Analisis Data
data bersifat kuantitatif statistik, dengan
Teknik analisis data pada penelitian ini
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
adalah teknik Partial Least Square (PLS)
ditetapkan”.
menggunakan software statistik smartPLS 3.2.8.
Lokasi Penelitian
PLS digunakan dalam penelitian ini karena
Lokasi penelitian dilakukan di negara
variabel yang digunakan dalam penelitian ini
Indonesia melalui website Bank Indonesia,
adalah variabel laten yang tidak dapat diukur
Bursa Efek Indonesia, Kementrian
secara langsung. Variabel laten tersebut
Perdagangan Indonesia dan Yahoo Finance.
dijelaskan berdasarkan indikator-indikator
Populasi dan Sampel
formatifnya masing-masing. penggunaan metode
Populasi dalam penelitian ini adalah adalah
PLS, peneliti dapat melihat pengaruh antar
36 bulan data time series (3 tahun dikali 12
variabel laten berdasarkan indikator
bulan) untuk setiap variabel bebas dan terikat.
pembentuknya.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
dengan pengambilan sampel jenuh untuk
1. Evaluasi Outer Model
mendapatkan akurasi yang representatif.
Evaluasi outer model bertujuan untuk
Menggunakan sampel Jenuh dalam penelitian ini
mengevaluasi variabel indikator. Evaluasi outer
dikarenakan semua populasi dalam penelitian ini
model dilakukan setelah operasionalisasi PLS
digunakan sebagai sampel. Adapun dalam
algorithm. Secara umum variabel indikator
penelitian ini sampel sama dengan populasi yaitu
dipertahankan apabila koefisien ≥ 0,5. Indikator
36 bulan data dari jumlah dan time series periode
yang mempunyai nilai outer loading ≥ 0.5 maka
2015-2017 untuk setiap variabel bebas dan
akan dilanjutkan pada tahap PLS bootstrapping.
terikat.
Variabel dan Pengukurannya
2. Evaluasi Inner Model
Tabel 1. Variabel dan Pengukurannya
Setelah melakukan evaluasi outer model,
No Variabel Indikator Data Sumber
. langkah berikutnya adalah evaluasi inner model
yang menjelaskan pengaruh variabel laten
1. Makroekon Inflation Rate % Bank Indonesia
omi (X) (X1)
terhadap variabel laten. Dasar pengambilan
USD keputusan dalam uji t ini adalah H0 diterima dan
Domestic
Exchange
Rate (X2)
Currency
Kementerian
Perdagangan Indonesia
Ha ditolak jika t hitung < t tabel, atau p-value ≤
0.05 dengan t-tabel 1.96. H0 diterima dan Ha
Interest Rate
(X3)
% Bank Indonesia ditolak jika t hitung > t tabel, atau p-value ≥ 0.05
Indeks dengan t-tabel 1.96.
Harga
2. IHSG Index Yahoo Finance
Saham
Gabungan
(IHSG)
(Y1)

3. Governme Volume Milyar Bursa Efek Indonesia


nt Bonds (Y2.1)
(Y2)
Kapitalisasi Milyar Bursa Efek Indonesia
(Y2.2)

Frekuensi Kali (x) Bursa Efek Indonesia


(Y2.3)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 73 No. 1 Agustus 2019| 157


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
HASIL DAN PEMBAHASAN makroekonomi indonesia terhadap kinerja
Hasil Operasionalisasi Data Indeks Harga Saham Indonesia (IHSG)
1. Evaluasi Outer Model adalah negatif. Analogi dalam penelitian ini
adalah bahwa perubahan interset rate akan
mampu mempengaruhi secara negatif
Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) di indonesia. Adanya hal tersebut
maka pemerintah harus berhati-hati dalam
mengambil segala kebijakannya.
2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
makroekonomi Indonesia tidak
Freku
Exchan berpengaruh terhadap government bonds
Inflat
ion
Indonesia. Beberapa indikator
Volum
makroekonomi global tidak semuanya
dapat berpengaruh terhadap government
bonds. Hal ini menunjukkan bahwa Investor
Gambar 1. Outer Model secara umum kurang memperhatikan faktor
Sumber: Hasil Operasionalisasi PLS, 2019 makroekonomi dalam menginvestasikan
Hasil outer model pada penelitian ini dananya dalam government bonds.
menunjukkan bahwa indikator yang 3. Hasil penelitian kinerja Indeks Harga
dilanjutkan ke proses PLS bootstrapping Saham Gabungan (IHSG) terhadap
(memiliki nilai outer loading ≥ 0.5) adalah government bonds yang di proksikan
interest rate, Indeks Harga Saham Gabungan dengan kapitalisasi perdagangan
(IHSG), dan kapitalisasi perdagangan. menyatakan bahwa kinerja Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) berpengaruh
2. Evaluasi Inner Model
secara positif terhadap government bonds
Tabel 2. Hasil Inner Model Indonesia. Contohnya adalah jika Indeks
Original t-Statistic Harga Saham Gabungan (IHSG)
Sample mengalami kenaikan maka government
Kinerja Indeks Harga Saham bonds juga akan mengalami kenaikan, dan
Gabungan (IHSG) -> 0.379 2.312
Government Bonds jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Makroekonomi -> Government mengalami penurunan maka government
0.027 0.154
Bonds bonds juga akan mengalami penurunan. Hal
Makroekonomi -> Kinerja Indeks ini menjadikan bahwa perubahan Indeks
-0.394 3.441
Harga Saham Gabungan (IHSG) Harga Saham Gabungan (IHSG) akan
Sumber: Diolah, 2019 mampu mempengaruhi kenaikan dan
penurunan government bonds.
Hasil inner model pada penelitian ini
menunjukkan bahwa makroekonomi berpengaruh Saran
terhadap Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan 1. Bagi Bursa Efek Indonesia
(IHSG) dengan nilai t- statistic sebesar 3.441. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Makroekonomi tidak berpengaruh terhadap memberikan wawasan baru bagi dunia
Government Bonds, dengan t-statistic sebesar investasi. Bursa Efek Indonesia sebagai
0.154. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan pemegang kendali kinerja Indeks Harga
(IHSG) berpengaruh Government Bonds karena Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia agar
t-statistic ≥1.96, yaitu 2.312. dapat lebih memperhatikan dan teliti dengan
kebijakan-kebijakan yang diambilnya.
KESIMPULAN DAN SARAN Dampak dari pengambilan kebijakan tersebut
Kesimpulan akan dapat mempengaruhi kinerja Indeks
1. Penelitian ini variabel makroekonomi Harga Saham Gabungan (IHSG) yang
dengan indikator interest rate berpengaruh nantinya akan memberikan dampak terhadap
terhadap kinerja Indeks Harga Saham government bonds di Indonesia.
Gabungan (IHSG) dengan indikator Indeks 2. Bagi Investor
Harga Saham Gabungan (IHSG). Pengaruh Saran yang dapat peneliti berikan adalah

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 73 No. 1 Agustus 2019| 158


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
agar investor ketika berinvestasi dalam Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif,
saham untuk terlebih dahulu Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
mempertimbangkan interest rate ketika akan Sukirno, Sadono. 2015. Makroekonomi Teori
melakukan keputusan investasi.. Pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya agar dapat ditambahkan Sutedi, Adrian. 2009. Aspek Hukum Obligasi dan
kriteria sampel penelitian yang berkaitan Sukuk. Jakarta: Sinar Grafika
dengan makroekonomi. Penambahan kriteria Zubir, Zalmi. 2012. Potofolio Obligasi. Jakarta:
sampel ini diharapkan akan dapat lebih Salemba Empat
menjelaskan dan menjawab tentang
pengaruh makroekonomi terhadap Jurnal
government bonds di Indonesia. Saran yang Sukanto, Eman. 2009. Pengaruh Suku Bunga
saya berikan dari penelitian ini untuk peneliti Deposito, Kurs Rupiah-USD, Tingkat Inflasi
selanjutnya adalah agar peneliti selanjutnya IHSG dan Volume Transaksi tehadap Harga
lebih memperhatikan kriteria pemilihan Obligasi Pemerintah RI (SUN). Jepara:
indikator pada variabel makroekonomi. Fokus Ekonomi Vol 4, No. 2
Regulasi
DAFTAR PUSTAKA
Bodie, Kane, dan Marcus. 2014. Manajemen Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
Portofolio dan Investasi Edisi 9 Buku 1. tentang Pasar Modal Indonesia
Jakarta: Salemba Empat (www.idx.co.id) diakses pada 28
November 2
Boediono. 2017. Ekonomi Moneter. Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta
Darmadji, T. dan Hendy M. Fakhruddin. 2012.
Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya
Jawab Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat
Hadi, Nor, 2013. Pasar Modal Acuan Teoritis
dan Praktis Investasi di Instrumen Keuangan
Pasar Modal. Yogyakarta: Graha Ilmu
Hartono, Jogiyanto. 2017. Teori Portofolio dan
Aanalisis Investasi Edisi Kesebelas.
Mishkin, Frederic S. 2010. The Economic of
Money, Banking, and Financial Markets:
Ekomomi Uang, Perbankan, dan Pasar
Keuangan Edisi 8 Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat
Mankiw, Gregory; Euston Quah dan P. Wilson.
2012. Pengatar Ekonomi Makro. Jakarta:
Salemba Empat
Natsir, M. 2014. Ekonomi Moneter &
Kebanksentralan. Jakarta: Mitra Wacana
Media
Rivai, Veithzal. dkk. 2013. Financial Institution
Management (Manajemen Kelembagaan
Keuangan). Depok: Rajagrafindo Persada
Sagir, Soeharsono. 2009. Ekonomi Indonesia.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Samsul, Mohamad. 2015. Pasar Modal dan
Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 73 No. 1 Agustus 2019| 159


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like