You are on page 1of 18

ECONOMIC POTENTIAL MAPPING ANALYSIS IN THE DISTRICT OF

JEMBER

Diana Dwi Astuti


STIE MANDALA JEMBER
e-mail : diana@gmail.ac.ai

ABSTRACT
The paradigm change of government in the form of regional autonomy has
implications for the regional authority, to explore and develop the economic potential in the
development and improve the people's welfare in the region. This study aimed to: 1)
Determine the structure of the economy Jember, 2) Knowing the balance of economic
resources, 3) Analyze potential sectors to be developed based on the rate of growth and
productivity. The results achieved in this study are: 1) The economic structure of Jember is
still dominated by agriculture sector followed by trade, hotels and restaurants, and the
manufacturing sector. 2) Balance of economic resources in Jember for the agricultural
sector and the reduction of mining occurred within the last 2 years (2013-2014). But the
changes in the production of the agricultural sector more than the reduction in the addition
in 2013 and 2014, even for the poultry production sector is not a reduction in the year 2013
and 2014. 3) The results of the analysis of LQ in the period 2009-2013 crop that became the
basis are soybean, peanut, and sweet potatoes which are the basis .Horticulture: plants,
large chilli and beans. Plantation crops which are the basis: kapok and nut crops. Farms
that form the basis: dairy cattle, buffalo, horses, and pigs. Shift Share Based on the results,
the rice plants have little competitive advantage in 31 districts. Maize, soybean, and cassava
have no competitive value. Peanut and sweet potato has a very competitive value.
Keywords: Economic structure, Balance of economic resources, Location Quotient, Shift
Share

BAB 1. PENDAHULUAN yang luas nyata dan bertanggungjawab ini


Perubahan paradigma membawa konsekuensi terbukanya
pemerintahan dari sentralistik menjadi peluang sekaligus tantangan bagi daerah
desentralistik memberikan energi politik untuk membuktikan kemampuannya
berupa kewenangan daerah untuk dalam menyelenggarakan wewenangnya.
mengatur rumah tangganya sendiri. Namun diakui atau tidak, potensi ekonomi
Otonomi daerah juga berimplikasi di daerah masih belum tergali dan
terhadap kewenangan daerah untuk terpetakan dengan baik, sehingga
menggali dan mengelola sumber-sumber pembangunan yang dicanangkan dengan
potensi ekonomi di wilayahnya dalam harapan untuk peningkatan kesejahteraan
rangka pembangunan dan meningkatkan masyarakat masih belum berjalan dengan
kesejahteraan masyarakat di wilayahnya. baik.
Daerah memiliki peluang untuk lebih Kabupaten Jember sejak dini
mengoptimalkan potensi ekonomi daerah diharapkan dapat mempersiapkan diri
yang dimiliki. Pemberian otonomi daerah dalam menghadapi kondisi perekonomian

16
17

global yang makin terbuka.Untuk dapat mempunyai peta wilayah potensi ekonomi
berkembang dengan maksimal, orientasi yang pada akhirnya menciptakan
pengembangan wilayah yang benar-benar pertumbuhan ekonomi sebagai salah satu
terintegrasi perlu mendapatkan perhatian cara meningkatkan kesejahteraan
yang lebih luas, dengan salah satu masyarakat.
konsepnya adalah pengembangan wilayah Sebagai langkah awal, salah satu
Kabupaten Jember yang berbasis pada prasyarat yang dibutuhkan untuk
ekonomi (economic base). menjamin usaha peningkatan dan
Dalam pembangunan ekonomi, pengembangan produksi yang efektif dan
pemerintah daerah berperan dan efisien adalah melalui identifikasi sektoral
bertanggung jawab dalam meningkatkan yang meliputi keunggulan dan potensi
taraf hidup dan kesejahteraan di daerah setiap sektor ekonomi. Identifikasi
tersebut. Menurut Arsyad (2009: 108), keunggulan bisa dilakukan dengan
pembangunan ekonomi daerah merupakan membuat analisis tentang keunggulan
suatu proses di mana pemerintah daerah komparatif dan keunggulan kompetitif
dan masyarakatnya mengelola (comparative dan competitive advantage)
sumberdaya-sumberdaya yang ada dan untuk masing-masing sektor ekonomi.
membentuk suatu pola kemitraan antara Sedangkan identifikasi potensi dapat
Pemerintah Daerah dengan sektor swasta dilakukan dengan menganalisis potensi
untuk menciptakan lapangan kerja dan pengembangan sektoral dan sub sektor di
merangsang perkembangan masa yang akan datang.
perkembangan kegiatan ekonomi atau Pertumbuhan ekonomi suatu daerah
pertumbuhan ekonomi dalam wilayah di Indonesia, termasuk kabupaten Jember
tersebut ditentukan oleh kontribusi pertumbuhan 9
Oleh karena itu, salah satu strategi sektor ekonomi. Pertumbuhan masing-
pengembangan wilayah yang tidak bisa masing sektor ekonomi cenderung
tidak harus dilakukan saat ini dan tahun- berbeda, sehingga berpengaruh pada
tahun mendatang adalah peningkatan dan perubahan struktur perekonomian suatu
pengembangan produksi dari sektor- daerah. Ditinjau dari kontribusi sektor
sektor ekonomi unggulan dan potensial ekonomi terhadap PDRB kabupaten
yang mampu meningkatkan pendapatan Jember (Berdasarkan data Badan Pusat
dan pada akhirnya dapat meningkatkan Statistik (2014), pada triwulan IV
kesejahteraan masyarakat diwilayahnya. tahun2014), maka sumbangan terbesar
Dengan menggunakan pendekatan ini adalah dari sektor pertanian sebesar rata-
diharapkan Kabupaten Jember rata 44%, sedangkan kontribusi dari
18

sektor lain adalah sektor perdagangan, tujuan penelitian ini adalah untuk :
hotel, dan restoran sebesar rata-rata 20%, 1)Mengetahui struktur perekonomian di
sektor jasa sebesar rata-rata 10%, sektor Kabupaten Jember. 2) Mengetahui neraca
industri pengolahan 7 %, sektor keuangan, sumberdaya ekonomi di Kabupaten
sektor persewaan dan jasa perusahaan Jember. 3) Menganalisis sektor yang
sebesar rata-rata 6%, sedangkan 13% potensial untuk dikembangkan
sisanya merupakan kontribusi dari sektor berdasarkan laju pertumbuhan dan
lain. produktifitas di Kabupaten Jember.
Namun demikian, perlu disadari
bahwa keunggulan dan potensi sektor- BAB 3. METODOLOGI
sektor ekonomi tidak akan bermanfaat Secara garis besar, metode
secara optimal untuk mencapai tujuan analisis data yang dilakukan dapat
utama pembangunan (meningkatnya dijelaskan sebagai berikut:
kesejahteraan masyarakat) apabila tidak Pertama, Analisa Struktur
diikuti dengan kebijakan dan strategi yang Ekonomi, digunakan untuk mengetahui
tepat. Kebijakan dan strategi yang tepat sumbangan atau peranan setiap kegiatan
harus dirumuskan secara komprehensif ekonomi atau sektor dalam perekonomia
yang mencakup tidak hanya aspek kabupaten secara keseluruhan dalam
ekonomi saja, tetapi juga aspek-aspek lain periode 1 (satu) tahun terakhir
seperti aspek sosial, budaya, geografis Kedua, Analisa Neraca
(infrastruktur), dan kelembagaan. Sumberdaya Ekonomi, digunakan untuk
Selanjutnya, yang tak kalah penting mengetahui perubahan potensi
adalah Menurut Arsyad (2009: 108), sumberdaya ekonomi dalam kurun waktu
pembangunan ekonomi daerah merupakan 2 (dua) tahun di Kabupaten Jember.
suatu proses di mana pemerintah daerah Setelah diketahui struktur ekonomi yang
dan masyarakatnya mengelola paling tinggi dari 9 sektor ekonomi yang
sumberdaya-sumberdaya yang ada dan ada di Kabupaten Jember, maka masing-
membentuk suatu pola kemitraan antara masing dari sektor ekonomi yang tinggi
Pemerintah Daerah dengan sektor swasta dicari berapa kenaikkan dan penurunan
untuk menciptakan lapangan kerja dan setiap sub sektor dalam kurun waktu 2
merangsang perkembangan tahun di Kabupaten Jember
perkembangan kegiatan ekonomi atau Ketiga, Analisa Location
pertumbuhan ekonomi dalam wilayah Quotient (LQ), digunakan untuk
tersebut mengetahui sektor basis dan non basis
Berdasarkan paparan tersebut maka sumberdaya ekonomi di Kabupaten
19

Jember. Metode Location Quotient BAB 4. HASIL DAN


menyajikan perbandingan relatif antara PEMBAHASAN
kemampuan suatu sektor yang sama pada 1. Struktur Perekonomian Kabupaten
daerah yang lebih luas. Berdasarkan Jember
proporsi yang dihasilkan dapat diketahui Kabupaten Jember merupakan
tingkat pelayanan masing-masing sektor daerah agraris, dapat dilihat dari
di setiap unit analisis. Wilayah yang sumbangan terhadap PDRB Kabupaten
memiliki nilai Location Quotient (LQ) Jember sebesar 34% berasal dari sektor
lebih dari (>)1 (satu) berarti lebih pertanian. Hal tersebut dapat dimengerti
terspesialisasi pada kegiatan yang karena luas lahan di kabupaten Jember,
bersangkutan dan mempunyai potensi lebih diperuntukkan sebagai lahan
untuk memasarkan produknya ke wilayah pertanian tanaman pangan dan
lain. Sebaliknya, apabila nilai LQ kurang perkebunan, serta peternakan. Kabupaten
dari (<) 1 maka sektor ini dikategorikan Jember merupakan salah satu gudang
sebagai sektor non-basis, yang berarti pangan untuk wilayah Jawa Timur dan
bahwa luas lingkup produksi dan daerah merupakan salah satu sentra produksi
pasar sektor non-basis hanya bersifat tembakau baik untuk kebutuhan lokal
lokal. maupun kebutuhan ekspor. Selain itu juga
Rumus dari LQ adalah : terdapat perkebunan karet, kopi, kakao,
Sib/Sb
LQ= dan lainnya. Sumbangan berikutnya
Sia/Sa berasal dari sektor perdagangan, hotel dan
dimana:
Sib = Sub sektor i pada restoran, yaitu sebesar 28%. Sub sektor
tingkat Kecamatan, yang sangat besar menyumbang dan
Sb = Total semua sektor pada
sangat tinggi perkembangannya adalah
tingkat Kecamatan,
Sia = Sub sektor i pada sub sektor perdagangan besar, yaitu pusat-
Kabupaten Jember, pusat perbelanjaan yang semakin
Sa = Total semua sektor pada
Kabupaten Jember. menjamur, terutama di kota-kota
kecamatan. Dengan semakin tumbuhnya
Keempat, Analisa Mix Share
pusat perbelanjaan jenis retail, seperti
atau Shift Share, digunakan untuk
indomart, alfamart, semakin
memonitor kecenderungan (trend)
meningkatkan sumbangan sektor
perkembangan lokal sehingga dapat
perdagangan terhadap PDRB Kabupaten
diketahui apakah suatu sektor tertentu
Jember.
masih kompetitif untuk dikembangkan
Sektor industri pengolahan
pada wilayah tersebut (lokal).
menyumbang sebesar 11% terhadap total
20

PDRB Kabupaten Jember. Hal ini sumbangan sub sektor jasa sosial dan
menunjukkan bahwa program kemasyarakatan.
industrialisasi untuk menopang Sektor keuangan, persewaan, dan
pengolahan hasil sektor pertanian belum jasa perusahaan yang demikian megah
tercapai. Sub sektor terbesar sebagai terlihat serta demikian pesat
penyumbang dalam industri pengolahan perkembangannya di Kabupaten Jember
adalah industri pengolahan tembakau. Ini hanya menyumbang sebesar 5,51 (5%)
membuktikan bahwa Kabupaten Jember terhadap total PDRB Kabupaten Jember.
memang merupakan sentra industri Sub sektor penyumbang terbesar adalah
tembakau untuk kebutuhan ekspor dan sub sektor bank. Ini membuktikan, bahwa
hasil olahannya, seperti cerutu perkembangan sub sektor bank yang ada
Sektor jasa-jasa menyumbangkan di Kabupaten Jember sebagian besar ada
sebesar 10,81% (11%) terhadap PDRB sumbangannya terhadap PDRB
Kabupaten Jember, Sektor ini didominasi Kabupaten Jember.
oleh sub sektor jasa pemerintahan umum Gambaran struktur ekonmi
dan pertahanan serta sub sektor jasa Kabupaten Jember tahun 2015 dengan
perorangan dan rumah tangga. Jasa kontribusi pertumbuhan dari 9 sektor
hiburan dan kebudayaan sumbangannnya ekonomi adalah sebagai berikut :
sangat kecil jika dibanding dengan

PDRB KABUPATEN JEMBER 2015


3% 2% 1%
5% Pertanian

5%
Perdagangan, Hotel dan
34% Restoran
Industri Pengolahan
11%

Jasa-jasa
11%
Keuangan, Persewaan dan
Jasa Perusahaan
28%
Pengangkutan dan
Komunikasi

Gambar 1. PDRB Kabupaten Jember 2015

2. Perkembangan PDRB Perkembangan PDRB


Kabupaten Jember Kabupaten Jember disumbangkan oleh
21

sektor perdagangan, hotel dan tahun 2009 sampai dengan tahun


restoran. Walaupun secara 2013. Hal ini memprihatinkan, karena
keseluruhan sembangannya hanya sektor ini merupakan penyumbang
sebesar 28% terhadap PDRB terbesar terhadap PDRB. Penyebab
Kabupaten Jember, tetapi utamanya adalah semakin
pertumbuhannya sejak tahun 2009 berkurangnya lahan pertanian
hingga tahun 2013 menunjukkan produktif kelas A berganti menjadi
peningkatan yang positif, terutama kawasan pemukiman dan pusat-pusat
antara tahun 2011-2012 dan 2012- perdagangan. Penurunan sektor
2013. Antara tahun 2009-2010 dan pertanian diikuti oleh peningkatan
tahun 2010-2011, sebenarnya masih sektor industri pengolahan, karena
terjadi peningkatan, tetapi program Pemerintah adalah
peningkatannya lebih rendah meningkatkan perkembangan sektor
dibanding peningkatan 2011-2012, industri untuk menopang sektor
tetapi secara rata-rata menunjukkan pertanian.
peningkatan yang signifikan. Gambar perkembangan
Sektor pertanian merupakan kontribusi 9 sektor ekonomi terhadap
penyumbang terbesar dalam PDRB PDRB Kabupaten Jember tahun 2015
Kabupaten Jember, menunjukkan sebagai berikut :
penurunan yang terus-menerus sejak
22

Gambar 2
Perkembangan PDRB 2009-2013 Kabupaten Jember
2,0
Pertanian
1,5
Pertambangan dan
1,0
penggalian
0,5 Industri Pengolahan

-
Listrik, gas dan air
1 2 3 4
bersih
(0,5)
Bangunan
(1,0)
Perdagangan, Hotel dan
(1,5)
Restoran
(2,0) Pengangkutan dan
Komunikasi
(2,5)

3. Neraca Sumberdaya Ekonomi Tanaman pangan dapat


Kabupaten Jember dikelompokkan menjadi 2 dua), yaitu
Sektor Pertanian komoditas beras (padi) dan komoditas
Neraca sumberdaya alam dan palawija (jagung, kedele, kacang
lingkungan akan memberikan tanah, ubi kayu dan ubi jalar). Seluruh
informasi mengenai perubahan komoditas tanaman pangan
(penambahan dan pengurangan) mempunyai nilai strategis dari segi
produksi di sektor pertanian dalam peranannya sebagai bahan makanan
kurun waktu tertentu. Informasi yang pokok, bahan baku industri atau
digunakan adalah data sekunder dari sumber pendapatan bagi masyarakat
Biro Pusat Statistik Kabupaten Jember petani.
tahun 2014 dan 2015. Dengan Berdasarkan perhitungan neraca
membandingkan produk pertanian sumberdaya alam dan lingkungan,
antara tahun 2013 dan 2014, maka komoditas padi, jagung, kedelai, ubi
akan nampak potensi yang mampu kayu dan ubi jalar mengalami
dikembangkan oleh pemerintah penambahan produksi dalam kurun
kabupaten melalui berbagai kebijakan waktu 2013-2014. Penambahan
strategis sektor pertanian. tertinggi adalah komoditas padi, yaitu
Kondisi Komoditas Pangan 483.460 Kw, sedangkan komoditas
23

kedelai mengalami penambahan yang pemerintah daerah. Beras merupakan


relative rendah dibandingkan makanan pokok sebagian besar
komoditas pangan lainnya, yaitu masyarakat di Kabupaten Jember.
25.200 Kw. Dari informasi tersebut, Permintaan akan beras meningkat dari
nampaknya komoditas padi memiliki waktu ke waktu seiring dengan
potensi untuk dikembangkan sebagai bertambahnya jumlah penduduk.
bahan pangan bagi masyarakat. Untuk itu, pilihan pemerintah daerah
Kabupaten Jember yang dikenal harus mampu memenuhi kebutuhan
sebagai wilayah penghasil kedelai, pangan, khususnya produksi beras
ternyata dalam kurun waktu 2013- harus selalu ditingkatkan. Selain upaya
2014, komoditas kedelai mengalami peningkatan ketersediaan pangan,
kenaikkan yang tidak terlalu tinggi dibutuhkan pula strategi
dibanding dengan ubi kayu, yaitu menggerakkan potensi ekonomi
181,730 Kw, sedangkan kacang tanah khususnya wilayah pedesaan agar
mengalami penurunan sebesar 10,030 pendapatan masyarakat meningkat. Di
Kw. beberapa wilayah kecamatan sampel
Komoditas pangan di penelitian, masih dijumpai masyarakat
Kabupaten Jember dalam kurun waktu yang masih terbatas aksesnya terhadap
2013-2014 mengalami penambahan komoditas pangan, padahal
produksi yang masih relatif rendah wilayahnya memiliki potensi pasokan
atau kurang dari 100.000 Ton pangan yang cukup berlimpah.
pertahun. Padahal program Dinas Potensi Komoditas Perkebunan
Pertanian Tanaman Pangan berupaya Sejak diberlakukannya
meningkatkan produktifitas dan otonomi daerah serta memperhatikan
produksi tanaman pangan, khususnya komoditas perkebunan sebagai
komoditas beras yang dinilai sangat komoditas ekspor, maka program
strategis dalam memenuhi kebutuhan pembangunan perkebunan sebagai
pangan. Komoditas pangan merupakan bagian integral dari program
kebutuhan dasar yang pemenuhannya pembangunan daerah yang tujuan
tidak dapat ditunda-tunda sehingga pokoknya adalah meningkatkan
usaha untuk pemenuhan pangan sumberdaya perkebunan dengan
merupakan prioritas utama bagi memperhatikan keunggulan
24

komparatif daerah. Sehingga dikembangkan. Sementara itu,


pembangunan perkebunan mempunyai penurunan produksi terjadi pada
arti penting dalam rangka memacu tembakau Na-Oogst mengalami
perkembangan industri dan ekspor- penurunan yaitu 771,40 padahal
ekspor hasil perkebunan, tembakau tersebut menghasilkan nilai
meningkatkan kesempatan kerja serta jual yang sangat tinggi. Terkait dengan
pendapatan masyarakat petani tembakau Na-Oogst, dengan semakin
Hasil perhitungan neraca gencarnya kampanye anti merokok di
sumberdaya potensi sektor perkebunan berbagai belahan dunia, pasar
di Kabupaten Jember tanaman tembakau bahan cerutu mengalami
tembakau merupakan komoditas kemerosotan. Gejala ini terus
unggulan, karena kontribusi yang merembet ke sentra-sentra produksi
besar bagi sektor ekonomi, baik segi tembakau di berbagai belahan
sumber pendapatan bagi petani, Nusantara.
pedagang, penyerap tenaga kerja, Kondisi Komoditas Hortikultura
sumber devisa maupun efek ganda Komoditas hortikultura sering
(multiflier effect) terhadap berbagai dianggap sebagai komoditi pertanian
kegiatan ekonomi. Berdasarkan data masa depan yang menjanjikan
statistik, terdapat 4 (empat) jenis berbagai keuntungan. Pengembangan
tembakau yang diusahakan masyarakat hortikultura diharapkan mampu
petani, yaitu tembakau Na-Oogst, memberi nilai tambah yang besar bagi
Voor Oogst kasturi, Voor Oogst produsen dan industri pengguna. Bagi
rajang, danVoor Oogst white burley konsumen juga dapat memperbaiki
dan. Tembakau Voor Oogst kasturi perimbangan dan kecukupan gizi
dalam kurun waktu 2013-2014 dalam pola makanannya yang saat ini
mengalami penambahan relatif tinggi bertumpu pada beras. Komoditas
dibandingkan jenis tembakau lainnya, hortikultura terbagi menjadi tanaman
yaitu 25.493,40 Kw. Kondisi tersebut sayur-sayuran dan buah-buahan.
menunjukkan bahwa tembakau Voor Sayur-sayuran
Oogst kasturi yang umumnya Berdasarkan data statistik,
diusahakan masyarakat petani, produksi tanaman sayuran dalam
memiliki potensi untuk kurun waktu 2013-2014 mengalami
25

penambahan, terutama untuk tanaman cukup efektif dari aspek penghijauan,


kembang kol, sawi, cabe besar, cabe dikarenakan masyarakat diharapkan
rawit, tomat, terung, buncis, labu siem, akan memelihara tanaman yang ada
kangkung, bayam, melon, semangka, karena merupakan salah satu usaha
bawang merah dan jamur. yang dapat menghasilkan dan
Penambahan tertinggi adalah tanaman menopang pendapatan keluarga.
cabe rawit, yaitu 98.276 Kw banyak Kabupaten Jember merupakan
diperoleh di Kecamatan Gumuk Mas salah satu sentra pengembangan
dan semangka yaitu 78.326 Kw. tanaman Jeruk Siem di Propinsi Jawa
Semangka merupakan buah yang Timur, terutama di kecamatan
banyak mengandung vitamin dan juga Umbulsari dan Sumberbaru. Pada
dapat menurunkan penyakit darah kurun waktu 2013-2014, terjadi
tinggi (hipertensi). penambahan yang tinggi untuk
Tanaman sayuran yang tanaman jeruk siem, yaitu 455.853
mengalami penurunan dalam kurun Kw. Jeruk siem Jember memiliki
waktu 2013-2014, tertinggi adalah potensi untuk dikembangkan dimasa
tanaman kubis, yaitu 34,960 Kw. mendatang baik dari aspek produksi
Kubis menyukai tanah yang sarang maupun pendpatan yang diperoleh
dan tidak becek. Meskipun relatif petani. Kurun waktu 2013-2014
tahan terhadap suhu tinggi, produk tanaman buah yang mengalami
kubis ditanam di daerah pegunungan penurunan yang sangat menyolok
(400m dpl ke atas) di daerah tropis. Di sekali adalah tanaman jambu biji,
dataran rendah, ukuran krop mengecil yaitu sebesar 14.149 Kw.
dan tanaman sangat rentan terhadap Kondisi Ternak
ulat pemakan daun Plutella. Pengusahaan peternakan yang
Buah-buahan dilakukan masyarakat saat ini masih
Pengembangan tanaman buah- dianggap sebagai usaha sampingan
buahan dapat dijadikan salah satu dan belum dilakukan secara intensif.
alternatif dalam upaya memperbaiki Namun disisi lain potensi
kondisi lahan pertanian yang relative pengembangan peternakan memiliki
kurang subur. Pengembangan prospek yang cukup baik, hal ini
tanaman buah-buahan diharapkan didukung oleh ketersediaan hijauan
26

yang cukup serta permintaan terhadap berfluktuasi dari tahun ke tahun dengan
produk peternakan sangat besar. perkembangan yang terjadi. Hasil analisis

Sapi potong memiliki potensi Location Quotient (LQ) menggambarkan


keunggulan komparatif berbagai komoditi
untuk dikembangkan di Kabupaten
tanaman pangan tanaman perkebunan,
Jember, dari data yang diperoleh
hortikultura dan peternakan disajikan
menunjukkan bahwa dalam kurun waktu
perkecamatan selam tahun 2009-2013,
2013-2014, terjadi penambahan 18.435
sebagai berikut :
ekor, merupakan penambahan tertinggi.
Sedangkan yang mengalami penurunan
adalah ternak babi sebesar 35 ekor.
Produksi hewan unggas dalam
kurun waktu 2013-2014 mengalami
penambahan dan tidak mengalami
pengurangan. Penambahan tertinggi untuk
hewan unggas adalah ayam pedaging,
yaitu 83.978 ekor, sedangkan terendah
adalah itik, yaitu 2.847 ekor. Pengusahaan
unggas ayam pedaging, umumnya
dikelola secara intensif dengan perlakukan
tertentu, karena unggas tersebut sangat
peka terhadap perubahan lingkungan dan
mudah terserangan penyakit dibandingkan
dengan ayam Ras.
4. Analisis Location Quotient (LQ) Tiap
Kecamatan
Analisis Location Qoutient (LQ)
dilakukan dengan menggunakan ukuran
jumlah produksi (Kwintal) yang terdapat
disetiap wilayah sampel di Kabupaten
Jember. Periode analisis yang dilakukan
terhadap nilai LQ yaitu selama 5 tahun,
terhitung mulai tahun 2009-2013. Hal ini
penting dilakukan untuk mengetahui
kondisi umum dari produksi selama kurun
waktu tersebut. Nilai LQ cenderung
27

Tabel 1. Hasil Location Quotient (LQ) yang menjadi sektor basis per kecamatan selama 5 tahun (2009 – 2013)
No Kecamatan Kedelai Kcg tanah Ubi Kayu Cabe Besar Kcg Panjang Kapuk Pinang Sapi Perah Kerbau Kuda Babi
1 Kencong  
2 Gumukmas    
3 Puger    
4 Wuluhan 
5 Ambulu    
6 Tempurejo  
7 Jenggawah  
8 Ajung 
9 Rambipuji 
10 Balung  
11 Umbulsari   
12 Semboro    
13 Jombang  
14 Sumberbaru   
15 Tanggul    
16 Bangsalsari     
17 Panti  
18 Arjasa   
19 Pakusari 
20 Kalisat   
21 Ledokombo    
22 Sumberjambe  
23 Sukowono  
24 Jelbuk 
25 Kaliwates 
26 Sumbersari 
27 Patrang 
28

5. Analisis Shift Share Growth menggambarkan laju


Berdasarkan hasil Location pertumbuhan total produksi pangan.
Quotient Analysis untuk produksi Proportional Growth
pangan dapat dijustifikasi dengan menggambarkan perubahan relatif
Shift-Share Analysis yang dapat guna mengetahui konsentrasi
menggambarkan mengenai posisi produksi masing-masing jenis
kemajuan produksi suatu komoditi komoditi tanaman pangan.
pangan pada suatu wilayah Differential Shift menunjukkan
dibandingkan dengan total produksi tingkat keunggulan kompetitif suatu
pangan di wilayah referensinya. Pada jenis komoditi pangan berkaitan
analisis ini, ada tiga komponen dengan perkembangan tingkat
analisis yang diperhatikan, yaitu: produksi. Hasil analisis selengkapnya
economic growth (a), proportional terdapat pada tabel 2.
shift (b), dan differential shift (c).
Tabel 2: Shift Share Analysis Produksi Komoditas Pangan di Kabupaten Jember
pada Titik waktu Tahun 2009-2013
Karakteristik jenis komoditi pangan
Padi Jagung Kedelai Kcg Tanah Ubi Kayu Ubi Jalar
Economic Growth 78,11
Proportional Shift 0,07 -0,50 -13,26 49,26 -33.41 85.95
Kecamatan Differential shift
Kencong 0 -0,01 -0,44 3,34 0,44 -0,01
Gumukmas 0,03 0,02 0,35 7,41 1,13 8,44
Puger -0,04 -0,11 -3,23 -3,05 -0,46 0
Wuluhan 0 -0,04 (1,32) 3,84 -0,8 9,12
Ambulu -0,05 -0,13 -3,55 -4,34 -0,87 5,57
Tempurejo -0,01 -0,04 -1,07 1,65 -0,31 5,5
Silo 0,01 0 0 2,97 -0,17 0
Mayang 0,01 -0,01 -2,09 2,66 -0,37 4,2
Mumbulsari -0,02 -0,05 -3,28 -0,22 0,02 4,3
Jenggawah 0,18 0,27 9,96 0 0 -
Ajung 0 -0,02 -0,62 2,69 0,86 5,42
Rambipuji 0 -0,01 -0,46 3,17 0,2 5,53
Balung 0 -0,02 -0,67 2,82 1,15 0
Umbulsari 0,01 0,01 0,2 0 0 0
Semboro 0 -0,01 -0,26 1,81 0,42 3,15
Jombang 0,02 0,01 0,2 10,45 1,28 0
29

Sumberbaru -0,02 -0,07 3,72 1,81 -21,26 0


Tanggul 0,01 -0,01 -0,36 4,61 -0,23 7,09
Bangsalsari 0 -0,04 -1,18 3,02 -3,60 0
Panti -0,01 -0,03 -3,46 1,84 -0,26 5,55
Sukorambi -0,01 -0,03 -0,82 0,61 -1,19 3,26
Arjasa -0,02 -0,05 -2,25 -1,69 -5,93 1,85
Pakusari 0 -0,02 0 0 0,45 0
Kalisat 0,01 -0,04 (1,15) 0,26 -0,14 3,93
Ledokombo 0 -0,01 (0,49) 2,22 -0,81 4,3
Sembejambe -0,01 -0,02 0 6,22 0,76 0
Sukowono 0,01 0,01 0 0 1,05 4,64
Jelbuk -0,01 -0,02 0 0,04 -2,72 0
Kaliwates 0 -0,01 (0,20) -1,67 -0,01 0
Sumbersari -0,01 -0,03 (1,73) 0 0,44 1,96
Patrang 0 -0,01 0,94 -3,21 -2,48 2,15

Tabel 2 memberikan ilustrasi tidak memiliki keunggulan


bahwa laju pertumbuhan sektor kompetitif di 31 kecamatan yang
pangan berdasarkan tingkat produksi menjadi wilayah sampel penelitian.
mengalami pertumbuhan yang Berdasarkan analisis Shift
positif. Hal ini disebabkan Share, menunjukkan bahwa
pertumbuhan masing-masing rendahnya laju perkembangan
komoditas pangan relatif fluktuatif. komoditas padi yang merupakan
Padi mengalami pertumbuhan yang bahan pangan utama bagi masyarakat
sangat kecil (0,07). Komoditas di Kabupaten Jember dapat dipahami
jagung, kedelai dan ubi kayu tidak bahwa luas areal sawah tidak
mengalami pertumbuhan (-0,50; - mengalami pertambahan yang
13,26; -33,41). Laju pertumbuhan signifikan, demikian juga dengan
yang cukup tinggi dibanding keberadaan teknologi yang mampu
komoditas lain adalah ubi jalar dan meningkatkan produksi padi.
kedelai. Sehingga dikatakan bahwa
Komoditas padi yang komoditas padi cenderung
merupakan bahan makanan pokok mengalami pertumbuhan yang relatif
sumber energi mengalami stabil dibanding komoditas lainnya,
pertumbuhan yang relatif rendah terkait dengan sifat komoditas yang
(0,07). Secara partial, komoditas padi
30

memiliki nilai sosial, ekonomi dan Hal ini disebabkan karena luas
politik. lahan yang semakin menyempit.
Jika ditelaah kembali bahwa 3. Dalam kurun waktu 2 tahun
31 kecamatan di Kabupaten Jember terakhir (2013-2014), terjadi
memiliki potensi ekonomi atau perubahan (penambahan dan
keunggulan komparatif pada pengurangan) produksi di
beberapa komoditas pangan justru berbagai sub sektor pertanian
sering diabaikan. Komoditas jagung mengalami penambahan produksi.
merupakan bahan pangan kedua 4. Hasil analisis LQ tahun 2009 –
setelah padi, ternyata tidak memiliki 2013 tanaman pangan berada di
nilai kompetitif di beberapa wilayah basis tanaman kedelai,
kecamatan. Komoditas ubi kayu juga kacang tanah, dan ubi kayu.
menjadi alternatif bagi masyarakat Kedelai ada di kecamatan
dalam memenuhi kebutuhan pangan, Kencong, Puger, Ambulu,
bahkan di beberapa wilayah barat di Tempurejo, Jenggawa, Ajung,
Jawa Timur, ubi kayu yang diolah rambipuji, Balung, Semboro,
dalam bentuk gaplek merupakan Tanggul, dan Bangsalsari.
bahan pangan utama setelah padi Tanaman kacang tanah berada di
yang banyak dikonsumsi masyarakat. kecamatan Kencong, Gumukmas,
Puger, Wuluhan, Sumberbaru,
BAB 5. KESIMPULAN DAN Tanggul, Bangsasari, Panti,
SARAN Arjasa, Kalisat, dan Ledokombo.
Kesimpulan Ubi kayu ada di kecamatan
1. PDRB kabupaten Jember masih Tempurejo, Sumberbaru, dan
didominasi oleh sektor pertanian Bangsalsari.
disusul sektor perdagangan, hotel 5. Hasil analisis LQ tahun 2009 –
dan restoran, serta sektor industri 2013 tanaman holtikultura ada di
pengolahan. wilayah basis tanaman cabe besar
2. Perkembangan penurunan yang dan kacang panjang. Cabe besar
sangat tajam terjadi pada sektor ada di kecamatan Gumukmas dan
pertanian, terutama pada kurun Ambulu. Tanaman kacang
waktu 2011 sampai dengan 2013. panjang ada di kecamatan Puger.
31

6. Hasil analisis LQ tahun 2009 – kayu tidak memiliki nilai


2013 tanaman perkebunan ada di kompetitif. Tanaman kacang
wilayah basis tanaman kapuk dan tanah dan ubi jalar memiliki nilai
pinang. Tanaman kapuk ada di yang sangat kompetitif.
kecamatan Gumukmas, Balung, Saran
Umbulsari, Tanggul, Bangsalsari, 1. Pengembangan industri yang
Arjasa, Ledokombo, menunjang aspek pertanian
Sumberjambe, Sumbersari, dan (agroindustri) sebagai upaya
Patrang. Tanaman pinang berada mengoptimalkan pemanfaatan dan
di kecamatan Jenggawa, Kalisat, pengelolaan SDA secara
Ledokombo, Sumberjambe, berkelanjutan dengan
Sukowono, dan Jelbuk. memanfaatkan potensi yang
7. Hasil analisis LQ tahun 2009 – dimiliki Kabupaten Jember
2013 peternakan ada di wilayah (kondisi perekonomian, kebijakan
basis sapi perah, kerbau, kuda, Pemda Kab. Jember, letak
dan babi. Ternak sapi perah geografis) serta kerjasama dengan
berada di kecamatan Arjasa dan pihak swasta/lainnya.
Kaliwates. Ternak kerbau ada di 2. Menemukan dan mempromosikan
kecamatan Gumukmas, citra komoditi dan produk
Puger,Ambulu, Umbulsari, unggulan daerah sehingga
Semboro, dan Jombang. Ternak memberikan nilai tambah (PDRB
kuda berada di kecamatan dan PAD) bagi masyarakat daerah
Semboro, Jombang, Sumberbaru, dengan menggunakan kriteria
Tanggul, Bangsalsari, panti, potensi nilai tambah langsung
Pakusari, Kalisat, ledokombo, dan suatu komoditi/produk bagi
Sukowono. Ternak babi ada di keluarga miskin.
kecamatan Ambulu, Umbulsari, 3. Menciptakan iklim usaha yang
dan Semboro. kondusif untuk mendukung
8. Hasil Shift Share, tanaman padi daerah membangun dengan
sedikit memiliki keunggulan memperluas kapasitas fiskal
kompetitif di 31 kecamatan. daerah dan memperluas basis
Tanaman jagung, kedelai, dan ubi produktif sektor ekonomi rakyat.
32

4. Faktor ekonomi: berdasarkan strategisnya adalah


karakteristik potensi wilayah di mengembangkan pengusahaan
Kabupaten Jember, nampak pertanian (pangan, hortikultura
bahwa aktivitas pertanian dan dan perkebunan) dan peternakan
hortikultura, perkebunan dan secara terintegrasi atau konsep
peternakan merupakan sumber keterpaduan antar sektor yang
pertumbuhan perekonomian yang saling mendukung.
perlu digerakkan. Pilihan

DAFTAR PUSTAKA Unud, Universitas Udayana,


diunduh 29 Maret 2012,
Budiharsono, S. 2001. Teknik
12.30 WIB
Analisis Pembangunan
Moenek, Reydonnyzar, 1997,
Wilayah Pesisir dan Lautan.
Financing Local
PT. PradnyaParamita,
Government Throught
Jakarta.
Greater Private Sector
Dumairy.1996. Perekonomian
nvolvement In Indonesia :
Indonesia. Penerbit
Current Thinking. Chiang
Erlangga, Jakarta.
Mai Thailand. Makalah
Dwiastuti, R. 2004.Analisis
Seminar Pada Forum
Perubahan Struktur
Administrasi daerah Lokal
Ekonomi dan Identifikasi
ASEAN
Sektor Unggulan di
Nurzaman,S.S.2002.Perencanaan
Kabupaten Klaten
Wilayahdi Indonesia pada
[skripsi]. Fakultas
Masa Sekitar
Ekonomi dan
Krisis. Penerbit ITB,
Manajemen,Institut
Bandung.
Pertanian Bogor, Bogor.
Purwanto, Iwan, 2008, Manajemen
Fudjaja,L. 2002.Dinamika
Strategi, Cetakan II, Yrama Widya,
Kesempatan
Bandung
KerjaSektorPertanian dan
Priyarsono, Sahara, dan M. Firdaus.
Industridi
2007. Ekonomi Regional.
SulawesiSelatan[tesis].
Universitas Terbuka,
ProgramPascasarjana,Instit
Jakarta.
utPertanianBogor, Bogor.
Prijambodo, Bambang, 1995, New
Hermanto, 2000, Analisis Spesialis
Growth Theory : Tinjauan
Regional,
Teoritis Singkat dan
Lincolin, Arsyad, 1999, Pengantar
Implikasi
Perencanaan dan
Kebijaksanaannya.
Pembangunan Ekonomi
Makalah Intern Bappenas.
Daerah,
Saragih,B.dan B .Krisnamurthi.
Made Antara, Kebutuhan Investasi
1992. Agroindustri Sebagai
sektor Basis dan Non Basis
Suatu Sektor yang
Dalam Perekonomian
Memimpin dalam PJP-II.
Regional Bali, E-journal
33

Makalah Pendidikan dan Unggulan dan Kinerja


Penelitian Menuju Ekonomi Provinsi Jawa
Pengembangan Barat [Skripsi]. Fakultas
Agroindustri dalam Ekonomidan
Pembangunan Jangka Manajemen,Institut
Panjang Tahap II.Institut Pertanian Bogor,Bogor.
Pertanian Bogor, Bogor. Tarigan, R.2005.Perencanaan
Sagir, Suharsono, 1999, Makalh PembangunanWilayah.Bu
Pembekalan Teknis miAksara, Jakarta.
Identifikasi Potensi Umar, Husein, 1999, Riset Strategi
daerah; Strategi Keuangan Perusahaan, PT. Gramedia, Jakarta.
Daerah Tingkat II Dalam Wibowo R dan Sutriono, 2004,
Menghadapi Otonomi Konsep Teori, dan
Daerah dan Era Persaingan Landasan ANALISIS
Global. Bandung, LPM WILAYAH, Edisi Pertama,
ITB dan Dirjen PUOD Bayumesia Publishing,
Depdagri Malang
Sondari, D. 2007.Analisis Sektor

You might also like