You are on page 1of 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

PENGGUNAAN KAPUR TOHOR (CaO) DALAM PENURUNAN KADAR


LOGAM Fe DAN Mn PADA LIMBAH CAIR PEWARNAAN ULANG
JEANS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2017

Neni Saswita, Sulistiyani, Onny Setiani


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: nenisaswita@gmail.com

Abstract : The industry of recoloring jeans used pigment in the process of


fabrication produces liquid waste containing Fe that was 23.90 mg/l, Mn is 35.18
mg/l that exceeded the threshold according to Central Java Provincial Regulation
No. 5 of 2012 about Waste Water Quality Standard for Fe that was 5 mg/l and Mn
was 2 mg/l. Waste water that was not in accordance with the quality standard can
cause environmental damage and health. The usage of calcium oxide with
coagulation-flocculation method is one of the technologies used to decrease the
liquid waste metal content. The purpose of this research was to know the use of
calcium oxide to decrease metal content of Fe and Mn toward liquid waste
recoloring jeans at Magelang district. The type of this research was true
experimental of pretest and posttest with control group design. Sample of this
research wasted water of recoloring jeans at Magelang district. Data analysis with
Shapiro Wilk test (p≤ 0.05). The result shown early content of Fe was 0.805 mg/l
and the content of Mn was 4.188 mg/l. The average pH and temperature of liquid
waste before treatment was 11 and 28.02°C. After tr eatment the pH and
temperature of calcium oxide 4 gr was 11 and 28.47°C th en it was 11 and
28.44°C for calcium oxide 5 gr. There was decreasing met al content with
distributing calcium oxide 4 gr as 13.7% for Fe and 27% of Mn, meanwhile the
decreasing for calcium oxide 5 gr was 30.7% for Fe and 28.2% for Mn. Shapiro
Wilk test shown 0.0001 (p≤0.05) which means there was a different decrease of
metal content of Fe recoloring jeans with various dose treatment of calcium
oxide. Instead for metal content of Mn that shown 0.171 (p≥0.05) which means
there was no difference decrease of metal content of Mn recoloring jeans with
various dose treatment of calcium oxide.

Keywords: Liquid waste, recoloring jeans, calcium oxide, Fe, Mn

PENDAHULUAN
Pewarnaan ulang pakaian dibuang ke perairan bebas, udara
khususnya jeans masih banyak bebas atau dikuburkan, harus dapat
dilakukan dari skala kecil sampai didegradasi oleh alam atau tidak
skala sedang atau dapat dikatakan mengandung bahan yang melebihi
sebagai usaha industri rumah ambang batas yang telah
(1)
tangga. Industri rumah tangga ditentukan. Di dalam kegiatan
kurang mendapat pengawasan pewarnaan ulang jeans di
terhadap penanganan limbah cair. Kecamatan Candi Mulyo Magelang,
Limbah secara umum memerlukan air limbah yang telah digunakan
teknologi tersendiri untuk dibuang langsung ke sungai, hal ini
mengolahnya. Air limbah sebelum

662
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

dapat menyebabkan pencemaran Kapur berbentuk padat


bagi lingkungan. yang berwarna putih, bersifat alkali
Zat warna adalah senyawa dan sedikit pahit. Kapur bereaksi
yang dipergunakan dalam bentuk hebat dengan berbagai asam, dan
larutan atau dispersi pada suatu bereaksi dengan banyak logam
bahan lain sehingga menghasilkan dengan adanya air. Karena kekuatan
warna.(2) Di Indonesia sifat basanya tersebut, kapur banyak
perkembangan produksi zat digunakan sebagai flokulan pada air,
pewarna dapat diketahui dari data pengolahan limbah, serta
ekspor nasional. Kebutuhan zat pengolahan tanah asam.(7) Kapur
pewarna baik untuk keperluan merupakan koagulan yang
proses produksi dan industri digunakan untuk mengurangi zat-zat
meningkat setiap tahunnya, hal organik maupun kimia pada air kotor
tersebut berdasarkan data Biro maupun pada air limbah.
Pusat Statistik tahun 2000.(3) Hasil studi pendahuluan
Tingginya pemakaian zat pewarna yang telah dilakukan di Laboratorium
pada kegiatan industri tertentu Wahana Semarang yang dilakukan
berdampak pada peningkatan pada 5 April 2017 mengenai
jumlah bahan pencemar dalam karakteristik logam berat yang
limbah cair yang dihasilkan.(4) terdapat di limbah cair pewarnaan
Zat warna terdiri dari ulang jeans yaitu kadar Fe sebanyak
beberapa golongan, salah satunya 23,90 mg/l dan kadar Mn sebanyak
yaitu zat warna direk. Zat warna 35,18 mg/l. Pada penelitian ini kadar
direk merupakan zat warna yang logam Fe dan Mn melebihi batas
digunakan dalam industri pewarnaan normal menurut Peraturan Daerah
ulang jeans di Magelang. Zat warna Provinsi Jawa Tengah Nomor 5
direk merupakan zat warna tekstil Tahun 2012 Tentang Baku Mutu Air
yang mempunyai daya ikat dengan Limbah dengan kadar maksimal
serat selulosa, pencelupannya untuk logam berat Fe yaitu 5 mg/l
dilakukan secara langsung dalam dan Mn yaitu 2 mg/l.(8) Berdasarkan
larutan dengan zat-zat tambahan hasil observasi lapangan mengenai
yang sesuai.(5) Limbah cair dari industri kecil pewarnaan ulang jeans
industri tekstil memiliki kandungan di Magelang ternyata belum
logam seperti Cr, Zn, Fe, Co, Cu, memenuhi standar pembuangan
Pb, Cd, Ni, Mn, Al, B, Ba, Hg, Ag, limbah ke lingkungan. Pelaku
Se, As.(6) Faktor lain yang industri kecil pewarnaan ulang jeans
mempengaruhi adanya kadar logam yang berada di daerah Kecamatan
Fe dan Mn pada air limbah selain zat Candi Mulyo Magelang masih
warna yang digunakan adalah air membuang limbah cair tanpa ada
tanah dan peralatan yang digunakan proses pengolahan terlebih dahulu
saat proses produksi berlangsung. yaitu langsung dibuang ke sungai.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk dengan menggunakan metode
dalam jenis penelitian eksperimen penelitian eksperimen dalam skala
sesungguhnya (true experimental), laboratorium. Sedangkan rancangan
yaitu penelitian yang observasinya penelitiannya adalah rancangan
dilakukan terhadap efek dari eksperimen ulang (pretest and
manipulasi penelitian terhadap satu posttest with control group design).
atau sejumlah variabel penelitian Pengukuran dilakukan sebelum dan

663
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

sesudah perlakuan diberikan dan keseluruhan yang akan diteliti


pengaruh perlakuan diukur dari adalah 27 sampel untuk masing-
perbedaan antara pengukuran awal masing perlakuan dengan volume 1
dan pengukuran akhir.(9) liter air sampel.
Sampel dalam penelitian ini Analisis data menggunakan
adalah sebagian limbah cair yang Shapiro Wilk dengan menggunakan
diambil dari limbah cair industri tingkat kesalahan 5% (α= 0,05)
pewarnaan ulang jeans yang terletak untuk menguji apakah ada
di Desa Tampir Kulon Kecamatan perbedaan yang bermakna pada
Candimulyo Kabupaten Magelang. penurunan kadar Fe dan Mn pada
Berdasarkankan rumus pengulangan limbah cair pencucian jeans di
sampel, sampel diberikan Magelang dengan perlakuan
pengulangan sebanyak 9 kali menggunakan variasi dosis kapur
dengan perlakuan 2 dosis kapur tohor 4 gram dan 5 gram.
tohor dan 1 kontrol sehingga jumlah

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Univariat
Tabel 1. Hasil Uji Kadar Logam Fe Limbah Cair Pewarnaan Ulang Jeans Kabupaten
Magelang
Pen Perlakuan pH Suhu (oC)
Prete 4 gram 5 gram 4 gram 5 gram
gula Kontrol 4 5
st
ngan (mg/l)
post

post

post

post
gram gram
pre

pre

pre

pre
(mg/l)
Ke- (mg/l) (mg/l)
1 0,825 0,708 0,730 0,569 11 10 11 10 29 29 29 29
2 0,790 0,720 0.711 0,577 10 11 10 11 28 29 28 29
3 0,785 0,711 0,694 0,582 10 11 10 11 28 29 28 29
4 0,811 0,697 0,690 0,570 11 11 11 11 28 29 28 29
5 0,824 0,704 0,685 0,560 10 11 10 11 28 28 28 28
6 0,788 0,715 0,702 0,549 10 10 10 11 28 28,2 26 28
7 0,793 0,720 0,682 0,544 11 10 11 10 27,2 28 27 28
8 0,809 0,708 0,680 0,539 11 11 11 11 27,5 28 28 28
9 0,818 0,686 0,678 0,528 11 11 11 11 28 28 28 28

Rata 27,9 28,4


-rata 0,805 0,708 0,695 0,558 11 11 11 11 28,47 27,78
7 4

664
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 2. Hasil Uji Kadar Logam Mn Limbah Cair Pewarnaan Ulang Jeans Kabupaten
Magelang
Pen Perlakuan pH Suhu (oC)
Prete 4 gram 5 gram 4 gram 5 gram
gula Kontrol 4 5
st
ngan (mg/l)

post

post

post

post
gram gram

pre

pre

pre

pre
(mg/l)
Ke- (mg/l) (mg/l)
1 4,180 3,880 3,120 3,080 11 10 11 10 29 29 29 29
2 4,240 3,775 3,093 2,835 10 11 10 11 28 29 28 29
3 4,232 3,820 3,088 3,190 10 11 10 11 28 29 28 29
4 4,197 3,814 3,103 3,005 11 11 11 11 28 29 28 29
5 4,080 3,740 3,009 3,019 10 11 10 11 28 28 28 28
6 4,173 3,782 3,112 2,910 10 10 10 11 28 28,2 26 28
7 4,209 3,770 2,993 2,985 11 10 11 10 27,2 28 27 28
8 4,193 3,630 2,990 3,004 11 11 11 11 27,5 28 28 28
9 4,188 3,622 3,010 3,013 11 11 11 11 28 28 28 28

27,9 28,4
Rata 4,188 3,759 3,058 3,005 11 11 11 11 28,47 27,78
7 4
-rata

Hasil uji di laboratorium logam Fe tersebut tidak melebihi


diperoleh, nilai rata-rata dari batas normal menurut Peraturan
penurunan kadar Fe pada kelompok Daerah Provinsi Jawa Tengah
kontrol yaitu 0,708 mg/l. Sedangkan Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Baku
kelompok perlakuan, rata-rata Mutu Air Limbah dengan kadar
penurunan kadar Fe dosis koagulan maksimal untuk logam Fe yaitu 5
4 gram yaitu 0,695 mg/l, rata-rata mg/l.
penurunan kadar Fe dosis koagulan Penurunan kadar logam Mn
5 gram yaitu 0,558 mg/l. Hasil dari hasil penelitian ini, koagulan
tersebut menunjukkan bahwa kapur tohor dapat menurunkan
dengan bertambahnya massa kadar logam Mn. Untuk nilai rata-
koagulan kapur tohor maka makin rata dari penurunan kadar Mn pada
bertambah tinggi nilai penurunan Fe kelompok kontrol yaitu 3,759 mg/l.
karena semakin banyak partikel Sedangkan kelompok perlakuan,
koloid yang menggumpal dan rata-rata penurunan kadar Mn dosis
mengendapkan zat-zat kimia koagulan 4 gram yaitu 3,058 mg/l,
sehingga Fe terendapkan juga rata-rata penurunan kadar Mn dosis
banyak. Hasil tersebut sejalan koagulan 5 gram yaitu 3,005 mg/l.
dengan penelitian Sarino, Namun, nilai logam Mn tidak
penambahan bubuk kapur pada mengalami penurunan yang
kadar Fe awal sebesar 2,2 mg/l konsisten. Terjadi naik turunnya nilai
pada dosis penambahan 10 mg logam Mn setiap pengulangannya,
adalah 1,672 mg/l, pada dosis dan dari hasil penelitian didapat
penambahan 20 mg/l sebesar bahwa pengulangan 1, 2, 4, 6, 7
1,0556 mg/l pada penambahan 30 semuanya mengalami penurunan
mg/l adalah 0,6384 mg/l, pada nilai logam tinggi sesuai dengan
penambahan 40 mg/l didapat hasil semakin banyaknya dosis koagulan.
0,1816 mg/l, dan pada penambahan Berbeda dengan pengulangan ke-5,
50 dan 60 didapat hasil nol. Kadar 8 dan 9, nilai penurunan kadar

665
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

logam Mn malah lebih tinggi pada Tentang Baku Mutu Air Limbah
pemberian koagulan 4 gram dengan kadar maksimal untuk logam
dibandingkan dengan pemberian Mn yaitu 2 mg/l. Meskipun tidak
koagulan 5 gram. Terjadi kenaikan bersifat toksik, mangan dapat
kadar logam Mn ini dianggap mengendalikan kadar unsur toksik di
sebagai salah satu bentuk perairan, misalnya logam berat. Jika
penyimpangan perlakuan yang dibiarkan di udara terbuka dan
dipengaruhi oleh banyak hal seperti mendapat cukup oksigen, air dengan
pengendapan sebelum perlakuan kadar Mangan (Mn2+) tinggi (lebih
yang tidak efekif, kadar logam Mn dari 0,01 mg/liter) akan membentuk
sebelum perlakuan yang lebih tinggi, koloid karena terjadinya proses
ketidaktelitian dalam pemberian oksidasi Mn2+ menjadi Mn4+. Koloid
koagulan kapur. Pemberian ini mengalami persipitasi
koagulan kapur dapat menurunkan membentuk warna cokelat gelap
kadar logam Fe dan Mn, karena sehingga air menjadi keruh.(10)
kapur mengikat ion yang bervalensi Pada pengolahan air kotor,
+2, maka Fe2+ dan Mn2+. Sehingga kapur dapat mengurangi kandungan
kapur mengeleminasi logam besi bahan-bahan organik. Cara kerjanya
dan mangan. yaitu kapur ditambahkan untuk
Penurunan kadar logam Mn mereaksikan alkalibikarbonat serta
disebabkan oleh kurang optimalnya mengatur pH air sampai sehingga
proses presipitasi logam Mn. menyebabkan pengendapan. Proses
Kemungkinan hal yang dapat terjadi pengendapan ini akan berjalan
karena pembentukan flok tidak secara efektif apabila pH air antara
sempurna dan pengendapan 6-8.(11) Pemberian koagulan
presipitasi pada proses koagulasi- mempengaruhi kenaikan pH pada
flokulasi tidak berjalan dengan baik. sampel yang diuji. Pada penelitian
Pembentukan flokulan yang tidak yang dilakukan oleh Laela Novita
sempurna tersebut dapat dkk, pengaturan pH dapat
dipengaruhi oleh kurangnya dosis memberikan hasil koagulasi yang
koagulan, kecepatan pengadukan, baik dan pada umumnya,
dan pengendapan sebelum pengendapan untuk ion logam berat
perlakuan yang kurang efektif serta yang optimal diperoleh pH berkisar
waktu pengendapan setelah antara 6-9. Sedangkan untuk nilai
perlakuan selama 45 menit belum rata-rata suhu baik kelompok kontrol
cukup untuk terjadinya fase maupun kelompok perlakuan masih
pengendapan flokulan. Namun dari berada sesuai suhu optimum yaitu
data tersebut, diperoleh rata-rata tidak lebih dari 300C. Pada penelitian
penambahan dosis koagulan Zikri Rahimah, Heliyanur Heldawati,
ternyata dapat menurunkan nilai Isna Syauqiah, pada pH nilai
logam Mn yang terdapat dalam tergantung dari koagulan yang
limbah pewarnaan ulang jeans, digunakan karena kapur bersifat
semakin tinggi dosis koagulan yang basa sehingga pH menjadi naik yaitu
diberikan maka semakin tinggi nilai pada limbah deterjen buatan 10,39
penurunan kadar logam Mn pada air menjadi 12,64 pada massa koagulan
limbah. Namun, dari hasil tersebut 5 gram. Suhu berpengaruh terhadap
belum bisa mencapai angka yang daya koagulasi-flokulasi dan apabila
sesuai baku mutu menurut suhu limbah tinggi maka akan
Peraturan Daerah Provinsi Jawa memerlukan pemakain bahan
Tengah Nomor 5 Tahun 2012 koagulan yang banyak, dari hasil

666
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

yang didapat suhu limbah sebelum (Man Whitney) didapatkan hasil


dan sesudah pengolahan tidak bahwa ada perbedaan bermakna
terjadi perubahan yaitu pada suhu pada setiap masing-masing
rata-rata 28,5ºC.(12) Hal ini sesuai penurunan kadar logam Fe dengan
dengan penelitian yang dilakukan variasi dosis koagulan kapur tohor 4
oleh Metclaff dan Eddy tahun 1991, gram dan 5 gram. Pada Penelitian
yang mengemukakan bahwa Ayu Herlina, pada limbah air asam
penggunaan kapur pada dosis tambang bahwa efektifitas
rendah dapat memperbesar nilai pH penurunan logam Fe penggunaan
hingga 5-7 dan penggunaan kapur kapur tohor sebesar 51,85% dan
pada dosis tinggi dapat menaikkan penurunan logam Mn sebesar
pH sampai dengan 10.(13) 62,54%. Dari penelitian ini kapur
Hasil pengukuran nilai pH tohor lebih optimal untuk menaikkan
baik sebelum dan setelah perlakuan pH dan kandungan logam Fe dan
menunjukkan adanya peningkatan Mn.
dan penurunan nilai pH, bahkan nilai Berdasarkan uji Kruskal
pH sebelum dan setelah perlakuan Wallis untuk kadar logam Mn
memiliki nilai yang sama. Itu diperolah nilai signifikan sebesar
dikarenakan pengukuran pH setelah 0,171 atau ≥ 0,05. Maka dapat
perlakuan dilakukan setelah proses diketahui bahwa Ho diterima itu
jar test selesai. Bukan saat kapur berarti tidak ada perbedaan
tohor dimasukkan ke dalam beaker penurunan kadar logam Mn pada air
glass yang berisi air limbah. Karena limbah pewarnaan ulang jeans
proses pengadukan tersebut yang dengan menggunakan variasi dosis
mengakibatkan nilai pH naik turun koagulan kapur tohor dan
setelah perlakuan pada 9 kali berdasarkan uji lanjutan post hoc
pengulangan. Penambahan larutan (Man Whitney) didapatkan hasil
kapur sebagai koagulan yang bahwa tidak ada perbedaan
berfungsi untuk menurunkan kadar bermakna pada setiap masing-
Fe dan Mn akan menyebabkan pH masing penurunan kadar logam Mn
limbah cair pewarnaan ulang jeans dengan variasi dosis koagulan kapur
mengalami peningkatan dan limbah tohor 4 gram dan 5 gram. Hasil uji
cair menjadi bersifat basa. Hasil ini statistik yang menunjukkan adanya
menunjukkan bahwa dengan perbedaan yang bermakna antara
penambahan larutan kapur akan kadar Fe pada air limbah yang
menaikan kondisi pH, semakin besar dilakukan pada berbagai variasi
dosis kapur yang ditambahkan maka dosis, bahwa perbedaan kadar Fe
kenaikan pH akan semakin besar.(14) pada air limbah sebelum dan setelah
Berdasarkan uji Kruskal perlakuan benar-benar disebabkan
Wallis untuk kadar logam Fe oleh pengaruh penambahan kapur
didapatkan nilai signifikan sebesar yang bervariasi. Lain halnya dengan
0,0001 atau ≤ 0,05. Maka dapat kadar Mn, kadar Mn mengalami
diketahui bahwa Ho ditolak itu berarti penurunan namun hasil uji statistik
ada perbedaan penurunan kadar menunjukkan bahwa tidak ada
logam Fe pada air limbah perbedaan yang bermakna setelah
pewarnaan ulang jeans dengan perlakuan dengan pemberian variasi
menggunakan variasi dosis dosis kapur yaitu 4 gram dan 5
koagulan kapur tohor. Dan gram.
berdasarkan uji lanjutan post hoc

667
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

KESIMPULAN
Ada perbedaan penurunan Perlu adanya penelitian
kadar logam Fe pada air limbah lebih lanjut mengenai cara
pewarnaan ulang jeans di menurunkan nilai pH yang optimal
Kabupaten Magelang menggunakan dalam penurunan kadar logam pada
koagulan kapur tohor. Dan tidak ada air limbah pewarnaan ulang jeans di
perbedaan penurunan kadar logam Magelang menggunakan koagulan
Mn pada air limbah pewarnaan kapur dan perlu adanya penelitian
ulang jeans di Kabupaten Magelang lebih lanjut untuk menghilangkan
menggunakan koagulan kapur tohor. warna pekat pada limbah cair
Penurunan kadar logam Fe setelah pewarnaan ulang jeans di Magelang.
perlakuan sudah sesuai dengan Disarankan bagi pemilik
baku mutu, sedangkan penurunan industri tekstil sebelum limbah cair
kadar logam Mn setelah perlakuan pewarnaan ulang jeans dibuang ke
masih belum sesuai baku mutu air sungai, sebaiknya dilakukan
limbah yang di atur oleh Peraturan pengolahan terlebih dahulu sehingga
Daerah Provinsi Jawa Tengah kandungan logam yang terkandung
Nomor 5 Tahun 2012, kadar dalam air limbah sesuai dengan
maksimal untuk kadar logam Fe baku mutu yang telah ditetapkan dan
yaitu 5 mg/l dan Mn yaitu 2 mg/l. bagi pekerja di industri rumahan
Selain zat warna, ada faktor lain pewarnaan ulang jeans di Magelang
yang mempengaruhi adanya kadar harus menggunakan APD yang baik
logam Fe dan Mn pada air limbah sehingga menghindari gangguan
yaitu air tanah dan peralatan yang kesehatan.
digunakan saat proses produksi
berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA
1. Widjajanti, E. Peran Kimia 5. Sunarto. Teknologi
Fisika dalam Industri. Pencelupan dan Pencapan
Makalah Pengabdian pada Jilid I. Jakarta: Departemen
Masyarakat. Fakultas MIPA. Pendidikan Nasional. 2008.
UNY.Yogyakarta. 2009. 6. Faujiah, Fitriany.
2. Rambe, A.M. Pemanfaatan Pemanfaatan Karbon Aktif
Biji Kelor Moringa Oleifera Dari Limbah Padat Industri
sebagai Koagulan Alternatif Agar-Agar Sebagai Adsorben
dalam Proses Penjernihan Logam Berat dan Bahan
Limbah Cair Industri Tekstil. Organik Dari Limbah Industri
Skripsi. Universitas Sumatera Tekstil. Departemen
Utara. 2009. Teknologi Hasil Perairan
3. Biro Pusat Statistik Tahun Fakultas Perikanan dan Ilmu
2010, Kelautan Institut Pertanian
(http://ejournal.uajy.ac.id/862 Bogor. 2012.
6/3/2BL01195.pdf, Diakses 7. Sugiharto. Dasar-dasar
pada 25 Oktober 2016) Pengelolaan Air Limbah.
4. Nugroho, R dan Ikbal. Jakarta: Penerbit Universitas
Pengolahan Air Limbah Indonesia. 1997.
Berwarna Industri Tekstil 8. Herlina A.,dkk.Pengaruh Fly
dengan Proses AOPs. Ash Dan Kapur Tohor Pada
JAI.vol 1 : 2. 2005. Netralisasi Air Asam

668
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Tambang Terhadap Kualitas Program Pascasarjana


Air Asam Tambang (pH, Fe & Universitas Diponegoro.
Mn) Di Iup Tambang Air Laya Semarang. 2006.
Pt.Bukit Asam (Persero),Tbk. 12. Rahimah, Z., dkk.
Hail. JurnaIlmuTeknik. Vol. 2. Pengolahan Limbah Deterjen
No. 2. 2014 dengan Metode Koagulasi
9. Notoatmodjo, Soekidjo. Flokulasi Menggunakan
Metodologi Penelitian Koagulan Kapur dan PAC.
Kesehatan. Rineka Cipta. Program Studi Teknik Kimia
2005. Fakultas Teknik Universitas
10. Lewinsky AA. Hazardous Lambung Mangkurat.
Materials and Wastewater Konversi, Volume 5 No. 2,
Treatment, Removal and Oktober 2016.
Analysis. New York: Nova 13. Oktiawan, W dan
Science Publisher. 2007. Krisbiantoro. Efektifitas
11. Budi, S.S. Penurunan Fosfat Penurunan Fe2+ Dengan Unit
Dengan Penambahan Kapur Saringan Pasir Cepat Media
(Lime), Tawas Dan Filtrasi Pasir Aktif. Semarang : FT-
Zeolit Pada Limbah Cair TL Universitas Diponegoro.
(Studi Kasus Rs Bethesda 2007.
Yogyakarta). Tesis. Program 14. Satterfield Z. Jar Test. USA:
Magister Ilmu Lingkungan Mcgraw Hill. 2008.

669

You might also like