You are on page 1of 10

Al-Tazkiah, Volume 5, No.

1, Juni 2016

TEORI KEPRIBADIAN SOCIAL COGNITIVE:


KAJIAN PEMIKIRAN ALBERT BANDURA
PERSONALITY THEORY SOCIAL COGNITIVE:
ALBERT BANDURA

Sri Suwartini
Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Email: rirysri.swartini@gmail.com

Abstract

The various viewpoints of personality experts apparently caused


Albert Bandura to develop his investigation focus in psychology.
Through Bandura’s theory developed, the social learning theory
or social cognitive more refers to Skinner view about conditioning
theory. Bandura looked at the existence of personality theories such
as; psychoanalysis, emphasized on the strength of unconsciousness
and the influence of childhood. The characteristic theory is too
focused on consistency of behavior in various situations. Evolution
theory believed that the biological factor would not change.As well
as the basic principle of behaviorism theory which regards organism
as a controlled side by the rewards and punishments from the
environment,he still lacks detail compared by the approach theory
he developed more subtle, even significant. It was not because the
basic assumption that is owned by this theory that humans have
flexibility to learn about different types of behaviorin different
situation, and humans also have the capacity to control their life.
Because according to Bandura, human was the producer and as
product of social system. That basic assumption then he developed
with the view that the development of human personality by the
social-cognitive theory of learningacquired through observation and
the existence of self-efficacy.

Keywords: Social Cognitive, Observation, Self Efficacy

Sri Suwartini | 37
Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

A. Pendahuluan maupun melalui media masa.2 Perilaku


Dewasa ini, konsep bangunan makan yang ditunjukan seorang anak
persepsi diri yang baik (citra diri dapat membentuk pola makan sehat
positif ) dalamindividu masuk dalam maupun tidak sehat terhantung dari
kontroversi self-esteem yang menjadi lingkungan. Kemudian sikap dan tata
subjek dialog yang mendalam cara makan juga turut berpengaruh
dan disertai banyak perdebatan. terhadap persepsi diri dan perilakunya.
Bersamaan dengan itu, isu-isu penting Demikian gambaran mudah yang
yang menonjol dalam psikologi telah dapat dijelaskan melalui belajar sosial
memberi tanda perubahan dalam yang dikemukan oleh Bandura.
fokusnya seperti fungsi manusia (human Teori belajar sosial atau yang biasa
functioning), dan self-beliefsmasyarakat juga disebut sosial-kognitif yang digagas
yang sekali lagi menjadi subjek oleh Bandura merupakan bagian
penelitian dalam membangunn proses dari teori kepribadian behaviorisme.3
interaksi kognitif pada perilaku.1 Banyak Paham behaviorisme berkeyakinan
orang mempresepsi dirinya lebih bahwa perilaku dapat dimodifikasi
dipengaruhi oleh perasaan-perasaan dengan mempelajari kondisi dan
yang kerap kali menghantui cara pengalaman. Kalimat ini menandakan
berpikirnya. Sebenarnya tidak hanya
2
Eveline Sarintohe dan Johana E. Prawitasari,
itu saja, faktor imitasi dari lingkungan “Teori Sosial Kognitif dalam Menjelaskan
(belajar sosial) juga sangat berpengarh prilaku Makan Sehat pada Anak yang Mengalami
Obesitas”, (Sosiosains, Volume 19, No. 3, 2006), 4.
terhadap cara ia mempersepsi diri dan 3
Albert Bandura adalah salah seorang
berperilaku. behavioris yang menambahkan aspek kognitif
terhadap behaviorisme sejak tahun 1960. Ia lahir
Eveline dan Prawitasari dalam di Mundae, dataran utara Alberta. Bandura
tulisannya menyebutkan bahwa merupakan anak sulung dari lima bersaudara.
Ia lahir di Mundare, Alberta Utara, Kanada
perilaku makan, pada anak usia tahun 1925. Sebelum menginjakan kakinya di
sekolah, anak mulai mengembangkan bangku kuliah bandura, sempat bekerja dengan
berbagai kalangan yang mendorong dirinya
perilaku makannya sendiri karena melakukan observasi dan berkuliah. Minatnya
adanya pengaruh selain dari kedua terhadap bidang psikologi didapatkannya melalui
kesempatan yang tak disengaja, yang awalnya tidak
orang tuanya juga dipengaruhi oleh terpikirkan sama sekali olehnya. Minatnya dalam
pergaulannya dengan teman sebaya ranah psikologi mengarah kepada psikologi klinis,
hal ini dibuktikan dengan banyaknya publikasi
Bandura yang berkutat dengan psikoterapi dan
tes reaserch. Gelar masternya diselesaikan pada
tahun 1951 dan kemudian ia memperoleh gelar
Abd. Mukid, “Self-Efficacy: Perspektif
1
Ph.D dalam psikologi klinis ditahun berikutnya,
Teori Kognitif Sosial dan Implikasinya terhadap ( Jess feist dan Gregory J. Feist., Teori Kepribadian,
Pendidikan”, (Tadris, volume.4, No.1, 2009), 1-2. ( Jakarta: Salemba Humanika, 2010), 202

38 | Teori Kepribadian Social Cognitive...


Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

bahwa dalam aliran ini pula sebenarnya yang harus ditunjukan sebagai respon
ingin menekankan bahwa perilaku terhadap peristiwa tersebut. Inilah yang
yang diperlihatkan oleh sesorang/ dimaksud oleh Albert Bandura dengan
individu tidak lain adalah dipengaruhi belajar mencontoh (observational
oleh sesuatu yang tampak dibanding learning).
dengan perasaan yang sulit dimengerti Belajar mencontoh dari sosial6
makna oleh individu lain.4 Selain itu yang dikemukakan oleh Bandura
Albert Bandura juga menekankan juga mempunyai makna bahwa
peristiwa atau kejadian yang tidak manusia sebenarnya bukan semata-
disengaja, di mana yang menjadi titik mata bidak yang menjadi objek
perhatiannya adalah reaksinya (reaction) pengaruh lingkungan, melainkan
bukan peristiwa itu sendiri.5 Kejadian bahwa manusia dapat berpikir dan
atau peristiwa yang dimaksud penulis mepengaruhi tingkah lakunya sendiri.
adalah kejadian yang dialami oleh Dampak teori kepribadian yang
seseorang lengkap dengan reaksi yang memadai menurut Bandura adalah
ia luapkan terhadap peristiwa yang yang memperhitungkan konteks sosial
baru saja dialami. Seperti misalnya, di mana tingkah laku itu diperoleh
seseorang yang tidak menduga-duga dan dipelihara. Setidaknya melalui
datang ke suatu pertemuan (seminar) teori belajar sosial (social learning
bisnis dari seminar itu berpengaruh theory) ada tiga hal yang menjadi
besar terhadap dirinya sehingga konsep dasarnyayaitu: a). Reciprocal
mampu mengubah hidupnya menjadi determinism) yaitu sebuah pendekatan
pengusaha suskses, atau selamatnya yang menjelaskan tingkah lalu manusia
seseorang dari bencana alam yang dalam bentuk interaksi timbal balik
telah menimpanya. Kejadian atau yang terus menerus antara determinan
peristiwa seperti ini bisa saja pernah kognitif, behavioral dan lingkungan, b).
dilakukan oleh orang lain, sehingga Beyond rinforsemen (tanpa reinforsmen),
individu tersebut belajar, mencoba
memahami dan menyadari perilaku 6
Sebenarnya seperempat abad yang
orang lain, yang kemudian diambil laluterminologi teroi “belajar sosial” telah diubah
menjadi “sosial-kognitif ”. Perubahan terminologi
dan diimitasi menjadi perilakunya ini mengacu pada dua alasan yaitu pertama, dalam
inti analisis kepribadian proses berpikir manusia,
dan proses kognitifnya harus berfungsi. Kedua,
4
Latipun, Psikologi Konseling, (Malang: UMM, orang-orang mendaptkan pemikiran tentang
2011), 87-88. dirinya mereka sendiri dan duanianya melalui
5
Jess Feist dan Gregory J. Feist., Teori interaksi sosial. (Lawrence A. Pervin, Daniel
Kepribadian, ( Jakarta: Salemba Humanika, 2010), Cervone, Oliver P.John, Psikologi Kepribadian,
200. ( Jakarta: Kencana, 2012), 432.

Sri Suwartini | 39
Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

Bandura menggangap reinforsemen seprangkat fungsi, persepsi evaluasi


bukanlah satu-satunya pembentuk dan pengaturan tingkah laku.8 Fungsi
tingkah laku, menurutnya konsep ini psikologi dalam diri individu disebut
masih dapat digunakan sesekali dan oleh Bandura sebagai kondisi “triadic
dianggapnya cukup penting dalam reciprocal caustation”
menentukan apakah suatu tingkah
laku akan terus terjadi atau tidak, c) Self
regulation/ cognition (pengaturan diri/
berpikir), dalam konsep ini Bandura
menempatkan manusia sebagai
pribadi yang dapat mengatur diri
sendiri (self regulation), mempengaruhi
tingkah laku dengan cara mengatur Gambar.1. Konsep Bandura mengenai triadic reciprocal
lingkungan, menciptakan dukungan caustation
kognitif dan mengadakan konsekuensi
bagi tingkahlakunya sendiri.7 Sistem tersebut menandakan
bahwa tindakan manusia adalah hasil
B. Struktur Kepribadian Perspektif dari interkasi antara lingkungan,
Albert Bandura perilaku dan manusia itu sendiri.
Digunakannnya kata reciprocal
Struktur kepribadian yang
(timbal balik) untukmengindikasikan
dikemukan oleh Bandura terdiri dari
adanya interaksi dan dorongan yang
empat aspek yaitu Sistem Self (Self
mempunyai kekuatan dan memberika
System), Regulasi Diri, Efikasi Diri dan
kontribusi yang setara.9
Efikasi Koletif.
2) Regulasi diri
1) Sitem Self (Self System)
Istilah regulasi diri yang dimaksud
Bandura menyakini pengaruh
adalah bahwa individu memiliki
yang ditimbulkan oleh self sebagai
kapasitas memotivasi dirinya sendiri
salah satu determinan tingkah laku
untuk menetapkan tujuan personalnya,
yang tidak dapat dihilangkan tanpa
merencanakan strategi sebagai
membahayakan penjelasan dan
evaluasi dan modifikasi perilaku yang
kekuatan prediksi. Sistem self yang
dimaksud yaitu stuktur kognitif yang
memberi pedoman mekanisme dan
8
Ibid., 284.
Alwisol, Psikologi Kepribadian, (Malang:
7 9
Jess feist dan Gregory J. Feist., Teori
UMM Press, 2012), 283-284. Kepribadian..., 207-208.

40 | Teori Kepribadian Social Cognitive...


Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

sedang berlangsung.10Titik tekan yang menampilkan tingkah laku yang akan


dijelaskan oleh Bandura ialah bahwa mengarahkannya kepada hasil yang
manusia memiliki kemampuan untuk diharapkan.12Efikasi diri sering dikait-
“meramal” yang oleh penulis dipahami kaitkan dengan ekspektasi hasil yang
sebagai kemampuan memprediksi atas merupakan perkiraan bahwa tingkah
suatu hal sehingga individu mampu laku yang dilakukan oleh diri akan
mengantisipasi hasil dan membuat mencapai hasil tertentu. Efikasi diri
rencana sesuai dengan harapannya. dapat bersumber dari empat hal, yaitu:
Dalam kegiatan memotivasi a). Pengalaman performasi merupakan
individu melakukan dua strategi yaitu prestasi yang pernah dicapai pada
strategi reaktif dan strategi proaktif. masa yang telah lalu, b). Pengalaman
Strategi reaktif dipakai dalam rangka vikarius merupakan pengalaman yang
mencapi tujuan, sedangkan strategi diperoleh melalui social modeling,
proaktif digunakan oleh individu c). Persuasi sosial, dan d). Keadaan
dalam mencapai tujuan yang lebih emosi.13
tinggi. Terdapat dua faktor yang 4) Efikasi Koletif
mempengaruhi regulasi diri seseorang, Pendapat Bandura mengenai
yaitu faktor internal dan eksternal. individu adalah orang berusaha
Faktor internal dipengaruhi oleh mengontrol kehidupan dirinya tidak
observasi diri, proses penilian atau hanya dengan efikasi diri individual,
mengadili tingkah laku, dan reaksi diri- melainkan juga melalui efikasi kolektif.
afektif (self response). Sedangkan faktor Efikasi kolektif merupakan keyakinan
eksternal yang mempengaruhinya yaitu yang ada dalam masyarakat bahwa
evaluasi tingkah laku dan penguatan usaha mereka secara berama-sama
(reinforcement).11 dapat menghasilkan perubahan sosial
3) Efikasi Diri (Self Efficacy) tertentu.14
Bandura menyakini bahwa efikasi
diri meruapakan elemen kepribadian
yang krusial. Yusuf dan Juntika
mendefinisikan efikasi diri sebagai
keyakinan diri (sikap percaya diri)
terhadap kemampuan sendiri untuk 12
Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan,
Teori Kepribadian, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011),135.
10
Lawrence A. Pervin, Daniel Cervone, Oliver
P.John, Psikologi Kepribadian..., 462-463. 13
Alwisol, Psikologi Kepribadian...,289-290.
11
Alwisol, Psikologi Kepribadian...,285-286. 14
Ibid.,290.

Sri Suwartini | 41
Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

C. Manusia dan Dinamika Ke­ pribadi menghukum tingkah lakunya


pribadiannya berdasarkan standar sosial melalui
Dinamika kepribadian yang interaksi dengan orang tua, guru
dimaksudkan oleh Bandura lebih dan teman sebaya. Anak-anak yang
kepada motivasinya sebagai sumber diganjar dan dipuji untuk pencapaian
inspirasi bertingkah laku. Motivasi yang relatif rendah akan tumbuh dan
sebagai konstruk kognitif, bersumber mengembangkan self-reward yang
dari gambaran hasil dan harapan murah dibanding dengan anak yang
keberhasilan yang akan dicapai. standar pencapaiannya tinggi. 15
Harapan diperkuat dengan adanya
reinforsemen agar motivasinya D. Perkembangan Kepribadian
sesorang untuk bertingkah laku Berfokus Pada Social Cognitive.
sekaligus dengan menetapkan tujuan Teori belajar sosial kognitif
atas perfomansi dirinya. Motivasi menjelaskan bahwa orang dapat belajar
dalam dinamika kepribadian sesorang dengan hanya mengobservasi perilaku
yang penulis pahami adalah akan orang lain. Bandura meyakini belajar
digambarklan sebagai berikut: melalui observasi jauh lebih efeisien
dibanding belajar melalui pengalaman
Penetapan Tujuan langsung, melalui observasi orang
Hasil dapat memperoleh respon yang banyak,
Motivasi yang diikuti dengan hubungan atau
Harapan Reinforsemen penguatan. Ketrampilan kognitif yang
bersifat simbolik ini, membuat orang
Gambar . 2. Motivasi diri dalam dinamika kepribadian dapat mentransformasikan apa yang
Bandura mengamini bahwa dipelajarinya dalam berbagai situasi
penguatan menjadi penyebab menjadi pola tingkah laku baru.16
seseorang belajar. Namun orang juga Orang yang diamati disebut model,
dapat belajar dengan penguatan yang dan proses ini juga dikenal dengan
diwakilkan (vicarious reinforcment), modeling.17 Belajar melalui permodelan
penguatan yang ditunda (expecation merupakan suatu hal yang tidak dapat
reinforcement) dan tanpa belajar (beyond dihindari dan model ini memiliki
reinforcement). Ekspektasi penguatan dampak yang sangat besar terhadap
dapat dikembangkan dengan 15
Ibid., 291.
mengenali dampak dari tingkah laku. 16
Ibid., 292.
17
Lawrence A. Pervin, Daniel Cervone, Oliver
Orang mengembangkan standar P.John, Psikologi Kepribadian...,456-457.

42 | Teori Kepribadian Social Cognitive...


Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

perkembangan kepribadian. Misalnya, E. Sosial kognitifdan Implikasinya


anak-anak bersikap asertif, percaya diri Terhadap Bimbingan dan
dan anak dapat belajar bahasa melalui Konseling Islam
observasinya terhadap kedua orang Secara umum Bimibingan dan
tua, guru, sauadara maupun teman.18 konseling bertujuan untuk membantu
Faktor-faktor yang dapat konseli mengentaskan permasalahnnya
mempengaruhi terjadinya proses sehingga ia mampu mengembangkan
belajar melalui observasi, yaitu: potensi dirinya menghadapi masalah
pertama, perhatian (attention) yang sehingga tercipta kehidupan yang
dipengaruhi oleh asosiasi pengamat bahagaia. Sedangkan dalam bukunya,
dengan modelnya. Kedua, representasi Salahudin menyebutkan bahwa
di mana tingkah laku yang hendak ditiru tujuan bimbingan dan konseling
oleh individu harus disimbolkan dalam pada dasarnya sejalan dengan tujuan
ingatan, baik dalam bentuk verbal pendidikan sehingga BK meruapakan
maupun dalam bentuk gamabaran/ bagian intergral dari sistem pendidikan.
imajinasi. Ketiga, peniruan tingkah Tujuan yang dimaskdud dalah
laku model, dan keempat adalah membantu terwujudnya manusia yang
motivasi dan penguatan. 19 cerdas, beriman dan bertaqwa, berbudi
Ketiga faktor di atas merupakan pekerti luhur, memilkii pengetahuan
pendukung terjadinya observasi, dalam dan keterampilan sehingga dapat
observasi selain ada hal pendukungnya meengembangkan potensi dirinya
juga menimbulkan beberapa dampak. serta memiliki tanggungjawab dalam
Dampak dari belajar (observasi) bermasyarakat dan berbangsa. 20
dengan melibatkan kognitif pada Sedangkan tujuan umum
diri individu meimbulkan beberapa bimbingan dan konseling behaviroristik
konsekuensi, ada yang menyenangkan pada intinya merupakan suatu upaya
dan ada yang tidak. Konsekuensi dari menciptakan kondisi baru bagi
respon belajar memiliki tiga fungsi proses belajar. Hal ini didasarkan
yaitu sebagai pemberi informasi, pada asumsi bahwa baik prilaku yang
memotivasi tingkah laku individu yang sesuai maupun salah suai meruapakan
akan datang, dan penguatan tingkah hasil dari proses belajar. Bimbingan
laku. dan konseling behavioristik sendiri
merupakan salah satu pendekatan
18
Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan,Teori
Kepribadian...,134. Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling,
20
19
Alwisol, Psikologi Kepribadian...,293-294. (Bandung: C.V Pustaka Setia, 2010), 21.

Sri Suwartini | 43
Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

yang berupaya mengahapus perilaku emapati, cara berkomunikasi,


salah suai yang bersumber dari hasil penerimaan konselor terhadap konseli
belajar yang tidak sesuai.21 Dalam dan sikap persetujuannya meerupaka
pendekatan behaviristik sosial-kognitif upaya perkuat yang hebat bagi
menekankan bahwa perilaku salah perubahan perilaku konseli. Sebab
suai yang terjadi dalam diri konseli bagaimanapun, seorang konselor bagi
bisa berasal dari perilaku tanpa konseli adalah seperti guru yang dapat
mengobervasi lingkungan dengan ditiru cara pola pikirnya, cara bersikap,
tidak melibatkan aspek kognitif. cara berperilaku dan cara mengambil
Lebih lanjut, sebenarnya pada keputusan terhadap masalah yang
pendeketan behavioristik juga sedang dihadapi.
memiliki tujuan khusus dalam BK, 2) Perilaku Konseli
tujuan tersebut yaitu: 1). Memperkuat Dalam persepektif BKI,
perilaku adaptif, (2). Memperlemah diharapkan perilaku yang muncul dari
perilaku maladaptif, (3). Mengurangi konseli adalah perilaku yang disertai
reaksi kecemasan, (4). Memperkuat adanya interkasi dengan dirinya
kapasistas relaksasi, (5). Bersikap sendiri, lingkungan sekitar, dan alam
asertif, (6). Berhubungan sosial secara keruhanian (fisik-psikis-kognitif ).
efektif dan (7) memperkuat kapasistas Sehingga lahirlah sehat mental yang
pengendalian diri (self control). dimiliki oleh konseli. Prawira dalam
22
Adapun berikut peran serta perilaku bukunya menyebutkan bahwa salah
konseli yang harus diperhatikan: satu keriteria seseorang yang sehat
1) Peran Konselor mental adalah terbebas dari gangguan
Goodsetin sebagamana dikutip dan penyakit kejiwaan, mampu
oleh Syamsu, menyebutkan bahwa menyesuaikaj diri dengan lingkungan
peran konselor dalam BK behavioristik dan dalam pergaulan sosisal, menjaga
adalah ssebagai pemberi perkuatan, kelestarian lingkungan dan m24ampu
menunjuang perkembangan perilaku mengembangkan berbagai potensi
konseli yang secara sosial dapat yang dimiliki.
diterima.23 Konselor dibutuhkan Dalam rangka mewujudkan
sebagai penguatan dengan caranya konseli (manusia) yang Islami maka
menghadapi konseli. Minat, perhatian, dibutuhkan upaya mengenali diri dan
21
Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan,Teori 24
Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Kepribadian
Kepribadian...,136-13. dengan Perspektif Baru, (Yogyakarta: Ar-ruzz
22 Ibid., 137. Media, 2014), 329-330.
23
Ibid., 138.

44 | Teori Kepribadian Social Cognitive...


Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

potensinya. Teori sosial-kognitif pada F. Penutup


dasarnya adalah ingin membutktikan Upaya Albert Bandura me­
bahwa perilaku indvidu diperoleh ngembangkan teori behaviorsitik pada
memlalu observasi yang melibatkan teori kepribadian yang berfokus kepada
aspek kognitif. Akan tetapi, hal itu tidak sosial learning (social cognitive) berangkat
akan tercapai apabila konseli tidak dari ketidaksetujuannya terhadap teori
memiliki kepribadian yang matang. yang telah mendahuluinnya seperti
Dengan demikian nyatakan betapa yang dikemukakan oleh Freud dan
pentingnya menegnali pribadi untuk Skiner. Pemahaman atas penguatan
meraih kualitas paripurna, otaknya yang dijadikan tolak ukur perilaku
yang penuh dengan ilmu bermanfaat, seseorang dikritik oleh Bandura, ia
bersemayam dalam kalbunya iman, lebih menekankan bahwa perilaku
islam dan ihsan. Dengan kata lain, yang terjadi pada diri manusia pada
konseli perlu menanamkan sikap dasarnya dipengaruhi oleh observasinya
positifnya terhadap cara berpikir.25Cara melalui modeling. Selain itu Bandura
lain untuk meningkatkan kualitas menawarkan sedikitnya ada empat
pribadi mendekati citra insan ideal aspek dalam struktur kepribadian yaitu
adalah pelatihan disiplin diri yang terdiri dari Sistem Self (Self System),
berorentasi spriritual-rligius, yakni Regulasi Diri, Efikasi Diri dan Efikasi
membenahi kehidupan sesuai dengan Koletif. Dengan perangkat empat aspek
tuntunan syariat Islam. tersebut diharapkan seseorang dapat
mengevaluasi diri dan mengoptimalkan
perkembangan perilaku adapatifnya
sehingga implikasinya dalam BKI salah
satunya adalah sebagai penguat sikap
adatif dan pengurang sikap maladaptif
yang dialami oleh konseli.

25
Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi
Psikologi dengan Islam, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2001), 215-216.

Sri Suwartini | 45
Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

Daftar Pustaka Pervin, Lawrence A., Daniel Cervone,


Alwisol, Psikologi Kepribadian, (Malang: oliver P.John, Psikologi Kepribadian,
UMM Press, 2012) ( Jakarta: Kencana, 2012)

Bastaman,Djumhana, Hanna,Integrasi Prawira,Atmaja, Purwa, Psikologi


Psikologi dengan Islam, (Yogyakarta: Kepribadian dengan Perspektif
Pustaka Pelajar, 2001) Baru, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media,
2014)
Feist, Jess, dan Gregory J. Feist., Teori
Kepribadian, ( Jakarta: Salemba Salahudin, Anas, Bimbingan dan
Humanika, 2010) Konseling,(Bandung: C.V Pustaka
Setia, 2010)
Latipun, Psikologi Konseling, (Malang:
UMM, 2011) Sarintohe, Eveline dan Prawitasari,E.,
Johana, “Teori Sosial Kognitif
Mukid,Abd, “Self-Efficacy: dalam Menjelaskan prilaku
Perspektif Teori Kognitif Sosial Makan Sehat pada Anak yang
dan Implikasinya terhadap Mengalami Obesitas”, (Sosiosains,
Pendidikan”, (Tadris, volume.4, Volume 19, No. 3, 2006)
No.1, 2009)
Yusuf, Syamsu, dan Nurihsan,Juntika,
A., Teori Kepribadian, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2011.

46 | Teori Kepribadian Social Cognitive...

You might also like