You are on page 1of 14

KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN BERDASARKAN UU N0.

32
TAHUN 2009
(Studi Kasus Program Plastik Berbayar)

Vanya Izdihar Almira


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
vanyaizdihar@ui.ac.id

Abstract
Sustainable Development Concept in Act No. 32 of 2009 on the Protection and Management
of the Environment has not been run in accordance with the objective of sustainable development, even
in terms of protection, management and control of environmental destruction in Indonesia and to
investigate the implementation of the control of environmental degradation has not yet to reach its
maximum effort. In addition, the political commitment of the Indonesian government has not fully
understood the pattern of sustainable development. One of the sustainable development program that
has not reached the maximum effort is the Plastic Paid Program. The purpose of the Paid Plastic
Program is to support the government's efforts in reducing the number of plastic bag use in Indonesia.
The implementation of the paid plastic bag is to reduce plastic waste that has been polluting the
environment. Nevertheless, in fact the Plastics Paid Program still creates certain polemical discussion
and also does not give the maximum positive impact in the practical implementation. This study aims
to determine how the impact of Plastics Paid Program to the concept of sustainable development.This
research approach and data collection. The approach used in this study is a quantitative approach and
use the data as a support in writing. The results of this study can be seen that is in conformity with the
sustainable development concept.
Keywords: sustainable development, sustainable development concept, paid plastic program

1. Pendahuluan lingkungan serta jalan keluarnya, agar


Pembangunan Berkelanjutan pembangunan dapat terlaksana dengan
sebenarnya bukanlah suatu hal yang baru memperhitungkan daya dukung
baik dilihat secara global maupun lingkungan (eco-development)
nasional. Namun dalam pelaksanaannya (Rangkuti, 2000:27).
masih belum dipahami dengan baik dan Pembangunan berkelanjutan adalah
oleh karenanya masih menunjukkan sebagai upaya manusia untuk
banyak kerancuan pada tingkat kebijakan memperbaiki mutu kehidupan dengan
dan pengaturan dan mempunyai banyak tetap berusaha tidak melampaui
gejala pada tatanan implementasi atau ekosistem yang mendukung
pelaksana. Pembangunan yang kehidupannya. Dewasa ini masalah
berkelanjutan sebagai sebuah konsep pembangunan berkelanjutan telah
yang mengandung pengertian sebagai dijadikan sebagai isu penting yang perlu
pembangunan yang memperhatikan terus di sosialisasikan ditengah
dan mempertimbangkan dimensi masyarakat. Bangsa Indonesia telah
lingkungan hidup dalam pelaksanaannya berusaha untuk menjadikan
sudah menjadi topik pembicaraan dalam Pembangunan Berkelanjutan sudah
konferensi Stockholm (UN Conference dibahas di Indonesia sebagai
on the Human Environment) tahun 1972 pembangunan yang berkelanjutan bahkan
yang menganjurkan agar pembangunan ditambah dengan berwawasan
dilaksanakan dengan memperhatikan lingkungan, namun prakteknya
faktor lingkungan (Soerjani, 1977: 66). menunjukkan lain. Pembangunan
Menurut Sundari Rangkuti Konferensi Berkelajutan melalui hukum lingkungan
Stockholm membahas masalah Indonesia telah berkembang dengan
2

sangat pesat. Secara kelembagaan, terlibat dalam proses penentuan kebijakan


perkembangan hukum lingkungan Indonesia perlindungan dan pengelolaan lingkungan
diawali dengan berdirinya Kementerian hidup serta pelaksanaannya.
Negara Pengawasan Pembangunan dan Program Plastik Berbayar merupakan
Lingkungan Hidup pada tahun 1978. Pada salah satu program pemerintah dalam
tahun 1982, peraturan perundang-undangan melaksanakan pembangunan berkelanjutan.
pertama mengenai pengelolaan lingkungan Program Plastik Berbayar menjadi langkah
hidup di Indonesia diundangkan melalui kongkret pemerintah dalam mengurangi
pemberlakuan Undang-Undang No. 4 Tahun timbulan sampah kantong plastik.
1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Berdasarkan data Kementerian Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. UU No. 4 Hidup dan Kehutanan, sekitar 9,8 miliar
Tahun 1982 merupakan awal dan tonggak lembar kantong plastik digunakan oleh
yang menandai awal pengembangan hukum masyarakat Indonesia setiap tahunnya. Dari
lingkungan di Indonesia berdasarkan prinsip jumlah tersebut, hampir 95 persen kantong
hukum lingkungan modern, di samping plastik menjadi sampah yang sulit terurai
membuka cakrawala pemikiran hukum baru secara alami. Kebijakan pengenaan Kantong
di Indonesia. Penyempurnaan pertama kali Plastik Berbayar ini juga sejalan dengan
dilakukan dengan diundangkannya Undang- amanat UU No.18 Tahun 2008 tentang
Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Sampah terutama pada pasal 19
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pada tahun dan 20. Kebijakan kantong plastik berbayar
2009, UU No. 23 Tahun 1997 diubah serta juga dimaksudkan untuk mendorong
disempurnakan dengan Undang-Undang perilaku masyarakat agar lebih bijak dalam
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan penggunaan kantong plastik. Berdasarkan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. kesepakatan Kementerian Lingkungan
Perbedaan antara UU No. 23 Tahun 1997 Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan
dengan UU No. 32 Tahun 2009 adalah pada Badan Perlindungan Konsumen Nasional
pengaturan tata kelola pemerintahan yang (BPKN), Yayasan Lembaga Konsumen
baik (good governance).UU No. 32 Tahun Indonesia (YLKI), dan Asosiasi Pengusaha
2009 adalah pengakuan pembangunan Ritel Seluruh Indonesia (APRINDO), maka
berkelanjutan yang menjadi dasar bagi program kantong plastik berbayar pun
pembangunan nasional di Indonesia. Namun, diberlakukan, dimana konsumen diharuskan
pengaturan dalam Undang-Undang No. 32 membayar harga minimal Rp200 untuk
Tahun 2009 belum dapat mengatasi memperoleh kantong plastik (atau kantong
persoalan-persoalan lingkungan hidup saat kresek) ketika berbelanja di gerai ritel
ini dan ke depan. Banyak tantangan yang moderen.
harus dihadapi agar UU tersebut dapat Pada kenyatannya, Pemberlakuan
berjalan dengan efektif, mulai dari kuatnya Program Plastik Berbayar dinilai kurang
kepemimpinan (leadership) pemerintahan, efektif. Peraturan Pemerintah mengenai
kapasitas dan integritas aparatur birokrasi pelaksanaan Porgram Plastik Berbayar
serta penegak hukum,peradilan yang isinya tidak sesuai dengan konsep
responsif dan independen, sampai dengan pembangunan berkelanjutan berdasarkan
kesadaran masyarakat yang tinggiuntuk UU No.32 tahun 2009 tentang Pengendalian
3

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan mencakup pada upaya untuk mewujudkan
juga peraturan daerah (Perda) tentang terjadinya:
pengelolaan sampah khususnya penanganan Pemerataan manfaat hasil-hasil
limbah kantong plastik, yang isinya tidak pembangunan antar generasi
sejalan dengan Surat Edaran Kementrian (intergenaration equity) yang berarti
Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Maka, bahwa pemanfaatan sumberdaya
pada 1 Oktober 2017 Program Plastik alam untuk kepentingan
Berbayar diberhentikan karena mengalami pertumbuhan perlu memperhatikan
banyak pro dan kontra di kalangan batas- batas yang wajar dalam
masyarakat, maka dalam hal ini penulis kendali ekosistem atau sistem
ingin melihat bagaimana pengaruh Program lingkungan serta diarahkan pada
Plastik Berbayar terhadap konsep sumberdaya alam yang replaceable
pembangunan berkelanjutan berdasarkan dan menekankan serendah mungkin
UU No. 32 Tahun 2009 tentang eksploitasi sumber daya alam yang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan unreplaceable.
Hidup sebelum Program Plastik Berbayar Safeguarding atau pengamanan
diberhentikan pelaksanaannya. terhadap kelestarian sumber daya
alam dan lingkungan hidup yang ada
2. Kajian Literatur dan pencegahan terjadi gangguan
ekosistem dalam rangka menjamin
2.1Pembangunan Berkelanjutan
kualitas kehidupan yang tetap baik
Menurut Budimanta (2005:7-10),
bagi generasi yang akan datang.
pembangunan berkelanjutan atau
Pemanfaatan dan pengelolaan
sustainable development adalah suatu
sumberdaya alam semata untuk
cara pandang mengenai kegiatan yang
kepentingan mengejar pertumbuhan
dilakukan secara sistematis dan terencana
ekonomi demi kepentingan
dalam kerangka peningkatan
pemerataan pemanfaatan
kesejahteraan, kualitas kehidu-pan dan
sumberdaya alam yang
lingkungan umat manusia tanpa
berkelanjutan antar generasi.
mengurangi akses dan kesempatan
Mempertahankan kesejahteraan
kepada generasi yang akan datang untuk
rakyat (masyarakat) yang
menikmati dan memanfaatkannya.
berkelanjutan baik masa kini
Wibawa (1991:15), Memberikan
maupun masa yang mendatang (inter
pengertian bahwa pembangunan
temporal).
berkelanjutan adalah transformasi
progresif terhadap struktur sosial, Mempertahankan manfaat
ekonomi dan politik untuk meningkatkan pembangunan ataupun pengelolaan
kehidupan masyarakat tanpa sumberdaya alam dan lingkungan
mengorbankan kemampuan para generasi yang mempunyai dampak manfaat
yang akan datang. jangka panjang ataupun lestari antar
Sutamihardja (2004: 43), menyatakan generasi.
sasaran pembangunan berkelanjutan
4

Menjaga mutu ataupun kualitas keberlanjutan ini dengan mengajukan 5


kehidupan manusia antar generasi alternatif pengertian:
(1)Suatu kondisi dikatakan
sesuai dengan habitatnya
berkelanjutan (sustainable) jika utilitas
yang diperoleh masyarakat tidak
2.2 Prinisip-Prinsip Pembangunan berkurang sepanjang waktu dan
Berkelanjutan konsumsi tidak menurun sepanjang
Menurut Heal (Fauzi,2004:231), waktu (non-declining consumption)
Konsep keberlanjutan ini paling tidak (2)Keberlanjutan adalah kondisi dimana
mengandung dua dimensi : Pertama adalah sumber daya alam dikelola sedemikian
dimensi waktu karena keberlanjutan tidak lain rupa untuk memelihara kesempatan
menyangkut apa yang akan terjadi dimasa produksi dimasa mendatang
yang akan datang . Kedua adalah dimensi (3)Keberlanjutan adalah kondisi dimana
interaksi antara sistem ekonomi dan sistem sumber daya alam (natural capital stock)
sumber daya alam dan lingkungan. Pezzey tidak berkurang sepanjang waktu
(Fauzi, 2004:231) melihat aspek keberlajutan (nondeclining)
dari sisi yang berbeda. Dia melihat bahwa (4)Keberlanjutan adalah kondisi dimana
keberlanjutan memiliki pengertian statik dan sumber daya alam dikelola untuk
dinamik. Keberlanjutan dari sisi statik mempertahankan produksi jasa sumber
diartikan sebagai pemanfaatan sumber daya daya alam
alam terbarukan dengan laju teknologi yang (5)Keberlanjutan adalah adanya kondisi
konstan, sementara keberlanjutan dari sisi keseimbangan dan daya tahan
dinamik diartikan sebagai pemanfaatan (resilience) ekosistem terpenuhi.
sumber daya alam yang tidak terbarukan Daly (Fauzi,2004:232-233)
dengan tingkat teknologi yang terus berubah. menambahkan beberapa aspek mengenai
Konsep Bruntland (Fauzi,2004:231) definisi operasional pembangunan
yaitu pertama, menyangkut pentingnya berkelanjutan, antara lain:
memperhatikan kendala sumber daya alam Untuk sumber daya alam yang
dan lingkungan terhadap pola pembangunan terbarukan : laju pemanenan harus
dan konsumsi. Kedua, menyangkut perhatian sama dengan laju regenerasi (produksi
pada kesejahteraan (well-being)generasi lestari)
mendatang. Hall (Fauzi,2004:231) Untuk masalah lingkungan : laju
menyatakan bahwa asumsi keberlajutan pembuangan limbah harus setara
paling tidak terletak pada tiga aksioma dasar dengan kapasitas asimilasi
yaitu: lingkungan.
(1)Perlakuan masa kini dan masa 2.3 Strategi Pembangunan
mendatang yang menempatkan nilai Berkelanjutan
positif dalam jangka panjang Menurut Askar (2004:5-6) terdapat
(2)Menyadari bahwa aset lingkungan empat komponen yang perlu diperhatikan
memberikan kontribusi terhadap dalam pembangunan berkelanjutan yaitu :
economic wellbeing Pembangunan yang Menjamin
(3)Mengetahui kendala akibat implikasi Pemerataan dan Keadilan Sosial
yang timbul pada aset lingkungan.
Konsep ini dirasakan masih sangat Pembangunan yang berorientasi
normatif sehingga aspek operasional dari pemerataan dan keadilan sosial harus
konsep keberlanjutan ini pun banyak dilandasi hal-hal seperti ; meratanya
mengalami kendala. Perman distribusi sumber lahan dan faktor
(Fauzi,2004:232) mencoba produksi, meratanya peran dan
mengelaborasikan lebih lanjut konsep kesempatan perempuan, meratanya
ekonomi yang dicapai dengan
5

keseimbangan distribusi sistem sosial. Dengan menggunakan


kesejahteraan. Namun pemerataan pengertian ini maka pelaksanaan
bukanlah hal yang secara langsung pembangunan yang lebih integratif
dapat dicapai. Pemerataan adalah merupakan konsep pelaksanaan
konsep yang relatif dan tidak secara pembangunan yang dapat
langsung dapat diukur. Dimensi etika dimungkinkan. Hal ini merupakan
pembangunan berkelanjutan adalah tantangan utama dalam kelembagaan.
hal yang menyeluruh, kesenjangan
pendapatan negara kaya dan miskin Pembangunan yang Meminta
semakin melebar, walaupun Perspektif Jangka Panjang
pemerataan dibanyak negara sudah
meningkat. Aspek etika lainnya yang Masyarakat cenderung menilai masa
perlu menjadi perhatian kini lebih dari masa depan. Implikasi
pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan berkelanjutan
prospek generasi masa datang yang merupakan tantangan yang melandasi
tidak dapat dikompromikan dengan penilaian ini. Pembangunan
aktivitas generasi masa kini. Ini 6 berkelanjutan mensyaratkan
berarti pembangunan generasi masa dilaksanakan penilaian yang berbeda
kini perlu mempertimbangkan dengan asumsi normal dalam prosedur
generasi masa datang dalam discounting. Persepsi jangka panjang
memenuhi kebutuhannya. adalah perspektif pembangunan yang
berkelanjutan. Hingga saat ini
Pembangunan yang Menghargai kerangka jangka pendek mendominasi
Keanekaragaman pemikiran para pengambil keputusan
ekonomi, oleh karena itu perlu
Pemeliharaan keanekaragaman hayati dipertimbangkan.
adalah prasyarat untuk memastikan
bahwa sumber daya alam selalu 2.4 Indikator Pembangunan
tersedia secara berkelanjutan untuk Berkelanjutan
masa kini dan masa datang. Menurut Djajadiningrat (2005:32-45),
Keanekaragaman hayati juga menyatakan bahwa dalam pembangunan
merupakan dasar bagi keseimbangan berkelanjutan terdapat aspek keberlanjutan
ekosistem.. Pemeliharaan yang perlu diperhatikan sebagai berikut.:
keanekaragaman budaya akan Keberlanjutan Ekologis
mendorong perlakuan yang merata Keberlanjutan ekologis adalah
terhadap setiap orang dan membuat prasyarat untuk pembangunan dan
pengetahuan terhadap tradisi berbagai keberlanjutan kehidupan.
masyarakat dapat lebih dimengerti. Keberlanjutan ekologis akan
menjamin keberlanjutan ekosistem
Pembangunan yang Menggunakan bumi. Untuk menjamin keberlanjutan
Pendekatan Integratif ekologis harus diupayakan beberapa
hal yaitu: (1) Memelihara integritas
Pembangunan berkelanjutan tatanan lingkungan agar sistem
mengutamakan keterkaitan antara penunjang kehidupan dibumi tetap
manusia dengan alam. Manusia terjamin dan sistem produktivitas,
mempengaruhi alam dengan cara adaptabilitas, dan pemulihan tanah,
yang bermanfaat atau merusak. air, udara dan seluruh kehidupan
Hanya dengan memanfaatkan berkelanjutan. (2)Tiga aspek yang
pengertian tentang konpleknya harus diperhatikan untuk memelihara
keterkaitan antara sistem alam dan integritas tatanan lingkungan yaitu ;
6

daya dukung, daya asimilatif dan


keberlanjutan pemanfaatan Keberlanjutan Politik
sumberdaya terpulihkan.
Keberlanjutan politik diarahkasn pada
Keberlanjutan Ekonomi respek pada human right, kebebasan
individu dan sosial untuk
Keberlanjutan ekonomi yang terdiri berpartisipasi dibidang ekonomi,
atas keberlanjutan ekonomi makro sosial dan politik, demokrasi yang
dan keberlanjutan ekonomi sektoral dilaksanakan perlu memperhatikan
merupakan salah satu aspek proses demokrasi yang transparan dan
keberlanjutan ekonomi dalam bertanggungjawab, kepastian kesedian
perspektif pembangunan. Dalam pangan, air, dan pemukiman.
keberlanjutan ekonomi makro tiga
elemen yang diperlukan adalah Keberlanjutan Pertahanan
efisiensi ekonomi, kesejahteraan
ekonomi yang berkesinambungan dan Keamanan Keberlanjutan keamanan
peningkatan pemerataan dan seperti menghadapi dan mengatasi
distribusi kemakmuran. Hal ini akan tantangan, ancaman dan gangguan
dapat tercapai melalui kebijaksaaan baik dari dalam dan luar yang
ekonomi makro yang tepat guna langsung dan tidak langsung yang
dalam proses struktural yang dapat membahayakan integritas,
menyertakan disiplin fiskal dan identitas, kelangsungan negara dan
moneter. Sementara itu keberlanjutan bangsa perlu diperhatikan.
ekonomi sektoral yang merupakan
keberlanjutan ekonomi makro akan 3. Metode Penulisan
diwujudkan dalam bentuk Dalam penulisan ilmiah, penyusunan
kebijaksanaan sektoral yang spesifik. metode penulisan yang baik dan tepat
Kegiatan ekonomi sektoral ini dalam penting untuk dilakukan oleh penulis.
bentuknya yang spesifik akan Adapun metode yang dijabarkan adalah
mendasarkan pada perhatian terhadap mengenai pendekatan dan pengumpulan
sumber daya alam yang bernilai data. Pendekatan penelitian yang digunakan
ekonomis sebagai kapital. Selain itu adalah pendekatan kualitatif karena untuk
koreksi terhadap harga barang dan melihat bagaimana Konsep Pembangunan
jasa, dan pemanfaatan sumber daya Berkelanjutan berdasarkan UU No.32 tahun
lingkungan yang merupakan biosfer 2009 dalam studi kasus Program Plastik
keseluruhan sumber daya. Berbayar. Analisis penelitian ini
Keberlanjutan Sosial Budaya menggunakan pendekatan berfikir deduktif
dimana kerangka analisis dimulai dari
Dalam hal keberlanjutan sosial dan persoalan-persoalan yang umum ke
budaya, secara menyeluruh persoalan-persoalan yang khusus (Bungin,
keberlanjutan sosial dinyatakan 2006:311).
dalam keadilan sosial, harga diri Selain itu penelitian ini juga
manusia dan peningkatan kualitas menggunakan data sebagai penunjang dalam
hidup seluruh manusia. Hal-hal yang penulisan. Data merupakan sejumlah
merupakan perhatian utama adalah informasi yang dapat memberikan gambaran
stabilitas penduduk, pemenuhan suatu keadaan (Durianto et al,2001:14).
kebutuhan dasar manusia, pertahanan Dalam hal ini, penulis mengumpulkan
keanekaragaman budaya dan informasi mengenai pengaruh Program
partisipasi masyarakat lokal dalam Plastik Berbayar terhadap konsep
pengambilan keputusan. pembangunn berkelanjutan. Adapun yang
7

dikumpulkan berupa data sekunder. Menurut minyak dunia atau sekitar 12 juta barel
Juliandi et al (2014:66), data sekunder minyak atau setara 14 juta pohon. Lebih dari
merupakan data yang sudah tersedia yang satu juta kantong plastik digunakan setiap
dikutip oleh peneliti guna kepentingan menitnya, dan 50 persen dari kantong plastik
penelitiannya. Data sekunder dalam tersebut dipakai hanya sekali lalu langsung
penulisan ini didapatkan melalui studi dibuang.
kepustakaan pada sejumlah jurnal, buku,
artikel, dan dokumen-dokumen lainnya yang Tabel 1.1
berhubungan dengan konsep pembangunan
berkelanjutan terhadap Program Plastik
Berbayar.

4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Gambaran Umum Program Plastik


Berbayar
Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK) menilai persoalan
sampah sudah meresahkan. Indonesia bahkan
masuk dalam peringkat kedua di dunia
sebagai penghasil sampah plastik ke Laut
setelah Tiongkok. Hal itu berkaitan dengan
data dari KLHK yang menyebut plastik hasil sumber: ISWA Vol. 347, 2015:749
dari 100 toko atau anggota Asosiasi Menyikapi hal tersebut, Kementerian
Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
dalam waktu satu tahun saja, sudah mencapai kemudian berencana menerapkan satu
10,95 juta lembar sampah kantong kebijakan yang dianggap bisa mengurangi
plastik. Padahal, KLHK menargetkan pencemaran kantong plastik. Pada tanggal 14
pengurangan sampah plastik lebih dari 1,9 Januari dan 16 Februari, Kementerian
juta ton hingga 2019 (CNN Indonesia, 2016). Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
Kini ada 32.000 retail. Dapat diperkirakan bersama Badan Perlindungan Konsumen
9,85 milyar sampah kantong plastik Nasional (BPKN), Yayasan Lembaga
dihasilkan setiap tahun dan mencemari Konsumen Indonesia (YLKI), dan Asosiasi
lingkungan selama lebih dari 400 tahun. Pengusaha Ritel Indonesia membahas
Jumlah yang besar dan mungkin akan mekanisme dan harga kantong plastik yang
bertambah jika masyarakat serta pemerintah menghasilkan kesepakatan sebagai berikut:
tidak bijak dan bekerjasama dalam hal Semua pihak mendukung sepenuhnya
mengelola sampah kantong plastik. kebijakan tersebut dan berkomitmen
Berdasarkan data Jambeck (2015), melakukan uji coba mulai 21 Februari
Indonesia berada di peringkat kedua dunia 2016 sampai dengan Juni 2016 di 23
penghasil sampah plastik ke laut yang kota.
mencapai sebesar 187,2 juta ton setelah Cina Usaha ritel tidak lagi menyediakan
yang mencapai 262,9 juta ton. Berada di
kantong plastik gratis, konsumen wajib
urutan ketiga adalah Filipina yang
membeli seharga minimal Rp.
menghasilkan sampah plastik ke laut
200/kantong termasuk PPN dengan
mencapai 83,4 juta ton, diikuti Vietnam
mekanisme jual putus, artinya kantong
yang mencapai 55,9 juta ton, dan Sri Lanka
plastik itu sebagai barang dagangan.
yang mencapai 14,6 juta ton per tahun.
Pemerintah, Pemerintah daerah dan
Setiap tahun produksi plastik menghasilkan
sekitar delapan persen hasil produksi Pengusaha melakukan evaluasi setelah 3
bulan uji coba, termasuk harga.
8

Berdasarkan hasil evaluasi memberatkan konsumen dan retail


Kementerian Lingkungan Hidup dan (hukumonline,2016). Di beberapa daerah,
Kehutanan, terlihat penurunan penggunaan salah satunya yaitu Jakarta, beberapa
kantong plastik sebesar 25 hingga 30 persen supermarket untuk mempermudah
selama masa uji coba tiga bulan pertama konsumen mengganti plastik berbayar
maka pemerintah memutuskan melanjutkan dengan kardus dan kantong kertas. Akan
uji coba nasional dengan mengeluarkan tetapi, menggantinya dengan kartus juga
surat edaran Kementerian Lingkungan menimbulkan dampak negatif karena bahan
Hidup dan Kehutanan tentang Pengurangan baku pembuatan bahan tersebut yang
Sampah Plastik Melalui Penerapan Plastik sebagian besar berasal dari pohon juga
Berbayar, uji coba nasional dilaksanakan menjadi bahan pertimbangan nantinya
dalam tahun 2016 sampai dengan terbitnya berdampak pada eksploitasi hutan secara
regulasi yang mengatur secara teknis dan besar-besaran.
rinci tentang pembatasan penggunaan
kantong belanja plastik sekali pakai. 4.2 Program Plastik Berbayar terhadap
Namun, pada 1 Oktober 2016 Sasaran Pembangunan Berkelanjutan
Pelaksanan Program Plastik Berbayar Pemerintah dalam melaksanakan
dihentikan disebabkan adanya pro dan Program Plastik Berbayar merupakan salah
kontra di berbagai daerah. Asosiasi satu cara melaksakan pembangunan
Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) berkelanjutan. Jika melihat data sekitar 9,8
menghentikan program kantong plastik milyar kantong plastik terkonsumsi per
berbayar yang dijalankan toko ritel modern tahunnya di Indonesia, dan Indonesia
di seluruh Indonesia. Berdasarkan hasil menjadi negara dengan peringkat kedua
monitoring dan evaluasi Kementerian setelah Cina yang menyumbang sampah
Lingkungan Hidup dan Kehutanan plastik di dunia. Riset yang dilakukan
(KLHK), terlihat penurunan penggunaan Greeneration Indonesia dan Kementerian
kantong plastik sebesar 25-30 persen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
selama masa uji coba 3 bulan pertama, di sendiri menunjukkan bahwa ada sekitar 32
mana 87,2 persen masyarakat menyatakan ribu toko anggota Asosiasi Pengusaha Retail
dukungannya dan 91,6 persen bersedia Indonesia (APRINDO) yang berpotensi
membawa kantong belanja sendiri dari mengedarkan kantong plastik sebanyak 9,6
rumah. Pada pelaksanaannya, uji coba juta lembar perhari atau 11,68 juta lembar
program tersebut kian banyak menuai pro perhari. Indonesia sudah tertinggal jauh dari
kontra di berbagai kalangan masyarakat, negara-negara lain yang sudah lebih cepat
sementara Permen LHK belum kunjung merespon secara konkret isu persampahan
diterbitkan. Peritel modern menerima plastik.
kritikan dari masyarakat yang berujung Dengan adanya Program Plastik
pada ancaman tuntutan secara hukum, Berbayar sebenarnya memberikan dampak
karena dianggap memungut biaya tanpa yang positif walaupun program tersebut
berdasarkan peraturan hukum yang kuat. belum bisa dikatakan efektif sepenuhnya.
Beberapa Pemerintah Daerah (Pemda), Program kantong plastik berbayar diakui
bahkan telah menerbitkan Peraturan Daerah berdampak positif terhadap pengurangan
(Perda) tentang pengelolaan sampah jumlah kantong plastik yang dikeluarkan
khususnya penanganan limbah kantong peritel. Selama program tersebut diterapkan,
plastik, yang isinya tidak sejalan dengan SE beberpa supermarket bisa mengehemat
KLHK.Selain itu juga, memicu persaingan kantong plastik. Dengan perbandingan
bisnis yang tidak sehat di industri ritel 1:100 per harinya (Republika,2017).
modern. Selain itu juga, pemerintah daerah Dalam Program Plastik Berbayar, jika
(pemda) yang memberikan aturan berbeda- dilihat melalui sasaran pembangunan
beda, salah satu di antaranya bisa berkelanjutan Sutamirhadja (2004: 43)
9

terdapat 9 upaya untuk mewujudkan yang berkelanjutan antar generasi. Jika


pembangunan berkelanjutan. Pertama, dilihat dari Program Plastik Berbayar,
mengenai pemerataan manfaat hasil-hasil pembelakuan program tersebut belum
pembangunan antar generasi memberikan manfaat yang merata di
(intergenaration equity) yang berarti bahwa berbagai daerah. Hanya beberapa daerah
pemanfaatan sumberdaya alam untuk saja yang mendapatkan manfaat dari adanya
kepentingan pertumbuhan perlu Program Plastik Berbayar tersebut.
memperhatikan batas- batas yang wajar Keempat, mengenai mempertahankan
dalam kendali ekosistem atau sistem kesejahteraan rakyat (masyarakat) yang
lingkungan serta diarahkan pada berkelanjutan baik masa kini maupun masa
sumberdaya alam yang replaceable dan yang mendatang (inter temporal). Dengan
menekankan serendah mungkin eksploitasi adanya, Program Plastik Berbayar sudah
sumber daya alam yang unreplaceable. Jika dapat dikatakan mempertahankan
dilihat dari Program Plastik Berbayar itu kesejahterraan rmasyarakat yang
sendiri, program ini sebenarnya sudah berkelanjutan. Karena, program ini menekan
memenuhi sasaran dalam menekan dari adanya limbah plastik. Namun,
eksploitasi dalam penggunaan kantong Program Plastik Berbayar hanya saja masih
plastik untuk generasi kedepannya. Akan perlu banyak evaluasi dalam pemberlakuan
tetapi, belum adanya pengganti dari Program Plastik Berbayar.
kantong plastik tersebut yang dimana Kelima, mengenai mempertahankan
beberapa pasar modern menggantinya manfaat pembangunan ataupun pengelolaan
dengan kantong kertas dan kardus. sumberdaya alam dan lingkungan yang
Walaupun kantong kertas dan kardus cepat mempunyai dampak manfaat jangka panjang
teurai amun akan mengekploitasi bahan ataupun lestari antar generasi. Program
pembuat kantong kertas dan kardus yaitu Plastik Berbayar sebenarnya sudah dapat
akan mengekploitasi bahan pembuat dikatakan mempunya dampak manfaat
mataerial tersebut. jangka panjang. Akan tetapi, seharusnya
Kedua, mengenai safeguarding atau pemerintah melaksanakan program ini tidak
pengamanan terhadap kelestarian sumber hanya pada pasar modern saja tetapi juga
daya alam dan lingkungan hidup yang ada pasar tradisional dan juga produk-produk
dan pencegahan terjadi gangguan ekosistem kemasan yang memakai bahan yang berasal
dalam rangka menjamin kualitas kehidupan dari plastik.
yang tetap baik bagi generasi yang akan Keenam, mengenai menjaga mutu
datang. Dengan adanya Program Plastik ataupun kualitas kehidupan manusia antar
Berbayar sudah dapat mencegah terjadinya generasi sesuai dengan habitatnya. Program
ganggunan ekosistem dalam menajmin Plastik Berbayar sudah dapat dikatakan
kualitas kehidupan generasi yang akan menjaga kualitas kehidupan manusia antar
datang. Akan tetapi, Program Plastik generasi sesuai dengan habitatnya.
Berbayar hanya diberlakukan terhadap Walaupun, program ini belum dapat
pasar modern saja tetapi tidak diberlakukan memeberikan dampak positif yang
pada pasar tradisional. Padahal, 95 persen maksimal.
kantong plastik yang digunakan pasar
modern sudah ramah lingkungan, 4.3 Program Plastik Berbayar terhadap
sedangkan di pasar tradisional, justru Konsep Pembangunan Berkelanjutan
sebaliknya hampir 90% kantong plastic berdasrkan UU No.32 tahun 2009 tentang
yang digunakan tidak ramah lingkungan Pengendalian dan Pengelolaan
(Antara News,2016). Lingkungan
Ketiga, pemanfaatan dan pengelolaan Program Plastik Berbayar yang
sumberdaya alam semata demi kepentingan diberlakukan oleh pemerintah berpedoman
pemerataan pemanfaatan sumberdaya alam kepada pengurangan kantong plastik demi
10

pembangunan berkelanjutan. Pengurangan Rp.250 untuk membeli satu buah kantong


limbah plastik dengan Program Plastik plastik ukuran sedang. Apabila belanjaan
Berbayar telah memberikan peluang bagi masyarakat tersebut banyak maka akan
berkurangnya limbah plastik menjadi semakin banyak pula kantong plastik yang
pembangunan berkelanjutan. Walaupun digunakan, yang artinya uang yang
pada kenyataannya, Program Plastik dikeluarkan untuk membeli kantong plastic
Berbayar belum memberikan manfaat yang akan bertambah (Silabus, 2016). Walaupun,
maksimal bagi generasi yang akan datang Program Plastik Berbayar ini sebenarnya
secara maksimal. memberikan dampa positif bagi
UU No. 32 Tahun 2009 adalah berkurangnya limbah plastik yang ada di
pengakuan pembangunan berkelanjutan Indonesia. Selain itu juga, Program Plastik
yang menjadi dasar bagi pembangunan Berbayar yang seluruhnya dibebankan
nasional di Indonesia.Pembangunan kepada konsumen, seharusnya pelaku usaha
berkelanjutan yang didefinisikan dalam dan pemerintah harus ikut dibebankan.
Pasal 3 UU No. 32 tahun 2009 sebagai Konsep pembangunan berkelanjutan
berikut: Pembangunan berkelanjutan ini diperkuat dengan prinsip-prinsip
adalah sadar dan terencana yang pengelolaan dan perlindungan lingkungan
memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, hidup, sebagaimana diatur dalam Pasal 2
dan ekonomi ke dalam strategi UU No. 32 Tahun 2009, sebagai berikut:
pembangunan untuk menjamin keutuhan berdasarkan asas: (1)tanggung jawab
lingkungan hidup serta keselamatan, negara; (2)kelestarian dan keberlanjutan;
kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup (3)keserasian dan keseimbangan;
generasi masa kini dan generasi masa (4)keterpaduan; (5)manfaat; (6)kehati-
depan. Program Plastik Berbayar jika hatian; (7)keadilan; (8)ekoregion; (9)
dilihat dari definisi pembangunan keanekaragaman hayati; (10)pencemar
berkelanjutan tersebut, Program Plastik membayar; (11) partisipatif; (12) kearifan
Berbayar belum bisa dikatakan sudah lokal; (13)tata. Maka, Program Plastik
terencana dalam memadukan aspek Berbayar untuk kedepannya harus
lingkungan hidup, sosial dan ekonomi. Jika mengutamakan prinsip-prinsip
dilihat dari aspek lingkungan hidup, pembangunan berkelanjutan yang
Program Plastik Berbayar belum berkeadilan dalam pembangunan nasional
memberikan dampak positif yang agar kedepannya proram ini dapat
maksimal. Walaupunn, penggunaan kantong memberikan manfaat secara maksimal
plastik mengalami penurunan. Akan tetapi, terhadap pembangunan berkelanjutan.
seharusnya pemberlakuan Program Plastik Dalam rangka merealisasikan konsep
Berbayar tidak hanya kepada pasar modern pembangunan berkelanjutan maka
tetapi juga pasar tradisional dan produk- UndangUndang ini mengatur siklus
produk kemasan yang memakai bahan yang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
terbuat dari plastik. hidup yang diawali dengan beberapa tahap
Jika dilihat dari aspek sosial, program sebagai berikut:(1) Inventarisasi lingkungan
ini mendapatkan pro dan kontra dari hidup;(2) Penetapan kawasan ekoregion;(3)
masyarakat. Masyarakat yang kontra Rencana pengelolaan dan perlindungan
terhadap Program Plastik Berbayar, salah lingkungan hidup; (4) Kajian lingkungan
satunya dikarenakan masyarakat menolak hidup strategis (KLHS); (5) Penggunaan
pungutan terhadap kantong plastik tersebut KLHS sebagai acuan untuk pengembangan
dan juga dikarenakan aliran dana pungutan pembangunan suatu wilayah dan/atau
kantong plastik tersebut yang belum jelas. kebijakan, rencana, dan/atau program; (6)
Jika dilihat dari aspek ekonomi, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
merugikan masyarakat, karena harus Hidup (AMDAL); (7) Izin lingkungan
menambah biaya ekstra antara Rp.200 (diperuntukan untuk kegiatan yang wajib
11

AMDAL dan UKL/UPL); (8) Pengawasan; Pemerintah harus membuat payung hukum
dan (9) Penegakan hukum. UU No. 32 yang jelas dalam melaksanakan Program
Tahun 2009 ini diharapkan dapat menjadi Plastik Berbayar. Pemerintah harus memiliki
salah satu sarana untuk memahami alternatif dalam kantong plastik berbayar
pembangunan berkelannjutan terhadap ini, tidak hanya membebankan plastik
Program Plastik Berbayar sehingga berbayar terhadap masyarakat saja akan
mendorong pelaksanaan maupun penegakan tetapi pelaku usaha dan pemerintah harus
hukum Program Plastik Berbayar ini secara ikut terlibat. Selain itu, Pemerintah harus
lebih baik untuk kedepannya. memberikan sosialisasi terus menerus untuk
kedepannya agar tidak terjadi kontra
5. Kesimpulan terhadap masyarakat dari adanya Program
Program Plastik Berbayar merupakan Plastik Berbayar.
salah satu program pemerintah dalam
melaksanakan pembangunan berkelanjutan. DAFTAR PUSTAKA
Program Plastik Berbayar mempunyai Buku
tujuan dalam mengurangi limbah plastik di Budimanta, A. 2005. Memberlanjutkan
Indonesia. Pembangunan di Perkotaan melalui
Berdasarkan data sekunder yang dikaji Pembangunan Berkelanjutan dalam Bunga
berdasarkan konsep pembangunan Rampai Pembangunan Kota Indonesia
berkelanjutan dalam UU No.32 Tahun 2009 dalam Abad 21. Jakarta: Gramedia Pustaka
tentang Pengendalian dan Pengelolaan Utama.
Lingkungan Hidup dapat disimpulkan
bahwa Program Plastik Berbayar belum Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi
sesuai dengan konsep pembangunan Komunikasi. Jakarta : Kencana.
berkelanjutan dalam UU No. 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Durianto, Darmadi et al. 2001. Strategi
Lingkungan Hidup.Program Plastik Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas
Berbayar jika dilihat dari aspek lingkungan dan Perilaku Merek. Jakarta: PT Gramedia
hidup, sosial dan ekonomi belum Pustaka Utama.
sepenuhnha memberikan pengaruh manfaat
yang maksimal. Selain itu juga, jika dilihat Fauzi, Akhmad. 2006. Ekonomi Sumber
berdasarkan sasaran pembangunan Daya Alam dan Lingkungan: Teori dan
berkelanjutan sudah sesuai dengan beberapa Aplikasi. Jakarta: PT Gramedia.
sasaran pembangunan berkelanjutan, Sembiring, Raynaldo dkk. 2014. Anotasi
walaupun dapat dikatakan sasaran yang Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
diberikan belum memberikan manfaat yang teantang Perlindungan dan Pengelolaan
maksimal. Adapun sasaran pembangunan Lingkungan Hidup. Jakarta: Indonesian
yang sesuai yaitu: safeguarding atau Center for Environmental Law (ICEL).
pengamanan terhadap kelestarian sumber
daya alam dan lingkungan hidup yang ada Soerjani, Mohammad. 1977. Pembangunan
dan pencegahan terjadi; pemanfaatan dan dan Lingkungan: Meniti Gagasan dan
pengelolaan sumberdaya alam semata; dan Pelaksanaan Sustainable Development.
mempunyai dampak manfaat jangka Jakarta:IPPL.
panjang; menjaga mutu ataupun kualitas
kehidupan manusia antar generasi sesuai Wibawa, Samodra. 1991. Pembangunan
dengan habitatnya. Berkelanjutan. Yogyakarta:Tiara Wacana
Adapun saran yang dapat diberikan Yogya.
terhadap Program Plastik Berbayar yaitu
Pemerintah harus melaksanakan evaluasi Karya Ilmiah
terhadap Program Plastik Berbayar.
12

Abdurrahman. 2003. Pembangunan (http://www.republika.co.id/berita/koran/urb


Berkelanjutan dalam Pengelolaan Sumber ana/16/10/03/oegjc626-kantong-plastik-
Daya Alam Indonesia. Denpasar: Badan antara-dampak-positif-dan-program-tak-
Pembinaan Hukum Nasional Departemen efektif) diakses pada 26 Maret 2017.
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI. Burhani, Ruslan. Penerapan Kantong Plastik
Berbayar Jangan Hanya di Pasar Modern
Djajadinigrat. 2001. Untuk Generasi Masa (http://www.antaranews.com/berita/546289/
Depan: Pemikiran, Tantangan dan penerapan-kantong-plastik-berbayar-jangan-
Permasalah Lingkungan. Institut Teknologi hanya-di-pasar-modern) diakses pada 26
Bandung. Maret 2017.
Wedan, Mas. Kajian Kebijakan Kantong
Jaya, Askar. 2004. Konsep Pembangunan Plastik Berbayar Dari Segi Sejarah,
Berkelanjutan (Sustainable Development). Ekonomi, Geografi, dan Sosiologi
Bogor: Program S3 Institut Pertanian (http://silabus.org/kajian-kebijakan-kantong-
Bogor. plastik-berbayar/) diakses pada 28 Maret
2017.
Juliandi, Azuar, et al. 2014. Metodologi Gupta, Bahana Patria. 10 Pro-kontra
Penelitian Bisnis Konsep dan Aplikasi. Penerapan Kantong Plastik Berbayar
Jakarta: UMSU Press. (http://www.kompasiana.com/kompasiana/1
0-pro-kontra-penerapan-kantong-
Sutamihardja. 2004 Perubahan Lingkungan plastikberbayar_56ea57f7b893733b0d264c0
Global: Program Studi Pengelolaan Sumber e) diakses pada 28 Maret 2017
Daya Alam dan Lingkungan Sekolah Publikasi Lembaga
Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Solikin, Akhamd. 2016. Antara Program
Kantong Plastik Berbayar dan Pengenaan
Website Cukai Kemasan Plastik
Jambeck, Jenna R dkk. Plastic Waste (http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/fil
Inputs from Land into The Ocean es/Antara%20Program%20Kantong
(https://www.iswa.org/fileadmin/user_uploa %20Plastik%20Berbayar%20dan
d/Calendar_2011_03_AMERICANA/Scien %20Pengenaan%20Cukai%20Kemasan
ce-2015-Jambeck-768-71__2_.pdf) diakses %20Plastik.pdf) diakses pada 25 Maret
pada 26 Maret 2017 2017.

Wahyuni, Tri. Indonesia Penyumbang Wajib, Nurwino. 2017. Pembangunan


Sampah Plastik Terbesar Ke-dua Dunia Ekonomi dalam Konsep Pembangunan
(http://www.cnnindonesia.com/gaya- Berkelanjutan(http://www.p2kp.org/wartade
hidup/20160222182308-277- til.asp?mid=8486&catid=2&) diakses pada
112685/indonesia-penyumbang-sampah- 25 Maret 2017.
plastik-terbesar-ke-dua-dunia/) diakses pada
26 Maret 2017.
Soegianto, Agoes. 2016. Kebijakan Plastik
Yozami, Mohamad Agus. Ada Banyak Berbayar Tak Efektif Atasi Persoalan
Intervensi, Program Kantong Plastik Sampah
Berbayar Dihentikan (http://news.unair.ac.id/2016/02/23/kebijaka
(http://www.hukumonline.com/berita/baca/l n-plastik-berbayar-tak-efektif-atasi-
t57f22602075e2/ada-banyak-intervensi-- persoalan-sampah/) diakses pada 28 Maret
program-kantong-plastik-berbayar- 2017.
dihentikan) diakses pada 26 Maret 2017.
Aidilla, Tahta. Kantong Plastik, Antara Dokumen Negara
Dampak Positif dan Program tak Efektif
13

Undang Undang Republik Indonesia Nomor Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009
4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup

Undang Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Undang Undang Nomor 18 Tahun 2008
Pengelolaan Lingkungan Hidup tentang Pengelolaan Sampah

You might also like