You are on page 1of 9

PERAN GURU PKN DALAM MENUMBUHKAN

PARTISIPASI POLITIK SISWA SEBAGAI PEMILIH


PEMULA
(Studi Deskriptif di SMAN 8 Bandung)
Muhammad Fanji Ardiansyah1, Idrus Affandi2, Syaifullah3
afiliasi penulis yaitu Departemen Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia
1
Mahasiswa Departemen Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI
Mfanjia15@gmail.com
2
Penulis Penanggung Jawab Departemen Pendidikan Kewarganegaraan, FPIPS UPI
idrusaffandi@upi.edu
3
Penulis Penanggung Jawab Departemen Pendidikan Kewarganegaraan, FPIPS UPI
syaifulsyam@upi.edu

Abstract: The Role of Intra and Extra-School Organizations in an Effort to Instill a


Nationalist Attitude towards Bandung City Students (Descriptive Study of the Student
Council of Public High School 8 of Bandung and the Nahdlatul Ulama Student Association
of Bandung).
Problems in the school environment are still the occurrence of intolerant behavior,
discrimination against minorities, the marginalization of minority rights, the emergence of
radical ideas and actions that pose a threat to the integrity and unity and integrity of the nation.
This shows that there are still student attitudes that are not in accordance with the value of
nationalism. The research aims to conduct an in-depth analysis of the role of intra and extra
school organizations in an effort to cultivate a nationalist attitude towards Bandung city
students. The organization that is the subject of research is the OSIS of SMAN 8 Bandung and
the IPNU PC in Bandung. The approach used is a qualitative approach with descriptive study
methods. The results of data collection through interview techniques, observation and
documentation were analyzed using data reduction, data presentation, and data verification,
then validated using resource triangulation techniques and triangulation of data collection
techniques. The results of the study showed 1) the form of activities of SMAN 8 Bandung and
IPNU PCs in the city of Bandung; Leadership Training, Commemoration of National Holidays,
Study Tours or visits, Social Services, Membership Loyalty Period, Training of Young Cadres,
Training of Major Cadres, Student Tent Night, and Habituation of the value of nationalism 2)
results achieved; the emergence of indicators of nationalism in students, such as: attitude of
love for the country; cultural love; discipline; tolerance; love environment and cleanliness; a
sense of unity; a sense of solidarity; caring; Their improvement in terms of worship; Ethical
awareness. 3) constraints faced; Awareness, Commitment, Time Sharing, Innovation activities,
Funding, and Licensing from parents. 4) efforts made, approach emotionally members,
innovate in activities, better time management, get donors or develop organizational
entrepreneurial activities, dialogue with parents so that there is understanding and trust.
Keywords: Nationalism, Attitudes, Student Organizations.
Abstrak: Peran Organisasi Intra Dan Ekstra Sekolah Dalam Upaya Menanamkan Sikap
Nasionalisme Terhadap Siswa Kota Bandung (Studi Deskriptif OSIS SMAN 8 Bandung dan
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Kota Bandung).
Permasalahan di lingkungan sekolah adalah masih terjadinya perilaku intoleransi,
diskriminasi terhadap minoritas, terpinggirkannya hak-hak minoritas, munculnya paham dan
tindakan radikal yang menjadi ancaman bagi keutuhan dan persatuan dan kesatuan bangsa.
Hilman Gufron. Peran Organisasi Intra Dan Ekstra Sekolah Dalam Upaya Menanamkan Sikap
Nasionalisme Terhadap Siswa Kota Bandung.

Hal tersebut menunjukan masih ada sikap siswa yang tidak sesuai dengan nilai nasionalisme.
Penelitian bertujuan untuk melakukan analisis secara mendalam terhadap peran organisasi
intra dan ekstra sekolah dalam upaya penanaman sikap nasionalisme terhadap siswa kota
Bandung. Organisasi yang menjadi subjek penelitian adalah OSIS SMAN 8 Bandung dan PC
IPNU kota Bandung. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode
studi deskriptif. Hasil pengumpulan data melalui teknik wawancara, observasi dan dokumentasi
dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data, kemudian divalidasi
menggunakan teknik triangulasi narasumber dan triangulasi teknik pengumpulan data. Hasil
penelitian menunjukan 1) bentuk kegiatan SMAN 8 Bandung dan PC IPNU kota Bandung;
Latihan Kepemimpinan, Peringatan Hari Besar Nasional, Study Tour atau kunjungan, Bakti
Sosial, Masa Kesetiaan Anggota, Pelatihan Kader Muda, Pelatihan Kader Utama, Malam
Kemah Pelajar, dan Habituasi nilai nasionalisme 2) hasil yang dicapai; munculnya indikator
sikap nasionalisme dalam diri siswa, seperti: Sikap cinta tanah air; cinta budaya; disiplin;
tenggang rasa; cinta lingkungan dan kebersihan; rasa persatuan; rasa solidaritas; rasa
kepedulian; Peningkatan mereka dalam segi ibadah; Sadar etika. 3) kendala yang dihadapi;
Kesadaran, Komitmen, Pembagian Waktu, Inovasi kegiatan, Pendanaan, serta Perizinan dari
orang tua. 4) upaya yang dilakukan, Pendekatan kepada anggota secara emosinal, Berinovasi
dalam kegiatan, Manajemen waktu yang lebih baik, Mendapatkan donatur atau
mengembangkan kegiatan wirausaha organisasi, Dialog dengan orang tua agar terdapat
kesepahaman dan rasa percaya.
Kata Kunci: Nasionalisme, Sikap, Organisasi Siswa.

utama yang mesti dilakukan oleh setiap diketahui pemerintah dan selanjutnya
warga negaranya, seperti menurut pemerintah memberikan respon.
Wuryan & Syaifullah (2006, hlm. 70),
bahwa dalam suatu negara yang Berdasarkan hal itu, maka partisipasi
demokratis partisipasi warga negara politik sangat penting keberadaannya
merupakan syarat pokok atau utama dalam sebuah negara yang menerapkan
yang mesti dilakukan oleh setiap warga sistem demokrasi, dikarenakan hal itu
negaranya dalam proses politik. Sejalan akan sangat memengaruhi kebijakan
dengan hal itu, menurut Budiarjo (2008, yang dikeluarkan oleh pemerintah yang
hlm. 367) bahwa partisipasi politik berkuasa, serta memberikan sumbangsih
adalah kegiatan seseorang atau suara dalam penentuan pimpinan negara
kelompok orang untuk ikut serta aktif yang hendak berkuasa dalam sebuah
dalam kehidupan politik, antara lain pemilihan umum. Namun dalam
dengan jalan memilih pemimpin negara pelaksanaannya tidak sedikit warga
dan secara langsung atau tidak langsung negara yang memiliki tingkat kesadaran
memengaruhi kebijakan pemerintah yang rendah dalam partisipasi politik
(public policy). Menurut Dahrendorf terutama seorang warga negara yang
yang dikutip dalam jurnal Morissan statusnya sebagai pemilih pemula yang
(2016, hlm. 100) mengatakan bahwa akan baru memulai berpartisipasi aktif
setiap orang yang hidup di negara dalam suatu proses politik. Rentang usia
demokratis memiliki hak untuk pemilih pemula ini terdapat pada usia
menyatakan pandangan dan sikap 17-22 tahun lebih tepatnya para siswa
mereka terhadap segala hal yang terjadi yang sedang duduk di bangku
di ranah publik atau hal-hal yang terkait persekolahan Sekolah Menengah
dengan kepentingan mereka agar Pertama (SMA), Madrasah Aliyah

2
Hilman Gufron. Peran Organisasi Intra Dan Ekstra Sekolah Dalam Upaya Menanamkan Sikap
Nasionalisme Terhadap Siswa Kota Bandung.

(MA) dan Sekolah Menengah Kejuruan kesadaran kehidupan berbangsa dan


(SMK). bernegara dalam lingkup pendidikan
formal. Tentunya kehidupan berbangsa
Untuk mengatasi rendahnya tingkat dan bernegara ini berkenaan dengan
partisipasi politik warga negara sebagai partisipasi politik warga negara. Sejalan
pemilih pemula diharuskan adanya dengan hal itu Somantri (2001, hlm.
pendidikan yang lebih spesifik yang 279) mengatakan bahwa Pendidikan
berkaitan dengan pembelajaran politik Kewarganegaraan memiliki tujuan
atau pendidikan politik. Pendidikan mendidik warga negara yang baik, yang
politik merupakan suatu upaya untuk dapat dilukiskan dengan warga negara
meningkatkan pengetahuan, negara yang patriotik, toleran, setia
pemahaman politik kepada warga terhadap bangsa dan negara, beragama,
negara agar dapat berpartisipasi aktif demokratis…, Pancasila sejati.
dalam politik. Seperti menurut Rusadi
Kantaprawira (1998, hlm. 27) Menurut Wahab dan Sapriya (2011,
memandang politik sebagai salah satu hlm. 315), menjelaskan bahwa mata
fungsi struktur politik dengan tujuan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
untuk meningkatkan pengetahuan bertujuan agar peserta didik memiliki
politik rakyat, dan agar mereka dapat kemampuan berpartisipasi secara aktif
berpartisipasi secara maksimal dalam dan bertanggung jawab, dan bertindak
sistem politiknya. secara cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa, dan
Pendidikan Kewarganegaraan bernegara, serta anti-korupsi. Dapat
merupakan suatu mata pelajaran yang diartikan bahwa mata pelajaran
telah diamanati oleh Undang-Undang Pendidikan Kewarganegaraan ini harus
untuk dapat mendidik warga negara dapat menumbuhkan sikap partisipasi
menjadi warga negara yang baik serta aktif warga negara dalam berbagai
cerdas yang dapat memahami dan bidang kehidupan, baik aktif dalam
menjalankan hak dan kewajibannya partisipasi politik bahkan hingga aktif
sebagai warga negara dalam kehidupan dalam menegakkan hukum dan keadilan
berbangsa dan bernegara. Selanjutnya dengan rasa tanggungjawab yang tinggi.
Daryono (2008, hlm. 1) mengemukakan
bahwa Pendidikan Kewarganegaraan Menurut Haryati (2005, hlm. 109)
(PKn) adalah nama dari suatu mata mengemukakan bahwa guru PKn pada
pelajaran yang terdapat dalam hakekatnya merupakan komponen
kurikulum sekolah. PKn berusaha manusiawi dalam proses belajar
membina perkembangan moral anak mengajar yang berperan dalam usaha
didik sesuai dengan nilai-nilai pembetukan sumberdaya manusia.
Pancasila, agar dapat mencapai Lebih lanjut Ahmad (dalam Winarno,
perkembangan secara optimal dan dapat 2012, hlm. 54-55) mengatakan dalam
diwujudkan dalam kehidupan sehari- konteks pembentukan sumber daya
hari. manusia guru PKn berperan membina
ketakwaan siswa, guru PKn berperan
Oleh karena itu didasarkan akan hal membina sopan santun siswa, guru PKn
tersebut Pendidikan Kewarganegaraan berperan membina kedisiplinan siswa,
berperan sangat penting dan dan guru PKn berperan membina
mengemban misi sebagai pendidikan kesehatan siswa.
politik yakni untuk menanamkan

3
Hilman Gufron. Peran Organisasi Intra Dan Ekstra Sekolah Dalam Upaya Menanamkan Sikap
Nasionalisme Terhadap Siswa Kota Bandung.

Karakteristik guru PKn dalam sebuah data deskriptif yang diperoleh dari
proses pembelajaran sangat menentukan pengamatan terhadap perilaku seseorang
terwujudnya perilaku siswa yang baik. yakni peran dari seorang guru
Karakteristik guru ini berkenaan dengan pendidikan kewarganegaraan terhadap
pengalaman, pemahaman, serta perilaku siswa dalam hal partisipasi
pendidikan dari seorang guru. poltik sebagai sumber yang akan
Sebagaimana menurut Wuryan dan diamatinya. Berdasarkan penjelasan
Syaifullah (2008, hlm. 41-42) diatas Bogdan dan Taylor yang dikutip
mendeskripsikan jenis tipe guru salah oleh Moleong (2000, hlm. 3)
satunya adalah guru yang dedicated and menjelaskan bahwa metodologi
well informed teacher yakni guru yang penelitian kualitatif sebagai prosedur
selalu mempersiapkan perencanaan penelitian yang menghasilkan data
pembelajaran yang akan dilakukan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
dengan baik, lalu senantiasa selalu lisan dari orang-orang dan perilaku
mendorong siswa untuk berpikir kritis, yang dapat diamati. Kunci dari
bersikap dan berperilaku demokratis, penelitian kualitatif ini adalah peneliti
selalu melibatkan siswa dalam sebuah itu sendiri, dimana dapat dikatakan
proses pembelajaran, mengontrol kelas bahwa dalam penelitian kualitatif ini
dengan baik, mengajarkan ketertiban, peneliti sebagai instrumen kunci dalam
serta selalu menciptakan iklim yang penelitian yang akan dilakukan oleh
sehat dan menggembirakan siswa dalam peneliti tersebut. Sugiyono (2009, hlm.
belajar. 1) mengungkapkan bahwa dalam
metode penelitian kualitatif tersebut
Didasarkan pada Peraturan Menteri dimana peneliti merupakan instrumen
Pendidikan dan Kebudayaan No. 21 kunci dalam penelitian tersebut.
Tahun 2016 Tentang Standar Isi
mengjelaskan bahwa materi Pendidikan Dalam melakukan penelitian mengenai
Kewarganegaraan ini meliputi: nilai, Peran Guru PKn Dalam Menumbuhkan
moral, dan norma/kaidah dalam Partisipasi Politik Siswa Sebagai
masyarakat, persatuan dan kesatuan Pemilih Pemula peneliti menggunakan
bangsa, hak dan kewajiban warga metode penelitian deskriptif. Dengan
negara, keberagaman, norma hukum menggunakan metode penelitian
dan peraturan, Hak Asasi Manusia, deskriptif ini diharapkan mampu
Konstitusi Negara, kekuasaan, politik, mendeskripsikan dan menjawab
Pancasila, dan globalisasi. keingintahuan peneliti mengenai
permasalah yang diteliti, selain itu
Metode Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif
Pendekatan kualitatif ini digunakan oleh ini peneliti mendapat hasil yang mudah
peneliti dalam melakukan penelitian untuk dimengerti oleh pembaca, karena
tentang Peran Guru PKn Dalam tidak terdiri dari angka-angka,
Menumbuhkan Partisipasi Politik Siswa melainkan berisi informasi deskriptif
Sebagai Pemilih Pemula. Pendekatan yang terdiri dari kata-kata serta gambar-
kualitatif ini sesuai dengan masalah gambar yang membantu memperjelas,
yang akan dibahas oleh peneliti yang berdasarkan kepada fenomena-
berkenaan dengan peran guru fenomena yang ada mengenai masalah
Pendidikan Kewarganegaraan serta yang akan diteliti oleh peneliti yakni
partisipasi politik, dikarenakan dalam Peran Guru PKn Dalam Menumbuhkan
penelitian kualitatif akan menghasilkan Partisipasi Politik Siswa Sebagai

4
Hilman Gufron. Peran Organisasi Intra Dan Ekstra Sekolah Dalam Upaya Menanamkan Sikap
Nasionalisme Terhadap Siswa Kota Bandung.

Pemilih Pemula. Sejalan dengan hal ini mengungkapkan bahwa tempat


Moleong (2010, hlm.10) mengatakan penelitian ini adalah tempat dimana
metode deskriptif akan menghasilkan sebuah proses studi yang digunakan
laporan penelitian yang berisi kutipan- untuk pemecahan masalah yang hendak
kutipan data (berupa kata-kata, gambar diteliti ini berlangsung. Pada penelitian
dan bukan angka-angka) untuk memberi mengenai Peran Guru PKn Dalam
gambaran penyajian laporan tersebut. Menumbuhkan Partisipasi Politik Siswa
Selain itu Danial (2009, hlm.62) Sebagai Pemilih Pemula ini, tempat
mengatakan Tujuan dari penelitian penelitiaannya adalah bertempat di
deskriptif ialah untuk membuat Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Kota
deskripsi gambaran atau lukisan secara Bandung yang beralamat lengkap di
sistematis, faktual dan akurat melalui Jalan Solontongan Nomor 3, Turangga,
berbagai teknik yang disusun untuk Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat
tujuan penelitian data hasil penelitian. 40264.

Dalam penelitian kualitatif partisipan Teknik pengumpulan data merupakan


merupakan salah satu unsur yang langkah yang paling strategis dan yang
terdapat dalam penelitian tersebut. paling utama dalam penelitian, karena
Sugiyono (2009, hlm. 50) mengatkan tujuan utama dari penelitian ini adalah
bahwa dalam penelitian kualitatif ini mendapatkan data. Agar memperoleh
tidak dinamakan dengan responden, data sesuai dengan yang diharapkan.
melainkan partisipan dalam penelitian Nazir (2005, hlm. 174) mengemukakan
tersebut. Peran partisipan dalam bahwa pengumpulan data merupakan
penelitian kualitatif sangat signifikan suatu prosedur yang sistematis untuk
untuk membantu dan memudahkan memperoleh data-data yang diperlukan
peneliti dalam pengumpulan data, dan oleh peneliti. Pada proses pengumpulan
mendapat informasi yang dibutuhkan data yang dilakukan oleh peneliti, dalam
guna mendukung penelitian tersebut penelitian kualitatif instrumen
dilaksanakan. Sejalan dengan hal ini merupakan hal kunci yang harus sangat
Nasution (2003, hlm. 32) mengatakan diperhatikan oleh peneliti.
bahwa seorang yang djjadikan subjek
dalam penelitian tersebut harus dapat Di dalam penelitian ini peneliti
memberikan sesuai dengan tujuan menggunakan teknik pengumpulan data
penelitian tersebut. maka partisipan wawancara, observasi, studi
yang dipilih dalam penelitian ini adalah dokumentasi, studi literatur dan catatan
sebagai berikut: lapangan. Menurut Moleong (1989,
1. Kepala Sekolah SMA Negeri 8 hlm. 148) mengungkapkan bahwa
Kota Bandung. wawancara merupakan suatu
2. Guru-Guru Pendidikan percakapan dengan maskud tertentu dan
Kewarganegaraan SMA Negeri dilakukan oleh dua pihak yang terkait
8 Kota Bandung yang antara pewawancara dan nara sumber
berjumlah 3 orang. yang hendak diwawancara. Selanjutnya
3. Peserta didik SMA Negeri 8 menurut Sugiyono (2013, hlm. 310)
Kota Bandung yang terdiri dari mengungkapkan bahwa observasi
kelas X, XI dan Kelas XII. merupakan dasar dari ilmu
4. Dosen Ilmu Politik pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat
bekerja berdasarkan dataa-data yang ada
Sukardi (2004, hlm. 53) berupa fakta dan kenyataan yang

5
Hilman Gufron. Peran Organisasi Intra Dan Ekstra Sekolah Dalam Upaya Menanamkan Sikap
Nasionalisme Terhadap Siswa Kota Bandung.

diperoleh melalui observasi. Studi


dokumentasi digunakan untuk Sebagai seorang guru yang pada
melengkapi data dari teknik umumnya menginginkan pembelajaran
pengumpulan data yang lain. yang dilakukannya tersebut berhasil,
Dokumentasi ini dapat dimanfaat untuk maka dari itu salah satu faktor
menguji, mengkonfirmasi, menafsirkan. keberhasilan dari pembalajaran yang
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 329) dilaksanakannya tersbut adalah dengan
mengungkapkan bahwa dokumen itu mempersiapkan pembelajaran yang
berisikan catatan peristiwa yang sudah akan dilaksanakannya melalui
berlalu, dokumen itu juga dapat pembuatan Rencana Pelaksanaan
berbentu gambar, tulisan atau karya Pembelajaran (RPP). RPP itu senantiasa
seseorang yang monumental. Menurut dipersiapkan sebelum dilaksanakannya
Danial dan Wasriah (2009, hlm. 80) pembelajaran di dalam kelas. RPP itu
bahwa studi literatur ini merupakan sendiri senantiasa dirumuskan oleh
teknik penelitian yang dilakukan oleh guru-guru PKn di SMAN 8 Bandung
peneliti dengan mengumpulkan pada kegiatan Musyawarah Guru Mata
berbagai sumber teori seperti buku- Pelajaran (MGMP).
buku, majalah, yang berkenaan dan
sesuai dengan permasalahan dan tujuan Dalam pembuatan RPP PKn yang
dari penelitian tersebut. Menurut memuat nilai-nilai partisipasi politik
Bogdan dan Biklen (dalam Gunawan, siswa dalam upaya menumbuhkan
2013, hlm. 184) mengemukakan bahwa partisipasi politik siswa sebagai pemilih
catatan lapangan itu berupa segala pemula di SMAN 8 Bandung yakni
sesuatu yang didengar, dilihat, serta dengan mengintegrasikan nilai-nilai
dialami dan dipikirkan oleh peneliti partisipasi politik itu dalam indikator
selama kegiatan pengumpulan data. dan tujuan pembelajaran dalam
dokumen RPP yang nantinya ditindak
Temuan dan Pembahasan lanjuti denga proses pembelajaran di
Berdasarkan data yang didapat dari kelas yang menggunakan metode
Peran guru PKn dalam menumbuhkan praktik simulasi pemilihan umum yang
perilaku partisipasi politik di dunia diselenggearakan siswa di kelas.
persekolahan sangatlah penting Metode simulasi tersebut menjadi bahan
keberadaannya, karena dengan untuk dijadikan sebagai evaluasi atau
pembelajaran PKn ini siswa sebagai penilaian kepada siswa mengenai materi
warga negara disiapkan untuk dapat yang disampaikan.
menjadi warga negara yang baik dan
cerdas yang mengetahui dan Seorang guru PKn tidak mungkin
menjalankan kewajibannya sebagai efektif bertugas jika dia sendiri tidak
warga negara. Salah satu indikator melakukan yang diharapkan dari anak
warga negara yang baik yaitu dengan didiknya. Dengan memberikan teladan
turut serta aktif terlibat dalam dan contoh yang baik berlandaskan
kehidupan politik disebuah negara, baik nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang
secara langsung dengan mengikuti dimuat dalam Pancasila akan dapat
partai politik dan menjadi pemegang menjadikan siswa sebagai warga negara
kekuasaan atau pun secara tidak yang baik, dan salah satu indikator
langsung dengan menjadi masyarakat warga negara yang baik adalah dengan
yang peduli terhadap kehidupan politik berpartisipasi aktif dalam kehidupan
dalam sebuah negara. berbangsa dan bernegara.

6
Hilman Gufron. Peran Organisasi Intra Dan Ekstra Sekolah Dalam Upaya Menanamkan Sikap
Nasionalisme Terhadap Siswa Kota Bandung.

memahami kondisi siswa. Selanjutnya


Pelaksanaan pembelajaran dalam upaya hambatan tersebut berupa bahwa
menumbuhkan partisipasi poltik siswa Pendidikan untuk menumbuhkan
sebagai pemilih pemula dilakukan partisipasi politik siswa tersebut hanya
dengan cara menggunakan pendekatan diintegrasikan dalam mata pelajaran
pembelajaran nilai (Value Learning) PKn saja serta terjadinya hambatan
yang memuat nilai-nilai partisipasi dalam proses penyusunan dan
politik dan dengan pendekatan sainstifik pelaksanaan kegiatan yang bertemakan
melalui kegiatan 5 M yaitu mengamati, politik.
menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Pendidikan politik bagi siswa juga
Selain itu dilakukan dengan cara guru bertujuan untuk menumbuhkan
memberikan pengalaman secara pemahaman serta kesadaran siswa
langsung kepada siswa untuk dapat dalam kehidupan politik. Maka dari itu
berpartisipasi dalam kegiatan politik dalam lingkup pendidikan formal sudah
yakni dengan menggunakan metode menjadi tugas dari seluruh guru mata
percontohan diadakannya praktik pelajaran untuk dapat menumbuhkan
simulasi pemilihan umum (pemilu) partisipasi politik siswa sebagai pemilih
yang diselenggarakan sendiri oleh siswa pemula dengan menanamkan nilai-nilai
di dalam kelas partisipasi politik siswa tersebut ke
dalam pembelajaran.
Faktor determinan dari upaya
menumbuhkan partisipasi politik siswa Upaya yang harus dilakukan dalam
sebagai pemilih pemula yaitu guru dan mengatasi hambatan yang terjadi yakni
sekolah yang menyelenggarakan dengan menyelenggarakan pendidikan
pendidikan politik yang baik dan benar politik yang baik dan benar yang dapat
yang dapat menumbuhkan kesadaran menarik minat siswa serta perlu
berpolitik siswa dengan melalui dipersiapkan dan direncanakan terlebih
pembelajaran yang memberikan dahulu secara matang, dan pendidikan
pengajaran secara langsung kepada politik ini harus dapat diintegrasikan
siswa mengenai partisipasi politik dalam seluruh mata pelajaran yang
dengan adanya kegiatan-kegiatan yang dibelajarkan di sekolah tersebut.
menunjang tersebut serta perlunya
diintegrasikan ke dalam tujuan dari Kesimpulan, Rekomendasi, dan
sekolah tersebut demi terciptanya warga Implikasi
negara yang baik yang salah satu Guru PKn dalam membuat RPP yang
indikator warga negara yang baik memuat nilai-nilai partisipasi politik
adalah dengan berpartisipasi aktif dalam untuk siswa di SMAN 8 Bandung
politik. seperti nilai disiplin, tanggungjawab,
jujur, peduli, damai, pro aktif, sadar
Hambatan yang terjadi dalam upaya politik dilakukan dengan cara
menumbuhkan partispasi politik siswa mengintegrasikan nilai-nilai partisipasi
sebagai pemilih pemula yakni dalam politik tersebut ke dalam rumusan
proses pelaksanaan pembelajaran yang indikator pencapaian dan tujuan
dilakukan di kelas dengan terdapat pembelajaran di dalam dokumen RPP
siswa yang tidak responsif dan tidak dan dalam proses pembelajaran.
aktif dalam pembelajaran tersebut, maka
Guru PKn dalam pelaksanaan
dari itu guru harus dapat terlebih dahulu
pembelajaran untuk menumbuhkan

7
Hilman Gufron. Peran Organisasi Intra Dan Ekstra Sekolah Dalam Upaya Menanamkan Sikap
Nasionalisme Terhadap Siswa Kota Bandung.

partisipasi politik siswa sebagai pemilih pelaksanaan kegiatan yang bertemakan


pemula di SMAN 8 Bandung dilakukan politik.
dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran nilai yang memuat nilai- Upaya yang harus dilakukan dalam
nilai partisipasi politik serta dengan mengatasi hambatan yang terjadi yakni
pendekatan sainstifik melalui kegiatan 5 dengan menyelenggarakan pendidikan
M yakni mengamati, menanya, politik yang baik dan benar yang dapat
mengumpulkan informasi, menarik minat siswa serta perlu
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan dipersiapkan dan direncanakan terlebih
dan dengan metode percontohan. dahulu secara matang, dan pendidikan
politik ini harus dapat diintegrasikan
Faktor determinan dari upaya dalam seluruh mata pelajaran yang
menumbuhkan partisipasi politik siswa dibelajarkan di sekolah tersebut.
sebagai pemilih pemula yaitu guru dan
sekolah yang menyelenggarakan Berdasarkan hasil penelitian dan temuan
pendidikan politik yang baik dan benar dilapangan, maka implikasi dari
yang dapat menumbuhkan kesadaran penelitian yang peneliti lakukan adalah
berpolitik siswa dengan melalui perlunya inovasi-inovasi baru dalam
pembelajaran yang memberikan mengintegrasikan nilai-nilai partsipasi
pengajaran secara langsung kepada politik dalam pembelajaran PKn.
siswa mengenai partisipasi politik Kemudian diperlukannya kegiatan-
dengan adanya kegiatan-kegiatan yang kegiatan yang menunjang dengan lebih
menunjang yang bermitra dengan kreatif baik diselenggarakan oleh pihak
lembaga luar terkait seperti Komisi sekolah secara langsung ataupun
Pemilihan Umum serta perlunya melalui Organisasi Siswa Intra Sekolah
diintegrasikan ke dalam tujuan dari untuk menumbuhkan partisipasi politik
sekolah tersebut demi terciptanya warga siswa sebagai pemilih pemula.
negara yang baik yang salah satu Selanjutnya diperlukannya sebuah
indikator warga negara yang baik kebijakan yang khusus di lingkup
adalah dengan berpartisipasi aktif dalam sekolah mengenai pendidikan politik
politik. yang terstruktur dan terencana.

Hambatan yang terjadi dalam upaya Guru PKn sebagai ujung tombak
menumbuhkan partispasi politik siswa diselenggarakannya pendidikan politik
sebagai pemilih pemula yakni dalam harus dapat lebih meningkatkan kualitas
proses pelaksanaan pembelajaran yang pendidikan politik di persekolahan
dilakukan di kelas dengan terdapat semakin menarik dan kreatif dengan
siswa yang tidak responsif dan tidak perencanaan yang baik untuk dapat
aktif dalam pembelajaran tersebut, maka menciptakan warga negara yang melek
dari itu guru harus dapat terlebih dahulu akan politik.
memahami kondisi siswa. Selanjutnya Guru PKn mampu membuat inovasi-
hambatan tersebut berupa bahwa inovasi baru terkait, metode, media,
Pendidikan untuk menumbuhkan sumber ajar, dan model pembelajaran
partisipasi politik siswa tersebut hanya dalam menumbuhkan partisipasi politik
diintegrasikan dalam mata pelajaran siswa sebagai pemilih pemula.
PKn saja serta terjadinya hambatan Guru PKn mampu memberikan contoh
dalam proses penyusunan dan atau teladan yang baik bagi seluruh

8
Hilman Gufron. Peran Organisasi Intra Dan Ekstra Sekolah Dalam Upaya Menanamkan Sikap
Nasionalisme Terhadap Siswa Kota Bandung.

siswa dalam berperilaku yang Politik dan Sosial Generasi


mencerminkan nilai partisipasi politik. Muda Pengguna Media Sosial.
Jurnal Visi Komunikasi, 1 Vol
Daftar Pustaka (15), hlm. 98-100

Budiardjo, M. (2008). Dasar-Dasar Nasution. (2003). Metode Research


Ilmu Politik. Ed 1. Cet 3. (Penelitian Ilmiah). Jakarta: PT.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Bumi Aksara
Utama
Danial, E. (2009). Metoda Penulisan Nazir. (2005). Metode Penelitian.
Karya Ilmiah. Bandung: Bogor: Ghalia Indonesia
Laboratorium PKn FPIPS
Universitas Pendidikan Sugiyono. (2009). Memahami
Indonesia. Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta
Danial, E & Warsiah, N. (2009).
Metode Penulisan Karya Ilmiah. Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian
Bandung: Universitas Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi
Pendidikan Indonesia Aksara

Daryono, M. dkk. (2008). Pengantar Wahab, A.A & Sapriya. (2011). Teori
Pendidikan Pancasila dan dan Landasan Pendidikan
Kewarganegaraan. Jakarta: Kewarganegaraan. Bandung:
Rhineka Cipta Alfabeta.

Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian Wuryan, S & Syaifullah. (2006). Ilmu


Kualitatif. Jakarta: PT. Bumi Kewarganegaraan (civics).
Aksara. Bandung: Laboratorium
Pendidikan Kewarganegaraan
Haryati, T. (2005). Strategi Belajar FPIPS Universitas Pendidikan
Mengajar I Pendidikan Indonesia
Kewarganegaraan. IKIP PGRI
Press. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 21 Tahun
Kartaprawira, R. (1998). Sistem Politik 2016 tentang Standar Isi
Indonesia: Suatu Model Pendidikan Dasar dan Menengah
Pengantar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo

Moleong, L. J. (1989). Metode


Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remadja Karya CV

Moleong, J.X. (2000). Metode


Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya

Morissan. (2016). Tingkat Partisipasi

You might also like