Professional Documents
Culture Documents
e-ISSN: 2549-9491
stevi.jimry@machung.ac.id
ABSTRACT
This study aims to prove the impact of Good Corporate Governance on Firm Value in Badan Usaha Milik
Negara that listed in Indonesian Stock Exchange. This study used 4 varibles that represented Good Corporate
Governance which is Managerial Ownership, Institusional Ownership, Board of Independent Commissioner,
and Audit Committee. Meanwhile Tobin’s Q ratio used to counted Firm Value. Population of this research are
all Badan Usaha Milik Negara that listed in Indonesian Stock Exchange on 2013 until 2017. There are 20 firm
are listed. The total samples are 16 firms selected by using purposive sampling method. Data anlysis and
hypothesis testing using multiple regression. From 4 variable that used in this research only 2 that had an effect
on firm value. There were Institusional Ownership and Audit Committee. This research prove that Institusional
Ownership has a positive and significant effect on firm value. Audit Committee had a negative and insignificant
effect on firm value. Other 2 variable like Managerial Ownership, Board of Independent Commissioner has not
effect on firm value, while Audit Committee has negative effect on firm value..
Keyword: Good Corporate Governance, Managerial Ownership, Institutional Ownership, Board of Independent
Commissioner, Audit Committee, Firm Value
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Good Corporate Governance terhadap nilai perusahaan pada
Badan Usaha Milik Negara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan 4 variabel
pengungkapan Good Corporate Governance yaitu Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,
Komisaris Independen, dan Komite Audit. Sedangkan nilai perusahaan pada penelitian ini dihitung
menggunakan rumus Tobin’s Q. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang merupakan Badan
Usaha Milik Negara yang terdarftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017. Jumlah total Badan Usaha
Milik Negara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah 20 perusahaan. Dari populasi tersebut terdapat 16
sampel yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data dan pengujian
hipotesi pada penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Dari 4 variabel yang digunakan dalam
penelitian ini hanya 2 variabel yang memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Variabel tersebut adalah
Kepemilikan Institusional dan Komite Audit. Variabel kepemilikan institusional dalam penelitian ini memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel Komite Audit dalam penelitian ini memiliki
pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan 2 variabel lain yaitu
kepemilikan manajerial dan komisaris independent tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. .
Kata Kunci: Good Corporate Governance, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Komisaris
Independen, Komite Audit, Nilai Perusahaan.
228
JIM UPB Vol 7 No.2 2019
p-ISSN: 2337-3350 Stevi Jimry Poluan & Arya Aditya Wicaksono
e-ISSN: 2549-9491
juga stakeholder. Maka perlu adanya system adalah adanya komisaris independen dan
yang mengakomodasi keinginan dan komite audit dalam sebuah perusahaan. Dewan
kebutuhan stakeholder untuk mencegah komisaris independen akan membina sistem
terjadinya agency conflict (Jansen and akuntansi yang efektif agar akuntabilitas
Mecking, 1976), (Embang, 2016). perusahaan dapat tercapai sedangkan komite
Agency conflict terjadi karena manajer audit bertugas memastikan perusahaan
mengutamakan kepentingan pribadi yang memberikan pertanggungjawaban atau
berlawanan dengan kepentingan pemegang konsekuensi logis dari kepercayaan dan
saham yang menyebabkan kerugian bagi wewenang yang diberikan oleh pemangku
perusahaan yang berujung pada penurunan kepentingan kepada pengelola perusahaan
nilai perusahaan (Jensen and Meckling, 1976). (Hadiwidjaja, 2018). Komite audit itu sendiri
Untuk mencegah terjadinya agency conflict dibentuk oleh dewan komisaris independen
maka perlu adanya Good Corporate untuk menjalankan fungsi pengawasan atas
Governance. Good Corporate Governance proses pelaporan keuangan sehingga
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mewujudkan sistem pengawasan yang
nilai perusahaan sekaligus meminimalisasi memadai yang nantinya akan memelihara
terjadinya agency conflict. Agency conflict kredibilitas perusahaan serta meningkatkan
tersebut nantinya akan menimbulkan biaya nilai perusahaan.
yang sering juga disebut sebagai agency cost. Keempat mekanisme tersebut
Langkah yang dapat diambil oleh perusahaan diharpakan dapat mengurangi agency conflict
untuk mengurangi agency cost adalah serta meningkatkan nilai perusahaan dengan
melibatkan manajemenn dalam kepemilikan menerapkan fungsi pengawasan. Orchad
saham yang bertujuan untuk penyetaraan (2016) juga menambahkan bahwa
kepentingan pemegang saham. Peningkatan keseimbangan kewenangan antara direksi,
kepemilikan manajerial membantu untuk komisaris, dan pemegang saham dirancang
menghubungkan kepentingan pihak internal sedemikian rupa dengan menerapkan prinsip-
dan pemegang saham, dan mengarah ke prinsip Good Corporate Governance sehingga
pengambilan keputusan yang lebih baik dan mekanisme dan struktur kelembagaan
meningkatkan nilai perusahaan (Damayanti & perusahaan dapat berjalan sesuai dengan
Suartana, 2014) kepentingan stakeholder¸termasuk kepentingan
Struktur kepemilikan lain dalam masyarakat luas.
mekanisme Good Corporate Governance yang Di Indonesia sendiri praktik Good
dapat meningkatkan nilai perusahaan dan Corporate Governance belum berjalan dengan
mengurangi terjadinya agency conflict adalah baik. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan
Kepemilikan Institusional. Kepemilikan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh
institusional merupakan kepemilikan saham Santoso yang menyatakan bahwa hanya 2
oleh instutisi atau Lembaga tertentu. Tingginya emiten dari Indonesia yang masuk dalam daftar
jumlah kepemilkan institusional akan 50 emiten terbaik dalam praktik Good
meningkatkan sistem kontrol perusahaan yang Coporate Governance di Asean yaitu PT. Bank
ditujukan guna meminimalisasi tingkat Danamon Tbk dan PT Bank CIMB Niaga Tbk.
kecurangan akibat tindakan oportunistik pihak Pencapain ini tentu masih tertinggal jauh dari
manajemer yang nantinya dapat mengurangi Thailand yang menempatakn 23 emiten ,
nilai perusahaan (Damayanti & Suartana, Filipina 11 emiten , Singapura 8 emiten, dan
2014). Malaysia 6 emiten (Primadhyta, 2017). Oleh
Dua mekanisme good corporate karena itu, tata kelola perusahaan yang baik
governance lain yang dapat meningkatkan nilai menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah
perusahaan dan mengurangi agency conflict Indonesia. Pada dasarnya penerapan Good
Corporate Governance telah diatur oleh
229
JIM UPB Vol 7 No.2 2019
p-ISSN: 2337-3350 Stevi Jimry Poluan & Arya Aditya Wicaksono
e-ISSN: 2549-9491
232
JIM UPB Vol 7 No.2 2019
p-ISSN: 2337-3350 Stevi Jimry Poluan & Arya Aditya Wicaksono
e-ISSN: 2549-9491
233
JIM UPB Vol 7 No.2 2019
p-ISSN: 2337-3350 Stevi Jimry Poluan & Arya Aditya Wicaksono
e-ISSN: 2549-9491
berupa keinginan untuk mendapatkan return perusahaan. Hasil ini bertentangan dengan
yang tinggi (Dewi, 2017). penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya
Pengaruh Kepemilikan Institusional oleh Onasis dan Robin (2016) yang
terhadap Nilai Perusahaan menyatakan adanya pengaruh komite audit
Hasil menunjukan kepemilikan terhadap nilai perusahaan. Namun dalam
institusional memiliki pengaruh positif penelitian ini komite audit memiliki pengaruh
terhadap nilai perusahaan. Setiap kenaikan negative terhadap nilai perusahaan. Mengacu
kepemilikan institusional akan meningkat nilai pada surat edaran dari Direksi PT. Bursa Efek
perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan Jakarta No. SE-008/BEJ/12-2001 dan
penelitian Darmayanti & Suartana (2014) dan kebiijakan Good Corporate Governance
Nuraina (2012) yang menyatakan kepemilikan Indonesia, investor menganggap bahwa
institusional mampu membatasi perilaku keberadaan komite audit dalam sebuah
oppurtunistik para manajer. Dengan adanya perusahaan sudah merupakan sebuah
kepemilikan institusional, pihak institusi dapat kewajiban bagi perusahaan untuk
melakukan pengawasan operasional untuk memenuhinya dan menganggap bahwa
meningkat kinerja perusahaan (Muliani et al, keberadaan komite audit bukan jaminan
2014). Peningkatan kinerja perusahaan kinerja perusahaan menjadi lebih baik. Faktor
mencerminkan operasional yang baik, juga lain yang mungkin dapat menjelaskan tidak
akan meningkatkan nilai perusahaan (Darwis, adanya pengaruh komite audit terhadap nilai
2009). perusahaan adalah kurang optimalnya kinerja
Pengaruh Komisaris Independen terhadap kinerja komite audit dalam menjalankan fungsi
Nilai Perusahaan pengawasan. Sehingga memunculkan
Hasil menunjukan bahwa komisaris pertanggungjawaban manajemen yang kurang
independen tidak memiliki pengaruh terhadap transparan dan mengakibatkan menurunnya
nilai perusahaan. Adanya monitoring yang kepercayaan para pelaku modal yang
dilakukan oleh komisaris independen tidak menyebabkan nilai perusahaan menurun
menghalangi perilaku manajer untuk (Perdana dan Raharja, 2014).
memaksimalkan kepentingan pribadinya
sehingga target perusahaan untuk KESIMPULAN
memaksimalkan nilai perusahaan sulit tercapai Hasil penelitian ini menunjukan hanya
karena adanya perbedaan kepentingan variabel kepemilikan institusional yang
(Wardoyo dan Veronica, 2014). Selain itu memiliki pengaruh positif dan signifikan
dimungkinkan pula keberadaan komisaris terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan
independen dalam perusahaan hanyalah institusional itu sendiri merupakan
bersifat formalitas untuk memenuhi regulasi, kepemilikan saham oleh institusi tertentu yang
sehingga keberadaan komisaris independen ini dipercaya mampu membatasi perilaku
tidak untuk menjalankan fungsi monitoring opurtunistik dari manajemen yang memiliki
yang baik dan tidak menggunakan perbedaan kepentingan yang tidak sesuai
independensinya untuk mengawasi kebijakan dengan tujuan keseluruhan perusahaan.
direksi (Gultom dan Ahmar, 2016). Sedangkan ketiga variabel yang lain yaitu
Pengaruh Komite Audit terhadap Nilai Kepemilikan manajerial, Komisarin
Perusahaan Independen, dan komite audit tidak memiliki
Hasil menunjukan jumlah komite audit pengaruh terhadap nilai perusahaan.
memiliki pengaruh terhadap nilai perushaan Kepemilikan manajerial pada dasarnya
denga arah yg negatif. Sehingga dapat berfungsi untuk menyelaraskan kepentingan
disimpulkan setiap adanya kenaikan jumlah manajer dengan kepentingan para pemegang
komite audit akan menurunkan nilai saham yang lain. Diharapkan dengan adanya
kepemilikan manajerial ini mampu memotivasi
234
JIM UPB Vol 7 No.2 2019
p-ISSN: 2337-3350 Stevi Jimry Poluan & Arya Aditya Wicaksono
e-ISSN: 2549-9491
237
JIM UPB Vol 7 No.2 2019