You are on page 1of 10

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG PERKULIAHAN

7 LANTAI UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

Hendra Ardi Lesmana 1)., M. Yusuf 2)., Gatot Setya Budi2)


hendra.a.lesmana@gmail.com

ABSTRACT

Structural design is the primary aspect of civil engineering. The very basic of construction of any
building, residential house, dams, bridges, culverts, canals etc. is designing.
The foremost basic in structural engineering is the design of simple basic compinents and
members of a building viz, Slabs, Beam, Coloumns and Footing. For their design, an architectural
design is prepared using the Auto CAD. In order to design them, it is important to first obtain the plan
of the particular building that is, positioning of the particular rooms such that they serve their
respective purpose and also suiting to the requirement and comfort of the inhabitants. Thereby
depending on the suitability, plan layout of beams and the position of columns are fixed. Thereafter,
the vertical loads are calculated namely the dead load and live from SNI 1726:2012.
In this project, the design of 7 floors classroom building is done according to the Indonesian
National Standart. SNI 2847:2013 has been used for the reinforment design, SNI 03-1727-1989 has
been used for the estimation of all the load on structure viz, Dead Load, and Live Load and SNI
1726:2012 has been used for the estimation of earthquake load. Once the loads are obtained, the
slabs are designed. Designing of slabs depends upon whether it is one-way or two-way slab, the end
conditions and the loading. The alanlysis and designing of beams and colums are done by the
^ d ^_ •}(šÁ Œ š}}oX dZ (}}š]vP• Œ •]Pv u vµ ooÇU (š Œ }u‰o š]}v }( •]Pv]vP šZ
detailed estimation has to be carried out.

Keyword: SNI 2847:2013, Reinforced Concrete Structure, 7 Floors Classroom Building

1. PENDAHULUAN perkuliahan. Dan dengan gedung perkuliahan


1.1. Latar Belakang yang dapat menampung mahasiswa/i dari
Gedung perkuliahan merupakan bagian berbagai fakultas tentunya ada proses interaksi
yang tidak terpisahkan dari kehidupan kampus. dan pertukaran informasi dari berbagai
Tempat mahasiswa/i berkumpul untuk fakultas. Sehingga tidak adanya pembatas
mengenyam pendidikan. Gedung perkuliahan antarkampus yang dapat menimbulkan
yang lengkap dan memberikan suasana yang pertikaian antarmahasiswa di lingkungan
nyaman merupakan faktor pendukung dari Universitas Tanjungpura ini.
kemajuan tingkat prestasi mahasiswa. Adapun Fasilitas yang tidak kalah penting yaitu
fasilitas-fasilitas dari gedung ini yaitu ruang ruang dosen dan administrasi. Ruangan ini
kelas, ruang dosen, ruang administrasi,ruang mendukung proses administrasi perkuliahan.
perpustakaan, dan musholla. Hal ini merupakan faktor penunjang dalam
Gedung perkuliahan ini merupakan proses pendidikan. Dan tidak kalah penting
gedung kuliah yang diperuntukan untuk yaitu ruang dosen yang menjadi tempat dosen
mahasiswa dari berbagai fakultas untuk berkumpul untuk mempersiapkan perkuliahan.
matakuliah umum seperti Bahasa Inggris, Perpustakaan merupakan tempat di
Pendidikan Agama, Ilmu Sosial Budaya, Ilmu mana mahasiswa/i dapat membaca dan
Kealaman Dasar,dan lain-lain. Dengan adanya meminjaman buku. Namun tidak hanya buku
ruang kelas ini tentunya mempermudah proses dalam bentuk fisik. Akan tetapi, perpustakaan

1. Alumni Prodi Teknik Sipil FT UNTAN 1


2. Dosen Prodi Teknik Sipil FT UNTAN
ini telah dilengkapi dengan ruang multimedia. c. SNI 03-1727-1989 tentang Tata Cara
Ruangan yang di mana mahasiswa dapat Perencanaan Pembebanan untuk Rumah
mencari refrensi melalui e-book dari berbagai dan Bangunan Gedung
sumber melalui layanan internet ataupun
sudah tersedia didalam database perpustakaan 1.5. Metodelogi Penulisan
tersebut. Dan di perpustakaan tersebut juga a. Studi Literatur
terdapat musholla yang dapat digunakan untuk Sumber literatur perencanaan gedung
mahasiswa/i beribadah. kelas ini didapat dari buku panduan, makalah,
Diharapkan gedung perkuliahan ini jurnal, maupun bacaan lain yang dijadikan
sebagai tempat perkuliahan untuk matakuliah sumber refrensiuntuk mendapatkan dasar-
umum di mana mahasiswa dari berbagai dasar teori mengenai topik yang diangkat
fakultas akan berkumpul pada satu titik yaitu dalam menghitung pembebanan dan
pada gedung ini untuk menempuh pendidikan merencanakan gedung yang tahan terhadap
dan menjadi pendukung dari kemajuan gempa.
Universitas Tanjungpura.
b. Pemodelan struktur
1.2. Maksud dan Tujuan Pembebanan yang digunakan dalam
a. Memahami dan mendalami langkah- penelitian ini berupa beban mati (dead load),
langkah perhitungan dalam perencanaan beban hidup (live load) dan beban gempa
struktur gedung dengan menerapkan (earthquake). Data-data tersebut kemudian
ilmu yang telah diterima selama akan dianalisis dengan menggunakan bantuan
mengikuti perkuliahan. program analisa struktur yaitu program ETABS.
b. Mampu menerapkan hasil perhitungan
mekanika struktur ke dalam perhitungan
beton.
c. Mampu melakukan perhitungan yang
tepat sehingga tercapainya keamanan,
efisien, dan ekonomis,
d. Dapat menggunakan program ETABS
untuk perhitungan struktur.

1.3. Pembatasan Masalah


a. Perhitungan struktur dibatasi dengan
tinjauan utama pada perhitungan pelat,
balok, kolom, tangga,dan pondasi.
b. Perhitungan tidak termasuk
perencanaan areal parkir, drainase dan
anggaran pembiayaan proyek.
c. Beban yang diperhitungkan beban mati,
beban hidup, dan beban gempa
d. Dalam perencanaan ini mix design beton
tidak dihitung karena dianggap beton
dapat dipesan sesuai dengan mutu yang
diharapkan.

1.4. Standar Perhitungan


a. SNI 2847:2013 tentang Persyaratan
Beton Struktur untuk Bangunan Gedung
b. SNI 1726:2012 tentang Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Struktur Bangunan Gedung dan non Gambar 1. Diagram Alir Perencanaan
Gedung.
2
1.5. Prinsip-Prinsip Dasar Perhitungan Tul tump arah x : M10-150
a. Perhitungan statika konstruksi, Tul lap arah x : M10-150
perhitungan ini menyangkut gaya-gaya Tul tump arah y : M10-150
yang harus dipikul oleh konstruksi akibat Tul lap arah y : M10-150
beban-beban yang bekerja di mana dari
hasil perhitungan ini akan diperoleh 3.2. Tangga
besarnya gaya-gaya dalam yang berupa a. Tangga Umum dan Darurat Tipe 1
momen, gaya lintang, dan gaya normal. Perbedaaan elevasi lantai (H) :5m
Untuk analisa perhitungan ini akan Tinggi anak tangga (Optrede) : 18 cm
digunakan program bantu aplikasi Lebar injakan (A) : 25 cm
komputer. Syarat kenyamanan tangga :
b. Perhitungan penampang konstruksi, 60 < (2.O+A) < 65
setelah gaya-gaya dalam berupa momen, òì D òí D òñ Y K<
gaya lintang dan gaya normal diperoleh, - Jumlah anak tangga :
maka dimensi dari penampang elemen- 500
elemen struktur dan luas tulangan dapat 27,78 | 28 anak tangga
18
ditentukan. Di dalam perhitungan ini - Lebar bordes, bo :
Œ‰ }u v l ‰ ^W Œ•Ç Œ š v š}v 5000 t (14.250) = 1500 mm
Struktural untuk Bangunan Gedung, SNI - Lebar tangga :
îôðóWîìíï_X 2 x 140 cm
- Sudut elevasi tangga (r• :
2. DATA STRUKTUR Tan-1(18/25)=35,75o
Adapun data-data yang digunakan adalah
sebagai berikut :
a. Fungsi gedung : Gedung perkulihan
b. Jenis struktur : Beton Bertulang
c. Sistem struktur : SRPMB
d. Jenis tanah : Tanah lunak
e. Letak wilayah : Pontianak
f. Jumlah lantai : 7 lantai
g. Panjang bangunan: 52 m
h. Lebar bangunan : 17,4 m
i. Tinggi lantai 1 :5m
j. Tinggi lantai 2-7 : 4 m
k. Tinggi total bangunan : 36 m
l. Mutu beton (fc[) : 30 MPa
m. Mutu baja (fy) deform: 400 MPa Gambar 2. Site Plan Struktur Tangga Tipe 1
n. Mutu baja (fy) polos : 240 MPa

3. HASIL PERENCANAAN STRUKTUR


SEKUNDER
3.1. Pelat
a. Pelat Lantai
Tebal Pelat Lantai : 12 cm
Tul tump arah x : M10-150
Tul lap arah x : M10-150
Tul tump arah y : M10-150
Tul lap arah y : M10-150

b. Pelat Atap Gambar 3. Potongan Tangga Tipe 1


Tebal Pelat Lantai : 10 cm
3
b. Tangga Umum dan Darurat Tipe 2 c. Perencanaan Lift
- Perbedaaan elevasi lantai (H) : 4 m Jumlah lift yang diperlukan : 2 Buah
- Tinggi anak tangga (Optrede) : 17 cm Kecepatan lift : 1,5 m/s
- Lebar injakan (A) : 30 cm Kapasitas penumpang max : 9 orang
- Syarat kenyamanan tangga : Kapasitas muatan lift : 600 kg
60 < (2.O+A) < 65
60 < 64 D òñ Y K<
- Jumlah anak tangga: 4. ANALISA BEBAN GEMPA
400 4.1. Kombinasi Pembebaban
23,53 | 24 anak tangga Adapun kombinasi pembebanan
17
- Lebar bordes, bo: berdasarkan SNI 2847:2013 adalah sebagai
4000 t (12.300) = 1400 mm berikut :
- Lebar tangga : - Kombinasi 1 : 1,4 DL
2 x 140 cm - Kombinasi 2 : 1,2 DL + 1,6 LL
- Sudut elevasi tangga (r•: - Kombinasi 3 : 0,9 DL + 1,0 RSPx
Tan-1(17/30)=29,54o - Kombinasi 4 : 0,9 DL - 1,0 RSPx
- Kombinasi 5 : 0,9 DL + 1,0 RSPy
- Kombinasi 6 : 0,9 DL - 1,0 RSPy
- Kombinasi 7 : 1,2 DL + 1,0 LL + RSPx
- Kombinasi 8 : 1,2 DL + 1,0 LL - RSPx
- Kombinasi 9 : 1,2 DL + 1,0 LL + RSPy
- Kombinasi 10 : 1,2 DL + 1,0 LL - RSPy

4.2. Perhitungan Spektrum Respon Desain


Perhitungan beban gempa pada gedung
perkuliahan ini, spectrum respons desain
menggunakan perhitungan berdasarkan SNI
1726:2012 dan menggunakan program yang
disediakan oleh dinas Pekerjaan Umum melalui
situs puskim.pu.go.id.

Gambar 4. Site Plan Struktur Tangga Tipe 2

Gambar 6. Spektrum Respon Desain


(SNI 1726:2012)

Gambar 5. Potongan Tangga Tipe 2


4
Nilai Cs minimal adalah sebagai berikut :
Cs-min = 0,044.SDS.IE
=0,044.0,0283.1,5
= 1,867 x 10-3

Dari hasil di atas maka digunakan Cs = 0,0142


untuk arah-x dan arah-y.

4.5. Gaya Geser Gempa


Gambar 7. Spektrum Respon Desain Geser dasar seismik, V ditentukan sesuai
(situs puskim.pu.go.id) persamaan berikut :
V = Cs.W
4.3. Periode Fundamental
Dari analisis dengan software ETABS = 0,0142 x67604.46
didapatkan periode getar (Tc)= 1,94 detik. = 959,983 kN
Waktu getar alami fundamental (T) yang
didapatkan dari hasil analisis modal software 5. HASIL PERENCANAAN
ETABS tidak boleh melebihi hasil koefisien 5.1. Balok
untuk batasan atas pada periode yang dihitung Dimensi balok b = 300 mm
(Cu) dan periode fundamental pendekatan (Ta). h = 600 mm
Koefisien Ct dan x untuk arah-x Diameter tulangan
ditentukan oleh sistem yang menahan gaya Utama : 16 mm
gempa arah-x gedung, nilai Ct = 0,0466 dan Sengkang : 10 mm
nilai x = 0,9. t1 = 0,836
d = h t p - ds t 0,5D
Ta = C t .hnx
= 600 t 40 t 10 t 0,5.16
0,9 = 542 mm
= 0,0466.37,4 = 1,213 detik

Periode maksimal yang diizinkan adalah :


Tmaks= Cu.Ta = 1,4. 1,213 = 1,698 detik

Periode fundamental struktur (T) yang


digunakan :
Tmaks < Tc 1,698 < 1,94 digunakan Tmaks = 1,698
Gambar 8. Detail Penulangan Balok Area
4.4. Faktor Respons Gempa Tumpuan
S DS 0,0283
Cs = =
R 3
IE 1,5
= 0,0142

Nilai Cs yang dihitung tidak melebihi berikut ini


S 0,051
Cs-m = D1 =
R 3
T. 1,698.
IE 1,5 Gambar 9. Detail Penulangan Balok Area
= 0,015 Lapangan

5
Tabel 1. Rekapitulasi Dimensi Balok : 5.2. Kolom
No Tipe Balok Dimensi(mm) Dimensi balok : b = 500 mm
1 B1-30/60 300/600 h = 500 mm
B2-30/60 300/600 Diameter tulangan
2
Utama : 16 mm
3 B3-20/40 200/400
Sengkang : 10 mm
4 B4-20/40 200/400
5 B5-20/30 200/300 Mutu Bahan
6 B6-20/30 200/300 fc [ : 30 MPa
7 B7-20/30 200/300 fy : 400 MPa
8 B8-20/40 200/400 fys : 240 MPa
d = h t p - ds t 0,5D
9 B9-25/50 250/500
= 500 t 40 t 10 t 0,5.16
10 B10-20/40 200/400 = 542 mm
11 BA1-30/50 300/500
12 BA2-30/50 300/500
13 BA3-20/40 200/400
14 BA4-20/40 200/400
15 BA5-20/30 200/300
16 BA6-20/30 200/300
17 BA7-20/40 200/400
18 BB-30/40 300/400
19 BL1-40/60 200/400
20 BL2-20/40 200/400

Gambar 10. Denah balok lantai 1

Gambar 12. Detail Penulangan Kolom K1-50/50

Gambar 11. Denah Balok Lantai 1-6

6
Tabel 2. Rekapitulasi Dimensi Kolom
Tipe 5.4. Jumlah Kebutuhan Tiang
No. Dimensi (mm) ¦ Pu 333,57
Kolom n 9,8 tiang
1 K1-50/50 500/500 P 34,05
2 K2-40/40 400/400 Jumlah tiang digunakan sebanyak 16 dengan
3 K3-30/30 300/300 ø30 cm.
4 Panjang tiang, (lt) = 16 m
K4-30/30 300/300
Jumlah kolom tiang (m) = 4 tiang
Jumlah baris tiang, (n) = 4 tiang
5.3. Analisa Pembebanan Pondasi Jarak antar tiang, (S) = 3 x D = 90 cm
Beban rencana pondasi dihitung
berdasarkan pembebanan sementara yaitu :
1,0 D + 1,0 L

Gambar 136. Rencana Pondasi


a. Tambahan beban mati Gambar 147. Konfigurasi Rencana Tiang
Berat sendiri poer (h = 1,00)
Luas tampang poer,
A = 3,6 x 3,6 = 12,96 m2 5.5. Efisiensi Kelompok Tiang
Perhitungan efisiensi kelompok tiang
b. Berat poer menurut Converse Labarre :
Wtp = 2400 kg/m3 x 0,80 m x 12,96 m2 T § (n 1)m (m 1)n ·
Eg =1 ¨ ¸
= 24,88 ton 90 © m.n ¹
Berat sendiri spun pile
Wt = 1,41 ton/12 m T = Arc.tg(D/S)
= 2,82 ton/24 m = 18,435 cm

Reaksi vertikal perletakkan struktur utama Sehingga nilai efisiensi kelompok tiang :
Rv = Pu/ g = 305,864 ton } § (n 1)m (m 1)n ·
Eg =1 ¨ ¸
90 © m.n ¹
Sehingga berat total struktur yang dibebankan
pada pondasi termasuk berat sendiri pondasi 18,435 § ( 4 1) 4 (4 1) 4 ·
=1 ¨ ¸
sebesar : 90 © 4.4 ¹
Wtotal = Rv + Wtp+ Wt= 305,864 + 24,88 + 2,82 = = 0,693
333,57ton Sehingga daya dukung blok tiang sebesar :

7
Pb = Qijin x nt x Eg = 34,05 x 16 x 0,693 = 377,55 Tabel 3. Perhitungan Beban Maksimum
ton > 330,46YX K< pada 1 Tiang
Tiang x (m) y (m) Pmax (kN)
5.6. Pemeriksaan terhadap Daya Dukung 1 -1,35 1,35 19,10
Tiang Pancang
2 -0,45 1,35 19,09
Beban maksimum yang bekerja pada satu
tiang dalam tiang kelompok dihitung 3 0,45 1,35 19,07
berdasarkan gaya aksial dan momen yang 4 1,35 1,35 19,05
bekerja pada tiang. Momen pada tiang dapat 5 -1,35 0,45 19,13
menyebabkan gaya tekan atau tarik pada tiang, 6 -0,45 0,45 19,11
namun yang diperhitungkan hanya gaya tekan 7 0,45 0,45 19,09
karena gaya tarik dianggap lebih kecil dari 8 1,35 0,45 19,08
beban gravitasi struktur, sehingga berlaku
9 -1,35 -0,45 19,16
persamaan :
10 -0,45 -0,45 19,14
11 0,45 -0,45 19,12
§V My.X max Mx.X Ymax ·
Pmax = ¨ ¸¸ d Pijin 12 1,35 -0,45 19,10
¨n
© Gy 2 Gz 2 ¹ 13 -1,35 -1,35 19,19
14 -0,45 -1,35 19,17
Berdasarkan analisa output didapat data reaksi 15 0,45 -1,35 19,15
pada kolom momen terbesar sebagai berikut : 16 1,35 -1,35 19,13
Vu = 305,864 ton
Mx = -0,33 ton/m P1-24 < 34,05 ton . . . OK
My = -0,49 ton/m
5.7. Kontrol terhadap Geser pada Poer
PDL = 2267,987kN
¦X 2
= 4( x 2
1
x 22 x32 x 24 ) PLL = 732,538 kN
= 16,2 m2 fc [ = 30 MPa
fy = 400 MPa
¦Y 2
= 4( y 2
1
y 22 y 32 y 24 ) m = 3,6 m
= 16,2 m2 n = 3,6 m
Tiang 1 : tebal pondasi, h = 0,80 m
x = -1,35 m selimut, p = 80 mm
y = 1,35 m
a. Tinjauan terhadap Geser Satu Arah
§V My.x Mx. y ·
P1= ¨¨ ¸¸ Direncakan menggunakan tulangan utama D25.
©n 6X 2 6Y 2 ¹ Sehingga tinggi efektif rerata dari pondasi,
§ 305,879 0,49. 1,35 0,33.1,35 · yaitu :
=¨ ¸
© 16 16,2 16,2 ¹
= 19,1 ton drerata= 800 t 80 t25
= 695 mm
Tegangan tanah ultimit terfaktor
1,2.PDL 1,6.PLL
Pult =
mun
1,2.2267,987 1,6.732,538
=
3,6 u 3,6
=300,435 kN/m2

8
= Pult u L1
Vc2 = 0,083.§¨ r s .d ·
Vu1
¨ b 2 ¸¸.„ fc' .b o .d
= 300,435u 3,078 © 0 ¹
= 1032,897 kN = 0,083.§¨ 40.695 2 ·¸.1,0 30.4780.695
© 4780 ¹
I Vc = ”§¨ 0,17.„U fc' .b.d ·¸
© ¹ = 11804,032 kN
= 0,75 0,17.1,0. 30.3600.695 Vc3 = 0,33„U fc' .b o .d
= 1747,262 kN >Vu1 ... Ok = 0,33.1. 30.4780.695
Ketebalan poer cukup memikul gaya geser
= 6004,644 kN
Dipakai yang terkecil Vc = 4710,485 kN
I s .Vn = 0,75.6004,644
=4503,483 kN>Vu ... OK
Ketebalan poer cukup memikul gaya geser

Gambar 158. Tinjauan Terhadap Geser 1 Arah

b. Tinjauan terhadap Geser Dua Arah


Gambar 169. Tinjauan Terhadap Geser 2 Arah
Keliling penampang kritis
Pult = 300,435 kN/m2
5.8. Perencanaan Tulangan Pondasi
L2 = B2 (c d)2 3,62 (0,5 0,695)2 Lebar poer, (B) = 3,6 m
= 11,53 mm Tinggi poer, (L) = 3,6 m
Vu2 = Pult u L2 Tebal poer, (tp) = 0,80m
Lebar kolom, (c) = 0,50 m
= 300,435u 11,53 = 3464,615 kN
tc = c2/c1= 1 Panjang area momen lentur,
(l)= (L - c)/2 = (3,6 - 0,5)/2 = 1,55 m
Kuat geser beton Vc diambil yang terkecil Selimut beton, (sb) = 80 mm
Diameter tulangan utama, (Dt) = 26mm
§ 2 ·
Vc1 = 0,17.¨¨ 1 ¸¸.„ fc' .b o .d Faktor reduksi, ( I s ) = 0,75
© tc ¹
( Is ) = 0,90
§ 2·
= 0,17.¨ 1 Tegangan Tanah, Pult = 300,435
¸.1 30.4780.695
© 1¹ kN/m2
= 9279,904 kN

9
c. Digunakan pelat setebal 120 mm untuk
lantai gedung dan 100 mm untuk atap
gedung dengan tulangan wiremesh M10-
150.
d. Tangga Tipe I dengan tinggi 5 m
menggunakan tulangan pada pelat
tumpuanø14-100, lapangan ø14-200
danø10-200 untuk tulangan susut dan
suhu
e. Tangga Tipe II dengan tinggi 4 m
menggunakan tulangan pada pelat
tumpuan ø14-200, lapangan ø14-200 dan
ø10-200 untuk tulangan susut dan suhu

Gambar 107. Denah Tulangan Poer 6.2. Saran


Berikut saran yang dapat diberikan penulis
dari hasil penyusunan Tugas Akhir Perhitungan
Struktur Gedung 7 Lantai Universitas
Tanjungpura, antara lain
a. Estimasi dimensi perlu dilakukan pertama
kali dalam merancang komponen struktur.
b. Perancangan struktur gedung saat ini
harus mengikuti peraturan-peraturan
terbaru yang ditetapkan pemerintah, yaitu
SNI 2847:2013.

DAFTAR PUSTAKA
Asroni, Ali. 2010. Balok dan Pelat Beton
Bertulang. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Asroni, Ali. 2010. Kolom Pondasi dan Balok T


Gambar 118. Potongan Arah Panjang Pondasi Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Badan Standarisasi Nasional. 2012. Tata Cara
6. KESIMPULAN DAN SARAN Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
6.1. Kesimpulan Struktur Bangunan Gedung dan Non
a. Dimensi komponen struktur yang Gedung. Jakarta:
digunakan mengalami perubahan dari
dimensi yang diperoleh pada perencanaan Badan Standarisasi Nasional. 2013.
pendahuluan, terutama pada balok dan Persyaratan Beton Struktural untuk
kolom. Dimensi komponen struktur Bangunan Gedung SNI 2847. Jakarta:
gedung perkuliahan Universitas
Tanjungpura sebagai berikut : Miftahur Riza, Muhammad. Aplikasi
x Dimensi Balok Induk : 30x60 cm2 Perencanaan Struktur Gedung dengan
x Dimensi Balok Anak : 20x40 cm2 Etabs. Jakarta: ARS Group
x Dimensi Balok Lift : 40x60 cm2
x Dimensi Kolom yang digunakan adalah Setiawan, Agus. Perancangan Struktur Beton
: 50x50 cm2, 40x40 cm2 dan 30x30 cm2 Bertulang Berdasarkan SNI 2847:2013.
b. Digunakan struktur rangka pemikul 2016. Jakarta: Erlangga
momen biasa (SRPMB)

10

You might also like