You are on page 1of 10

PERBANDINGAN LAMA RAWAT INAP ANTARA OBAT TIPIKAL DAN

ATIPIKAL TERHADAP PENGOBATAN PENDERITA SKIZOFRENIA DI


RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI
COMPARISON OF LENGTH OF STAY BETWEEN TYPICAL AND
ATYPICAL DRUGS FOR TREATMENT OF SCHIZOPHRENICS IN
MENTAL HOSPITALS IN JAMBI PROVINCE
Madeska Mayang Sari, Tumpak Saragih, Rita Halim
Fakultas Kedokteran Universitas Jambi, Jambi, Indonesia.

ABSTRACT
Background: Schizophrenia is one of the clinical syndromes of various
psychopathological conditions that involve processes of thought, emotion, perception
and behavior. The prevalence of severe mental disorders, such as schizophrenia in
Indonesia, reaches 400,000 people or as many as 1.7 per 1,000 residents. Based on
data from the Regional Mental Hospital (RSJD) in Jambi Province, the number of
schizophrenics in 2017 was 563 people.
Method: This type of research is observational analytic with cross-sectional design.
Data were analyzed by univariate and bivariate analysis. Univariate analysis
provides an overview of drug categories and length of stay, while bivariate analysis
aims to see whether or not there is a comparison of length of stay in patients. Non-
parametric analysis was conducted to compare whether or not there were differences
in length of stay between two classes of drugs, namely typical and atypical groups.
Results: The highest number of subjects at the age of 22-45 years with the majority of
sexes were men, amounting to 68 people. Duration of hospitalization for
schizophrenics who received typical medication class antipsychotic treatment for 43
±1.732 days and in atypical drugs for 28 ±4.172 days. There are differences in length
of stay between types of atypical and typical treatment. This is indicated by the results
of the analysis using the Mann-Whitney test, the results of the significance value of
0.000 p <0.05. With the use of atypical drugs as a second class antipsychotic, it is
more widely used in schizophrenic patients in the Jambi Provincial Mental Hospital
with lower extrapyramidal effects compared to typical first class drugs.
Conclusion: There are differences in the length of stay between types of atypical and
typical treatment, the use of atypical drugs as second class antipsychotics is more
widely used.
Keywords: Length of stay, Typical and atypical drugs, Schizophrenia.
ABSTRAK
LatarBelakang: Skizofrenia merupakan salah satu sindroma klinis dari berbagai
keadaan psikopatologis yang melibatkan proses pola pikir, emosi, persepsi dan
tingkah laku. Prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia di Indonesia
mencapai 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk. Berdasarkan data
dari Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Provinsi Jambi jumlah pnederita skizofrenia
pada tahun 2017 berjumlah 563 orang.
Metode: Jenis penelitian berupa analitik observasional dengan rancangan cross-
sectional. Data dianalisis dengan analisis univariat dan bivariat. Analisis uivariat
memberikan gambaran kategori obat dan lama rawat, sedangkan analisis bivariat
bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya perbandingan lama rawat inap pada pasien.
Dilakukan analisis non-parametrik untuk membandingkan ada atau tidak perbedaan
lama rawat antar dua golongan obat, yaitu golongan tipikal dan atipikal.
Hasil: Subjek penelitian terbanyak pada usia 22-45 tahun dengan sebagian besar jenis
kelamin adalah laki-laki yang berjumlah 68 orang. Lama rawat inap pada penderita
skizofrenia yang mendapat pengobatan antipsikotik golongan obat tipikal rata-rata
lama rawat selama 43 ±1.732 hari dan pada golongan obat atipikal selama 28 ±4.172
hari. Terdapat perbedaan lama rawat inap antar jenis pengobatan golongan tipikal dan
atipikal. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis dengan menggunakan uji Mann-
Whitney didapatkan hasil nilai signifikasi 0.000 p<0.05. Dengan penggunaan obat
atipikal sebagai antipsikotik golongan kedua lebih banyak digunakan pada penderita
skizofrenia di RumahSakitJiwa Daerah Provinsi Jambi dengan efek ekstrapiramidal
yang lebih rendah dibandingkan dengan obat tipikal golongan pertama.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan lama rawat inap antar jenis pengobatan golongan
tipikal dan atipikal, penggunaan obat atipikal sebagai antipsikotik golongan kedua
lebih banyak digunakan.
Kata Kunci: Lama rawat inap, Obat tipikal dan atipikal, Skizofrenia.

PENDAHULUAN kemauan atau motivasi untuk


1
Skizofrenia merupakan salah satu melakukan kegiatan sehari-hari.
sindroma klinis dari berbagai keadaan Penderita gangguan jiwa diseluruh
psikopatologis yang melibatkan proses dunia diperkirakan sekitar 450 juta
pola pikir, emosi, persepsi dan tingkah jiwa. Prevalensi gangguan jiwa berat,
laku. Tanda-tanda pasien skizofrenia seperti skizofrenia di Indonesia
diantaranya adalah adanya penurunan mencapai 400.000 orang atau sebanyak
atau ketidakmampuan berkomunikasi, 1,7 per 1.000 penduduk. Penderita
gangguan realitas (halusinasi dan gangguan jiwa dalam skala nasional
waham), afek tidak wajar atau tumpul, dengan gangguan mental emosional
gangguan kognitif dan mengalami ringan, seperti cemas dan depresi pada
kesulitan melakukan aktivitas sehari- usia 16 tahun keatas mencapai 19 juta
hari. Pasien skizofrenia menunjukkan jiwa (11,65%). Penderita gangguan
bahwa jaringan otaknya relatif lebih jiwa dengan gangguan mental berat
sedikit, yang diperlihatkan oleh suatu seperti psikosis, skizofrenia dan
kegagalan perkembangan atau depresi berat berjumlah sekitar satu
kehilangan jaringan otak, yaitu juta jiwa (0,46%). Penderita gangguan
terjadinya pembesaran ventrikel otak jiwa ringan pada perempuan terjadi
dan atrofi otak. Volume otak terjadi dua kali lebih banyak disbanding
penurunan dan fungsi otak abnormal dengan laki-laki dan sangat
pada area temporal dan frontal yang dipengaruhi oleh kondisi social
berkorelasi dengan tidak adanya ekonomi. Penderita gangguan jiwa
berat lebih banyak diderita laki-laki Kriteria eksklusi yang digunakan
dari pada perempuan.2 Berdasarkan untuk mengeluarkan sampel pada
data dari Rumah Sakit Jiwa Daerah penelitian ini, yaitu:
(RSJD) Provinsi Jambi jumlah a. Pasien yang tidak memiliki
penderita skizofrenia pada tahun 2017 rekam medik yang lengkap.
berjumlah 563 orang.3 b. Pasien yang menjalani terapi
METODE PENELITIAN obat kombinasi (tipikal dan
Jenis penelitian yang digunakan atipikal).
dalam penelitian ini adalah penelitian c. Pasien dengan penyakit
analitik observasional dengan penyerta
rancangan cross-sectional, dimana d. Pasien yang dipulangkan atas
objek penelitian hanya di observasi permintaan sendiri (tidak
sekali dan pengukuran dilakukan berdasarkan indikasi medis).
terhadap status karakter atau variabel e. Pasien yang bertempat tinggal
objek pada saat pemeriksaan dengan dirumah singgah.
cara pendekatan dan pengumpulan data Pengolahan data dilakukan dengan
sekaligus pada satu saat tertentu secara cara editing, processing dan
bersamaan. cleaning.Pengelolaan data dan analisis
Penelitian ini dilakukan di Rumah data dilakukan dengan komputer
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi. menggunakan SPSS (Statistical
Penelitian ini dilakukan pada bulan Program for Social Science).Data yang
April hingga Juli 2018 dengan waktu diperoleh dianalisis dengan teknik
pengumpulan data selama 3 bulan. analisis bivariat.
Populasi dan sampel penelitian ini HASIL
adalah seluruh pasien penderita Penelitian ini dilakukan pada bulan
skizofrenia dari bulan Agustus 2017- April 2018-juli 2018 dengan
Februari 2018 dengan jumlah 69 menggunakan data sekunder yang
pasien yang telah mendapatkan terapi berupa rekam medik pasien skizofrenia
obat tipikal atau atipikal serta telah di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
dipulangkan dari Rumah Sakit Jiwa Jambi yang telah dipulangkan dan
Daerah Provinsi Jambi. Sampel dalam telah memenuhi kriteria inklusi.
penelitian ini harus memenuhi kriteria Responden dalam penelitian ini
inklusi dan sampel yang memiliki adalah penderita skizofrenia yang
kriteria eksklusi tidak diikut sertakan berada di Rumah Sakit Jiwa Daerah
dalam penelitian ini. Provinsi jambi. Sampel yang terlibat
Kriteria inklusi yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 69
untuk memperoleh sampel pada orang yang telah memenuhi kriteria
penelitian ini adalah pasien skizofrenia inklusi yang telah ditetapkan. Rentang
dengan kekambuhan (relaps) dan telah usia responden adalah usia 22 hingga
mendapatkan terapi obat tipikal atau 70 tahun.Distribusi berdasarkan usia
atipikal serta telah dipulangkan dari dapat diketahui melalui tabulasi
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi berikut.
Jambi. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Usia.
Kategori Usia Tipikal 3 4.3
Usia Frekuensi Persentase(%) Atipika 66 95.7
(n) l
22- 35 50.7 Total 69 100.0
45 Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat
tahun bahwa dari 69 responden didapatkan
46- 33 47.9 distribusi perlakuan pada obat tipikal 3
55 responden (4.3%) dan atipikal 66
tahun responden (95.7%).
56- 1 1.4
70
tahun
Total 69 100.0
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat
bahwa dari 69 responden didapatkan Tabel 4.4 Rata-Rata Lama Rawat Inap
distribusi perlakuan pada usia 22-45 Golongan Obat Tipikal
tahun responden (50.7%), usia 46-55 Lama N (%) Mea Std.
tahun responden (47.8%) dan usia 56- Rawa n Deviatio
70 tahun responden (1.4%). t n
Adapun distribusi frekuensi <42 0 0
karakteristik sampel berdasarkan jenis Hari 43
kelamin sebagai berikut: >=42 3 1.732
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hari (100.0%
Berdasarkan Jenis Kelamin. )
Kategori Jenis Kelamin Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat
Jenis Frekuens Persentas bahwa dari 3 responden (4.3%)
Kelamin i (n) e (%) didapatkan distribusi perlakuan lama
Laki-Laki 68 98.6 rawat >=42 hari dengan rata-rata lama
Perempua 1 1.4 rawat adalah 43 ± 1.732 hari.
n Tabel 4.5 Rata-Rata Lama Rawat Inap
Total 69 100.0 Golongan Obat Atipikal
Lama N (%) Mea Std.
Berdasarkan tabel 4.2 dapat Rawa n Deviatio
diketahui bahwa dari 69 responen t n
didapatkan distribusi perlakuan dengan
<42 66 28 4.172
jenis kelamin laki-laki 68 responden
Hari (100.0% 0
(98.6%) dan perempuan 1 responden
)
(1.4%).
>=42 0
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi
Hari
Berdasarkan Kategori Obat.
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat
Kategori Obat
bahwa dari 66 responden (95.6 %)
Jenis Frekuens Persentase(
didapatkan distribusi perlakuan lama
Obat i (n) %)
rawat <42 hari dengan rata-rata lama menderita skizofrenia, dapat diketahui
rawat adalah 28 ±4.172 hari. persentase tertinggi penderita
Tabel 4.6 Uji Normalitas Data. skizofrenia berada dalam ketgori usia
No Obat Nilai P Keterangan 22 hingga 45 (50.7%). Hasil yang
1 Tipikal 0,000 Data tidak berdistribusi normal
didapatkan dari peneliitian terhadap
2 Atipikal 0,000 Data tidak berdistribusi normal
penderita skizofrenia di Rumah Sakit
Berdasarkan uji normalitas pada Jiwa Daerah Provinsi Jambi memiliki
tabel 4.6, dapat diketahui pada persamaan dengan hasil penelitian
kelompok terapi obat tipikal nilai sig sebelumnya yang telah dilakukan oleh
atau p value adalah 0,000< 0,05 Immaniar Ranti yang dilakukan di
sehingga data tidak berdistribusi Rumah Sakit Jiwa Grahasia
normal dan pada kelompok atipikal Yogyakarta, yaitu didapatkan hasil
nilai sig atau p value adalah 0,000< persentase tertinggi penderita
0,05 sehingga data tidak berdistribusi skizofrenia berada dalam kategori usia
normal. 30 hingga 39 tahun (42.5%).
Berdasarkan hasil penelitian, Berdasarkan dari hasil penelitian-
didapatkan perbandingan lama rawat penelitian yang dilakukan, rentang usia
antara oobat tipikal dan atipikal pada individu tersebut memiliki beban
sebagai berikut. hidup yang lebih berat sehingga
Tabel 4.7 Perbandingan Lama Rawat menyebabkan stres yang disebabkan
pada Obat Tipikal dan Atipikal oleh masalah-masalah kompleks yang
Lama N Mean P- meliputi masalah terhadap lingkungan
Rawat Rank Value sosial dan ekonomi. Hal ini berkaitan
>= 42 3 43 dengan etiologi skizofrenia, yaitu teori
Hari diastesis stres yang menyebutkan
0.000
< 42 66 28 bahwa seseorang yang memiliki
Hari kerentanan spesifik (diastesis) bila
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diliihat tepengaruh lingkungan yang dapat
bahwa dari 69 responden, responden menimbulkan stres akan
pada golongan obat tipikal berjumlah 3 memungkinkan adanya perkembangan
orang dengan rerata lama rawat inap gejala skizofrenia.29
43 hari dan responden pada golongan Berdasarkan data hasil penelitian
atipikal berjumlah 66 orang dengan yang didapatkan hasil pada tabel 4.2
rerata lama rawat inap 28 hari. menunjukan jumlah pasien berjenis
PEMBAHASAN kelamin laki-laki lebih banyak
Berdasarkan data hasil penelitian dibandingkan dengan pasien berjenis
yang telah dilakukan terhadap 69 orang kelamin perempuan dengan persentase
responden, didapatkan hasil pada tabel kategori jenis kelamin laki-laki (98.6).
4.1 yang menunjukan rata-rata usia Hasil penelitian yang dilakukan ini
sesuai dengan hasil penelitian memiliki persamaan dengan hasil
sebelumnya yang dimana menunjukan penelitian yang dilakukan oleh Rizka
bahwa kelompok usia yang dimulai Annur Putri yang dilakukan di Rumah
pada usia 22 tahun hingga 70 tahun Sakit jiwa Sungai Bangkong, yaitu
yang merupakan usia produktif dapat didapatkan hasil persentase penderita
skizofrenia terbanyak dialami oleh skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa
laki-laki (90.8%). Hal ini dapat terjadi Daerah provinsi Jambi, dibandingkan
karena adanya kemunduran onset pada dengan antipsikotik golongan tipikal
perempuan. Sebuah hipotesis oleh yang hanya lebih sedikit digunakan.
Weber menyebutkan bahwa perbedaan Hasil dari penelitian ini sejalan
pada laki-laki dan perempuan dalam dengan hasil penelitian yang dilakukan
segi pematangan seksual yaitu oleh Martha Dinar Alit didapatkan
perempuan lebih cepat mengalami bahwa penggunaan obat antipsikotik
pubertas dan berkorelasi dengan golongan atipikal dengan rata-rata
kemampuan verbal yang lebih baik persentase (90.1%) lebih banyak
yang pada akhirnya mempengaruhi digunakan pada penderita skizofrenia
onset skizofrenia. Bila disimpulkan, di Rumah Sakit Jiwa Arif Zainudin
hipotesis tersebut menyatakan bahwa Surakarta.
kematangan fungsi otak wanita lebih Hal ini dikarenakan golongan obat
cepat menyebabkan wanita lebih tahan atipikal lebih efektif bekerja menekan
terhadap skizofrenia dibandingkan gejala positif maupun negatif pada
dengan laki-laki. Serta disebabkan oleh penderita skizofrenia dan selain itu
kerentanan otak pada laki-laki yang dengan efek samping yang lebih
lebih besar dikarenakan efek dari ringan, khususnya untuk gejala
paparan cedera lahir dan trauma ekstrapiramidal dan Tardive
interpersonal yang lebih besar.30 dyskinesia. Obat golongan atipikal
Kepustakaan lain menyatakan disebutkan pula juga dapat
bahwa hormon esterogen merupakan memperbaiki fungsi kognitif pada
faktor protektif pada pasien skizofrenia penderita skizofrenia.
perempuan. Hormon estrogen memiliki Hal ini tidak sejalan dengan
efek antipsikotik, sehingga dapat penelitian yang dilakukan oleh
melindungi pasien skizofrenia Hayaton Rahmah yang dimana pada
perempuan dari kerusakan otak. penelitiannya menjelaskan bahwa
Rujukan lain juga menyatakan bahwa penggunaan obat antipsikotik golongan
pada pasien skizofrenia laki-laki, lebih tipikal dengan rata-rata persentase
banyak menderita gangguan (91,6%) lebih banyak digunakan pada
neurodevelopmental dan abnormalitas penderita skizofenia di Rumah Sakit
struktur otak yang menetap. 31 Jiwa Aceh.
Berdasarkan data hasil penelitian Hal ini dikarenakan obat golongan
yang telah dilakukan terhadap 69 orang tipikal sangat efektif mengatasi gejala-
responden, didapatkan hasil pada tabel gejala positif (waham dan halusinasi)
4.3 yang menunjukan bahwa golongan pada pasien skizofrenia dan hanya
atipikal memiliki persentase terbanyak berpengaruh sedikit pada gejala negatif
yaitu (95.7%) dan golongan tipikal (afek datar, miskin bicara, isolasi
memiliki persentase (4.3%). Hasil sosial). Namun obat golongan tipikal
yang didapatkan tersebut menunjukkan memiliki banyak keterbatasan antara
bahwa penggunaan obat antipsikotik lain menunjukan kekambuhan gejala
golongan atipikal lebih banyak positif (waham, halusinasi, kejang) dan
digunakan untuk mengobati penderita gejala negatif (menarik diri, pasif dan
apatis). Keterbatasan lainnya yang tidak berdistribusi normal dan pada
cukup penting adalah efek samping kelompok atipikal berjumlah 66 orang
yang cukup tinggi. responden dengan nilai sig atau p
Berdasarkan data hasil penelitian adalah 0,000 < 0,05 sehingga tidak
yang telah dilakukan, didapatkan hasil berdistribusi normal. Dikarenakan
pada tabel 4.4 bahwa dari 3 responden pada uji normalitas data tidak
(4.3%) didapatkan distribusi perlakuan berdistribusi normal sehingga pada
kategori lama rawat golongan obat analisis data menggunakan uji Mann-
tipikal pada fase kronik >= 42 hari Whitney.
dengan rata-rata lama rawat yaitu 43 Berdasarkan uji mann-whitney
hari. Sedangkan hasil pada tabel 4.5 pada tabel 4.7 hasil yang didapatkan
bahwa dari 66 responden (95.6%) terdapat perbedaan lama rawat inap
didapatkan distribusi perlakuan yang signifikan antar perlakuan
kategori lama rawat golongan obat kategori obat antipsikotik tipikal dan
atipikal pada fase kronik < 42 hari atipikal. Didapatkan nilai p-Value
dengan rata-rata lama rawat yaitu 28 yaitu 0.000 (p<0,05), sehingga dapat
hari. disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
Hasil dari penelitian ini sejalan yang signifikan antara obat tipikal dan
dengan penelitian yang dilakukan oleh atipikal dengan lama rawat inap di
Majid Yahya didapatkan bahwa lama Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
rawat pada pendeita skizofrenia di Jambi.
Rumah Sakit Jiwa di Bandung. Hasil penelitian ini tidak sejalan
Hasil rata-rata lama rawat inap dengan penelitian yang dilakukan oleh
penderita skizofrenia terhadap terapi Kusumawati yang dimana pada
antipsikotik tipikal lebih lama penelitiannya menjelaskan bahwa tidak
dibandingkan dengan hasil terapi terdapat perbedaan bermakna antar
antipsikotik atipikal. Penelitian- lama rawat inap penderita skizofenia di
penelitian ini menunjukan bahwa Rumah Sakit Jiwa Menur di Surabaya.
pasien yang menerima terapi KESIMPULAN
antipsikotik tipikal beresiko Berdasarkan hasil analisa data
mengalami efek ekstrapiramidal yang yang telah dilakukan, didapatkan
lebih tinggi dari pada pasien yang kesimpulan bahwa:
menerima terapi antipsikotik atipikal 1. Subjek penelitian terbanyak
dimana efek samping ekstrapiramidal pada usia 22-45 tahun (50.7 %)
akan menyebabkan penurunan kualitas dengan sebagian besar jenis
hidup pasien sehingga pasien akan kelamin adalah laki-laki yang
dirawat lebih lama di rumah sakit berjumlah 68 orang (98.6 %).
jiwa.32 2. Lama rawat inap pada
Berdasarkan analisis data terhadap penderita skizofrenia yang
69 orang responden yaitu diketahui mendapat pengobatan
pada kelompok pasien rawat inap antipsikotik golongan obat
dengan terapi obat tipikal berjumlah 3 tipikal rata-rata lama rawat
orang responden dengan nilai sig atau selama 43 ± 1.732 hari.
p value adalah 0,000< 0,05 sehingga
3. Lama rawat inap pada Psychiatry. 8th ed. Kaplan HI,
penderita skizofrenia yang Sadock BJ. Philadelphia:
mendapat pengobatan Lippincott William & Wilkins,
antipsikotik golongan obat 2007. Hal. 132-100.
atipikal rata-rata lama rawat 5. Lieberman JA, Murray, RM.
selama 28 ± 4.172 hari. The outcome of psychotic
4. Terdapat perbedaan lama rawat Illness. Dalam: Comprehensive
inap antar jenis pengobatan Care of Schizophrenia A Text
golongan tipikal dan atipikal. Book of Clinical Management.
Hal ini ditunjukkan dengan London: Martin Dunitz Ltd,
hasil analisis dengan 2001. Hal. 51-47.
menggunakan uji Mann- 6. Millier A, Sarlon E, Azorin JM,
Whitney didapatkan hasil nilai dkk. Relapse according to
signifikasi 0.000 p<0.05. antipsychotic treatment in
Dengan penggunaan obat schizophrenic patients: A
atipikal sebagai antipsikotik prospensity-adjusted analysis.
golongan kedua lebih banyak BMC Psychiatry, 2011. Hal.
digunakan pada penderita 122.
skizofrenia di Rumah Sakit 7. Andreasen NC, Carpenter WT,
Jiwa Daerah Provinsi Jambi Kane JM, dkk. Remission in
dengan efek ekstrapiramidal schizophrenia: Proposed
yang lebih rendah Criteria and rationale for
dibandingkan dengan obat consensus. The American
tipikal golongan pertama. Journal of Psychiatry, 2007.
DAFTAR PUSTAKA Hal. 99.
1. Brian K, Cenk T, editor. 8. Wolff M, dkk. Combination
Schizophrenia: Clinical therapy in the treatment of
features and psychopathology schizophrenia.
concepts. Dalam: Pharmacopsychiatry, 2010.
Comprehensive Textbook of Hal.64-57.
Psychiatry. 9th ed. Kaplan HI, 9. Georg J, Pier LM. The new
Sadock BJ. Philadelphia: approach: psychosocial
Lippincott William & Wilkins, functioning as a necessary
2012. Hal.200. outcome criterion for
2. Riset Kesehatan Dasar. Data therapeutic success in
Kesehatan Jiwa di Indonesia. schizophrenia. Current Opinion
www.depkes.go.id. 2007. in Psychiatry, 2008. Hal. 74-67.
3. Rekam Medik RSJD Jambi, 10. Alan FS, Charles BN.
2017. Essentials of Clinical
4. Wayne S, Fenton, editor. Psycopharmacology.Washigton
Schizophrenia: Integrated DC. American Psychiatry
treatment and functional Publishing, Inc; 2001. Hal. 80.
outcomes. Dalam: 11. Cristoph U, Christine R,
Comprehensive Textbook of Caroline C. Antipsychotic
Combinations vs Monotherapy Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi
in Schizophrenia : A Meta- 2. Jakarta: EGC, 2010. Hal.
analysis of Randomized 168-147.
Controlled Trials. 19. Frankenburg, Frances R.
Schizophrenia Bulletin, 2009. Dunayevich, Eduardo. Dkk.
Hal. 407. Schizophrenia. Emedicine
12. Khalimah S, Perbaikan gejala Medscape, 2014. Hal. 75-77.
agitasi akut dengan terapi 20. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb
medikametosa pada pasien JA. Kaplan Sadock Sinopsis
skizofrenia. Tesis. Bagian Psikiatri: Ilmu Pengetahuan
Psikiatri Fakultas Kedokteran Perilaku Psikiatri Klinis. Jilid
Universitas Indonesia. Jakarta; satu. Bina Rupa Aksara; 2010.
2009. Hal. 81-78. Hal. 743-699.
13. Irmansyah. Developing an 21. Maslim R. Buku Saku:
advocacy movement for diagnosis gangguan jiwa,
families with schizophrenia. rujukan ringkas PPDGJ-III.
Pada 3rd National Conference Jakarta: PT. Nuh Jaya; 2003.
on Schizophrenia, 2004. Hal. Hal. 51-46.
63-61. 22. Lehman AF, Lieberman JA,
14. Maramis, W, F. Catatan Ilmu Dixon LB, et al. Practice
Kedokteran Jiwa. Surabaya: Guidline for The Treatment of
Airlangga University Press, Patients with schizophrenia. 2nd
2009. Hal. 125-118. ed. Arington: American
15. Amir N. Mengenal Skizofrenia Psychiatry Association; 2004.
Lebih Jauh. Mitra Skizofrenia. Hal. 338.
Edisi 1, Juli-September 2008, 23. Addington, D et al. Clinical
Seksi Skizofrenia PP IDAJI, Practice Guidelines Treatment
2001. Hal. 75-55. of schizophrenia. Can J
16. Woo TW, et al. Treatment of Psychiatry, 2005. (suppl
schizophrenia. Dalam: 1):155-160.
Textbook of 24. Stahl SM. Antipsychotic
Psychopharmacology. polypharmacy: Evidenced
Schatzberg AF, Nemeroff CB, based or eminence based. Acta
Edition, Third ed, The Psychiatry Scand, 2002. Hal.
American Psychiatry 90-110.
Publishing; 2004. Hal. 887- 25. Stuart, G. W &Laraia, M. T.
885. Principle and Practice of
17. Kazadi NJB, Moosa M Ytt, psychiatric Nursing. 8th ed. St,
Jeenah FY. Factors as Sociated Louis: Mosby Years Book,
With Relaps In Schizophrenia. 2003. Hal. 91.
SAJP Jun 2; Vol 14 no 2; 2008. 26. Pratt SI, Mueser KT, Driscoll
Hal. 60-52. M, wolfe R, Bartels SJ.
18. Sadock, Benjamin J. Sadock, Medication Nonadherence in
Virginia A. Kaplan & Sadock Older People with Serious Mtal
illness; Prevalence and 33. Hawari D. Pendekatan Holistic
Correlates. Phychiatric Pada Gangguan Jiwa. Jakarta:
Rehabilitation Journal; Spring; Balai Penerbit FKUI: 2013.
29; 4. 2006. Hal. 122. Hal. 20.
27. Mary Millier A, Sarlon E, 34. Elvira S.D. Hadisukanto G.
Azorin JM, dkk. Relapse Buku Ajar Psikiatri. Edisi 3.
according to antipsychotic Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
treatment in schizophrenic Kedokteran Universitas
patients: A prospensity- Indonesia. 2017.
adjusted analysis. BMC
Psychiatry, 2011. Hal. 122.
28. Lauriello J, Bustillo JR, Keith
SJ. Schizophrenia: Scope of the
Problem. In: Sadock BJ,
Sadock VA, eds. Kaplan
&Sadock’s Comprehensive
Textbook of Psychiatry. 9th ed,
vol 1 B Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins;
20. Hal 167-165.
29. Myers, David G. Psikologi
Sosial. Edisi 10. Jakarta:
Salemba Humanika. 2012.
Hal.292.
30. Salem J, Kring A. The role of
gender differences in the
reduction of etiologic
heterogeneity in schizophrenia.
Clinical Psychiatry Review.
1998. Hal. 795-819.
31. Murray RM, Castle D. Women
and Schizophrenia. Cambridge
University Press; 2000. Hal.1-
45.
32. Jarut, Y.M., Fatimawali, &
Wiyono, W.I. 2013. Tinjauan
Penggunaan Antipsikotik pada
Pengobatan Skizofrenia di
Rumah Sakit Prof. Dr. V. L.
Ratumbusyang Manado periode
Januari 2013-Maret 2013.
Jurnal Ilmiah Faarmasi-
UNSRAT, Vol. 2:55.

You might also like