You are on page 1of 15

Jurnal

JurnalAkuakultur
Akuakultur Rawa Indonesia, 8 (1) : 22 - 36 (2020)
Rawa Indonesia ISSN
Maryani dan : 2303-2960
Rosdiana. (2020)

PERANAN IMUNOSTIMULAN AKAR KUNING Arcangelisia flava Merr


PADA GAMBARAN AKTIVASI SISTEM IMUN
IKAN MAS (Cyprinus carpio L)

The Role of Immunostimulan Yellow Roots Arcangelisia flava Merr in Image


System Immunication Description Common Carp (Cyprinus Carpio L)

Maryani*, Rosdiana
Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Indonesia
*Korespondensi email : maryani@fish.upr.ac.id

ABSTRACT
One way to improve the quality of seeds from cultured fish is to increase the immune response
so it is immune to disease. This study aims to improve the non-specific immune response of
goldfish by administering the optimum dose of Yellow Root extract. The treatment given is the
different dose of Arcangelisia flava Merr. Extract, where the difference in dosage is as
follows: A = dose of 0 gr / kg of feed, B = dose of 2.5 gr / kg of feed, C = dose of 5.0 gr / kg of
feed , D = dose 7.5 gr / kg of feed, and E = dose 10.0 gr / kg of feed. The main parameters
observed were examination of Hb, He, total erythrocytes, total leukocytes, percentage of
neutrophils, monocytes, lymphocytes, and survival rate (SR). Blood sampling during the study
was carried out twice, namely the first blood draw was carried out on the 14th day after being
given a yellow root extract, and the second blood drawn on the 30th day after being given a
yellow root extract and infected with A.hydrophila bacteria. The results showed that the use of
Arcangelisia flava Merr. as immunostimulant affects the number of Hb, He, total erythrocytes,
total leukocytes, percentage of neutrophils, monocytes, lymphocytes and survival rate of
Cyprinus carpio L infected by Aeromonas hydropila.

Keywords: Aeromonas hydrophila, yellow root, carp, immunostimulant

PENDAHULUAN terjadi kerugian ekonomi. Upaya


pengendalian dapat dilakukan dengan
Di Indonesia, beberapa kali pemakain bahan kimia. Namun
wabah penyakit dengan mortalitas yang pemakaian bahan kimia untuk jangka
tinggi menyerang pada ikan-ikan panjang dapat menimbulkan dampak
budidaya; misalnya pada tahun 1980-an negatif bagi lingkungan perairan,
wabah penyakit Bercak Merah yang menimbulkan resistensi patogen dan
diakibatkan oleh serangan bakteri residu antibiotik yang berdampak pada
Aeromonas hydrophila pada ikan mas, kesehatan konsumen dan pemasaran.
tawes dan patin terutama di Jawa Barat. Untuk menghindari hal itu,
Pengendalian perluasan penyakit harus pengembangan ketahanan tubuh dengan
dilakukan sedini mungkin, agar tidak

22
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Maryani dan Rosdiana. (2020)

imunostimulan yang ramah lingkungan komersil untuk pencegahan penyakit


merupakan pilihan yang tepat. MAS (Motile Aeromonas Septicemia)
Penggunaan tanaman obat atau yang ditinjau dari kelangsungan hidup
fitofarmaka merupakan solusi yang dan hematologi ikan mas
dapat dilakukan untuk mengatasi (Cyprinus carpio L.).
permasalahan tersebut. Fitofarmaka atau
tanaman obat adalah obat alamiah yang METODE
bahan bakunya disarikan dari tanaman Penelitian ini telah dilaksanakan
untuk digunakan dalam pengobatan pada bulan Juli - Oktober 2019 yang
(Anonimus, 2004). Akar Kuning bertempat di Laboratorium Kesehatan
Arcangelisia flava Merr sebagai Ikan, Jurusan Perikanan Fakultas
tanaman obat khas Kalimantan Tengah Pertanian Universitas Palangka Raya.
diketahui mengandung bahan aktif Bahan yang digunakan dalam penelitian
alami (fito-kimia) berupa alkaloid. ini adalah ekstrak Arcangelisia flava
Alkaloid bekerja di dalam tubuh Merr, ikan mas (Cyprinus carpio)
sebagai antioksidan dan memiliki peran ukuran 8-12 cm, isolat bakteri A.
besar dalam proses pertahanan tubuh hydrophila, alkohol, TSA, TSB, dan
(Restu et al., (2007). Selanjutnya GSP, EDTA, HCl, larutan PBS, hayem,
Mandia et al., (1999) mengatakan Akar dan pellet komersil. Adapun peralatan
Kuning Arcangelisia flava Merr yang digunakan dalam penelitian ini
mengandung bahan aktif alami yang antara lain; wadah, tabung eppendof,
disebut sebagai alkaloid yang dapat mikropipet, timbangan analitik, tabung
merangsang ketahanan tubuh ikan serta reaksi, cawan petri, autoclave,
dapat meningkatkan kekebalan terhadap inkubator, syrenge, mikroskop
penyakit. Selain meningkatkan binokuler, haemositometer, object dan
ketahanan tubuh, Akar Kuning cover glass, DO-meter, pH-meter,
Arcangelisia flava Merr juga dapat spektrofotometer.
digunakan sebagai antiseptik. Metode penelitian yang
Tujuan penelitian ini adalah digunakan adalah metode eksperimen
untuk mengetahui efektivitas ekstrak dengan menggunakan Rancangan Acak
Akar Kuning Arcangelisia flava Merr Lengkap (RAL) satu faktor dengan lima
yang diberikan lewat pakan ikan taraf perlakuan. Untuk mengurangi

23
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Maryani dan Rosdiana. (2020)

tingkat kekeliruan maka dilakukan kemudian dibilas dan dikeringkan


ulangan sebanyak tiga kali. Dosis akar selama 1 hari (Asniatih, 2013).
kuning sebagai perlakuan terdiri dari Penyediaan Biakan Bakteri E. tarda
A=0; B=2,5; C=5; D=7,5; E=10 g/kg Biakan bakteri A. hydrophila
pakan. Akar kuning sebagai perlakuan yang digunakan untuk uji tantang
diberikan pada ikan setelah sebelumnya berasal dari Balai Besar Pengembangan
dicampurkan ke dalam pakan pellet. Budidaya Air Tawar (BBPBAT)
Ikan uji yang digunakan dalam Mandiangin Kabupaten Banjar
penelitian ini adalah ikan mas (Cyprinus Kalimantan Selatan. Biakan bakteri
carpio) berukuran 25-40 gram. Ikan uji sebelum digunakan diisolasi pada media
dipelihara dengan kepadatan 25 ekor agar Brain Heart Infusion Agar (BHIA)
dalam wadah berisi 90 l air. Selama yang telah disterilkan menggunakan
masa aklimatisasi dan selama autoclave. Isolat bakteri A. hydrophila
penelitian, ikan diberi pakan pellet yang berasal dari biakan kemudian
komersil berkadar protein 30-40% ad diambil menggunakan jarum ose dan
libitum diberikan dengan 3 kali selanjutnya dimasukkan ke dalam media
pemberian (pagi, siang dan sore hari). agar dengan membentuk pola. Isolat
Penyiponan akuarium dilakukan setiap bakteri pada media agar BHIA
pagi hari dan dilakukan penambahan air kemudian diinkubasi dalam inkubator
sampai setinggi air semula. pada suhu 37oC selama 24 jam.
Prosedur Penelitian Sebelum digunakan untuk uji tantang,
Persiapan Wadah dan Ikan Uji bakteri A. hydrophila ditingkatkan
Wadah yang digunakan dalam virulensinya dengan melakukan uji
penelitian ini adalah wadah bervolume LD50 yaitu diinjeksi secara
16 L. Wadah pemeliharaan dicuci intramuskular dengan konsentrasi: 109,
dengan bersih dan dibilas serta diisi 108,107, 106 , 105, dan 104 CFU/mL.
dengan air. Kemudian dimasukkan Pengujian LD50 menunjukkan
kalium permanganat (KMnO4) 25 ppm konsentrasi bakteri A. hydrophila yang
ke dalam wadah pemeliharaan dan digunakan untuk menginfeksi ikan mas
diaerasi kuat selama 24 jam agar wadah adalah 107 CFU/mL sebanyak 0,1
pemeliharaan bebas dari patogen, mL/ekor.

24
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Maryani dan Rosdiana. (2020)

Persiapan pakan uji Pemeliharaan Ikan Uji


Akar kuning sebagai perlakuan Ikan mas (Cyprinus carpio)
diberikan pada ikan setelah berukuran 8-12 cm terlebih dahulu
dicampurkan terlebih dahulu ke dalam diadaptasikan selama 5 hari di dalam
pakan pelet. Persiapan perlakuan bak fiber, selama adaptasi ikan diberi
dikerjakan dengan cara pertama-tama pakan tanpa perlakuan dengan frekuensi
akar kuning dicuci kemudian dipotong pemberian 3 kali sehari (pagi, siang dan
kecil-kecil dan selanjutnya dijadikan sore) secara ad libitum. Ikan uji
tepung dengan menggunakan blender sebelum dimasukkan ke dalam wadah
dan disaring dengan saringan halus. penelitian, terlebih dahulu ditimbang
Akar kuning yang sudah dalam bentuk bobot tubuhnya dengan menggunakan
tepung selanjutnya dicampurkan ke timbangan analitik dan diukur panjang
dalam pakan dengan cara ditimbang tubuhnya dengan menggunakan
sesuai dosis yang diperlukan dengan penggaris. Kemudian ikan dimasukkan
menggunakan timbangan digital ke dalam wadah penelitian dengan
berketelitian 0,01 g. Akar kuning yang padat tebar 1 ekor/2 L air.
sudah ditimbang dilarutkan dalam Pemeriksaan Parameter Penelitian
sedikit air (100 ml untuk pembuatan 1 Pengambilan darah selama
kg pakan) kemudian tambahkan ke penelitian, dilakukan sebanyak dua
dalam pakan pelet dengan cara kali,yaitu pengambilan darah yang
disemprotkan dengan menggunakan pertama dilakukan pada hari ke-14
sprayer. Pencampuran larutan akar setelah diberi ekstrak akar kuning, dan
kuning dilakukan sedemikian rupa agar pengambilan darah kedua pada hari ke-
tercampur secara merata pada pakan. 30 setelah diberi ekstrak akar kuning
Pakan yang sudah ditambahkan akar dan diinfeksi bakteri A.hydrophila.
kuning selanjutnya dikering-anginkan Pengambilan darah dilakukan dengan
dalam temperatur ruang dan setelah cara alat suntik dan tabung eppendorf
kering dimasukan dalam kotak plastik dibilas dengan dengan antikoagulan Na-
atau kantong plastik dan disimpan sitrat 3,8 %. Darah ikan diambil dengan
dalam lemari pendingin sampai saat menggunakan syringe 1 ml yang
akan digunakan. ditusukkan sampai tulang vertebrae
dimana terdapat vena caudalis. Darah

25
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Maryani dan Rosdiana. (2020)

didiamkan mengalir secara kapiler lalu sedangkan pasca uji tantang dengan A.
dihisap dengan ditarik secara perlahan. hydrophila kadar hemoglobin ikan mas
Darah yang telah diambil, dimasukkan berkisar antara 8,63-9,77 g/dl. Hal ini
ke dalam tabung eppendorf untuk sesuai dengan penelitian yang dilakukan
segera diamati gambaran darahnya. Svobodova & Vyukusova (1991)
Analisis Data menunjukkan hasil kadar hemoglobin
Data yang diperoleh dari hasil yang diperoleh untuk ikan mas adalah 6
penelitian meliputi data kelagsungan -10 g% (gram/100cc darah). Untuk
hidup ikan dan hematologi ikan lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. 1.
Data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan analisa variansi
(ANOVA) dan uji rentang Student
Newman-Keuls.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Histogram Hemoglobin


Untuk menjelaskan lebih lanjut
Ikan Mas (Cyprinus
mengenai pengaruh pemberian carpio) yang Diberi
Perlakuan Arcangelisia flava
imunostimulan yeast instant dapat
Merr. Selama Penelitian
dilihat dari parameter sistem imun ikan
mas yaitu : hemaglobin, hematokrit, Berdasarkan gambar 1, dapat
eritrosit total, leukosit total dan diketahui bahwa kadar hemoglobin pada
differensial leukosit (limfosit, monosit ikan mas mengalami peningkatan
dan neutrophil). setelah penginfeksian dengan
Hematologi Ikan Mas A.hydrophila pada tiap perlakuan
1. Kadar Hemoglobin (Hb) kecuali pada perlakuan A (0 g) yang
Rata-rata kadar hemoglobin ikan mengalami penurunan. Penentuan kadar
mas setelah pemeliharaan selama 14 hematokrit dan hemoglobin dalam
hari dengan pemberian imunostimulan cairan darah berguna untuk melihat
menggunakan ekstrak akar kuning kesehatan ikan serta hubungan antara
berkisar antara 7,33-9,24 g/dl, darah dan hormon pada ikan.

26
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Maryani dan Rosdiana. (2020)

B. Blaxhall (1973) mengatakan dengan A. hydrophila terhadap ikan


bahwa kadar hemoglobin yang rendah mas, maka kadar hematokrit meningkat
merupakan indikator bahwa ikan pada semua perlakuan kecuali pada
terkena anemia. Ikan yang mengalami perlakuan A (0 g). Penurunan kadar
anemia tidak mampu menyerap besi hematokrit pada perlakuan A diduga
dalam jumlah yang cukup untuk karena menurunnya jumlah eritrosit
membentuk hemoglobin. Pada kondisi dalam darah dan akan diikuti oleh
ini maka akan terbentuk sel darah merah penurunan kadar hematokrit.
yang mengandung hemoglobin dalam
jumlah yang sedikit. Menurut Fujaya
(2004), ada korelasi yang kuat antara
hemoglobin, sel darah merah dan
hematokrit, semakin rendah jumlah sel-
sel darah merah, maka semakin rendah
pula kandungan hemaglobin dalam
Gambar 2. Histogram hematokrit
darah.
ikan mas (Cyprinus carpio)
2. Kadar Hematokrit (He) yang diberi perlakuan
Arcangelisia flava Merr.
Persentase hematokrit berguna
selama penelitian
untuk melihat kondisi kesehatan ikan
Fujaya (2004) menyatakan
yaitu dengan melihat persentase volume
bahwa terdapat korelasi yang kuat
eritrosit. Rata-rata kadar hematokrit
antara hematokrit dan jumlah
ikan mas setelah pemeliharaan selama
hemoglobin darah, dimana semakin
14 hari dengan pemberian
rendah jumlah sel-sel darah merah maka
imunostimulan menggunakan ekstrak
semakin rendah pula kandungan
akar kuning berkisar antara 24,72-
hemoglobin dalam darah. Angka
26,73%, sedangkan pasca uji tantang
(2005) menyatakan bahwa hematokrit
dengan A. hydrophila kadar hematokrit
ikan bervariasi tergantung pada faktor
ikan mas berkisar antara 20,89-30,00%.
nutrisi dan umur ikan. Kisaran kadar
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
hematokrit ikan adalah 20-30% (Bond
gambar 2.
1979). Kadar hematokrit ikan mas
Berdasarkan gambar 2 dapat
selama penelitian berada pada kisaran
dilihat bahwa setelah penginfeksian
yang normal. Hal ini menunjukkan

27
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Maryani dan Rosdiana. (2020)

bahwa pemberian imunostimulan akar diduga dapat meningkatkan status


kuning dalam pakan memberikan kesehatan ikan mas.
pengaruh yang baik terhadap hematokrit Gambar 3. Histogram Total Eritrosit
darah ikan mas.
Total Eritrosit (Sel Darah Merah)
Eritrosit ikan mempunyai inti,
umumnya berbentuk bulat dan oval
tergantung jenis ikannya. Inti sel
eritrosit terletak sentral dengan
Ikan Mas (Cyprinus carpio)
sitoplasma terlihat jernih kebiruan
yang Diberi Perlakuan
dengan pewarnaan giemsa (Chinabut et Arcangelisia flava Merr. Selama
Penelitian
al. 1991). Pengukuran total eritrosit
dilakukan untuk melihat perubahan total
Total Leukosit (Sel Darah Putih)
eritrosit yang terjadi setelah dilakukan
Leukosit ikan terdiri dari
pemberian imunostimulan dengan
granulosit dan agranulosit. Granulosit
ekstrak akar kuning dan setelah
terdiri dari limfosit, monosit dan
diinfeksi dengan A. hydrophila.
trombosit sedangkan agranulosit terdiri
Rata-rata total eritrosit ikan mas
dari basofil, netrofil dan eiosinofil
setelah pemeliharaan selama 14 hari
(Lagler et al. 1977). Leukosit ikan
dengan menggunakan ekstrak akar
merupakan bagian dari sistem
kuning berkisar antara 1,83-2,44 (×106
pertahanan tubuh yang bersifat
sel/mm3), sedangkan pasca uji tantang
nonspesifik.
dengan A. hydrophila total eritrosit ikan
Rata-rata total leukosit ikan mas
6
mas berkisar antara 1,52-2,87 (×10
setelah pemeliharaan selama 14 hari
3
sel/mm ). Jumlah eritrosit total selama
dengan perendaman menggunakan
pemberian akar kuning dalam pakan
ekstrak akar kuning berkisar
masih berada pada kisaran normal.
antara 31,27-32,76 (×103 sel/mm3),
Ketika nilai eritrosit berada dalam
sedangkan pasca uji tantang dengan A.
kisaran normal, hal ini menunjukan
hydrophila total leukosit ikan mas
bahwa pemberian imunostimulan akar
berkisar antara 29,91-36,10 (×103
kuning pada perlakuan tidak
sel/mm3).
mengganggu kesehatan ikan namun

28
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Maryani dan Rosdiana. (2020)

ikan mas sehingga sistem kekebalan tubuh


ikan mas juga dapat meningkat.
Diferensial Leukosit
Differensial leukosit merupakan
suatu nilai yang menggambarkan
perbandingan jumlah sel leukosit (limfosit,
netrofil, dan monosit) dengan jumlah
Gambar 4. Histogram total leukosit ikan
seluruh sel darah putih.
mas (Cyprinus carpio) yang
a. Persentase Limfosit
diberi perlakuan Arcangelisia
Limfosit merupakan proporsi sel
flava Merr. selama penelitian
darah putih terbanyak (Takashima &
Hibiya, 1995). Secara morfologi, limfosit
Hal ini menunjukkan bahwa
berupa sel darah kecil dengan nukleus
dosis yang diberikan pada perlakuan E
yang besar (menempati bagian terbesar
merupakan dosis yang tepat sehingga
dari sel) tidak bergranula dan dikelilingi
senyawa imunostimulan yang terkandung
sejumlah kecil sitoplasma (Chinabut et al.,
dalam ekstrak, dapat menstimulasi sistem
1991). Berdasarkan hasil presentase jumlah
imun pada tubuh ikan dengan baik.
limfosit yang teramati selama penelitian
Leukosit bertanggung jawab
seperti disajikan pada Tabel 5
terhadap sistem imun tubuh dan bertugas
menunjukkan bahwa persentase jumlah
untuk memusnahkan benda-benda yang
limfosit ini meningkat untuk semua
dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh
perlakuan kecuali pada perlakuan A (0 g).
misal virus dan bakteri. Berdasarkan hasil
Persentase limfosit menurut Svobodova
pengamatan selama penelitian
dan Vyukusova (1991) adalah 76 –97,5 %
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
dari total leukosit.
jumlah leukosit pada perlakuan yang
Rata-rata persentase limfosit ikan
diberikan imunostimulan akar kuning,
mas setelah pemeliharaan selama 14 hari
mengindikasikan bahwa akar kuning yang
dengan perendaman menggunakan ekstrak
diberikan melalui pakan mampu
akar kuning berkisar antara 79,32-86,52
meningkatkan jumlah leukosit yang
(×103 sel/mm3), sedangkan pasca uji
berperan dalam sistem pertahanan tubuh
tantang dengan A. hydrophila persentase

29
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Maryani dan Rosdiana. (2020)

limfosit ikan mas berkisar antara 77,22- diberikan imunostimulan akar kuning,
84,45 (×103 sel/mm3). kecuali pada perlakuan A (0 g) terjadi
penurunan persentase limfosit, hal ini
mengindikasikan bahwa ikan memberi
respon tanggap kebal terhadap adanya
benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
Peningkatan persentase limfosit tersebut
terkait dengan peran sel limfosit sebagai
sel pertahanan tubuh Pada dasarnya sel
Gambar 5. Histogram persentase limfosit
limfosit terdiri dari dua populasi : sel B
ikan mas (Cyprinus carpio)
yang diberi perlakuan dan sel T. Sel B mempunyai kemampuan
Arcangelisia flava Merr. selama
untuk bertransformasi menjadi sel plasma
penelitian
yaitu sel yang memproduksi antibodi.
Data pada Gambar 5, Sedangkan sel T sangat berperan dalam
menunjukkan bahwa jumlah limfosit pada kekebalan berperantara sel (sel T
perlakuan A, B, C, D dan E terus sitotoksik) dan mengontrol respon imun
meningkat dan menurun pada perlakuan F. (sel T supresor). Limfosit yang teraktivasi
Peningkatan jumlah limfosit tertinggi pada akan berdiferensiasi dari sel kognitif yang
perlakuan E = 21,75 %, dan terendah pada mengenal antigen menjadi sel efektor yang
perlakuan F = 16,50%. berfungsi menyingkirkan anti gen menjadi
Peningkatan prosentase limfosit sel efektor yang berfungsi menyingkirkan
merupakan refleksi keberhasilan sistem antigen (Kresno, 2001). Setelah terjadi
imunitas ikan dalam mengembangkan pengikatan antigen dengan reseptor antigen
respon imunitas seluler (non spesifik) sel limfosit, maka sel limfosit akan
sebagai pemicu untuk respon kekebalan. membelah dan berdiferensiasi menjadi sel
Pada dasarnya sel limfosit terdiri dari dua efektor dan sel memori (Tizard, 1988). Sel
populasi : sel B dan sel T. Sel B T-sitolitik yang berdifferensiasi
mempunyai kemampuan untuk mempunyai granula sitoplasmik lebih
bertransformasi banyak yang mengandung protein yang
Hasil pengamatan menunjukkan berfungsi melisiskan sasaran. Limfosit B
bahwa terjadinya peningkatan persentase berdifferensiasi menjadi sel plasma yang
limfosit pada semua perlakuan yang memproduksi antibodi (Kresno, 2001).

30
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Maryani dan Rosdiana. (2020)

b. Monosit kecuali pada perlakuan A (0 g) terjadi


Monosit ikan berbentuk bulat penurunan persentase monosit.
atau oval, intinya terletak di tengah sel
dengan sitoplasmanya tidak bergranula
(Takashima & Hibiya, 1995). Monosit
mampu masuk ke jaringan dan
berdeferensiasi menjadi makrofag. Peran
monosit sangat penting sebagai sel fagosit
utama dalam menghancurkan berbagai
Gambar 6. Histogram persentase monosit
patogen yang menyerang dan berperan
ikan mas (Cyprinus carpio)
pula sebagai antigen presenting cells yang diberi perlakuan
Arcangelisia flava Merr. selama
(APC) yang berfungsi untuk menyajikan
penelitian
antigen kepada sel limfosit (Kresno, 2001 ;
Kollner et al, 2002). Monosit dihasilkan Menurut Fujaya (2004), monosit
dari jaringan haemapoietik dalam ginjal merupakan sel yang lebih kuat dalam
yang siap untuk melakukan fungsinya memfagosit partikel atau antigen
dalam jaringan, kisaran jumlah monosit dibandingkan dengan neutrofil. Monosit
sebesar 3 -5 % dari jumlah leukosit yang berdiferensiasi menjadi makrofag di
(Svobodova & Vyukusova, 1991). jaringan bahkan mampu memfagosit
Rata-rata persentase monosit ikan partikel yang berukuran besar dalam
mas setelah pemeliharaan selama 14 hari jumlah yang banyak hingga 100 bakteri.
dengan pemberian imunostimulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menggunakan ekstrak akar kuning berkisar persentase jumlah monosit meningkat
antara 4,05-5,11 (%), sedangkan pasca uji dengan persentase tertinggi yaitu pada
tantang dengan A. hydrophila persentase perlakuan B (5,0 g) sebesar 5,76 ± 2,54%.
monosit ikan mas berkisar antara 3,48-5,76 Ketika terjadi infeksi, terjadi alih fungsi
(%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat yaitu respon imun yang bekerja terlebih
pada gambar 6. dahulu adalah respon imun non spesifik
Hasil pengamatan menunjukkan berupa aktivitas fagositosis yang dilakukan
bahwa terjadinya peningkatan persentase oleh monosit dan neutrofil (Iwama, 1996).
monosit pada semua perlakuan yang
diberikan imunostimulan akar kuning,

31
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Maryani dan Rosdiana. (2020)

c. Neutrofil penghancuran bahan asing melalui proses


Netrofil berbentuk bulat dengan fagositik. Proses fagositosis yaitu
inti dapat memenuhi sebagian ruang kemotaksis, perlekatan partikel pada sel,
sitoplasma dan terdapat granula dalam penelanan partikel oleh sel dan
sitiplasmanya (Chinabut et al., 1991). penghancuran partikel oleh enzim lisosom
Selain neutrofil terkadang dapat pula di dalam fagosom (Tizard, 1989).
ditemukan granulosit lainnya yakni basofil Keluarnya neutrofil dari pembuluh darah
dan eosinofil (Ferguson, 1989). Seperti pada saat terjadinya infeksi disebabkan
halnya monosit, sel neutrofil berperan pula karena adanya pengaruh rangsangan
dalam respon non spesifik dengan kimiawi eksternal atau kemotaksis (Misra
melakukan fagositosis untuk et al., 2006).
menyingkirkan mikroorganisme patogen
yang menyerang (Kresno, 2001 ; Kollner et
al., 2002). Jumlah netrofil berkisar antara 2
–10 % dari total leukosit (Svobodova &
Vyukusova, 1991).
Rata-rata persentase neutrofil ikan mas
setelah pemeliharaan selama 14 hari
Gambar 7. Histogram persentase neutrofil
dengan pemberian imunostimulan
ikan mas (Cyprinus carpio)
menggunakan ekstrak akar kuning berkisar yang diberi perlakuan
Arcangelisia flava Merr.
antara 9,14-9,87 (%), sedangkan pasca uji
selama penelitian
tantang dengan A. hydrophila persentase
monosit ikan mas berkisar antara 9,16- Hasil pengamatan menunjukkan
10,92 (%). Untuk lebih jelasnya dapat bahwa persentase jumlah netrofil terjadi
dilihat pada gambar 7. peningkatan untuk semua perlakuan
Persentase neutrofil cenderung kecuali pada perlakuan A (0 g).
meningkat selama uji tantang. Menurut Baratawidjaja (2006) menyatakan, sel
Delman dan Brown (1989), umumnya neutrofil hanya berada dalam sirkulasi
jumlah neutrofil meningkat pada saat kurang dari 48 jam sebelum bermigrasi dan
terjadi penyakit bakteri karena neutrofil berpindah sangat cepat ke daerah infeksi.
keluar dari pembuluh darah menuju daerah Dibawah kondisi normal populasi neutrofil
infeksi. Fungsi utama neutrofil adalah disimpan untuk keadaan darurat di dalam

32
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Maryani dan Rosdiana. (2020)

jaringan limfoid dari ginjal. Ketika terjadi Data pada Gambar 8,


rangsangan sebagai akibat peradangan atau menunjukkan bahwa kelangsungan hidup
inflamasi, sel akan bermigrasi ke dalam pada perlakuan B lebih tinggi yakni
aliran darah dan kemudian masuk ke dalam 93,33% dibandingkan dengan perlakuan
luka inflamsi. Kemudian bakteri patogen lainnya. Kelangsungan hidup terendah
akan difagosit oleh sel tersebut lalu terjadi pada perlakuan A (0 g) yakni
dimasukan dalam fagosom yang 31,11%.
didalamnya terdapat enzim hidrolase asam, Rendahnya kelangsungan hidup
mieloperoksidase dan lisozim yang akan pada perlakuan A (kontrol) disebabkan
melisis dan mencerna sel bakteri patogen. ikan mas tidak diberi perlakuan ekstrak
Iwama (1996), menyatakan bahwa ketika Arcangelisia flava Merr.sehingga tidak
awal terjadi serangan bakteri patogen, sel tahan terhadap serangan bakteri
yang pertama kali sampai pada daerah Aeromonas hydrophila. Hal ini
infeksi adalah neutrofil. Neutrofil bergerak memperlihatkan bahwa ekstrak
lebih cepat dibandingkan dengan monosit Arcangelisia flava Merr. mengandung
dan dapat sampai di daerah infeksi dalam senyawa yang berfungsi sebagai
waktu 2-4 jam. imunostimulan yang dapat menginduksi
Kelangsungan Hidup Ikan Mas ketahanan tubuh terhadap serangan bakteri
Data penghitungan kelangsungan Aeromonas hydrophila. Menurut Maryani
hidup ikan nila dapat dilihat pada Gambar et al., (2013) Arcangelisia flava Merr
8. terdeteksi mengandung senyawa metabolit
sekunder yakni alkaloid, saponin,
terpenoid dan flavonoid . Menurut
Anderson (1992), steroid, flavonoid, fenol,
dan tanin tergolong paraimunitas yang
bekerja sebagai mitogen, yang dapat
mengaktivasi sel pertahanan seluler.
Gambar 8. Histogram persentase Perlakuan B merupakan konsentrasi
kelangsungan hidup ikan mas
terbaik dengan kelangsungan hidup
(Cyprinus carpio) yang diberi
perlakuan Arcangelisia flava 93,33%. Hal ini diduga senyawa
Merr. selama penelitian
immunostimulator sudah mencapai titik
optimal dalam meningkatkan imunitas ikan

33
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Maryani dan Rosdiana. (2020)

nila karena adanya senyawa-senyawa KESIMPULAN


metabolit sekunder yang dikandung Dari hasil penelitian yang dilakukan
ekstrak akar kuning untuk melawan dapat disimpulkan bahwa:
serangan bakteri Aeromonas hydrophila 1. Penggunaan Arcangelisia flava Merr.
yang ditandai pada hasil presentasi jumlah sebagai imunostimulan mempengaruhi
sel darah putih tertinggi di antara jumlah Hb, He, total eritrosit, total
perlakuan lain. Senyawa-senyawa tersebut leukosit, persentase neutrofil, monosit,
diantaranya adalah flavonoid, alkaloid, limfosit dan tingkat kelangsungan
tanin, saponin, glikosida dan steroid. hidup Cyprinus carpio L yang
Flavonoid selain dapat menghambat terinfeksi oleh Aeromonas hydropila.
pertumbuhan bakteri, menghambat 2. Hasil penelitian menunjukkan
produksi enteroksin juga memacu sistem bahwa jumlah Hemoglobin (Hb) tertinggi
imun (Vieira dalam Dadang 2014). pada perlakuan B (2,5 gr/kg pakan) 9,77%
Optimalnya jumlah konsentrasi membuat dan terendah pada perlakuan A (0 gr/kg
senyawa-senyawa tersebut bekerja pakan) 8,63%, jumlah Hematokrit (He)
maksimal dalam membuat pertahanan non tertinggi pada perlakuan B (2,5 gr/kg
spesifik benih gurame semakin kuat yang pakan) 20,89% dan terendah pada
ditandai dengan jumlah sel darah putih perlakuan A (0 gr/kg pakan) 30,00%,
yang tinggi setelah diberi perlakuan, jumlah eritrosit tertinggi pada perlakuan B
sehingga setelah diuji tantang mekanisme (2,5 gr/kg pakan) 2,87 x103 sel/mm3 dan
pertumbuhan bakteri Aeromonas terendah pada perlakuan A (0 gr/kg pakan)
hydrophila menjadi terhambat dan tingkat 1,52 x103 sel/mm3 , jumlah leukosit
patogenitas menurun.Dengan maksimalnya tertinggi pada perlakuan B (2,5 gr/kg
kerja immunostimulator menjadikan benih pakan) 36,10 x103 sel/mm3 dan terendah
gurame pada perlakuan ini sehat yang pada perlakuan A (0 gr/kg pakan) 29,91
ditandai dengan tidak adanya gejala klinis x103 sel/mm3 , jumlah limfosit tertinggi
fisik, gerak renang, nafsu makan dan pada perlakuan B (2,5 gr/kg pakan)
refleks yang normal sehingga energi yang 84,45% dan terendah pada perlakuan A (0
dikeluarkan oleh benih pada perlakuan ini gr/kg pakan) 77,22%, jumlah monosit
tidak terlalu besar hanya digunakan untuk tertinggi pada perlakuan B (2,5 gr/kg
melawan serangan bakteri. pakan) 5,76 % dan terendah pada
perlakuan A (0 gr/kg pakan) 3,48%,

34
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Maryani dan Rosdiana. (2020)

jumlah neutrofil tertinggi pada perlakuan B Untuk Pencegahan dan


Pengobatan Penyakit Akibat Infeksi
(2,5 gr/kg pakan) 10,92 % dan terendah
Aeromonas hydrophila Pada Ikan
pada perlakuan A (0 gr/kg pakan) 9,16%, Lele Clarias sp. Melalui Pakan.
Skripsi. Fakultas Perikanan dan
tingkat kelangsungan hidup tertinggi pada
Ilmu Kelautan. Institut Pertanian
perlakuan B (2,5 gr/kg pakan) 93,33 % dan Bogor.
Delman, H. D., and Brown, E. M. 1989.
terendah pada perlakuan A (0 gr/kg pakan)
Textbook of Veterinary Histology
31,11%. 3rd Edition. Philadelphia: Lea &
Febiger,
DAFTAR PUSTAKA Ferguson, H. W., 1989. Systematic
Pathology of Fish. Ames: Lowa
State University Press.. 3-10 hal.
Anderson, D.P. 1992. Immunostimulant, Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan : Dasar
adjuvant and vaccine carrier in fish Pengembangan Teknologi
: Applications to aquaculture. Perikanan. Jakarta : Rineka Cipta.
Annual Review of Fish Diseases 21 179 hlm.
: 281 – 307. Iwama, G. and Nakanishi, T. 1996. The
Angka, S.L. 2005. Kajian Penyakit Motile Fish Immune System. Organism,
Aeromonad Septicaemia (MAS) Pathogen, and Environment.
pada Ikan Lele Dumbo (Clarias California San Diego.. USA:
sp.) : Patologi, Pencegahan dan Academic Press.
Pengobatannya dengan Kollner‚ B. and Kotterba, G., 2002.
Fitofarmaka. Tesis. Sekolah Temperature dependent activation
Pascasarjana, Institut Pertanian of leucocyte population of rainbow
Bogor. Bogor. trout Onchorinchus mykiss after
Anonim. 2004. Pedoman Praktikum intraperitonieal immunization with
Penyakit Ikan. Jurusan Perikanan Aeromonas salmonicida. Journal
Fakultas Pertanian UGM, Fish & Shellfish Immunology. 12:
Yogyakarta. 35 - 48.
Baratadjaja, K.G. 2006. Imunologi Dasar. Kresno, S.B., 2001. Imunologi: Diagnosis
Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Prosedur Laboratorium Edisi
Universitas Indonesia. 572 hlm. IV. Jakarta: Fakultas Kedokteran,
Blaxhall, P.C. and Daisley, K. W., 1973. UI Press,.
Routine haematological methods Lagler, K.F., Bardach, J.E., Miller, R. R.,
for use with fish blood. Journal and Dora, D. P. 1977. Ichthyology.
Fish Biology 5 : 577 – 581. New York: John Willey and Sons,
Bond, C.E. 1979. Biology of fishes. Inc.. 505 p.
Saunders. Philladelphia: College Mandia, E. H, Ridsdale, C. E, Horsten,
Publishing. 514 p. S.F.A.J, Aguinaldo, A.M. 1999.
Chinabut, S., C. Limsuwan and P. Arcangelisia flava L.Merr. in Plant
Kitsawat. 1991. Histology of the Resources of South-East Asia.
Walking Catfish (Clarias Leinden: Backhuys Publisher. No
batrachus). Canada: FDRC, , 76p. (12)1 : 129 -132.
Dadang, D. 2014. Efektivitas Ekstrak Maryani. 2013. The phytocemistry and
Kipahit Tithonia diversifolia dan the anti bacterial activity of yellow
Kirinyuh Eupatorium inulaefolium root (Arcangelisia flava Merr.)

35
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Maryani dan Rosdiana. (2020)

Against Aeromonas hydrophila. Rijkers, G.T.,. Frederix-Wolters, E.M., and


Journal of Biology and Life Muiswinkel, W.B. van. 1980. The
Science. Vol. 4 No. 2. August immune system of cyprinids carp.
2013. Kinetic and temperature
Misra., C. K., Das, B. K., Mukherjee, S. dependence of antibody producing
C., Pattnaik, P. 2006. Effect of cells in carp (Cyprinus carpio).
Long-Term Administration of Immunology. 41 : 91-97.
Dietary Beta Glukan on Immunity, Takashima and Hibiya, T. 1995. An atlas
Growth and Survival of Labeo of fish histologi, Normal and
rohita Fingerlings. Aquakultur 255: Pathological Feature Second
85-92. Edition. Tokyo: Kodansha Ltd,.
Restu K.W.,. Indriati, T., 2007. 195p.
Penjaringan dan identifikasi Tizard, I. R. 1988. Pengantar Imunologi
senyawa alkaloid dalam batang Veteriner. (Terjemahan). Surabaya:
kayu kuning (Arcangelisia Flava Universitas Air Langga. 497 hal.
Merr). Jurnal Ilmu Dasar, Vol. 8
No. 1, 2007 : 24-29

36

You might also like