You are on page 1of 10

p-ISSN: 2337-3350 Stevi Jimry Poluan & Arya Aditya Wicaksono

e-ISSN: 2549-9491

PENGARUH PENGUNGKAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE


TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA BADAN USAHA MILIK
NEGARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODA 2013-2017

Stevi Jimry Poluan1, Arya Aditya Wicaksono2


Universitas Ma Chung Malang

stevi.jimry@machung.ac.id

ABSTRACT
This study aims to prove the impact of Good Corporate Governance on Firm Value in Badan Usaha Milik
Negara that listed in Indonesian Stock Exchange. This study used 4 varibles that represented Good Corporate
Governance which is Managerial Ownership, Institusional Ownership, Board of Independent Commissioner,
and Audit Committee. Meanwhile Tobin’s Q ratio used to counted Firm Value. Population of this research are
all Badan Usaha Milik Negara that listed in Indonesian Stock Exchange on 2013 until 2017. There are 20 firm
are listed. The total samples are 16 firms selected by using purposive sampling method. Data anlysis and
hypothesis testing using multiple regression. From 4 variable that used in this research only 2 that had an effect
on firm value. There were Institusional Ownership and Audit Committee. This research prove that Institusional
Ownership has a positive and significant effect on firm value. Audit Committee had a negative and insignificant
effect on firm value. Other 2 variable like Managerial Ownership, Board of Independent Commissioner has not
effect on firm value, while Audit Committee has negative effect on firm value..
Keyword: Good Corporate Governance, Managerial Ownership, Institutional Ownership, Board of Independent
Commissioner, Audit Committee, Firm Value

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Good Corporate Governance terhadap nilai perusahaan pada
Badan Usaha Milik Negara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan 4 variabel
pengungkapan Good Corporate Governance yaitu Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,
Komisaris Independen, dan Komite Audit. Sedangkan nilai perusahaan pada penelitian ini dihitung
menggunakan rumus Tobin’s Q. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang merupakan Badan
Usaha Milik Negara yang terdarftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017. Jumlah total Badan Usaha
Milik Negara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah 20 perusahaan. Dari populasi tersebut terdapat 16
sampel yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data dan pengujian
hipotesi pada penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Dari 4 variabel yang digunakan dalam
penelitian ini hanya 2 variabel yang memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Variabel tersebut adalah
Kepemilikan Institusional dan Komite Audit. Variabel kepemilikan institusional dalam penelitian ini memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel Komite Audit dalam penelitian ini memiliki
pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan 2 variabel lain yaitu
kepemilikan manajerial dan komisaris independent tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. .
Kata Kunci: Good Corporate Governance, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Komisaris
Independen, Komite Audit, Nilai Perusahaan.

PENDAHULUAN 2006) yang juga sebuah indicator bagi pasar


Nilai perusahaan saat ini merupakan untuk menilai perusahaan secara keseluruhan
sebuah perhatian penting bagi perusahaan. (Nurlela, 2008). Dalam proses meningkatkan
Nilai perusahaan ini pun merupakan sebuah nilai perusahaan perlu adanya kerjasama pihak
cerminan dari kinerja perusahaan (Suharli, terkait dalam perusahaan yang sering kita sebut

228
JIM UPB Vol 7 No.2 2019
p-ISSN: 2337-3350 Stevi Jimry Poluan & Arya Aditya Wicaksono
e-ISSN: 2549-9491

juga stakeholder. Maka perlu adanya system adalah adanya komisaris independen dan
yang mengakomodasi keinginan dan komite audit dalam sebuah perusahaan. Dewan
kebutuhan stakeholder untuk mencegah komisaris independen akan membina sistem
terjadinya agency conflict (Jansen and akuntansi yang efektif agar akuntabilitas
Mecking, 1976), (Embang, 2016). perusahaan dapat tercapai sedangkan komite
Agency conflict terjadi karena manajer audit bertugas memastikan perusahaan
mengutamakan kepentingan pribadi yang memberikan pertanggungjawaban atau
berlawanan dengan kepentingan pemegang konsekuensi logis dari kepercayaan dan
saham yang menyebabkan kerugian bagi wewenang yang diberikan oleh pemangku
perusahaan yang berujung pada penurunan kepentingan kepada pengelola perusahaan
nilai perusahaan (Jensen and Meckling, 1976). (Hadiwidjaja, 2018). Komite audit itu sendiri
Untuk mencegah terjadinya agency conflict dibentuk oleh dewan komisaris independen
maka perlu adanya Good Corporate untuk menjalankan fungsi pengawasan atas
Governance. Good Corporate Governance proses pelaporan keuangan sehingga
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mewujudkan sistem pengawasan yang
nilai perusahaan sekaligus meminimalisasi memadai yang nantinya akan memelihara
terjadinya agency conflict. Agency conflict kredibilitas perusahaan serta meningkatkan
tersebut nantinya akan menimbulkan biaya nilai perusahaan.
yang sering juga disebut sebagai agency cost. Keempat mekanisme tersebut
Langkah yang dapat diambil oleh perusahaan diharpakan dapat mengurangi agency conflict
untuk mengurangi agency cost adalah serta meningkatkan nilai perusahaan dengan
melibatkan manajemenn dalam kepemilikan menerapkan fungsi pengawasan. Orchad
saham yang bertujuan untuk penyetaraan (2016) juga menambahkan bahwa
kepentingan pemegang saham. Peningkatan keseimbangan kewenangan antara direksi,
kepemilikan manajerial membantu untuk komisaris, dan pemegang saham dirancang
menghubungkan kepentingan pihak internal sedemikian rupa dengan menerapkan prinsip-
dan pemegang saham, dan mengarah ke prinsip Good Corporate Governance sehingga
pengambilan keputusan yang lebih baik dan mekanisme dan struktur kelembagaan
meningkatkan nilai perusahaan (Damayanti & perusahaan dapat berjalan sesuai dengan
Suartana, 2014) kepentingan stakeholder¸termasuk kepentingan
Struktur kepemilikan lain dalam masyarakat luas.
mekanisme Good Corporate Governance yang Di Indonesia sendiri praktik Good
dapat meningkatkan nilai perusahaan dan Corporate Governance belum berjalan dengan
mengurangi terjadinya agency conflict adalah baik. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan
Kepemilikan Institusional. Kepemilikan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh
institusional merupakan kepemilikan saham Santoso yang menyatakan bahwa hanya 2
oleh instutisi atau Lembaga tertentu. Tingginya emiten dari Indonesia yang masuk dalam daftar
jumlah kepemilkan institusional akan 50 emiten terbaik dalam praktik Good
meningkatkan sistem kontrol perusahaan yang Coporate Governance di Asean yaitu PT. Bank
ditujukan guna meminimalisasi tingkat Danamon Tbk dan PT Bank CIMB Niaga Tbk.
kecurangan akibat tindakan oportunistik pihak Pencapain ini tentu masih tertinggal jauh dari
manajemer yang nantinya dapat mengurangi Thailand yang menempatakn 23 emiten ,
nilai perusahaan (Damayanti & Suartana, Filipina 11 emiten , Singapura 8 emiten, dan
2014). Malaysia 6 emiten (Primadhyta, 2017). Oleh
Dua mekanisme good corporate karena itu, tata kelola perusahaan yang baik
governance lain yang dapat meningkatkan nilai menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah
perusahaan dan mengurangi agency conflict Indonesia. Pada dasarnya penerapan Good
Corporate Governance telah diatur oleh
229
JIM UPB Vol 7 No.2 2019
p-ISSN: 2337-3350 Stevi Jimry Poluan & Arya Aditya Wicaksono
e-ISSN: 2549-9491

pemerintah khususnya bagi perusahaan swasta Negera BUMN nomor PER-01/MBU/2011,


dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). penerapan tersebut bertujuan agar BUMN
Menurut Peraturan Menteri Negara BUMN mengoptimalkan nilai BUMN agar perusahaan
nomor PER-01/MBU/2011 Good Corporate memiliki daya saing yang kuat, baik secara
Governanvce adalah prinsip- prinsip yang nasional maupun Internasional, sehingga
mendasari suatu proses dan mekanisme mampu mempertahankan keberadaannya dan
pengelolaan perusahaan berlandaskan hidup berkelanjutan untuk mencapai maksud
peraturan perundang- undangan dan etika dan tujuan BUMN; mendorong pengelolaan
berusaha. BUMN secara professional, efisien, dan
Pada dasarnya perusahaan swasta dan efektif, serta memberdayakan fungsi dan
BUMN tidaklah jauh berbeda yang meningkatkan kemandirian Organ persero;
membedakan hanya kepemilikannya yang mendorong agar Organ Persero/ Organ Perum
dimana BUMN sebagian besar milik negara. dalam membuat keputusan dan menjalankan
Maka dari itu perlu adanya prinsip kehati- tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan
hatian harus selalu diutamakan dalam kepatuhan terhadap peraturan perundang-
menjunjung tinggi profesionalitas karena undangan, serta kesadaran akan adanya
banyak kondisi yang dapat mempengaruhi tanggung jawab sosial BUMN terhadap
kinerja BUMN sehingga membedakannya pemangku kepentingan maupun kelestarian
dengan perusahaan swasta (Orchad, 2016). lingkungan di sekitar BUMN; meningkatkan
Toto Pranoto menyatakan bahwa dalam kontribusi BUMN dalam perekonomian
prakteknya seringkali tantangan yang dihadapi nasional dan menungkatkan iklim yang
pengelolalan BUMN dalam melaksanakan kondusif bagi perkembangan investasi
Good Corporate Governance terhambat oleh nasional.
tiga faktor utama. Pertama adalah terlalu Penelitian tentang pengaruh Good
banyaknya kepentingan dari pemerintah yang Corporate Governance terhadap nilai
terkadang bertolak belakang, sehingga perusahaan sudah pernah dilakukan
menyulitkan manajemen BUMN dalam sebelumnya. Seperti penelitian yang dilakukan
menentukan objektifitas perusahaan. Kedua, oleh Nugroho (2015), Gultom dan Ahmar
manajemen diberikan kewenangan terbatas (2016), Onasis (2016), Marcelin dan Harsono
atau terlalu kuat aroma politik dalam (2017), dan Hadiwidjaja (2018) menunjukan
penempatan direksi, sehingga menyulitkan hasil yang tidak konsisten mengenai pengaruh
dalam pengambilan keputusan yang objektif. Good Corporate Governance terhadap nilai
Ketika, manajemen diberikan sistem intensif perusahaan. Maka dari itu, tujuan dari
yang kurang menarik sehingga kinerjanya penelitian ini adalah menganalisa kembali
terbatas. Pernyataan ini sejalan dengan pengaruh dari Good Corporate Governance
pernyataan yang sampaikan oleh Nugroho dan melalui kepemilikan manajerial, kepemilikan
Siahaan (2005) yang menyatakan bahwa institusional, komisaris independen, dan
terdapat kekaburan pemisahan antara komite audit pada Badan Usaha Milik Negara
kepentingan bisnis dan kepentingan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
pemerintah maupun Lembaga negara yang 2013- 2017.
lain. Akibatnya berbagai keputusan bisnis di
BUMN sangat di intervensi oleh pemerintah TINJAUAN PUSTAKA
dan dalam kasus yang lain BUMN justru Dalam proses pengawasan perusahaa,
diekspolitasi oleh para politisi. para pemegang saham akan mengelurakan
Good Corporate Governance sudah biaya pengawassan yang biasa disebut juga
menjadi suatu keharusan bagi BUMN. Seperti sebagai agency cost. Agency cost dapat
yang sudah di atur pada Peraturan Menteri dikurangi dengan meningkatkan kepemilkan
manerial dalam sebuah perusahaan. Dengan
230
JIM UPB Vol 7 No.2 2019
p-ISSN: 2337-3350 Stevi Jimry Poluan & Arya Aditya Wicaksono
e-ISSN: 2549-9491

adanya keterlibatan kepemilikan saham oleh berintegritas, berkemampuan, tidak cacat


manajer, diharapkan manajer dapat bertindak hukum dan independen, serta tidak memiliki
dengan mempertimbangkan segala resiko yang hubungan bisnis ataupun hubungan lainnya
ada serta memotivasi diri untuk meningkatkan dengan pemegang saham mayoritas dan dewan
kinerjanya dalam mengelola perusahaan direksi secara langsung maupun tidak
(Ningsih, 2013). Beberapa penelitian langsung. Dengan begitu maka penerapan good
menunjukan hasil yang kurang konsisten corporate governance akan terlaksana dengan
tentang pengaruh kepemilikan manajerial baik dengan adanya pengawasan yang baik
dengan nilai perusahaan. Seperti penelitian akan mampu meningkatkan nilai perusahaan.
yang dilakukan olejh Damayanti dan Suartana Beberapa penelitian sebelumnya menunjukan
(2014) menunjukan bahwa kepemilikan hasil yang tidak konsisten. Penelitian yang
manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai dilakukan oleh Wedayathi dan Darmayanti
perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang (2016) menunjukan bahwa keberadaan
dilakukan oleh Achmad dan Rovila (2014) komisaris independen tidak memiliki pengaruh
yang menyatakan bahwa kepemilkan terhadap nilai perusahaan sedangkan penelitian
manajerial mempengaruhi nilai perusahaan. yang dilakukan oleh Saputra (2018)
H1 : Kepemilikan Manajerial mempengaruhi menunjukan keberadaan komiaris independen
nilai perusahaan memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.
Kepemilikan instusional sendiri H3: Komisaris Independen memiliki pengaruh
memiliki pengaruh penting dalam proses terhadap nilai perusahaan
pengawasan kinerja sebuah perusahaan. Untuk menjalankan tugas pengawasannya
Dengan adanya kepemilikan Institusional Dewan Komisaris akan dibantu oleh para
segala bentuk aktivitas perusahaan akan komite yang salah satunya adalah Komite
diawasi oleh pihak institusi atau Lembaga. Audit. Komite Audit merupakan usaha
Sehingga perusahaan akan lebih berhati- hati perbaikan terhadap cara pengelolaan
dalam setiap pengambilan keputusan perusahaan terutama cara pengawasan terhadap
(Purwaningtyas dan Pangestuti, 2011) dan manajemen perusahaaan, karena akan menjadi
terharah pada pencapaian nilai perusahaan penghubung antara manajemen perusahaan
yang tinggi (Haruman, 2008). Penelitian yang dengan dewan komisaris dan pihak eksternal
dilakukan oleh Damayanti dan Suartana (2014) lainnya (Onasis dan Robin, 2016). Tugas
menunjukan bahwa kepemilikan institusional pokok dari Komite Audit itu sendiri adalah
memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. melakukan fungsi pengawasan yang yang
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh berkaitan dengan review sistem pengendalian
Embang (2016) dan Hadiwidjaja (2018) internal perusahaan, memastikan kualitas
menunjukan hasil yang sebalikanya laporan keuangan, dan meningkatkan
H2 : Kepemilikan Institusional memiliki kefektifan fungsi audit (Hadiwidjaja, 2018).
pengaruh terhadap nilai perusahaan Maka dari itu diharapkan dengan adanya
Keberadaan komisaris independen komite audit fungsi pengawasan dapat
dalam sebuah perusahaan juga tidak kalah mengurangi agency conflict yang terjadi di
pentingnya. Dengan adanyan komisaris perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh
independen, maka akan mengurangi konflik Felmania (2014) menunjukan bahwa
agensi dalam perusahaan sehingga perusahaan keberadaan komite audit tidak mempengaruhi
dapat berfokus pada peningkatan nilai nilai perusahaan sedangkan penelitian yang
perusahaan (Harjoto dan Jo, 2007). Poluan dilakukan oleh Syafitri et al, 2018)
(2013) menambahkan untuk menjamin menunjukan bahwa keberadaan komite adit
pelaksanaan good corporate governance maka mampu mempengaruhi nilai perusahaan.
diperlukan dewan komisaris independen yang H4: Komite audit mempengaruhi nilai
perusahaan
231
JIM UPB Vol 7 No.2 2019
p-ISSN: 2337-3350 Stevi Jimry Poluan & Arya Aditya Wicaksono
e-ISSN: 2549-9491

METODE PENELITIAN Kolmogorov-Smirnov pada penelitian ini


Penelitian ini merupakan penelitian menunjukan nilai signifikasi 0.373 yang lebih
kuantitatif dengan menggunakan alat analisis besar daripada 0.05 sehingga dapat
regresi linier berganda dengan model sebagai disimpulkan data berdistribusi normal.
berikut: Pengujian multikulinearitas bertujuan
untuk mengatahui apakah di dalam model
Keterangan: regresi ditemukan adanya korelasi antar
Y = Nilai perusahaan variabel independen. Jika terjadi korelasi maka
α = Konstanta disebut sebagai masalah multikolinearitas.
β = Koefisien Regresi X Nilai Variance Inflation Factors (VIF) < 10
X1 = Kepemilikan Manajerial atau nilai tolerance > 0.10 menunjukan tidak
X2 = Kepemilikan Institusional adanya masalah multikolinearitas.
X3 = Komisaris Independen Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas
X4 = Komite Audit Model Collinearity Statistics
Sampel pada penelitian ini adalah 16 Badan Tolerance VIF
Usaha Milik Negara yang terdaftar di Bursa Kepemilikan 0.909 1.100
Efek Indonesia periode 2013- 2017 dengan Manajerial
Teknik purposive sampling dengan syarat Kepemilikan 0.959 1.043
sebagai berikut: 1. Badan Usaha Milik Negara Institusional
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Komisaris 0.973 1.028
periode 2013- 2017. 2. Badan Usaha Milik Independen
Negara yang mempublikasikan laporan Komite Audit 0.895 1.118
tahunan mulai tahun 2013- 2017.
Dari tabel diatas, terlihat bahwa
HASIL DAN PEMBAHASAN keseluruhan variabel penelitian telah bebas
Tabel 1. Uji Asumsi Klasik dari masalah multikolinearitas. Hal ini dapat
Uji Asumsi Klasik Hasil dilihat pada nilai Tolerance keseluruhan
Uji Normalitas (K-S) Memenuhi variabel lebih besar dari 0.01. Selain itu nilai
Uji Multikolinearitas Memenuhi VIF dari keseluruhan variabel memiliki nilai
(Glejser) kurang dari 10.
Uji Heterokesdasitas (VIF Memenuhi Menurut Ghozali (2013) uji ini bertujuan
dan Tolarance) untuk mengetahui apakah dalam sebuah model
Uji Autokorelasi (Durbin Tidak regresi terjadi ketidak samaan varian dari
Watson) Memenuhi residu satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika variance dari residual satu
Menurut Ghozali (2013) uji normalitas pengamatan ke pengamatan yan lain tetap,
dilakukan untuk mengetahui apakah di dalam maka disebut homokedastisitas dan jika
model regresi, kedua variabel yaitu variabel pengamatan yang satu dan lainnya berbeda
independen dan dependen mempunyai disebut dengan heterokedastisitas. Model
distribusi data normal atau mendekati normal. regresi dikatakan baik jika tidak terjadi gejala
Model regresi yang baik adalah model regresi heteroskedasitas. Untuk melakukan uji
yang memiliki dristribusi normal atau heteroskedasitas penelitian ini menggunakan
mendekati normal sehingga dapat terhidar dari uji glesjser dengan dasar pengambilan
bias data. Penelitian ini menggunakan analisis keputusan jika nilai signifikansi diatas 0.05
statistic Kolmogorov-Smirnov yang maka tidak terjadi gejala heteroskedasitas.
mengatakan data berdistribusi normal jika nilai
signifikansi atau p- value > 0.05. Hasil uji

232
JIM UPB Vol 7 No.2 2019
p-ISSN: 2337-3350 Stevi Jimry Poluan & Arya Aditya Wicaksono
e-ISSN: 2549-9491

Tabel 3. Tabel Uji Heterokesdasitas Nilai Perusahaan= -8,794+ 0,016 KM + 4,344


Model Sig KI + 0,442 KIn– 0,424 KA
Kepemilikan Manajerial 0.970 Tabel 4 menunjukan Nilai signifikansi
Kepemilikan Institusional 0.221 dari variabel Kepemilikan Manajerial adalah
Komisaris Independen 0.178 sebesar 0,858 yaitu lebih besar dari tingkat
Komite Audit 0.064 signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak
Berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan memiliki pengaruh terhadap peningkatan nilai
bahwa dalam model regresi tidak terjadi gejala perusahaan (Hipotesis 1 ditolak). Nilai
heterokesdasitas karena nilai signifikansi dari signifikansi dari variabel kepemilkan
keempat variabel diatas lebih besar dari 0.05 institusional menunjukan angka 0,000 yang
Dalam penelitian ini uji autokorelasi dimana lebih kecil dari tingkat signifikansi
menunjukan bahwa dalam model regresi 0,05 dan berkoefisien beta positif, berdasarkan
terjadi gejala autokorelasi. Namun dalam hasil tersebut Kepemilikan dinyakan memiliki
pengujian goodness of fit, nilai signifikansi pengaruh positif terhadap nilai perusahaan
pada uji F menunjukan nilai yang signifikan. (Hipotesis 2 diterima). Variabel komisaris
Sehingga penelitian ini dapat dilanjutkan. independen pada tabel 4 menunjukan nilai
Tabel 4. Hasil Regresi Linier Berganda signifikansi 0,364 yang lebih besar dari tingkat
Coefficientsa signifikansi 0,05, sehingga dapat disimpulkan
Model Unstandardiz Standardiz t Sig variabel komisaris independen tidak memiliki
ed ed . pengaruh terhadap nilai perusahaan (Hipotesis
Coefficients Coefficient 3 ditolak). Varibel terakhir pada penelitian ini
s adalah Komite audit yan menunjukan nilai
signifikansi 0,055 yang lebih besar dari tingkat
B Std. Beta
signifikansi 0,05 dengan koefisien beta
Error
negative yang berarti jumlah komite audit
- memiliki pengaruh negative terhadap nilai
- .00
(Constant) 1.822 4.82
8.794 0 perusahaan (Hipotesis 4 diterima).
7
Pengaruh Kepemilikan Manajerial
Kepemilik terhadap Nilai Perusahaan
.85
an .016 .089 .019 .180 Hasil menunujukan kepemilikan
8
Manajerial manajerial tidak memiliki pengaruh terhadap
Kepemilik nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan
an 5.14 .00 penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan
1 4.344 .845 .518
Institusion 2 0 Suartana (2014). Dengan adanya kepemilikan
al manajerial diharapkan dapat mensejajarkan
Komisaris kepentingan manajemen dan pemegang saham,
.36
Independe .442 .484 .091 .913 sehingga dapat mencapai nilai perusahaan
4
n yang tinggi. Namun pada kenyataannya, para
- manajer memiliki kepentingan lain yang tidak
Komite .05 mencerminkan tujuan perusahaan secara
-.424 .218 -.203 1.94
Audit 5 keseluruhan (Damayanti dan Suartana, 2014).
7
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan Seperti pada praktik earning management yang
dapat menurunkan nilai perusahaan, manajer
Berdasarkan hasil regresi linier yang ikut serta menanamkan modalnya di
berganda pada Tabel 4, dapat disimpulkan suatu perusahaan cenderung memiliki
persamaan regresi sebagai berikut. kepentingan pribadi (Management’s Interest)

233
JIM UPB Vol 7 No.2 2019
p-ISSN: 2337-3350 Stevi Jimry Poluan & Arya Aditya Wicaksono
e-ISSN: 2549-9491

berupa keinginan untuk mendapatkan return perusahaan. Hasil ini bertentangan dengan
yang tinggi (Dewi, 2017). penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya
Pengaruh Kepemilikan Institusional oleh Onasis dan Robin (2016) yang
terhadap Nilai Perusahaan menyatakan adanya pengaruh komite audit
Hasil menunjukan kepemilikan terhadap nilai perusahaan. Namun dalam
institusional memiliki pengaruh positif penelitian ini komite audit memiliki pengaruh
terhadap nilai perusahaan. Setiap kenaikan negative terhadap nilai perusahaan. Mengacu
kepemilikan institusional akan meningkat nilai pada surat edaran dari Direksi PT. Bursa Efek
perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan Jakarta No. SE-008/BEJ/12-2001 dan
penelitian Darmayanti & Suartana (2014) dan kebiijakan Good Corporate Governance
Nuraina (2012) yang menyatakan kepemilikan Indonesia, investor menganggap bahwa
institusional mampu membatasi perilaku keberadaan komite audit dalam sebuah
oppurtunistik para manajer. Dengan adanya perusahaan sudah merupakan sebuah
kepemilikan institusional, pihak institusi dapat kewajiban bagi perusahaan untuk
melakukan pengawasan operasional untuk memenuhinya dan menganggap bahwa
meningkat kinerja perusahaan (Muliani et al, keberadaan komite audit bukan jaminan
2014). Peningkatan kinerja perusahaan kinerja perusahaan menjadi lebih baik. Faktor
mencerminkan operasional yang baik, juga lain yang mungkin dapat menjelaskan tidak
akan meningkatkan nilai perusahaan (Darwis, adanya pengaruh komite audit terhadap nilai
2009). perusahaan adalah kurang optimalnya kinerja
Pengaruh Komisaris Independen terhadap kinerja komite audit dalam menjalankan fungsi
Nilai Perusahaan pengawasan. Sehingga memunculkan
Hasil menunjukan bahwa komisaris pertanggungjawaban manajemen yang kurang
independen tidak memiliki pengaruh terhadap transparan dan mengakibatkan menurunnya
nilai perusahaan. Adanya monitoring yang kepercayaan para pelaku modal yang
dilakukan oleh komisaris independen tidak menyebabkan nilai perusahaan menurun
menghalangi perilaku manajer untuk (Perdana dan Raharja, 2014).
memaksimalkan kepentingan pribadinya
sehingga target perusahaan untuk KESIMPULAN
memaksimalkan nilai perusahaan sulit tercapai Hasil penelitian ini menunjukan hanya
karena adanya perbedaan kepentingan variabel kepemilikan institusional yang
(Wardoyo dan Veronica, 2014). Selain itu memiliki pengaruh positif dan signifikan
dimungkinkan pula keberadaan komisaris terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan
independen dalam perusahaan hanyalah institusional itu sendiri merupakan
bersifat formalitas untuk memenuhi regulasi, kepemilikan saham oleh institusi tertentu yang
sehingga keberadaan komisaris independen ini dipercaya mampu membatasi perilaku
tidak untuk menjalankan fungsi monitoring opurtunistik dari manajemen yang memiliki
yang baik dan tidak menggunakan perbedaan kepentingan yang tidak sesuai
independensinya untuk mengawasi kebijakan dengan tujuan keseluruhan perusahaan.
direksi (Gultom dan Ahmar, 2016). Sedangkan ketiga variabel yang lain yaitu
Pengaruh Komite Audit terhadap Nilai Kepemilikan manajerial, Komisarin
Perusahaan Independen, dan komite audit tidak memiliki
Hasil menunjukan jumlah komite audit pengaruh terhadap nilai perusahaan.
memiliki pengaruh terhadap nilai perushaan Kepemilikan manajerial pada dasarnya
denga arah yg negatif. Sehingga dapat berfungsi untuk menyelaraskan kepentingan
disimpulkan setiap adanya kenaikan jumlah manajer dengan kepentingan para pemegang
komite audit akan menurunkan nilai saham yang lain. Diharapkan dengan adanya
kepemilikan manajerial ini mampu memotivasi
234
JIM UPB Vol 7 No.2 2019
p-ISSN: 2337-3350 Stevi Jimry Poluan & Arya Aditya Wicaksono
e-ISSN: 2549-9491

para manajer untuk meningkatkan kinerja Pengaruh Corporate Social Responsibility


perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. (CSR), Kepemilikan Manajerial dan
Namun dalam penelitian ini kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan.
manajerial masih belum mampu memberi Jurnal Manajemen Keuangan. 5(8): h:
pengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini 114-119
disebabkan karena masih adanya perbedaan Damayanti, N. P. W. P., & Suartana, I. W.
kepentingan antara para manajer dengan tujuan (2014). Pengaruh Kepemilikan Manajerial
keseluruhan perusahaan. Hasil yang sama juga dan Kepemilikan Institusional pada Nilai
terdapat pada Komisaris Independen dan Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi, 575-590.
Komite Audit. Pada penelitian ini komisaris Dewi, W. S., & Mustikawati, R. I. (2018).
independen dan komite audit tidak memiliki Pengaruh Earning Management pada
pengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini Laporan Keuangan Terhadap Nilai
mungkin disebabkan karena keberadaan Perusahaan Dengan Dewan Komisaris
komisaris independen dan komite audit hanya Independen, Kepemilikan Manajerial, dan
sebagai formalitas untuk memenuhi peraturan Kualitas Audit Sebagai Variabel
yang ada. Selain itu dimungkinkan kurangnya Moderating (Studi Empiris pada
koordinasi, komunikasi dan pengambilan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
keputusan dalam menjalankan fungsi kontrol Bursa Efek Indonesia Tahun 2014 dan
antara komisaris independen dan komite audit 2015). Jurnal Profita: Kajian Ilmu
kepada direksi yang menyebabkan fungsi Akuntansi, 6(2).
monitoring yang dilakukan tidak berjalan Darwis, H. (2009). Corporate Governance
dengan baik. Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal
Keuangan Perbankan. Vol. 13, No. 3,
SARAN 2009. Universitas Khairun Ternate
Bagi perusahaan- perusahaan BUMN Embang, E. L. 2016. Pengaruh Corporate
diharapkan dapat memperbaiki komponen Social Responsibility dan Good Corporate
Good Corporate Governance dalam kegiatan Governance Terhadap Nilai Perusahaan
bisnisnya. Disarankan untuk Yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-1014.
mempertimbangkan besarnya proporsi Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Ma
kepemilikan manajerial dan kepemilikan Chung.
institusional. Selain itu juga Felmania, M. (2014). Good Corporate
mempertimbangkan kembali kinerja Komisaris Governance Mechanism, Corporate Social
Independen dan Komite Audit dalam Responsibility Disclosure on Firm Value:
menjalankan fungsi pengawasan sehingga Empirical Study on Listed Company in
fungsi pengawasan dapat berjalan dengan baik Indonesia Stock Exchange. International
untuk tercapainya tujuan perusahaan dan Journal of Finance and Accounting
kesejahteraan para pemangku kepentingan. Studies, 2(1), 1-10.
Bagi peneliti yang ingin melakukan Gultom, R.R. & Ahmar, N. (2016). Model
penelitian yang serupa disarankan untuk Manajemen Stubben, Tata Kelola dan
menambahkan jumlah sampel peneltian atau Nilai Perusahaan Industri Dasar dan
menggunak sektor usaha lain sebagai objek Kimia di Indonesia. Jurnal. Universitas
penelitian. Disarankan pula untuk Bakrie
menambahkan variabel lain yang dapat Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis
mewakili Good Corporate Governance. Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas
DAFTAR PUSTAKA Diponegoro.
Achmad, A. R., Rovila, E. M. (2014). Hadiwidjaja, R.A. (2018). Pengaruh
Pengungkapan Sustainable Reporting dan
235
JIM UPB Vol 7 No.2 2019
p-ISSN: 2337-3350 Stevi Jimry Poluan & Arya Aditya Wicaksono
e-ISSN: 2549-9491

Good Corporate Governance Terhadap Strategi. PT. Elex Media Koputindo.


Nilai Perusahaan Dengan Profitablitas Nuraina, E. (2012). Pengaruh kepemilikan
Sebagai Variabel Pemoderasi. Skripsi. institusional dan ukuran perusahaan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas terhadap kebijakan hutang dan nilai
Ma Chung perusahaan (studi pada perusahaan
Haruman, T. (2008). Pengaruh Struktur manufaktur yang terdaftar di
Kepemilikan Terhadap Keputusan BEI). AKRUAL: Jurnal Akuntansi, 4(1),
Keuangan dan Nilai Perusahaan Survey 51-70Nurlela, I. (2008). Pengaruh
pada Perusahaan Manufaktur di PT. Bursa Corporate Social Responsibility Terhadap
Efek Indonesia. Nilai Perusahaan Dengan Prosentase
Harjoto, M. A., & Jo, H. (2007). Why do firms Kepemilikan Manajemen Sebagai
engage in corporate social responsibility. Variabel Moderating. Simposium
Working Paper). Santa Clara, CA: Santa Nasional Akuntansi XI.
Clara University. Nurlela, I. (2008). Pengaruh Corporate Social
Jensen, M. C & Meckling, W.H. (1976). Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan
Theory of the Firm : Managerial Dengan Prosentase Kepemilikan
Behavior, Agency Costs and Ownership Manajemen Sebagai Variabel
Structure . Journal of Financial Moderating. Simposium Nasional
Economics. Vol. 3, Iss: 4, pp. 305-360. Akuntansi XI.
Marceline, L., & Harsono, A. (2017). Pengaruh Onasis, K., & Robin, R. (2016). Pengaruh Tata
Good Corporate Governance, Karakter Kelola Perusahaan terhadap Nilai
Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Perusahaan pada Perusahaan Sektor
Kebijakan Deviden, dengan Nilai Keuangan yang Terdaftar di BEI. Bina
Perusahaan. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 20(1), 1-22.
Akuntansi, 19(1a-3), 226-236. Orchad, C. (2016). Penerapan Good Corporate
Muliani, L. E., Yuniarta, G. A., AK, S., & Governance dalam Upaya Mewujudkan
Sinarwati, N. K. (2014). Pengaruh kinerja BUMN yang Berbudaya. Jurnal Hukum.
keuangan terhadap nilai perusahaan 2(2)
dengan pengungkapan corporate social Primadhyta, S. (2017). OJK: Praktik GCG
responcibility dan good corporate Perusahaan Indonesia Masih Tertinggal.
governance sebagai variabel diakses dari
pemoderasi. JIMAT (Jurnal Ilmiah (https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/
Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 2(1). 20170920070153-78-242846/ojk-praktik-
Ningsih, Hana Ratna. 2013. Pengaruh gcg-perusahaan-indonesia-masih-
Kepemilikan Manajerial dan Rasio tertinggal pada 23 januari 2019
Pengembalian Aktiva Terhadap Nilai Jimry Poluan, S. (2013). Pengaruh Corporate
Perusahaan (Studi Kasus pada Industri Governance Terhadap Cash Holdings
Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Perusahaan Di Indonesia Selama Tahun
Indonesia). Jurnal Universitas Komputer 1993-2007 (Doctoral dissertation,
Indonesia. Magister Manajemen Program
Nugroho, O. C. 2015. Studi Empiris Good Pascasarjana UKSW).
Coporate Governance dan Pengungkapan Purwaningtyas, F. P., & PANGESTUTI, I. R.
Corporate Social Responsibility Terhadap D. (2011). Analisis Pengaruh Mekanisme
Nilai Perusahaan. Skripsi. Fakultas Good Corporate Governance Terhadap
Ekonomi Universitas Ma Chung. Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada
Nugroho, D. R., dan Siahaan, R. (2005). Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
BUMN Indonesia Isu, Kebijakan, dan di BEI Tahun 2007-2009) (Doctoral
dissertation, Universitas Diponegoro).
236
JIM UPB Vol 7 No.2 2019
p-ISSN: 2337-3350 Stevi Jimry Poluan & Arya Aditya Wicaksono
e-ISSN: 2549-9491

Raharja, & Perdana, R. S. (2014). Analisis


Pengaruh Corporate Governance
Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal
Akuntansi. Vol. 3, No. 3, 2014.
Universitas Diponegoro.
Saputra, W. S. (2018, September). -Pengaruh
Corporate Governance, Corporate Social
Responsibility, dan Intelectual Capital
Tehadap Nilai Perusahaan. In National
Conference of Creative Industry.
Suharli, M. (2006). Studi Empiris Terhdap
Faktor yang Mmempengaruhi Nilai
Perusahaan pada Perusahaan Go Public di
Indonesia. Maksi, 6.
Syafitri, T., Nuzula, N. F., & Nurlaily, F.
(2018). PENGARUH GOOD
CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi pada perusahaan industri sub sektor
logam dan Sejenisnya yang terdaftar di
bei periode 2012-2016). Jurnal
Administrasi Bisnis, 56(1).
Wardoyo, & Veronica, T. M. (2013).
Pengaruh Good Corporate Governance,
Corporatte Social Responsibility, &
Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Dinamika
Manajemen. Vo. 4, No. 2, 2013.
Universitas Gunadarma
Wedayanthi, K. K., & Darmayanti, N. P. A.
(2016). Pengaruh Economic Value Added,
Komposisi Dewan Komisaris, Komisaris
Independen, dan Return on Asset
Terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal.
Vol. 5, No. 6, 2016. Universitas Udayana.

237
JIM UPB Vol 7 No.2 2019

You might also like