You are on page 1of 10

Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 1 2017 ISSN.

: 2528 - 6145

STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH MELALUI PEMETAAN DAYA SAING


EKONOMI KAWASAN KARESIDENAN PEKALONGAN
Anita Karunia1 Yusri Anis Faidah2
Email: anita.karunia2810@gmail.com1, yusrianis@ymail.com2
Politeknik Harapan Bersama Tegal1 Politeknik Harapan Bersama Tegal2

Abstract: This research aims to find regional potential in the area of Pekalongan Eks Residency
through comparative advantage, competitive advantage, and specialized analysis therefore can be
arranged the regional development strategy. This research is analyzed using quantitative descriptive
method with the analysis of Static Location Quotient (SLQ) and Shift Share (SS) with the modification
of Estaban Marquiles. The result of this research shows that the result of SLQ analysis shows sector
with comparative advantage in all regency/city of Pekalongan Eks Residency is the sector of
Accommodation, Food and Beverage Provision. Sectors that can be comparative advantage potential
in all regency/city in Pekalongan residency are the Sectors of retail trade, car and motor bike repairs;
Education service sector; and Other services sectors. The result analysis of Esteban Marquiles Shift
Share shows that several sectors have competitive advantage in each regency/city in Pekalongan
residency although not as whole such as Mining and Digging Sector except Pekalongan City and
Tegal City; Processing industry sector except Batang Regency; and also Company services sector
except Tegal Regency and Pekalongan City. The difference of result of sectoral potential analysis of
Regency/city in Pekalongan residency becomes the foundation in arranging regional development
strategy surgically that is by looking into what sector/commodity that can be developed rapidly, either
because of the nature potential or because that sector has competitive and comparative advantage to
be developed.

Key : Comparative Advantage, Competitive Advantage, Static Location Quotient, Shift Share Estaban
Marquiles

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi daerah di wilayah Eks Karesidenan
Pekalongan melalui analisis keunggulan komparatif, kompetitif dan terspesialisasi sehingga dapat
disusun strategi pengembangan wilayah. Penelitian ini dianalisis menggunakan metode deskriptif
kuantitatif dengan analisis Static Location Quotient (SLQ) dan analisis Shift Share (SS) dengan
modifikasi Estaban Marquiles. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sektor yang memiliki
keunggulan komparatif pada seluruh Kabupaten/Kota di Karesidenan Pekalongan adalah Sektor
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum. Sedangkan sektor yang dapat menjadi pontensi unggulan
secara komparatif adalah Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor;
Sektor Jasa Pendidikan; serta Sektor Jasa Lainnya. Hasil analisis selanjutnya menunjukan bahwa
sektor yang meniliki keunggulan kompetitif antara lain Sektor Pertambangan dan Penggalian kecuali
Kota Pekalongan dan Kota Tegal; Sektor Industri Pengolahan kecuali Kabupaten Batang; serta Sektor
Jasa Perusahaan kecuali Kabupaten Tegal dan Kota Pekalongan. Perbedaan hasil analisis potensi
sektoral Kabupaten/Kota di Karesidenan Pekalongan menjadi dasar dalam menyusun strategi
pengembangan wilayah secara sinergis yaitu dengan melihat sektor/komoditi apa yang dapat
dikembangkan dengan cepat, baik karena potensi alam maupun karena sektor itu memiliki keunggulan
komparatif dan kompetitif untuk dikembangkan.

Kata Kunci: Keunggulan Komparatif, Keunggulan Kompetitif, Quotient Lokasi Statis, Shift Share
Estaban Marquiles

1
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 1 2017 ISSN.: 2528 - 6145

PENDAHULUAN Kondisi ekonomi wilayah Eks


Karesidenan Pekalongan berdasarkan nilai
Penerapan otonomi daerah dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
pelaksanaan pembangunan ekonomi dapat menunjukan kondisi yang berbeda-beda.
memunculkan permasalahan baru, yaitu Diantara tujuh kabupaten/kota yang berada
munculnya disparitas pembangunan antar pada wilayah Eks Karesidenan Pekalongan,
daerah di Indonesia. Disparitas pembangunan Kabupaten Brebes memiliki nilai PDRB
daerah muncul akibat perbedaaan terbesar pada Tahun 2014 yaitu sebesar
karakteristik wilayah yang dimiliki baik 25,091,713.29 juta rupiah dan Kota
secara geografis, sosial, budaya dan politik Pekalongan memiliki nilai PDRB terkecil
setiap daerah. Perbedaan tersebut berkaitan yaitu sebesar 5,755,282.26 juta rupiah.
dengan perbedaan kepemilikan sumber daya Besar kecilnya nilai PDRB tersebut tidak
dan potensi yang dimiliki setiap daerah dan diikuti dengan nilai PDRB per kapita di
menjadi kendala dalam pembangunan wilayah Eks Karesidenan Pekalongan. Hal
ekonomi daerah secara merata. tersebut dikarenakan perbedaan jumlah
Dalam upaya pembangunan ekonomi penduduk yang dimiliki di setiap daerahnya.
daerah yang merata, ketersediaan sumber Nilai PDRB per kapita terbesar pada Tahun
daya yang terbatas di setiap daerah 2014 adalah Kabupaten Pekalongan yaitu
menyebabkan perlu adanya perencanaan sebesar 34.58 juta rupiah per kapita.
pembangunan dalam penggunaan sumber Sedangkan daerah dengan nilai PDRB per
daya yang tersedia secara efektif dan efisien. kapita terkecil adalah Kabupaten Pemalang
Hirschman mengemukakan bahwa dalam yaitu sebesar 10.82 juta rupiah per kapita.
pembangunan perlu direncanakan strategi Kondisi berbeda ditunjukan pada data
pemusatan pertumbuhan beberapa sektor pertumbuhan ekonomi dengan nilai terbesar
yang dapat mendorong penanaman modal. pada Tahun 2014 adalah Kabupaten
Perkembangan sektor utama yang menjadi Pemalang yaitu sebesar 5.52 persen.
prioritas (leading sector) akan merangsang Sedangkan pertumbuhan ekonomi terkecil
perkembangan sektor lainnya. Kondisi ini adalah Kabupaten Pekalongan yaitu sebesar
muncul dari akibat hubungan antara sektor 4.92 persen. Kondisi ekonomi yang berbeda-
dalam menyediakan output yang dapat beda dengan ditunjukan melalui nilai PDRB,
digunakan sebagai input untuk sektor lainnya PDRB per kapita dan pertumbuhan ekonomi
Salah satu upaya dalam mengatasi di Karesidenan Pekalongan menunjukan
disparitas pembangunan daerah adalah adanya disparitas ekonomi yang memberikan
melalui kerjasama antar daerah. Dalam dampak pada sulit tercapainya pembangunan
melakukan kerjasama antar daerah, perlu ekonomi nasional.
adanya kerjasama berbasis kawasan yang Disparitas ekonomi dapat menghambat
bertujuan untuk mempercepat pembangunan semakin perkembangnya pembangunan
suatu wilayah. ekonomi daerah akibat ketidaksinergisan
Eks Karesidenan Pekalongan merupakan kegiatan ekonomi. Dalam rangka mengatasi
suatu kawasan yang terdiri dari Kabupaten permasalahan disparitas ekonomi, maka perlu
Batang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten adanya kerjasama ekonomi diantara
Pemalang, Kabupaten Tegal, Kabupaten kabupaten/kota di wilayah Eks Karesidenan
Brebes, Kota Pekalongan dan Karesidenan Pekalongan. Kerjasama ekonomi berbasis
Pekalongan. Berdasarkan letak wilayahnya, kawasan di wilayah Eks Karesidenan
Eks Karesidenan Pekalongan memiliki Pekalongan hendaknya dilaksanakan secara
potensi ekonomi yang strategis yaitu berada terencana dan terintegritas antar daerahnya
pada jalur utama Pulau Jawa khusunya pada dengan memperhatikan potensi sektoral dan
wilayah utara Provinsi Jawa Tengah yang keterkaitan ekonomi antar wilayah.
menghubungkan Provinsi Jawa Barat dan Penelitian ini dilakukan dalam rangka
Jawa Timur. menganalisis sektor unggulan yang dimiliki
oleh kabupaten/kota di wilayah Eks

2
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 1 2017 ISSN.: 2528 - 6145

Karesidenan Pekalongan. Analisis dilakukan pertumbuhan suatu daerah menurut dinamika


untuk mengetahui sektor yang memiliki struktur industrinya (teori Shif tShare). Teori
keunggulan komparatif, kompetitif serta Shift Share lebih berorientasi pada perubahan
terspesialisasi di setiap kabupaten/kota pada pola pertumbuhan regional sebagai efek netto
wilayah Eks Karesidenan Pekalongan. dari keputusan lokasi dan output yang
Analisis sektor unggulan tersebut diambil oleh perusahaan swasta sebagai
nantinya dapat digunakan sebagai dasar reaksi terhadap perubahan kebutuhan input
penentuan kebijakan dalam kerjasama antar dan pasar dalam industri.
kabupate/kota di wilayah Eks Kabupaten Teori basis ekonomi menjelaskan
Pekalongan. Dengan identifikasi tersebut, tentang pertumbuhan suatu daerah berbasis
diharapkan kerjasama ekonomi yang ekspor maksudnya pertumbuhan suatu
memiliki integritas yang tinggi sehingga aktifitas basis ekonomi dapat menimbulkan
dapat mengatasi permasalahan disparitas pembangunan menyeluruh di daerah tersebut.
ekonomi daerah khususnya pada wilayah Eks Teori basis menunjukan bahwa pertumbuhan
Karesidenan Pekalongan. daerah ditentukan oleh sektor basis yang
dapat diekspor, sedangkan sektor non basis
merupakan aktifitas pendukung yang
berfokus pada pemenuhan kebutuhan
TINJAUAN PUSTAKA daerahnya sendiri.
Tiebout menjelaskan tentang klasifikasi
Teori mengenai pertumbuhan ekonomi
jenis lapangan usaha/sektor pada satu wilayah
wilayah dijelaskan oleh Samuelson melalui
menjadi sektor basis dan sektor non basis.
Teori Pertumbuhan Jalur Cepat (Turnpike)
Sektor basis bersifat exogenous yang
yang menjelaskan bahwa setiap wilayah perlu
memiliki arti bahwa sektor tersebut tidak
menganalisis potensi yang dimiliki dengan
terikat pada kondisi internal perekonomian
melihat sektor/komoditi apa yang dapat
wilayah dan berfungsi mendorong tumbuhnya
dikembangkan dengan cepat, baik karena
sector lainnya serta berorientasi ekspor.
potensi alam maupun karena sektor itu
Sedangkan sektor non basis hanya berfokus
memiliki keunggulan kompetitif (competitive
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di
advantage) untuk dikembangkan. Sektor
daerah itu sendiri.
kompetitif dapat memberikan nilai tambah
yang lebih besar dengan waktu produksi yang
relative singkat dan volume sumbangan untuk
perekonomian yang cukup besar. Keuntungan
METODE PENELITIAN
tersebut dapat menjamin produk tersebut
mampu bersaing pada pasar yang lebih luas.
Penelitian ini menggunakan analisis
Perkembangan sektor ekonomi terebut akan
deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk
mendorong sektor lain untuk turut
mengetahui potensi wilayah serta strategi
berkembang sehingga perekonomian
pengembangan wilayah di Eks Karesidenan
keseluruhan akan tumbuh.
Pekalongan yang terdiri dari Kabupaten
Analisis pertumbuhan ekonomi wilayah
Batang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten
dapat dilakukan melalui dua pendekatan
Pemalang, Kabupaten Tegal, Kabupaten
metodologis yaitu pendekatan pertama
Brebes, Kota Pekalongan dan Karesidenan
dengan mengadaptasi model ekonomi makro
Pekalongan. Analisis pada penilitian ini
yang digunakan dalam teori pertumbuhan
dilakukan untuk mengidentifikasikan sektor
agregatif (teori basis ekonomi). Teori basis
ekonomi yang termasuk sektor unggulan
ekonomi memungkinkan suatu daerah
dengan menganalisis keunggulan komparatif,
mengidentifikasi hubungan terpenting antara
kompetitif dan menjadi spesialisasi daerah
perpindahan sektor-sektor ekonomi dan
tersebut.
pertumbuhan regional. Sedangkan
pendekatan kedua yaitu dengan menafsirkan

3
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 1 2017 ISSN.: 2528 - 6145

Analisis Location Quotient (LQ) spesialisasi di suatu daerah. Dengan metode


Analisis LQ digunakan untuk analisis shit share, dapat diketahui penyebab
mengetahui sektor yang memiliki atas perubahan struktur ekonomi suatu daerah
keunggulan komparatif dari suatu daerah. dalam pertumbuhannya dari satu kurun waktu
Analisis LQ pada penelitian ini bertujuan ke kurun waktu berikutnya. Penyebab
untuk mengidentifikasikan kemandirian perubahan struktur ekonomi dapat dilihat
suatu sektor dan kapasitas ekspor melalui perbandingan laju pertumbuhan
perekonomian di daerah Eks Karesidenan berbagai sektor di daerah studi dengan
Pekalongan. Penelitian ini menggunakan wilayah referensi.
analisis Static Location Quotient (SLQ) yang Analisis ini memberikan data tentang
dirumuskan sebagai berikut: kinerja perekonomian dalam tiga bidang yaitu:
a. Pertumbuhan ekonomi daerah
referensi(National Growth Effect, Nij) yang
menunjukkan pengaruh pertumbuhan
ekonomi Provinsi Jawa Tengah terhadap
perekonomian daerah di Eks Karesidenan
Pekalongan.
Keterangan : b. Pergeseran proposional (Propotional Shift,
SLQ = Koefisien Static Location Quotient Mij) yang menunjukkan perubahan relatif
Vik = jumlah output pada sektor i di kinerja suatu sektor ekonomi daerah di Eks
wilayah Eks Karesidenan Pekalongan Karesidenan Pekalongan terhadap sektor
Vk = jumlah output total sektor di yang sama di Provinsi Jawa Tengah.
wilayah Eks Karesidenan Pekalongan Pengukuran ini memungkinkan untuk
Vip = jumlah output pada sektor i di diketahui apakah perekonomian
Provinsi Jawa Tengah Karesidenan Pekalongan terkonsentrasi
Vp = jumlah output total sektor di pada sektor yang tumbuh lebih cepat
Provinsi Jawa Tengah dibandingkan dengan perekonomian
Provinsi Jawa Tengah.
Kriteria pengukuran SLQ menurut c. Pergeseran diferensial atau keunggulan
Bendavid Val dijelaskan sebagai berikut: kompetitif (Differential Shift, Cij)
a. Bila SLQ > 1 berarti sektor tertentu di memberikan informasi dalam menentukan
daerah Eks Karesidenan Pekalongan seberapa jauh daya saing sektor ekonomi
mempunyai keunggulan komparatif daerah di Eks Karesidenan Pekalongan
dibandingkan sektor yang sama di dengan perekonomian Provinsi Jawa
Provinsi Jawa Tengah. Tengah. Apabila nilai pergeseran
b. Bila SLQ < 1 berarti sektor tertentu di diferensial suatu sektor bernilai positif
daerah Eks Karesidenan Pekalongan maka sektor tersebut memiliki daya saing
mempunyai keunggulan komparatif yang tinggi dibandingkan sektor ekonomi
dibandingkan sektor yang sama di yang sama pada perekonomian Provinsi
Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah.
c. Bila SLQ = 1 berarti sektor tertentu
memiliki keunggulan komparatif yang Modifikasi dari Esteban Marquiles
sama baik di daerah Eks Karesidenan terhadap persamaan Shift Share maka dapat
Pekalongan maupun di Provinsi Jawa dirumuskan sebagai berikut:
Tengah.

Analisis Shift Share Esteban Marquiles


Analisis Shift Share Esteban Marquiles
Analisis shift share digunakan untuk
dapat menunjukan pengaruh pertumbuhan
mengetahui sektor yang memiliki daya saing
ekonomi Provinsi Jawa Tengah (National
melalui keunggulan kompetitif dan

4
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 1 2017 ISSN.: 2528 - 6145

Economic Growth/ Nij) dan keunggulan Sektor Pertambangan dan Penggalian;


kompetitif (Differential Shift/ Cij) terhadap Sektor Jasa Perusahaan; serta Sektor
perubahan PDRB daerah di Eks Karesidenan Jasa Pendidikan.
Pekalongan (Regional Economic Growth/ 2. Kabupaten Pekalongan
Dij). Pengaruh pertumbuhan ekonomi Kondisi sektoral Kabupaten
Provinsi Jawa Tengah menunjukkan Pekalongan pada Tabel 4.15
peningkatan atau penurunan PDRB daerah di menunjukan bahwa sektor basis dan
Eks Karesidenan Pekalongan. Sedangkan berdaya saing tinggi antara lain Sektor
pengaruh keunggulan kompetitif memberikan Pertambangan dan Penggalian; Sektor
gambaran mengenai daya saing yang dimiliki Jasa Pendidikan; serta Sekor Jasa
dapat memberikan pengaruh terhadap Kesehatan dan Kegiatan Sosial.
peningkatan atau penurunan PDRB daerah di 3. Kabupaten Pemalang
Eks Karesidenan Pekalongan. Kondisi Sektoral Kabupaten
Pemalang menunjukan bahwa sektor
basis dan berdaya saing tinggi antara
HASIL PENELITIAN DAN lain Sektor Pertanian, Kehutanan dan
PEMBAHASAN Perikanan; Sektor Pertambangan dan
Penggalian; Sektor Pengadaan Air,
Hasil Penelitian Pengelolaan Sampah, Limbah dan
Hasil analisis menyimpulkan bahwa Daur Ulang; Sektor Jasa Keuangan dan
hanya terdapat satu sektor yang memiliki Asuransi; Sektor Jasa Perusahaan; serta
keunggulan komparatif pada ketujuh Sektor Administrasi Pemerintahan,
Kabupaten/Kota di Karesienan Pekalongan Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib.
yaitu Sektor Penyediaan Akomodasi dan 4. Kabupaten Tegal
Makan Minum. Akan tetapi sektor tersebut Kabupaten Tegal yang
memiliki keunggulan kompetitif pada Kota teridentifikasi berdasarkan Sektor
Pekalongan dan Kota Tegal saja. Selain itu, Basis dan berdaya saing tinggi antara
pada ketujuh Kabupaten/Kota di Karesidenan lain Sektor Pertambangan dan
Pekalongan tidak ada yang memiliki Penggalian serta Sektor Perdagangan
Keunggulan Kompetitif di sektor yang sama. Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan
Hasil analisis kemandirian dan kapasitas Sepeda Motor.
ekspor sektoral menunjukan bahwa setiap 5. Kabupaten Brebes
Kabupaten/Kota di Karesidenan Pekalongan Kondisi sektoral Kabupaten
memiliki Keunggulan Komparatif, Brebes yang teridentifikasi berdasarkan
Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi yang Sektor Basis dan berdaya saing tinggi
berbeda-beda sehingga dalam menyusun antara lain Sektor Pertanian,
strategi pengembangan wilayah perlu Kehutanan dan Perikanan; Sektor
dilakukan secara sinergis antar Perdagangan Besar dan Eceran,
Kabupaten/Kota agar tercipta pembangunan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor;
yang merata. Dalam penyusunan strategi serta Sektor Jasa Kesehatan dan
pembangunan wilayah yang merata di Kegiatan Sosial.
Karesidenan Pekalongan perlu dibahas lebih
mendalam mengenai kondisi sektoral setiap
Kabupate/Kota yang dijelaskan sebagai
berikut:

1. Kabupaten Batang
Kondisi sektoral Kabupaten
Batang menunjukan bahwa sektor basis
dan berdaya saing tinggi adalah Sektor
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan;

5
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 1 2017 ISSN.: 2528 - 6145

Tabel 1.1 Hasil Analisis Potensi Sektoral Kabupaten/Kota di Karsidenan Pekalongan

Kabupaten Batang Kabupaten Pekalongan Kabupaten Pemalang Kabupaten Tegal


No Lapangan Usaha
SLQ SS E-M SLQ SS E-M SLQ SS E-M SLQ SS E-M

A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan komparatif kompetitif komparatif - komparatif kompetitif komparatif -
B Pertambangan dan Penggalian komparatif kompetitif komparatif kompetitif komparatif kompetitif komparatif kompetitif
C Industri Pengolahan - kompetitif - kompetitif - kompetitif - kompetitif
D Pengadaan Listrik dan Gas - - komparatif - komparatif - - -

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah


E komparatif - - - komparatif kompetitif - -
dan Daur Ulang
F Konstruksi - - - - - kompetitif - -
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
G - kompetitif komparatif - komparatif - komparatif kompetitif
Mobil dan Sepeda Motor

H Transprotasi dan Pergudangan - kompetitif - - - - - -

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum komparatif - komparatif - komparatif - komparatif -

J Informasi dan Komunikasi - kompetitif - kompetitif - kompetitif - kompetitif


K Jasa Keuangan dan Asuransi - - - - komparatif kompetitif - -
L Real Estat - kompetitif - - komparatif - komparatif -
M,N Jasa Perusahaan komparatif kompetitif - kompetitif komparatif kompetitif komparatif -

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan


O - - komparatif - komparatif kompetitif - -
Jaminan Sosial Wajib

P Jasa Pendidikan komparatif kompetitif komparatif kompetitif komparatif - komparatif -

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial - kompetitif komparatif kompetitif komparatif - komparatif -

R,S,T,U Jasa Lainnya komparatif - komparatif - komparatif - komparatif -


Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016

6
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 1 2017 ISSN.: 2528 - 6145

Tabel 1.2 Hasil Analisis Potensi Sektoral Kabupaten/Kota di Karsidenan Pekalongan


Kabupaten Brebes Kota Pekalongan Kota Tegal
No Lapangan Usaha
SLQ SS E-M SLQ SS E-M SLQ SS E-M
A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Komparatif kompetitif - - - kompetitif
B Pertambangan dan Penggalian - kompetitif - - - -
C Industri Pengolahan - kompetitif - kompetitif - kompetitif
D Pengadaan Listrik dan Gas - kompetitif komparatif - komparatif -
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
E - kompetitif komparatif kompetitif - -
Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi - kompetitif komparatif kompetitif komparatif -

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi


G Komparatif kompetitif komparatif - komparatif kompetitif
Mobil dan Sepeda Motor
H Transprotasi dan Pergudangan - kompetitif komparatif - komparatif kompetitif

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Komparatif - komparatif kompetitif komparatif kompetitif

J Informasi dan Komunikasi - kompetitif komparatif - komparatif -


K Jasa Keuangan dan Asuransi - - komparatif - komparatif -
L Real Estat - kompetitif komparatif kompetitif komparatif -
M,N Jasa Perusahaan - kompetitif komparatif - komparatif kompetitif

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan


O - - komparatif kompetitif komparatif -
dan Jaminan Sosial Wajib

P Jasa Pendidikan Komparatif - komparatif - - -


Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial - - komparatif - komparatif kompetitif
R,S,T,U Jasa Lainnya Komparatif kompetitif komparatif - - -
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016

7
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 1 2017 ISSN.: 2528 - 6145

6. Kota Pekalongan e. Sektor Perdagangan Besar dan


Kondisi sektoral Kota Pekalongan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda
menunjukan bahwa Sektor Basis dan Motor : Kabupaten Tegal, Kabupaten
berdaya saing tinggi antara lain Sektor Brebes, dan Kota Tegal
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, f. Sektor Transportasi dan Pergudangan
Limbah dan Daur Ulang; Sektor : Kota Tegal
Konstruksi; Sektor Penyediaan g. Sektor Penyediaan Akomodasi dan
Akomodasi dan Makan Minum; Sektor Makan Minum : Kota Pekalongan
Real Estat serta Sektor Administrasi dan Kota Tegal
Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan h. Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi :
Sosial. Kabupaten Pemalang
7. Kota Tegal i. Sektor Real Estat : Kota Pekalongan
Kondisi PDRB Sektoral Kota j. Sektor Jasa Perusahaan : Kabupaten
Tegal yang terdiri dari Sektor Basis Batang, Kabupaten Pemalang, dan
dan Berdaya Saing tinggi antara lain Kota Tegal
Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, k. Sektor Administrasi Pemerintahan,
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Pertahanan dan Jaminan Sosial :
Sektor Transportasi dan Pergudangan; Kabupaten Pemalang dan Kota
Sektor Penyediaan Akomodasi dan Pekalongan
Makan Minum; Sektor Jasa l. Sektor Jasa Pendidikan : Kabupaten
Perusahaan; Serta Sektor Jasa Batang dan Kabupaten Pekalongan
Kesehatan dan Kegiatan Sosial. m. Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial : Kabupaten Pekalongan dan
Pembahasan Kota Tegal
Strategi pengembangan wilayah n. Sektor Jasa Lainnya : Kabupaten
Kabupaten/Kota di Karesidenan Pekalongan Brebes
dengan pemetaan daya saing ekonomi pada
penelitian ini menggunakan teori Strategi pengembangan wilayah juga
pertumbuhan agregatif (Basis Ekonomi) dan perlu didasari oleh Teori Pertumbuhan Jalur
dinamika struktur industri. Hasil penelitian Cepat (Turnpike) yang menjelaskan bahwa
ini menunjukan bahwa potensi yang dimiliki setiap wilayah perlu menganalisis potensi
tiap sektor di Kabupaten/Kota berbeda-beda yang dimiliki dengan melihat sektor/komoditi
antara lain dapat diidentifikasikan Sektor apa yang dapat dikembangkan dengan cepat,
Basis dan berdaya saing tinggi pada baik karena potensi alam maupun karena
Kabupaten/Kota di Karesidenan Pekalongan sektor itu memiliki keunggulan kompetitif
sebagai berikut: untuk dikembangkan. Sektor kompetitif pada
a. Sektor Pertanian, Kehutanan dan Kabupaten/Kota di Karesidenan Pekalongan
Perikanan : Kabupaten Batang dan yang telah diidentifikasi sebelumnya dapat
Kabupaten Brebes memberikan nilai tambah yang lebih besar.
b. Sektor Pertambangan dan Penggalian Keuntungan tersebut dapat menjamin produk
: Kabupaten Batang, Kabupaten tersebut mampu bersaing pada pasar yang
Pekalongan, Kabupaten Pemalang lebih luas. Selain itu, perkembangan sektor
dan Kabupaten Tegal ekonomi tersebut akan mendorong sektor lain
c. Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan untuk turut berkembang sehingga
Sampah, Limbah dan Daur Ulang : perekonomian keseluruhan akan tumbuh.
Kabupaten Pemalang dan Kota Strategi pengembangan wilayah juga
Pekalongan berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi
d. Sektor Konstruksi : Kota Pekalongan wilayah akibat peningkatan kondisi sektoral
Kabupaten/Kota di Karesidenan Pekalongan.

8
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 1 2017 ISSN.: 2528 - 6145

Sektor yang teridentifikasi potensial dapat lambat dari Provinsi Jawa Tengah,
menyebabkan arus faktor produksi bergerak meskipun sektor tersebut memberikan
secara seimbang. Tenaga kerja berpindah dari kotribusi yang cukup besar pada
daerah dengan upah rendah ke daerah dengan Kabupaten/Kota di Karesidenan
upah tinggi. Apabila upah dan produk Pekalongan.
marginal dari modal mempunyai korelasi b. Hasil Analisis Shift Share Esteban
terbalik, modal akan mengalir ke arah Marquiles menunjukan bahwa sektor
sebaliknya yaitu daerah dengan upah rendah yang memiliki keuggulan kompetitif dan
dapat bertumbuh cepat. Selain itu, terdapat terspesialisasi berbeda-beda pada seriap
perpindahan alokasi sumber daya dari sektor Kabupaten/Kota di Karesidenan
dengan upah rendah (seperti sektor pertanian) Pekalongan. Beberapa sektor memiliki
kedalam sektor yang memiliki produktivitas keunggulan kompetitif pada setiap
tinggi dan upah tinggi sehingga menaikkan Kabupaten//Kota di Karesidenan
pendapatan rata-rata perkapita. Kelemahan Pekalongan meskipun tidak secara
kondisi ini adalah dapat menyebabkan adanya keseluruhan antara lain Sektor
penurunan produksi pada sektor dengan upah Pertambangan dan Penggalian kecuali
rendah sehingga terjadi kekurangan dalam Kota Pekalongan dan Kota Tegal; Sektor
pemenuhan kebutuhan yang dihasilkan oleh Industri Pengolahan kecuali Kabupaten
sektor tersebut dan menyebabkan adanya Batang; serta Sektor Jasa Perusahaan
impor dari wilayah lain. Akan tetapi dapat kecuali Kabupaten Tegal dan Kota
diatasi dengan sinergis antar sektor yaitu Pekalongan.
dengan memproduksi suatu barang (misalnya c. Perbedaan hasil analisis potensi sektoral
sektor industri) yang memiliki faktor Kabupaten/Kota di Karesidenan
produksi yang dihasilkan sendiri (misalnya Pekalongan menjadi dasar dalam
sektor pertanian). menyusun strategi pengembangan
wilayah secara sinergis. Strategi
pengembangan wilayah Kabupaten/Kota
KESIMPULAN, SARAN DAN di Karesidenan Pekalongan perlu
KETERBATASAN PENELITIAN menganalisis potensi yang dimiliki
dengan melihat sektor/komoditi apa
Kesimpulan yang dapat dikembangkan dengan cepat,
Berdasarkan hasil analisis strategi baik karena potensi alam maupun karena
pengembangan wilayah melalui pemetaan sektor itu memiliki keunggulan
daya saing ekonomi Kabupaten/Kota di komparatif dan kompetitif untuk
Karesidenan Pekalongan maka dapat dikembangkan. Selain itu, Strategi
disimpulkan bahwa: pengembangan wilayah juga perlu
a. Hasil Analisis SLQ menunjukan bahwa memperhatikan struktur ekonomi
sektor yang memiliki keunggulan wilayah yang berkaitan dengan arus
komparatif pada seluruh Kabupaten/Kota faktor produksi sehingga dapat bergerak
di Karesidenan Pekalongan adalah secara seimbang
Sektor Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum. Sektor yang dapat Saran
menjadi pontensi unggul secara Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
komparatif pada seluruh Kabupaten/Kota disusun saran dalam menyusun strategi
di Karesidenan Pekalongan adalah pengembangan wilayah Kabupaten/Kota di
Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Karesidenan Pekalongan yaitu sebagai
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; berikut:
Sektor Jasa Pendidikan; serta Sektor Jasa a. Setiap Kabupaten/Kota di Karesienan
Lainnya. Sedangkan Sektor Industri Pekalongan sebaiknya rutin melakukan
Pengolahan tidak memiliki keungguan analisis dalam pemetaan daya saing
komparatif karena pertumbuhannya lebih ekonomi agar dapat mengidentifikasikan

9
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 1 2017 ISSN.: 2528 - 6145

sektor yang memiliki potensi ekonomi wilayah yang sinergis pada


dan perubahan struktur ekonomi yang Kabupaten/Kota di Karesidenan
mungkin terjadi. Pemetaan daya saing Pekalongan melalui analisis keterkaitan
ekonomi dapat digunakan sebagai dasar ekonomi antar wilayah.
dalam penyusunan rencana
pembangunan oleh pemerintah daerah Keterbatasan Penelitian
Kabupaten/Kota di Karesidenan Penelitian ini hanya bertujuan untuk
Pekalongan. menganalisis potensi daerah di wilayah Eks
b. Pemerintah daerah Kabupaten/Kota di Karesidenan Pekalongan melalui analisis
Karesidenan Pekalongan sebaiknya keunggulan komparataif, kompetitif dan
melakukan koordinasi mengenai potensi terspesialisasi melalui nilai PDRB sektoral
ekonomi dan perubahan struktur setiap daerah. Akan tetapi tidak dianalisis
ekonomi di daerahnya masing-masing lebih mendalam mengenai potensi daerah
agar dapat disusun strategi berdasarkan data pada setiap sub sektor yang
pengembangan wilayah secara sinergis lebih dapat menjelaskan secara spesifik
dan berkelanjutan. Sinergis antar potensi apa yang dimiliki oleh setiap daerah.
Kabupaten/Kota di Karesidenan Pada setiap sektor ekonomi, terbagi menjadi
Pekalongan dapat mendukung sektor beberapa sub sektor ekonomi sebagai contoh
untuk semakin berkembang sebagai sektor pertanian, kehutanan dan perikanan
contoh sinergis antara Kota Tegal dalam yang terbagi menjadi Sembilan sub sektor.
memproduksi suatu barang (misalnya Dengan mengetahui potensi daerah melalui
pada sektor industri) yang mendapatkan kondisi sub sektor, maka dapat diketahui
faktor produksi dari Kabupaten Tegal lebih spesifik potens apa yang dimiliki oleh
(misalnya sektor pertanian). setiap daerah sehingga dapat disusun strategi
c. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pengembangan wilayah yang lebih tepat.
mengenai strategi pengembangan

DAFTAR PUSTAKA Fakultas Ekonomi Universitas


[1] Jhingan, M.L. 2008. Ekonomi Indonesia, Jakarta.
Pembangunan dan Perencanaan. [8] Widodo, Tri. 2006. Perencanaan
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Pembangunan: Aplikasi Komputer
[2] Arsyad, Lincoln. 2005. Pengantar (Era Otonomi Daerah). Yogyakarta:
Perencanaan dan Pembangunan UPP STIM YKPN.
Ekonomi Daerah. Edisi Kedua. [9] Tarigan, Robinson. 2005.
Yogyakarta: BPFE. Perencanaan Pembangunan
[3] Kuncoro. 2004. Otonomi dan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara.
Pembangunan Daerah. Jakarta: [10] Soepomo, Prasetyo. 1993. Analisis
Erlangga. Shift-Share; Perkembangan dan
[4] Arsyad, Lincoln. 2010. Ekonomi Penerapan. Jurnal Ekonomi dan
Pembangunan. Edisi Keempat. Bisnis Indonesia. Jurnal.
Yogyakarta: BPFE.
[5] Todaro, Michael P., Stephen
CSmith. 2003. Pembangunan
Ekonomi di Dunia Ketiga. Penerbit
Erlangga, Jakarta.
[6] Samuelson. 2001. Ilmu Mikro
Ekonomi. Jakarta: Media Global
Edukasi
[7] Richardson, H.W. 2001. Dasar-
Dasar Ilmu Ekonomi Regional.

10

You might also like