You are on page 1of 9

Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No.

2, September 2016

ANALISIS TEKNIS DAN KAJIAN ERGONOMIKA BERDASARKAN


ANTROPOMETRI PADA PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN UNTUK
LAHAN SAWAH

Anthropometry Based Technical Analysis and Ergonomic Studies


on Utilization of Hand Tractor for Farm Field

Endang Sulnawati1, Sirajuddin Haji Abdullah1,*), Asih Priyati1


1
Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri
Universitas Mataram
Email*): sirajudinhajiabdullah@gmail.com

Diterima: 5 Juli 2016


Disetujui: 3 Agustus 2016

ABSTRACT

Purpose of this research was to analyzed technical utilization of hand tractors for farm field,
analyze suitability of body dimension anthropometry data with dimension of hand tractors Yanmar
Bromo Model V2 TF 85 MLY, and determine working load level by measuring operator’s pulse
rate when using tractors for land preparation. This research conducted at Terara village, Terara
district in East Lombok using field experimental method. Examined parameters, regard to technical
test, were theoretical field capacity, effectivity and efficiency. Additional examined parameters
based on ergonomic were anthropometry analysis and measurement of operator’s pulse rate.
Results showed that the theoretical field capacity was 0.065 ha/hour and the effective field capacity
was 0.025 ha/hour. Land processing efficiency was 38.38%; time lost during processing greatly
affect the efficiency, where some of them caused by overlapping, slip, time for turning, and
congestion (which share the greatest percentage of 30.35%). Results from anthropometry data
measurement showed that the ergonomic dimensions for the tool are < 68.57 cm of gear level
position from end of the handle, <95.27 cm of handle height position, <39.05 cm distance between
grip, >8.82 cm handle length, and <9 cm distance of left and right turn lever. Tool’s dimension
that already ergonomic, based on the results of anthropometry data measurement was position of
gear lever from end of the handle with value of 68.57 cm and handle length with value of 8.82 cm.
Operator’s working load level when using Yanmar Model TF 85 MLY Bromo V2 Tractor could be
classified as moderate, with operator’s pulse rate of 100-125 sec/mnt.

Keywords: technical analysis, anthropometry, ergonomics, hand tractors

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis teknis penggunaan traktor tangan untuk lahan sawah,
menganalisis kesesuaian data antropometri dimensi tubuh dengan dimensi alat yaitu traktor tangan
merek Yanmar Model Bromo V2 TF 85 MLY, dan mengetahui tingkat beban kerja penggunaan
traktor dalam pengolahan tanah dengan mengukur denyut nadi operator. Penelitian ini dilaksanakan
di desa Terara Kecamatan Terara Lombok Timur dengan metode eksperimental di lapangan.
Adapun parameter yang dikaji terkait uji teknis adalah kapasitas lapang teoritis, efektif dan
efisiensi. Selain itu, parameter yang dikaji pada ergonomika berupa analisis antopometri dan
pengukuran denyut nadi operator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besar kapasitas lapang
teoritis alat 0,065 ha/jam dan kapasitas lapang efektifnya sebesar 0,025 ha/jam. Efisiensi
pengolahan tanahnya sebesar 38,38%, waktu hilang saat pengolahan sangat berpengaruh terhadap
nilai efisiensi, diantaranya waktu hilang karena tumpang tindih, slip, waktu belok dan kemacetan,
dan waktu hilang terbesar berada pada kemacetan yaitu 30,35%. Hasil pengukuran data
antropometri, dimensi alat yang ergonomis adalah posisi tuas perseneling dari ujung handel dengan

239
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016

nilai <68,57 cm, posisi ketinggian handel <95,27 cm, jarak antar pegangan <39,05 cm, panjang
pegangan >8,82 cm, dan terakhir Jarak tuas belokan kiri dan kanan <9 cm. Dimensi alat yang sudah
ergonomis berdasarkan hasil pengukuran data antropometri adalah posisi tuas perseneling dari
ujung handel dengan nilai 68,57 cm dan panjang pegangan dengan nilai 8,82 cm. Tingkat atau
beban kerja operator dengan menggunakan traktor Yanmar Model Bromo V2 TF 85 MLY
tergolong sedang, yaitu dengan denyut nadi 100-125 det/mnt.

Kata kunci: analisis teknis, antropometri, ergonomika, traktor tangan

PENDAHULUAN bagi pekerja lokal saat pelaksanaan kerja


berupa menurunnya unjuk kerja mesin,
Lahan sawah memiliki fungsi strategis, kelelahan pada operator yang memungkinkan
karena merupakan penyedia bahan pangan terjadinya kecelakaan kerja.
utama bagi penduduk Indonesia. Data luas Berdasarkan uraian tersebut telah
baku lahan sawah untuk seluruh Indonesia dilakukan penelitian yang berjudul “Analisis
sebesar 8.132.345,91 ha (Anonim b, 2013). Teknis dan Kajian Ergonomika Berdasarkan
Untuk memanfaatkan potensi yang Antropometri pada Penggunaan Traktor
ada, perlu dilakukan pengolahan tanah yang Tangan untuk Lahan Sawah”.
merupakan awal dari kegiatan pada budidaya Tujuan penelitian ini adalah menganalisis
pertanian. Kegiatan pengolahan tanah ini perlu teknis dari penggunaan traktor tangan untuk
diupayakan secara efektif dan efisien, karena lahan sawah, menganalisis kesesuaian data
akan mempengaruhi kualitas pengolahan tanah, antropometri dimensi tubuh dengan dimensi
waktu kerja pengolahan tanah, dan produksi alat yaitu traktor tangan, dan mengetahui
hasil pertaniannya, sehingga diharapkan tingkat beban kerja penggunaan traktor dalam
potensi lahan sawah yang besar dapat mengolahan tanah dengan mengukur denyut
dimanfaatkan secara maksimal (Ariesman, nadi operator sebelum dan sesudah
2012). mengoperasian traktor.
Traktor merupakan mesin yang
digunakan untuk menggerakkan implemen METODOLOGI PENELITIAN
berupa bajak untuk melakukan kerja baik itu
mengolah tanah, ataupun kerja yang tidak Penelitian ini dilaksanakan di Desa
manusiawi seperti mencangkul lahan yang Terara Kecamatan Terara Lombok Timur.
sangat luas dengan tenaga manusia. Dengan Metode penelitian digunakan adalah metode
adanya traktor maka kerja-kerja yang seperti eksperimental dengan percobaan di lapangan.
itu dapat dilaksanakan dengan cepat dan
efisien, juga dapat meringankan beban petani Parameter Penelitian
sehingga petani dapat mengerjakan pekerjaan Analisis Teknis Kapasitas Lapang Teoritis
lain dalam proses produksi pertanian Traktor (Kt)
(Manggala, dkk., 2014). Persamaan yang dipakai untuk
Berbagai produk termasuk peralatan menghitung kapasitas kerja lapang teoritis pada
telah masuk ke Indonesia yang belum tentu pengolahan tanah (Zulpayatun, 2014).
sesuai dengan antopometri, iklim, dan budaya
yang ada di indonesia. Beberapa negara maju Kt = W x V,ha/jam ............................................. 1)
yang telah memiliki standar ergonomi tentunya Dimana:
dihubungkan dengan situasi dan kondisi Kt = Kapasitas Kerja Teoritis (ha/jam)
dimana standar tersebut dibuat. Standar W = Lebar Kerja (lebar bajak) (m)
ergonomi merupakan standarisasi yang V = Kecepatan Kerja (m/detik)
diperlukan untuk perancangan ergonomi. = Konversi m2/detik ke ha/jam (1 m2/detik =
Standar ergonomi tersebut antara lain: standar 0,36 ha/jam)
dimensi antropometri, lingkungan fisik, iklim
kerja, kebisingan dan lain-lain. Kapasitas Lapang Efektif Traktor (Ke)
Pada kondisi tertentu penggunaan (Zulpayatun, 2014)
mesin-mesin import yang dirancang dan dibuat
berdasarkan ukuran fisik pekerja Jepang, Eropa A
Ke = , ha/jam ................................................... 2)
dan Amerika sering menimbulkan kesulitan T

240
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016

d. Waktu hilang karena terjadi kerusakan atau


Dimana: kemacetan (L4) (Ahmad, 2016):
Ke = Kapasitas Lapang Efektif (ha/jam) T2
L4 = x 100% .................................................. 7)
T = Waktu Total yang digunakan (jam) T
Dimana:
A = Luas Lahan total yang dikerjakan (ha)
L4 = Waktu hilang karena terjadi kerusakan
atau kemacetan (%)
Efisiensi Pengolahan Tanah (E)
T2 = total waktu untuk perbaikan dan
Ke kerusakan-kerusakan kecil lain (jam)
E = x 100% .....................................................3) T = total waktu yang dibutuhkan untuk
Kt
Dimana: mengolah tanah (jam)
E = Efisiensi Kerja (%)
Konsumsi Bahan Bakar
Selama pengolahan tanah ditemukan Konsumsi bahan bakar dapat
kerugian waktu akibat beberapa hal yaitu dihitung dengan menggunakan persamaan
karena tumpang tindih pengolahan tanah, slip sebagai berikut (Surbakti, 2012):
roda, waktu belok, dan kemacetan. Berikut VBB
KBB = .......................................................... 8)
beberapa cara pendekatan perhitungan waktu T
Keterangan:
hilang:
KBB = Konsumsi bahan bakar (L/jam)
VBB =Volume penambahan bahan bakar (L)
a. Waktu hilang karena terjadi tumpang tindih
T = Waktu kerja selama Proses (Jam)
pengolahan tanah (L1) (Zulpayatun, 2014)
w1-w2
L1 = x 100% .............................................4) Konsumsi Bahan Bakar Efektif (Surbakti,
w1
Keterangan: 2012)
L1 = Waktu hilang karena terjadi tumpang KBB
KBBE = x L/H .................... 9)
tindih pengolahan tanah (%) Kapasitas Lapang Efektif

W1 = Lebar kerja teoritis (m)


W2 = Lebar kerja aktual (m) Analisis Antropometri
1. Menghitung Nilai Rata-Rata
Σx
b. Waktu hilang karena slip roda (L2) dan Xrerata = ...................................................... 10)
n
mengukur panjang lintasan yang ditempuh Dimana:
traktor dengan beban putaran roda (M2) Xrerata = Rata-rata dimensi Tubuh
(Zulpayatun, 2014) Σx = Total data dimensi Tubuh
M1-M2
L2 = x 100% ..............................................5) N = Jumlah data yang diambil
M1
Keterangan:
L2 = Waktu hilang karena slip roda (%) 2. Menghitung Standar Deviasi (SD)
M1 = Panjang lintasan yang ditempuh traktor ∑ (Xrerata-X)2
SD = √ ............................................ 11)
tanpa beban (m) n-1
M2 = Panjang lintasan yang ditempuh traktor Dimana:
dengan beban (m) SD = Standar deviasi
X = Dimensi tubuh
c. Waktu hilang untuk belok di ujung N = Jumlah data yang diambil
lapangan (L3) (Zulpayatun, 2014)
t1 3. Menghitung Persentil 95 (P95)
L3 = x 100% ...............................................6)
t1 + t2 Px = Xrerata+1,645(SD)................................... 12)
Keterangan: Dimana:
t1 = rerata waktu untuk belok dimana alat dan Px = Nilai persentil ke-x
mesin tidak secara aktif digunakan untuk Xrerata = Nilai rata-rata dimensi tubuh.
mengolah tanah (jam) SD = Standar deviasi
t2 = rerata waktu untuk jalan lurus, dimana alat 1,645 = Nilai persentil 95
dan mesin secara aktif digunakan untuk
mengolah tanah (jam) 4. Menghitung Persentil 5 (P5)
Px = Xrerata–1,645(SD) ................................... 13)
Dimana:

241
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016

Px = Nilai persentil ke-x dengan lebar hasil pembajakan ketika


Xrerata = Nilai rata-rata dimensi tubuh. melakukan pengolahan tanah.
SD = Standar deviasi Dalam penelitian ini ukuran lahan 14 x
1,645 = Nilai persentil 5 14 meter dengan bentuk persegi. Ukuran
petakan lahan yang sempit akan mempersulit
HASIL DAN PEMBAHASAN beloknya traktor, sehingga kapasitas kerjanya
rendah. Keadaan wilayahnya datar sehingga
Pengolahan tanah dilakukan dengan memudahkan pekerjaan pengolahan tanah
menggunakan satu bajak yaitu bajak singkal sehingga kapasitasnya tinggi. Selain itu,
dengan kecepatan menggunakan perseneling keadaan traktor yang masih baru yaitu traktor
dua yang umum digunakan dalam membajak Yanmar Model Bromo V2 TF 85 MLY yang
sawah. dapat beroperasi dengan lancar tanpa adanya
hambatan karena kerusakan-kerusakan yang
Nilai Kapasitas Lapang Teoritis dan Efektif akan menyangkut waktu dalam melakukan
Serta Efisiensi Pengolahan Tanah pengerjaan pengolahan tanah, sehingga dapat
Nilai Ke dan Kt untuk pengolahan meningkatkan kapasitas kerja. Tumbuhan yang
tanah disajikan pada Tabel 1. tumbuh di permukaan tanah yaitu alang-alang
dan rerumputan yang mempengaruhi kerja
Tabel 1. Hasil Perhitungan Kapasitas Lapang bajak yang digunakan sehingga memungkinkan
Pengolahan Tanah dan Efisiensi terjadinya kemacetan akibat penggumpalan
Traktor Yanmar Model Bromo V2 pada sirip roda. Pengolahan tanah pada
TF 85 MLY. keadaan tanahbasah digunakan roda besi dan
bajak singkal dengan kondisi tanah yang liat.
Keterampilan operator saat melakukan
pekerjaan handal sehingga dapat memberikan
hasil kerja dan efisiensi kerja yang baik.
Nilai efisiensi lapang pengolahan tanah
Dapat dilihat bahwa hasil perhitungan dari hasil analisis data didapatkan hasil yaitu
kapasitas lapang pengolahan tanah untuk sebesar 38.38%. Nilai efisiensi pada berbagai
kapasitas lapang teoritis dan kapasitas lapang jenis kebasahan tanah yang pada penelitian
efektif berbeda dimana kapasitas lapang teoritis Ahmad (2016), didapatkan hasil yaitu pada
sebesar 0,065 ha/jam dan kapasitas lapang kondisi tanah kering 57,634%, kondisi basah
efektif 0,025 ha/jam. 34,038%, dan pada kondisi tergenang
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat 23,769%. Perbedaan ini disebabkan karena
bahwa nilai Ke sangat rendah dibandingkan kondisi lahan yang berbeda selain itu juga
dengan nilai Kt. Jika dilihat dari penggunaan disebabkan karena banyaknya waktu hilang
kecepatan, nilai rendah dari kapasitas lapang karena slip, tumpang tindih, kemacetan dan
efektif (Ke) Dalam penelitian ini kecepatan waktu belok. Hal ini disebabkan karena waktu
yang digunakan adalah perseneling II yang pengolahan tanah dengan kecepatan yang
tergolong rendah. Selain itu, nilai rendah digunakan yaitu perseneling dua memiliki
tersebut disebabkan juga karena nilai Ke waktu total yang cukup lama.
dipengaruhi oleh waktu total pengolahan tanah Dalam penelitian ini waktu hilang yang
yang cukup lama dan luas lahan. Waktu yang terjadi selain karena adanya tumpang tindih,
cukup lama tersebut terjadi karena banyaknya slip dan waktu belok juga disebabkan oleh
waktu hilang karena kemacetan selama proses waktu hilang karena kemacetan. Berdasarkan
pengolahan. Kemacetan tersebut disebabkan hasil penelitian dilapangan, nilai efisiensi
oleh banyaknya tanah yang lengket pada sirip dipengaruhi oleh jenis tanah dan sruktur tanah
roda traktor dan harus dibersihkan terlebih yang diolah. Jenis tanah yang diolah dalam
dahulu sebelum melakukan pengolahan lagi, penelitian ini adalah grumusol yang memiliki
sebab dengan adanya gumpalan tanah pada tekstur lempung berliat sampai liat, hal ini
roda akan menambah beban untuk traktor dapat dilihat dengan banyaknya tanah yang
sehingga traktor akan susah untuk berjalan menempel pada sirip roda sehingga
maju, selain itu perbedaan ini juga dipengaruhi menimbulkan kemacetan yang menyangkut
oleh lebar bajak alat yang tidak maksimal masalah kehilangan waktu pengolahan
akibatnya dapat menurunkan efisiensi

240
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016

pengolahan. Waktu hilang karena slip roda, pengolahan tanah selain implement traktor dan
tumpang tindih, waktu belok, serta lebar bajak kondisi tanah, keahlian operator dalam
juga mempengaruhi efisiensi pengolahan tanah. mengolah tanah juga sangat berpengaruh.
Selain itu efisiensi pengolahan tanah dapat juga
dipengaruhi oleh keterampilan operator, Waktu Hilang Karena Slip Roda
kemacetan yang terjadi selama pengolahan Slip roda ditentukan oleh selisih
tanah, serta keadaan traktor. panjang lintasan yang ditempuh oleh traktor
tanpa beban dengan panjang lintasan yang
Waktu Hilang Saat Pengolahan Tanah ditempuh traktor dengan beban. Dari hasil
analisis data diperoleh waktu hilang karena slip
Tabel 2. Hasil Perhitungan Waktu Hilang yaitu 7,14%. Jika dilihat dari penggunaan
Pengolahan Tanah kecepatan perseneling,
Tingginya tahanan tanah pada sirip
roda traktor merupakan salah satu faktor yang
menentukan tinggi rendahnya slip roda. Pada
saat penelitian dengan menggunakan kecepatan
pada perseneling dua dengan kondisi tanah
yang basah, jumlah tanah yang lengket pada
roda sangat banyak, hal ini merupakan beban
Berdasarkan hasil perhitungan di atas pada traktor yang juga mempengaruhi slip
dapat diketahui bahwa waktu hilang saat roda.
pengolahan yang dinyatakan dalam persen
memiliki nilai yang berbeda-beda untuk waktu Waktu Hilang Saat Belok di Ujung
hilang saat tumpang tindih, slip, waktu hilang Lapangan
saat belok dan waktu hilang karena kemacetan. Pengoperasian traktor saat melintasi
ujung-ujung suatu lapangan biasanya
Waktu Hilang Karena Terjadi Tumpang menghasilkan kehilangan waktu yang sering
Tindih Pengolahan (L1) tidak terhindarkan. Kehilangan waktu pada saat
Untuk menghindari terjadinya belok di ujung lapangan ditentukan oleh
kehilangan waktu karena tumpang tindih perbandingan waktu belok dan waktu total
pengolahan tanah diperlukan usaha untuk pengolahan tanah. Hasil perhitungan untuk
membuat traktor tetap berjalan lurus. waktu hilang saat belok yaitu sebesar 12,5%.
Waktu hilang karena terjadi tumpang Besarnya nilai waktu hilang karena
tindih pengolahan tanah didapatkan hasil belok disebabkan juga oleh keterampilan
sebesar 11,53%. Nilai waktu hilang untuk operator dalam membelokkan traktor agar tidak
tumpang tindih ini cukup besar. Hal ini berbelok terlalu jauh, serta jenis tanah dan luas
disebabkan oleh pengaruh kecepatan yang lahan. Dalam Penelitian ini, bentuk lahan yang
digunakan saat pengolahan tanah sulit untuk diolah atau yang digunakan adalah bentuk
mempertahankan agar traktor tetap berjalan persegi dengan ukuran 14 x 14 meter. Bentuk
lurus. petakan persegi yang digunakan dalam
Dalam penelitian ini kecepatan traktor pengolahan ini dapat meningkatkan efisiensi
yang digunakan adalah perseneling dua yang kerja kerena bentuk dan ukuran lahan yang
tergolong kecepatan rendah dengan waktu cukup besar sehingga mudah untuk melakukan
hilang yang cukup besar. Hal ini disebabkan pembelokan dan waktu yang diperlukan untuk
oleh keadaan lahan yang basah dan banyaknya melakukan pembelokan sedikit. Selain itu
rerumputan serta tanah yang melekat pada roda beban pada traktor juga mempengaruhi
sehingga susah untuk traktor berjalan lurus. kehilangan pada saat belok di ujung lapangan.
Penyebab lain yang ikut mempengaruhi juga
yaitu disebabkan oleh keterampilan operator Waktu Hilang Karena Kemacetan
saat menjalankan traktor, dalam hal ini Kemacetan yang terjadi saat
operator yang melakukan pengolahan sudah pengolahan tanah disebabkan oleh banyaknya
berpengalaman dan handal sehingga dapat tanah yang melekat pada sirip roda yang
memberikan hasil kerja yang baik sehingga tentunya akan menghambat jalanya traktor
dapat meningkatkan efisiesi kerja. Dalam serta memungkinkan terjandinya slip roda.
Berdasarkan hasil analisis didapatkan hasil
243
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016

yang cukup besar yaitu 30,35%. Kemacetan Tabel 3. Hasil Analisis Data Antropometri
yang terjadi hampir disetiap dua kali putaran
karena tanah dan rerumputan yang melekat
pada sirip roda yang terlalu banyak sehingga
harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum
melakukan pengolahan kembali. Kemacetan
yang terjadi saat pengolahan merupakan waktu
hilang tertinggi saat melakukan pengolahan.

Kedalaman Pembajakan
Dari hasil penelitian kedalaman
pembajakan sebesar 15,3 cm. Hal ini
dipengaruhi oleh kestabilan traktor dan
pengangkatan alat saat pengolahan tanah 1. Posisi Tuas Perseneling Dari Ujung
sehingga mempengaruhi kedalaman traktor. Handel
Nilai 15,3 cm jika dilihat dari bajak yang Pengukuran jangkauan horizontal berdiri
digunakan yaitu bajak singkal atau bajak (JHB) ditujukan untuk menyesuaikan
tunggal sudah termasuk nilai hasil pembajakan jangkauan tangan ke posisi tuas perseneling.
yang tergolong bagus sesuai menurut PT. Nilai persentil yang digunakan adalah persentil
Yamindo (2013) dalam Buku Penuntun ke-5 yang tujuannya agar populasi dengan
Operasi dan Daftar Suku Cadang Traktor ukuran panjang jangkauan horizontal kecil
Yanmar Bromo Pro V2 yang menyatakan dapat menjangkau atau menggunakan posisi
bahwa bajak tunggal atau bajak singkal yang perseneling tersebut. Jarak tuas perseneling
digunakan untuk memotong, membalik lapisan dari traktor Yanmar Bromo V2 TF 85 MLY ini
tanah, untuk lahan sawah 10 – 17 cm dan lahan adalah 59 cm dan nilai persentil ke-5 adalah 68
kering 10 – 15 cm. cm. Hal ini menunjukkan bahwa populasi
dengan jangkauan terkecil dapat menjangkau
Konsumsi Bahan Bakar Efektif posisi tuas perseneling tersebut.
Hasil analisis data didapatkan hasil Hasil penelitian ini sesuai dengan
sebesar 0,89 liter/jam. Selanjutnya nilai penelitian yang dilakukan oleh Ridlo (2012),
konsumsi bahan bakar efektif sebesar 35,71 yang menyatakan bahwa jarak tuas oper gigi
liter/hektar. Pada penelelitian ini kapasitas atau jarak posisi tuas perseneling adalah 66 cm.
tangki bahan bakar dari traktor yang digunakan Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini
yaitu traktor Yanmar model Bromo Pro V2 TF berselisih 2 cm dengan hasil penelitian
85 MLY sebesar 10,5 liter. Selama proses sebelumnya. Hal ini sesuai jika digunakan
pengolahan traktor hanya menghabiskan 0,5 untuk mengukur kesesuaian atau ergonomisnya
liter dari volume full yang diisi sebelum traktor Yanmar Bromo V2 TF 85 MLY.
pengolahan dilakukan. Dalam hal ini luas atau
lahan berpengaruh dalam penambahan volume 2. Posisi Ketinggian Handel
bahan bakar. selain itu traktor yang digunakan Pengukuran posisi siku dalam berdiri
merupakan traktor yang masih baru sehingga tegak (TSB) ditujukan untuk menyesuaikan
penggunaan bahan bakarnya lebih irit. dengan posisi ketinggian handel. Dalam hal ini
digunakan nilai persentil ke-5 yang tujuannya
Ergonomika sama dengan pengukuran nilai jangkauan
Mengukur Data Antropometri horizontal berdiri yaitu agar populasi yang
Pengukuran data antropometri yang memiliki tinggi siku pendek dapat menjangkau
dilakukan pada saat penelitian dengan ketinggian handel. Dan hasil dari pengukuran
mengukur dimensi tubuh laki-laki usia nilai persentil adalah 95cm dan ukuran tinggi
produktif atau usia siap kerja. Usia dewasa atau handel pada traktor adalah 143 cm. Hal ini
usia kerja atau usia produktif adalah umur 15 – menujukkan bahwa orang yang memiliki
64 tahun, (Anonim a, 2012). Dalam penelitian ukuran tinggi siku kecil dalam populasi tidak
ini usia rata-rata yang diukur adalah usia 20 dapat menjangkau ketinggian handel.
tahun. Hasil penelitian ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ridlo (2012),

240
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016

yang menyatakan bahwa tinggi stang kemudi 4. Panjang Pegangan Handel


traktor tangan dengan menggunakan persentil Pengukuran lebar telapak tangan yang
ke-5 adalah 131 cm. Hal ini disebabkan oleh ditunjukkan untuk menyesuaikan dengan
penggunaan parameter dimensi tubuh yaitu panjang pegangan pada handel. Pada
tinggi badan operator, sedangkan dalam penggunan traktor, panjang pegangan handel
penelitian ini untuk mengetahui tinggi handel dioperasikan dengan posisi digenggam dengan
digunakan dimensi tubuh tinggi siku berdiri tangan oleh karena itu dilakukan pengukuran
(TSB). Hal ini disebabkan karena penggunaan dengan menggunakan lebar telapak tangan
traktor saat dijalankan adalah dengan dipegang untuk menyesuaikan panjang pegangan handel
sejajar dengan siku, oleh karena itu dilakukan tersebut. Nilai persentil yang digunakan adalah
pengukuran dengan menggunakan tinggi siku persentil 95. Tujuannya adalah agar ukuran
berdiri. lebar telapak tangan yang besar dalam populasi
dapat menggunakan pegangan pada handel
3. Jarak Antar Pegangan tersebut. Hasil pengukuran nilai persentilnya
Pengukuran lebar bahu yang dilakukan adalah 8,82 cm dan ukuran panjang handel
dalam penelitian ini berdasarakan (Purnomo, pada traktor adalah 13 cm. Hal ini
2013) yaitu berdasarkan pengukuran deltoid, menunjukkan bahwa orang dengan lebar
yai2u jarak anatara otot deltoid bagian luar tangan besar dalam populasi dapat
kanan dan kiri diukur secara horizontal, dan menggunakannya.
merupakan lebar bahu maksimal karena diukur
dari sisi paling luar otot deltoid. 5. Jarak Tuas Belokan Kanan dan Kiri
Pengukuran lebar bahu (LB) ditujukan Pengukuran tinggi buku jari kanan dan
untuk menyesuaikan dengan jarak antar tinggi buku jari kiri (TBJ) ditujukan untuk
pegangan atau handel. Dalam hal ini menyesuaikan jarak tuas belokan kiri dan tuas
penggunaan nilai persentil sama dengan belokan kanan. Dilakukan pengukuran berbeda
pengukuran jangkauan horizontal berdiri (JHB) antara tinggi buku jari kiri dan kanan
dan (TSB) yaitu persentil ke-5. Hasil disebabkan karena rata-rata panjang tangan
pengukuran nilai persentil adalah 39 cm dan berbeda-beda, dan hal ini terbukti saat
nilai jarak antar pegangan pada traktor adalah pengambilan data bahwa nilai buku jari kanan
72 cm. Hal ini menunjukkan bahwa orang yang dan kiri rata-rata berbeda yaitu berbeda 0,5 cm.
memiliki lebar bahu kecil pada populasi tidak baik tangan yang sebelah kanan maupun kiri.
bisa menjangkau jarak antara pegangan. jika Nilai persentil yang digunakan adalah 5.
dilihat dari ukuran jaraknya yang cukup jauh Tujuannya agar nilai ukuran panjang buku jari
dengan hasil pengukuran lebar bahu, pengguna kecil dalam populasi dapat menjangkaunya.
akan susah untuk menyesuaikan diri dengan Hasil pengukuran nilai persentil untuk
lebar jarak antara pegangan yang disebabkan tinggi buku jari kiri (TBJ Ki) adalah 9 cm dan
oleh lebar bahu yang kecil. Penggunaan traktor tinggi buku jari kanan (TBJ Ka) adalah 8,84
kaitannya dengan lebar bahu adalah posisi cm. Ukuran jarak tuas belokan pada traktor
lengan saat memegang traktor tidak terlalu adalah 11 cm baik untuk yang sebelah kiri
melebar dan tidak pula terlalu rapat. Oleh maupun kanan. Hal ini menunjukkan bahwa
karena itu, pengukuran jarak antar pegangan orang dengan panjang buku jari kecil dalam
atau handel tidak hanya di pengaruhi oleh lebar populasi tidak dapat menjangkau posisi tuas
bahu namun dipengaruhi juga oleh panjangnya belokan. Orang yang memiliki ukuran panjang
lengan untuk memegang handel pada traktor. buku jari akan susah untuk menggapai posisi
Hasil penelitian ini hampir sama tuas belokan pada traktor. Dalam hal ini pada
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ridlo saat traktor harus berbelok operator akan susah
(2012), yang menyatakan lebar handel atau untuk menggapai posisi tuas belokan dan
pegangan 38 cm. Hasil penelitian ini hanya hasilnya traktor akan terlambat untuk belok
beselisih 1 cm meter dari hasil penelitian dilintasan yang seharusnya untuk membelok.
sebelumnya, selain itu dimensi tubuh yang Dalam hal ini kaitannya dengan uji lapang
digunakan untuk mengetahui jarak pegangan penggunaan traktor waktu hilang pada saat
atau handel tersebut sama yaitu pengukuran penggunaan traktor akan lebih besar,
lebar bahu (LB). diantaranya waktu hilang karena tumpang
tindih dan waktu hilang untuk belok.

245
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016

Hasil penelitian ini berbeda dengan tingkat beban kerja untuk pengolahan tanah
penelitian yang dilakukan oleh Ridlo (2012), dengan menggunakan traktor Yanmar Model
yang menyatakan bahwa lebar tuas kopling Bromo V2 TF 85 MLY ini tergolong Sedang
atau tuas belokan adalah 17,5 cm. Hal ini yaitu denyut nadi dari 100-125 dtk/mnt.
dipengaruhi oleh penggunaan parameter yang
berbeda yaitu panjang telapak tangan KESIMPULAN DAN SARAN
sedangkan dalam penelitian ini menggunakan
dimensi tubuh tinggi buku jari. Hal ini Kesimpulan
disebabkan karena penggunaan traktor saat Hasil penelitian yang telah dilakukan
dioperasikan untuk menjangkau tuas belokan dapat ditarik kesimpulan diantaranya sebagai
kiri maupun kanan, dimensi tubuh yang berikut:
digunakanadalah tinggi buku jari. Penggunaan 1. Kapasitas kerja lapang teoritis traktor
panjang telapak tangan saat mengoperasikan tangan merk Yanmar Model Bromo V2 TF
traktor dilakukan oleh operator karena 85 MLY pada lahan sawah sebesar 0,065
kesulitan dalam menjangkau tuas belokan ha/jam dan kapasitas kerja lapang
tersebut. Oleh karena itu, pengukuran yang efektifnya sebesar 0,025 ha/jam.
tepat untuk menyesuaikan tuas belokan
tersebut adalah dimensi tinggi buku jari. 2. Efisiensi pengolahan tanahnya sebesar
38,38%; dipengaruhi oleh jenis tanah,
Mengukur Denyut Nadi tekstur tanah, dalam penelitian diujikan
Hasil pengukuran denyut nadi pada jenis tanah grumusol dan tekstur
dilakukan pada waktu sebelum dan sesudah tanah lempung berliat sampai liat serta
berkerja. Hasil pengukuran denyut nadi banyaknya rerumputan yang tumbuh di
ditunjukkan pada tabel berikut: permukaan tanah. Waktu hilang karena slip
roda 7,14%; tumpang tindih 11,53%;
Tabel 4. Data Denyut Nadi Operator Sebelum waktu hilang karena belok di ujung
dan Sesudah Kerja lapangan 12,5%; dan waktu hilang karena
kemacetan 30,35% serta keterampilan
operator dan keadaan traktor.

3. Hasil pengukuran data antropometri,


dimensi alat yang ergonomis adalah posisi
tuas perseneling dari ujung handel dengan
Pengolahan tanah yang dilakukan nilai <68,57 cm, posisi ketinggian handel
dengan menggunakan traktor merupakan <95,27 cm, jarak antar pegangan <39,05
sebuah kerja fisik yang dilakukan oleh cm, panjang pegangan >8,82 cm, dan
seseorang. Kerja fisik adalah kerja yang terakhir jarak tuas belokan kiri dan kanan
memerlukan energi fisik otot manusia sebagai <9 cm.
sumber tenaga atau power. Dalam hal kerja
fisik ini, Pengukuran denyut nadi merupakan 4. Dimensi alat yang sudah ergonomis
salah satu penentu berat dan ringannya kerja berdasarkan hasil pengukuran data
fisik tersebut. antropometri adalah posisi tuas perseneling
Nilai denyut nadi sebelum dan sesudah dari ujung handel dengan nilai 68,57 cm
untuk setiap operator berbeda-beda. Hasil dan panjang pegangan dengan nilai 8,82
pengukuran denyut nadi sesudah melakukan cm.
kerja lebih banyak dibandingan sebelum
melakukan kerja. Hal ini dikarenakan tekanan 5. Tingkat atau beban kerja operator dengan
dari kerja yang dilakukan yaitu pengolahan menggunakan traktor Yanmar Model
tanah menggunakan traktor cukup keras. Bromo V2 TF 85 MLY tergolong sedang,
Getaran dan beban implement pada traktor yaitu dengan denyut nadi 100-125 det/mnt.
yang cukup besar menimbulkan konsumsi
energi atau denyut nadi pada tubuh menjadi Saran
meningkat. 1. Diharapkan ada penelitian selanjutnya
Berdasarkan kriteria kerja yang diacu untuk mengetahui efisiensi traktor Yanmar
dalam tinjauan pustaka dapat diketahui bahwa Model Bromo V2 TF 85 MLY untuk jenis

240
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016

lahan berbeda seperti lahan kering dan Ariesman, M. 2012. Mempelajari Pola
tergenang, serta jenis tanah dan teksturnya. Pengolahan Tanah pada Lahan Kering
Menggunakan Traktor Tangan Bajak
2. Untuk mengurangi kehilangan waktu pada Rotasi. Universitas Hasanuddin.
pengolahan tanah maka diusahakan agar Makasar.
operator yang mengoperasikan traktor
memiliki kemampuan atau keterampilan Manggala, dkk. 2014. Studi Kinerja Lapang
yang cukup baik. Berbagai Traktor Tangan pada
Budidaya Kacang Tanah (Arachis
3. Diharapkan ada penelitian mengenai aspek Hypogeae L). Jurnal Ilmiah Rekayasa
ergonomika yang berkaitan dengan Pertanian dan Biosistem. Universitas
getaran, beban kerja dan bunyi. Penelitian Mataram. Mataram.
ini bisa dikembangkan untuk menganalisis
ergonomika alat lainnya. Purnomo, Hari. 2012. Antropometri dan
Aplikasinya. Graha Ilmu. Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Ridlo, Rosyid, M. 2012. Analisis Ergonomi
Ahmad, Arifin. 2016. Kajian Kondisi pada Traktor Tangan (Hand Traktor)
Kebasahan Tanah Terhadap Unjuk dengan Kajian Aspek Antropometri
Kerja Traktor Tangan Roda Dua terhadap Operator. Skripsi. Fakultas
Model Quik (Studi Kasus di Desa Teknologi Pertanian Universitas
Kawo Kabupaten Lombok Tengah Jember. Jember.
NTB). Universitas Mataram. Mataram.
Surbakti, Andri. 2012. Analisis Hubungan
Anonim a. 2012. Penduduk Menurut Efisiensi Lapang dan Sinkage Pada
Karakteristik Demografi. Lembaga Kegiatan Pengolahan Tanah di PT Laju
Statistik. Jakarta. Perdana Indah, Sumatera Selatan.
Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian.
Anonim b. 2013. Statistik Lahan Pertanian
IPB. Bogor.
Tahun 2008-2012. Statistik Indonesia.
BPS. Jakarta.
Zulpayatun. 2014. Performansi Traktor Tangan
Roda Dua Modifikasi Menjadi Roda
Anonim c. 2013. Penuntun Operasi dan Daftar
Empat Muti Fungsi (Pengolahan Dan
Suku Cadang Traktor Yanmar Bromo
Penyiangan) untuk Kacang Tanah
Pro V2. PT Yamindo. Pasuruan.
Kabupaten Lombok Barat. Skripsi.
Universitas Mataram. Mataram.

247

You might also like