Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Background: Schizophrenia is one of the clinical syndromes of various
psychopathological conditions that involve processes of thought, emotion, perception
and behavior. The prevalence of severe mental disorders, such as schizophrenia in
Indonesia, reaches 400,000 people or as many as 1.7 per 1,000 residents. Based on
data from the Regional Mental Hospital (RSJD) in Jambi Province, the number of
schizophrenics in 2017 was 563 people.
Method: This type of research is observational analytic with cross-sectional design.
Data were analyzed by univariate and bivariate analysis. Univariate analysis
provides an overview of drug categories and length of stay, while bivariate analysis
aims to see whether or not there is a comparison of length of stay in patients. Non-
parametric analysis was conducted to compare whether or not there were differences
in length of stay between two classes of drugs, namely typical and atypical groups.
Results: The highest number of subjects at the age of 22-45 years with the majority of
sexes were men, amounting to 68 people. Duration of hospitalization for
schizophrenics who received typical medication class antipsychotic treatment for 43
±1.732 days and in atypical drugs for 28 ±4.172 days. There are differences in length
of stay between types of atypical and typical treatment. This is indicated by the results
of the analysis using the Mann-Whitney test, the results of the significance value of
0.000 p <0.05. With the use of atypical drugs as a second class antipsychotic, it is
more widely used in schizophrenic patients in the Jambi Provincial Mental Hospital
with lower extrapyramidal effects compared to typical first class drugs.
Conclusion: There are differences in the length of stay between types of atypical and
typical treatment, the use of atypical drugs as second class antipsychotics is more
widely used.
Keywords: Length of stay, Typical and atypical drugs, Schizophrenia.
ABSTRAK
LatarBelakang: Skizofrenia merupakan salah satu sindroma klinis dari berbagai
keadaan psikopatologis yang melibatkan proses pola pikir, emosi, persepsi dan
tingkah laku. Prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia di Indonesia
mencapai 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk. Berdasarkan data
dari Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Provinsi Jambi jumlah pnederita skizofrenia
pada tahun 2017 berjumlah 563 orang.
Metode: Jenis penelitian berupa analitik observasional dengan rancangan cross-
sectional. Data dianalisis dengan analisis univariat dan bivariat. Analisis uivariat
memberikan gambaran kategori obat dan lama rawat, sedangkan analisis bivariat
bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya perbandingan lama rawat inap pada pasien.
Dilakukan analisis non-parametrik untuk membandingkan ada atau tidak perbedaan
lama rawat antar dua golongan obat, yaitu golongan tipikal dan atipikal.
Hasil: Subjek penelitian terbanyak pada usia 22-45 tahun dengan sebagian besar jenis
kelamin adalah laki-laki yang berjumlah 68 orang. Lama rawat inap pada penderita
skizofrenia yang mendapat pengobatan antipsikotik golongan obat tipikal rata-rata
lama rawat selama 43 ±1.732 hari dan pada golongan obat atipikal selama 28 ±4.172
hari. Terdapat perbedaan lama rawat inap antar jenis pengobatan golongan tipikal dan
atipikal. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis dengan menggunakan uji Mann-
Whitney didapatkan hasil nilai signifikasi 0.000 p<0.05. Dengan penggunaan obat
atipikal sebagai antipsikotik golongan kedua lebih banyak digunakan pada penderita
skizofrenia di RumahSakitJiwa Daerah Provinsi Jambi dengan efek ekstrapiramidal
yang lebih rendah dibandingkan dengan obat tipikal golongan pertama.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan lama rawat inap antar jenis pengobatan golongan
tipikal dan atipikal, penggunaan obat atipikal sebagai antipsikotik golongan kedua
lebih banyak digunakan.
Kata Kunci: Lama rawat inap, Obat tipikal dan atipikal, Skizofrenia.