You are on page 1of 11

NAMA : CANTIKA ROSITA DEWI

KELAS : 2A/A1

Name and Year of


Title Research Methods Participants Result
Research
Gopal Panta , EFFECTIVENESS OF Using a stratified In primary and secondary care
Ann K. STEAM STERILIZATION clustered random public hospitals in Nepal, 71.0%
Richardson, OF REUSABLE sampling, 13 primary- and (95% CI 46.8% - 87.2%) of the
Ian C. Shaw, MEDICAL DEVICES IN secondary-care public autoclave cycles were ineffective
Stephen PRIMARY AND hospitals in Nepal were (i.e. showed positive results) when
Chambers, SECONDARY CARE selected. 189 steam tested with biological indicators
Patricia A. Coope PUBLIC HOSPITALS IN sterilization cycles from and 69.8% (95% CI 44.4% -
NEPAL AND FACTORS these hospitals were 87.0%) showed ‘reject’ results
ASSOCIATED WITH evaluated for their with class 5 chemical indicators.
INEFFECTIVE effectiveness using self- There was no statistically
STERILIZATION: A contained biological significant difference in
NATION-WIDE CROSS- indicators, class-5 proportions showing positive or
SECTIONAL STUDY chemical indicators, reject results by hospital types for
autoclave indicator tape either biological (p = 0.51) or
and physical parameters. class 5 chemical (p = 0.87)
Information about the indicators. Autoclave type and
hospitals and the types of pressure achieved during
autoclaves being used was sterilization were statistically
also collected. Data were significantly associated with steam
analysed to estimate the sterilization failures, adjusted for
proportion of ineffective holding period, evenness of
steam sterilization cycles. pressure and barrier system used
Logistic regression was
used to identify factors
associated with ineffective
sterilization.

Ida Fitri GLUTARALDEHID Penelitian eksperimen Objek Penelitian ini Terbukti Glutaraldehide sebagai
Leksanawati1*, SEBAGAI ALTERNATIF murni, ada 4 kelompok adalah alat set bedah bahan kimia yang digunakan
Budiyono2, UNTUK BAHAN perlakuan didesinfeksi glutaraldehid desinfeksi tingkat tinggi pada alat
Suhartono2, 2020 STERILISASI dan 6 pengulangan. di CSSD RSUD Hj. set medis bedah di RSUD Hj. Anna
ALAT MEDIS DI Sehingga alat medsi bedah Anna Lasmanah Lasmanah Banjarnegara sangat
RUMAH SAKIT yang akan disteril akan Banjarnegara. Populasi efektif dan efisien pada konsentrasi
ditempatkan pada penelitian ini adalah 20 ml dan waktu 20 menit.
kelompok 1,2,3,4 dan seluruh alat set medis
dilakukan secara random. bedah pada proses
Variabel bebas dalam didesinfeksi.
penelitian ini adalah
berbagai konsentrasi
desinfektan/variasi
konsentrasi dan variasi
waktu sedangkan
variabel terikatnya adalah
penurunan angka
kuman udara.
1
Abul Fauzi, POLA KUMAN PADA Enam sampel Berdasarkan data hasil penelitian,
2
Meilissa Thunru ALAT STERILISASI diambil dari permukaan tidak tampak
DAN ALAT MEDIS alat sterilisasi dry heat, adanya pertumbuhan koloni
PAKAI ULANG DI permukaan bur, dan maupun jumlah bakteri
INSTALASI permukaan tang ekstraksi pada semua sampel. Hasil
STERILISASI dengan metode identifikasi bakteri yang
RUMAH SAKIT GIGI swab dilakukan dengan pengamatan
DAN MULUT secara langsung pada
UNIVERSITAS kekeruhan dari BHIBdan
HASANUDDIN GNBkeenam sampel tidak
menunjukan adanya kekeruhan
yang menandakan
tidak terdapat pertumbuhan
bakteri.
Hal tersebut sesuai dengan definisi
sterilisasi,
yaitu bebas dari semua bentuk
organisme mikro baik
bakteri, virus, jamur dan spora.
Raudah, Tien EFEKTIVITAS Jenis penelitian yang Berdasarkan hasil pemeriksaan,
Zubaidah, Imam STERILISASI METODE digunakan adalah diketahui angka kuman tertinggi
Santoso PANAS KERING PADA quasieksperimen. Jenis alat medis pinset yaitu dengan
ALAT MEDIS RUANG variabel yang digunakan rata-rata angka kuman 1,33
PERAWATAN LUKA yaitu variabel bebas koloni/cm pada 125oC, dan angka
RUMAH SAKIT Dr. H. (Variasi suhu pemanasan kuman tertinggi alat medis bak
SOEMARNO kering dengan oven), instrumen yaitu dengan rata-rata
SOSROATMODJO variabel terikat (angka angka kuman 0,66 koloni/cm pada
KUALA KAPUAS kuman). suhu 125oC.

Luky Rinda PERBEDAAN ANGKA Penelitian ini Hasil penelitian ini menunjukkan
Meiriana, Imam KUMAN UDARA dengan menggunakan ada perbedaan signifikan sebelum
Santoso, RUANG OPERASI eksperimen (one group pre operasi sesudah sterilisasi dengan
Erminawati SEBELUM DAN and post test design), sesudah operasi 1
SESUDAH Populasi dalam sebelum sterilisasi p value (0.015)
STERILISASI penelitian ini adalah ≤ nilai a (0.05).
ULTRAVIOLET RSUD jumlah kuman udara ruang
RATU ZALECHA operasi di Rumah Sakit
Ratu Zalecha
Martapura. Sampel
penelitian ini adalah
kuman udara ruang OK 1
Rumah Sakit Ratu
Zalecha Martapura total
ruangan operasi berjumlah
5 ruangan.
Maimuna N95 REPROCESSING This process involved We have successfully demonstrated
JattaMSNab, BY LOW depositing used masks, that N95 respirator
Carolyn TEMPERATURE reprocessing, and re- decontamination with VHP at 59%
KieferBSNab, STERILIZATION WITH distributing treated masks hydrogen peroxide can be safely
Harsh PatoliaMDc, 59% VAPORIZED efficiently back to frontline utilized to decontaminate single-
Jin PanMSd, HYDROGEN providers. Furthermore, use N95 respirators without
Charbel HarbBEd, PEROXIDE DURING we implemented patient significant effects on filtration
Linsey THE 2020 COVID-19 safety officers on COVID- efficiency or quantitative fit testing.
C.MarrPhDd, PANDEMIC 19/person under With the COVID-19 pandemic and
Anthony Baffoe- investigation units to N95 respirator shortage, health
BonnieMD ensure optimized systems without access to
donning/doffing of commercial decontamination
respirators through processes should investigate the
frontline provider viability of such a process in their
education. facilities.

Józef S. Pastuszka THE STUDY OF THE EWG is an air movement The concentration of both bacteria
1 , Walter Mucha 1 STERILIZATION OF and air purification device and fungi in the small patient’s
, Agnieszka Wlazło THE INDOOR AIR IN using a sophisticated room dropped to approximately
2 , Danuta Lis 2 , HOSPITAL/CLINIC combination of electrode 25% of the initial (background)
Ewa Marchwi ROOMS BY USING THE topology and specially concentration. In the larger
´nska-Wyrwał 3 ELECTRON WIND designed high-voltage patient’s room, the concentration
and Anna Mainka GENERATOR power supply dropped to 50% and 80% of the
1 background concentration for
bacteria and fungi, respectively
Dr. Nagham REVIEW ON TYPES OF Sterilization is the The importance of sterilization and
Mahmood AUTOMATIC comprehensive infection control is that it is the
Aljamali* 1 , Dr. STERILIZATION extermination of germs guarantor of hospital safety and
Hasaneen Kudhair SYSTEMS IN and disposal of their freedom from infectious diseases as
Abdullabass2 ,Dr. HOSPITALS remains, and the process of these health centers receive a large
Aseel Mahmood removing or killing life number of patients with disabilities
Jawad3 , Intisar manifestations of and various infections. Sterilization
Obaid Alfatlawi4 , microorganisms; Surface and infection control also ensure
Dr. Saher bacteria and viruses the success of surgeries, as surgical
Mahmood Jawd5 include the surface of interventions make patients
human skin or surgical susceptible to germs, if not
device surfaces with completely clean, because medical
medications or sterile devices that come into contact with
fluids (or by radiation in body tissues or clean fluids are
the case of surgical among the critical elements that
devices). The World Health must be sterile when used to reduce
Organization has defined it without transfer Bacterial to the
as "a term referring to the patient.
process of eliminating or
killing all life and other
organic materials, such as
prions and viruses that are
not living organisms but
are biological pathogens,
including communicable
factors such as bacteria,
fungi, viruses, prions,
spores and eukaryotes.
Such as Plasmodium in a
specific place, such as
fluids or in compounds
such as biological media.

REFERENSI

Leksanawati, Ida Fitri, Budiyono Budiyono, and Suhartono Suhartono. "GLUTARALDEHID SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK BAHAN
STERILISASI ALAT MEDIS DI RUMAH SAKIT." Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) 8.6 (2020): 846-854.

Fauzi, Abul, and Meilissa Thunru. "Pola kuman pada alat sterilisasi dan alat medis pakai ulang di instalasi sterilisasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Universitas Hasanuddin." MDJ (Makassar Dental Journal) 7.3 (2018).

Raudah, Raudah, Tien Zubaidah, and Imam Santoso. "Efektivitas Sterilisasi Metode Panas Kering pada Alat Medis Ruang Perawatan Luka Rumah
Sakit dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas." JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN: Jurnal dan Aplikasi Teknik Kesehatan Lingkungan 14.1 (2017):
425-430.

Meiriana, Luky Rinda, Imam Santoso, and Erminawati Erminawati. "Perbedaan Angka Kuman Udara Ruang Operasi Sebelum dan Sesudah Sterilisasi
Ultraviolet." JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN: Jurnal dan Aplikasi Teknik Kesehatan Lingkungan 15.1 (2019): 585-590.

Jatta, Maimuna, et al. "N95 reprocessing by low temperature sterilization with 59% vaporized hydrogen peroxide during the 2020 COVID-19
pandemic." American Journal of Infection Control (2020).

Pastuszka, Józef S., et al. "The Study of the Sterilization of the Indoor Air in Hospital/Clinic Rooms by Using the Electron Wind
Generator." International journal of environmental research and public health 16.24 (2019): 4935.

Aljamali, Nagham Mahmood, et al. "Review on Types of Automatic Sterilization Systems in Hospitals." International Journal of Industrial
Biotechnology and Biomaterials 6.1 (2020): 15-21p.

Panta, Gopal, et al. "Effectiveness of steam sterilization of reusable medical devices in primary and secondary care public hospitals in Nepal and
factors associated with ineffective sterilization: A nation-wide cross-sectional study." Plos one 14.11 (2019): e0225595.
RANGKUMAN
STERILISASI

Sterilisasi adalah suatu proses pemusnahan semua bentuk mikroorganisme, baik yang berbentuk vegetatif maupun yang berbentuk spora.
Mikroorganisme yang dimaksud dapat berupa kuman, virus, ricketsia maupun jamur. Jadi produk steril telah bebas dari semua jenis
mikroorganisme hidup. Istilah "hidup" di sini perlu diperhatikan karena ada produk steril yang masih mengandung mikroorganisme tetapi telah
mati, misalnya hasil sterilisasi dengan pemanasan, penyinaran ataupun dengan memakai gas. Khusus untuk produk steril hasil sterilisasi dengan
penyaringan, sama sekali tidak terdapat mikroorganisme kontaminan karena telah dipisahkan secara fisika dan tertinggal di dalam filter.

Ada beberapa macam cara proses sterilisasi, yaitu:

1. Sterilisasi dengan cara direbus

Adalah satu teknik pensterilan alat kesehatan dengan cara direbus dalam suhu tinggi (1000 C) dalam waktu 15 sampai dengan 20 menit. Cara ini
adalah cara yang paling mudah untuk dilakukan. Namun untuk tingkat sterilisasinya relatif kurang maksimal. 

2. Teknik sterilisasi dengan cara di Uap atau Stoom

Teknik ini juga dilakukan tidak hanya oleh tenaga medis. Di bidang pertanian juga dilakukan teknik ini untuk menyterilkan wadah yang akan
digunakan untuk kultur jaringan. Teknik yang ke dua, sterilisasi alat medis dilakukan dengan cara stoom atau dikukusdalam uap panas. Hal ini
tentu saja tidak dilakukan dengan sembarang alat. Alatyang digunakan untuk melakukan teknis sterilisasi stoom sering disebut dengan istilah
Autoclave atau Alat Sterilisasi Uap.
 Autoklaf manual
Metode ini menggunakan ketinggiian air harus tetap tersedia di dalam autoklaf. Sterilisasi menggunakan autoklaf manual tidak dapat
ditinggal dalam waktu lama. Autoklaf manual setelah suhu mencapai 1210C setelah 15 menit, jika tidak dimatikan maka suhu akan terus
naik, air dapat habis, dan dapat meledak.
 Autoklaf digital/otomatis
Alat ini dapat diatur dengan suhu mencapai 1210C selama 15 menit. Setelah suhu tercapai, maka suhu akan otomastis turun sampai
mencapai 500C dan tetap stabil pada suhu tersebut. Jika digunakan untuk sterilisasi media, suhu ini sesuai karena untuk emmbuat media
diperlukan suhu 50-700 C.

3. Sterilisasi dengan panas kering

Berbeda dengan metode yang nomor dua tadi. Teknik sterilisasi ini dilakukan tanpa uap. Yaitu dengan panas kering. Panas kering yang dimaksud
di sini adalah dengan menggunakan alat seperti Oven. Teknik ini juga menggunakan alat khusus yaitu lemari sterilisasi. Didalam lemari tersebut
terdapat elemen pemanas yang dapat mencapai suhu tinggi.

 Pemijaran
Metode ini dengan memanaskan alat biasanya berupa ose di atas api bunsen sampai ujung ose memijar.
 Pembakaran
Pembakaran dilakukan untuk alat-alat dari bahan logam atau kaca dengan cara dilewatkan di atas api bunsen namun tidak sampai
memijar. Misalkan: a) melewatkan mulut tabung yang berisi kultur bakteri di atas api Bunsen; b) memanaskan kaca objek di atas api
busnen sebelum digunakan; c) memanaskan pinset sebelum digunakan untuk meletakkan disk antibiotic pada cawan petri yang telah
ditanam bakteri untuk pemeriksaan uji kepekaan antibiotik.
 Hot air oven
Sterilisasi dengan metode ini digunakan untuk benda-benda dari kaca/gelas, petri, tabung Erlenmeyer, tidak boleh bahan yang terbuat
dari karet atau plastic. Oven Suhu 160-1800C selama 1.5-3 jam. Alat-alat tersebut terlebih dahulu dibungkus menggunakan kertas
sebelum dilakukan sterilisasi.
 Insinerator
Bahan-bahan infeksius seperti jarum bekas suntikan yang ditampung dalam safety box biohazard, darah, dilakukan sterilisasi dengan
menggunakan insinerator. Hasil pemanasan dengan suhu 8700-9800 C akan menghasilkan polutan berupa asap atau debu. Hal ini yang
menjadi kelemahan dari sterilisasi dengan metode insenerasi. Namun, metode ini dapat meyakinkan bahwa bahan infeksius dapat
dieliminasi dengan baik yang tidak dapat dilakukan dengan metode lainnya.
4. Sterilisasi dengan bahan kimia

Sterilisasi yang umum dilakukan selain beberapa teknik tersebut adalah dengan menggunakan bahan kimia. Ada banyak sekali cairan kimia yang
digunakan untuk sterilisasi alat kesehatan. Diantaranya adalah alkohol dan sejenisnya.

3. Sterilisasi dengan panas kering

Berbeda dengan metode yang nomor dua tadi. Teknik sterilisasi ini dilakukan tanpa uap. Yaitu dengan panas kering. Panas kering yang dimaksud
di sini adalah dengan menggunakan alat seperti Oven. Teknik ini juga menggunakan alat khusus yaitu lemari sterilisasi. Didalam lemari tersebut
terdapat elemen pemanas yang dapat mencapai suhu tinggi.

4. Sterilisasi dengan bahan kimia

Sterilisasi yang umum dilakukan selain beberapa teknik tersebut adalah dengan menggunakan bahan kimia. Ada banyak sekali cairan kimia yang
digunakan untuk sterilisasi alat kesehatan. Diantaranya adalah alkohol dan sejenisnya.

Ketika melakukan sterilisasi, baik itu ruangan atau alat yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut ini:

1. Desinfektan yang digunakan untuk sterilisasi haruslah merupakan bahan yang ramah lingkungan.
2. Saat melakukan sterilisasi petugas harus menggunakan alat pelindung dan menguasai cara sterilisasi yang aman.
3. Sterilisasi peralatan yang digunakan untuk perawatan fisik pasien dipanaskan pada suhu 121 derajat Celsius selama 30 menit, atau
sesuai dengan petunjuk dalam sterilisasi alat yang digunakan.
4. Semua yang telah disterilkan harus aman dari mikroorganisme yang masih hidup.

REFERENSI
Ma'at, Suprapto. Sterilisasi dan disinfeksi. Airlangga University Press, 2009.

Teknik Sterilisasi Alat Rumah Sakit. 12.06 (diakses 18 Desember 2020). diakses dari.
https://www.kompasiana.com/baehaqinur/57fc97b20f9373283b8ddaf2/teknik-sterilisasi-alat-kesehatan-rumah-sakit?page=all.

Sterilisasi. 12.17 (diakses 18 Desember 2020). diakses dari. https://fk.uii.ac.id/mikrobiologi/materi/sterilisasi/

Cara-cara yang Dilakukan untuk Sterilisasi Alat Kesehatan Rumah Sakit. 12.24 (diakses 18 Desmber 2020) . diakses dari.
https://medium.com/@dennywildan16/begini-cara-cara-yang-dilakukan-untuk-sterilisasi-alat-kesehatan-rumah-sakit-a9d6512e9998

You might also like