You are on page 1of 18

IMPLEMENTASI UU NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN

DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PADA KEGIATAN USAHA DI


KABUPATEN PARIGI MOUTONG
Airin Vita Rustini Kaleb
airinkaleb73@yahoo.com
(Mahasiswa Program Studi Magister Pembangunan Wilayah Pedesaan Pascasarjana Universitas Tadulako)

Abstract
Formulation of the problem in this study were: (1) how the implementation of Act Law No.32
RI RQ ³3URWHFWLRQ DQG (QYLURPHQWDO 0DQDJHPHQW´ LQ EXVLQHVV DFWLYLWLHV LQ WKe Parigi
Moutong District ?, and (2) What factors are inhibiting the implementation of The Law Number
32/ ³3URWHFWLRQ DQG (QYLURPHQWDO 0DQDJHPHQW´ LQ WKH FRXUVH RI EXVLQHVV LQ WKH 'LVWULFW RI
Parigi Moutong ? This study method of instruction in quantitative descriptive analysis in the form of
frequency table to solve research problems, using the theory refers to C. Edward III (1980:80)
states that one of the approaches to the study of implementation should begin with the question of
what is the prerequisite for the implementation of the policy and what is the major limiting factor
for the success of policy implementation. Edward tries to answer two important questions to discuss
four crucial variable in policy implementation, namely: 1) communication, 2) resources, 3)
dispositions, and 4) bureaucratic structure. The results showed that the implementation of Law
No.32 Year 2009 concerning the protection and management of environment on business activity in
the District Parigi Moutong has been implemented with good views of the factor of communication,
resources, disposition, and organizational structure.
Keywords: Implementation, protection, management, policy, sustainable development

Pengelolaan lingkungan hidup pengambilan keputusan tentang


memberikan kemanfaatan ekonomi, sosial, penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
dan budaya serta perlu dilakukan berdasarkan Pembangunan berkelanjutan
prinsip kehati-hatian, demokrasi lingkungan, (sustainable development) merupakan standar
desentralisasi, serta pengakuan dan yang tidak hanya ditujukan bagi perlindungan
penghargaan terhadap kearifan lokal dan lingkungan, melainkan juga bagi
kearifan lingkungan, sehingga lingkungan kebijaksanaan pembangunan, artinya
hidup harus dilindungi dan dikelola dengan (Santosa, 2004: 2):
baik berdasarkan asas tanggung jawab negara, ³'DODP SHQ\HGLDDQ SHQJJXQDDQ
asas keberlanjutan, dan asas keadilan. peningkatan kemampuan sumber daya
Lingkungan hidup adalah kesatuan alam dan peningkatan taraf ekonomi,
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, perlu menyadari pentingnya pelestarian
dan makhluk hidup, termasuk manusia dan fungsi lingkungan hidup, kesamaan
perilakunya, yang mempengaruhi alam itu derajat antar generasi, kesadaran
sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan terhadap hak dan kewajiban
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup masyarakat, pencegahan terhadap
lain. Upaya pengelolaan lingkungan hidup pembangunan yang desktruktif
dan upaya pemantauan lingkungan hidup (merusak) yang tidak bertanggung
adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap jawab terhadap lingkungan, serta
usaha dan/atau kegiatan yang tidak berkewajiban untuk turut serta dalam
berdampak penting terhadap lingkungan melaksanakan pembangunan
hidup yang diperlukan bagi proses

179
180 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 1, Januari 2013 hlm 179-196 ISSN: 2302-2019

berkelanjutan pada setiap lapisan perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,


masyarDNDW´ pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan
Sifat ganda dari fungsi pembangunan hukum (UU No. 32 Tahun 2009 Pasal 1 ayat
adalah pada satu sisi berfungsi untuk 2).
meningkatkan kualitas hidup manusia Perencanaan yang dimaksud dalam UU
(progresif), sedangkan pada sisi lainnya dapat No. 32 Tahun 2009 tersebut adalah upaya
merosotkan kualitas hidup manusia (regresif). pemerintah untuk menganalisis studi
Untuk itu, diperlukan suatu perencanaan kelayakan dari kegiatan usaha tertentu yang
pembangunan dengan penetapan desain akan didirikan. Artinya, ada upaya dari
pembangunan, termasuk perhitungan terhadap pemerintah dalam hal ini Badan Pengelolaan
risiko dan cara mengatasi risiko sebagai Lingkungan Hidup (BPLH) untuk melakukan
dampak yang ditimbulkan dari pembangunan. penganalisaan terhadap dampak lingkungan
Sebab, salah satu kegagalan pengaktualisasian hidup yang kemungkinan dapat ditimbulkan
pembangunan berkelanjutan, menurut Santosa dari pendirian suatu kegiatan usaha ekonomi
(2004: 3) adalah ketidakmampuan para tertentu sebelum kegiatan usaha ekonomi
penentu kebijakan untuk mengintegrasikan tersebut didirikan. Tindakan perencanaan ini
ketiga pilar pembangunan berkelanjutan yaitu merupakan upaya preventif pemerintah dalam
ekologi, ekonomi, sosial dan budaya ke dalam kerangka perlindungan dan pengelolaan
proses pengambilan keputusan dalam lingkungan hidup, sehingga kegiatan usaha
penentuan kebijakan pembangunan. yang didirikan oleh para pelaku ekonomi
Agar pembangunan berkelanjutan nantinya benar-benar berorietansi pada
(sustainable development) yang melibatkan kemajuan pembangunan dan pemeliharaan
peran serta dunia usaha tidak memberikan lingkungan hidup atau dengan kata lain
ekses (dampak) negatif terhadap kelestarian kegiatan usaha yang ada ramah pada
lingkungan, maka dibutuhkan political will lingkungan hidup.
(kemauan yang kuat) di antara para pemangku Pemanfaatan yang dimaksud dalam
kepentingan dalam hal ini pemerintah, dunia Pasal 1 ayat 2 UU No. 32 Tahun 2009 tentang
usaha dan masyarakat dalam ³3HUOLQGXQJDQ GDQ 3HQJHORODDQ Lingkungan
mengimplementasikan perlindungan dan +LGXS´ DGDODK NHJLDWDQ XVDKD HNRQRPL
pengelolaan lingkungan hidup pada kegiatan tertentu yang didirikan benar-benar
usaha sehingga keberadaan dunia usaha mendukung percepatan pembangunan dan
sebagai salah satu pilar penunjang memberikan azas manfaat terhadap
pembangunan dapat beradaptasi dengan limgkungan hidup yang ada. Artinya, kegiatan
lingkungan di mana tempatnya beroperasi, usaha ekonomi tertentu yang ada dalam
sehingga pembangunan yang didorong oleh aktivitasnya tidak menimbulkan ekses
keberadaan dunia usaha mampu menciptakan pencemaran terhadap lingkungan hidup atau
sebuah pembangunan yang berwawasan dengan kata lain di dalam pengelolaan
lingkungan sebagai bukti adanya penerapan kegiatan usaha ekonomi tersebut ada upaya
prinsip tanggung jawab sosial dan lingkungan untuk melindungi kelestarian lingkungan
oleh dunia usaha, termasuk dengan hidup yang ada di sekitar lokasi pendirian
regulasinya. kegiatan usaha ekonomi tertentu sebagai
Perlindungan dan pengelolaan bagian dari azas pemanfaatan kegiatan usaha
lingkungan hidup merupakan upaya sistematis terhadap perlindungan dan pengelolaan
dan terpadu yang dilakukan untuk lingkungan hidup.
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan Pengendalian yang dimaksud dalam
mencegah terjadinya pencemaran dan/atau Pasal 1 ayat 2 UU No. 32 Tahun 2009 tentang
kerusakan lingkungan hidup yang meliputi: ³3HUOLQGXQJDQ GDQ 3HQJHORODDQ /LQJNXQJDQ
Airin Vita Rustini Kaleb, Implementasi UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan «««« 181

+LGXS´ DGDODK XSD\D SHPHULQWDh dalam hal didalam aktivitas kegiatan usaha ekonomi
ini Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup tertentu tersebut sudah tidak ada unsur untuk
(BPLH) untuk melakukan tindakan melindungi lingkungan hidup yang ada di
pengawasan terhadap suatu aktivitas yang sekitar wilayah kegiatan usaha ekonomi
dilakukan oleh setiap orang terutama pelaku- tertentu tersebut didirikan.
pelaku usaha yang menimbulkan dampak Oleh karena itu, upaya perlindungan
besar terhadap lingkungan. Dalam hal ini dan pengelolaan lingkungan hidup menjadi
dampak lingkungan hidup diartikan sebagai kewajiban bagi negara, pemerintah dan
pengaruh perubahan pada lingkungan hidup seluruh pemangku kepentingan dalam
yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau pelaksanaan pembangunan berkelanjutan agar
kegiatan usaha ekonomi tertentu yang lingkungan hidup dapat tetap menjadi sumber
didirikan. Pengendalian pencemaran dan/atau dan penunjang hidup bagi rakyat Indonesia
kerusakan lingkungan hidup yang dimaksud serta makhluk hidup lain.
meliputi tindakan pengendalian pencemaran Ketentuan Pasal 1 ayat 3 dalam UU No.
air, udara dan laut serta tindakan 7DKXQ WHQWDQJ ³3HUOLQGXQJDQ GDQ
pengendalian terhadap kerusakan ekosistem. 3HQJHORODDQ /LQJNXQJDQ +LGXS´ PHQHWDSNDQ
Pemeliharaan yang dimaksud dalam bahwa pembangunan berkelanjutan sebagai
Pasal 1 ayat 2 UU No. 32 Tahun 2009 tentang upaya sadar dan terencana yang memadukan
³3HUOLQGXQJDQ GDQ 3HQJHORODDQ /LQJNXQJDQ aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi
+LGXS´ DGDODK NHJLDWDQ XVDKD HNRQRPL ke dalam strategi pembangunan untuk
tertentu yang didirikan selain mendukung menjamin keutuhan lingkungan hidup serta
percepatan pembangunan, disisi lain benar- keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan
benar memperhatikan pemeliharaan kualitas mutu hidup generasi masa kini dan generasi
lingkungan hidup yang ada atau dengan kata masa depan.
lain kegiatan usaha ekonomi tertentu yang Ketentuan di atas merupakan inti isi dari
dikelola harus ramah terhadap lingkungan UU No. 32 Tahun 2009 tentang
hidup yang ada dengan mengedepankan unsur ³3HUOLQGXQJDQ GDQ 3HQJHORODDQ /LQJNXQJDQ
kearifan lokal di dalam pengelolaan kegiatan +LGXS´ yang turut pula memberikan pengaruh
usaha ekonomi tertentu tersebut. pada kegiatan usaha ekonomi tertentu yang
Penegakan hukum yang dimaksud ada di Kabupaten Parigi Moutong yang
dalam Pasal 1 ayat 2 UU No. 32 Tahun 2009 ditetapkan sebagai lokasi dari penelitian ini.
WHQWDQJ ³3HUOLQGXQJDQ GDQ 3HQJHORODDQ Kegiatan usaha ekonomi tertentu yang ada di
/LQJNXQJDQ +LGXS´ DGDODK XSD\D pemerintah Kabupaten Parigi Moutong di satu sisi
dalam hal ini Badan Pengelolaan Lingkungan memberikan kontribusi terhadap percepatan
Hidup (BPLH) untuk memberikan teguran pembangunan di wlayah Kabupaten Parigi
baik secara lisan maupun tertulis kepada Moutong sehingga tercapai kesinambungan
pelaku-pelaku kegiatan usaha ekonomi pembangunan atau pembangunan
tertentu yang di dalam menjalankan aktivitas berkelanjutan dan di sisi lain kegiatan usaha
usahanya terindikasi melakukan pelanggaran ekonomi tertentu tersebut dalam aktivitasnya
atau tidak mematuhi batas toleransi analisa juga memperhatikan keberadaan lingkungan
dampak lingkungan yang berlaku. Tindakan hidup yang ada sehingga ada keseimbangan
penegakan hukum ini bisa berujung pada peran dari kegiatan ekonomi tertentu yang ada
penuntutan secara pidana bila kegiatan usaha di Kabupaten Parigi Moutong.
ekonomi tertentu yang dikelola pelaku-pelaku Fenomena yang ada di Kabupaten
usaha sudah terindikasi memberikan ekses Parigi Moutong saat ini berkaitan dengan
negatif atau membahayakan keberadaan pengimplementasian UU Nomor 32 Tahun
lingkungan hidup atau dengan kata lain 2009 WHQWDQJ ³3HUOLQGXQJDQ GDQ 3HQJHORODDQ
182 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 1, Januari 2013 hlm 179-196 ISSN: 2302-2019

/LQJNXQJDQ +LGXS´ DGDODK bahwa keberadaan kegiatan usaha penggilingan padi di


kegiatan usaha dari 74 orang pemilik gilingan Kabupaten Parigi Moutong ?
padi yang tersebar pada beberapa desa di 2. Faktor-faktor apa saja yang menghambat
wilayah Kabupaten Parigi Moutong implementasi UU No. 32 Tahun 2009
dikhawatirkan dapat menimbulkan masalah WHQWDQJ ³3HUOLQGXQJDQ GDQ 3HQJHORODDQ
terhadap perlindungan dan pengelolaan /LQJNXQJDQ +LGXS´ SDGD NHJLDWDQ XVDKD
lingkungan hidup di Kabupaten Parigi penggilingan padi di Kabupaten Parigi
Moutong bila keberadaan dari kegiatan usaha Moutong ?
penggilingan padi tersebut aktivitasnya tidak
dipantau oleh pemerintah dalam hal ini Badan METODE
Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH)
Kabupaten Parigi Moutong. Hal ini Tipe penelitian ini adalah metode
disebabkan karena lokasi pendirian kegiatan survey yaitu penelitian yang mengambil
usaha penggilingan padi di Kabupaten Parigi sampel dari populasi yang ada dengan
Moutong awalnya masih tergolong berada di menggunakan kuesioner penelitian dalam
pinggiran kota atau cukup jauh dari bentuk tertutup (multiple burjoice) sebagai
pemukiman penduduk, namun seiring dengan pengumpul data utama dalam menjawab
kemajuan pembangunan di wilayah Parigi masalah yang dirumuskan pada objek
setelah daerah tersebut dimekarkan menjadi penelitian ini yakni pengaruh implementasi
Kabupaten Parigi Moutong, maka di sekitar UU No. 32 Tahun 2009 tentang
lokasi kegiatan usaha penggilingan padi ³3HUOLQGXQJDQ GDQ 3HQJHORODDQ /LQJNXQJDQ
tersebut telah banyak berdiri pemukiman- +LGXS´ SDGD NHJLDWDQ XVDKD GL .DEXSDWHQ
pemukiman penduduk sehingga keberadaan Parigi Moutong.
kegiatan usaha penggilingan padi ini potensial
dapat menimbulkan ekses negatif terhadap Teknik Analisis Data
keberadaan ekosistem lingkungan hidup Untuk mengetahui dan menganalisis
dalam hal pencemaran udara dan kebisingan implementasi UU Nomor 32 Tahun 2009
bila aktivitasnya dipantau oleh pemerintah. tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Upaya pemantauan lingkungan yang Lingkungan Hidup´ pada kegiatan usaha di
dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Kabupaten Parigi Moutong, maka digunakan
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup pendekatan tabel frekuensi, yang digunakan
(BPLH) Kabupaten Parigi Moutong terhadap untuk mendeskripsikan tanggapan responden
aktivitas kegiatan usaha penggilingan padi di terhadap implementasi Perlindungan dan
wilayah Kabupaten Parigi Moutong berkaitan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada kegiatan
dengan dampak yang timbulkan dari aktivitas usaha di Kabupaten Parigi Moutong, dengan
usaha penggilingan padi tersebut terhadap rumus sebagai berikut:
perlindungan dan pengelolaan lingkungan F
hidup baik dilihat dari segi perencanaan, P = --------------- X 100 %
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, N
pengawasan dan penegakan hukum. Keterangan:
Berdasarkan pada latar belakang P = Persentase
penelitian di atas, maka masalah yang N = Jumlah responden
dirumuskan dalam penelitian ini adalah : F = Frekuensi
1. Bagaimanakah implementasi UU No. 32 Dengan mengunakan skala likert, maka
7DKXQ WHQWDQJ ³3HUOLQGXQJDQ GDQ variabel yang akan diukur dan dijabarkan
3HQJHORODDQ /LQJNXQJDQ +LGXS´ SDGD menjadi sub varibel kemudian sub variabel
akan dijabarkan menjadi indikator yang dapat
Airin Vita Rustini Kaleb, Implementasi UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan «««« 183

diukur. Akhirnya indikator yang akan diukur Selanjutnya untuk mendukung


dapat dijadikan titik tolak untuk membuat pendeskripsian tanggapan responden terhadap
item instrumen yang berupa pernyataan atau implementasi Perlindungan dan Pengelolaan
pertanyaan yang perlu dijawab oleh Lingkungan Hidup pada kegiatan usaha di
responden, maka setiap item dari jawaban Kabupaten Parigi Moutong, yang dianalisis
yang diberikan akan ditentukan berdasarkan dengan menggunakan pendekatan Tabel
interval 1,2,3,4,5 dengan asumsi: Frekuensi di atas, maka penulis menggunakan
a. Sangat Baik (SB) = Dinilai metode analisis kuantitatif dalam bentuk
dengan bobot 5 pemaparan melalui hasil perhitungan angka-
b. Baik (B) = Dinilai angka statistik dengan alat statistik analisis
dengan bobot 4 Chi-Kuadrat (Supranto, 2002: 291) dengan
c. Kurang Baik (KB) = Dinilai formulasi sebagai berikut:
dengan bobot 3 Nj x Ni
d. Tidak Baik (TB) = Dinilai Fe =
dengan bobot 2 N
e. Sangat Tidak Baik (STB) = Dinilai Fo ± Fh
dengan bobot 1 Chi Kuadrat (X2) =
Berdasarkan jumlah sampel penelitian Fh
sebanyak 74 responden pemilik kegiatan Dimana:
usaha penggilingan padi yang dipantau oleh Fo = Frekuensi pengamatan
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Fh = Frekuensi harapan
(BPLH) Kabupaten Parigi Moutong, maka Nj = Jumlah baris ke-j
dapat diketahui skor minimum penilaian Ni = Jumlah kolom ke-i
responden akan implementasi UU Nomor 32 N = Jumlah keseluruhan sampel
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup´ pada Dari hasil perhitungan Chi Kuadrat
kegiatan usaha di Kabupaten Parigi Moutong tersebut, akan ditemukan dua kemungkinan
dengan uraian sebagai berikut: (1 X 74) jawaban sebagai bahan analisis yaitu :
adalah 74 dan skor maksimum penilaian 1. Jika X2 hitung < X2 tabel, maka artinya tidak
responden (5 X 74) adalah 370, maka ada perbedaan yang nyata persepsi
intervalnya = 370 ± 74 / 5 adalah 59,2, pemilik usaha penggilingan padi di
sehingga dapat diketahui dan dianalisis Kabupaten Parigi Moutang terhadap
implementasi UU Nomor 32 Tahun 2009 implementasi UU No. 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan pada kegiatan usaha penggilingan padi,
Lingkungan Hidup´ pada kegiatan usaha di dilihat dari aspek komunikasi,
Kabupaten Parigi Moutong dengan uraian sumberdaya, disposisi dan struktur
sebagai berikut: organisasi.
a. Sangat Baik (SB), bila memiliki skor pada 2. Jika X2 hitung > X2 tabel, maka artinya ada
skala perbedaan
: 311,2 ± 370 yang nyata persepsi pemilik
b. Baik (B), bila memiliki skor pada skala usaha penggilingan
: 251,9 ± 311,1 padi di Kabupaten
c. Kurang Baik (KB), bila memiliki skor Parigi Moutang terhadap implementasi
pada skala UU± 251,8
: 192,6 No. 32 Tahun 2009 pada kegiatan
d. Tidak Baik (TB), bila memiliki skor pada usaha penggilingan padi, dilihat dari
skala aspek
: 133,3 komunikasi, sumberdaya, disposisi
± 192,5
e. Sangat Tidak Baik (STB), bila memiliki dan struktur organisasi.
skor pada skala: 74 ± 133,2
184 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 1, Januari 2013 hlm 179-196 ISSN: 2302-2019

HASIL DAN PEMBAHASAN WHQWDQJ ³3HUOLQGXQJDQ GDQ 3HQJHORODDQ


Lingkungan +LGXS´ SDGD NHJLDWDQ XVDKD GL
Implementasi UU No. 32 Tahun 2009 Kabupaten Parigi Moutong, maka akan
tentDQJ ³3HUOLQGXQJDQ GDQ 3HQJHORODDQ dianalisis berdasarkan 4 (empat) variabel
/LQJNXQJDQ +LGXS´ SDGD NHJLDWDQ XVDKD yaitu Komunikasi, Sumber Daya, Disposisi
di Kabupaten Parigi Moutong dan Struktur Birokrasi yang akan diuraikan
Implementasi kebijakan merupakan lebih lanjut berdasarkan data yang diperoleh
satu dari beberapa bagian yang sangat penting dari hasil penelitian.
dalam suatu kebijakan, karena apabila suatu Komunikasi
kebijakan tidak diimplementasikan, maka Komunikasi memegang peranan penting
akan menjadi impian belaka. Dalam studi karena implementor keputusan harus
implementasi kebijakan, ada beberapa mengetahui apa yang akan mereka lakukan.
pendekatan yang dapat digunakan. Berhubungan dengan penelitian ini, distribusi
Pendekatan-pendekatan tersebut antara lain frekuensi tanggapan responden (pemilik
seperti yang dikemukan oleh Edward III, usaha penggilingan padi) mengenai kejelasan
merumuskan empat faktor yang merupakan kegiatan sosialisasi UU No. 32 Tahun 2009
syarat-syarat penting guna berhasilnya WHQWDQJ ³3HUOLQGXQJDQ GDQ 3HQJHORODDQ
implementasi kebijakan. Keempat faktor itu /LQJNXQJDQ +LGXS´ \DQJ SHUQDK GLVDPSDLNDQ
adalah: Communication, resources, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
disposition, dan bureaucratic structure. (BPLH) Kabupaten Parigi Moutong dapat
Untuk menganalisis implementasi dilihat pada Tabel 1 berikut ini:
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Terhadap Kejelasan Sosialisasi dalam


Komunikasi
No Pernyataan Kriteria Bobot Frekuensi Skor Persentase
1. Sangat Baik 311,2-370,0 5 5 25 6,8
2. Baik 251,9-311,1 4 33 132 44,6
3. Kurang Baik 192,6-251,8 3 17 51 23,0
4. Tidak Baik 133,3-192,5 2 19 38 25,7
5. Sangat Tidak Baik 74-133,2 1 0 0 0,0
Jumlah Total 74 246 100,0
Sumber Data: Hasil Olahan Data Primer, 2012.

Hasil tanggapan responden (pemilik kejelasan kegiatan sosialisasi dinilai masih


usaha penggilingan padi) di atas menunjukkan kurang dapat dipahami dengan baik oleh para
bahwa jumlah skor yang didapatkan sebanyak pelaku usaha penggilingan padi di Kabupaten
246, artinya secara kontinu ditetapkan Parigi Moutong yang kegiatan usahanya
jawaban tersebut berada dalam posisi mendapatkan pemantauan. Namun demikian,
³Kurang %DLN´. Dengan demikian tetap ada perbedaan yang dirasakan yang
komunikasi implementasi UU No. 32 Tahun diketahui dari hasil analisis Tes Chi Kuadrat,
2009 yang pernah dilaksanakan BPLH dengan hasil perhitungan dapat dilihat pada
Kabupaten Parigi Moutong dalam bentuk Tabel 2 berikut ini:
Airin Vita Rustini Kaleb, Implementasi UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan «««« 185

Tabel 2. Hasil Analisis Tes Chi Kuadrat Kejelasan Sosialisasi Dalam Komunikasi
Test Statistics
Kejelasan sosialisasi
a
Chi-Square 21.351
df 3
Asymp. Sig. .000
a. 0 cells (,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 18,5.
b. 0 cells (,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 14,8.

Hasil analisis Tes Chi Kuadrat pada +LGXS´ \DQJ GLVDPSDLNDQ BPLH memberikan
Tabel 2 di atas, menunjukkan hasil X2-hitung dampak pada kegiatan usaha penggilingan
sebesar 21.351 < X2-tabel (df = 3) sebesar padi di Kabupaten Parigi Moutong.
9.488 atau nilai Asymp. Sig adalah 0.000 < Berkaitan dengan hal konsistensi
tingkat kesalahan (D = 0.05). Hal ini kegiatan sosialisasi sebagai bagian dari
memberikan arti bahwa pemilik usaha komunikasi dalam implementasi UU No. 32
penggilingan padi di Kabupaten Parigi Tahun 2009 yang pernah disampaikan BPLH
Moutong memandang bahwa kejelasan Kabupaten Parigi Moutong dapat dilihat pada
sosialisasi UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Tabel 3 di bawah ini:
³3HUOLQGXQJDQ GDQ 3HQJHORODDQ /LQJNXQJDQ

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Terhadap Konsistensi Sosialisasi dalam


Komunikasi
No Pernyataan Kriteria Bobot Frekuensi Skor Persentase
1. Sangat Baik 311,2-370,0 5 4 20 5,4
2. Baik 251,9-311,1 4 43 172 58,1
3. Kurang Baik 192,6-251,8 3 12 36 16,2
4. Tidak Baik 133,3-192,5 2 12 24 16,2
5. Sangat Tidak Baik 74-133,2 1 3 3 4,1
Jumlah Total 74 255 100,0
Sumber Data: Hasil Olahan Data Primer, 2012.

Dari hasil olahan data di atas dinilai oleh pemilik usaha penggilingan padi
menunjukkan bahwa jumlah skor yang sudah maksimal menjangkau semua pelaku
didapatkan sebanyak 255, artinya secara kegiatan usaha yang kegiatan usahanya
kontinu ditetapkan jawaban tersebut berada mendapatkan pemantauan. Hal tersebut di
dalam posisi ³%DLN´. Hal ini menjelaskan atas terbukti dari hasil analisis Tes Chi
bahwa konsistensi kegiatan sosialisasi yang Kuadrat, dengan hasil perhitungan dapat
dilakukan BPLH Kabupaten Parigi Moutong dilihat pada Tabel 4 berikut ini:

Tabel 4. Hasil Analisis Tes Chi Kuadrat Konsistensi Sosialisasi Dalam Komunikasi
Test Statistics
Konsistensi sosialisasi
a
Chi-Square 72.081
df 4
Asymp. Sig. .000
a. 0 cells (,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 18,5.
b. 0 cells (,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 14,8.
186 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 1, Januari 2013 hlm 179-196 ISSN: 2302-2019

Hasil analisis Tes Chi Kuadrat pada 3HQJHORODDQ /LQJNXQJDQ +LGXS´ SDGD
Tabel 4 di atas, menunjukkan bahwa hasil X2- kegiatan usaha di Kabupaten Parigi
hitung sebesar 72.081 < X2-tabel (df = 4) Moutong telah disosialisasikan dengan
sebesar 12.695 atau nilai Asymp. Sig adalah cukup jelas kepada para pelaku usaha
0.000 < tingkat kesalahan (D = 0.05). Hal ini dan pegawai yang mensosialisasikan
memberikan arti bahwa pemilik usaha undang-undang tersebut memiliki
penggilingan padi di Kabupaten Parigi pemahaman yang sama´
Moutong memandang konsistensi sosialisasi Sumber Daya
UU No. 32 Tahun 2009 yang disampaikan Sumber daya implementator
BPLH memberikan dampak pada kegiatan mempunyai peranan penting dalam
usaha penggilingan padi di Kabupaten Parigi implementasi kebijakan. Walaupun suatu
Moutong. kebijakan sudah baik akan tetapi kalau tidak
Hal ini didukung dengan hasil ditunjang oleh sumber daya pelaksana
wawancara penulis dengan Bapak Rahmat kebijakan yang berkualitas, maka mustahil
(Pemilik Usaha Gilingan Padi) di Desa kebijakan tersebut akan berhasil maksimal.
Sumbersari Kabupaten Parigi Moutong Berdasarkan hal di atas untuk
dengan hasil petikan wawancara sebagai mengetahui dukungan sumber daya manusia
berikut: di BPLH Kabupaten Parigi Moutong dalam
³Komunikasi yang pernah dilaksanakan mensosialisasikan UU No. 32 Tahun 2009,
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup dapat dilihat dari hasil distribusi tanggapan
(BPLH) dalam mensosialisasikan pada Tabel 5 berikut ini:
Undang-Undang Nomor 32 Tahun
WHQWDQJ ³3HUOLQGXQJDQ GDQ

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Terhadap Dukungan Sumber Daya Manusia
No Pernyataan Kriteria Bobot Frekuensi Skor Persentase
1. Sangat Baik 311,2-370,0 5 10 50 13,5
2. Baik 251,9-311,1 4 40 160 54,1
3. Kurang Baik 192,6-251,8 3 9 27 12,2
4. Tidak Baik 133,3-192,5 2 12 24 16,2
5. Sangat Tidak Baik 74-133,2 1 3 3 4,1
Jumlah Total 74 264 100,0
Sumber Data: Hasil Olahan Data Primer, 2012.

Dari hasil olahan data di atas diperoleh 2009 sehingga keinginan implementasi dapat
skor jawaban berjumlah 264, berada pada berjalan sesuai dengan standar yang ada dapat
garis interval ³%DLN´ Hal tersebut diwujudkan. Hal tersebut di atas terbukti dari
menunjukkan bahwa melalui dukungan hasil analisis Tes Chi Kuadrat, dengan hasil
sumber daya manusia yang memadai kinerja perhitungan dapat dilihat pada Tabel 6 berikut
pegawai dapat dimaksimalkan dalam ini:
mengimplementasikan UU No. 32 Tahun
Airin Vita Rustini Kaleb, Implementasi UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan «««« 187

Tabel 6. Hasil Analisis Tes Chi Kuadrat Dukungan Sumber Daya Manusia
Test Statistics
Konsistensi sosialisasi
a
Chi-Square 56.676
df 4
Asymp. Sig. .000
a. 0 cells (,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 18,5.
b. 0 cells (,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 14,8.

Hasil analisis Tes Chi Kuadrat di atas, mensosialisasikan UU No. 32 Tahun 2009
menunjukkan bahwa hasil X2-hitung sebesar memberikan dampak pada kegiatan usaha
56.676 < X2-tabel (df = 4) sebesar 12.695 atau penggilingan padi di Kabupaten Parigi
nilai Asymp. Sig adalah 0.000 < tingkat Moutong.
kesalahan (D = 0.05). Hal ini memberikan arti Selanjutnya dukungan kompetensi atau
bahwa pemilik usaha penggilingan padi di kemampuan/kualitas sumber daya manusia di
Kabupaten Parigi Moutong memandang BPLH Kabupaten Parigi Moutong, terlihat
bahwa dukungan sumberdaya manusia yang pada Tabel 7 berikut ini:
memadai pada BPLH dalam

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Terhadap Dukungan Kompetensi atau


Kemampuan/Kualitas Sumber Daya Manusia
No Pernyataan Kriteria Bobot Frekuensi Skor Persentase
1. Sangat Baik 311,2-370,0 5 7 35 9,5
2. Baik 251,9-311,1 4 38 152 51,4
3. Kurang Baik 192,6-251,8 3 6 18 8,1
4. Tidak Baik 133,3-192,5 2 23 46 31,1
5. Sangat Tidak Baik 74-133,2 1 0 0 0,0
Jumlah Total 74 251 100,0
Sumber Data: Hasil Olahan Data Primer, 2012.

Dari hasil olahan data primer di atas (Tupoksi) pegawai dalam meningkatkan
diperoleh skor sebesar 251, artinya secara kesuksesan pengimplementasian UU No. 32
kontinu berada pada posisi ³Kurang %DLN´ Tahun 2009 pada kegiatan usaha di
sehingga pemilik usaha gilingan padi Kabupaten Parigi Moutong. Namun demikian,
meyakini bahwa kompetensi atau tetap ada perbedaan yang dirasakan yang
kemampuan/kualitas sumber daya manusia diketahui dari hasil analisis Tes Chi Kuadrat,
aparatur pegawai pada BPLH Kabupaten dengan hasil perhitungan dapat dilihat pada
Parigi Moutong kurang dapat menunjang Tabel 8 berikut ini:
pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi
188 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 1, Januari 2013 hlm 179-196 ISSN: 2302-2019

Tabel 8. Hasil Analisis Tes Chi Kuadrat Dukungan Kompetensi atau Kemampuan/Kualitas Sumber
Daya Manusia
Test Statistics
Dukungan kompetensi sumberdaya manusia
a
Chi-Square 37.243
df 3
Asymp. Sig. .000
a. 0 cells (,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 18,5.
b. 0 cells (,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 14,8.

Hasil analisis Tes Chi Kuadrat pada 2009 memberikan dampak pada kegiatan
Tabel 8 di atas, menunjukkan bahwa hasil X2- usaha penggilingan padi di Kabupaten Parigi
hitung sebesar 37.243 > X2-tabel (df = 3) Moutong.
sebesar 9.488 atau nilai Asymp. Sig adalah Berikut kita dapat melihat tanggapan
0.000 < tingkat kesalahan (D = 0.05). Hal ini responden mengenai kualitas fasilitas yang
memberikan arti bahwa pemilik usaha ada pada BPLH Kabupaten Parigi Moutong
penggilingan padi di Kabupaten Parigi dalam mendukung pensosialisasian UU No.
Moutong memandang bahwa dukungan 7DKXQ WHQWDQJ ³3HUOLQGXQJDQ GDQ
kompetensi atau kemampuan/kualitas sumber 3HQJHORODDQ /LQJNXQJDQ +LGXS´ GHQJDQ KDVLO
daya manusia aparatur pegawai pada BPLH distribusi tanggapan responden seperti terlihat
dalam mensosialisasikan UU No. 32 Tahun pada Tabel 9 berikut ini:

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Terhadap Kualitas Fasilitas yang ada pada
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kabupaten Parigi Moutong
No Pernyataan Kriteria Bobot Frekuensi Skor Persentase
1. Sangat Baik 311,2-370,0 5 6 30 8,1
2. Baik 251,9-311,1 4 42 168 56,8
3. Kurang Baik 192,6-251,8 3 13 36 17,6
4. Tidak Baik 133,3-192,5 2 13 26 17,6
5. Sangat Tidak Baik 74-133,2 1 0 0 0,0
Jumlah Total 74 290 100,0
Sumber Data: Hasil Olahan Data Primer, 2012.

Berdasarkan hasil olahan data sub mensosialisasikan UU No. 32 Tahun 2009


variabel di atas menunjukkan bahwa skor pada kegiatan usaha di Kabupaten Parigi
yang didapatkan sebanyak 290, artinya secara Moutong.
kontinu berada dalam posisi ³%DLN´. Pemilik Hal tersebut di atas terbukti dari adanya
usaha gilingan padi meyakini bahwa fasilitas perbedaan yang dirasakan yang dapat
yang ada pada BPLH Kabupaten Parigi diketahui dari hasil analisis Tes Chi Kuadrat,
Moutong sepenuhnya memiliki kualitas yang dengan hasil perhitungan dapat dilihat pada
baik sehingga dapat memberikan dukungan Tabel 10 berikut ini:
pada keberhasilan aparatur pegawai dalam
Airin Vita Rustini Kaleb, Implementasi UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan «««« 189

Tabel 10. Hasil Analisis Tes Chi Kuadrat Kualitas Fasilitas yang ada pada Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (BPLH) Kabupaten Parigi Moutong
Test Statistics
Kualitas fasilitas yang ada
a
Chi-Square 41.568
df 3
Asymp. Sig. .000
a. 0 cells (,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 18,5.
b. 0 cells (,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 14,8.

Hasil analisis Tes Chi Kuadrat pada kemampuan aparatur pegawai serta
Tabel 10 di atas, menunjukkan bahwa hasil kualitas fasilitas (sarana dan
X2-hitung sebesar 41.568 > X2-tabel (df = 3) prasarana) yang ada pada BPLH
sebesar 9.488 atau nilai Asymp. Sig adalah Kabupaten Parigi Moutong telah
0.000 < tingkat kesalahan (D = 0.05). Hal ini memadai untuk mendukung sosialisasi
memberikan arti bahwa pemilik usaha UU No. 32 Tahun 2009 tentang
penggilingan padi di Kabupaten Parigi ³3HUOLQGXQJDQ GDQ 3HQJHORODDQ
Moutong memandang bahwa kualitas fasilitas /LQJNXQJDQ +LGXS´ NHSDGD SDUD
yang ada pada BPLH dalam mendukung pelaku usaha yang kegiatan usahanya
keberhasilan aparatur pegawai PHQGDSDWNDQ SHPDQWDXDQ´.
mensosialisasikan UU No. 32 Tahun 2009 Disposisi
memberikan dampak pada kegiatan usaha Variabel ini cukup diperhitungkan
penggilingan padi di Kabupaten Parigi mengingat bahwa seorang aparatur
Moutong. pemerintah harus memiliki disposisi yang
Hal di atas didukung dengan hasil baik, maka akan dapat menjalankan
wawancara penulis dengan Bapak Suardi kebijakan dengan baik seperti apa yang
(Pemilik Gilingan Padi) di Desa Dolago diinginkan oleh pimpinan instansi. Untuk
Kabupaten Parigi Moutong dengan hasil mengetahui pemahaman pegawai yang ada
petikan wawancara sebagai berikut: pada BPLH Kabupaten Parigi Moutong dalam
³6DDW saya mengikuti sosialisasi Undang melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik
Nomor 32 Tahun 2009 tentang mensosialisasikan UU No. 32 Tahun 2009
³3HUOLQGXQJDQ GDQ 3HQJHORODDQ pada kegiatan usaha di Kabupaten Parigi
/LQJNXQJDQ +LGXS´ SDGD NHJLDWDQ Moutong, maka dapat dilihat pada Tabel 11
usaha di Kabupaten Parigi Moutong, berikut ini:
saya melihat kompetensi atau

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Terhadap Pemahaman Pegawai dalam
Melaksanakan Tugas-Tugas Sosialisasi
No Pernyataan Kriteria Bobot Frekuensi Skor Persentase
1. Sangat Baik 311,2-370,0 5 5 25 6,8
2. Baik 251,9-311,1 4 28 112 37,8
3. Kurang Baik 192,6-251,8 3 5 15 6,8
4. Tidak Baik 133,3-192,5 2 29 58 39,2
5. Sangat Tidak Baik 74-133,2 1 7 7 9,5
Jumlah Total 74 217 100,0
Sumber Data: Hasil Olahan Data Primer, 2012.
190 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 1, Januari 2013 hlm 179-196 ISSN: 2302-2019

Hasil olahan data primer di atas Parigi Moutong kurang memiliki pemahaman
menunjukkan bahwa tanggapan responden yang baik dalam mensosialisasikan UU No.
mencapai skor 217. Hal ini memberikan arti 32 Tahun 2009. Namun demikian, tetap ada
tanggapan responden secara kontinu berada perbedaan yang dirasakan yang dapat
pada garis SHQLODLDQ ³Kurang %DLN´ sehingga diketahui dari hasil analisis Tes Chi Kuadrat,
pemilik usaha gilingan padi meyakini dengan hasil perhitungan dapat dilihat pada
pegawai yang ada pada BPLH Kabupaten Tabel 12 berikut ini:

Tabel 12. Hasil Analisis Tes Chi Kuadrat Pemahaman Pegawai dalam melaksanakan Tugas-Tugas
Sosialisasi
Test Statistics
Pemahaman pegawai dalam melaksanakan tugas
a
Chi-Square 42.486
df 4
Asymp. Sig. .000
a. 0 cells (,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 18,5.
b. 0 cells (,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 14,8.

Hasil analisis Tes Chi Kuadrat pada usaha penggilingan padi di Kabupaten Parigi
Tabel 12 di atas, menunjukkan bahwa hasil Moutong.
X2-hitung sebesar 42.486 > X2-tabel (df = 4) Hasil tanggapan responden tentang
sebesar 12.695 atau nilai Asymp. Sig adalah pemberian motivasi pimpinan kepada
0.000 < tingkat kesalahan (D = 0.05). Hal ini pegawai pada BPLH Kabupaten Parigi
memberikan arti bahwa pemilik usaha Moutong dalam mendukung pelaksanaan
penggilingan padi memandang bahwa pensosialisasian UU No. 32 Tahun 2009 pada
pemahaman pegawai yang ada pada BPLH kegiatan usaha di Kabupaten Parigi Moutong,
dalam mensosialisasikan UU No. 32 Tahun dapat dilihat pada Tabel 13 berikut ini:
2009 memberikan dampak pada kegiatan

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Terhadap Pemberian Motivasi Kepada
Pegawai dalam Mendukung Pelaksanaan Tugas-Tugas Sosialisasi
No Pernyataan Kriteria Bobot Frekuensi Skor Persentese
1. Sangat Baik 311,2-370,0 5 5 25 6,8
2. Baik 251,9-311,1 4 42 168 56,8
3. Kurang Baik 192,6-251,8 3 25 75 33,8
4. Tidak Baik 133,3-192,5 2 2 4 2,7
5. Sangat Tidak Baik 74-133,2 1 0 0 0,0
Jumlah Total 74 272 100,0
Sumber Data: Hasil Olahan Data Primer, 2012.

Hasil olahan data primer di atas Fungsi (Tupoksi) pegawai didalam


menunjukkan bahwa tanggapan responden mengimplementasikan UU No. 32 Tahun
mencapai skor 272. Hal ini memberikan arti 2009 kepada para pelaku kegiatan usaha di
secara kontinum berada pada garis penilaian Kabupaten Parigi Moutong.
³%DLN´ VHKLQJJD pemberian motivasi Hal tersebut di atas terbukti dari hasil
pimpinan kepada pegawai dinilai telah analisis Tes Chi Kuadrat, dengan hasil
maksimal memberikan dukungan terhadap perhitungan dapat dilihat pada Tabel 14
keberhasilan pelaksanaan Tugas Pokok dan berikut ini:
Airin Vita Rustini Kaleb, Implementasi UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan «««« 191

Tabel 14. Hasil Analisis Tes Chi Kuadrat Pemberian Motivasi Kepada Pegawai dalam Mendukung
Pelaksanaan Tugas-Tugas Sosialisasi
Test Statistics
Pemberian motivasi kepada pegawai
a
Chi-Square 56.703
df 3
Asymp. Sig. .000
a. 0 cells (,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 18,5.
b. 0 cells (,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 14,8.

Hasil analisis Tes Chi Kuadrat pada kegiatan usaha penggilingan padi di
Tabel 14 di atas, menunjukkan bahwa hasil Kabupaten Parigi Moutong.
X2-hitung sebesar 56.703 > X2-tabel (df = 3) Berikut ini tanggapan responden
sebesar 9.488 atau nilai Asymp. Sig adalah berhubungan dengan keaktifan pegawai pada
0.000 < tingkat kesalahan (D = 0.05). Hal ini BPLH Kabupaten Parigi Moutong dalam
memberikan arti bahwa pemilik usaha mendukung pensosialisasian UU No. 32
penggilingan padi memandang bahwa 7DKXQ WHQWDQJ ³3HUOLQGXQJDQ GDQ
pemberian motivasi kepada pegawai pada 3HQJHORODDQ /LQJNXQJDQ +LGXS´ SDGD
BPLH Kabupaten Parigi Moutong dalam kegiatan usaha di Kabupaten Parigi Moutong,
mendukung pelaksanaan sosialisasi UU No. seperti terlihat pada Tabel 15 berikut ini:
32 Tahun 2009 memberikan dampak pada

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Terhadap Keaktifan Pegawai Mendukung
Pelaksanaan Sosialisasi
No Pernyataan Kriteria Bobot Frekuensi Skor Persentase
1. Sangat Baik 311,2-370,0 5 7 35 9,5
2. Baik 251,9-311,1 4 38 152 51,4
3. Kurang Baik 192,6-251,8 3 21 63 28,4
4. Tidak Baik 133,3-192,5 2 8 16 10,8
5. Sangat Tidak Baik 74-133,2 1 0 0 0,0
Jumlah Total 74 266 100,0
Sumber Data: Hasil Olahan Data Primer, 2012.

Tabel 15 di atas memberikan arti ada 3HQJHORODDQ /LQJNXQJDQ +LGXS´ SDGD


dukungan disposisi atau watak yang kuat dari kegiatan usaha di Kabupaten Parigi Moutong.
pegawai untuk bertekad mampu Hal tersebut di atas terbukti dari adanya
melaksanakan program/kegiatan yang telah perbedaan yang dirasakan yang dapat
ditetapkan sebagai wujud dukungan mereka diketahui dari hasil analisis Tes Chi Kuadrat,
pada keberhasilan implementasi UU No. 32 dengan hasil perhitungan dapat dilihat pada
7DKXQ WHQWDQJ ³3HUOLQGXQJDQ GDQ Tabel 16 berikut ini:
192 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 1, Januari 2013 hlm 179-196 ISSN: 2302-2019

Tabel 16. Hasil Analisis Tes Chi Kuadrat Keaktifan Pegawai Mendukung Pelaksanaan Sosialisasi
Test Statistics
Keaktifan pegawai
a
Chi-Square 34.000
df 3
Asymp. Sig. .000
a. 0 cells (,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 18,5.
b. 0 cells (,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 14,8.
Hasil analisis Tes Chi Kuadrat pada Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tabel 16 di atas, menunjukkan bahwa hasil (BPLH) memiliki komitmen yang
X2-hitung sebesar 30.000 > X2-tabel (df = 3) sama untuk mendukung sosialisasi
sebesar 9.488 atau nilai Asymp. Sig adalah Undang Nomor 32 Tahun 2009
0.000 < tingkat kesalahan (D = 0.05). Hal ini WHQWDQJ ³3HUOLQGXQJDQ GDQ
memberikan arti bahwa pemilik usaha 3HQJHORODDQ /LQJNXQJDQ +LGXS´
penggilingan padi di Kabupaten Parigi sesuai dengan kebijakan yang telah
Moutong memandang bahwa keaktifan ditetapkan´.
pegawai pada BPLH Kabupaten Parigi Struktur Birokrasi
Moutong untuk memberikan dukungan pada Dalam struktur organisasi Badan
pensosialisasian UU No. 32 Tahun 2009 Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH)
memberikan dampak pada kegiatan usaha Kabupaten Parigi Moutong, aparatur pegawai
penggilingan padi di Kabupaten Parigi mempunyai tugas atau kewenangan yang
Moutong. berbeda-beda, namun dalam implementasi
Hal di atas didukung dengan hasil belum menunjukkan keberhasilan. Hal ini
wawancara penulis dengan Bapak Yunus dikarenakan dalam menjalankan tugas masih
(Pemilik Gilingan Padi) di Desa Torue sebatas perintah atasan bukan karena
Kabupaten Parigi Moutong yang berpendapat tanggung jawab yang telah ditetapkan dalam
bahwa: struktur birokrasi.
³Saya melihat bahwa sosialisasi UU Berikut ini akan diuraikan tanggapan
No. 32 Tahun 2009 kepada para responden terhadap koordinasi pegawai pada
pelaku usaha yang kegiatan usahanya BPLH Kabupaten Parigi Moutong dengan
dipantau oleh Badan Pengelolaan para pelaku usaha ketika akan sosialisasi UU
Lingkungan Hidup (BPLH) No. 7DKXQ WHQWDQJ ³3HUOLQGXQJDQ
pelaksanaannya telah sesuai dengan GDQ 3HQJHORODDQ /LQJNXQJDQ +LGXS´ SDGD
kebijakan yang telah ditetapkan. kegiatan usaha di Kabupaten Parigi Moutong,
Selain itu, saya melihat pula bahwa seperti terlihat pada Tabel 17 berikut ini:
aparatur pegawai pada Badan

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Terhadap Koordinasi Pegawai dengan Para
Pelaku Usaha ketika Melakukan Sosialisasi
No Pernyataan Kriteria Bobot Frekuensi Skor Persentase
1. Sangat Baik 311,2-370,0 5 5 25 6,8
2. Baik 251,9-311,1 4 36 144 48,6
3. Kurang Baik 192,6-251,8 3 27 81 36,5
4. Tidak Baik 133,3-192,5 2 6 12 8,1
5. Sangat Tidak Baik 74-133,2 1 0 0 0,0
Jumlah Total 74 262 100,0
Sumber Data: Hasil Olahan Data Primer, 2012.
Airin Vita Rustini Kaleb, Implementasi UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan «««« 193

Dari hasil olahan data di atas diperoleh UU No. 32 Tahun 2009 pada kegiatan usaha
skor 262 yang secara kontinum terletak pada di Kabupaten Parigi Moutong.
garis penilaiaQ ³%DLN´. Artinya bahwa Hal tersebut di atas terbukti dari hasil
koordinasi diantara pegawai pada BPLH analisis Tes Chi Kuadrat, dengan hasil
dengan para pelaku usaha telah terjalin perhitungan dapat dilihat pada Tabel 18
dengan baik ketika akan mensosialisasikan berikut ini:

Tabel 18. Hasil Analisis Tes Chi Kuadrat Koordinasi Pegawai dengan Para Pelaku Usaha Ketika
Melakukan Sosialisasi
Test Statistics
Koordinasi pegawai dengan para pelaku usaha
a
Chi-Square 38.757
df 3
Asymp. Sig. .000
a. 0 cells (,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 18,5.
b. 0 cells (,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 14,8.

Hasil analisis Tes Chi Kuadrat pada UU No. 32 Tahun 2009 memberikan dampak
Tabel 18 di atas, menunjukkan bahwa hasil pada kegiatan usaha penggilingan padi di
X2-hitung sebesar 38.757 > X2-tabel (df = 3) Kabupaten Parigi Moutong.
sebesar 9.488 atau nilai Asymp. Sig adalah Keberhasilan implementasi UU No. 32
0.000 < tingkat kesalahan (D = 0.05). Hal ini 7DKXQ WHQWDQJ ³3HUOLQGXQJDQ GDQ
memberikan arti bahwa pemilik usaha 3HQJHORODDQ /LQJNXQJDQ +LGXS´ SDGD
penggilingan padi di Kabupaten Parigi kegiatan usaha di Kabupaten Parigi Moutong
Moutong memandang bahwa koordinasi di sangat dipengaruhi oleh penguasaan prosedur
antara pegawai pada BPLH dengan para dan program kerja pegawai seperti terlihat
pelaku usaha ketika akan mensosialisasikan pada Tabel 19 berikut ini:

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Terhadap Penguasaan Prosedur dan Program
Kerja Pegawai ketika Melakukan Sosialisasi
Pernyataan Kriteria Bobot Frekuensi Skor Persentase
1. Sangat Baik 311,2-370,0 5 8 40 10,8
2. Baik 251,9-311,1 4 32 128 43,2
3. Kurang Baik 192,6-251,8 3 25 75 33,8
4. Tidak Baik 133,3-192,5 2 9 18 12,2
5. Sangat Tidak Baik 74-133,2 1 0 0 0,0
Jumlah Total 74 261 100,0
Sumber Data: Hasil Olahan Data Primer, 2012.

Dari hasil olahan data primer diperoleh +LGXS´ SDGD NHJLDWDQ XVDKD GL .DEXSDWHQ
skor 261. Ini berarti secara kontinu berada Parigi Moutong sesuai dengan tugas pokok
pada posisi SHQLODLDQ ³%DLN´ sehingga dan fungsi dari bidang tugasnya masing-
memberikan makna pegawai pada BPLH masing. Hal tersebut di atas terbukti dari
mampu menguasai prosedur dan program adanya perbedaan yang dirasakan yang dapat
kerja dengan baik ketika mensosialisasikan diketahui dari hasil analisis Tes Chi Kuadrat,
UU No. 32 Tahun 2009 tentang dengan hasil perhitungan dapat dilihat pada
³3HUOLQGXQJDn dan Pengelolaan Lingkungan Tabel 20 berikut ini:
194 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 1, Januari 2013 hlm 179-196 ISSN: 2302-2019

Tabel 20. Hasil Analisis Tes Chi Kuadrat Koordinasi Pegawai dengan Para Pelaku Usaha Ketika
Melakukan Sosialisasi
Test Statistics
Koordinasi pegawai dengan para pelaku usaha
a
Chi-Square 22.973
df 3
Asymp. Sig. .000
a. 0 cells (,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 18,5.
b. 0 cells (,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 14,8.

Hasil analisis Tes Chi Kuadrat pada pada kegiatan usaha penggilingan padi di
Tabel 20 di atas, menunjukkan bahwa hasil Kabupaten Parigi Moutong.
X2-hitung sebesar 22.973 > X2-tabel (df = 3) Selanjutnya untuk melihat tanggapan
sebesar 9.488 atau nilai Asymp. Sig adalah responden terhadap penerapan Standard
0.000 < tingkat kesalahan (D = 0.05). Hal ini Operasional Prosedur (SOP) dalam sosialisasi
memberikan arti bahwa pemilik usaha UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang
penggilingan padi di Kabupaten Parigi ³3HUOLQGXQJDQ GDQ 3HQJHORODDQ /LQJNXQJDQ
Moutong memandang bahwa kemampuan +LGXS´ SDGD NHJLDWDQ XVDKD GL .DEXSDWHQ
pegawai menguasai prosedur dan program Parigi Moutong, dapat dilihat dalam Tabel 21
kerja dengan baik ketika mensosialisasikan berikut ini:
UU No. 32 Tahun 2009 memberikan dampak

Tabel 21. Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Terhadap Penerapan Standard Operational
Procedure (SOP) dalam Kegiatan Sosialisasi
No Pernyataan Kriteria Bobot Frekuensi Skor Persentese
1. Sangat Baik 311,2-370,0 5 5 25 6,8
2. Baik 251,9-311,1 4 35 140 47,3
3. Kurang Baik 192,6-251,8 3 24 72 32,4
4. Tidak Baik 133,3-192,5 2 9 18 12,2
5. Sangat Tidak Baik 74-133,2 1 1 1 1,4
Jumlah Total 74 256 100,0
Sumber Data: Hasil Olahan Data Primer, 2012.

Dari hasil olahan data primer diperoleh pelestarian lingkungan hidup tersebut sesuai
skor tanggapan 256. Ini berarti secara kontinu dengan Standard Operational Procedure
tanggapan responden berada pada posisi (SOP) yang ada.
SHQLODLDQ ³%DLN´ DUWLQ\D dalam implementasi Hal tersebut di atas terbukti dari adanya
UU No. 32 Tahun 2009 pada kegiatan usaha perbedaan yang dapat diketahui dari hasil
di Kabupaten Parigi Moutong, aparatur analisis Tes Chi Kuadrat, dengan hasil
pegawai pada BPLH selaku implementator perhitungan dapat dilihat pada Tabel 22
telah mengimplementasikan undang-undang berikut ini:
Airin Vita Rustini Kaleb, Implementasi UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan «««« 195

Tabel 22. Hasil Analisis Tes Chi Kuadrat Penerapan Standard Operasional Prosedur (SOP) Dalam
Kegiatan Sosialisasi
Test Statistics
Koordinasi pegawai dengan para pelaku usaha
a
Chi-Square 54.919
df 4
Asymp. Sig. .000
a. 0 cells (,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 18,5.
b. 0 cells (,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 14,8.

Hasil analisis Tes Chi Kuadrat pada Tabel 22 di atas, menunjukkan bahwa hasil X2-hitung
sebesar 54.919 > X2-tabel (df = 4) sebesar 12.695 atau nilai Asymp. Sig adalah 0.000 < tingkat
kesalahan (D = 0.05). Hal ini memberikan arti bahwa pemilik usaha penggilingan padi memandang
bahwa penerapan Standard Operational Procedure (SOP) dalam pensosialisasian UU No. 32 Tahun
2009 memberikan dampak pada kegiatan usaha penggilingan padi di Kabupaten Parigi Moutong.
Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan Bapak Wayan (Pemilik Usaha Penggilingan
Padi) di Desa Tolai Kabupaten Parigi Moutong, di mana beliau mengatakan:
³.HWLND PHQJLNXWL VRVLDOLVDVL 8QGDQJ 1RPRU 7DKXQ WHQWDQJ ³3HUOLQGXQJDQ GDQ
3HQJHORODDQ /LQJNXQJDQ +LGXS´ NHSDGD SDUD SHODNX NHJLDWan usaha di Kabupaten Parigi
Moutong, saya melihat adanya pembagian tugas dan koordinasi yang jelas, adanya bentuk
perhatian dan pembinaan yang terpadu dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH)
kepada para pelaku usaha yang kegiatan usahanya mendapatkan pemantauan. Selain itu saya
juga melihat pensosialisasian Undang Nomor 32 Tahun 2009 telah dilaksanakan sesuai
dengan StandarD Operasional Prosedur (SOP) yang WHODK GLWHWDSNDQ´

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH)


1. Implementasi UU No.32 Tahun 2009 Kabupaten Parigi Moutong memberikan
WHQWDQJ ³3HUOLQGXQJDQ GDQ 3HQJHORODDQ pendidikan yang memadai, memberikan
/LQJNXQJDQ +LGXS´ SDGD NHJLDWDQ XVDKD GL kesejahteraan yang sesuai dan memberikan
Kabupaten Parigi Moutong dilihat dari perhatian kepada seluruh stafnya sehingga
variabel komunikasi, sumber daya, pegawai dapat meningkatkan kinerja
disposisi dan struktur birokrasi dinilai telah didalam menjalankan tugas pokok dan
terlaksana dengan baik. fungsi dalam mensosialisasikan UU No.32
2. Faktor-faktor yang menghambat 7DKXQ WHQWDQJ ³3HUOLQGXQJDQ GDQ
implementasi UU No.32 Tahun 2009 Pengelolaan Lingkungan Hidup secara
WHQWDQJ ³3HUOLQGXQJDQ GDQ 3HQJHORODDQ lebih efisien dan efektif kepada para
/LQJNXQJDQ +LGXS´ SDGD NHJLDWDQ XVDKD GL pelaku usaha yang kegiatan usahanya
Kabupaten Parigi Moutong, di antaranya mendapatkan pemantauan
adalah masih minimnya kegiatan 2. Agar Kepala Badan Pengelolaan
sosialisasi dan pendidikan yang memadai Lingkungan Hidup (BPLH) Kabupaten
serta kurangya pelatihan-pelatihan kepada Parigi Moutong meningkatkan motivasi
pegawai. pegawai dalam menjalankan tugasnya
dalam mensosialisasikan UU No.32 Tahun
Rekomendasi WHQWDQJ ³3HUOLQGXQJDQ GDQ
1. Agar Pemerintah Kabupaten Parigi Pengelolaan Lingkungan +LGXS´,
Moutong melalui Kepala Badan senantiasa berpedoman pada ketentuan
196 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 1, Januari 2013 hlm 179-196 ISSN: 2302-2019

yang telah ditetapkan sesuai dengan DAFTAR RUJUKAN


Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
berlaku. Edward III. 1980. Implementing Public
3. Agar penelitian ini dapat dijadikan sebagai Policy. Congressional Quarterly Press
salah satu rujukan bagi peneliti-peneliti Santosa, Pandji. 2004. Administrasi Publik.
berikutnya yang ingin mengadakan riset Bandung: Rafika aditama.
penelitian serupa dengan penelitian ini Supranto, J., 2002. Statistik: Teori dan
sehingga tingkat kebenaran hasil Aplikasi. Jilid Pertama, Edisi Kelima.
pengkajian terhadap implementasi UU Jakarta: Erlangga.
1R 7DKXQ WHQWDQJ ³3HUOLQGXQJDQ Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2009,
dan Pengelolaan Lingkungan +LGXS´ SDGD Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
kegiatan usaha di Kabupaten Parigi Lingkungan Hidup.
Moutong dalam rangka pelestarian
lingkungan hidup di wilayah Kabupaten
Parigi Moutong dapat lebih komprehensif.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan kerendahan hati dan


penghargaan yang setinggi-tingginya
menghanturkan terima kasih kepada Tim
Pembimbing Bapak Prof. Anhulaila M.
Palampanga, S.E., M.S dan Dr. Ir. Muh.
Nursangadji, DEA yang telah memberikan
petunjuk, bimbingan, arahan dan saran yang
tidak ternilai harganya untuk kesempurnaan
artikel ini.

You might also like