You are on page 1of 8

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI UKL-UPL

DALAM MENGURANGI KERUSAKAN LINGKUNGAN


(Studi pada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang
dan Masyarakat Sekitar PT Tri Surya Plastik Kecamatan Lawang)

Tri Fitri Puspita Sari, Mochamad Makmur, Mochamad Rozikin


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: tri.fitri.13@gmail.com

Abstract: Effectiveness of UKL-UPL implementation in Reducing Environmental Damage


(Study in Enviromental Corporation Malang Regency and The Communities Around the PT Tri
Surya Plastik in Subdistrict of Lawang). To reducing the environmental damage that caused by
industrial development in Indonesia, the Government establises sustainable development, by
obliging industrial agent to comply UKL-UPL in the environmental permit and business license.
However, there are still contamination that occurred, one of that is made by PT Tri Surya Plastik
in Lawang subdistrict. Although it has UKL-UPL but still violate the decisions that has been
agreed. Besides the strong smell, the factory also dispose of waste to Suko River that causing
harm and health disorders surrounding communities, so that it make questioned how the
effectiveness of the UKL-UPL implementation. This research is a qualitative descriptive study. The
results of this research show that implementations have not been effective, though the regulation
was clear and accordance with the public issues that evolved, but the expected results in reducing
water pollution has not been effective. Due to lack of awareness of efforts in fulfilling the UKL-
UPL, not optimal implementation and enforcement violations by Environmental Corporation, and
the presence of elements that hinder effectiveness.

Keywords: effectiveness, implementation of UKL-UPL in reducing environmental damage

Abstrak: Efektivitas Implementasi UKL-UPL dalam Mengurangi Kerusakan Lingkungan


(Studi pada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang dan Masyarakat Sekitar PT Tri
Surya Plastik Kecamatan Lawang). Mengurangi kerusakan lingkungan akibat pembangunan
industri di Indonesia pemerintah memberlakukan pembangunan perkelanjutan, dengan
mewajibkan pelaku usaha memenuhi UKL-UPL di dalam pengurusan izin lingkungan dan izin
usaha. Namun, masih terdapat pencemaran yang terjadi, salah satunya yang dilakukan PT Tri
Surya Plastik Kecamatan Lawang. Walaupun sudah memiliki UKL-UPL namun masih melanggar
ketentuan yang sudah disepakati. Selain bau menyengat, pabrik juga membuang limbah ke Kali
Suko menyebabkan kerugian dan gangguan kesehatan masyarakat sekitar sehingga memper-
tanyakan bagaimana efektivitas implementasi UKL-UPL. Penelitan ini merupakan penelitian
kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi yang dilakukan belum
efektif walaupun peraturan sudah jelas dan sesuai dengan isu publik yang berkembang, tetapi hasil
yang diharapkan dalam mengurangi pencemaran air belum efektif. Dikarenakan kurangnya
kesadaran pelaku usaha dalam memenuhi UKL-UPL, belum optimalnya implementasi dan
penindakan pelanggaran oleh BLH, dan terdapatnya unsur-unsur yang menghambat efektivitas.

Kata kunci: efektivitas, implementasi UKL-UPL dalam mengurangi kerusakan lingkungan

Pendahuluan dipungkiri sektor industri memang membe-


Revolusi industri menyebabkan negara rikan sedikit pencerahan terhadap perekono-
maju maupun negara berkembang, termasuk mian Indonesia, namun tingginya pemba-
Indonesia terus memacu pertumbuhan indus- ngunan industri juga dapat mengancam ling-
tri di negaranya, karena dianggap sebagai kungan dan masyarakat jika tidak diiringi
salah satu jaminan pertumbuhan ekonomi dengan usaha pencegahan perusakan lingku-
jangka panjang. Sebab dianggap dapat me- ngan. Karena itulah pemerintah memberla-
ningkatkan pendapatan negara dan mampu kukan sustainable development (pembangu-
memecahkan masalah pengangguran. Tidak nan berkelanjutan) yang tercantum dalam

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 161-168 | 161


UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlin- dan faktor penghambat dan pendorong apa
dungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. saja yang mempengaruhinya.
Salah satu upaya preventif yang dilaku- Tujuan penelitian ini adalah untuk men-
kan dengan mewajibkan kepada setiap pela- diskripsikan dan menganalisis efektivitas
ku industri untuk memenuhi pengurusan izin implementasi UKL-UPL di Kecamatan
lingkungan dengan menyertakan Analisis Lawang dalam mengurangi kerusakan ling-
Dampak Lingkungan (AMDAL), Upaya Pe- kungan dan faktor-faktor penghambat dan
ngelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pe- pendorong yang berpengaruh di dalamnya.
mantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL), Manfaat penelitian sebagai masukan terha-
dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelo- dap pemerintah dalam mengimplementa-
laan dan Pemantauan Lingkungan Hidup sikan kebijakan terkait upaya mengurangi
(SPPL) sebagai syarat pengurusan izin. kerusakan lingkungan guna mewujudkan
Melalui kewajiban tersebut diharapkan sustainable development serta menghimbau
dapat mendorong kesadaran pihak pengusa- masyarakat untuk berpartisipasi didalamnya.
ha untuk mengkaji perencanaan pembangu-
nan proyek yang lebih ramah lingkungan. Tinjauan Pustaka
Karena menurut Sony Keraf di dalam 1. Kebijakan Publik
+DUML\DWQL ³7DQSD L]LQ OLQJNXQJDQ Sebuah isu menurut Wahab (2010,
rencana kegiatan dan/atau usaha seperti per- h.14) dapat diangkat menjadi sebuah kebija-
tambangan, industri, atau kegiatan lain yang kan jika mencapai suatu titik kritis, menim-
berpotensi berdampak bagi lingkungan tidak bulkan dampak yang dramatik, menyangkut
ELVD GLMDODQNDQ ´ Menindaklanjuti hal ini pe- emosi orang banyak, mendapat dukungan
merintah daerah Kabupaten Malang menge- media massa, menjangkau dampak yang
luarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun luas, mempermasalahkan kekuasaan dan le-
2010 tentang Pengendalian Pencemaran dan gitimasi, persoalan fashionable, sulit dijelas-
Kerusakan Lingkungan Hidup menimbang kan namun dapat dirasakan. Menurut Islamy
banyaknya industri dan isu lingkungan yang (1991, h.20-21) sebuah kebijakan publik da-
muncul akibat pencemaran. pat didefinisikan: berorientasi pada tujuan,
Salah satu isu lingkungan yang meng- berupa penetapan tindakan pemerintah, tidak
hebohkan adalah pencemaran oleh PT Tri hanya dinyatakan juga dilaksanakan dalam
Surya Plastik. Berdasarkan liputan dari salah bentuk nyata, dilakukan atau tidak dilandasi
satu media melalui tulisan Humaniora yang maksud dan tujuan tertentu, ditujukan bagi
terdapat pada http://metrotvnews.com bahwa kepentingan seluruh anggota masyarakat.
³0DV\DUDNDW 6XPEHUVXNR .HO. Lawang, Adapaun yang menjadi faktor pendu-
Kecamatan Lawang mengalami sakit gatal- kung implementasi kebijakan menurut
gatal dan sesak napas akibat dampak Soenarko (2005, h.186-187) yaitu persetu-
buruknya IPAL (Instalasi Pengelolaan Air juan, dukungan dan kepercayaan rakyat, isi
Limbah) pabrik PT Tri Surya Plastik. dan tujuan kebijakan jelas, pelaksana mem-
WALHI menentukan pemilik pabrik secara punyai cukup informasi kondisi kesadaran
sah PHQFHPDUL OLQJNXQJDQ ´ masyarakat, pembagian kerja yang efektif,
Adanya keluhan masyarakat ini mem- kekuasan dan wewenang dibagi secara rasio-
pertanyakan bagaimana efektivitas UKL- nal, pemberian tugas dan kewajiban yang
UPL di dalam mengurangi kerusakan ling- memadai. Sedangkan penyebab kegagalan
kungan karena belum ada tindakan dari pe- kebijakan menurut Sunggono (1994, h.149-
merintah terkait pencemaran tersebut. Untuk 153), yaitu isi kebijakan kurang jelas,
itu, perlu ditinjau kembali bagaimana bentuk kurangnya ketetapan intern dan ekstern,
implementasi oleh BLH (Badan Lingkungan kurangnya informasi akibat gangguan komu-
Hidup) Kabupaten Malang. Apakah telah nikasi, kurangnya dukungan, SDM, dan
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan atau pembagian potensi antar pelaku kebijakan
belum. Maka penulis mengambil rumusan terkait diferensiasi tugas, struktur dan
masalah terkait bagaimana efektivitas imple- wewenang organisasi pelaksana.
mentasi UKL-UPL di Kecamatan Lawang
dalam mengurangi kerusakan lingkungan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 161-168 | 162


2. Efektivitas Implementasi Kebijakan perlukan kebijakan lingkungan yang mem-
Terkait efektivitas Arthur G.Gedein dkk punyai sasaran untuk mengatur pengelola-
dalam Mahmudi (2005, h.61) mengatakan han dan pemanfaatan SDA dan lingkungan
bahwa ³(IHNWLYLWDV merupakan hubungan yang berkelanjutan dan berkeadilan seiring
antara output dengan tujuan, semakin besar dengan peningkatan kesejahteraan.
kontribusi output terhadap pencapaian Menurut Taufiq (2011, h.) yang perlu
tujuan semakain efektif organisasi, program diperhatikan dalam ranah kebijakan untuk
DWDX NHJLDWDQ ´ Nugroho (2012, h.709) men- keberlanjutan lingkungan yaitu: ditekankan-
jelaskan bahwa terdapat 5 tepat dalam me- nya pengelolaan hutan, air, dan tanah dalam
ngukur implementasi kebijakan yang efektif, pengelolaan sumber alam, pengelolaan dam-
yaitu tepat kebijakannya, pelaksannya, tar- pak pembangunan terhadap lingkungan, dan
get, lingkungan dan prosesnya. Sedangkan pembangunan SDM yang baik. Karena itu di
untuk mengukur efektivitas menurut Duncan dalam kebijakan lingkungan dibutuhkan ke-
dalam Steers (1985, h.53) dilakukan dengan bijakan pengelolaan lingkungan hidup seba-
melihat: pencapaian tujuan, baik kurun wak- gai usaha untuk memelihara atau memper-
tunya, target dan dasar hukumnya; integ- baiki mutu lingkungan agar kebutuhan dasar
ritas, yaitu pengukuran kemampuan orga- dapat terpenuhi dengan baik (Soemarwoto,
nisasi dilihat dari prosedur dan proses sosi- 1983, h.66). Keberhasilnnya dicerminkan
alisasi di dalam dan luar organisasi; dan berdasarkan kemampuan daerah/negara da-
yang terkahir adaptasi, yaitu proses penye- lam mengelola lingkungan. Mengubah sikap
suaian terhadap perubahan peningkatan ke- dan kelakuan terhadap lingkungan dapat
mampuan dan sarana prasarana. dilakukan dengan menggunakan instrumen:
pengaturan, pengawasan, ekonomi, dan per-
3. Pembangunan Berkelanjutan suasif (Supriadi, 2005, h.32-33)
Dalam UU-PPLH pembangunan ber- Masalah yang sering timbul biasanya
kelanjutan diartikan sebagai upaya sadar dan adalah masalah pencemaran dan perusakan
terencana yang memadukan aspek lingku- lingkungan. Pencemaran menurut Mukhta-
ngan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam sor (2008, h.106) adalah masuknya bahan
strategi pembangunan untuk menjamin ke- atau zat ke dalam lingkungan baik itu pada
utuhan lingkungan hidup, keselamatan, tanah, air, maupun udara sehingga konsen-
kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup trasi zatnya mengganggu lingkungan. Menu-
generasi saat kini dan generasi masa depan. rut Erwin K ³3DGD SULnsipnya
Menurut Mukhtasor (2008, h.214) diper- orang yang melakukan pencemaran juga
lukan indikator untuk menilai keberhasilan akan melakukan perusakan lingkungan dan
pembangunan berkelanjutan, yaitu tercuku- VHEDOLNQ\D ´ Dalam pengendalian masalah
pinya kebutuhan SDA saat ini dan generasi lingkungan perlakuan setiap negara sangat-
mendatang, menjaga keharmonisan antara lah berbeda, Mukhtasor membedakannya:
pembangunan dan lingkungan, pembangu- Tabel Perbedaan Pengendalian Masalah
nan dilakukan dengan menjaga dan mening- Lingkungan Hidup
katkan kualitas lingkungan, adanya keseta- No Indikator
Perbedaan Masalah Lingkungan Hidup

raan sosial yang menjamin keberlanjutan Negara Maju Negara Berkembang


1. Tingkat kesadaran -Tinggi -Rendah
moral, sosial dan fisik lingkungan, serta me- masyarakat terhadap -Responsif -Kurang responsif
kerusakan dan
ngubah prilaku dan kebiasaan politik dengan pencemaran
2. Perhatian lingkungan.
pemerintah -Tinggi -Rendah
terhadap reaksi -Cepat bertindak -Lambat Bertindak
meningkatkan partisipasi. masyarakat.
3. Teknologi dalam proses -Canggih -Seadanya
produksi. -Limbah memenuhi -Limbah sering melampaui
4. Kebijakan dalam Pengendalian Lingku- baku mutu baku mutu
4. Teknologi dalam -Canggih -Kurang tersedia
ngan Hidup penanganan masalah -Tanggung jawab -Tanggung jawab kurang
Soemarwoto (1983, h.42-46) menjelas- lingkungan yang timbul. tinggi
5. Penerapan sangsi hukum -Diterap-kan secara -Sering mengalami kendala
kan bahwa manusia membutuhkan makhluk ketat dan konsisten dalam pembuktian
- Kurang diterapkan karena
hidup lain dan lingkungannya untuk hidup, pertimbangan tenaga kerja,
berkurangnya penerimaan
saling berinteraksi sehingga mempengaruhi dari pajak, dll
dan dipengaruhi antar satu dan lainnya. Ka- Sumber: Mukhtasor (2008, h.217)

rena itu, menurut Taufiq (2011, h.24) di-

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 161-168 | 163


5. Konsep dan Pelaksanaan UKL-UPL Metode Penelitian
Dalam UU-PPLH, UKL-UPL diartikan Jenis penelitian yang dipakai di dalam
sebagai pengelolaan dan pemantauan terha- penelitian ini adalah jenis penelitian kua-
dap usaha dan/atau kegiatan yang tidak ber- litatif dengan pendekatan deskriptif. Menu-
dampak penting terhadap lingkungan hidup rut Singarimbun dan Effendi (1989, h.4)
yang diperlukan bagi proses pengambilan SHQHOLWLDQ GHVNULSWLI ³GLPDNVXGNDQ XQWXN
keputusan tentang penyelenggaraan usaha pengukuran yang cermat terhadap fenomena
dan/atau kegiatan. Tidak berdampak penting sosial tertentu yang mengembangkan konsep
disini maksudnya berada di luar kriteria dan penghimpunan fakta, tetapi tidak mela-
AMDAL. Adapun fungsi UKL-UPL menu- NXNDQ SHQJXMLDQ KLSRWHVLV ´
rut Erwin (2011, h.103-105) yaitu sebagai Fokus dalam penelitian ini adalah: (1)
acuan dalam penyusunan pedoman teknis Efektivitas implementasi UKL-UPL sebagai
UKL-UPL bagi departemen/lembaga peme- instrumen pencegahan terjadinya kerusakan
rintah non departemen sektoral, acuan pe- lingkungan di Kecamatan Lawang berdasar-
nyusunan UKL-UPL bagi pemrakarsa apa- kan hubungan output dan tujuannya yang
bila pedoman teknis UKL-UPL dari sektoral dilihat dari ketepatan kebijakan, dukungan
belum diterbitkan, dan istrumen pengikat internal dan eksternal dalam pencapaian
bagi pihak pemrakarsa untuk melaksanakan efektivitas, serta kepatuhan dan daya tang-
pengelolaan dan pemantauan lingkungan. gap aktor yang terlibat dalam implementasi.
Untuk pelaksanaannya mencakup rencana (2) Faktor pendorong dan penghambat yang
usaha yang akan dilaksankan; uraian secara berpengaruh dalam pencapaian efektivitas
singkat mengenai SDA dan lingkungan yang implementasi UKL-UPL sebagai upaya pe-
terkena dampak; uraian mengenai sumber, ngurangan kerusakan lingkungan.
jenis, sifat, dan tolak ukur dampak yang Lokasi penelitian Kecamatan Lawang,
muncul; uraian secara rinci mengenai upaya situs penelitian pada Badan Lingkungan
pengelolaan lingkungan; uraian secara rinci Hidup Kabupaten Malang dan masyarakat
mengenai upaya pemantauan lingkungan ter- sekitar PT Tri Surya Plastik. Sumber data
kait sifat kegiatan, dampak yang dipantau, diperoleh dari data primer dan sekunder.
lokasi, waktu, dan cara pemantauan; uraian Teknik pengumpulan data dilakukan melalui
secara rinci mengenai mekanisme laporan wawancara, observasi dan dokumentasi.
dari pelaksanaan UKL-UPL saat rencana Analisis data menggunakan Model Interaktif
usaha dilaksanakan; dan pernyataan pemra- menurut Miles dan Hubberman yang dikutip
karsa untuk melaksanakan upaya pengelola- oleh Sugiyono (2012, h.99). Dilakukan me-
an lingkungan atas rencan yang dibuat. lalui tiga tahap yakni reduksi data, penyajian
Menurut Rangkuti yang dikutip Harji- data, dan penarikan kesimpulan.
yatni (2009, h.87) pengelolaan lingkungan
hanya dapat berhasil menunjang pembangu- Pembahasan
nan berkelanjutan apabila pemerintah ber- 1. Efektivitas Impelementasi UKL-UPL dalam
fungsi efektif dan terpadu dengan cara me- Mengurangi Kerusakan Lingkungan di
ngendalikan sistem perizinan. Diwajibkan- Kecamatan Lawang
nya UKL-UPL dalam perizinan menurut Mendukung pelaksanaan sustainable
Harjiyatni (2008, h.87) dilakukan untuk me- development pemerintah Kabupaten Malang
ngendalikan lingkungan supaya tidak rusak. melaksanakan pembangunan yang berwawa-
Karena perizinan bersifat yuridis maka san lingkungan yang tercantum dalam UU-
pemerintah berhak mengontrol dan menun- PPLH. Menindaklanjuti UU tersebut maka
tut kepatuhan penuh. Menurut Tony Keraf dibuatlah PERDA Nomor 7 tahun 2010
\DQJ GLNXWLS +DUML\DWQL ³7anpa izin tentang Pengendalian Pencemaran dan Keru-
lingkungan, rencana kegiatan seperti pertam- sakan Lingkungan Hidup yang salah satu
bangan, industri, atau kegiatan lain yang isinya mewajibkan pelaku usaha memenuhi
berpotensi berdampak bagi lingkungan tidak UKL-UPL. Berdasarkan implementasi yang
bisa dijalankan. dilakukan BLH Kabupaten Malang ternyata
masih banyak kekurangan-kekurangan yang
ditemui sehingga implementasi UKL-UPL

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 161-168 | 164


belum berjalan efektif dalam mengurangi buah industri yang terdiri dari 978 industri
kerusakan lingkungan dilihat dari output kecil, 325, industri sedang, dan 27 industri
yang berkaitan dengan tujuan dari UKL- besar. Melihat jumlah tersebut wajar jika
UPL dalam mengurangi kerusakan lingku- UKL-UPL tepat dalam pengendalian pence-
ngan khususnya perusakan air oleh limbah maran lingkungan dikarenakan rata-rata in-
industri di Kecamatan Lawang. Dapat dija- dustri masih bertaraf kecil, dan menengah,
barkan sebagai berikut: sedangkan yang besar belum terlalu banyak.
a. Ketepatan dalam Memecahkan Masalah Untuk Kecamatan Lawang sendiri industri
Berdasarkan penelitian yang dilakukan besarnya hanya 2, menengah 36, dan kecil
pada masyarakat di sekitar pabrik dan 83 industri.
bantaran Kali Suko, terkait pencemaran oleh Menunjang implementasi UKL-UPL,
PT Tri Surya Plastik di Dusun Sumber Suko, BLH membuat program-program yang men-
Kelurahan Lawang, Kecamatan Lawang ter- dukung tercapainya keberhasilan, terlihat
nyata banyak warga mengeluhkan dan me- adanya peningkatan dokumen dari tahun ke
rasa dirugikan. Selain itu, aktivitas pabrik tahunnya walaupun angkanya tidak begitu
yang dekat dengan pemukiman warga me- tinggi. Untuk program yang dilakukan tahun
mang mengeluarkan bau menyengat dan 2011 sebanyak 322 industri menjadi 326
limbah yang dibuang langsung ke sungai industri pada 2012. Walaupun belum opti-
membuat sungai berbau dan kotor. Padahal mal, namun visi, misi, dan program yang
Kali Suko masih dijadikan sebagai tempat dilakukan BLH telah sesuai dengan tujuan
aktivitas MCK oleh warga. Menurut ibu-ibu UKL-UPL dalam mengendalikan kerusakan.
yang sering mencuci di Kali Suko, limbah
pabrik membuat air sungai berbau, apalagi b. Dukungan dalam Pencapaian
jika kapasitas yang dibuang cukup banyak. 1) Lingkungan Internal
Selain itu, limbah yang berbentuk seperti Kerjasama antar BLH dan dinas terkait
lendir, jika menempel di pakaian susah di- lainnya sudah cukup baik. Adanya dukungan
bersihkan. Sedangkan menurut warga yang dari dinas terkait pada masing-masing sektor
sering menggunakan Kali Suko untuk mandi yang ditangani BLH cukup membantu ki-
mengungkapkan bahwa air sungai kadang nerja BLH, sehingga penanganan terhadap
memang membuat gatal-gatal. pelanggaran dapat dilakukan lebih cepat.
Berdasarkan masalah tersebut kebija- Untuk koordinasi dengan masyarakat dila-
kan UKL-UPL memang tepat untuk dilaku- kukan melalui sosialisasi yang disebut
kan untuk menjawab isu yang ada, karena dengan BINA DESA, sedangkan untuk
dengan UKL-UPL pelaku industri dapat pelaku usaha, dilakukan dengan tatap muka
dipaksa untuk bertanggung jawab terhadap langsung dan melalui pertemun, seminar,
lingkungan. Dengan penjelasan yang terda- serta dialog. Walaupun koordinasi berjalan
pat di dalam dokumen UKL-UPL mengenai dengan cukup baik, akan tetapi belum ada
kegiatan usaha dan dampak yang ditimbul- kerjasama BLH dengan LSM sebagai
kan, maka pencemaran dan bahaya yang lembaga nonpemerintah menyebab-kan
muncul terhadap lingkungan dapat ditekan berukurangnya efektivitas pengawasan.
karena pencemaran dapat diprediksi, dan Padahal BLH memang kekurangan tenaga
dengan adanya IPAL (Instalasi Pembuangan sehingga ditemukannya tugas multifungsi
Air Limbah) bahaya dari limbah yang yang kadang dilakukan oleh pegawai BLH.
dibuang langsung ke media air, tanah atau- Berefek pada tertunda/batalnya pengawasan.
pun udara juga dapat dikurangi. Selain itu, panjangnya prosedur penin-
Selain itu, dokumen UKL-UPL juga dakan, kewenangan sebagai unsur pembina
dapat mempermudah tugas BLH sebagai yang membuat keterbatasan langkah, serta
lembaga yang ditugaskan di dalam mengim- adanya pertimbangan PAD di dalam kepu-
plementasikan UKL-UPL dan menetapkan tusan penindakan pencemaran dan penutu-
kebijakan terkait lingkungan. Baik dalam pan industri memberikan kelonggaran ter-
melakukan crosschek dan pengawasan. Apa- hadap pelanggaran yang dilakukan pelaku
lagi mengingat industri yang ditangani oleh industri sehingga BLH terkesan kurang
BLH sampai dengan tahun 2012 yaitu 1330 tegas. Izin lingkungan yang dapat dijadikan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 161-168 | 165


instrumen pemaksa di dalam meununtut 3) Keberhasilan sebagai Pencegah Kerusakan
kepatuhan pelaku industri pun belum berja- Walaupun proses pelaksanaan UKL-
lan optimal. Walaupun sudah ada beberapa UPL telah dilakukan BLH sesuai dengan
industri yang memenuhi izin lingkungan peraturan yang berlaku, namun, dilihat dari
untuk usahanya yaitu PT Bentoel Prima, PT jumlah dokumen yang terdaftar pada BLH
Ekamas Fortuna, PT Pindad PERSERO, PT hingga tahun 2012 dari jumlah total industri
Molindo Raya Industrial, PG Rajawali I dan di Kecamatan Lawang (121 indutri), ternya-
PT Otsuka Indonesia. Akan tetapi karena PP ta yang mengantongi UKL-UPL hanya 17
yang dikeluarkan terkait izin lingkungan industri dan SPPL hanya 4 industri. Jika
yaitu PP Nomor 27 tahun 2012 Tentang Izin dihitung porsentase jumlah dokumen yang
Lingkungan masih baru sehingga izin ling- ada dengan jumlah total keseluruhan doku-
kungan yang ditangani BLH masih dalam men maka hanya 14% industri yang memili-
tahap proses pengajuan kepada Bupati. ki dokumen menandakan kesadaran pelaku
Berdasarkan hal tersebut lingkungan industri masih sangat minim
internal yang terdapat pada BLH terkait Selain itu, dari keseluruhan perusahaan
kewenangan, kerja sama antara pemerintah yang sudah memiliki dokumen di Kabu-
dan aktor lain yang terlibat, dan ketegasan paten Malang, menurut BLH hanya 20%
penindakan pelanggaran dalam pelaksanaan yang melakukan pelaporan setiap 6 bulannya
UKL-UPL belum optimal sehingga efektivi- dan pengujian emisi setiap 3 bulannya wa-
tas juga belum tercapai. laupun pelaku industri telah diberikan sosia-
lisasi dengan fasilitasi yang baik, bahkan
2) Lingkungan Ekternal juga melibatkan asosiasi pelaku industri
Adanya azas kelestarian dan keberlan- yang ada. Untuk memaksimalkan sosialisasi
jutan, serta partisipatif terkait pengendalian yang bermutu, BLH juga bekerja sama
pencemaran, menyebabkan dibutuhkannya dengan lembaga pendidik seperti UB, dan
partisipasi dan kesadaran setiap masyarakat orang-orang yang ahli dan berkompeten
untuk terlibat dalam pengendalian pencema- dalam lingkungan untuk dipercayai sebagai
ran. Berdasarkan hasil penelitian yang narasumber dalam seminar maupun diskusi.
dilakukan kesadaran masyarakat Sumber- Ditambah denan pengurusan IPAL
suko cukup tinggi terhadap kesehatan yang tinggi dan tidak adanya standarisasi
lingkungannya, selain itu mereka juga terli- dari BLH menyebabkan pelaku industri
bat aktif dalam pengawasan pencemaran di mengabaikan pembuatan IPAL sehingga
lingkungannya, terbukti dengan adanya aksi kerusakan ling-kungan tetap terjadi. Seperti
demo terhadap pemilik pabrik dan pelaporan halnya pada PT Tri Surya Plastik. Perusa-
kepada Kelurahan dan Kecamatan. haan yang tergolong kecil ini memang sudah
Masalah pencemaran inipun mendapat mengantongi UKL-UPL dan dilengkapi
liputan dari beberapa media cetak lokal IPAL, namun tidak sesuai dengan standar
seperti Malang post dan Surabaya post serta keluaran limbah, sehingga kapasitas limbah
berita dari liputan6.com dan metrotvnews. yang dapat digolongkan limbah B3 ini
com. Menurut keterangan warga selain dari kadang melebihi kapasitas IPAL. Wajar jika
media, WALHI juga ikut melakukan penye- limbah seringkali melimpah dan masuk ke
lidikan terhadap pencemaran yang terjadi. Kali Suko. Lebih parahnya lagi menurut
Dalam melakukan aksi protes warga menya- warga kadang limbah juga sengaja dibuang
takan bahwa mereka juga dibantu oleh ke sungai ketika hujan.
beberapa mahasiswa KKN dari UM. Mem- Terkait integritas BLH, walaupun ke-
buktikan bahwa lingkungan eksternal men- sadaran masyarkat terhadap pencemaran
dukung pengendalian pencemaran, namun sudah tinggi, namun karena belum adanya
belum dimanfaatkan dengan baik oleh BLH sosialisasi langsung dari BLH sehingga ma-
karena hanya terfokus pada penguatan koor- syarakat belum memahami kebijakan UKL-
dinasi dalam lembaga pemerintah saja. UPL, wajar jika warga hanya melakukan
pengaduan belum berupa pelaporan resmi
sesuai dengan ketetapan. Kelurahan sebagai
lembaga pemerintah terendah mengakui

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 161-168 | 166


bahwa belum pernah mengeluarkan surat kurang memadai dibandingkan dengan ba-
pelaporan resmi kepada BLH terkait pence- nyak industri dan luas wilyah kerja menye-
maran yang dilakukan oleh PT Tri Surya babkan efektivitas implementasi terhambat.
Plastik dan tidak mengetahui hal tersebut. Kewenangan yang dimiliki BLH Ka-
Skala prioritas yang diberlakukan BLH pun bupaten Malang tidak didukung dengan
tidak berjalan efektif, karena dengan pe- hukum lingkungan dan keterlibatan aparat
milihan beberapa daerah dan industri saja hukum yang kuat menyebabkan kepatuhan
menyebabkan tidak meratanya pengawasan. belum tercapai maksimal. Apalagi sumber
Hal ini menandakan kesadaran pelaku informasi terkait UKL-UPL masih minim
usaha sangat minim, integritas dalam meme- sehingga persepsi dan pemahaman terhadap
nuhi efektivitas belum tercapai karena sosia- UKL-UPL minim. Walaupun partisipasi ma-
lisasi belum merata. Belum adanya kerjasa- syarakat tinggi namun belum dimanfaatkan
ma dengan LSM, kurangnya SDM dan pra- BLH untuk menunjang efektivitas imple-
sarana dibandingkan wilayah kerja membuat mentasi karena adanya unsur ketidakper-
BLH kewalahan menangani banyaknya in- cayaan terhadap LSM dan masyarakat. Ting-
dustri menandakan adaptasi BLH dalam ginya biaya pembuatan IPAL menyebabkan
mewujudkan efektivitas belum maksimal. pelaku usaha mengabaikannya, padahal de-
Kurang berhasilnya kebijakan juga dikarena- ngan teknologi ini dapat membantu memini-
kan tingginya tuntutan kepatuhan dan meli- malisir kerusakan lingkungan.
batkan banyak aktor, sehingga hubungan ke-
tergantungannya besar. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan terlihat bahwa
2. Faktor Pendorong dan Penghambat yang walaupun kewajiban UKL-UPL tepat dalam
Mempengaruhi Efektivitas Implementasi pemecahan masalahan pencemaran karena
UKL-UPL sebagai Upaya Mengurangi menjawab isu yang ada. Namun, karena ke-
Kerusakan Lingkungan di Kec. Lawang sadaran pelaku usaha yang minim, integritas,
Berdasarkan faktor dominan dalam adaptasi BLH, serta tujuan dalam pengenda-
efektivitas implementasi UKL-UPL yang lian perusakan belum tercapai menyebabkan
muncul didapatkan bahwa komunikasi intern efektivitas impelementasi UKL-UPL di
pemerintah, sosialisasi kepada pelaku usaha Kecamatan Lawang dalam mengurangi ke-
dan masyarakat sudah difasilitasi dan dilaku- rusakan lingkungan belum tercapai. Apalagi
kan BLH dengan baik sehingga mendukung ditambah dengan masih banyaknya faktor
berjalannya efektivitas. Namun, karena sum- penghambat yang muncul.
ber daya pegawai dan biaya operasioanal
yang minim, serta sarana prasarana yang

Daftar Pustaka
Erwin, Muhammad. (2011) Hukum Lingkungan dalam Sistem Kebijaksanaan Pembangunan
Lingkungan Hidup. Bandung, Refika Aditama.
Harjiyatni, F.R. (2009) Izin Lingkungan sebagai Pencegahan Pencemaran dan/atau Kerusakan
Lingkungan Hidup Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2009. Socia [Internet], 11(1) September,
pp.85-94. Diunduh dari: http://jurnal.pdii.lipi.go.id [Acessed 14 Mei 2013].
Humaniora. (2013) Walhi Jatim Sambangi Pabrik Plastik Pembuang Limbah B3 ke Sungai.
[Internet], Malang, Nusatrip.com. Available from: <http://www.metrotvnews.com/> [Accessed 14
Mei 2012]
Islamy, Irfan. (1991) Prinsip-prinsip Perumusan Kebijakan Negara. Jakarta, Bumi Aksara.
Mahmudi (2005) Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta, UPP AMP YKPN.
Mukhtasor (2008) Pengantar Ilmu Lingkungan. Surabaya, Itspress.
Nugroho, Riant. (2012) Public Policy. Jakarta, Elex Media Komputindo.
Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Pengendalian Pencemaran
dan Perusakan Lingkungan Hidup Malang, Pemerintah Kabupaten Malang.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. (1989) Metode Penelitian Survai. Jakarta, LP3ES.
Soemarwoto, Otto. (1983) Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta, Djambatan.
Steers, Richard M. (1984). Efektivitas Organisasi. Jakarta:Erlangga.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 161-168 | 167


Sugiyono (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung, Alfabeta.
Supriadi (2008) Hukum Lingkungan di Indonesia Sebuah Pengatar. Jakarta, Sinar Grafika.
Sunggono, Bambang. (1994) Hukum dan Kebijaksanaan Publik. Jakarta, Sinar.
Taufiq, M. (2011) Kedudukan dan Prosedur AMDAL dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Wiga
[Internet], 2(2) September, pp.21-42. Diunduh dari: http://www.stiewiga-lumajang.ac.id/files/
publikasi/jurnal.pdf [Acessed 1 Mei 2013].
Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Jakarta, Pemerintah Republik Indonesia.
Wahab, Abdul Solichin. (2010) Analisis Kebijakan: dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan
Negara. Jakarta, Bumi Aksara.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 161-168 | 168

You might also like