You are on page 1of 15

ANALISA PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON SEMEN PCC DAN

SEMEN TIPE 1 TERHADAP PEMAKAIAN SIKAMENT NN

Irfan Istighfar
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau
Tel. 076166596, Pekanbaru 28293 ± Riau, E-mail: irfanistighfa@gmail.com

Alex Kurniawandy
Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau
Tel. 076166596, Pekanbaru 28293 ± Riau, E-mail: Alexkurniawandy@gmail.com

Ermiyati
Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau
Tel. 076166596, Pekanbaru 28293 ± Riau, E-mail: Ermiyati_tanjung@yahoo.co.id

ABSTRACK

The state of the art in cement manafacturer produces cement that can give high
quality concrete and environmentally sustainable, which of product is Portland
Composite Cement (PCC). This research aim to find solution to increase the
compressive strength of PCC approaching the value of Ordinary Portland Cement
(OPC) Compressive Strength. One of the solution is by adding Sikament NN into
the concrete mixture. Samples are in Cylindrical shape 15 cm diameter and 30 cm
height in age of test 7, 28 and 91 day with 3 samples per each. Design of mix
composition use ACI method with w/c 0,4 ; 0,35 ; 0,3. The initial time for OPC is
92,99 minute and the final setting time is 150 minute, the initial time for PCC is
119,17 minute and final setting time is 165,5 minute. The initial time for OPC with
Sikament NN is 222,5 minute and final setting time is 285 minute, the initial time
for PCC with Sikament NN is 247,5 minute and final setting time is 300 minute. The
result of compressive strength at age of samples of 7, 28 and 91 days with FAS of
0,4; 0,35; and 0,30; shows higher compressive strength of type 1 cement compared
WR 3&& FHPHQW¶V FRPSUHVVLYH VWUHQJWh and higher compresive strength of type
6LNDPHQW 11 FRPSDUHG WR 3&& 6LNDPHQW 11¶V FRPSUHVLYH VWUHQJWK DQG KLJKHU
FRPSUHVLYH VWUHQJWK RI 3&& 6LNDPHQW 11 FRPSDUHG WR W\SH FHPHQW¶V
compressive strength.

Keyword : Compressive Strength, PCC cement, Type 1 cement , initial time,


Sikament NN

1. PENDAHULUAN agregat halus agregat kasar dan air


Semen salah satu bahan bila perlu ditambah dengan zat aditif
bangunan yang merupakan bahan lainnya (Mulyono, 2013).
susun utama dalam pembuatan beton. Saat ini para Industri semen
Beton adalah campuran antara semen selain mengeluarkan produk semen

1
yang menghasil beton mutu tinggi dan sehingga dapat meningkatkan kuat
mengeluarkan semen yang ramah tekan. Semen PCC di kota Pekanbaru
lingkungan tanpa mengurangi mutu banyak digunakan sebagai campuran
beton yang dihasilkan, salah satunya beton karena masyarakat Pekanbaru
adalah semen PCC (Portland Cement beranggapan bahwa kualitasnya sama
Composite). Semen jenis ini banyak dengan kwalitas semen tipe I
dipakai oleh pengguna konstruksi, hal Berdasarkan uraian diatas,
ini disebabkan karena dipasaran maka dicoba dicarikan solusi untuk
banyak tersedia jenis semen PCC membuat beton dengan semen PCC
sementara semen tipe I sangat sulit yang kualitasnya mendekati semen
ditemukan, dan hampir tidak ada tipe I. Salah satu solusi yang dapat
dipasaran, sehingga para pengguna mengatasi permasalahan diatas,
pada umumnya menganggap semen dalam penelitian ini adalah memakai
PCC mutunya sama dengan semen bahan tambah atau additif yang dapat
tipe I, faktanya komposisi, sifat fisik, meningkatkan mutu beton dengan
maupun sifat kimianya tidak sama. menggunakan jenis semen PCC.
³Pada tipe PCC komposisi bahan Bahan tambah yang digunakan dalam
bakunya terdiri dari tiga macam, penelitian ini adalah Sikament NN
yaitu: 70% sampai 90% Clinker yang yang berfungsi dapat mengurangi
merupakan hasil olahan pembakaran pemakaian air hingga 20% dan dapat
batu kapur, pasir silica, pasir besi dan meningkatkan 40% kuat tekan beton,
lempung, sekitar 5% Gypsum sebagai karena dapat mengurangi pemakaian
zat memperlambat pengerasan, dan air pada campuran beton dan
zat tambahan (Additive) berupa kapur meningkatkan Slump beton sampai 8
(lime stone), abu terbang (fly ash dan inch (208 mm) atau lebih. ³Dosis
trass). Kapur dapat menutup rongga- yang disarankan adalah 1% sampai
rongga yang terdapat dalam semen, 2% dari berat semen. Dosis yang
sedangkan abu terbang yang berlebihan akan menyebabkan
mengandung SiO2 dapat menurunnya kekuatan beton
meningkatkan kuat WHNDQ EHWRQ´ (Mulyono, 2004)´
(Mulyati, 2013). Jika zat tambahan Bahan kimia tambahan
tersebut tidak lebih dari sekitar 3 % (chemical admixture) ialah bahan
umumnya masih memenuhi kualitas kimia (berupa bubuk atau cairan)
tipe 1 atau OPC (Ordinary Portland yang dicampurkan pada adukan beton
Cement) selama pengadukan dalam jumlah
Pada PCC ditambahkan pula tertentu untuk mengubah beberapa
Lime stone yang berfungsi sifatnya (SK SNI S-18-1990-03
meningkatkan kuat tekan. Hal ini spesifikasi Bahan Tambahan untuk
terjadi karena Lime stone mempunyai Beton). Ada beberapa tipe dari bahan
bentuk fisik yang mudah halus, tambah yang dikembangkan
sehingga dengan kehalusan tersebut, berdasarkan standar dari ASTM C
lime stone dapat menutup rongga- 494-80 yang terlampir pada tabel
rongga yang terdapat didalam semen berikut.

2
Tabel 1. Tipe-tipe dari Chemical Admixture:
No Tipe Nama Fungsi
1 Tipe A Water Reducing (WR)Mengurangi penggunaan air
2 Tipe B Set Retarding (SR) Memperlambat proses
pengerasan beton
3 Tipe C Set Accelerating (SA) Mempercepat pengerasan beton
4 Tipe D WR + SR Mengurangi penggunaan air dan
memperlambat proses
pengerasan beton
5 Tipe E WR + SA Mempercepat pengerasan beton
6 Tipe F High Range Water Mengurangi air dalam jumlah
Reducing (HRWR) yang banyak
7 Tipe G HRWR + SR Mengurangi air dalam jumlah
yang banyak dan mempercepat
proses pengerasan beton
(Sumber: ASTM C 494-80)

Sikament NN adalah cairan pengecoran untuk struktur ramping


Superplasticizer yang sangat efektif dengan penulangan yang rapat,
dengan aksi ganda untuk produksi Sikament NN ini juga cocok untuk
beton yang mengalir atau bahan untuk daerah yang kering khususnya daerah
mengurangi penggunaan air beton yang susah mendapatkan air bersih,
untuk membantu menghasilkan karena sebagai bahan pengurang air
kekuatan yang tinggi. Sikament NN dapat mengurangi hingga 20% dan
memberikan keuntungan sebagai akan memberikan peningkattan 40%
Superplasticizer yaitu meningkatkan kuat tekan dalam 28 hari (Modul
kelecakkan yang memudahkan Sika).

2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Pemeriksaan Karakteristik Riau sedangkan Agregat halus yang
Material Agregat digunakan dari Sungai Kampar,
Bangkinang Kabupaten Kampar,
Material yang digunakan adalah Riau. Adapun jenis pemeriksaan yang
batu pecah berasal dari Sungai akar, dilakukan dapat dilihat pada tabel
Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, berikut :
Tabel 2. Pengujian material
Pengujian Agregat Standar
Analisa saringan SNI 03-1968
Berat jenis SNI 03-1969 dan SNI 03-1970
Kadar air SNI 03-1971

3
Berat volume SNI 03-4804
Keausan agregat SNI 03-2417
Kadar lumpur PBI 1971
Kandungan organik PBI 1971

2.2 Pengujian Waktu Ikat Semen Komposisi campuran yang didapat


Pengujian ini bertujuan untuk tertera pada Tabel berikut ini.
menentukan waktu yang diperlukan
semen untuk mengeras, terhitung dari Tabel 3. Komposisi campuran beton
mulai bereaksi dengan air dan FAS 0,4
menjadi pasta semen hingga pasta
Semen Air Batu pecah Pasir
semen cukup kaku untuk menahan
tekanan. Standar pengujian waktu ikat Kg Kg Kg Kg
semen adalah SNI 15-2049-2004. 447,50 166,99 1108,85 647,89
Waktu ikat semen terbagi atas 2 yaitu
waktu ikat awal dan waktu ikat akhir. Tabel 4. Komposisi campuran beton
Pengujian waktu ikat dapat dilakukan FAS 0,35
apabila nilai konsistensi normal
semen tercapai. Syarat nilai Semen Air Batu pecah Pasir
konsistensi normal memenuhi apabila Kg Kg Kg Kg
jarum penetrasi mencapai angka 10 ± 511,43 167,39 1108,85 595,35
1 mm sedangkan waktu ikat awal 25
± 1. Penelitian ini menggunakan Tabel 5. Komposisi campuran beton
bahan tambah sikament NN pada FAS 0,30
campuran pasta semen.
2.3 Perencanaan Mix Design Semen Air Batu pecah Pasir
Desain campuran (mix design) Kg Kg Kg Kg
beton pada penelitian ini 596,67 167,92 1108,85 525,30
menggunakan metode ACI (American
Concrete Institute). Penelitian ini
menggunakan FAS 0,4 0,35 0,3.
2.4 Benda uji beton. Penelitian ini menggunakan
tiga jenis faktor air semen dan bahan
Pembuatan benda uji pada
aditif yaitu FAS 0,4 0,35 0,3 dan jenis
penelitian ini sebanyak 108 sampel.
aditifnya adalah Sikament NN.
Benda uji berbentuk silinder dan
Selanjutnya perincian benda uji yang
digunakan untuk pengujian kuat tekan
akan dibuat dapat dilihat dibawah ini
Tabel 6. Jumlah Sampel Penelitian
TIPE I PCC TIPE I +NN PCC+NN
NO FAS JUMLAH
7 28 91 7 28 91 7 28 90 7 28 91
1 0,4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
2 0,35 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
3 0,3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
TOTAL 108

4
Perawatan benda uji dilakukan secara statistik menggunakan Metode
dengan cara perendaman dalam air Dixon (Yusnitha, et al 2007) sebelum
sampai dilakukan pengujian kuat diambil nilai rata-rata kuat tekannya.
tekan pada umur 7, 28, dan 91 hari. metode uji Shewhart merupakan
Perawatan dilakukan setelah beton teknik pengolahan data statistik untuk
mencapai final setting artinya beton data hasil uji tidak homogen. Data
telah mengeras. Perawatan dilakukan hasil uji tidak homogen perlu
agar proses hidrasi selanjutnya tidak dilakukan seleksi data hasil uji
mengalami gangguan. Jika hal ini profisiensi dengan menggunakan
terjadi beton akan mengalami metode uji Shewhart. Data yang tidak
keretakan karena kehilangan air yang seragam di eliminasi menggunakan
begitu cepat. uji dixon dimana data disusun mulai
2.5 Pengujian Kuat Tekan Beton dari data paling kecil.
Pengujian Kuat tekan beton
diambil dari 3 sampel beton 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
berbentuk silinder. Umur beton yang 3.1 Hasil pengujian agregat
diuji yaitu 7, 28, dan 91 hari. Dari
Hasil penelitian yang dapat
hasil pengujian kuat tekan beton
dibahas meliputi hasil pengujian
didapat nilai kuat tekannya. Nilai kuat
karakteristik material agregat, waktu
tekan tersebut terlebih dahulu diolah
ikat semen, kuat tekan beton.

Tabel 6. Hasil pengujian karakteristik material agregat

Batu
No Jenis Pemeriksaan Pasir Standar Spesifikasi
pecah
1 Kadar Lumpur (%) 1,33 - < 5%
2 Berat Jenis (gr/cm3)
a. Apparent Specific Gravity 2,68 2,72 2,58 ± 2,83
b. Bulk Specific Gravity on Dry 2,56 2,63 2,58 ± 2,83
c. Bulk Specific Gravity on SSD 2,61 2,67 2,58 ± 2,83
d. Prosentase Absorbsi Air (%) 1,73 1,16 2-7
3 Kadar Air (%) 7,32 2,00 3-5
4 Modulus Kehalusan 2,61 7,31 1,5 ± 3,8, 5 ± 8
5 Berat Volume
a. Kondisi Padat 1,55 1,51 > 1,2
b. Kondisi Gembur 1,36 1,31 > 1,2
6 Kadar Organik No. 3 Maks No. 3
Keausan (%) - 22,65 < 40

5
Dari hasil pengujian material Sebelum pelaksanaan pengujian
diatas terdapat hasil uji yang tidak waktu ikat perlu dilakukan pengujian
memenuhi standar pengujian, konsistensi normal semen. Pengujian
diantaranya kadar air agregat kasar konsistensi normal dilakukan untuk
dan agreagat halus. Nilai absorption mencari jumlah/persentase air yang
tidak memenuhi standar karena diperlukan untuk pengujian waktu
sebelum dilakukan pengujian agregat ikat. Jumlah/persentase tersebut
dalam kondisi basah. Hal ini didapat dengan cara coba-coba
disebabkan karena agregat terkena sampai jarum penetrasi mencapai
hujan sebelum dilaksanakan angka 10 ± 1mm. Dari hasil penelitian
pengujian. Pengujian kadar air didapat nilai konsistensi normal pada
agregat halus tidak memenuhi standar semen tipe 1 yaitu 25,23% (164 ml)
karena agregat dalam kondisi basah dan semen PCC 24,92% (162 ml),
sebelum pengujian dilakukan. sedangkan dengan menggunaan
Nilai modulus kehalusan bahan tambah sikament NN didapat
agregat kasar diperoleh sebesar 7,31, 21,08% (137 ml) dan semen PCC
menurut mulyono (2003), makin 21,69% (141 ml).
besar nilai fine modulus suatu agregat Dari nilai konsistensi normal
berati makin besar butiran tersebut dilanjutkan pengujian waktu
agregatnya. ikat sehingga didapat hasil seperti
grafik dibawah ini.
3.2 Hasil pengujian waktu ikat
Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui waktu pengikatan semen.
GRAFIK WAKTU IKAT SEMEN TIPE I DAN PCC
45,0

40,0 40,0 39,5 39,0


38,3 38,5 38,0
37,0
35,0 35,5

30,0
Penetrasi (mm)

26,8
25,0 25 25 25
23,8
20,0
TIPE I 17,8
15,0
PCC
10,0
WAKTU IKAT
5,0 AWAL PCC 3,0 2,8
0,0 92,92 119,17 1,0 1,0
0,0 0,0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
Waktu(menit)

Gambar 1. Grafik waktu ikat semen tipe 1 dan PCC

6
GRAFIK WAKTU IKAT SEMEN TIPE I DAN PCC + NN
40 38,538,538,5
38,25
38,25
38,2538 37,537,5
37
38 35 35 34,5 35,5
36 34 34 34 33,5 34
33 33
34 31,531,531,531,5
32 30 29,5
30
28 25 26,5
25 25 24,5
24
PENETRASI (mm)

26
24
22
20
18 15
16 TIPE I
14 12,5
12 PCC
10
WAKTU IKAT AWAL 6
8 5
TIPE I
6 WAKTU IKAT AWAL
4 2
PCC
2 222,5 247,5 0 0
0
0 15 30 45 60 75 90 105120135150165180195210225240255270285300315
WAKTU (menit)

Gambar 2. Grafik waktu ikat semen 1 dan PCC ditambah Sikament NN

Pada Gambar 1. Menunjukkan Kemudahan pengerjaan dapat


bahwa nilai waktu ikat awal semen dilihat dari nilai slump, yang identik
tipe 1 adalah pada menit ke-92,99 dan dengan tingkat keplastisan beton.
menit ke-150 untuk waktu ikat Semakin plastis beton, semakin
akhirnya.. Grafik waktu ikat semen mudah pengerjaannya (Mulyono,
PPC menunjukkan bahwa nilai waktu 2004), Unsur-unsur yang
ikat awal PPC adalah pada menit ke- mempengaruhi antara lain
121,4 dan menit ke-180 untuk waktu 1. Jumlah air campuran
ikat akhirnya. Untuk semen Tipe I + Semakin banyak air semakin
Sikament NN waktu ikat awalnya mudah untuk dikerjakan
pada menit ke- 222,5 sedangkan 2. Gradasi campuran
waktu ikat akhirnya yaitu pada menit Jika memenuhi syarat dan
ke-285 dan untuk semen PCC + standar maka akan lebih mudah
Sikament NN waktu ikat awalnya dikerjakan.
pada menit ke- 247,5 sedangkan 3. Bentuk butiran agregat kasar
waktu ikat akhirnya yaitu pada menit Agregat berbentuk bulat-bulat
ke-300 akan lebih mudah untuk
3.3 Hasil Pengujian Slump dikerjakan.
Beton 4. Butiran maksimum
5. Cara pemadatan dan alat
pemadatan.

7
Tabel 7. Hasil Pengujian Slump beton

BETON NORMAL
FAS 0,4 0,35 0,3

Jenis Semen TIPE I PCC TIPE I PCC TIPE I PCC

Slump 90,00 90,00 80,00 80,00 40,00 30,00


Jumlah
penambahan/
8,73 11,64 15,52 23,29 15,52 15,52
pengurangan air
(kg/m3)
Berat Air(kg/m3) 175,73 178,64 182,91 190,68 183,44 183,44

FAS AWAL 0,40 0,40 0,35 0,35 0,30 0,30

FAS KOREKSI 0,39 0,40 0,36 0,37 0,31 0,31


Tabel 8. Hasil Pengujian Slump beton + sikament NN

BETON + SIKAMENT NN
FAS 0,4 0,35 0,3

Jenis Semen TIPE I PCC TIPE I PCC TIPE I PCC

Slump 120,00 110,00 125,00 140,00 140,00 130,00


Jumlah
penambahan/
-23,44 -15,52 -42,15 -42,73 -23,29 -34,93
pengurangan
air (kg/m3)
Berat Air 143,55 151,47 125,24 124,66 144,63 132,99

FAS AWAL 0,40 0,40 0,35 0,35 0,30 0,30

FAS KOREKSI 0,32 0,34 0,24 0,24 0,24 0,22

3.4 Hasil Pengujian Kuat Tekan Analisa data dengan menggunakan


Beton metode statistika yaitu metode uji
Pengujian kuat tekan beton Shewhart. Apabila hasil identifikasi
diambil dari 3 sampel kemudian di menunjukkan adanya data outlier (
Untuk mendeteksi adanya data outlier pencilan), maka yang dapat dilakukan
dalam pengujian ini, maka dilakukan adalah membuang atau

8
menghilangkan data pengamatan pengujian kuat tekan beton dapat
tersebut. Setelah dilakukan analisa dilihat pada Grafik berikut ini.
maka didapatlah hasil rata-rata

35,00 32,65
29,82
30,00
Kuat Tekan (Mpa) 25,57 25,38
25,00 23,21
19,44
20,00
SEMEN PADANG
15,00 TIPE I
SEMEN PADANG
10,00 PCC

5,00
0,00
0
0,00
0 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91 98
Umur

Gambar 3. Grafik Hubungan Kuat Tekan Beton antara Semen Padang Tipe 1 dan
PCC dengan FAS 0,4
45,00 41,99

40,00 35,67
33,78
35,00 32,46
30,38
Kuat Tekan (Mpa)

30,00 25,86

25,00
SEMEN PADANG
20,00 TIPE I
SEMEN PADANG
15,00 PCC
10,00

5,00
0,00
0
0,00
0 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91 98
Umur

Gambar 4. Grafik Hubungan Kuat Tekan Beton antara Semen Padang Tipe 1 dan
PCC dengan FAS 0,35

9
45
40,76
38,59
40

35 32,46 31,80 32,65

Kuat Tekaan (Mpa)


30 26,70

25
SEMEN PADANG
20 TIPE I
SEMEN PADANG
15 PCC
10

5
0
0
0 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91 98
Umur

Gambar 5. Grafik Hubungan Kuat Tekan Beton antara Semen Padang Tipe 1 dan
PCC dengan FAS 0,3
50,00
43,03
45,00
38,69
40,00 36,61 35,39
Kuat Tekan (Mpa)

35,00 31,71
36,99
30,00
25,00 SEMEN PADANG
TIPE I + NN
20,00
SEMEN PADANG
15,00 PCC + NN

10,00
5,00
0,00
0
0,00
0 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91 98
Umur

Gambar 6. Grafik Hubungan Kuat Tekan Beton antara Semen Padang Tipe 1+NN
dan PCC+NN dengan FAS 0,4

10
60,00

50,39
49,45
50,00 45,10
41,33
39,07

Kuat Tekan (Mpa)


40,00
31,89
30,00 SEMEN PADANG TIPE I
+ NN
SEMEN PADANG PCC +
20,00 NN

10,00

0,00
0
0,00
0 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91 98
Umur

Gambar 7. Grafik Hubungan Kuat Tekan Beton antara Semen Padang Tipe 1+NN
dan PCC+NN dengan FAS 0,35
50 47,09
45,29
45 42,37 41,99
40,95
40 36,42
Kuat Tekan (Mpa)

35
30
25 SEMEN PADANG TIPE I + NN
20
SEMEN PADANG PCC + NN
15
10
5
0
0
0 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91 98
Umur

Gambar 8. Grafik Hubungan Kuat Tekan Beton antara Semen Padang Tipe 1+NN
dan PCC+NN dengan FAS 0,3

11
45,00
38,69
40,00 36,99

35,00 31,71 32,65


29,82

Kuat Tekan (Mpa)


30,00
25,57
25,00
SEMEN PADANG TIPE I
20,00
SEMEN PADANG PCC +
15,00 NN

10,00

5,00
0,00
0,00
0 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91 98
Umur

Gambar 9. Grafik Hubungan Kuat Tekan Beton antara Semen Padang Tipe 1 dan
PCC+NN dengan FAS 0,4
60,00

49,45
50,00
41,99
39,07
Kuat Tekan (Mpa)

40,00
32,46 33,78

30,00 31,89
SEMEN PADANG TIPE I

20,00 SEMEN PADANG PCC +


NN
10,00

0,00
0,00
0 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91 98
Umur

Gambar 10. Grafik Hubungan Kuat Tekan Beton antara Semen Padang Tipe 1 dan
PCC+NN dengan FAS 0,35

12
45,00 42,37 41,99
40,76
38,59
40,00 36,42
35,00 32,46

Kuat Tekan (Mpa)


30,00

25,00
SEMEN PADANG TIPE I
20,00
SEMEN PADANG PCC +
15,00 NN

10,00

5,00
0,00
0,00
0 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91 98
Umur

Gambar 11. Grafik Hubungan Kuat Tekan Beton antara Semen Padang Tipe 1 dan
PCC+NN dengan FAS 0,3

Berdasarkan hasil uji kuat tekan untuk semen Tipe 1 waktu ikat
beton didapat bahwa nilai kuat tekan awalnya yaitu 92,99 menit dan
semen Tipe 1 dengan semen PCC waktu ikat akhirnya yaitu 150
tidaklah terlalu berbeda namun nilai menit. Untuk semen PCC
kuat tekan semen PCC masih waktu ikat awalnya pada
dibawah nilai kuat tekan Semen Tipe menit ke-119,17 sedangkan
1. Namun jika ditambahkan bahan waktu ikat akhirnya yaitu
tambah Sikament NN, kuat tekan pada menit ke-165. Untuk
semen PCC Lebih tinggi semen Tipe I + Sikament NN
dibandingkan kuat tekan semen Tipe waktu ikat awalnya pada
1 menit ke- 222,5 sedangkan
waktu ikat akhirnya yaitu
4. SIMPULAN pada menit ke-285 dan untuk
Berdasarkan hasil pengujian semen PCC + Sikament NN
dan pembahasan yang dilakukan waktu ikat awalnya pada
terhadap beton semen Tipe 1 dan menit ke- 247,5 sedangkan
Semen PCC, maka dapat diambil waktu ikat akhirnya yaitu
kesimpulan sebagai berikut: pada menit ke-300.
1. Berdasarkan hasil Pengujian 2. Berdasarkan hasil pengujian
waktu ikat dengan kuat tekan beton pada umur 7,
menggunakan alat Vicat 28 dan 91 hari dengan FAS
terhadap semen Tipe 1 dan 0,4 0,35 0,30, semen tipe 1
dan PCC didapat perbedaan lebih tinggi dibanding kuat
antara kedua semen tersebut tekan semen PCC dan kuat

13
tekan semen tipe 1+Sikament sama disetiap benda uji agar
NN lebih tinggi dibanding tidak terjadi perbedaan sifat
kuat tekan PCC+Sikament NN mekanik antar beton.
3. Berdasarkan hasil pengujian 4. Sebaiknya jumlah sampel
kuat tekan beton pada umur 7, yang dibuat lebih dari 5,
28 dan 91 hari dengan FAS karena semakin banyak
0,4 0,35 0,30, semen sampel pengujian semakin
PCC+Sikament NN lebih akurat data yang diperoleh
tinggi dibanding kuat tekan
semen tipe 1 DAFTAR PUSTAKA
4. Berdasarkan hasil uji kuat
tekan beton didapat bahwa American Standard Test Materials
nilai kuat tekan semen Tipe 1 (ASTM). 1994. Annual
dengan semen PCC tidaklah Books of ASTM Standard.
terlalu berbeda namun nilai Philadelphia: ASTM.
kuat tekan semen PCC masih Mulyati. 2013. Studi Perbandingan
dibawah nilai kuat tekan Kuat Tekan Beton Normal
Semen Tipe 1. Namun jika Menggunakan Semen
ditambahkan bahan tambah Portland Tipe I Dan Portland
Sikament NN, kuat tekan Composite Cement
semen PCC Lebih tinggi Mulyono, Tri. 2003. Teknologi
dibandingkan kuat tekan Beton, Andi Offset,
semen Tipe 1 Yogyakarta.
PBBI NI-2.1971. Peraturan Beton
5. SARAN Bertulang Indonesia. Bandung
Berdasarkan hasil pengalaman PT. Sika Indonesia. 2011. Know-
dalam melakukan penelitian di How From Site to Shelf Data
laboratorium, dapat dikemukakan Teknis : PT Sika Indonesia
saran yang mungkin dapat SNI 03-1968-1990. Metode
dipergunakan untuk penelitian Pengujian Tentang Analisis
lanjutan: Saringan Agregat Halus dan
1. Perlu adanya penelitian Kasar.Bandung: Badan
lanjutan terhadap umur Standar Nasional.
perawatan beton karena pada SNI 03-1969-1990. Metode
penelitian ini hanya sampai Pengujian Berat Jenis dan
umur 91 hari, sehingga dapat Penyerapan Air Agregat
membuktikan bahwa kuat Kasar.Bandung: Badan
tekan semen PCC lebih tinggi Standar Nasional.
dibandingkan kuat tekan SNI 03-1970-1990. Metode
semen Tipe I Pengujian Berat Jenis dan
2. Sebaiknya sebelum dilakukan Penyerapan Air Agregat
pembuatan sampel beton diuji Halus.Bandung: Badan
kadar air agregat, karena dapat Standar Nasional.
mempengaruhi FAS rencana SNI 03-1971-1990. Metode
3. Untuk proses pembuatan Pengujian Kadar Air
benda uji disarankan untuk
melakukan perlakuan yang

14
Agregat.Bandung: Badan
Standar Nasional.
SNI 03-1972-1990. Metode
Pengujian Slump
Beton.Bandung: Badan
Standar Nasional.
SNI 03-1974-1990. Metode
Pengujian Kuat Tekan Beton.
Bandung: Badan Standar
Nasional.
SNI 03-2417-1991. Metode
Pengujian Keausan Agregat
Dengan Mesin Abrasi Los
Angeles.Bandung: Badan
Standar Nasional.
SNI 03-2816-1992. Metode
Pengujian Kotoran Organik
Dalam Pasir Untuk Campuran
Mortar Atau Beton.Bandung:
Badan Standar Nasional.
SNI 03-2834-1993. Tata Cara
Pembuatan Rencana
Campuran Beton
Normal.Bandung: Badan
Standar Nasional.
SNI 03-4804-1998. Metode
Pengujian Bobot Isi Dan
Rongga Udara Dalam
Agregat. Bandung: Badan
Standar Nasional.
SNI 15-2049-2004. Semen Portland.
Bandung: Badan Standar
Nasional.
SNI 15-7064-2004. Semen Portland
Komposit,Bandung: Badan
Standar Nasional.
Yusnitha, et al. 2007. Penggunaaan
metode uji Dixon dan metode
Z-Score untuk teknik
pengolahan data statistik
hasil uji profisiensi bahan
bakar Nuklir. Hasil Penelitian
EBN, ISSN 0854-5561

15

You might also like