You are on page 1of 17

AJIE - Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship

(e-ISSN: 2477- 0574 ; p-ISSN: 2477-3824)


Volume. 03, Issue. 02, May 2018

MODEL PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU BERBASIS


TECHNOPRENEURSHIP DI INKUBATOR BISNIS
PSP-KUMKM LPPM UNS

R. Kunto Adi, Erlyna Wida Riptanti, Heru Irianto

Pusat Studi Pendampingan Koperasi Dan Umkm


Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Email: kuntouns@gmail.com

ABSTRACT

The New Technoprenership-based Entrepreneurship Growth Model is based on the activities


of IbPTK New Technoprenership-Based Entrepreneurship Growth in PSP-KUMKM LPPM UNS,
conducted in 2015-2017 on Business Incubator activities unit in mentoring UMKM New
Entrepreneurs in Cooperation Study Center and UMKM (PSP KUMKM) LPPM UNS. The general
objective of IbPTK activities is to improve the capacity building of UMMM Entrepreneurship New
activities in PSP-KUMKM and SME tenant, so as to increase students and alumni in
technoprenership based entrepreneurship. Specific objectives are 1) Establish a productive business
unit in PSP-KUMKM based on market prospect, local potential and technological ease, 2) Stabilize
the management of productive business unit, in the first year, 3). Developing productive business units
in PSP-KUMKM that have been established in the first year, 4) Conducting recruitment process and
selection of SME tenant candidates from UNS students or alumni, 5) Improving skills and knowledge
tenant in productive business sector, in second year, 6). Conducting the incubation process to tenant
who passed the selection in the second year, 7) Growing new entrepreneur-based technology, 8).
Improve production capability and marketing network of tenant products, and 9). Develop a model of
entrepreneurship-based technopreneurship development on campus, in the third year, as well as an
outcome for three years of IbPTK activities.
Problems faced by tenant partners, namely 1) The need to increase the Capacity building of
mentoring activities for SMEs tenant, 2) Motivation and commitment of students or alumni in
entrepreneurship based on technoprenership still need to be improved, 3) Student assistance or
alumni in entrepreneurship is relatively low. Based on the above problems, the solutions and methods
of the approaches offered, in general, the methods used in the implementation of this activity is the
development of productive business units, observation methods, discussion, recruitment, practice,
technical guidance / training and productive business assistance. In Year One (2015) implemented 1)
Establishment of productive business units in PSP-KUMKM, 2) Management consolidation on
productive business units, 3) The establishment of business partnerships with relevant stakeholders.
The second year (2016) implemented activities: 1) Development of productive business unit in first
year of PSP-KUMKM, 2) Recruitment and selection of students or alumni of UNS to become tenant,
3) Tenant apprenticeship process on productive business unit PSP-KUMKM, 4) business plan. In the
third year (2017), the activities were carried out: 1) Tenant incubation process on productive unit of
PSP-KUMKM, 2) Development of productive unit of PSP-KUMKM better than the second year, 3)
Preparation of entrepreneurship based technopreneurship development model on campus.
The outcomes achieved by the IbPTK program for three years are: 1) Development of one
productive business unit in PSP-KUMKM, 2) Organizing incubation process in accordance with need
assessment, 3) Tenant apprenticeship execution, 4) Tenant graduating program 5 people, 5 )
Obtaining product licensing, 6) Productive business assistance in PSP-KUMKM, 7) Campus
technopreneurship development model, and 8). Publication of one scientific article in national journal
with ISSN.
Keywords: model, entrepreneurship, technopreneurship, incubation

140
AJIE – Volume. 03, Issue. 02, May 2018

ABSTRAK

Model Penumbuhan Wirausaha Baru Berbasis Technoprenership disusun berdasarkan


kegiatan IbPTK Penumbuhan Wirausaha Baru Berbasis Technoprenership di PSP-KUMKM LPPM
UNS, yang dilakukan pada tahun 2015-2017 pada unit kegiatan Inkubator Bisnis dalam
pendampingan UMKM Wirausaha Baru di Pusat Studi Pendampingan Koperasi dan UMKM (PSP
KUMKM) LPPM UNS. Tujuan umum kegiatan IbPTK adalah meningkatkan capacity building
kegiatan pendampingan UMKM Wirausaha Baru di PSP-KUMKM dan UKM tenant, sehingga dapat
meningkatkan mahasiswa dan alumni dalam berwirausaha berbasis technoprenership. Tujuan
khususnya adalah 1) Mendirikan satu unit usaha produktif di PSP-KUMKM berdasarkan prospek
pasar, potensi lokal dan kemudahan tehnologi, 2) Memantapkan pengelolaan unit usaha produktif
tersebut, pada tahun pertama, 3). Mengembangkan unit usaha produktif di PSP-KUMKM yang telah
didirikan pada tahun pertama, 4) Melakukan proses rekruitment dan seleksi calon UKM tenant dari
mahasiswa atau alumni UNS, 5) Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan tenant bidang usaha
produktif., pada tahun kedua, 6). Melakukan proses inkubasi kepada tenant yang lolos seleksi pada
tahun ke dua, 7) Menumbuhkan wirausaha baru berbasis tehnologi, 8). Meningkatkan kemampuan
produksi dan jejaring pemasaran produk tenant, dan 9). Menyusun model pengembangan wirausaha
berbasis technopreneurship kampus, pada tahun ketiga, sekaligus sebagai luaran selama tiga tahun
kegiatan IbPTK.
Permasalahan yang dihadapi oleh tenant mitra, yaitu 1) Perlunya peningkatan Capacity
building kegiatan Pendampingan bagi UMKM tenant, 2) Motivasi dan komitmen mahasiswa atau
alumni dalam berwirausaha berbasis technoprenership masih perlu ditingkatkan, 3) Pendampingan
mahasiswa atau alumni dalam berwirausaha relatif rendah. Berdasarkan permasalahan di atas maka
solusi dan metode pendekatan yang ditawarkan, secara garis besar metode yang digunakan dalam
implementasi kegiatan ini yaitu pengembangan unit usaha produktif, metode observasi, diskusi,
rekruitment, praktek, bimbingan tehnis/ pelatihan dan pendampingan usaha produktif. Pada Tahun
Pertama (2015) dilaksanakan 1) Pendirian unit usaha produktif di PSP-KUMKM, 2) Pemantapan
manajemen pada unit usaha produktif, 3) Penjalinan kemitraan bisnis dengan stakeholder terkait.
Tahun kedua (2016) dilaksanakan kegiatan : 1) Pengembangan unit usaha produktif di PSP-KUMKM
tahun pertama, 2) Rekruitment dan seleksi mahasiswa atau alumni UNS untuk menjadi tenant, 3)
Proses pemagangan tenant pada unit usaha produktif PSP-KUMKM, 4) Penyusunan business plan.
Sedangkan pada Tahun ketiga (2017) dilaksanakan kegiatan : 1) Proses inkubasi tenant pada unit
produktif PSP-KUMKM, 2) Pengembangan unit usaha produktif PSP-KUMKM lebih baik dari tahun
ke dua, 3) Penyusunan model pengembangan wirausaha berbasis technopreneurship kampus.
Luaran yang tercapai dengan adanya program IbPTK selama tiga tahun adalah : 1)
Pengembangan satu unit usaha produktif di PSP-KUMKM, 2) Terselenggara proses inkubasi sesuai
dengan need asessment, 3) Terselenggara pemagangan tenant, 4) Tenant yang lulus program 5 orang,
5) Diperolehnya perijinan produk, 6) Pendampingan usaha produktif di PSP-KUMKM, 7) Model
pengembangan technopreneurship kampus, dan 8). Publikasi satu artikel ilmiah di jurnal nasional
ber ISSN.

Kata Kunci : model, wirausaha, technopreneurship, inkubasi

PENDAHULUAN pasti akan meluluskan para sarjana yang


Latar Belakang jumlahnya ribuan namun tidak semua
Berdasarkan data BPS, jumlah lulusan perguruan tinggi dapat tertampung
pengangguran terdidik di Indonesia masih di dunia kerja. Permasalahan
cukup tinggi, untuk jenjang universitas pengangguran terdidik jika dibandingkan
pada Pebruari 2012 tercatat sebesar dengan pengangguran non terdidik justru
541.955 orang dan pada tahun 2013 lebih kompleks pengangguran terdidik
tercatat sebesar 421.717 orang. Jumlah sebab pengangguran non terdidik bersedia
tersebut setiap tahunnya akan selalu untuk bekerja disektor non formal,
bertambah sebab setiap tahun universitas sedangkan pengangguran terdidik dengan

141
Adi, Riptanti, Irianto

bekal ilmu yang dimiliki menginginkan universitas dalam memotivasi sarjana


bekerja disektor formal agar mendapat gaji menjadi young entrepreneur
tinggi dan prestise di tengah masyarakat menyimpulkan bahwa peranan universitas
(Rinto Yulhan, 2014). dalam memotivasi sarjana menjadi
Perguruan tinggi sebagai salah satu wirausaha muda sangat penting, sehingga
institusi pendidikan bertanggung jawab akan mengurangi pertambahan jumlah
dalam meningkatkan kualitas pendidikan pengangguran, dan mampu menambah
termasuk di dalamnya adalah pendidikan jumlah lapangan pekerjaan. Upaya yang
mengenai kewirausahaan. Dasar bisa dilakukan seperti memberikan
pendidikan kewirausahaan ini sangat pendidikan kewirausahaan dan
diperlukan dalam mengembangkan soft memberikan wadah bagi mahasiswa dalam
skill dan hard skill mahasiswa dalam menerapkan ilmunya dengan mendirikan
menghadapi pasar kerja yang semakin bisnis kecil di lokasi kampus.
kompetitif. Pada umumnya, mahasiswa Alberti, Sciascia, dan Poli (2004)
atau alumni mau berwirausaha jika sudah dalam mengkaji “Entrepreneurship
tersudut tidak mendapatkan pekerjaan Education” menjelaskan bahwa
seperti yang diinginkan. Para pelaku usaha keberhasilan seseeorang dalam
yang seperti ini belum mendapatkan bekal berwirausaha dipengaruhi oleh iklim usaha
yang cukup dalam membuka usaha yang diciptakan oleh negara, dukungan
sehingga hambatan/ rintangan yang dunia pendidikan, dunia usaha itu sendiri
dihadapi terasa berat. Berbeda jika yang juga harus bergairah. Oleh karena itu,
mahasiswa/ alumni sudah mempunyai niat Pusat Studi Pendampingan Koperasi dan
atau ketertarikan untuk berwirausaha UMKM (PSP-KUMKM) mendirikan Unit
sendiri dan sudah mempunyai perencanaan Inkubator Bisnis yang didirikan tahun
yang matang dalam persiapannya maka 2011 dan mendapat pengesahan SK Rektor
hambatan/ rintangan yang dihadapi terasa No: 2A/UN27/HK/2013 tentang
ringan. Hal ini dikarenakan mahasiswa/ Pembentukan Inkubator Bisnis PSP-
alumni tersebut mempunyai landasan kuat KUMKM LPPM UNS. Visi Inkubator
dalam mengembangkan alternatif Bisnis adalah terwujudnya Inkubator
penyelesaian masalah yang dapat Bisnis yang handal yang mampu
diimplementasikan. meningkatkan kapasitas bisnis UKM
Pemerintah menjadikan berbagai Tenant, sedangkan Misi Inkubator Bisnis
perguruan tinggi daerah sebagai institusi adalah :
strategis mengembangkan kapasitas pelaku 1. Memfasilitasi proses inkubasi kepada
usaha mikro, kecil dan menengah UKM Tenant
Indonesia serta program kewirausahaan. 2. Mengembangkan jejaring kemitraan
Perguruan tinggi harus aktif bisnis yang lebih luas
mengoperasionalkan lembaga 3. Mengembangkan capacity building
inkubatornya untuk mendukung Inkubator Bisnis dan UKM Tenant.
peningkatan kapasitas SDM usaha mikro, Fungsi pendirian Unit Inkubator Bisnis
kecil dan menengah (UMKM) maupun adalah sebagai media untuk melakukan
kewirausahaan (Indra M Yusuf, 2012). proses inkubasi terhadap UMKM tenant
Secara teori akademis, perguruan tinggi melalui layanan (fasilitator, penyediaan
diyakini memiliki keunggulan melakukan tempat dan sarana/ prasarana pendukung
fungsinya meningkatkan berbagai sisi lainnya), penyelenggaraan pelatihan,
keperluan UMKM. Misalnya, kapasitas pendampingan, dan fasilitasi bagi
SDM, bimbingan teknis, membangun peningkatan aksesibilitas (informasi bisnis,
spirit entrepreneurs hingga permodalan. teknologi, pembiayaan, penguatan
Hal ini sejalan dengan Penelitian Yohnson kapasitas bisnis, kelembagaan, dan
(2003) yang meneliti tentang peranan pemasaran produk) (Erlyna, dkk, 2012).

142
AJIE – Volume. 03, Issue. 02, May 2018

Selama 3 tahun terakhir ini, fokus alumni dan masih berstatus mahasiswa
kegiatan Inkubator Bisnis adalah tingkat akhir yang masuk menjadi tenant
menginkubasi ukm yang bergerak di Inkubator Bisnis setelah melalui proses
bidang agribisnis/ agroindustri. Fokus seleksi (Erlyna dkk, 2013). Padahal,
bidang ini dipilih karena bidang ini mudah mahasiswa maupun alumni UNS
untuk dimasuki oleh wirausaha baru, mempunyai banyak potensi berbasis
relatif cepat pengembangan usaha dengan tehnologi yang dapat ditumbuhkan
sentuhan tehnologi maupun inovasi, pasar menjadi wirausaha baru.
masih terbuka luas dan sumberdaya Inkubator Bisnis mempunyai
pengelolaan inkubator sesuai dengan fasilitas ruang dan tempat produksi yang
kompetensinya. dapat digunakan tenant di Kampus Mesen.
Jumlah ukm tenant yang menjadi Beberapa peralatan produksi yang dimiliki
dampingan sebanyak 30 orang tahun 2012 antara lain vacum friying, spinner,
dan 45 orang pada tahun 2013. Ukm tenant pengemas vacum, pengemas kembung,
berasal dari Kabupaten Boyolali, Kota siler, cup siller, meat slicer, dan peralatan
Solo, Kabupaten Klaten, Sukoharjo, masak yang ditunjukkan dalam gambar
Wonogiri dan Karanganyar. Hanya berikut :
sebanyak 10 orang ukm yang merupakan

Gambar 1. Peralatan produksi yang dimiliki Inkubator Bisnis

Proses inkubasi yang diberikan teknis. Proses inkubasi yang dilakukan


kepada ukm tenant disesuaikan dengan dengan mengedepankan penggunaan
kebutuhan ukm tenant berupa bimbingan tehnologi tepat guna, pengembangan

143
Adi, Riptanti, Irianto

kreativitas dan inovasi diharapkan menjadi maupun jasa semakin ketat. Mahasiswa
technopreneur yang sukses. Proses maupun alumni UNS harus mampu
inkubasi ini diharapkan ukm tenant bersaing dalam era MEA ini dengan
menyerap teori dan praktek yang sudah memanfaatkan tehnologi sebagai dasar
diberikan sehingga dapat mengembangkan persaingan. Untuk itu, Inkubator Bisnis
usaha yang telah dijalankan. PSP-KUMKM LPPM UNS ingin
Setelah proses inkubasi selesai berpartisipasi dalam menumbuhkan
kemudian dilanjutkan dengan wirausaha baru berbasis
pendampingan usaha yang meliputi technopreneurship di kalangan mahasiswa
produksi, pemasaran, akses permodalan dan alumni UNS.
dan jejaring yang lebih luas. Para Tim
Inkubator Bisnis maupun ukm berusaha A. Tujuan Umum Pengabdian
mencari solusi untuk mengatasi Tujuan umum pengabdian ini adalah
permasalahan yang sedang dihadapi dalam meningkatkan capacity building Unit
meningkatkan usaha. Beragam cara Inkubator Bisnis PSP-KUMKM dan UKM
pendampingan dilakukan dimana tim tenant sehingga dapat meningkatkan
pendamping mendatangi ukm atau ukm mahasiswa berwirausaha berbasis
yang mendatangi kantor inkubator untuk technopreneurship, sekaligus sebagai unit
berdiskusi atau memanfaatkan fasilitas usaha produktif bagi PSP-KUMKM LPPM
yang ada yang nampak dalam gambar UNS sebagai upaya revenue generating
berikut : bagi UNS.
UNS merupakan salah satu
universitas yang memasukkan kurikulum B. Tujuan Khusus Pengabdian
kewirausahaan bagi mahasiswanya Tujuan khusus pengabdian tahun
diharapkan mahasiswa ataupun lulusannya pertama :
memiliki motivasi dan menerapkan 1) Mendirikan unit usaha produktif di
entrepreneur dalam kehidupan sehari-hari. Inkubator Bisnis berdasarkan
Lulusan maupun mahasiswa UNS prospek pasar, potensi lokal dan
sekarang ini diharapkan mampu bersaing kemudahan tehnologi (sudah
mencari pekerjaan sendiri atau tercapai dengan mendirikan usaha
menciptakan peluang kerja bagi dirinya keripik buah)
sendiri maupun orang lain. Mahasiswa 2) Memantapkan pengelolaan unit
maupun alumni mempunyai bekal usaha produktif yang telah didirikan
penguasaan tehnologi dalam berwirausaha, (terdapat 3 orang tenant yang
namun belum banyak digali secara mengelola usaha keripik buah)
optimal. Beberapa mahasiswa telah
berwirausaha dengan memanfaatkan Tujuan khusus pengabdian tahun
program hibah seperti PMW (Program kedua:
Mahasiswa Wirausaha) dan PKM 1) Mengembangkan unit usaha
(Program Kreativitas Mahasiswa), namun produktif yang telah didirikan pada
ada beberapa yang hanya coba-coba tahun pertama
dimana program selesai usaha yang dirintis 2) Melakukan proses rekruitment dan
juga selesai. Kemungkinan hal ini seleksi calon tenant dari mahasiswa
dikarenakan kharakteristik mahasiswa itu atau alumni UNS (3 orang tenant
sendiri yang hanya mengambil keuntungan masih aktif mengelola usaha
dari program atau pendampingan program keripik buah)
belum dilaksanakan secara maksimal. 3) Meningkatkan keterampilan dan
Tahun 2016 ini, kita menghadapi pengetahuan tenant bidang usaha
MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) produktif
dimana persaingan produk berupa barang

144
AJIE – Volume. 03, Issue. 02, May 2018

Tujuan khusus pengabdian tahun PSP-KUMKM LPPM UNS dalam


ketiga: menciptakan revenue generating
1) Melakukan proses inkubasi kepada bagi UNS.
tenant yang lolos seleksi pada tahun 2. Motivasi mahasiswa atau alumni
ke dua dalam berwirausaha berbasis
(10 orang masih aktif mengelola technopreneurship perlu
usaha keripik buah) ditingkatkan
2) Menumbuhkan wirausaha baru Potensi mahasiswa atau alumni UNS
berbasis tehnologi. cukup besar dalam memanfaatkan
3). Pengembangan usaha produktif tehnologi untuk bekerja atau
berwirausaha. Namun, potensi ini
C. Perumusan Masalah belum dikelola dengan baik karena
Dari latar belakang yang telah motivasi mahasiswa atau alumni
dikemukakan sebelumnya, maka dapat relatif kurang dalam berwirausaha.
diidentifikasi permasalahan sebagai Wirausaha bukan merupakan pilihan
berikut : utama dalam mencari sumber
1. Perlunya peningkatan Capacity penghasilan, namun karena keadaan
building Unit Inkubator Bisnis terpaksa sehingga mereka
Berdirinya Unit Inkubator Bisnis berwirausaha. Padahal jika potensi
PSP-KUMKM tergolong masih ini dapat dikelola dengan baik akan
muda sehingga pengelolaannya memberikan hasil yang lebih baik
belum maksimal. Sumber keuangan jika dibandingkan dengan
untuk membiayai operasional perlu berwirausaha karena terpaksa.
digali agar dapat mengoptimalkan Mahasiswa yang mendapatkan hibah
peran dan fungsinya dalam kompetitif dari PMW maupun PKM
menyediakan 7S yaitu : Space, hanya sebagian kecil yang usahanya
Shared, Services, Support, Skill berlanjut setelah selesai program.
development, Seed capital, dan Kegagalan dalam berusaha
Synergy. Salah satu upaya yang merupakan salah satu penyebab
dapat dilakukan dalam menggali mereka tidak melanjutkan usaha
sumber keuangan adalah yang telah dirintisnya.
mengoptimalkan pemanfaatan 3. Pendampingan mahasiswa atau
fasilitas yang ada dengan mendirikan alumni dalam berwirausaha relatif
unit usaha produktif yang berbasis rendah
tehnologi. Pendampingan terhadap mahasiswa
Di sisi lain, mahasiswa ataupun yang mendapatkan hibah kompetitif
alumni kemungkinan memandang dari PMW maupun PKM belum
sebelah mata keberadaan Unit optimal fungsinya sehingga sering
Inkubator Bisnis PSP-KUMKM terjadi kegagalan dalam berusaha.
karena belum ada bukti nyata usaha Unit Inkubator Bisnis salah satu
produktif di bawah pengelolaan Unit fungsinya adalah melakukan
Inkubator Bisnis. Dengan berdirinya pendampingan kepada para tenant
unit produktif di bawah Inkubator maupun ukm yang membutuhkan.
Bisnis maka fungsi layanan 7S dapat Namun, fungsi ini masih jarang
ditingkatkan terutama dalam dimanfaatkan oleh para mahasiswa
meningkatkan support dan skill atau alumni UNS dalam mengelola
development kepada tenantnya. usahanya.
Selain itu unit usaha produktif yang
dibentuk pada tahun pertama dapat
menjadi unit usaha produktif bagi

145
Adi, Riptanti, Irianto

D. Manfaat Pengabdian Bisnis dalam berusaha berbasis


Program IbPTK ini diharapkan tehnologi. Selain itu juga bagi PSP-
memberikan manfaat bagi : KUMKM sebagai unit usaha
1. Unit Inkubator Bisnis PSP- produtif yang diharapkan dapat
KUMKM LPPM UNS, kemandirian menciptakan revenue generating
dapat ditingkatkan dari sisi sumber bagi UNS.
pendanaan sehingga dapat 2. Mahasiswa/ alumni, dapat
meningkatkan layanan 7S (Space, memanfaatkan wadah Unit Inkubator
Shared, Services, Support, Skill Bisnis untuk sharing terhadap usaha
development, Seed capital, dan yang akan atau sedang digeluti
Synergy) yang diberikan kepada 3. Tenant, dapat memanfaatkan fasilitas
tenant. Dengan peningkatan layanan layanan yang diberikan oleh Unit
yang diberikan, dapat memotivasi Inkubator Bisnis dalam berwirausaha
para mahasiswa atau alumni untuk berbasis tehnologi
bergabung ke dalam Unit Inkubator

E. Target Pengabdian
Target dan luaran yang diharapkan tercapai dengan adanya program ini adalah :
Rencana Luaran Tahun I (2015) Tahun II (2016) Tahun III (2017)
Berdirinya unit 1 unit usaha 1 unit usaha produktif 1 unit usaha produktif
usaha produktif di produktif berbasis tahun pertama yang lebih berkembang
Inkubator Bisnis tehnologi (sudah dapat berkembang dibandingkan tahun ke
tercapai) (sudah tercapai) dua
Perijinan produk Diperolehnya
perijinan produk
(dalam proses
karena ada
kendala)
Rekruitment ukm Terseleksinya 10
tenant mahasiswa/ alumni
yang masuk program
(sudah tercapai)
Proses inkubasi Terselenggaranya proses
inkubasi sesuai dengan
need asessment
Pemagangan 10 tenant masuk proses
pemagangan di unit
usaha yang telah
didirikan (sudah
tercapai)
Pendampingan Pendampingan Pendampingan usaha
penyusunan business produktif tenant
plan bagi tenant
(tenant mampu
membuat business
plan)
Jumlah tenant yang 5 orang

146
AJIE – Volume. 03, Issue. 02, May 2018

lulus program
Tenant inwall 1 orang

URAIAN KEGIATAN DAN METODE adalah warna buah atau sayur relatif
PENGABDIAN tidak berubah, lebih renyah, tampil
lebihmenarik dan rasa lebih enak.
A. Solusi dan Metode yang Bentuk produk seperti inilah yang
Ditawarkan disukai konsumen (Widaningrum,
Program pengembangan Inkubator et.al,. 2008). Buah yang dibuat
Bisnis diharapkan pada Tahun 2022 kripik adalah apel, salak, dan
menjadi unit yang mandiri dalam nangka.
pengelolaannya. Peningkatan capacity b. Pemantapan manajemen pada unit
building baik Inkubator maupun tenant usaha produktif (sudah ada 3 orang
dilakukan secara bertahap mulai dari yang mengelola usaha kripik
sumber pendanaan, perbaikan manajemen, buah)
optimalisasi penggunaan sumberdaya yang Kegagalan usaha lebih dari 80%
telah dimiliki dan penjalinan networking dikarenakan manajemen yang tidak
yang lebih luas. Penumbuhan wirausaha efektif, oleh karena itu untuk
baru berbasis tehnologi dimulai pada tahun meminimalisasi kegagalan dilakukan
ketiga yaitu pada kegiatan inkubasi. pemantapan manajemen pada unit
Berdasarkan permasalahan di atas maka usaha produktif. Pengelolaan usaha
solusi dan metode pendekatan yang baik dalam planning, organizing,
ditawarkan sebagai berikut : actuating, dan controling perlu
ditingkatkan dengan merekrut dan
Tahun Pertama (2015) menyeleksi tenaga kerja yang
a. Pendirian unit usaha produktif pada qualified di bidangnya. Struktur
Inkubator Bisnis (Sudah didirikan organisasi, pembagian tugas, hak dan
usaha kripik buah dengan nama tanggung jawab tenaga kerja
AMAJI FOOD) dioptimalkan sehingga memberikan
Fokus kegiatan Inkubator Bisnis hasil nyata berupa keuntungan.
pada bidang agribisnis sehingga c. Penjalinan kemitraan bisnis dengan
usaha yang didirikan juga relevan stakeholder terkait (sudah
dengan bidang tersebut. Melalui dilaksanakan dan dikembangkan
diskusi diantara Tim Pengusul, lagi untuk meningkatkan
akhirnya diputuskan usaha yang kapasitas bisnis)
mempunyai nilai tambah tinggi, Usaha produktif yang dibangun
prospek pemasaran tinggi, tingkat membutuhkan jaringan kemitraan
persaingan, penggunaan bahan baku bisnis antara lain suplier bahan baku,
lokal, fasilitas yang telah dimiliki bahan penolong, lembaga
dan keterbatasan sumber pendanaan pemasaran, pembiayaan, instansi
program. Akhirnya disepakati pemerintah terkait, lembaga profesi,
bahwa usaha yang didirikan adalah maupun lembaga penggiat bidang
usaha pengolahan hasil pertanian kewirausahaan.
yaitu usaha pembuatan kripik buah/
sayuran dengan menggunakan
vacum frying. Keuntungan
penggorengan vakum dibandingkan
dengan penggorengan konvensional

147
Adi, Riptanti, Irianto

Tahun Kedua (2016) melakukan pekerjaan dari


a. Pengembangan unit usaha produktif penyediaan bahan baku, seleksi,
tahun pertama (sudah berjalan proses produksi, pengemasan sampai
dengan baik) pemasaran. Diharapkan, tenant dapat
Unit usaha yang didirikan pada melakukan kegiatan usaha sendiri
tahun pertama dilakukan setelah lulus dari program
pengembangan baik omset, d. Penyusunan Business Plan
keuntungan, kemasan maupun Perencanaan bisnis harus
diversifikasi produk. Hal ini direncanakan dengan matang, salah
dilakukan sebagai contoh sukses satunya dengan menyusun Business
wirausaha berbasis tehnologi yang Plan. Tenant diarahkan dan
dilaksanakan di dalam kampus. dibimbing dalam menyusun business
b. Rekruitment dan seleksi mahasiswa plan terhadap bidang usaha yang
atau alumni UNS untuk menjadi akan dijalankan.
tenant (10 tenant yang ikut
program sampai dengan masuk Tahun Ketiga (2017)
program tahun ke II) a. Proses inkubasi tenant (program
Rekruitment dan seleksi terhadap inkubasi terhadap 5 tenant yang
mahasiswa atau alumni dilaksanakan mengikuti program tahun ke III,
untuk mencari calon wirausaha yang sekaligus merekrut sebanyak 9
mempunyai minat, motivasi dan orang tenant baru untuk
keinginan yang kuat dalam mengikuti program IbPTK tahun
berwirausaha berbasis tehnologi. ke III)
Berhasil tidaknya Inkubator Bisnis Materi dalam proses inkubasi berupa
dalam menumbuhkan wirausaha bimbingan tehnis baik teori maupun
baru salah satu faktor yang praktek sesuai bidang usaha yang
berpengaruh adalah pada proses ingin ditekuni para tenant.
rekruitment dan seleksi. Proses ini Penguasaan keterampilan
menjadi proses yang sangat penting, berproduksi sehingga menghasilkan
sehingga dapat diminimalisasi produk yang berkualitas sangat
kesalahan dalam proses seleksi. penting mengingat konsumen
Kondisi sekarang ini, ada fenomena sekarang ini semakin kritis terhadap
bahwa mahasiswa atau alumni yang standart kualitas produk. Materi
mendapat program hibah inkubasi selain praktek produksi juga
kewirausahaan hanya mengambil disampaikan mengenai praktek dan
keuntungan dari program. Dalam pelatihan pemasaran, pelatihan
program ini akan dihasilkan 10 pengelolaan usaha, akses
tenant yang terseleksi, setelah pembiayaan dan penjalinan jejaring
menjalani program magang sampai kemitraan bisnis. Proses inkubasi ini
dengan selesai, diseleksi sebanyak 5 dilaksanakan selama 2 bulan dan
tenant yang akan melanjutkan setelah inkubasi selesai dilaksanakan
program pada tahun ke III. dalam pendampingan usaha yang
akan dijalankan oleh tenant. Pada
c. Proses pemagangan tenant pada unit akhir program akan diseleksi tenant
usaha produktif Inkubator Bisnis yang lulus dan tidak dimana yang
Setelah lolos seleksi menjadi tenant, lulus adalah tenant yang mampu
maka langkah selanjutnya adalah secara mandiri berwirausaha
proses pemagangan selama kurang berbasis tehnologi
lebih 2 bulan di unit usaha produksi b. Pengembangan unit usaha produktif
pengolahan hasil pertanian. Tenant lebih baik dari tahun ke dua

148
AJIE – Volume. 03, Issue. 02, May 2018

Pada tahun ketiga ini, usaha produktif d. Tim memulai membuka usaha
harus dapat meningkat omset dan produksi kripik buah dengan brand
keuntungannya dibandingkan tahun name Amaji Food.
kedua. Hal ini untuk memotivasi
calon tenant maupun tenant dalam 2. Pemantapan manajemen pada unit
berwirausaha. usaha produktif (Sudah
dilaksanakan dan tercapai)
c. Penyusunan model pengembangan a. Caranya Tim melakukan diskusi
wirausaha berbasis technoprenership dengan para tenant dalam
Kegiatan yang telah dilaksanakan pengelolaan usaha supaya usaha
selama 3 tahun berjalan kemudian dapat bersaing di pasar. Tim
dievaluasi hasil-hasilnya. Hasil ini memaparkan strategi bersaing yang
kemudian disusun model harus dilaksanakan oleh para tenant
pengembangan wirausaha berbasis dalam berusaha.
technoprenership. b. Tim melakukan penataan manajemen
usaha. Tim melakukan pembagian
B. Prosedur Kerja Untuk Mendukung tanggung jawab pekerjaan kepada
Metode yang Ditawarkan para tenant mulai dari pengadaan
Implementasi dari metode yang bahan baku, prosessing, packaging,
ditawarkan direncanakan dilaksanakan pemasaran sampai pembukuannya.
selama 3 tahun. Secara garis besar metode Untuk sistem pemberian gaji/ upah,
yang digunakan dalam implementasi karena usaha ini dikelola oleh tenant
kegiatan ini yaitu pendirian unit usaha maka tenant harus dapat menggaji
produktif, metode observasi, diskusi, dirinya sendiri yang berasal dari
rekruitment, praktek, bimbingan tehnis/ pendapatan usaha ini.
pelatihan dan pendampingan usaha
produktif. Rincian prosedur kerja dalam 3. Penjalinan kemitraan bisnis dengan
mendukung metode yang ditawarkan stakeholder terkait (sudah
sebagai berikut: dilaksanakan dan perlu
1. Pendirian unit usaha produksi dikembangkan lagi)
keripik buah (sudah dilaksanakan a. Tim melakukan pemetaan kemitraan
dan tercapai) bisnis yang dapat diraih baik dalam
a. Caranya Tim melakukan bisnis maupun penjalinan kemitraan
mengidentifikasi buah lokal dan dengan stakeholder lainnya
murah yang dapat diproduksi untuk b. Tim melakukan penjalinan kemitraan
kripik buah dengan para suplier bahan baku,
b. Tim melakukan rekruitment dan bahan penolong, toko oleh-oleh/
seleksi tenant dalam produksi dan swalayan/ grosir, lembaga bank/ non
pemasarannya, dari proses ini akan bank, dinas koperasi dan umkm,
dihasilkan 3 orang tenant yaitu dinas perindustrian dan perdagangan,
Mailina, Aini dan Panji (Alumni KADIN, HIPMI, maupun lembaga
Diploma Tiga Fakulas Pertanian penggiat bidang kewirausahaan
UNS). c. Tim melakukan evaluasi hasil
c. Tim melakukan training kepada penjalinan kemitraan dan
tenant dalam hal produksi dan menindaklanjutinya
pemasarannya termasuk
manajemennya sampai tenant dapat 4. Pengembangan unit usaha produktif
memproduksi sesuai standart tahun pertama (sudah berjalan
kualitas yang diinginkan. dengan baik)

149
Adi, Riptanti, Irianto

a. Caranya Tim melakukan evaluasi b. Tim mendampingi pemagangan


hasil terhadap unit usaha produksi usaha tenant selama 2 bulan di unit
mengenai perkembangan produksi, usaha produktif Inkubator Bisnis
omset dan keuntungannya serta c. Tim melakukan monitoring dan
keefektifan strategi-strategi yang evaluasi terhadap pemagangan para
telah ditempuh. Tim menetapkan tenant
target pencapaian produksi, omset
maupun keuntungan 7. Penyusunan business plan
b. Tim mengidentifikasi dan a. Tim melakukan pemaparan
merumuskan strategi-strategi yang penyusunan business plan usaha
dapat dilaksanakan dalam yang berbasis tehnologi
pencapaian target produksi, omset b. Tim mendampingi tenant dalam
dan keuntungan menyusun business plan bidang
c. Tim mengimplementasikan strategi- usaha berbasis tehnologi yang ingin
strategi yang telah dirumuskan digeluti
dalam pencapaian target
8. Proses inkubasi tenant (proses
5. Rekruitment dan seleksi mahasiswa inkubasi terhadap 5 tenant yang
atau alumni UNS untuk menjadi mengikuti program tahun ke III,
tenant sekaligus rekrutmen 9 orang
a. Caranya melakukan sosialisasi tenant baru)
rekruitment calon ukm tenant yang a. Tim melakukan need asessment
berasal dari mahasiswa atau alumni. terhadap business plan yang telah
Syarat utama calon tenant adalah disusun tenant pada tahun
mahasiswa atau alumni mempunyai sebelumnya
minat, motivasi dan niat dalam b. Tim mendiskusikan materi-materi
berwirausaha. Selain itu, juga inkubasi yang akan diberikan kepada
dipersyaratkan telah memiliki peserta
minimal ide bisnis yang berbasis c. Tim memutuskan materi pada proses
tehnologi atau start-up. inkubasi termasuk praktek
b. Tim melakukan seleksi yang d. Pembekalan kewirausahaan berbasis
meliputi seleksi administrasi, tehnologi terhadap tenant
presentasi business plan usaha yang e. Tim melakukan inkubasi kepada ukm
akan dibuat dan wawancara tenant
c. Tim memutuskan dan f. Tim bersama dengan tenant
mengumumkan mahasiswa/ alumni melakukan studi banding ke ukm
yang lolos seleksi menjadi tenantnya yang usahanya berbasis teknologi
Inkubator Bisnis sebanyak 10 orang seperti bidang usaha tenant
tenant. g. Tim melakukan pendampingan
pasca inkubasi
6. Proses pemagangan tenant pada unit 9. Pengembangan unit usaha produktif
usaha produktif Inkubator Bisnis lebih baik dari tahun ke dua
a. Caranya Tim melakukan sosialisasi a. Tim melakukan evaluasi terhadap
pemagangan terhadap tenant yang target capaian usaha tahun kedua
lolos seleksi dan mempersiapkan b. Tim menetapkan target capaian tahun
tempat dan pembagian job ketiga disertai strategi-strategi
description pada unit usaha produksi pencapaian target
Inkubator Bisnis c. Tim mensosialisasikan target dan
strategi pencapaian target terhadap

150
AJIE – Volume. 03, Issue. 02, May 2018

para karyawan dan 1. Seleksi tenant dalam proses inkubasi


mengimplementasikannya tenant
10. Fasilitasi tenant berwirausaha di Tenant pada tahun kedua yang telah
dalam kampus mengembangkan usaha keripik buah
a. Tenant yang lulus program merupakan mahasiswa. Namun, setelah
(berdasarkan seleksi) akan diberikan mereka lulus kuliah dan telah diterima
fasilitasi ruang produksi untuk bekerja di perusahaan yang lebih bonafit
berwirausaha di dalam kampus akhirnya mengundurkan diri dari usaha
berdasarkan skala prioritas yang telah dibangun. Ini merupakan salah
b. Tim melaksanakan pendampingan satu kelemahan proses recruitment dan
terhadap usaha tenant inkubasi bila tenantnya mahasiswa.
11. Penyusunan model pengembangan Mereka masih berproses dalam mencari
wirausaha berbasis penghidupan yang lebih baik dan akan
technopreneurship memanfaatkan kesempatan yang lebih
a. Tim melakukan evaluasi terhadap baik. Oleh karena itu, dalam kegiatan
kegiatan yang sudah dilaksanakan tahun ketiga ini dilaksanakan seleksi
meliputi kekuatan, kelemahan, kembali untuk menjaring mahasiswa dan
peluang dan ancaman dalam alumni untuk mengikuti proses inkubasi.
pengembangan wirausaha berbasis Tim Pengabdian melakukan
tehnologi sosialisasi kembali kepada mahasiswa dan
b. Tim mendiskusikan dan menyusun alumni yang berminat mengikuti program
model yang dapat dibangun dalam IbPTK pada Pusat Studi Pengembangan
pengembangan wirausaha berbasis Koperasi dan UMKM. Dari 15 orang yang
technopreneurship berminat akhirnya diseleksi sebanyak 11
orang untuk mengikuti proses inkubasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Seleksi yang dilaksanakan meliputi seleksi
Kegiatan yang telah dilaksanakan administrasi dan seleksi wawancara,
pada tahun ketiga ini adalah: berikut proses seleksi yang telah
dilaksanakan:

Gambar 2. Proses seleksi calon tenant

Dalam proses seleksi tersebut, akhirnya d). Hafizh Hilmy Falahi (H0815053)
terseleksi 11 tenant yang terdiri 2 orang f). Huda Heldirin Nusa (H0815061)
tenant lama dan 9 tenant baru sebagai g). Rizkyana Tisni Andjarwati
berikut : (H3115063)
a) Reismaya Wanamerta Nugroho h). Siti Aisyah (H3115068)
(H0815101) i). Nikmatul Ulfa (H3115049)
b). Yonex Jalu Lailasura (alumni) j). Puspita Werdi Lestari (H3115056)
c). Shaff Ahmad Satria (H3115067) k). Wilfan Damar Bagasta (H3115076)
151
Adi, Riptanti, Irianto

l). Abinawa Huri Nugrahanta (alumni). a. Peningkatan capacity building


dengan pelatihan business plan
Tim Pengabdian memberikan kesempatan Kemampuan tenant dalam berwirausaha
yang lebih besar kepada tenant yang lolos perlu ditingkatkan manajemennya
seleksi lebih dari 5 orang dengan harapan sehingga jangan sampai usaha yang
semakin besar kesempatan yag diberikan dibentuk tanpa adanya perencanaan
maka semakin banyak pula wirausaha terlebih dahulu. Business plan merupakan
berbasis technopreseur campuss yang sebuah dokumen yang menjadi dasar para
dihasilkan. wirausaha dalam menjalankan aktivitas
bisnisnya atau dalam meraih kerjasama
2. Proses inkubasi tenant dengan pihak lain.
Proses inkubasi tenant adalah Tim Pengabdian juga memberikan
proses peningkatan kapasitas tenant dalam motivasi yang kuat bagi para peserta
keterampilan, pengetahuan, wawasan dan pelatihan agar dalam menjalankan bisnis
pengembangan diri sehingga mempunyai jangan setengah hati. Berkaca dalam
bekal dalam berwirausaha. Tenant diberi pengalaman sebelumnya dimana para
pelatihan dan pembekalan baik di dalam tenant yang mengembangkan usaha
kelas maupun di luar kelas dalam praktek keripik buah ini meninggalkan usaha yang
berwirausaha. Proses inkubasi yang telah baru dirintis karena ada kesempatan
dilaksanakan oleh Tim Pengabdian bekerja di perusahaan yang lebih bonafit.
meluputi : Berikut kegiatan pelatihan business plan
yang telah dilaksanakan.
:

Gambar 3. Pelatihan Business Plan

Peserta pelatihan diberi kesempatan ini sangat penting dalam menggunakan


menyelesaikan proposal business plan secara efisien. Pengenalan ini meliputi
sampai akhir Oktober 2017. Pengetahuan jenis tehnologi yang akan digunakan
yang diperoleh selama magang kerja nanti dalam proses produksi, bagaimana
akan semakin menambah wawasan tenant mengoperasikan, kendala yang dihadapi
dalam menyempurnakan proposalnya dan bagaimana mengatasi kendala
sehingga bisa dipakai panduan bisnis. tersebut. Perawatan sangat penting untuk
b. Pengenalan peralatan produksi meminimalisasi terjadinya kerusakan
Tehnologi produksi harus dapat dijalankan sehingga biaya perawatan menjadi
dan dikuasai oleh para tenant karena hal minimal. Pengenalan peralatan tehnologi
dapat dilihat pada gambar berikut
:

152
AJIE – Volume. 03, Issue. 02, May 2018

Gambar 4. Pengenalan tehnologi produksi

c. Peningkatan keterampilan dan baik, proses produksi sesuai Good


kemampuan dalam berwirausaha Manufacturing Process (GMP) dan
Dalam proses inkubasi juga diberikan pengemasan. Buah yang dipilih dalam
pelatihan proses produksi keripik buah proses ini adalah salak dan nangka karena
mulai dari pengenalan kualitas buah yang pasarnya yang mudah dan jelas
.

Gambar 5. Pelatihan keterampilan produksi keripik buah

Pembagian tugas dan tanggung jawab Tengah untuk mengikutsertkan tenant/


dalam proses produksi sudah dilakukan UMKM dampingannya dalam pelatihan
antar peserta dimana ada yang bertugas ToT Aplikasi Sadewa Market di Semarang
dalam pembelian bahan baku, pengupasan/ tanggal 13 Agustus 2017. Hal ini disambut
pembersihan buah, proses penggorengan, baik oleh Tim Pengabdian dengan
pengemasan dan pemasaran. Jika seluruh mengikutsertakan Siti Aisyah dan
tenant sadar dan melaksanakan tugas Nikmatul Ulfa untuk mengikuti pelatihan.
tanggungjawabnya dengan baik maka Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini
keberlanjutan usaha keripik buah ini tidak adalah kedua tenant yang diikutkan dalam
menemui kendala yang berarti. pelatihan memperoleh tambahan wawasan
d. Pelatihan ToT Aplikasi Sadewa dalam pemasaran sehingga menambah
Market bekal pengetahuan dalam berwirausaha.
Tim Pengabdian mendapat tawaran dari Gambar saat pelatihan dapat dlihat sebagai
Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa berikut:

153
Adi, Riptanti, Irianto

Gambar 6. Pelatihan ToT Aplikasi Sadewa Market

3. Pengembangan unit usaha di tahun tingkat kematangannya juga semakin


ketiga dengan memfasilitasi tenant matang. Hal ini perlu kerja cerdas supaya
berwirausaha di dalam kampus bahan baku tidak lekas matang sehingga
Setelah proses pengenalan peralatan dan menurun kualitasnya.
pelatihan keterampilan dalam proses Demikian juga dalam proses
produksi selesai, langkah selanjutnya penggorengan juga memerlukan
adalah para tenant/ peserta program pengalaman dan insting yang memadai.
inkubasi melakukan program magang Perkiraan waktu penggorengan sudah ada,
dalam unit produksi keripik buah di Pusat namun standarisasi kualitas bahan baku
Studi Pendampingan Koperasi dan yang belum ada menyebabkan tenant yang
UMKM. Proses ini belum selesai karena bertanggung jawab harus jeli melihat
waktu pemagangan selama dua bulan yang tingkat kematangan buah dalam tabung.
dimulai pada Bulan Agustus ini. Lengah 3 menit saja akan menjadikan hasil
Tim Pengabdian melakukan pemantauan gorengan menjadi gosong atau kurang
monitoring dan evaluasi hasil-hasil yang sedikit saja akan menyebabkan hasil
sudah dicapai oleh para peserta. Dalam gorengan tidak renyah karena kurang
proses produksi belum ada konsistensi matang. Tenant belajar bertanggung jawab
hasil penggorengan sehingga para tenant terhadap setiap proses yang ada sehingga
harus belajar lebih keras memperbaiki pemagangan ini merupakan ajang
setiap proses produksi. Dibutuhkan insting pembelajaran yang sangat penting supaya
dalam pemilihan kualitas bahan baku buah para tenant belajar mandiri dalam
karena kualitas bahan baku sangat berusaha. Sampai saat ini, hasil produksi
mempengaruhi hasil penggorengan. dalam proses pengujian mutu produk yang
Tingkat kematangan lebih sedikit saja akan menyangkut daya tahan produk dan tingkat
menyebabkan browning pada proses kerenyahan apabila sudah dikemas akan
penggorengan. Semakin lama bahan baku tahan berapa hari dalam pemasarannya
untuk diolah dari proses pembelian, maka
.

154
AJIE – Volume. 03, Issue. 02, May 2018

Gambar 7. Pengembangan unit usaha tahun ketiga

Tim Pengabdian memberikan fasilitasi untuk mereka dapat berusaha lebih giat
untuk mengembangkan usaha keripik buah lagi.
atau usaha lainnya di dalam Gedung
Pusbangnis di Purwosari kepada para DAFTAR PUSTAKA
tenant. Tenant yang diberikan fasilitas ini Alberti, Fernando; Salvatore Sciascia, dan
adalah tenant yang benar-benar Alberto Poli. 2004.
mempunyai kemauan dan motivasi kuat Entrepreneurship Education: Notes
dalam berwirausaha. Sampai saat ini, on and Ongoing Debate. 14th
masih proses seleksi terhadap para tenant Annual int. Ent. Conference.
yang mengikuti program ini. University of Napoli Federico II
4. Penyusunan model pengembangan (Italy) 4-7 July 2004
wirausaha berbasis Dandan Irawan. 2014. Pembentukan
technopreneurship Inkubator Bisnis.
Tim Pengabdian masih melakukan Erlyna Wida Riptanti, Emi Widiyanti,
koordinasi dalam penyusunan model Heru Irianto, Bekti Wahyu Utami,
pengembangan wirausaha berbasis R. Kunto Adi. 2012. Laporan Akhir
technopreneurship. Hasil tahun ketiga Pengembangan Inkubator Bisnis
dalam proses inkubasi dan pengembangan Kerjasama Dengan Perguruan
usaha di dalam kampus yang dilakukan Tinggi Tahun Anggaran 2012.
oleh para tenant akan dapat melengkapi Pusat Studi Pendampingan
model yang akan disusun. Koperasi dan UMKM LPPM UNS.
_________. 2013. Laporan Akhir
KESIMPULAN Pengembangan Inkubator Bisnis
Kegiatan yang telah dilaksanakan Kerjasama Dengan Perguruan
pada tahun ketiga ini meliputi : Tinggi Tahun Anggaran 2013.
1. Seleksi tenant dalam proses inkubasi Pusat Studi Pendampingan
tenant Koperasi dan UMKM LPPM UNS.
2. Proses inkubasi tenant Ery Supriyadi dan Eka Setiajatnika,. 2009.
3. Pengembangan unit usaha di tahun Inkubator Sebagai Media Transfer
ketiga dengan memfasilitasi tenant Teknologi Dan Pegembangan
berwirausaha di dalam kampus Kewirausahaan. Jurnal Sains
4. Penyusunan model pengembangan Manajemen dan Akuntansi. Vol 1
wirausaha berbasis No 1 September 2009.
technopreneurship Indra M Yusuf. 2012. Perguruan Tinggi
Kegiatan tersebut di atas sampai dengan Harus Dukung Peningkatan UKM.
sekarang masih dalam proses penyelesaian http://keuanganlsm.com/perguruan
kegiatan dan masih perlu pendampingan -tinggi-harus-dukung-peningkatan-
ukm/

155
Adi, Riptanti, Irianto

Rinto Yulhan. 2014. Pengangguran


Terdidik.
http://yulhanrinto.blogspot.com/20
14/03/pengangguran-terdidik.html
Tri Siwi Agustima. 2011. Peran Inkubator
Bisnis Perguruan Tinggi Dalam
Meminimalkan Resiko Kegagalan
Bagi Wirausaha Baru Pada Tahap
Awal (START-UP). Majalah
Ekonomi Tahun XXI, No. 1 April
2011
Widaningrum, N. Setyawan dan D.A.
Setyabudi. 2008. Pengaruh Cara
Pembumbuan Dan Suhu
Penggorengan Vakum Terhadap
Sifat Kimia Dan Sensori Keripik
Buncis (Phaseolus Radiatus)
Muda. J.Pascapanen 5(2) 2008:
45-54
Yohnson. 2003. Peranan Universitas
dalam Memotivasi Sarjana
Menjadi Young Entrepreneur.
Jurnal manajemen &
Kewirausahaan. Vol 5 no 2
September 2003. Surabaya:
Universitas Kristen Petra.

156

You might also like