You are on page 1of 9

Volume 10, Nomor 2, November 2018, pp 170-178 Copyright © 2017

Jurnal Akuntansi Maranatha, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,


Universitas Kristen Maranatha. ISSN 2085-8698 | e-ISSN 2598-4977.
http://journal.maranatha.edu

Pengaruh Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Terhadap


Kualitas Laporan Keuangan Daerah pada Badan
Pengelolaan Keuangan Aset Daerah
(BPKAD) Pandeglang

Verliani Dasmaran
Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Mathla’ul Anwar Banten
eeytea@gmail.com

Tri Yulaeli
Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Mathla’ul Anwar Banten
Cahyadewi27@gmail.com

Selfiani
Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Mathla’ul Anwar Banten
selfianiselfi@gmail.com

Abstract
The purpose of this study was to determine the effect of the application of the Regional
Government Accounting System on the Quality of Financial Reports. The research method
used is a summative evaluation method, which is a method that emphasizes the effectiveness
of the achievement of programs in the form of certain products, and the results of these
studies can provide recommendations for future needs. The population in the study are all
parts and sub-sections of the BPKAD Pandeglang Regency, and the sample in this study are
employees who understand the Regional Government Accounting System totaling 94 people.
The sampling technique uses saturated sampling. Recapitulation results from the overall
indicators of the Regional Government Accounting System in BPKAD with a score of
85.63% indicate that the Regional Government Accounting System has been implemented
very well. And the results of the recapitulation of the overall indicators of the Quality of
Financial Statements with a score of 87.14%, this indicates that financial management in
the Office of Financial and Asset Management of Pandeglang Regency is very good. The
results of the study conclude that the Regional Government Accounting System (SAPD) has
a positive and significant effect on the Quality of Financial Statements.

Keywords: Regional Government Accounting System, Quality of Financial Statements

170
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 2, November 2018 : 170-178

Pendahuluan andal dan dapat dipercaya berkenaan


dengan posisi keuangan dan seluruh data
Akuntansi pemerintah merupakan bidang transaksi yang di catat oleh suatu entitas
ilmu akuntansi yang saat ini sedang pelaporan selama satu periode pelaporan.
berkembang sangat pesat. Melalui otonomi Begitu juga dengan Laporan Keuangan
daerah kebijakan pemerintah pusat dalam Pemerintah Daerah (LKPD) yang setiap
segelintir bidang diubah menjadi kebijakan tahunnya mendapat penilaian dari auditor
daerah termasuk kebijakan dalam Pemerintah dalam hal ini adalah Badan
pengelolaan keuangan daerah. Dalam Pemeriksa Keuangan (BPK) yang berupa
sistem akuntansi pemerintahan ditetapkan opini. Dalam hal ini BPK dapat
entitas pelaporan dan entitas akuntansi yang memberikan 4 macam opini yaitu: Opini
menyelenggarakan sistem akuntansi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Opini
pemerintah daerah. Tujuan utama adanya Wajar Dengan Pengecualian (WDP), Opini
perubahan-perubahan kebijakan Tidak Wajar (TP), dan Pernyataan menolak
pengelolaan keuangan adalah untuk memberi opini atau tidak memberi pendapat
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang (Disclaimer). Ketika Badan Pemeriksa
baik dan bersih, berorientasi pada hasil, Keuangan memberikan Opini Wajar Tanpa
profesionalitas, proporsionalitas, dan Pengecualian kepada Laporan Keuangan
menghasilkan laporan keuangan yang Pemerintah Daerah ini berarti Laporan
transparan dan akuntabel. Badan Keuangan yang dilaporkan oleh pihak
Pemeriksaan Keuangan akan memberikan Daerah sudah memenuhi syarat atau dapat
opini Wajar Tanpa Pengecualian kepada dikatakan Laporan Keuangan sudah
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah jika disajikan dan diungkapkan secara relevan,
Laporan Pemerintah Daerah yang andal, dapat dipercaya dan dapat
dilaporkan oleh pihak Daerah sudah dibandingkan.
memenuhi syarat. Atau dapat dikatakan
Laporan Keuangan sudah disajikan dan
diungkapkan dengan relevan, andal, dapat Kerangka Teoritis dan Hipotesis
dipercaya, dan dapat dibandingkan. Badan
Pengelolaan Keuangan menemukan
Sistem Informasi Akuntansi
beberapa kasus kelemahan sistem
Menurut James A. Hall (2007; 6), “Sistem
pengendalian akuntansi dan Pelaporan
adalah kelompok dari dua atau lebih
Daerah seperti : Pencatatan tidak/belum
komponen atau subsistem yang saling
dilakukan secara akurat, Proses penyusunan
berhubungan yang berfungsi dengan tujuan
laporan tidak sesuai dengan ketentuan,
yang sama.” Sistem diartikan sebagai
Terlambat penyampaian laporan, Sistem
komponen-komponen yang saling bekerja
informasi akuntansi dan pelaporan tidak
sama dalam mencapai suatu tujuan. Sistem
memadai, Sistem informasi akuntansi dan
disebut subsistem ketika dipandang
pelaporan belum didukung SDM yang
hubungannya dengan sistem yang lebih
memadai. Perkembangan teknologi dan
besar di mana sistem tersebut hanya
ekonomi di setiap negara membutuhkan
menjadi bagian dari sistem yang lebih
pemerintahan yang baik disebut good
besar. Sedangkan subsistem disebut sistem
governance. Pemerintahan yang baik ini
ketika menjadi fokus perhatian.
merupakan suatu bentuk keberhasilan
Sistem akuntansi adalah organisasi
dalam menjalankan tugas untuk
formulir, catatan dan laporan yang
membangun negara sesuai dengan tujuan
dikoordinasi sedemikian rupa untuk
yang telah direncanakan (Susilawati & Dwi
menyediakan informasi keuangan yang
Seftihani, 2014). Laporan Keuangan dibuat
dibutuhkan oleh manajemen guna
untuk menyajikan informasi yang relevan,
171
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 2, November 2018 : 170-178

memudahkan pengelolaan perusahaan. manajemen (Management Reporting


Akuntansi adalah suatu sistem. Sistem System). Yang menyediakan pihak
adalah suatu kesatuan yang terdiri atas manajemen internal berbagai laporan
subsistem-subsistem atau kesatuan yang keuangan bertujuan khusus serta informasi
lebih kecil, yang berhubungan satu sama yang dibutuhkan dalam pengambilan
lain dan mempunyai tujuan tertentu. Suatu keputusan, seperti anggaran, laporan
sistem mengolah input (masukan) menjadi kinerja, serta laporan pertanggungjawaban.
output (keluaran). Input sistem akuntansi Sistem akuntansi keuangan daerah
adalah bukti-bukti transaksi dalam bentuk (SAKD) adalah suatu sistem akuntansi yang
dokumen atau formulir. Outputnya adalah meliputi proses pencatatan, penggolongan,
laporan keuangan. Dalam proses akuntansi, penafsiran, peringkasan transaksi atas
terdapat beberapa catatan yang dibuat. kejadian keuangan serta pelaporan
Catatan-catatan tersebut adalah jurnal, buku keuangannya dalam rangka pelaksanaan
besar, dan buku pembantu (Eliana, 2017). APBD, dilaksanakan sesuai dengan prinsip-
Sistem Informasi Akuntansi adalah prinsip akuntansi, sebagaimana yang
sebuah sistem informasi yang menangani dinyatakan dalam Kepmendagri No. 29
segala sesuatu yang berkenaan dengan Tahun 2002. Sedangkan dalam permendagri
akuntansi. Sistem informasi akuntansi No. 13 Tahun 2006 diungkapkan bahwa
adalah suatu sistem dalam sebuah sistem akuntasi keuangan daerah meliputi
organisasi yang bertanggung jawab untuk serangkaian prosedur mulai dari proses
penyiapan informasi yang diperoleh dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhti-
pengumpulan dan pengolahan data transaksi saran, sampai dengan pelaporan keuangan
yang berguna bagi semua pemakai baik di dalam rangka pertanggung jawaban
dalam maupun di luar perusahaan. Sistem pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan
Informasi Akuntansi juga dapat diartikan secara manual atau menggunakan aplikasi
sebagai kumpulan kegiata-kegiatan dari komputer. Sistem akuntansi yang lemah
organisasi yang bertanggung jawab untuk menyebabkan laporan keuangan yang
menyediakan informasi keuangan dan dihasilkan juga kurang handal dan kurang
informasi yang didapatkan dari transaksi relevan untuk pembuatan keputusan
data untuk tujuan pelaporan internal (Mardiasmo, 2004:56).
maupun eksternal perusahaan, maka dari itu Menurut Halim (2007:43) definisi
sangat perlu mengontrol semua arus dana dari akuntansi keuangan daerah adalah
agar penggunaannya bisa efektif. Subsistem proses pengidentifikasian, pengukuran,
SIA memproses berbagai transaksi pencatatan, dan pelaporan transaksi
keuangan dan transakasi non keuangan ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah
yang secara langsung mempengaruhi daerah (kabupaten, kota, atau provinsi)
pemrosesan transaksi keuangan. Menurut yang dijadikan sebagai informasi dalam
James A. Hall (2007; h:10), ada tiga rangka pengambilan keputusan ekonomi
subsistem SIA, yaitu: 1. Sistem pemrosesan yang diperlukan oleh pihak-pihak eksternal
transaksi (Transaction Processing System) entitas pemerintah daerah (kabupaten, kota,
Yang mendukung operasi bisnis harian atau provinsi). Sedangkan, menurut
melalui berbagai dokumen serta pesan Rasdianto (2013:6) sistem akuntansi
untuk para pengguna diseluruh perusahaan. keuangan daerah adalah sistem akuntansi
2. Sistem buku besar/Pelaporan keuangan yang meliputi proses pencatatan,
(General Ledger/Financial Reporting penggolongan, penafsiran, peringkasan
System) Yang menghasilkan laporan transaksi atau kejadian keuangan serta
keuangan, seperti neraca, arus kas, serta pelaporan keuangan dalam rangka
berbagai laporan lainnya yang disyaratkan pelaksanaan anggaran pendapatan belanja
oleh hukum. 3. Sistem pelaporan daerah (APBD). Dari pengertian tersebut

172
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 2, November 2018 : 170-178

dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem 2) Andal (Reliability)


akuntansi keuangan daerah merupakan Informasi dalam laporan keuangan
serangkaian prosedur yang saling bebas dari pengertian yang menyesatkan
berhubungan yang disusun sesuai dengan dan kesalahan material, menyajikan
suatu skema yang menyeluruh yang ditinjau setiap fakta secara jujur, serta dapat
untuk menghasilkan informasi dalam diverifikasi. Informasi mungkin relevan,
bentuk laporan keuangan yang akan tetapi jika hakikat atau penyajiannya
digunakan oleh pihak intern dan pihak tidak dapat diandalkan maka
ekstern pemerintah daerah untuk penggunaan informasi tersebut secara
mengambil keputusan ekonomi. potensial dapat menyesatkan. Informasi
Standar Akuntansi Pemerintahan menurut yang andal memenuhi karakteristik :
Bastian (2010) adalah prinsip-prinsip penyajian jujur (faithfulness of
akuntansi yang diterapkan dalam menyusun presentation); dapat diverifikasi
dan menyajikan laporan keuangan (verifiability); netralitas.
pemerintah. Dengan demikian SAP 3) Dapat dibandingkan
merupakan persyaratan yang mempunyai Informasi yang termuat dalam laporan
kekuatan hukum dalam upaya akan lebih berguna jika dapat
meningkatkan kualitas laporan keuangan dibandingkan dengan laporan keuangan
pemerintah di Indonesia. Standar akuntansi periode sebelumnya atau laporan
digunakan oleh akuntan keuangan di keuangan entitas pelaporan lain
pemerintahan sebagai pedoman dalam umumnya.
penyusunan dan penyajian laporan 4) Dapat dipahami
keuangan pemerintahan (Susilawati dan Informasi yang disajikan dalam laporan
Riana, 2014). keuangan dapat dipahami oleh
Menurut Agoes (2012) pengguna dan dinyatakan dalam bentuk
pemeriksaan laporan keuangan akan serta istilah yang disesuaikan dengan
menghasilkan kualitas laporan keuangan batas pemahaman para pengguna.
yang menghasilkan opini dari pernyataan Harus disadari bahwa terdapat banyak pihak
profesioal pemeriksa mengenai kewajaran yang akan mengandalkan informasi laporan
informasi dari laporan keuagan. keuangan yang disusun oleh pemerintah
Karakteristik kualitas laporan keuangan sebagai dasar untuk pengambilan
menurut Undang-Undang No. 71 tahun keputusan. Oleh karena itu informasi dalam
2010 tentang Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan harus berkualitas,
antara lain sebagai berikut: informasi dalam laporan keuangan yang
1) Relevan akan dipublikasikan tersebut harus disajikan
Laporan keuangan bisa dikatakan secara wajar terbebas dari salah saji yang
relevan apabila informasi yang termuat material sehingga tidak menyesatkan para
di dalamnya dapat mempengaruhi penggunanya, laporan keuangan hanya akan
keputusan pengguna dengan membantu bermanfaat jika laporan keuangan yang
mereka mengevaluasi peristiwa masa diinformasikan disajikan dengan valid dan
lalu atau masa kini, dan memprediksi dapat diandalkan. Jika laporan keuangan
masa depan, serta menegaskan atau yang dipublikasikan buruk, artinya laporan
mengoreksi hasil evaluasi mereka di keuangan tersebut dihasilkan dari sistem
masa lalu. Informasi yang relevan akuntansi yang buruk sehingga didalamnya
memiliki karakteristik : memberikan mengandung kesalahan yang material
manfaat umpan balik (feedback value) ; dalam penyajian, tidak disusun sesuai
memberikan manfaat prediktif dengan standar pelaporan, dan tidak tepat
(predictive value) ; disajikan tepat waktu dalam penyampainnya maka hal itu
waktu (timeliness). akan berdampak buruk bagi para pengguna

173
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 2, November 2018 : 170-178

laporan dan pihak penyaji laporan itu terikat dalam penelitian ini adalah Kualitas
sendiri, (Mahmudi, 2013: 9). Laporan Keuangan. Penelitian ini
menggunakan aplikasi SPSS 24.

Metode Penelitian
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penulis mengambil metode penelitian
evaluasi sumatif, metode evaluasi sumatif Tabel 1
adalah menekankan pada efektivitas Profil Responden
pencapaian program yang berupa produk
tertentu. Sedangkan, penelitian menurut
tingkat eksplanasinya, penulis mengambil
penelitian asosiatif/hubungan. Penelitian
asosiatif merupakan penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel atau lebih. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua bagian
dan sub-bagian pada Dinas Pengelolaan
Keuangan dan Aset di Kabupaten
Pandeglang sebanyak 94 orang pegawai.
Sedangkan, sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik sampling jenuh untuk
menentukan sampel, karena Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah terdiri dari
beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) untuk mempermudah penulis
dalam penelitian terhadap penerapan Sistem
Akuntansi Pemerintah Daerah maka dari itu
penulis mengambil sempel dari Dinas
Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPKA) Data yang diperoleh melalui kuesioner yang
yang merupakan salah satu dari Satuan di isi oleh responden menunjukan bahwa
Kerja Perangkat Daerah yang sekaligus responden yang berjenis kelamin laki-laki
sebagsi SKPKD (Satuan Kerja Pengelolaan sebesar 73%, dan responden yang berjenis
Keuangan Daerah). Sampling jenuh adalah kelamin perempuan sebesar 27% jadi dapat
teknik penentuan sampel bila semua disimpulkan mayoritas responden dalam
anggota populasi digunakan sebagai penelitian ini adalah laki-laki. Responden
sampel. Sampel penelitian ini adalah yang berusia <30 tahun berjumlah 16 orang
pegawai yang memahami Sistem Akuntansi atau sebesar 17%, 31-40 tahun berjumlah
Keuangan Daerah yang berjumlah 94 orang 51 orang atau sebesar 55%, 41-50 tahun
pegawai pada Dinas Pengelolaan Keuangan berjumlah 20 orang atau sebesar 22%, > 50
dan Aset di Kabupaten Pandeglang. tahun berjumlah 6 orang atau sebesar 6%.
Penyusunan kuesioner menggunakan teknik Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas
skala Likert dengan angka 5 adalah sangat responden dalam penelitian ini berusia
baik dan 1 adalah tidak baik. Penyebaran 31-40 tahun. Responden berdasarkan
kuisioner kepada 94 responden yang terdiri pendidikan lulusan S2 berjumlah 18 orang
dari 20 item pernyataan untuk variable X atau sebesar 19%, lulusan S1 berjumlah 38
dan 20 item pernyataan untuk variabel Y. orang atau sebesar 40%, lulusan DIII
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah berjumlah 9 orang atau sebesar 10%,
Sistem Akuntansi Pemerintah dan variabel lulusan SLTA berjumlah 28 orang atau
174
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 2, November 2018 : 170-178

sebesar 30%, lulusan SLTP berjumlah 1 Tabel 3


orang atau sebesar 1%. Jadi dapat Koefisien Korelasi Dan Tafsirannya
disimpulkan bahwa responden yang
berdasarkan pendidikan terakhir dalam Imterval Korelasi Tingkat hubungan
penelitian ini mayoritas S1.
Berdasarkan uji validitas seluruh 0,00 – 0,199 Sangat Rendah
indikator yang membentuk variabel
dinyatakan valid karena nilai signifikan 0,20 – 0,399 Rendah
lebih kecil dari 0,05 dan uji reliabilitas dari
variabel-variabel yang diteliti dinyatakan 0,40 – 0,599 Sedang
reliabel karena nilai Cronbach Alpha lebih
besar dari 0,6 (data terlampir). 0,60 – 0,799 Kuat
Selain dilakukan uji validitas dan
reliabilitas maka dilakukan uji asumsi 0,80 - 1,000 Sangat Kuat
klasik. Berikut disajikan hasil dari uji
asumsi klasik yang dilakukan pada Sumber : Sugiyono (2014 :184)
penelitian ini:

Tabel 2 Tabel 4
Uji Asumsi Klasik Uji Korelasi

Nama Uji Nilai Keterangan Correlations


Standar Sistem Kualitas
Uji Akuntansi Laporan
Pemerintah Keuangan
Normalitas Nilai sig. Data berdistribusi Sistem Pearson 1 .974**
> 0.05 normal Akuntansi Correlation
Pemerintah Sig. (2- .000
Multikolinearitas Nilai Tidak terjadi
Tolerance multikolinearitas
tailed)
> 0.1 N 94 94
Kualitas Pearson .974** 1
Nilai VIF Laporan Correlation
< 10 Keuangan Sig. (2- .000
tailed)
Heteroskedastisitas Nilai sig. Tidak terjadi
N 94 94
> 0.05 heteroskedastisitas
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
Autokorelasi dU < DW Tidak terjadi tailed).
< 4-dU autokorelasi
Sumber: data diolah dengan SPSS 24
Sumber: data diolah dengan SPSS 24 Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat bahwa
(lampiran) korelasi variabel sistem akuntansi
pemerintah memiliki nilai korelasi sebesar
Berdasarkan tabel 2, menunjukkan bahwa 0,974. Dari hasil perhitungan diatas dapat
data berdistribusi normal, tidak terjadi diketahui bahwa terdapat hubungan yang
multikolinearitas, tidak terjadi positif sangat kuat antara Sistem Akuntansi
heteroskedastisitas dan tidak terjadi Pemerintah dengan Kualitas Laporan
autokorelasi sehingga data lulus uji asumsi Keuangan sebesar 0,974 berada pada posisi
klasik dan dapat dilakukan uji selanjutnya. 0,80 – 1,000 untuk lebih jelas bisa dilihat
pada tabel 3.
175
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 2, November 2018 : 170-178

Tabel 5 berganda tersebut, dapat dijelaskan sebagai


Koefisien Determinasi berikut:
Model Summaryb b0 = Jika variabel sistem akuntansi
pemerintahsama dengan nol maka variabel
Std. kualitas laporan keuangan adalah sebesar
Adjusted Error of 0,417.
R R the Durbin- b1 = variabel sistem akuntansi pemerintah
Model R Square Square Estimate Watson memiliki koefisien positif sebesar 0,918
1 .974a .948 .948 .10616 1.950 menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1
a. Predictors: (Constant), Sistem Akuntansi (satu) satuan variabel sistem akuntansi
pemerintah akan meningkatkan kualitas
Pemerintah laporan keuangansebesar 0,918.
b. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan Untuk menguji hipotesis dapat
dilihat dari nilai signifikan dari variabel
sistem akuntansi pemerintah adalah sebesar
Sumber: data diolah dengan SPSS 24 0,000, nilai signifikan ini lebih kecil dari
0,05 (0,000 < 0,05). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa sistem akuntansi
Dari perhitungan tersebut dapat dilihat pemerintah berpengaruh signifikan terhadap
seberapa besar kontribusi antara variabel X kualitas laporan keuangan. Pengaruh yang
(sistem akuntansi pemerintah) terhadap ditunjukkan variabel sistem akuntansi
Variabel Y (kualitas laporan keuangan) pemerintah adalah sebesar 0,918. Nilai ini
yaitu sebesar 94,8% dan sisanya 6,2% menunjukkan bahwa semakin besar
dipengaruhi oleh faktor lain diluar pengaruh sistem akuntansi pemerintah,
penelitian ini. Di antaranya faktor maka akan semakin meningkat kualitas
ekspektasi kinerja, faktor sistem informasi, laporan keuangan.
faktor sistem keuangan, faktor efektivitas Hasil ini menunjukkan bahwa
kinerja. dengan adanya reformasi atau pembaharuan
didalam sistem pertanggung jawaban
Tabel 6 keuangan daerah, sistem lama yang selama
Uji Parsial ini digunakan oleh pemerintah daerah baik
pemerintah provinsi maupun pemerintah
kabupaten/kota sudah tidak dapat lagi
mendukung kebutuhan pemerintah daerah
untuk menghasilkan laporan keuangan yang
efektif dan efisien, maka untuk dapat
menghasilkan laporan keuangan tersebut
diperlukan suatu Sistem Akuntansi
Pemerintah Daerah yang didasarkan atas
Standar Akuntansi Pemerintah. Diharapkan
Sumber: data diolah dengan SPSS 24 pemerintah daerah mampu menghasilkan
laporan pertanggung jawaban keuangan
Berdasarkan rumus tersebut, maka rumus yang lebih transparan dan akuntabel.
regresi penelitian ini adalah sebagai berikut: Kondisi yang diharapkan mengharuskan
adanya suatu pengembangan sistem
Kualitas Laporan Keuangan = 0,417 + akuntansi yang baru, yaitu
0,918 Sistem Akuntansi Pemerintah direkomendasikannya accrual basic (basis
akrual), yaitu dengan mengembangkan
Berdasarkan persamaan regresi linier prinsip dan asumsi bahwa pencatatan

176
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 2, November 2018 : 170-178

transaksi keuangan bukan hanya pada saat hubungan sangat kuat dan memiliki arah
terjadi penerimaan uang atau dilakukan yang positif yang berarti apabila sistem
pembayaran saja. Dengan basis akrual akan akuntansi keuangan daerah baik maka
memberikan informasi kepada pemakai kualitas laporan keuangan daerah juga akan
tidak hanya transaksi masa lalu yang semakin baik, Sehingga dapat disimpulkan
melibatkan penerimaan dan pengeluaran bahwa terdapat pengaruh antara Sistem
kas tetapi kewajiban kas di masa depan, Akuntansi Keuangan Daerah dengan
serta mempresentasikan kas yang akan Kualitas Laporan Keuangan Daerah, dan
diterima di masa depan. menunjukkan bahwa jika Sistem Akuntansi
Menurut Permendagri Nomor 64 Tahun Keuangan Daerah semakin baik maka akan
2013 Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah diikuti dengan Kualitas Laporan Keuangan
yang selanjutnya disingkat SAPD adalah Daerah yang baik pula.Dilihat seberapa
rangkaian sistematik dari prosedur, besar kontribusi antara variabel X (sistem
penyelenggara, peralatan dan elemen lain akuntansi pemerintah) terhadap Variabel Y
untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak (kualitas laporan keuangan) yaitu sebesar
analisis transaksi sampai dengan 94,8% dan sisanya 6,2% dipengaruhi oleh
pelaporan keuangan di lingkungan faktor lain diluar penelitian ini. Di
organisasi pemerintahan daerah. Sistem antaranya faktor ekspektasi kinerja, faktor
akuntansi pemerintahan daerah secara garis sistem informasi, faktor sistem keuangan,
besar terdiri atas 4 (empat) prosedur faktor efektivitas kinerja. Hasil
akuntansi, yaitu: menunjukkan bahwa secara parsial, sistem
1. Prosedur Akuntansi Pendapatan akuntansi pemerintah berpengaruh positif
2. Prosedur Akuntansi Belanja terhadap kualitas laporan keuangan. Hal ini
3. Prosedur Akuntansi Aset menjelaskan bahwa dengan penerapan
4. Prosedur Selain Kas sistem akuntansi daerah yang baik dapat
Laporan keuangan merupakan meningkatkan kualitas laporan keuangan
media bagi sebuah entitas, dalam hal ini pemerintah daerah.
untuk mempertanggungjawabkan kinerja Berdasarkan kesimpulan
keuangannya kepada publik pemerintah penelitian, maka saran yang diberikan bagi
harus mampu menyajikan laporan keuangan penelitian ini adalah penelitian ini
yang mengandung informasi keuangan yang diharapkan dapat menambah informasi ilmu
berkualitas Dalam Standar Akuntansi pengetahuan dan pemahaman yang
Pemerintah (SAP) yang dijelaskan bahwa berkaitan dengan sistem keuangan daerah
laporan keuangan berkualitas itu memenuhi dan pengaruhnya terhadap kualitas laporan
karakteristik diantaranya yaitu relevan, keuangan daerah dan juga sebagai masukan
andal, dapat dibandingkan, dan dapat serta tambahan referensi bagi pembaca.
dipahami (Peraturan Pemeritah No.71 Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan
Tahun 2010). dapat meneliti dengan menggunakan
variabel lainnya yang tidak diteliti dalam
penelitian ini dan disarankan untuk
Simpulan dan Saran menggunakan populasi dan sampel yang
berbeda agar diperoleh kesimpulan yang
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan mendukung teori dan konsep yang dapat
bahwa terdapat hubungan yang positif diterima secara umum.
sangat kuat antara Sistem Akuntansi
Pemerintah dengan Kualitas Laporan
Keuangan sebesar 0,974. Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Daerah memiliki
177
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 2, November 2018 : 170-178

Daftar Pustaka Susilowati, Dwi Seftihani Riana, 2014,


“Standar Akuntansi Pemerintah dan
Agoes, Sukrisno, 2012,“Auditing Sistem Pengendalian Intern Sebagai
Pemeriksaan Oleh Kantor Akuntan Anteseden Kualitas Laporan
Publik”, Jilid satu. Jakarta: Lembaga Keuangan Pemerintah Daerah”,
Penerbit Fakultas Ekonomi Study & Accounting Research,
Universitas Indonesia Volume XI, No.1 – 2014
Bastian, Indra, 2010,“Akuntansi Sektor
Suatu Pengantar”, Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga
Eliana, 2017, “Pengaruh Penerapan Sistem
Akuntansi Keuangan Pemerintah
Daerah Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (Studi
Pada Dinas Pendidikan Provinsi
Aceh). SI-MEN (Akuntansi dan
Manajemen) STIES Vol. 8 No 1 Juni
2017
Halim, Abdul, 2007,“Akuntansi Sektor
Publik Akuntansi keuangan daerah”,
Edisi Revisi, Jakarta, Salemba
Empat
James, A. Hall, 2007, “Sistem Informasi
Akuntansi”. Edisi Ketiga,
Terjemahan Amir Abadi Yusuf,
Salemba Empat, Jakarta
Konsep dan Siklus Akuntansi di Pemerintah
Daerah
http://keuda.kemendagri.go.id/pages/
view/20-modul-penerapanakuntansi-
berbasis-akrual
Mahmudi, 2013, “Manajemen Kinerja
Sektor Publik”. Sekolah Tinggi
IlmuManajemen YKPN,
Yogyakarta.
Mardiasmo, 2004,“Membangun
Akuntabilitas Publik Keuangan
Negara” Media Akuntansi
39/April/Tahun Xi/2004, Hal 12.
Rasdianto, Erlina, 2013,“Akuntansi
Keuangan Daerah Berbasis Akrual”,
Medan: Brama Ardian
Republik Indonesia, 2010, “Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan”.
Sugiyono, 2014,“Metode Penelitian
Kunatitatif Kualitatif dan R&D”,
Bandung Alfabeta
178

You might also like